Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 17, NO.

1, Feb 2017
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003

PERSPEKTIF LINGKUNGAN MAKRO DAN LINGKUNGNA MIKRO TERHADAP


INOVASI DAN KINERJA PERKEMBANGAN USAHA UKM

Mariyudi
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Email: mariyudy@yahoo.com

Abstract: The specific objectives of this research study are: to provide new insights into the
innovation development activities of an emerging market (the macro-environmental perspective); to
gain a better understanding of SMEs’ innovation capabilities and practices (the micro-environmental
perspective); and to determine the impact of firm’s innovation on the business growth performance of
SMEs. The independent variables are externally driven factors (government supported developments,
financial resources, academic-industry collaborations, and market dynamics) and internally driven
factors (management orientation, organizational culture, technology orientation, alliance and
cooperation, and market orientation). The mediating variable is firm’s innovation and the dependent
variable is business growth performance. Drawing upon survey questionnaire data from 330 SMEs
(with an acceptable response rate of 98.18%) in the Indonesia market, five research hypotheses are
tested using a structural equations modeling technique. The results suggest that: fist, the micro-
environmental have a significant influence on firm’s innovation and business growth performance,
second, firm’s innovation have a significant influence on business growth performance, finally, the
macro-environmental have a non-significant influence on firm’s innovation and business growth
performance. This study makes significant contributions. It is believed to be the first empirical
research study examining SMEs’ innovativeness and their business growth performance in the
emerging Indonesia market. It also extends the business and innovation management literature and
has both academic and managerial implications.

Keywords: micro-environmental; macro-environmental; innovativation and business growth


performance.

PENDAHULUAN Shelton, 2006).


Lingkungan yang kompetitif di sebagian Literatur inovasi tradisional yang
besar negara dan perusahaan telah berubah diperkenalkan oleh Joseph Schumpeter (1934),
dikarenakan produksi telah berubah menjadi terfokus pada industri manufaktur dan intensitas
lebih berbasis teknologi dan berbasis persaingan di pasar dan ekonomi negara maju
pengetahuan, disamping itu kompetisi telah (Salavou, Baltas & Lioukas 2004; Avci,
mengglobal dan berkembang menjadi lebih Madanoglu & Okumus, 2011). Usaha kecil
berbasis inovasi (Mytelka, 2000; Szirmai, Naude secara khusus banyak terdapat di Indonesia, dan
& Goedhuys, 2011). Untuk dapat bertahan hidup jumlah usaha kecil per kapita di Indonesia jauh
dalam ekonomi pasar global saat ini dan lebih tinggi daripada di negara-negara lain
mencapai sukses jangka panjang, perusahaan (Kushnir et al., 2010). Secara historis usaha kecil
dituntut untuk beradaptasi dan terus berinovasi merupakan pemain utama dalam kegiatan
untuk dapat mengatasi persaingan yang ketat dan domestik, terutama sebagai penyedia lapangan
sesuai dengan perubahan permintaan pasar kerja. Usaha kecil juga telah menjadi mesin
(Tucker, 2002; Cefis & Marsili, 2005; Brem & penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan
Voigt, 2009; Hertog, 2010; Ellonen, Jantunen & masyarakat Indonesia (Mourougane, 2012).
Kuivalainen, 2011). Bahkan usaha kecil dan Dalam berbagai perspektif di dunia,
menengah perlu mencari model bisnis dan diakui bahwa Usaha Kecil dan Menengah
strategi baru, memperkenalkan produk dan (UKM) memainkan peran penting dalam
layanan baru yang lebih baik serta pembangunan ekonomi, karena mereka telah
mempertimbangkan pengetahuan baru dan menjadi sumber utama penciptaan lapangan kerja
teknologi (Hadjmanolis, 1999; Chirico & dan pertumbuhan output, tidak hanya di negara
Salvato, 2008). Inovasi dianggap penting untuk berkembang, tetapi juga di negara-negara maju
pertumbuhan usaha (Dougherty & Hardy, 1996; (Piper,1997; Aharoni, 1994; Bijmolt & Zwart,
Drucker, 2003; Haour, 2004; Davila, Epstein & 1994; Thornburg, 1993).

