Professional Documents
Culture Documents
Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit Investigatif Dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang
Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit Investigatif Dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis
pengaruh akuntansi forensik, audit investigatif dan data mining
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian uang
dengan peran kode etik sebagai variabel pemoderasi. Objek
penelitian ini adalah analis dan pemeriksa transaksi keuangan
pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
sebanyak 40 orang. Metode sampling yang digunakan adalah
nonprobability sampling. Metode analisis data pada penelitian
ini adalah Stuctural Equation Modeling Partial Least Square
(SEM-PLS) menggunakan WarpPLS 6.0. Hasil penelitian ini
adalah akuntansi forensik berpengaruh signifikan, audit
investigatif tidak berpengaruh dan data mining tidak
berpengaruh terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
pencucian uang. Peran kode etik memoderasi pengaruh audit
investigatif terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
pencucian uang dan juga memoderasi pengaruh data mining
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian uang.
penggelapan (fraud). Adapun rinciannya apat penerapan audit investigasif adalah untuk
dilihat pada tabel dibawah ini : mengumpulkan bukti - bukti yang dapat
Tabel 1. Jumlah HA yang disampaikan ke
diterima oleh ketentuan perundang-undangan
Penyidik berdasarkan dugaan tindak pidana yang berlaku atau mengumpulkan bukti
asal tahun 2017 s.d tahun 2018 hukum dan barang bukti sesuai dengan hukum
acara dan sebagai pembuktian di persidangan.
Auditor forensik yang akan melaksanakan
audit investigatif harus memenuhi persyaratan
kemampuan dan keahlian.
Sedangkan Owolabi, Dada, dan Olaoye
(2013) menambahkan bahwa akuntan
forensik dapat menerapkan teknik audit
keuangan yang serupa, namun dengan
keberatan dan prosedur yang berbeda; dan
mungkin memvalidasi perhitungan yang
diperlukan dengan meneliti jejak dokumen
untuk mencapai tujuan tertentu dari yang
tidak taat. Oleh karena itu, penggunaan
teknik akuntansi forensik dapat
meningkatkan penuntutan kasus kejahatan
ekonomi dan keuangan serta menjadi
tantangan baru dalam bidang ilmu akuntansi
dan hukum.
Sebagai contoh, penerapan atas
akuntansi forensik membantu mengungkap
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan
terjadinya tindak pidana korupsi dan
bahwa perbandingan jumlah HA PPATK
pencucian uang mantan Ketua Mahkamah
antara tahun 2017 (361) dan 2018 (448) terus
Konstitusi pada tahun 2013. "PPATK: Aliran
meningkat sebesar 81 persen. Hasil tersebut,
Dana Akil Mochtar Lebih dari Rp 10Miliar"
mengindikasikan bahwa masih tingginya
, disampaikan bahwa terdapat sejumlah
dugaan terjadinya tindak pidana asal dan
kejanggalan dalam transaksi yang dilakukan
tindak pidana pencucian uang.
CV. RS telah terendus KPK dan PPATK.
Dalam proses penyusunan HA tersebut,
Kejanggalan tersebut, antara lain sejak
diperlukan kemampuan mengkombinasikan
berdiri tahun 2010 bahwa CV. RS tercatat tak
pemahaman disiplin ilmu akuntansi, hukum
pernah mengeluarkan biaya operasional
dan audit sehingga dalam proses audit
layaknya badan usaha yang normal, tetapi
mengedepankan untuk mendapatkan bukti-
terus-menerus ada aliran dana masuk.
bukti pelanggaran hukum. Walaupun
Jumlah aliran dana yang masuk ke dua
sebenarnya audit secara umum sebatas untuk
rekening Bank BUMN atas nama CV. RS
menilai tingkat kewajaran laporan keuangan
bahkan mencapai Rp 100 miliar
tidak ditujukan secara khusus untuk
(kompas.com 16/10/2013).
