Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No.

2, Desember 2020, hal 219-234


ISSN 2339-1545

Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit


Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak
Pidana Pencucian Uang
Tri Puji Raharjo1, Syahril Djaddang2 , Edy Supriyadi3
1,2,3 Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT


JEL Classification : This research aims to examine and analyze the effect of
M48, M40 forensic accounting, investigative audit and data mining on
detection of criminal act of money laundering’s suspicion with
the role of ethics code as a moderating factor. The research
Keywords : object are the analyst and examiner of financial transaction of a
governmental institution named Pusat Pelaporan and Analisis
forensic accounting, Transaksi Keuangan (Indonesian Financial Transaction Report
investigative audit, data and Analysis Centre) with a total of 40 respondents. This
mining, ethics code, research is using nonprobability sampling method. Data
criminal act of money analysis is performed using Stuctural Equation Modeling
laundering’s detection. Partial Least Square (SEM-PLS) by using WarpPLS 6.0. The
results showed that forensic accounting has significant effect,
investigative audit doesn’t have effect and data mining doesn’t
have effect on criminal act of money laundering’s suspicion. The
role of ethics code moderates the effect of investigative audit on
the detection of criminal act of money laundering’s suspicion
and also moderates the effect of data mining on the detection of
criminal act of money laundering’s suspicion. The contribution
of this research is strengthening and enriching the source of
information about the scope of forensic accounting’s
implementation.

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji dan menganalisis
pengaruh akuntansi forensik, audit investigatif dan data mining
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian uang
dengan peran kode etik sebagai variabel pemoderasi. Objek
penelitian ini adalah analis dan pemeriksa transaksi keuangan
pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
sebanyak 40 orang. Metode sampling yang digunakan adalah
nonprobability sampling. Metode analisis data pada penelitian
ini adalah Stuctural Equation Modeling Partial Least Square
(SEM-PLS) menggunakan WarpPLS 6.0. Hasil penelitian ini
adalah akuntansi forensik berpengaruh signifikan, audit
investigatif tidak berpengaruh dan data mining tidak
berpengaruh terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
pencucian uang. Peran kode etik memoderasi pengaruh audit
investigatif terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
pencucian uang dan juga memoderasi pengaruh data mining
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian uang.

* Email Korespondensi: 1 tripuji.rr@gmail.com


Magister Akuntansi Universitas Pancasila
219
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

1. Pendahuluan Pencucian Uang dan/atau tindak pidana lain


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).
Pada Februari 2015, bahwa Financial
Berdasarkan Bulletin Statistik tentang
Action Task Force (FATF) secara bulat telah
Anti Pencucian Uang dan Pendanaan
mengakui upaya dan komitmen Indonesia
Terorisme PPATK Volume: 105/THN
dalam mencegah dan memberantas tindak
IX/2018 Edisi November 2018, perihal
pidana pencucian uang dan pendanaan
perkembangan dan peningkatan jumlah
terorisme, kemudian memutuskan Indonesia
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
keluar dari daftar hitam menjadi greylist
(LTKM) yang diterima oleh PPATK per-
country. FATF merupakan organisasi
bulan November 2017 s.d. November 2018.
internasional yang berdiri dengan tujuan
sebagaimana dalam gambar grafik berikut :
untuk menerapkan standar internasional dan
promosi langkah-langkah efektif dalam
mengatasi kejahatan keuangan dengan
mengeluarkan 40 rekomendasi terkait anti
money laundering dan 9 rekomendasi khusus
terkait countering financing terrorism
(www.ppatk.go.id).
Keluarnya Indonesia dari daftar hitam,
memerlukan upaya dan langkah yang cukup
panjang, antara lain melalui perbaikan dari
berbagi aspek regulasi, koordinasi dan Gambar 1. Perkembangan dan Peningkatan
implementasi dalam rezim anti pencucian Jumlah LTKM yang Diterima PPATK per-
uang, pencegahan pendanaan terorisme, dan bulan November 2017 s.d. November 2018
proliferasi senjata pemusnah massal
(www.ppatk.go.id). Dari sisi aspek regulasi Dari grafik diatas, dapat disimpulkan
adalah lahirnya Undang-undang Nomor 15 bahwa jumlah LTKM yang dilaporkan oleh
Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan Penyedia
Uang kemudian dilakukan revisi terakhir Barang dan Jasa (PBJ) kepada PPATK
menjadi Undang-undang Nomor 8 Tahun mengalami kenaikan dan penurunan setiap
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan bulannya cenderung dinamis. Namun, pada
Tindak Pidana Pencucian Uang. bulan Agustus 2018 jumlah LTKM yang
Revisi undang-undang dilakukan dalam dilaporkan mengalami kenaikan signifikan
rangka meningkatkan efektifitas penegakan apabila dibandingkan dengan bulan
hukum, melalui pendekatan anti pencucian sebelumnya yaitu terjadi kenaikan sebesar
uang (anti-money laundering strategy) dan 40.8 %. Tingginya jumlah LTKM,
mengamanatkan kepada Pusat Pelaporan dan mengindikasikan bahwa transaksi-transaksi
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang dilakukan para nasabah tidak sesuai
sebagai focal point Indonesia dalam dengan ketentuan/ profil yang sesungguhnya
melaksanakan rezim anti money laundering. sehingga potensi terjadinya
PPATK merupakan satu-satunya lembaga pelanggaran/tindak pidana.
intelijen dibidang keuangan, berdasarkan Bulletin tersebut, juga menyajikan
pasal 40 Undang-undang Nomor 8 Tahun informasi jumlah Hasil Analisis (HA)
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan transaksi keuangan terkait dugaan terjadinya
Tindak Pidana Pencucian Uang, mempunyai tindak pidana asal dan tindak pidana
tugas dan fungsi sebagai berikut : a) pencucian uang yang disampaikan kepada
melakukan pencegahan dan pemberantasan Penyidik pada periode 2017 s.d 2018. Jumlah
tindak pidana Pencucian Uang, b) pengelolaan dugaan tindak pidana asal dan tindak pidana
data dan informasi yang diperoleh PPATK, c) pencucian uang yang berhasil diidentifikasi
pengawasan terhadap kepatuhan Pihak lebih dari 21 (dua puluh satu) jenis tindak
Pelapor dan d) melakukan analisis atau pidana. Jenis –jenis tindak pidana tersebut
pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi termasuk kategori jenis tindak pidana dengan
Keuangan yang berindikasi tindak pidana motif ekonomi seperti korupsi, penipuan,