1
Di negara berkembang di Asia (termasuk menggambarkan pentingnya mengadopsi
ASEAN), UKM telah memberikan kontribusi pendekatan lengkap untuk manajemen inovasi
signifikan selama bertahun-tahun (Narain, 2003). dengan menggabungkan konteks lingkungan
Negara-negara ASEAN menyebut UKM sebagai makro dan lingkungan mikro. Selanjutnya, studi
mesin pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, ini memberikan kontribusi pada literatur terkini
tulang punggung ekonomi nasional, sektor khususnya yang berhubungan dengan perilaku
pekerjaan dengan penghasilan tertinggi, dan alat inovatif UKM dalam konteks pasar dan ekonomi
potensial bagi pengentasan kemiskinan Indonesia.
(Tambunan, 2008). UKM juga memainkan peran
strategis dalam pengembangan sektor swasta, KAJIAN KEPUSTAKAAN
terutama setelah krisis keuangan Asia termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Indonesia pada tahun 1997-1998 (Tambunan,
Menurut Rahmana (2008), beberapa
2008; Dharmanegara et al., 2016).
lembaga atau instansi bahkan memberikan
Di Indonesia Usaha Kecil Menengah definisi tersendiri pada Usaha Kecil Menengah
(UKM) memainkan peran strategis dalam (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara
pengembangan ekonomi nasional, yang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop
ditampilkan melalui porsi Produk Domestik dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS),
Bruto (PDB). UKM memberikan kontribusi Keputusan Menteri Keuangan No
terhadap PDB Nasional mencapai 57,94% (atau 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994.
sama dengan Rp 4.303.571,5 triliun) dan Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda
meningkat menjadi 59,08% (atau setara dengan antara satu dengan yang lainnya.
Rp 4.869.568,1 triliun) pada tahun 2012 (Salim,
2013). Selain itu terkait dengan kinerja ekspor Menurut Kementrian Menteri Negara
Indonesia, pada tahun 2010 UKM Indonesia Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop
berkontribusi Rp 175.894,9 miliar (sama dengan dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha
15,81%) terhadap kinerja ekspor nasional dan Rp Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI),
187.441,82 miliar (setara dengan 16,44%) pada adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki
tahun 2011 (Salim, 2013). jumlah tersebut kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,
menunjukkan pertumbuhan yang besar UKM di tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
Indonesia. usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling
banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha
Inovasi dapat terbentuk dan dipengaruhi
Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik
oleh sejumlah faktor lingkungan makro dan
warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan
faktor lingkungan mikro, yang penting bagi
bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp
UKM agar dapat beradaptasi untuk mencapai
10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan
kinerja pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi
bangunan.
(Hossain, 2013). Banyak penelitian menunjukkan
bahwa kolaborasi akademik-industri dan budaya Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
organisasi secara positif mempengaruhi inovasi Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni
(Parker, 1992; Deshpande, Farley & Webster, 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai
1993; Martins & Terblanhe, 2003; Peebles, 2003; perorangan atau badan usaha yang telah
Wright, 2008; Nelson, 2011), sementara melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai
penelitian lain menemukan bahwa orientasi penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp
teknologi, aliansi dan kerjasama berpengaruh 600.000.000 atau aset/aktiva setinggitingginya
negatif terhadap inovasi (Gomez Arias, 1995; Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan
Tripsas & Gavetti, 2000; Bougrain & Haudeville, yang ditempati) terdiri dari : (1) badang usaha
2002; Srinivasan, Lilien & Rangaswamy, 2002; (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan
Laforet & Tann, 2006). Temuan tidak konsisten (pengrajin/industri rumah tangga, petani,
menunjukkan bahwa pengaruh dari faktor-faktor peternak, nelayan, perambah hutan, penambang,
penentu lingkungan makro dan mikro mungkin pedagang barang dan jasa).
kuat dalam konteks homogen namun dinamis Badan Pusat Statistik mendefiniskan Usaha
dalam konteks heterogen, sehingga perlu Mikro sebagai usaha yang memiliki tenaga kerja
diselidiki lebih lanjut (Voss & Voss, 2000; Gao, lebih dari 4 orang, usaha menengah adalah usaha
Zhou & Yim, 2007). yang memiliki tenaga kerja antara 20 orang
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk hingga 99 orang. Sedangkan Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud Undang Undang No.9 badan usaha yang bukan merupakan anak
Tahun 1995 adalah usaha produktif yang perusahaan atau cabang perusahaan yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
bersih paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan Kecil atau usaha besar yang memiliki kekayaan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil bersih lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus
penjualan paling banyak Rp1.000.000.000,00 juta upiah) sampai dengan paling banyak
(satu milyar rupiah) per tahun serta dapat Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
menerima kredit dari bank maksimal di atas tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
dengan Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah). lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
World Bank mendefinisikan Usaha Kecil atau ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Small Enterprise, dengan kriteria: Jumlah Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
karyawan kurang dari 30 orang; Pendapatan rupiah). (Bank Indonesia;
setahun tidak melebihi $ 3 juta; Jumlah aset tidak http://infoukm.wordpress.com).
melebihi $ 3 juta. Usaha Menengah atau Medium
Enterprise adalah usaha dengan kriteria : Jumlah Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
karyawan maksimal 300 orang; Pendapatan (UMKM) menurut UU Nomor 20 Tahun 2008
setahun hingga sejumlah $ 15 juta; Jumlah aset digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset
hingga sejumlah $ 15 juta. yang dimiliki oleh sebuah usaha.
Namun demikian pengertian terbaru Tabel 1. Kriteria UMKM
mengenai Usaha Kecil menurut Undang-Undang Kriteria
No Usaha Asset Omzet
Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan 1 Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300
oleh orang perorangan atau badan usaha yang juta
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan 2 Usaha Kecil >50 juta – >300 juta –
500 juta 2,5 Miliar
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
3 Usaha >500 juta – >2,5 Miliar
menjadi bagian baik langsung maupun tidak Menengah 10 Miliar – 50 Miliar
langsung dari usaha menengah atau usaha besar Sumber : Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
yang memiliki kekayaan bersih lebih dari dan Menengah, 2012
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima Lingkungan Mikro: The Resource-Based
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan Perspective
bangunan tempat usaha; atau mememiliki hasil Perspektif berbasis sumber daya (The
penjualan tahunan lebih dari Resource-Based Perspective) terdiri atas dua
Rp.300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah) sampai bagian, yaitu sumber daya (resources) dan
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua kemampuan (capabilities) yang bertujuan untuk
milyar lima ratus juta rupiah). untuk menjamin keunggulan kompetitif usaha.
Sedangkan Usaha Menengah sebagaimana Sumber daya (resources) berupa aset berwujud
dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah usaha dan tidak berwujud terkait dengan usaha
bersifat produktif yang memenuhi kriteria (Aragon-Sanchez & Sanchez-Marin, 2005),
kekayaan usaha bersih lebih besar dari sedangkan kemampuan (capabilities) terkait
Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan bagaimana perusahaan melakukan tugas
dengan paling banyak sebesar dan kegiatan yang berbeda dan tergantung pada
Rp.10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) sumber daya yang tersedia (Grant, 1996).
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Literatur manajemen strategis menunjukkan
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d sejumlah faktor penentu secara internal (atau aset
Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). strategis) keunggulan kompetitif dan kesuksesan
perusahaan, termasuk modal teknologi dan
Pengertian Usaha Menengah menurut inovasi (Hitt, Hoskisson & Irlandia, 1990),
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah praktek manajemen sumber daya manusia
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, (Bacon et al. 1996), dan struktur internal
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau (Feigenbaum & Karnani, 1991). Penelitian
sebelumnya lebih menekankan pentingnya teknologi secara lebih cepat (Szirmai, Naude &
sumber daya tidak berwujud dan kemampuan Goedhuys, 2011).
perusahaan untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif (Hall, 1992, 1993; Oliver, 1997), yang Lingkungan kelembagaan dapat berdampak
didasarkan pada pengetahuan implisit dan data pada bagaimana suatu perusahaan melakukan
non-kodifikasi, yang lebih sulit untuk ditiru oleh bisnis, mengelola orang, berhubungan dengan
pihak lain (Peteraf, 1993). Modal intelektual pelanggan, menghadapi pesaing, dan berinteraksi
(intellectual capital), termasuk manusia dengan lembaga-lembaga publik dan swasta
(karakteristik, pengetahuan, keterampilan, dan (DiMaggio & Powel, 1983; Kostova & Zaheer,
kemampuan), organisasi (teknologi, proses, 1999). Pemahaman tentang pentingnya
paten, dan jaringan), dan sosial (hubungan perbedaan ini dapat menyebabkan perusahaan
dengan pelanggan, pemasok, dan mitra) adalah untuk menyelidikinya sehingga akan dapat
aset strategis yang penting (Xu et al., 2007; mengembangkan strategi bisnis yang lebih
Martinez-Roman, Gamero & Tamayo, 2011). efektif dan menggunakan peluang lebih baik
untuk inovasi (Chan & Makino, 2009).
Sumber daya lainnya adalah berorientasi
pada budaya, seperti karakteristik dan Oleh karena itu, pencarian ide-ide,
keterampilan interpersonal dari pemilik dan mengakses pengetahuan dan informasi, dan
manajer dalam menciptakan hubungan memanfaatkan teknologi merupakan prasyarat
perdagangan, jaringan, dan berhubungan dengan untuk kegiatan inovatif. Misalnya, kegiatan
pelanggan dan mitra, profesionalisme dan pribadi internal UKM harus diintegrasikan dengan
yang bisa dipercaya (Grant, Golawala & lingkungan eksternal mereka untuk dapat lebih
McKechnie, 2007). Laforet dan Tann (2006) kreatif dan imajinatif (Porter, 1980; Mahemba &
menemukan bahwa pendorong inovasi usaha De Bruijn, 2003). Liao, Welsch, dan Stoica
kecil dan menengah dapat berupa komitmen (2003) lebih menekankan pada respon dari UKM
pemilik / manajer terhadap proses baru dan terhadap orientasi pertumbuhan jika mereka
pengembangan produk, fokus pelanggan, mengembangkan pengetahuan akuisisi eksternal
teknologi dan antisipasi pasar. dan penyebaran pengetahuan internal serta
mengadopsi strategi dan pendekatan yang lebih
Lingkungan Makro: Inovasi Nasional dan proaktif (Al-Abd, Mezher, & Saleh 2012).
Inovasi UKM
Innovasi
Penelitian sebelumnya menggambarkan
Inovasi merupakan pusat peranan usaha
bahwa pengembangan yang berkelanjutan dan
dalam masyarakat modern (Teece, 2010), yang
konsisten dari tingkat produktivitas dan daya
dianggap sebagai pusat kegiatan yang melibatkan
saing berbasis ekonomi suatu negara
seluruh usaha dan kondisi perilaku untuk
memerlukan memanfaatkan sumber daya dan
memfasilitasi penciptaan nilai keunggulan
memperkuat investasi strategis di berbagai sektor
kompetitif dan kinerja bisnis (Zaltman, Duncan
(Cooke, Uranga & Etxebarria, 1997; Szirmai,
& Holbek, 1973; Rogers, 2003; Martinez-
Naude & Goedhuys, 2011). Nelson (1993) juga
Roman, Gamero & Tamayo, 2011). Inovasi dapat
berpendapat bahwa ekosistem bisnis nasional dan
memiliki arti yang berbeda dalam berbagai
regional yang mendukung inovasi masih perlu
disiplin ilmu (O'Dwyer, Gilmore & Carson,
didefinisikan secara jelas.
2011).
Kajian tentang kapasitas dan sistem inovasi
Kontribusi awal untuk literatur inovasi
nasional dapat memberikan pemahaman yang
klasik salah satunya termasuk pandangan mikro-
lebih baik dari aksesibilitas sumber daya
ekonomi pada inovasi (Schumpeter, 1993) yang
eksternal dan kompetensi usaha dalam
mengandung inovasi kewirausahaan. Schumpeter
berinovasi. Kapasitas inovasi nasional adalah