menemukan kecurangan atau pelanggaran
Kondisi tersebut, menggambarkan
yang berdampak terjadinya kerugian, namun
bahwa disiplin ilmu akuntansi forensic dan
dalam suatu audit dimungkinkan ditemukan
pemanfataan data informasi transaksi
suatu kecurigaan terjadinya fraud, pencurian
keuangan dari Penyedia Jasa Keuangan yang
asset atau kecurangan yang bersifat sistematis.
dilaporkan kepada PPATK dapat dilakukan
Menurut Tuanakotta (2010 : 351), bahwa
analisis untuk mendeteksi terjadinya dugaan
penerapan akuntasi forensik dan audit
tindak pidana pencucian uang. Dalam
investigatif seperti teknik-teknik yang
melakukan pendeteksian tersebut, juga
diterapkan dalam kejahatan perpajakan dan
diperlukan adanya integritas dengan menjaga
kejahatan terorganisasi (organized crime),
etika profesi. Menurut Abdul Halim (2008:
follow the money dalam fraud dan pencucian
29) mengungkapkan etika profesional
uang, teknik pembuktian hukum, computer
meliputi sikap para anggota profesi agar
forensik dan lain sebagainya. Tujuan
idealistis, praktis dan realistis. Dalam rangka
efektivitas pelaksanaan terhadap etika yang tidak jujur atau mereka berada dalam
profesi maka diperlukan sebuah peraturan lingkungan yang aman. Kondisi tersebut
kode etik. Peraturan kode etik berisi tentang mucul secara berulang karena apabila
ketentuan-ketentuan mendasar yang ditemukan dan terbukti terjadi
mengatur tentang perilaku dan hak/ kecurangan sanksi yang diberikan oleh
kewajiban seseorang yang mempunyai manajemen kepada para pelaku fraud
profesi. Kode etik, bertujuan untuk hanya berupa teguran administrasi
menghindari terjadinya conflict of interest sehingga tidak memberikan efek jera.
dan penyimpangan-penyimpangan serta d. Competence (kompetensi),
untuk menjaga kualitas hasil audit yang kompetensi/kapabilitas merupakan
objektif. kemampuan karyawan untuk
Sehubungan dengan uraian diatas, maka mengabaikan kontrol internal,
kiranya penting bagi peneliti untuk mengembangkan strategi
melakukan penelitian dengan judul “Peran penyembunyian, dan mengontrol situasi
Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi sosial untuk keuntungan pribadinya.
Forensik, Audit Investigatif Dan Data e. Arrogance (arogansi) adalah sikap
Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan superioritas atas hak yang dimiliki dan
Tindak Pidana Pencucian Uang”. merasa bahwa kontrol internal atau
kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk
2. Telaah Teori dan Pengembangan dirinya
Hipotesis
Akuntansi Forensik
Teori Fraud Pentagon Akuntansi Forensik adalah akuntansi
Teori fraud pentagon merupakan yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum.
perluasan dari teori fraud triangle yang Artinya, akuntansi yang dapat bertahan dalam
sebelumnya dikemukakan oleh Cressey kancah perseteruan selama proses pengadilan,
(Crowe, 2011), dalam teori ini menambahkan atau dalam proses peninjauan judicial atau
dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi administratif” (imagama.feb.ugm.ac.id)
(competence) dan arogansi (arrogance). 5 Merriam Webster’s Collegiate Dictionary
(lima) unsur yang menjadi penyebab (edisi ke 10) dapat diartikan ”berkenaan
terjadinya fraud sebagai berikut: dengan pengadialan” atau ”berkenaan dengan
a. Pressure (tekanan), salah satu penyebab penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah
terjadinya fraud karena adanya tekanan. hukum”. Oleh karena itu akuntasi forensik
Manajemen atau pegawai akan merasakan dapat diartikan penggunaaan ilmu akuntansi
sebuah tekanan untuk melakukan untuk kepentingan hukum. Akuntansi
kecurangan dikarenakan adanya pengaruh forensik adalah akuntansi yang akurat untuk
gaya hidup, kebutuhan ekonomi dan tujuan hukum selama proses pengadilan atau
tekanan dari pihak lain seperti atasan yang dalam proses peninjauan yudisial atau
mendorong seseorang untuk melakukan tinjauan administratif. Dalam penerapan
fraud sebagai jalan pintas. akuntansi forensik, akan diaplikasikan sebuah
b. Oppottunity (kesempatan), kesempatan keterampilan investigasi dan analitik yang
untuk melakukan kecurangan muncul bertujuan untuk memecahkan masalah-
antara lain disebabkan karena lemahnya masalah keuangan melalui cara-cara yang
pengendalian internal, adanya system sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
pengawasan yang tidak jelas, terjadi pengadilan atau hukum.