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


220
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

penggelapan (fraud). Adapun rinciannya apat penerapan audit investigasif adalah untuk
dilihat pada tabel dibawah ini : mengumpulkan bukti - bukti yang dapat
Tabel 1. Jumlah HA yang disampaikan ke
diterima oleh ketentuan perundang-undangan
Penyidik berdasarkan dugaan tindak pidana yang berlaku atau mengumpulkan bukti
asal tahun 2017 s.d tahun 2018 hukum dan barang bukti sesuai dengan hukum
acara dan sebagai pembuktian di persidangan.
Auditor forensik yang akan melaksanakan
audit investigatif harus memenuhi persyaratan
kemampuan dan keahlian.
Sedangkan Owolabi, Dada, dan Olaoye
(2013) menambahkan bahwa akuntan
forensik dapat menerapkan teknik audit
keuangan yang serupa, namun dengan
keberatan dan prosedur yang berbeda; dan
mungkin memvalidasi perhitungan yang
diperlukan dengan meneliti jejak dokumen
untuk mencapai tujuan tertentu dari yang
tidak taat. Oleh karena itu, penggunaan
teknik akuntansi forensik dapat
meningkatkan penuntutan kasus kejahatan
ekonomi dan keuangan serta menjadi
tantangan baru dalam bidang ilmu akuntansi
dan hukum.
Sebagai contoh, penerapan atas
akuntansi forensik membantu mengungkap
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan
terjadinya tindak pidana korupsi dan
bahwa perbandingan jumlah HA PPATK
pencucian uang mantan Ketua Mahkamah
antara tahun 2017 (361) dan 2018 (448) terus
Konstitusi pada tahun 2013. "PPATK: Aliran
meningkat sebesar 81 persen. Hasil tersebut,
Dana Akil Mochtar Lebih dari Rp 10Miliar"
mengindikasikan bahwa masih tingginya
, disampaikan bahwa terdapat sejumlah
dugaan terjadinya tindak pidana asal dan
kejanggalan dalam transaksi yang dilakukan
tindak pidana pencucian uang.
CV. RS telah terendus KPK dan PPATK.
Dalam proses penyusunan HA tersebut,
Kejanggalan tersebut, antara lain sejak
diperlukan kemampuan mengkombinasikan
berdiri tahun 2010 bahwa CV. RS tercatat tak
pemahaman disiplin ilmu akuntansi, hukum
pernah mengeluarkan biaya operasional
dan audit sehingga dalam proses audit
layaknya badan usaha yang normal, tetapi
mengedepankan untuk mendapatkan bukti-
terus-menerus ada aliran dana masuk.
bukti pelanggaran hukum. Walaupun
Jumlah aliran dana yang masuk ke dua
sebenarnya audit secara umum sebatas untuk
rekening Bank BUMN atas nama CV. RS
menilai tingkat kewajaran laporan keuangan
bahkan mencapai Rp 100 miliar
tidak ditujukan secara khusus untuk
(kompas.com 16/10/2013).
menemukan kecurangan atau pelanggaran
Kondisi tersebut, menggambarkan
yang berdampak terjadinya kerugian, namun
bahwa disiplin ilmu akuntansi forensic dan
dalam suatu audit dimungkinkan ditemukan
pemanfataan data informasi transaksi
suatu kecurigaan terjadinya fraud, pencurian
keuangan dari Penyedia Jasa Keuangan yang
asset atau kecurangan yang bersifat sistematis.
dilaporkan kepada PPATK dapat dilakukan
Menurut Tuanakotta (2010 : 351), bahwa
analisis untuk mendeteksi terjadinya dugaan
penerapan akuntasi forensik dan audit
tindak pidana pencucian uang. Dalam
investigatif seperti teknik-teknik yang
melakukan pendeteksian tersebut, juga
diterapkan dalam kejahatan perpajakan dan
diperlukan adanya integritas dengan menjaga
kejahatan terorganisasi (organized crime),
etika profesi. Menurut Abdul Halim (2008:
follow the money dalam fraud dan pencucian
29) mengungkapkan etika profesional
uang, teknik pembuktian hukum, computer
meliputi sikap para anggota profesi agar
forensik dan lain sebagainya. Tujuan
idealistis, praktis dan realistis. Dalam rangka