(1993) juga menggunakan istilah "creative
kemampuan bangsa untuk tidak hanya
destruction" untuk menggambarkan proses
menghasilkan ide-ide baru, tapi juga untuk
penciptaan dan penemuan kembali untuk
mengkomersilkan aliran teknologi inovatif dalam
senantiasa memusnahkan yang lama dan
jangka panjang (Veuglers & Cassiman, 2005).
membuat yang baru.
Dalam sistem inovasi nasional, pengetahuan
disebarluaskan dalam perekonomian lokal dan Inovasi dapat berhubungan dengan
ekonomi lokal dapat memperoleh peningkatan kemampuan perusahaan untuk mencari cara-cara
baru dan lebih baik untuk mengidentifikasi,
memperoleh, dan menerapkan ide-ide dan tugas- atas modal yang diinvestasikan, serta inovasi
tugas yang hadir dalam bentuk yang berbeda dibandingkan dengan rata-rata industri (Miller &
(yaitu manajemen dan sistem administrasi, Floricel, 2004).
budaya internal, proses, produk, jasa, saluran
distribusi, dan metode segmentasi pemasaran) Kinerja Pertumbuhan Bisnis
dalam organisasi (Slater & Narver, 1995; Sehubungan dengan ulasan literatur mengenai
Drucker, 2003; Haour, 2004; Brem & Voigt, kinerja pertumbuhan bisnis, Zahra, Nielsen, dan
2009; Hjalager, 2010). Hal ini dapat Bognar (1999) menegaskan bahwa inovasi
digambarkan baik sebagai penemuan yang dapat semakin dipandang baik sebagai faktor
dianggap benar-benar baru, perbaikan dari penunjang kinerja pertumbuhan bisnis yang lebih
produk atau sistem yang ada, dan / atau difusi tinggi maupun sebagai faktor penguatan untuk
suatu inovasi yang ada dalam aplikasi baru keunggulan kompetitif perusahaan di sejumlah
(Zhuang, William & Carter, 1999) industri (Mone, McKinley & Barker 1998;
Inovasi selanjutnya dapat berkaitan dengan Gunasekaran, Forker & Kobu 2000; Sanz-Valle
penciptaan bisnis baru dalam bisnis yang ada & Jimenez-Jimenez 2011). Kinerja bisnis
atau pembaharuan bisnis berkelanjutan yang perusahaan dapat ditentukan oleh kemampuan
telah menjadi stagnan atau membutuhkan inovasi dan investasi (Ali, Ciftci & Cready, 2008;
transformasi (Slater 1997). Haour (2004) Francis et al., 2012). Hult, Hurley, dan Ksatria
berpendapat bahwa inovasi dimanifestasikan (2004) berpendapat bahwa penerapan inovasi
dalam berbagai cara dan sangat sulit untuk umumnya ditujukan untuk memberikan
diprediksi, baik dalam waktu dan kontribusi terhadap kinerja atau efektivitas
konsekuensinya, yang dapat digambarkan perusahaan.
sebagai sebuah inovasi inkremental (seperti: Usaha kecil dan menengah lebih dikenal
memanfaatkan teknologi yang ada, karena kreativitas mereka, menciptakan produk
ketidakpastian yang rendah, dan meningkatkan baru dan pengembangan layanan (Kenny &
keunggulan kompetitif dalam industri saat ini) Reedy 2006). Namun, UKM kadang-kadang
atau inovasi radikal (seperti: mengeksplorasi tidak berhasil mengenali peluang yang tersedia di
teknologi baru, ketidakpastian yang tinggi, dan pasar, termasuk fleksibilitas untuk menyesuaikan
perubahan dramatis dalam industri dan pasar saat produk dan jasa untuk kebutuhan pelanggan
ini atau baru) (O'Connor et al., 2008). Jenis lain mereka (O'Regan, Ghobadian & Sims, 2006).
dari inovasi didasarkan pada karakteristik Oleh karena itu, perusahaan harus mampu untuk
tertentu yang terkait dengan peningkatan menjadi pesaing kuat, cerdas, dan inovatif, atau
kompetensi (competence enhancing) sebagai pengguna pertama dalam pasar dalam rangka
lawan dari competence destroying (Tushman & untuk lebih berkembang dalam jangka panjang
Anderson, 1986) dan secara teknis dalam hal (Beinhocker, 1997).
administrasi (Damanpour, Szabat & Evan, 1989). UKM dengan perilaku inovatif memiliki
Penelitian kepustakaan terhadap inovasi pandangan yang sesuai terhadap rintangan dan
berfokus pada identifikasi dan pengukuran serta hambatan sebagai kesempatan belajar dalam
intensitas pengembangan sebagai indikator menghadapi kemungkinan peristiwa negatif
dalam perusahaan untuk mengevaluasi inovasi (Mahemba & De Bruijn, 2003). Keskin (2006)
(Smith, 2005). Indikator lainnya adalah sumber juga berpendapat bahwa UKM dengan
input (seperti: keuangan dan karyawan) dan kemampuan inovatif dapat memiliki efek positif
tingkat kolaborasi antara perusahaan-perusahaan terhadap kinerja pertumbuhan bisnis mereka.
komersial, lembaga akademik maupun Inovasi positif dapat mempengaruhi kinerja
laboratorium penelitian yang pada akhirnya akan pertumbuhan bisnis perusahaan (Otero-Neira,
menimbulkan pengenalan proses, produk, atau Lindman & Fernandez, 2009). Untuk
jasa baru (Hjalager, 2010). Selanjutnya, kegiatan mengevaluasi kinerja bisnis dan pertumbuhan
inovasi dan pertumbuhan kinerja bisnis yang dicapai UKM, kelompok indikator yang
perusahaan dapat dievaluasi dengan berbeda seperti produk dan layanan baru,
menggunakan indikator lain yang meliputi pertumbuhan penjualan, profitabilitas,
pertumbuhan penjualan, laba atas investasi, produktivitas, pangsa pasar, inovasi, dan
pengembalian aset, dan kapitalisasi pasar. Tiga kepuasan pelanggan (Aragon-Sanchez &
dimensi ternyata penting dan signifikan secara Sanchez-Marin, 2005). Indikator ini telah banyak
statistik, seperti pertumbuhan penjualan, laba digunakan dalam berbagai penelitian dalam
rangka untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan adalah 5-10 kali jumlah variabel manifest
bisnis (Hadjimanolis, 1999; Mahemba & De (indikator) dari keseluruhan variabel laten
Bruijn, 2003). Pendekatan serupa juga digunakan (Solimun, 2002). Karena dalam penelitian ini
untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan bisnis jumlah indikator seluruhnya adalah 66 maka
UKM di pasar Indonesia yang sedang jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
berkembang untuk membedakan antara adalah 66 x 10 = 330. Informan kunci adalah
perusahaan sesuai dengan praktek inovasi manajemen senior yang memiliki tanggung
mereka. jawab manajemen dan kontrol atas semua
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis kegiatan terutama menyangkut inovasi dan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah memiliki pemahanan secara menyeluruh terkait
sebagai berikut: strategi perusahaan dan hal-hal yang berkaitan
H1: Lingkungan mikro berpengaruh signifikan dengan praktek-praktek inovatif UKM sehingga
terhadap inovasi UKM. dapat menjamin keandalan informasi yang
H2:Lingkungan makro berpengaruh signifikan diberikan, yang terdiri atas Direktur
terhadap inovasi UKM. Utama/Manajer Umum/Pemilik,
H3: Lingkungan mikro berpengaruh signifikan Direktur/Kepala/Manajer Senior, dan
terhadap kinerja pertumbuhan bisnis UKM. Supervisor/Manajer.
H4:Lingkungan makro berpengaruh signifikan Pendekatan top-down dipilih untuk
terhadap kinerja pertumbuhan bisnis UKM. mengeksekusi kuesioner karena sifat dari
H5: Inovasi berpengaruh signifikan terhadap informasi dan data yang dibutuhkan dapat
kinerja pertumbuhan bisnis UKM.
disediakan dengan baik oleh pemilik/pengelola
Kerangka konseptual penelitian ini usaha (Mahemba & De Bruijn, 2003; Martinez-
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Romawi, Gamer & Tamayo, 2011). Data yang
diperoleh selanjutnya diinput ke dalam komputer
dengan menggunakan sejumlah program
perangkat lunak statistik (yaitu SPSS 20.0 dan
The Structural Equation Modelling (SEM) dari
paket software statistik AMOS 20.0) untuk
memperoleh hasil analisis statistik deskriptif dan
inferensial, serta untuk menguji model
konseptual hipotesis (Barclay, Higgins &
Thompson, 1995; Tabachnick & Fidell, 2001;
Manning & Munro, 2006).
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE ANALISIS Strategi penelitian survei dengan
Pendekatan yang digunakan dalam penyebarab kuesioner dipilih untuk menguji 330
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, sampel data dari Usaha Kecil dan Menengah
dengan pertimbangan berdasarkan kepada tujuan dengan menggunakan teknik disproportional
penelitian, model, dan hipotesis yang stratified sampling dimana 325 kuesioner telah
dikembangkan. Pendekatan kuantitatif kembali, 324 kuesioner dapat digunakan, dan
memungkinkan peneliti untuk membangun bukti satu kuesioner tidak lengkap atau rusak. Allocca
statistik pada kekuatan hubungan antar variabel dan Kessler (2006) berpendapat bahwa sampel
(Malhotra, 2004; Zikmund & Babin, 2007). efektif berjumlah 324 dapat diproses ketahap
Metode survei dipergunakan untuk lebih lanjut, yang mewakili 98,18% dari total
mengumpulkan data karena memiliki banyak kuesioner yang disebarkan (Sekaran, 2003).
keunggulan (Kumar et al., 1999; Hair et al., Hasil karakteristik demografi responden
2006; Sekaran, 2005; Zikmund & Babin, 2007). menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
Penelitian ini menggunakan pendekatan laki-laki (77,16%), berusia antara diatas 40 tahun
random sampling untuk mempermudah (33,33%), status sudah menikah (87.96%) dan
generalisasi temuan (Leary, 2004; Yu & Cooper, jabatan sebagai Direktur Utama/Manajer
1983). Sampel penelitian ini berjumlah 330 di Umum/Pemilik (73.15%). Sebagaimana disajikan
tingkat manajemen senior UKM di Provinsi pada Tabel 2.
Aceh, dengan pertimbangan ukuran sampel
Tabel 2. Karakteristik Demografi Responden
Persen Pengujian Asumsi
Kategori Frekuensi
tase
Normalitas data dapat ditunjukkan dengan
Jenis Kelamin
Laki-Laki 250 77,16% adanya Critical Ratio (CR) dengan nilai ambang
Perempuan 74 22,84%
batas sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi
0,01 (1%) (Ferdinand, 2002). Hasil pengujian
Usia
21-25 Tahun 4 1,23% menunjukkan data tersebut tidak memiliki nilai
26-30 Tahun 43 13,27% CR yang lebih besar dari ± 2,58. Selain itu nilai
31-35 Tahun 78 24,07% CR multivariate Skewness sebesar 1,637 dan CR
36-40 Tahun 91 28,09% kurtosis sebesar 1,577 di bawah 2,58 dengan
> 40 Tahun 108 33,33% demikian data tersebut berdistribusi normal, pada
Status Perkawinan tingkat univariate dan multivariate.
Belum Menikah 39 12,04%
Menikah 285 87,96% Deteksi terhadap adanya outlier univariate
Jabatan
dapat dilakukan dengan menentukan nilai
Direktur ambang batas yang akan dikategorikan sebagai
Utama/Manajer 237 73,15% outliers dengan cara mengkonversi nilai data
Umum/Pemilik
penelitian ke dalam standard score atau yang
Direktur/Kepala/Manajer 74 22,84% biasa disebut Z-score, yang mempunyai rata-rata
Senior nol dengan standar deviasi sebesar satu.
Supervisor/Manajer 13 4,01% Penggunaan ambang batas 3,00 adalah merujuk
Jumlah 324 100% pada Hair,et.al (2010). Hasil pengujian
Empat dimensi dan 66 item yang dievaluasi menunjukkan bahwa nilai Z-score = 3 masih
dengan menggunakan EFA. Untuk pengujian berada dalam nilai ambang batas dengan jumlah
EFA pertama, 12 item yang memiliki faktor sampel 324 observasi. Dengan demikian tidak
loadings kurang dari 0,60 didrop atau dihapus. ada outlier univariate.
Untuk pengujian EFA kedua seluruh item Dari Text Output yang dihasilkan oleh
memiliki faktor loadings diatas 0,60, nilai KMO AMOS untuk data penelitian ini didapat hasil
variabel yang digunakan dalam penelitian ini Determinant of sample covariance matrix =
adalah 0,925, menunjukkan bahwa data cukup 4,7179e-006. Angka tersebut besar karena jauh
kuat dan handal. Nilai uji Bartlett yang χ2 = dari nol. Oleh karena itu dapat disimpulkan
2323,825; df = 205 dan p = 0,000, yang berarti bahwa tidak terdapat multikolineritas atau
bahwa semua item dalam penelitian ini adalah singularitas dalam data penelitian ini. Dengan
cukup memadai bagi penelitian dalam ilmu sosial demikian asumsi SEM sudah dapat dipenuhi.
dan untuk analisis faktor.
Uji Kesesuaian dan Uji Statistik
Koefisien Cronbach alpha semua dimensi Uji terhadap model menunjukkan bahwa
berada diantara 0,872 dan 0,891, yang model ini fit terhadap data yang digunakan dalam
melampaui kriteria yang dipersyaratkan dan penelitian seperti terlihat dari tingkat probability
mengindikasikan keandalan internal dari sebesar 0,226 yang sesuai syarat (> 0,05).
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Tingkat signifikansi terhadap Chi-Square model
adalah konsisten dan sesuai untuk penelitian sebesar 175,200; nilai RMSEA, GFI, indeks
dalam ilmu sosial. Sehingga, empat faktor dan 54 Cmin/df, TLI, dan CFI berada dalam rentang
item ditetapkan untuk mengidentifikasi konstruk. nilai yang diharapkan meskipun AGFI dan GFI
diterima secara marginal.
Tabel 3. Indeks Pengujian Kelayakan Structural Equation Model
Hasil Evaluasi
Goodness of Fit Index Cut-off Value
Analisis Model
Chi-square (χ2)
Chi-square 175,200 Baik
Degree of freedom 162
Probability p>0,05 (Jöreskog & Sörbom, 1992) 0,226 Baik
Absolute fit measures
GFI >0,90 (MacCallum & Hong, 1997) 0,887 Marginal
RMSEA <0,10 (Steiger, 1990) 0,026 Baik
Incremental fit measures
CFI >0,90 (Gerbing & Anderson, 1992) 0,986 Baik
Parsimony fit measurement
AGFI >0,80 (MacCallum & Hong, 1997) 0,853 Marginal