duplikasi jabatan yang membuka Tuanakotta (2010: 18), menjelaskan
kewenangan lebih sehingga potensi bagi bahwa akuntansi forensik pada awalnya
manajemen atau pegawai untuk adalah perpaduan yang paling sederhana
melakukan fraud. antara akuntansi dan hukum disimpulkan
c. Rationalization (rasionalisasi), bahwa akuntansi forensik merupakan
merupakan kondisi berupa sikap, karakter penerapan disiplin akuntansi, hukum dan
atau serangkaian nilai-nilai etis yang teknik investigatif untuk melakukan
seolah –olah membolehkan manajemen penelusuran aset, penghitungan kerugian
atau pegawai untuk melakukan tindakan keuangan negara dan asset recovery sehingga
dapat digunakan dalam penyelesaian hukum e. Mengingat bahwa beban pembuktian ada
baik di dalam atau diluar pengadilan. pada perusahaan yang “menduga“
pegawainya melakukan kecurangan, dan
Audit Investigatif
pada penuntut umum yang mendakwah
Audit inivestigatif merupakan jenis audit pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum
atau pemeriksaan yang dilakukan oleh administratif and pidana.
pemeriksa dengan menitik beratkan untuk f. Mencakup seluruh substansi investigasi
mendapatkan bukti –bukti adanya indikasi dan “kuasai” seluruh target yang sangat
atau dugaan terjadinya pelanggaran pidana kritis ditinjau dari segi waktu.
baik di sector maupun swasta. Pendekatan g. Meliputi seluruh tahapan kunci dalam
yang dilakukan dalam audit investigasi adalah proses investigasi, termasuk perencaaan,
melalui kesamaan antara tehnik auditing pengumpulan bukti, dan barang bukti,
dengan hukum. Menurut Tuanakotta wawancara, kontak dengan pihak ke tiga,
(2010:116) merumuskan beberapa standar pengamanan yang bersifat rahasia, ikuti
dalam melakukan investigasi sebagai contoh tata cara atau protokol, dokumentasi dan
investigasi untuk mendeteksi dugaan fraud. penyelenggaraan catatan, keterlibatan
Penerapan dan standar audit investigatif polisi, kewajiban hukum, dan persyaratan
ini dijelaskan dalam konteks Indonesia : mengenai pelaporan.
a. Seluruh investigasi harus di landasi
praktek – praktek terbaik yang diakui Data Mining
(accepted best practise). Istilah best Data mining adalah the extraction of
practise sering dipakai dalam penetapan hidden predictive information from large
standart dalam istilah ini tersirat dua hal databes yang berarti bahwa penambangan
yaitu adanya upaya membandingkan data. Penambangan data dilakukan dengan
antara praktek-praktek yang ada dengan cara mengekstraksi data besar yang
merujuk kepada yang terbaiik saat itu, dan tersembunyi sehingga data tersebut dapat
upaya benchmarking dilakukan terus digunakan untuk memprediksi.
menerus untuk mencari solusi terbaik. Arus Tuanakotta (2010 : 478) definisi
b. Mengumpulkan bukti-bukti dengan sederhana, dari data mining terdiri dari
prinsip-prinsip kehati-hatian (due care) beberapa unsur sebagai berikut :
sehingga bukti-bukti tersebut dapat a. Ada sesuatu yang diekstraksi atau ditarik
diterima di pengadilan. ke permukaan. Ini tidak berbeda dengan
c. Memastikan bahwa seluruh dokumentasi extraction pada pertambangan pada
dalam keadaan aman terlindungi, dan di umumnya, seperti ada pertambangan emas,
index; dan jejak audit tersedia. tembaga, perak, dan lain-lain
Dokumentasi ini diperlukan sebagai b. Yang diekstrak adalah hidden predictive
referensi apabila ada penyelidikan di information atau informasi tersembunyi
kemudian hari untuk memastikan bahwa yang bersifat prediktif. Kemampuan
investigasi sudah dilakukan dengan benar. mengekstraksi informasi separti inilah
Referensi ini juga membantu perusahaan yang membuat data mining suatu teknologi
dalam upaya perbaikan cara-cara yang sangat ampuh, misalnya sebagai alat
investigasi sehingga accepted best marketing dan alat investigasi.