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


221
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

efektivitas pelaksanaan terhadap etika yang tidak jujur atau mereka berada dalam
profesi maka diperlukan sebuah peraturan lingkungan yang aman. Kondisi tersebut
kode etik. Peraturan kode etik berisi tentang mucul secara berulang karena apabila
ketentuan-ketentuan mendasar yang ditemukan dan terbukti terjadi
mengatur tentang perilaku dan hak/ kecurangan sanksi yang diberikan oleh
kewajiban seseorang yang mempunyai manajemen kepada para pelaku fraud
profesi. Kode etik, bertujuan untuk hanya berupa teguran administrasi
menghindari terjadinya conflict of interest sehingga tidak memberikan efek jera.
dan penyimpangan-penyimpangan serta d. Competence (kompetensi),
untuk menjaga kualitas hasil audit yang kompetensi/kapabilitas merupakan
objektif. kemampuan karyawan untuk
Sehubungan dengan uraian diatas, maka mengabaikan kontrol internal,
kiranya penting bagi peneliti untuk mengembangkan strategi
melakukan penelitian dengan judul “Peran penyembunyian, dan mengontrol situasi
Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi sosial untuk keuntungan pribadinya.
Forensik, Audit Investigatif Dan Data e. Arrogance (arogansi) adalah sikap
Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan superioritas atas hak yang dimiliki dan
Tindak Pidana Pencucian Uang”. merasa bahwa kontrol internal atau
kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk
2. Telaah Teori dan Pengembangan dirinya
Hipotesis
Akuntansi Forensik
Teori Fraud Pentagon Akuntansi Forensik adalah akuntansi
Teori fraud pentagon merupakan yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum.
perluasan dari teori fraud triangle yang Artinya, akuntansi yang dapat bertahan dalam
sebelumnya dikemukakan oleh Cressey kancah perseteruan selama proses pengadilan,
(Crowe, 2011), dalam teori ini menambahkan atau dalam proses peninjauan judicial atau
dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi administratif” (imagama.feb.ugm.ac.id)
(competence) dan arogansi (arrogance). 5 Merriam Webster’s Collegiate Dictionary
(lima) unsur yang menjadi penyebab (edisi ke 10) dapat diartikan ”berkenaan
terjadinya fraud sebagai berikut: dengan pengadialan” atau ”berkenaan dengan
a. Pressure (tekanan), salah satu penyebab penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah
terjadinya fraud karena adanya tekanan. hukum”. Oleh karena itu akuntasi forensik
Manajemen atau pegawai akan merasakan dapat diartikan penggunaaan ilmu akuntansi
sebuah tekanan untuk melakukan untuk kepentingan hukum. Akuntansi
kecurangan dikarenakan adanya pengaruh forensik adalah akuntansi yang akurat untuk
gaya hidup, kebutuhan ekonomi dan tujuan hukum selama proses pengadilan atau
tekanan dari pihak lain seperti atasan yang dalam proses peninjauan yudisial atau
mendorong seseorang untuk melakukan tinjauan administratif. Dalam penerapan
fraud sebagai jalan pintas. akuntansi forensik, akan diaplikasikan sebuah
b. Oppottunity (kesempatan), kesempatan keterampilan investigasi dan analitik yang
untuk melakukan kecurangan muncul bertujuan untuk memecahkan masalah-
antara lain disebabkan karena lemahnya masalah keuangan melalui cara-cara yang
pengendalian internal, adanya system sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
pengawasan yang tidak jelas, terjadi pengadilan atau hukum.
duplikasi jabatan yang membuka Tuanakotta (2010: 18), menjelaskan
kewenangan lebih sehingga potensi bagi bahwa akuntansi forensik pada awalnya
manajemen atau pegawai untuk adalah perpaduan yang paling sederhana
melakukan fraud. antara akuntansi dan hukum disimpulkan
c. Rationalization (rasionalisasi), bahwa akuntansi forensik merupakan
merupakan kondisi berupa sikap, karakter penerapan disiplin akuntansi, hukum dan
atau serangkaian nilai-nilai etis yang teknik investigatif untuk melakukan
seolah –olah membolehkan manajemen penelusuran aset, penghitungan kerugian
atau pegawai untuk melakukan tindakan keuangan negara dan asset recovery sehingga