Berdasarkan kriteria-kriteria goodness of fit interpretasi terhadap parameter estimasi


pada Tabel 3, maka dapat disimpulkan bahwa (standardized regression weight) antar konstruk
model struktural (SEM) yang dispesifikasi dalam laten. Parameter estimasi antar variabel laten
penelitian ini telah fit dengan data. yang dimaksudkan untuk menguji hipotesis-
Interpretasi dan Modifikasi Model hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.
Adapun hasil estimasi untuk parameter estimasi
Setelah asumsi permodelan SEM terpenuhi,
anatar variabel laten beserta keputusan yang
maka selanjutnya akan dilakukan analisis dan
diambil ditampilkan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Penujian Hipotesis
Std. Critical
Jalur Hipotesis Hipotesis
Estimate Ratio
H1: Lingkungan Mikro  Inovasi UKM 0,252 2,273** Terima
*
H2: Lingkungan Makro  Inovasi UKM 0,403 3,404 Tolak
H3: Lingkungan Mikro  Kinerja Pertumbuhan Bisnis 0,281 3,025** Terima
H4: Lingkungan Makro  Kinerja Pertumbuhan Bisnis 0,444 4,028 Tolak
H5: Inovasi UKM  Kinerja Pertumbuhan Bisnis 0,222 2,081* Terima
* signifikan pada p< 0,05. ** signifikan pada p< 0,01. *** signifikan pada p<0,001.