practices yang dijelaskan diatas dapat
Data yang ditambang ini berada dalam
dilaksanakan.
data bases yang sangat besar. Sebagai contoh
d. Memperhatikan bahwa para investigator
seperti data base yang berisi semua kendaraan
mengerti akan hak asasi pegawai dan
bermotor di Indonesia, lengkap dengan segala
senantiasa menghormatinya. Kalau
macam informasi lainnya. Pengungkapan
investigasi dilakukan dengan cara yang
kasus Bom Bali I yang dilakukan oleh Polri
melanggar hak asasi pegawai, yang
bahwa bermula dari serpihan mesin kendaraan
bersangkutan dapat menuntut perusahaan
yang digunakan dalam pengeboman, data
dan investigatornya. Bukti-bukti yang
base ini dapat mengungkapkan pabrik
sudah dikumpulkan dengan waktu dan
pembuat mesin dan tahun pembuatan. Setelah
biaya yang banyak menjadi sia-sia.
itu, kepolisian dapat menelusuri dari pemilik
awal sampai pemilik terakhir yang terdaftar PPATK dan meningkatkan kepercayaan
dengan alamatnya. para pemangku kepentingan terhadap
PPATK, tidak melakukan tindakan yang
Kode Etik
melawan hukum dan tercela, serta
Tuanakotta (2010 : 107), para akuntan dan memberikan respek dan kontribusi
praktisi hukum mengenal kode etik. terhadap tujuan yang telah ditetapkan
Sebagaimana kode etik merupakan bagian sesuai etika dan perundang-undangan.
yang tidak terpisahkan dari kehidupan b. Tanggung Jawab
berprofesi selain itu kode etik juga mengatur Tanggung jawab terkait erat dengan
hubungan antara profesi dengan sesamanya amanah dan merupakan nilai yang
dengan pemakai jasanya dan stakeholder menggambarkan pelaksanaan
lainya dan dengan masyarakat secara luas. kewajibannya sesuai dengan kewenangan,
Kode etik juga berisi nilai-nilai luhur yang peran, fungsi dan tugas sebagaimana
penting bagi eksistensi profesi. Beberapa hal diamanatkan peraturan perundang-
terkait dengan kode etik adalah integritas, undangan. Kepatuhan dan konsistensi
hormat, independent dan jujur. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Kode etik dalam Peraturan Kepala Pusat peraturan perundang-undangan akan
Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan mendorong kesinambungan kegiatan,
Nomor: PER-05A/ 1.01/PPATK/08/10 meningkatkan pengakuan dan kepercayaan
Tentang Kode Etik Pegawai Pusat Pelaporan pemangku kepentingan serta
Dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK, menghindarkan adanya penyalahgunaan
2010) dalam rangka menjaga citra, dan wewenang.
kredibilitas PPATK dalam melaksanakan c. Profesionalisme
fungsi, tugas, dan wewenangnya diperlukan Profesionalisme merupakan nilai yang
kode etik pegawai yang sejalan dengan nilai- mengutamakan kecakapan terhadap
nilai dasar yang dikembangkan di PPATK. kompetensi baik dibidang pengetahuan,
Kode etik, bertujuan untuk: ketrampilan, pengalaman serta
a. Menjaga citra dan kredibilitas PPATK peningkatan diri yang berkelanjutan,
melalui penciptaan dan pelaksanaan tata- memiliki dan melaksanakan komitmen,
kerja yang jujur dan transparan sehingga serta melaksanakan etika organisasi dan
mendorong peningkatan kinerja; mematuhi peraturan perundang-undangan
b. Membina karakter dan watak Pegawai, yang berlaku.