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


222
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

dapat digunakan dalam penyelesaian hukum e. Mengingat bahwa beban pembuktian ada
baik di dalam atau diluar pengadilan. pada perusahaan yang “menduga“
pegawainya melakukan kecurangan, dan
Audit Investigatif
pada penuntut umum yang mendakwah
Audit inivestigatif merupakan jenis audit pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum
atau pemeriksaan yang dilakukan oleh administratif and pidana.
pemeriksa dengan menitik beratkan untuk f. Mencakup seluruh substansi investigasi
mendapatkan bukti –bukti adanya indikasi dan “kuasai” seluruh target yang sangat
atau dugaan terjadinya pelanggaran pidana kritis ditinjau dari segi waktu.
baik di sector maupun swasta. Pendekatan g. Meliputi seluruh tahapan kunci dalam
yang dilakukan dalam audit investigasi adalah proses investigasi, termasuk perencaaan,
melalui kesamaan antara tehnik auditing pengumpulan bukti, dan barang bukti,
dengan hukum. Menurut Tuanakotta wawancara, kontak dengan pihak ke tiga,
(2010:116) merumuskan beberapa standar pengamanan yang bersifat rahasia, ikuti
dalam melakukan investigasi sebagai contoh tata cara atau protokol, dokumentasi dan
investigasi untuk mendeteksi dugaan fraud. penyelenggaraan catatan, keterlibatan
Penerapan dan standar audit investigatif polisi, kewajiban hukum, dan persyaratan
ini dijelaskan dalam konteks Indonesia : mengenai pelaporan.
a. Seluruh investigasi harus di landasi
praktek – praktek terbaik yang diakui Data Mining
(accepted best practise). Istilah best Data mining adalah the extraction of
practise sering dipakai dalam penetapan hidden predictive information from large
standart dalam istilah ini tersirat dua hal databes yang berarti bahwa penambangan
yaitu adanya upaya membandingkan data. Penambangan data dilakukan dengan
antara praktek-praktek yang ada dengan cara mengekstraksi data besar yang
merujuk kepada yang terbaiik saat itu, dan tersembunyi sehingga data tersebut dapat
upaya benchmarking dilakukan terus digunakan untuk memprediksi.
menerus untuk mencari solusi terbaik. Arus Tuanakotta (2010 : 478) definisi
b. Mengumpulkan bukti-bukti dengan sederhana, dari data mining terdiri dari
prinsip-prinsip kehati-hatian (due care) beberapa unsur sebagai berikut :
sehingga bukti-bukti tersebut dapat a. Ada sesuatu yang diekstraksi atau ditarik
diterima di pengadilan. ke permukaan. Ini tidak berbeda dengan
c. Memastikan bahwa seluruh dokumentasi extraction pada pertambangan pada
dalam keadaan aman terlindungi, dan di umumnya, seperti ada pertambangan emas,
index; dan jejak audit tersedia. tembaga, perak, dan lain-lain
Dokumentasi ini diperlukan sebagai b. Yang diekstrak adalah hidden predictive
referensi apabila ada penyelidikan di information atau informasi tersembunyi
kemudian hari untuk memastikan bahwa yang bersifat prediktif. Kemampuan
investigasi sudah dilakukan dengan benar. mengekstraksi informasi separti inilah
Referensi ini juga membantu perusahaan yang membuat data mining suatu teknologi
dalam upaya perbaikan cara-cara yang sangat ampuh, misalnya sebagai alat
investigasi sehingga accepted best marketing dan alat investigasi.
practices yang dijelaskan diatas dapat
Data yang ditambang ini berada dalam
dilaksanakan.
data bases yang sangat besar. Sebagai contoh
d. Memperhatikan bahwa para investigator
seperti data base yang berisi semua kendaraan
mengerti akan hak asasi pegawai dan
bermotor di Indonesia, lengkap dengan segala
senantiasa menghormatinya. Kalau
macam informasi lainnya. Pengungkapan
investigasi dilakukan dengan cara yang
kasus Bom Bali I yang dilakukan oleh Polri
melanggar hak asasi pegawai, yang
bahwa bermula dari serpihan mesin kendaraan
bersangkutan dapat menuntut perusahaan
yang digunakan dalam pengeboman, data
dan investigatornya. Bukti-bukti yang
base ini dapat mengungkapkan pabrik
sudah dikumpulkan dengan waktu dan
pembuat mesin dan tahun pembuatan. Setelah
biaya yang banyak menjadi sia-sia.
itu, kepolisian dapat menelusuri dari pemilik