Tabel 4 menunjukkan bahwa standardised itu, hipotesis 1, 3, dan 5 diterima. Namun


estimate (ß) dari jalur lingkungan mikro dan standardised estimate (ß) dari jalur lingkungan
inovasi UKM (0,252), lingkungan mikro dan makro dan inovasi UKM (0,403) serta
kinerja pertumbuhan bisnis (0,281), serta inovasi lingkungan makro dan kinerja pertumbuhan
UKM dan kinerja pertumbuhan bisnis UKM bisnis (0,444) seluruhnya tidak signifikan. Oleh
(0,222) yang seluruhnya signifikan. Oleh karena karena itu, hipotesis 2 dan 4 ditolak.

Lingkungan
0,252***
Mikro Inovasi
0,403

0,222*

Lingkungan 0,281** Kinerja Pertumbuhan Bisnis


Makro
0,444

Gambar 2. Model SEM


JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 17, NO. 1, Feb 2017
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003

Pembahasan Hasil Penelitian penelitian dan pengembangan, dan berbagi


Hasil pengujian hipotesis 1 dan 3 manfaat inovasi dan risiko, meskipun ada juga
menunjukkan adanya pengaruh positif dan sejumlah UKM yang masih tergantung pada
signifikan antara lingkungan mikro terhadap perilaku bisnis individualistik (yaitu hubungan
inovasi UKM dan kinerja pertumbuhan bisnis pribadi dan jaringan sosial) dan memiliki aliansi
UKM, hal ini konsisten dengan beberapa hasil yang terbatas.
kajian sebelumnya (McGinnis & Ackelsberg, Hasil pengujian hipotesis 2 dan 4
1983; Salavou, Baltas & Lioukas, 2004; Aragon- menunjukkan adanya pengaruh tidak signifikan
Sanchez & Sanchez-Marin, 2005; Blumentritt & antara lingkungan makro terhadap inovasi UKM
Danis, 2006). Dasar pemikiran untuk hasil dan kinerja pertumbuhan bisnis UKM, hal ini
temuan ini adalah bahwa pemilik / pengelola tidak konsisten dengan beberapa hasil kajian
UKM telah melakukan penetapan prioritas dan sebelumnya (Smith, 1997; Mole & Worrall,
arah strategis untuk mengadopsi dan / atau 2001; Zhu, Wittmann & Peng, 2011). Dasar
menghasilkan inovasi, yang berpusat pada pemikiran untuk hasil temuan ini adalah bahwa
menggabungkan inovasi sebagai tujuan strategis terdapat rendahnya kesepahaman dalam hal
dan berorientasi masa depan untuk aktivitas kebijakan, infrastruktur, dan sistem pendukung
mereka di pasar, yang berfokus pada tujuan kelembagaan Pemerintah Provinsi Aceh untuk
jangka panjang, menjajaki peluang baru, mempromosikan inovasi yang belum
berpartisipasi secara proaktif dalam inisiatif baru, sepenuhmya diarahkan pada UKM untuk terlibat
dan mengalokasikan sumber daya untuk kegiatan dalam kegiatan yang lebih inovatif. Hasil temuan
penelitian dan pengembangan. ini juga tidak sejalan dengan studi penelitian
Hasil temuan ini juga sejalan dengan studi sebelumnya khususnya dalam bidang sumber
penelitian sebelumnya khususnya dalam bidang daya keuangan UKM (Smith, 1997; Mole &
budaya organisasi (Feigenbaum & Karnani, Worrall, 2001; Zhu, Wittmann & Peng, 2011).
1991; Nooteboom, 1994; Hurley & Hult, 1998; Rasionalisasi dari hasil temuan ini dapat
Kenny & Reedy, 2006; Keskin, 2006; Naranjo- dijelaskan bahwa sebahagian besar UKM di
Valencia, Jimenez-Jimenez & Sanz-Valle, 2011). Provinsi Aceh mengalami kesulitan dalam
Rasionalisasi dari hasil temuan ini dapat mendapatkan akses bantuan dana, kredit, dan
dijelaskan bahwa budaya internal pada masing- modal usaha dari instansi pemerintah dan
masing UKM diarahkan dan dilaksanakan lembaga-lembaga keuangan. Demikian juga
melalui pendekatan inovatif (seperti: berpikir peran inisiatif kebijakan pemerintah untuk
bebas, menghasilkan dan menindaklanjuti ide, mendukung pengembangan UKM dan industri
belajar dari pengalaman, dan berani mengambil melalui kemitraan dan inovasi melalui
risiko), proses belajar (seperti: menerima dan pengembangan lembaga akademik / lembaga
mengadopsi ide-ide baru dan ide-ide eksternal penelitian sebagai pusat transfer teknologi masih
serta berbagi dan bertukar pengetahuan dan lemah, hal ini diakibatkan oleh rendahnya
keterampilan baru) dan sebahagian besar UKM partisipasi dalam penelitian dan transfer
memiliki struktur internal yang sederhana dan teknologi melalui kegiatan kolaborasi antara
fleksibel. akademisi dan industri.
Hasil temuan ini juga sejalan dengan studi Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan
penelitian sebelumnya khususnya dalam bidang adanya pengaruh positif dan signifikan antara
aliansi dan kerja sama (Eisenhardt & inovasi UKM terhadap kinerja pertumbuhan
Schoonhoven, 1996; Stuart, 2000; Hoffmann & bisnis UKM, hal ini konsisten dengan beberapa
Schlosser, 2001; Aragon-Sanchez & Sanchez- hasil kajian sebelumnya (Mone, McKinley &
Marin, 2005). Hal ini dapat dijelaskan bahwa Barker, 1998; Gunasekaran, Forker & Kobu,
terdapat banyak persyaratan dalam menggunakan 2000; Hult, Hurley & Knight, 2004; Talke,
jaringan dan hubungan bisnis untuk Salomo & Kock, 2011). Inovasi dan pentingnya
berkolaborasi secara lebih efektif dengan para inovasi tersebut diakui memiliki pengaruh positif
pemasok, sub-kontraktor, dan jasa lain, serta terhadap pembangunan ekonomi, keunggulan
untuk mengidentifikasi mitra strategis dan kompetitif, dan kinerja perkembangan usaha
industri pendukung untuk mengeksplorasi (Francis et al., 2012). UKM dapat mencapai
pengetahuan baru dan kompetensi, meningkatkan kinerja pertumbuhan bisnis yang lebih tinggi
sumber daya internal, berkolaborasi pada dengan pemilihan pasar operasi mereka secara