memelihara rasa persatuan dan kesatuan d. Kerahasiaan
sehingga terwujud kerjasama dan Kerahasiaan merupakan nilai yang
semangat dalam pelaksanaan pencegahan mengutamakan kehati-hatian dan
dan pemberantasan pidana pencucian perlindungan terhadap informasi dan atau
uang; dan asset yang diperoleh dan/atau digunakan
c. Mendorong etos kerja Pegawai untuk dalam melaksanakan peran, fungsi dan
mewujudkan Pegawai yang profesional tugas intelijen keuangan sesuai dengan
dan sadar akan tanggungjawabnya. peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Keputusan Kepala Pusat e. Kemandirian.
Pelaporan Dan Transaksi Keuangan Nomor : Kemandirian merupakan sikap dan
KEP - 1 /1.01/PPATK/ 01/08, memuat tentang tindakan yang menggambarkan
definisi nilai-nilai dasar kode etik yang harus independensi dan tidak memihak dalam
dijunjung tinggi oleh pegawai PPATK yaitu: menjalankan fungsi dan tugas PPATK
a. Integritas serta penegakkan hukum.
Integritas merupakan nilai yang Pendeteksian dugaan tindak pidana
menggambarkan kejujuran terhadap segala pencucian uang
aspek dalam pelaksanaan fungsi dan
Yunus Husein (2007:10), money
tugasnya serta konsisten dengan etika dan
laundering atau pencucian uang didefinisikan
nilai-nilai dasar organisasi, dapat
sebagai perbuatan memindahkan,
dipercaya dan mematuhi peraturan
menggunakan, atau melakukan perbuatan
perundang-undangan yang berlaku dalam
lainnya atas hasil dari suatu tindak pidana
rangka melaksanakan fungsi dan tugas
yang seringkali dilakukan oleh organized terlalu mempertimbangkan hasil yang akan
crime, maupun individu yang melakukan diperoleh dan besarnya biaya yang akan
tindakan korupsi, perdagangan narkotika, dikeluarkan, karena tujuan utamanya untuk
kejahatan di bidang perbankan, pasar modal menyamarkan asal usul sumber dana dari hasil
dan tindak pidana lainnya dengan tujuan kejahatan sehingga akhirnya dapat dinikmati
menyembunyikan atau mengaburkan asal- dengan aman. Menurut Yudi Kristiana (2015
usul uang yang berasal dari hasil tindak pidana :20) sebagaimana menindaklajuti hal tersebut
tersebut, sehingga dapat digunakan karena dan operasionalisasi UU No 8 tahun 2010
seolah-olah tampak sebagai uang yang sah maka perlu pemahaman beberapa legal term
tanpa terdeteksi bahwa aset tersebut berasal terkait dengan deteksi terjadinya tindak
dari kegiatan yang ilegal. pidana pencucian uang yaitu dengan
Pendapat lain dikemukakan oleh Pamela melakukan pemeriksaan yang terdiri dari :
H. Bucy dalam buku yang berjudul White a. Identifikasi masalah,
Collar Crime : Case and Meterials, definisi b. Analisis dan
“money laundering” yang dituangkan di c. Evaluasi transaksi keuangan yang
buku Adrian Sutedi (2008 : 14) sebagai mencurigakan (LTKM).
berikut :
“Money laundering is the concealment of Hipotesis Penelitian :
the existence, nature illegal source of illicit
H1 : akuntansi forensik berpengaruh
fund in such a manner that the funds will
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
appear legitimate if discovered”.
pencucian uang
Di Indonesia pencucian uang merupakan
H2 : audit investigatif berpengaruh terhadap
jenis tindak pidana, dimana tindak pidana
pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian
dimaksud didahului dengan adanya predicate
uang
crime, berdasarkan Pasal 2 UU No 8 Tahun
H3 : data mining berpengaruh terhadap
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian
tindak Pidana Pencucian Uang yaitu terdapat
uang
26 (dua puluh enam ) jenis tindak pidana asal.