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


223
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

awal sampai pemilik terakhir yang terdaftar PPATK dan meningkatkan kepercayaan
dengan alamatnya. para pemangku kepentingan terhadap
PPATK, tidak melakukan tindakan yang
Kode Etik
melawan hukum dan tercela, serta
Tuanakotta (2010 : 107), para akuntan dan memberikan respek dan kontribusi
praktisi hukum mengenal kode etik. terhadap tujuan yang telah ditetapkan
Sebagaimana kode etik merupakan bagian sesuai etika dan perundang-undangan.
yang tidak terpisahkan dari kehidupan b. Tanggung Jawab
berprofesi selain itu kode etik juga mengatur Tanggung jawab terkait erat dengan
hubungan antara profesi dengan sesamanya amanah dan merupakan nilai yang
dengan pemakai jasanya dan stakeholder menggambarkan pelaksanaan
lainya dan dengan masyarakat secara luas. kewajibannya sesuai dengan kewenangan,
Kode etik juga berisi nilai-nilai luhur yang peran, fungsi dan tugas sebagaimana
penting bagi eksistensi profesi. Beberapa hal diamanatkan peraturan perundang-
terkait dengan kode etik adalah integritas, undangan. Kepatuhan dan konsistensi
hormat, independent dan jujur. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Kode etik dalam Peraturan Kepala Pusat peraturan perundang-undangan akan
Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan mendorong kesinambungan kegiatan,
Nomor: PER-05A/ 1.01/PPATK/08/10 meningkatkan pengakuan dan kepercayaan
Tentang Kode Etik Pegawai Pusat Pelaporan pemangku kepentingan serta
Dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK, menghindarkan adanya penyalahgunaan
2010) dalam rangka menjaga citra, dan wewenang.
kredibilitas PPATK dalam melaksanakan c. Profesionalisme
fungsi, tugas, dan wewenangnya diperlukan Profesionalisme merupakan nilai yang
kode etik pegawai yang sejalan dengan nilai- mengutamakan kecakapan terhadap
nilai dasar yang dikembangkan di PPATK. kompetensi baik dibidang pengetahuan,
Kode etik, bertujuan untuk: ketrampilan, pengalaman serta
a. Menjaga citra dan kredibilitas PPATK peningkatan diri yang berkelanjutan,
melalui penciptaan dan pelaksanaan tata- memiliki dan melaksanakan komitmen,
kerja yang jujur dan transparan sehingga serta melaksanakan etika organisasi dan
mendorong peningkatan kinerja; mematuhi peraturan perundang-undangan
b. Membina karakter dan watak Pegawai, yang berlaku.
memelihara rasa persatuan dan kesatuan d. Kerahasiaan
sehingga terwujud kerjasama dan Kerahasiaan merupakan nilai yang
semangat dalam pelaksanaan pencegahan mengutamakan kehati-hatian dan
dan pemberantasan pidana pencucian perlindungan terhadap informasi dan atau
uang; dan asset yang diperoleh dan/atau digunakan
c. Mendorong etos kerja Pegawai untuk dalam melaksanakan peran, fungsi dan
mewujudkan Pegawai yang profesional tugas intelijen keuangan sesuai dengan
dan sadar akan tanggungjawabnya. peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Keputusan Kepala Pusat e. Kemandirian.
Pelaporan Dan Transaksi Keuangan Nomor : Kemandirian merupakan sikap dan
KEP - 1 /1.01/PPATK/ 01/08, memuat tentang tindakan yang menggambarkan
definisi nilai-nilai dasar kode etik yang harus independensi dan tidak memihak dalam
dijunjung tinggi oleh pegawai PPATK yaitu: menjalankan fungsi dan tugas PPATK
a. Integritas serta penegakkan hukum.
Integritas merupakan nilai yang Pendeteksian dugaan tindak pidana
menggambarkan kejujuran terhadap segala pencucian uang
aspek dalam pelaksanaan fungsi dan
Yunus Husein (2007:10), money
tugasnya serta konsisten dengan etika dan
laundering atau pencucian uang didefinisikan
nilai-nilai dasar organisasi, dapat
sebagai perbuatan memindahkan,
dipercaya dan mematuhi peraturan
menggunakan, atau melakukan perbuatan
perundang-undangan yang berlaku dalam
lainnya atas hasil dari suatu tindak pidana
rangka melaksanakan fungsi dan tugas

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


224
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

yang seringkali dilakukan oleh organized terlalu mempertimbangkan hasil yang akan
crime, maupun individu yang melakukan diperoleh dan besarnya biaya yang akan
tindakan korupsi, perdagangan narkotika, dikeluarkan, karena tujuan utamanya untuk
kejahatan di bidang perbankan, pasar modal menyamarkan asal usul sumber dana dari hasil
dan tindak pidana lainnya dengan tujuan kejahatan sehingga akhirnya dapat dinikmati
menyembunyikan atau mengaburkan asal- dengan aman. Menurut Yudi Kristiana (2015
usul uang yang berasal dari hasil tindak pidana :20) sebagaimana menindaklajuti hal tersebut
tersebut, sehingga dapat digunakan karena dan operasionalisasi UU No 8 tahun 2010
seolah-olah tampak sebagai uang yang sah maka perlu pemahaman beberapa legal term
tanpa terdeteksi bahwa aset tersebut berasal terkait dengan deteksi terjadinya tindak
dari kegiatan yang ilegal. pidana pencucian uang yaitu dengan
Pendapat lain dikemukakan oleh Pamela melakukan pemeriksaan yang terdiri dari :
H. Bucy dalam buku yang berjudul White a. Identifikasi masalah,
Collar Crime : Case and Meterials, definisi b. Analisis dan
“money laundering” yang dituangkan di c. Evaluasi transaksi keuangan yang
buku Adrian Sutedi (2008 : 14) sebagai mencurigakan (LTKM).
berikut :
“Money laundering is the concealment of Hipotesis Penelitian :
the existence, nature illegal source of illicit
H1 : akuntansi forensik berpengaruh
fund in such a manner that the funds will
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
appear legitimate if discovered”.
pencucian uang
Di Indonesia pencucian uang merupakan
H2 : audit investigatif berpengaruh terhadap
jenis tindak pidana, dimana tindak pidana
pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian
dimaksud didahului dengan adanya predicate
uang
crime, berdasarkan Pasal 2 UU No 8 Tahun
H3 : data mining berpengaruh terhadap
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian
tindak Pidana Pencucian Uang yaitu terdapat
uang
26 (dua puluh enam ) jenis tindak pidana asal.
H4 : Kode etik memoderasi pengaruh audit
Menurut Adrian Sutedi (2008:18) terdapat
investigatif terhadap pendeteksian dugaan
tahap -tahap dan proses melakukan usaha
tindak pidana pencucian uang
pencucian uang yaitu:
H5 : Kode etik memoderasi pengaruh data
a. Placement yaitu tahap pertama dari
mining terhadap pendeteksian dugaan tindak
pencucian uang dengan menempatkan
pidana pencucian uang.
(mendepositokan) uang haram yang
bersumber dari hasil kejahatan tersebut ke
3. Metode Penelitian
dalam sistem keuangan (financial system)
seperti Bank, Asuransi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
b. Layering yaitu memisahkan hasil tindak terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai
pidana dari sumbernya melalui berbagi kuantitas dan karakteristik tertentu yang
tahap transaksi keuangan sehingga ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
menjadi semakin sulit dan membutuhkan kemudian ditarik kesimpulannya. Teknik
peningkatan kemapuan secara sistematis sampling dalam penelitian ini menggunakan
dan berkesinambungan. nonprobability sampling yaitu teknik
c. Integration adalah upaya menggunakan pengambilan sampel yang tidak memberi
harta kekayaan yang telah tampak sah, peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur
baik untuk dinikmati langsung, atau anggota populasi untuk memilih menjadi
diinvestasikan kedalam berbagi bentuk sampel atau disebut dengan istilah
kekayaan materiil atau keuangan, pengambilan sampling total yaitu populasi
dipergunakan untuk membiayai kegiatan sebagai sampel. Sampel yang dijadikan
bisnis yang sah, maupun untuk membiayai sebagai responden adalah para Analis dan
kembali kegiatan tindak pidana. Pemeriksa Transaksi Keuangan PPATK.
Variabel dependen adalah variabel yang
Dalam melakukan tindak pidana
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
pencucian uang tersebut, para pelaku tidak
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