9
cermat, dengan khususnya berfokus pada Technologies (PICMET) Conference, British
kelompok produk dan jenis inovasi tertentu, Columbia, 29 July.
menghindari penyebaran kegiatan pemasaran,
berusaha untuk menghindari pasar yang Ali, A. Ciftci, M. dan Cready, W. 2008. Does the
didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar, Market Underestimate the Implications Of
dan mempertimbangkan situasi ekonomi dalam Changes in R&D investment for Future
memperkenalkan inovasi (Adams & Hall, 1993). Earnings?. Working Paper, University of
Texas at Dallas and SUNY at Binghamton.
KESIMPULAN
Inovasi dapat menjadi aktivitas integral yang Allocca, M.A. dan Kessler, E.H. 2006.
melibatkan seluruh UKM dan kondisi perilaku, Innovation Speed in Small and Medium-
yang lebih terkait dengan kemampuan UKM Sized Enterprises. Creativity and Innovation
dalam mencari dan menemukan cara-cara baru Management, Vol.15, No.3, pp.279-295.
yang lebih baik untuk mengidentifikasi, Aragon-Sanchez, A. dan Sanchez-Marin, G.
memperoleh, dan menerapkan ide-ide. Agar 2005. Strategic Orientation, Management
inovasi hadir dalam suatu usaha, UKM perlu Characteristics, and Performance: A Study of
menumbuhkan lingkungan eksternal dan internal Spanish SMEs. Journal of Small Business
dan faktor penentu serta kekuatan pendorong Management, Vol.43, No.3, pp.287-308.
agar dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam terhadap potensi inovatif dan kegiatan Avci, U. Madanoglu, M. dan Okumus, F. 2011.
inovatif secara berkelanjutan. Strategic Orientation and Performance of
Tourism Firms: Evidence from a Developing
Penelitian ini lebih lanjut memberikan
Country. Tourism Management, Vol.32,
kontribusi untuk literatur pemasaran dan
pp.147-157.
manajemen inovasi dengan menganalisis data
dari kawasan Indonesia, khususnya Provinsi Bacon, N. Ackers, P. Story, J. dan Coates, D.
Aceh. Pemerintah diharapkan untuk dapat 1996. It’s a Small World: Managing Human
menetapkan rencana inovasi nasional, kebijakan Resources in Small Businesses. International
dan program dukungan dengan lebih banyak Journal of Human Resources Management,
memberikan perhatian kepada kegiatan UKM. Vol.7, No.1, pp.82-100.
Hal ini dapat dilakukan dengan reformasi khusus Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Jumlah
yang diarahkan pada upaya peningkatan daya Usaha Kecil, Menengah dan Besar Menurut
saing nasional melalui inovasi di masing-masing Sektor Ekonomi Tahun 2012 - 2015, Badan
daerah dengan pendekatan berbeda terkait Pusat Statistik. Retrieved April 19, 2016,
dengan infrastruktur, dukungan kelembagaan, from http://www.bps.go.id
perangkat hukum dan kerangka regulasi,
mekanisme pendanaan, pendidikan dan Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Sensus
pengembangan kapasitas pelaku usaha serta Ekonomi Tahun 2016, Badan Pusat Statistik.
struktur pasar yang memihak pada pelaku usaha. Retrieved November 29, 2016 from
http://www.bps.go.id
DAFTAR PUSTAKA
Adams, G. dan Hall, G. 1993. Influences on Bank Indonesia; http://infoukm.wordpress.com
Growth of SMEs: An International Barclay, D, Higgins, C dan Thompson, R. 1995.
Comparison. Entrepreneurship and Regional The Partial Least Squares (PLS) Approach
Development International Journal, Vol.5, to Causal Modeling: Personal Computer
No.1, pp.73-84. Adoption and Use as an Illustration.
Aharoni, Y. 1994. How Small Firms Can Achieve Technology Studies, vol.2, no.2, pp.285-309.
Competitive Advantages in an Beinhocker, E.D. 1997. Strategy at the Edge of
Interdependent World, inT.Agmon and R. Chaos. McKinsey Quarterly, No.1, pp.24-39.
Drobbnick (eds.. Small Firms in Global
Bijmolt,T. dan P.S.Zwart. 1994. The Impact of
Competition,N.Y.:OxfordUniversityPress
Internal Factors on Export Success of Dutch
Al-Abd, Y, Mezher, T dan Al-Saleh, Y 2012. Small and Medium-Sized Firms. Journal of
Toward Building a National Innovation Small Business Management, 32(2).
System in UAE. paper presented at the
Blumentritt, T. dan Danis, W. 2006. Business
Technology Management for Emerging
Strategy Types and Innovative Practices. quadrate Analysis. Journal of Marketing,
Journal of Management Issues, Vol.18, No.2, vol.57, no.1, pp.2357.
pp.274-291.
Dharmanegara, I.B.A. Sitiari, N.W. dan
Bougrain, F dan Haudeville, B. 2002. Innovation, Wirayudha, D.G.N. 2016. Job Competency
Collaboration, and SMEs Internal Research and Work Environment: the Effect on Job
Capacities. Research Policy, vol.31, no.5, Satisfaction and Job Performance Among
pp.735-747. SMEs Worker. IOSR Journal of Business and
Brem, A. and Voigt, K-I. 2009. Integration of Management (IOSR-JBM). Vol. 18, Issue
Market Pull and Technology Push in the 1.Ver. II (Jan. 2016. PP 19-26. DOI:
Corporate Front End and Innovation 10.9790/487X-18121926
Management-Insights from the German DiMaggio, PI dan Powell, WW. 1983. The Iron
Software Industry. Technovation, Vol.29, Cage Revisited - Instructional Isomorphism
No.5, pp.351-367. and Collective Rationality in Organizational
Byrne, BM. 2001. Structural Equation Modeling Fields. American Sociological Review,
with AMOS, EQS, and LISREL: vol.48, no.2, pp.147160.
Comparative approaches to testing for the Dougherty, D. dan Hardy, C. 1996. Sustained
factorial validity of a measuring instrument. Product Innovation in Large, Mature
International Journal of Testing, vol.1, no.1, Organizations: Overcoming Innovation-To-
pp.55-86. Organization Problems. Academy of
Cefis, E. dan Marsili, O. 2005. A Matter of Life Management Journal, Vol.39, pp.1120-1153.
and Death: Innovation and Firm Survival. Drucker, P. 2003. The Discipline of Innovation.
Industrial and Corporate Change, Vol.14, in Harvard Business Review on the
No.6, pp.1167-1192. Innovative Enterprise, Harvard Business
Chan, C dan Makico, S. 2004. Legitimacy and School Press, Cambridge.
Multi-Level Institutional Environments: Eisenhardt, K.M. dan Schoonhoven, C.B. 1996.
Implications For Foreign Subsidiary Resource-Based View of Strategic Alliance
Ownership Structure. Journal of Formation: Strategic and Social Effects in
International Business Studies, vol.38, no.4, Entrepreneurial Firms. Organization Science,
pp.621-638. Vol.7, No.2, pp.136-150.
Chirico, F. dan Salvato, C. 2008. Knowledge Ellonen, H-K. Jantunen, A. dan Kuivalainen, O.
Integration and Dynamic Organizational 2011. The Role of Dynamic Capabilities in
Adaptation in Family Firms. Family Developing Innovation-Related Capabilities.
Business Review, Vol.21, No.2, pp.169-181. International Journal of Innovation
Cooke, P, Uranga, M dan Etxebarria, G. 1997. Management, Vol.15, No.3, pp.459-478.
Regional Innovation Systems: Institutional Feigenbaum, A. dan Karnani, A. 1991. Output
and Organizational Dimensions. Research Flexibility: a Competitive Advantage for
Policy, vol.26, no.4/5, pp.475-491. Small Firms. Strategic Management Journal,
Damanpour, F, Szabat, K dan Evan, W. 1989. Vol.12, No.2, pp.101-114.
The Relationship Between Types of Ferdinand,Augusty. 2002. Structural Equation
Innovation and Organizational Performance. Modelling Dalam Penelitian Manajemen,
Journal of Management Studies, vol.26, Program Magister Manajemen Universitas
no.6, pp.587-601. Diponegoro.Semarang
Davila, T. Epstein, M. dan Shelton, R. 2006. Francis, B. Hasan, I. Huang, Y. dan Sharma, Z.
Making Innovation Work: How to Manage it, 2012. Do Banks Value Innovation? Evidence
Measure it, and Profit From it, Wharton from US Firms. Financial Management,
School Publishing, Upper Saddle River. Vol.41, No.1, pp.159-185.
Deshpande, R, Farley, J dan Webster, F. 1993. Gao, GY, Zhou, KZ dan Yim, CK. 2007. On
Corporate Culture, Customer Orientation, What Should Firms Focus in Transitional
and Innovativeness in Japanese Firms: A Economies? A Study of the Contingent Value
of Strategic Orientations in China. Opportunities, Euro Chamber, Brussels.
International Journal of Research in
Marketing, vol.24, pp.3-15. Hitt, M. Hoskisson, R. dan Ireland, R. 1990.
Mergers and acquisitions and managerial
Gomez Arias, JT. 1995. Do Networks Really commitment to innovation in M-form firms.
Foster Innovation?. Management Decision, Strategic Management Journal, Vol.11,
vol.33, no.9, pp.52-56. pp.29-47.
Grant, J. Golawala, F. dan McKechnie, D. 2007. Hjalager, A-M. 2010. A Review of Innovation
The United Arab Emirates: The Twenty- Research in Tourism. Tourism Management,
First-Century Beckons. Thunderbird Vol.31, pp.1-12.
International Business Review, Vol.49, No.4,
pp.507-533. Hoffmann, W. dan Schlosser, R. 2001. Success
Factors of Strategic Alliances in Small and
Grant, R.M. 1996. Toward a Knowledge-Based Medium-Sized Enterprises: An Empirical
Theory of the Firm. Strategic Management Study. Long Range Planning, Vol.34, No.3,
Journal, Vol.17, pp.109-122. pp.357-381.
Gunasekaran, A. Forker, L. dan Kobu, B. 2000. Hossain, M. 2013. Open Innovation: So Far and
Improving Operations Performance in a Away Forward. World Journal of Science,
Small Company: A Case Study. Technology and Sustainable Development,
International Journal of Operations and vol.10, no.1, pp.30-41.
Production Management, Vol.20, No.3, pp.1-
14. Hult, G.T. Hurley, R.F. dan Knight, G.A. 2004.
Innovativeness: Its Antecedents and Impact
Hadjimanolis, A. 1999. Barriers to Innovation for on Business Performance. Industrial
SMEs in a Small Less Developed Country Marketing Management, Vol.33, No.5,
(Cyprus). Technovation, Vol.19, No.9, pp.429-438.
pp.561-570.
Hurley, R.F. dan Hult, G.T. 1998. Innovation,
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., Anderson, Market Orientation, and Organizational
R. E., dan Tatham, R. L. 2006. Multivariate Learning: An Integration and Empirical
Data Analysis (6th ed.). New Jersey: Pearson Examination. Journal of Marketing, Vol.62,
Education International. No.3, pp.42-54.
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., dan Kenny, B. dan Reedy, E. 2006. The Impact of
Anderson, R. E. 2010. Multivariate Data Organizational Culture Factors on Innovation
Analysis: A Global Perspective (7th ed.). Levels in SMEs: an Empirical Investigation.
Upper Saddle River: Pearson Education. Irish Journal of Management, Vol.27, No.2,
Hair, J.F. Black, W.C. Babin, B.J. dan Anderson, pp.119-142.
R. E. 2010. Multivariate Data Analysis. Keskin, H. 2006. Market Orientation, Learning
Pearson, NJ: Pearson Education Inc. Orientation, and Innovation Capabilities in
Hall, R. 1992. The Strategic Analysis of SMEs: an Extended Model. European
Intangible Resources. Strategic Management Journal of Innovation Management, Vol.9,
Journal, Vol.13, No.2, pp.135-149. No.4, pp.396-417.
Hall, R. 1993. A Framework Linking Intangible Kostova, T dan Zaheer, S. 1999. Organizational
Resources and Capabilities to Sustainable Legitimacy Under Conditions of
Competitive Advantage. Strategic Complexity: The Case of the Multinational
Management Journal, Vol.14, No.8, pp.607- Enterprises. Academy of management
618. Review, vol.24, no.1, pp.64-81.
Haour, G. 2004. Resolving the Innovation Kumar, V., Aaker, D. A., dan Day, G. S. 1999.
Paradox, Enhancing Growth in Technology Essentials of Marketing Research. New
Companies, Palgrave MacMillan, New York. York: John Wiley dan Sons, Inc.
Hertog, S. 2010. Benchmarking SME Policies in Kushnir, K., M.L. Mirmulstein dan R. Ramalho.
the GCC: A Survey of Challenges and 2010. Micro Small and Medium Term
Enterprise around the World: How Many are
JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 17, NO. 1, Feb 2017
p-ISSN 1693-8852 e-ISSN 2549-5003