H4 : Kode etik memoderasi pengaruh audit
Menurut Adrian Sutedi (2008:18) terdapat
investigatif terhadap pendeteksian dugaan
tahap -tahap dan proses melakukan usaha
tindak pidana pencucian uang
pencucian uang yaitu:
H5 : Kode etik memoderasi pengaruh data
a. Placement yaitu tahap pertama dari
mining terhadap pendeteksian dugaan tindak
pencucian uang dengan menempatkan
pidana pencucian uang.
(mendepositokan) uang haram yang
bersumber dari hasil kejahatan tersebut ke
3. Metode Penelitian
dalam sistem keuangan (financial system)
seperti Bank, Asuransi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
b. Layering yaitu memisahkan hasil tindak terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai
pidana dari sumbernya melalui berbagi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
tahap transaksi keuangan sehingga ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
menjadi semakin sulit dan membutuhkan kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik
peningkatan kemapuan secara sistematis sampling dalam penelitian ini menggunakan
dan berkesinambungan. nonprobability sampling yaitu teknik
c. Integration adalah upaya menggunakan pengambilan sampel yang tidak memberi
harta kekayaan yang telah tampak sah, peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur
baik untuk dinikmati langsung, atau anggota populasi untuk memilih menjadi
diinvestasikan kedalam berbagi bentuk sampel atau disebut dengan istilah
kekayaan materiil atau keuangan, pengambilan sampling total yaitu populasi
dipergunakan untuk membiayai kegiatan sebagai sampel. Sampel yang dijadikan
bisnis yang sah, maupun untuk membiayai sebagai responden adalah para Analis dan
kembali kegiatan tindak pidana. Pemeriksa Transaksi Keuangan PPATK.
Variabel dependen adalah variabel yang
Dalam melakukan tindak pidana
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
pencucian uang tersebut, para pelaku tidak
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini
e. Evaluasi Model
Evaluasi model pengukuran atau outer
model dengan indikator reflektif dapat
dilakukan melalui indikator reliability,
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument/ koefisien alfa
k = Banyaknya butir soal.
Ringkasan Rule Of Thumb Evaluasi Inner
Model : Uji Parsial
Uji parsial digunakan untuk menguji ada
tidaknya pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial.
Rumus pada uji t adalah:
t=
SD / n
= rata-rata deviasi (selisih sampel
sebelum dan sampel sesudah)
SD = standar deviasi dari
n = banyaknya sampel
Uji Interaksi
Pengujian Hipotesis Uji interaksi dilakukan untuk mengetahui
variabel moderasi dalam memperkuat atau
Uji Validitas
memperlemah hubungan antara variabel
Uji validitas yang digunakan dalam independen dengan variabel dependen.
penelitian ini adalah Civariate Pearson
(Produk Momen Pearson) yang dianalisis 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dengan cara mengkorelasikan masing-masing
skor item dengan skor total. Hasil Uji Statistik Deskriptif
formula koefisien korelasi product moment
Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai
dari Karl Pearson yaitu :
rata-rata (mean). Standar deviasi, nilai
𝑟𝑥.𝑦 maksimum dan nilai minimum (Ghozali,
2007).
𝑁Σ𝑋𝑌 − Σ𝑋. Σ𝑌
=
√(𝑁Σ𝑥 2 − (Σ𝑋)2 )(𝑁Σ𝑌 2 − (Σ𝑌)2)
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan tujuan untuk mengatahui konsistensi
dari instrument sebagai alat ukur sehingga
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Dapat dilihat bahwa ada tiga jenis variabel concistency reliability. hasil uji kriteria
yaitu independent, dependent dan moderasi. indikator reliability dan internal concistency
Variabel independent terdiri dari akuntansi reliability.
forensik, audit investigatif dan data mining,
Hasil Loading Factor dan Composite
variabel dependentnya adalah pendeteksian
Reliability Outer Model :
dugaan tindak pidana pencucian uang dan
untuk variabel moderasinya adalah kode etik.