225
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

variabel dependentnya adalah pendeteksian Analisis PLS-SEM


dugaan tindak pidana pencucian uang. PLS-SEM terdapat tahapan dan setiap tahapan
Variabel independen adalah variabel yang akan berpengaruh terhadap tahapan
mempengaruhi atau yang menjadi sebab selanjutnya.
perubahannya atau timbulnya variabel a. Konseptualisasi Model
dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini menentukan dimensionalitasnya untuk
yang menjadi variabel independen adalah masing-masing.
akuntansi forensik, audit investigatif, dan data b. Metode Analisis Alogarithm
mining. Variabel pemoderasi adalah variabel menetukan jumlah populasi yang harus
yang mempengaruhi memperkuat dan dipenuhi.
memperlemah hubungan antara variabel c. Metode Resampling
independent dan dependent. Maka dalam resampling jackknifing mengatasi masalah
penelitian ini yang menjadi variabel yang terkait dengan kehadiran outlier
pemoderasi adalah kode etik. karena kesalahan dalam pengumpulan
Operasionalisasi Variabel data.
Variabel Independen dengan Variabel d. Diagram Alur
Moderating Model Persamaan Penelitian
Variabel moderasi adalah salah satu jenis
variabel yang memiliki kemampuan dalam
memperkuat atau bahkan memperlemah suatu
hubungan secara langsung yang terjadi antara
variabel independen dengan variabel
dependen. Metode ini dilakukan dengan
menambahkan variabel perkalian antara
variabel independen dengan variabel
moderatingnya, sehingga persamaan
umumnya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X1 X2

Tabel 2. Klasifikasi Jenis Moderasi

Diagram Alur dalam Persamaan:

e. Evaluasi Model
Evaluasi model pengukuran atau outer
model dengan indikator reflektif dapat
dilakukan melalui indikator reliability,

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


226
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

internal consistency reliability, convergent Formula yang digunakan untuk menguji


validity dan discriminant validity. reliabilitas intrumen :
𝑘 ∑𝜎𝑡2
Ringkasan Rule Of Thumb Evaluasi Outer 𝑟11 = [ ] [1 − ]
Model: 𝑘−1 2
𝜎𝑡
dimana :
(Σx)2
Σ𝑥 2 −
2
Rumus Varians= 𝜎 = 𝑁
𝑁

Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument/ koefisien alfa
k = Banyaknya butir soal.
Ringkasan Rule Of Thumb Evaluasi Inner
Model : Uji Parsial
Uji parsial digunakan untuk menguji ada
tidaknya pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial.
Rumus pada uji t adalah:


t=
SD / n
 = rata-rata deviasi (selisih sampel
sebelum dan sampel sesudah)
SD  = standar deviasi dari 
n = banyaknya sampel