There and What Affects the Count?. World Technology Management, vol.47, no.6,
Bank and IFC MSME Country Indicators. pp.25-37
Laforet, S dan Tann, J. 2006. Innovative Mole, K. dan Worrall, L. 2001. Innovation,
Characteristics of Small Manufacturing Business Performance, and Regional
Firms. Journal of Small Business and Competitiveness in the West Midlands:
Enterprise Development, vol.13, no.3, Evidence from the West Midlands business
pp.363-380. survey. European Business Review, Vol.13,
Laforet, S dan Tann, J. 2006. Innovative No.6, pp.353-364.
Characteristics of Small Manufacturing Mone, M. McKinley, W. dan Barker, V. 1998.
Firms. Journal of Small Business and Organizational Decline and Innovation: a
Enterprise Development, vol.13, no.3, Contingency Framework. Academy of
pp.363-380. Management Review, Vol.23, No.1, pp.115-
Leary, M. R. 2004. Introduction to Behavioral 132.
Research Methods (4th ed.). Boston: Mourougane, A. 2012. Promoting SME
Pearson. Development in Indonesia, OECD
Liao, J, Welsch, H dan Stoica, M. 2003. Economics Department Working Papers,
Organizational Absorptive Capacity and ECONOMICS DEPARTMENT WORKING
Responsiveness: An Empirical Investigation PAPERS No. 995, ECO/WKP(2012)72, 7-
of Growth-Oriented SMEs. Oct-2012,
Entrepreneurship: Theory and Practice, vol. Mytelka, L.K. 2000. Local Systems of
28, no.1, pp.63-85. Innovation in a Globalised World Economy.
Mahemba, C.M. dan De Bruijn, E.J. 2003. Industry and Innovation, Vol.7, No.1, pp.15-
Innovation Activities by Small and Medium- 32.
Sized Manufacturing Enterprises in Narain, Sailendra. 2003. Institutional Capacity-
Tanzania. Creativity and Innovation Building for Small and Medium-Sized
Management, Vol.12, No.3, pp.162-173. Enterprise Promotion and Development,
Malhotra, N. K. 2004. Marketing research: An Investment Promotion and Enterprise
Applied Orientation. New Jersey: Pearson Development Bulletin for Asia and the
Education International. Pacific, No. 2, Bangkok UN-ESCAP.
Manning, M. dan Munro, D. 2007. The Survey Nelson, AJ. 2011. Managing Collaborations at
Researcher’s SPSS Cookbook, Pearson the University-Industry Interface: An
Education Australia, Sydney. Exploration of the Diffusion of PCR and
rDNA. Paper presented to the Davis
Martinez-Roman, J. Gamero, J. dan Tamayo, J. Conference on Qualitative Research, Davis,
2011. Analysis of Innovation in SMEs Using 01 October.
an Innovative Capability-Based Non-Linear
Model: A Study in The Province of Seville Nelson, R. 1993. National Systems of Innovation,
(Spain). Technovation, Vol.31, No.9, pp.459- Oxford University Press, New York.
475. Nooteboom, B. 1994. Innovation and Diffusion
Martins, E. dan Terblanche, F. 2003. Building in Small Firms: Theory and Evidence. Small
Organizational Culture That Stimulates Business Economics, Vol.6, No.5, pp.327-
Creativity and Innovation. European Journal 334.
of Innovation Management, Vol.6, No.1, O’Connor, G, Leifer, R, Paulson, A dan Peters,
pp.64-74. L. 2008. Grabbing Lightening: Building a
McGinnis, M.A. dan Ackelsberg, R.M. 1983. Capability for Breakthrough Innovation,
Effective Innovation Management: Missing Jossey-Bass, San Francisco.
Link in Strategic Management. Journal of O’Dwyer, M. Gilmore, A. dan Carson, D. 2011.
Business Strategy, Vol.4, No.1, pp.59-66. Strategic Alliances as an Element of
Miller, R dan Floricel, S. 2004. Value Creation Innovative Marketing in SMEs. Journal of
and Games of Innovation. Research- Strategic Marketing, Vol.19, No.1, pp.91-