Hasil output :
pencucian uang memiliki nilai koefisien pemoderasi lainnya dan variabel kode etik
sebesar -0.07 dengan p- value sebesar 0.32 memperkuat pengaruh tersebut.
yang berarti bahwa audit investigatif tidak
berpengaruh terhadap pendeteksian PEMBAHASAN
dugaan tindak pidana pencucian uang. Hal
Pengaruh akuntansi forensik terhadap
ini menunjukan bahwa dalam mendeteksi
pendeteksian dugaan tindak pidana
terjadinya tindak pidana pencucian uang,
pencucian uang
audit investigatif bukan merupakan satu-
satunya metode yang digunakan oleh para Bahwa disiplin ilmu akuntansi forensik
analis dan pemeriksa pada PPATK dalam berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian
mendeteksi terjadinya tindak pidana dugaan tindak pidana pencucian uang.
pencucian uang. Akuntansi forensik merupakan keterpaduan
c. Pengaruh data mining terhadap dari berbagai ilmu yaitu akuntansi, audit dan
pendeteksian dugaan tindak pidana hukum yang dikonsepkan dalam penelitian ini
pencucian uang memiliki nilai koefisien melalui tiga dimensi yaitu terdiri dari
sebesar 0.08 dengan p- value sebesar 0.30 pelanggaran hukum, penghitungan kerugian
yang berarti bahwa data mining tidak dan mengetahui hubungan kausalitas atau
berpengaruh terhadap pendeteksian sebab akibat. Perkembangan akuntansi
dugaan tindak pidana pencucian uang. Hal forensik di Indonesia saat ini semakin meluas.
ini menunjukan bahwa pemanfaatan data
mining, belum menjadi menjadi satu Pengaruh audit investigatif terhadap
satunya sumber informasi yang digunakan pendeteksian dugaan tindak pidana
oleh para analis dan pemeriksa transaksi pencucian uang
keuangan untuk memprediksi maupun Bahwa audit investigatif tidak
mendeteksi terjadinya tindak pidana berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian
pencucian uang. dugaan tindak pidana pencucian uang.
Meskipun pelaku berupaya memberi kesan
Uji Interaksi : bahwa ia tidak terlibat (modus pencucian
a. Pengaruh audit investigatif terhadap uang), harus ada aliran uang atau dana menuju
pendeteksian dugaan tindak pidana tempat tujuan akhir. Naluri pelaku fraud inilah
pencucian uang yang dimoderasi oleh kode yang melandasi tehnik audit investigatif
etik adalah signifikan positif dengan nilai follow the money. Mengikuti jejak-jejak yang
p- value sebesar 0.008 dan nilai koefisien ditinggalkan aliran dana inilah yang dilakukan
jalur sebesar -0.35 disebut dengan penyidik atau akuntan forensik dalam teknik
moderasi murni (pure moderator). Hal ini follow the money.
artinya bahwa pengaruh audit investigatif
terhadap pendeteksian dugaan tindak Pengaruh data mining terhadap
pidana pencucian uang hanya dimoderasi pendeteksian dugaan tindak pidana
oleh variabel kode etik, tidak ada variabel pencucian uang
pemoderasi lainnya dan variabel kode etik Bahwa data mining tidak berpengaruh
memperkuat pengaruh tersebut. terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
b. Pengaruh data mining terhadap pencucian uang. Meskipun secara teori audit
pendeteksian dugaan tindak pidana bahwa data mining dianggap efektif dalam
pencucian uang uang yang dimoderasi oleh mendeteksi terjadinya fraud, namun
kode etik adalah signifikan positif dengan berdasarkan penelitian saat ini tidak signifikan
nilai p- sebesar 0.16 dan nilai koefisien diterapkan di dalam mendeteksi tindak pidana
jalur sebesar 0.15 moderasi murni (pure pencucian uang.
moderator). Hal ini artinya bahwa
pengaruh data mining terhadap Peran kode etik sebagai pemoderasi atas
pendeteksian dugaan tindak pidana pengaruh audit investigatif terhadap
pencucian uang hanya dimoderasi oleh pendeteksian dugaan tindak pidana
variabel kode etik, tidak ada variabel pencucian uang