Uji Interaksi
Pengujian Hipotesis Uji interaksi dilakukan untuk mengetahui
variabel moderasi dalam memperkuat atau
Uji Validitas
memperlemah hubungan antara variabel
Uji validitas yang digunakan dalam independen dengan variabel dependen.
penelitian ini adalah Civariate Pearson
(Produk Momen Pearson) yang dianalisis 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dengan cara mengkorelasikan masing-masing
skor item dengan skor total. Hasil Uji Statistik Deskriptif
formula koefisien korelasi product moment
Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai
dari Karl Pearson yaitu :
rata-rata (mean). Standar deviasi, nilai
𝑟𝑥.𝑦 maksimum dan nilai minimum (Ghozali,
2007).
𝑁Σ𝑋𝑌 − Σ𝑋. Σ𝑌
=
√(𝑁Σ𝑥 2 − (Σ𝑋)2 )(𝑁Σ𝑌 2 − (Σ𝑌)2)

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan tujuan untuk mengatahui konsistensi
dari instrument sebagai alat ukur sehingga
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


227
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

Dapat dilihat bahwa ada tiga jenis variabel concistency reliability. hasil uji kriteria
yaitu independent, dependent dan moderasi. indikator reliability dan internal concistency
Variabel independent terdiri dari akuntansi reliability.
forensik, audit investigatif dan data mining,
Hasil Loading Factor dan Composite
variabel dependentnya adalah pendeteksian
Reliability Outer Model :
dugaan tindak pidana pencucian uang dan
untuk variabel moderasinya adalah kode etik.

Hasil Uji Outner Model


Evaluasi outer model dilakukan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas suatu
indikator yang diuji. Variabel unobserved
pada penelitian ini adalah Akuntansi Forensik
(X1), Audit Investigatif (X2), Data Mining
(X3), Kode Etik (M) dan Pendeteksian dugaan
tindak pidana pencucian uang (Y). pemodelan Kriteria validitas dalam penelitian ini
dengan confirmatory factor analysis (CFA) yaitu convergent validity menggunakan
atau model penuh (full model) parameter Averange Variance Extracted
dengan structural equation modeling (SEM) (AVE) dan Discriminant Validity
akan menjumpai dengan interpretasi menggunakan parameter perbandingan akar
dari loading factor. kuadrat AVE dengan korelasi atar kontruk
laten.
Hasil Loading Factor Outner Model : Hasil Convergent Validity dan Discrimination
Validity :

Hasil Uji Inner Model


Pengukuran bagian dalam disebut juga
sebagai model struktural. Model struktural
adalah model yang menghubungkan antar
variabel laten. Evaluasi inner model dilakukan
dengan melihat :
• Adjusted R –square,
• Effect size (F2),
• Q2 Predictive relevance,
• q2 Predictive relevance,
• APC,
Kriteria reliabilitas dalam penelitian ini • ARS,
yaitu indikator reliability dengan parameter • AARS,
loading factor dan internal concistency • AVIF,
reliability dengan parameter loading • AFVIF,

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


228
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

• Goodness Tenenhenaus, Model structural :


• RSCR,
• SSR,
• NLBCDR,
• Signifikansi.

Hasil Uji Inner Model :

Persamaan model struktural :

TPPU = 0.27AF- 0.07AI + 0.08DM +


0.35AI*KE x 0.20*KE+ɛ.

Hasil output :

Hasil Uji Effect Size dan Full Collinerarity


VIF
Uji effect size dilakukan untuk
mengetahui besarnya proporsi variance
variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Uji Parsial
Hasil Effect Size: a. Pengaruh akuntansi forensik terhadap
pendeteksian dugaan tindak pidana
pencucian uang memiliki nilai koefisien
sebesar 0.27 dengan p- value sebesar 0.03
yang berarti bahwa akuntansi forensik
berpengaruh signifikan positif terhadap
pendeteksian dugaan tindak pidana
pencucian uang. Hal ini menunjukan
bahwa akuntansi forensik yang didasarkan
pada konsep pelanggaran hukum,
Uji Hipotesa dan Full Model penghitugan kerugian dan hubungan sebab
Pengujian hipotesis dilakukan untuk akibat dapat berfungsi dan efektif untuk
membuktikan kebenaran dugaan penelitian mendeteksi terjadinya kecurangan/ fraud
atau hipotesis. Pengujian ini dapat dilihat dari dan tindak pidana pencucian uang.
hasil korelasi antar konstruk pada output b. Pengaruh audit investigatif terhadap
koefisien jalur dan tingkat signifikansinya. pendeteksian dugaan tindak pidana