13
104. Competitive Structure. European Journal of
O’Regan, N, Ghobadian, A dan Sims, M. 2006. Marketing, Vol.38, n.9/10, pp.1091-1112.
Fast Tracking Innovation in Manufacturing Salim, H. 2013. SMEs Development in
SMEs. Technovation, vol.26, no.2, pp.251- Indonesia. 1st Meeting of the COMCEC
261. Trade Working Grou, Ankara: COMCEC,
Oliver, C. 1997. Sustainable Competitive June; Ankara, Turkey
Advantage: Combining Institutional and Sanz-Valle, R dan Jimenez-Jimenez, D. 2011.
Resource-Based View. Strategic Innovation, Organizational Learning, and
Management Journal, Vol.18, No.9, pp.697- Performance. Journal of Business Research,
713. Vol.64, No.4, pp.408-417.
Otero-Neira, C. Lindman, M. dan Fernandez, M. Schumpeter, J.A. 1993. History of Economic
2009. Innovation and Performance in SME Development, Allan and Unwin, London.
Furniture Industries: An International
Comparative Case Study. Marketing Sekaran, U. 2005. Research Methods for
Intelligence and Planning, Vol.27, No.2, Business a Skill Building Approach (4th ed.):
pp.216-232. John Wiley dan Sons.
Peebles, E. 2003. Inspiring Innovation. Harvard Slater, S.F. dan Narver, J.C. 1995. Market
Business Review on the Innovative Orientation and the Learning Organization.
Enterprise, Harvard Business School Press, Journal of Marketing, Vol.58, pp.63-74.
Cambridge, pp.89-110. Smith, K. 2005. Measuring Innovation. Oxford
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Handbook of Innovation, eds J Fagerberg, D
17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Mowery and R Nelson, Oxford University
UndangUndang Nomor 20 Tahun 2008 Press, Oxford, pp.148-177.
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Solimun. 2002. Structural Equation Modeling
(Government Regulation Number 17 of 2013 Lisrel dan Amos, Penerbit Universitas Negeri
of Implementation of Indonesia SMEs Law). Malang. Malang
Peteraf, M.A. 1993. The Cornerstones of Srinivasan, R, Lilien, G dan Rangaswamy, A.
Competitive Advantage: a Resource-Based 2002. Technological Opportunism and
View. Strategic Management Journal, Radical Technology Adoption: An
Vol.14, No.3, pp.179-191. Application to e-business. Journal of
Piper, Randy P. 1997. The Performance Marketing, vol.66, no.3, pp.47-60.
Determinants of Small and Medium-Sized Stuart, T.E. 2000. Interorganizational Alliances
Manufacturing Firms”, unpublished Ph.D. and the Performance of Firms: a study of
Dissertation, University of South Caroline. growth and innovation rates in a high-
Porter, M. 1998. Clusters and the New technology industry. Strategic Management
Economics of Competition. Harvard Business Journal, Vol.21, No.8, pp.791-811.
Review, November-December, pp. 77-90. Szirmai, A. Naude, W. dan Goedhuys, M. 2011.
Porter, M. 2001. Clusters of Innovation: Entrepreneurship, Innovation, and Economic
Regional Foundation of U.S. Development, Oxford University Press,
Cooperativeness. Washington DC; US Oxford.
Council on Cooperativeness. Tabachnick, B.G. dan Fidell, .L.S. 2001. Using
Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan Multivariate Statistics, Allyn and Bacon,
Menengah (UKM). Informasi Terdepan Needham Heights.
tentang Usaha Kecil Menengah, (online. Talke, K. Salomo, S. dan Kock, A. 2011. Top
(http://infoukm.wordpress.com, diakses 15 Management Team Diversity and Strategic
November 2016) Innovation Orientation: The Relationship and
Salavou, H. Baltas, G. dan Lioukas, S. 2004. Consequences for Innovativeness and
Organizational Innovation in SMEs: The Performance. Journal of Product Innovation
Important of Strategic Orientation and Management, Vol.28, No.6, pp.819-832.
Tambunan, T. 2008. SME Development in no.5/6, pp.355-379.
Indonesia with Reference to Networking,
Innovativeness, Market Expansion and Voss, GB dan Voss, ZG. 2000. Strategic
Government Policy. in Hank Lim (ed.. Orientation and Firm Performance in an
“Asian SMEs and Globalization”, ERIA Artistic Environment. Journal of Marketing,
Research Project Report 2007 No. 5, vol.64, no.1, pp.67-83.
Bangkok: JETRO. Wright, R. 2008. How to Get The Most from
Teece, D. 2010. Technological Innovation and University Relationships, Sloan
the Theory of the Firm: The Role of Management Review,vol.49, no.3, pp.75-80.
Enterprise-Level Knowledge, Xu, Q. Chen, J. Xie, Z. Liu, J. Zheng, G. dan
Complementarities, and Dynamic Wang, Y. 2007. Total Innovation
Capabilities. Handbooks in Economics, eds Management: A Novel Paradigm of
BH Hall and N Rosenberg, Elsevier Science Innovation Management in the 21st century.
Publishers, Amsterdam, Vol.1, pp.679-730. Journal Technology Transfer, Vol.32, No.1/2,
Thornburg, L. 1993. IBM Agent’s of Influence. pp.9-25.
Human Resource Magazine,38(2): 25-45. Yu, J., dan Cooper, H. 1983. A Quantitative
Tripsas, M dan Gavetti, G. 2000. Capabilities, Review of Research Design Effects on
Cognition, and Inertia: Evidence from Response Rate to Questionnaire. Journal of
Digital Imaging. Strategic Management Marketing Research, 20(01. 36-44.
Journal, vol.21, no.10-11, pp.1147-1161. Zahra, S. Nielson, A. dan Bognar, W. 1999.
Tucker, R.B. 2002. Driving Growth Through Corporate Entrepreneurship, Knowledge, and
Innovation: How Leading Firms are Competence Development.
Transforming Their Futures, Berrett Koehler Entrepreneurship: Theory and Practice,
Publishers, San Francisco. Vol.23, No.3, pp.169-189.
Tushman, M dan Anderson, P. 1986. Zaltman, G. Duncan, R. dan Holbek, J. 1973.
Technological Discontinuities and Innovation and Organizations, Wiley, New
Organizational Environments. York.
Administrative Science Quarterly, vol.31, Zhu, Y. Wittmann, X. dan Peng, M. 2011.
no.3, pp.439-465. Institution-Based Barriers to Innovation in
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 SMEs in China. Asia Pacific Journal of
Tahun 2012 tentang Perkoperasian (Law of Management, retrieved from doi:
Republic of Indonesia Number 17 of 2012 of 10.1007/s10490-011-9263-7.
Co-operative). Zhuang, L. William, D. dan Carter, M. 1999.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Innovate or Liquidate - are All Organizations
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Convinced?’Management Decision, Vol.37,
Menengah (UMKM) (Law of Republic of No.1, pp.57-71.
Indonesia Number 20 of 2008 of SMEs). Zikmund, W. G., dan Babin, B. J. 2007.
Veugelers, R dan Cassiman, B. 2005. R&D Exploring Marketing Research (9th ed.):
Cooperation Between Firms and ThomsonSouth Western.
Universities: Some empirical evidence from http://www.oecd.org/eco/Workingpapers
Belgian manufacturing. International
Journal of Industrial Organization, vol.23,

You might also like