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


229
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

pencucian uang memiliki nilai koefisien pemoderasi lainnya dan variabel kode etik
sebesar -0.07 dengan p- value sebesar 0.32 memperkuat pengaruh tersebut.
yang berarti bahwa audit investigatif tidak
berpengaruh terhadap pendeteksian PEMBAHASAN
dugaan tindak pidana pencucian uang. Hal
Pengaruh akuntansi forensik terhadap
ini menunjukan bahwa dalam mendeteksi
pendeteksian dugaan tindak pidana
terjadinya tindak pidana pencucian uang,
pencucian uang
audit investigatif bukan merupakan satu-
satunya metode yang digunakan oleh para Bahwa disiplin ilmu akuntansi forensik
analis dan pemeriksa pada PPATK dalam berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian
mendeteksi terjadinya tindak pidana dugaan tindak pidana pencucian uang.
pencucian uang. Akuntansi forensik merupakan keterpaduan
c. Pengaruh data mining terhadap dari berbagai ilmu yaitu akuntansi, audit dan
pendeteksian dugaan tindak pidana hukum yang dikonsepkan dalam penelitian ini
pencucian uang memiliki nilai koefisien melalui tiga dimensi yaitu terdiri dari
sebesar 0.08 dengan p- value sebesar 0.30 pelanggaran hukum, penghitungan kerugian
yang berarti bahwa data mining tidak dan mengetahui hubungan kausalitas atau
berpengaruh terhadap pendeteksian sebab akibat. Perkembangan akuntansi
dugaan tindak pidana pencucian uang. Hal forensik di Indonesia saat ini semakin meluas.
ini menunjukan bahwa pemanfaatan data
mining, belum menjadi menjadi satu Pengaruh audit investigatif terhadap
satunya sumber informasi yang digunakan pendeteksian dugaan tindak pidana
oleh para analis dan pemeriksa transaksi pencucian uang
keuangan untuk memprediksi maupun Bahwa audit investigatif tidak
mendeteksi terjadinya tindak pidana berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian
pencucian uang. dugaan tindak pidana pencucian uang.
Meskipun pelaku berupaya memberi kesan
Uji Interaksi : bahwa ia tidak terlibat (modus pencucian
a. Pengaruh audit investigatif terhadap uang), harus ada aliran uang atau dana menuju
pendeteksian dugaan tindak pidana tempat tujuan akhir. Naluri pelaku fraud inilah
pencucian uang yang dimoderasi oleh kode yang melandasi tehnik audit investigatif
etik adalah signifikan positif dengan nilai follow the money. Mengikuti jejak-jejak yang
p- value sebesar 0.008 dan nilai koefisien ditinggalkan aliran dana inilah yang dilakukan
jalur sebesar -0.35 disebut dengan penyidik atau akuntan forensik dalam teknik
moderasi murni (pure moderator). Hal ini follow the money.
artinya bahwa pengaruh audit investigatif
terhadap pendeteksian dugaan tindak Pengaruh data mining terhadap
pidana pencucian uang hanya dimoderasi pendeteksian dugaan tindak pidana
oleh variabel kode etik, tidak ada variabel pencucian uang
pemoderasi lainnya dan variabel kode etik Bahwa data mining tidak berpengaruh
memperkuat pengaruh tersebut. terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana
b. Pengaruh data mining terhadap pencucian uang. Meskipun secara teori audit
pendeteksian dugaan tindak pidana bahwa data mining dianggap efektif dalam
pencucian uang uang yang dimoderasi oleh mendeteksi terjadinya fraud, namun
kode etik adalah signifikan positif dengan berdasarkan penelitian saat ini tidak signifikan
nilai p- sebesar 0.16 dan nilai koefisien diterapkan di dalam mendeteksi tindak pidana
jalur sebesar 0.15 moderasi murni (pure pencucian uang.
moderator). Hal ini artinya bahwa
pengaruh data mining terhadap Peran kode etik sebagai pemoderasi atas
pendeteksian dugaan tindak pidana pengaruh audit investigatif terhadap
pencucian uang hanya dimoderasi oleh pendeteksian dugaan tindak pidana
variabel kode etik, tidak ada variabel pencucian uang

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


230
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

Bahwa kode etik memoderasi secara mengidentifikasi bukti-bukti pidana


signifikan atas pengaruh audit investigatif dalam persidangan di pengadilan.
terhadap pendeteksian dugaan tindak pidana 2) Audit investigatif tidak berpengaruh
pencucian uang. kode etik memoderasi terhadap pendeteksian dugaan tindak
dengan kuat (Pure Moderator). Pure pidana pencucian uang, setidaknya
Moderator adalah variabel yang memoderasi terdapat beberapa hal sebagai penyebab
hubungan antara variabel independen dan antara lain sebagai berikut:
variabel dependen dimana variabel moderasi a) Dalam penelitian ini peneliti tidak
murni berinteraksi dengan variabel menentukan kriteria responden
independen tanpa menjadi varaibel berdasarkan latar belakang
independen. pendidikan, masa dinas dan
pengalaman kerja sehingga diperoleh
Peran kode etik sebagai pemoderasi atas jawaban yang bervariasi.
pengaruh data mining terhadap b) Merujuk pada pasal 40 huruf d UU 8/
pendeteksian dugaan tindak pidana 2010, dalam melaksanakan tugas
pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Bahwa kode etik memoderasi atas 39, PPATK mempunyai fungsi
pengaruh data mining terhadap pendeteksian sebagai berikut: “analisis atau
dugaan tindak pidana pencucian uang secara pemeriksaan laporan dan informasi
positif dan signifikan. Hasil penelitian ini juga Transaksi Keuangan yang berindikasi
menunjukan bahwa kode etik memoderasi tindak pidana Pencucian Uang
kedua variabel dengan kuat (Pure dan/atau tindak pidana lain
Moderator), artinya bahwa variabel yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
memoderasi hubungan antara variabel ayat”. Hal ini berarti bahwa dalam
independen dan variabel dependen mendeteksi terjadinya tindak pidana
berinteraksi dengan variabel independen pencucian uang dilakukan melalui 2
tanpa menjadi varaibel independen. Hal ini (dua) proses pendekatan yaitu proses
berarti bahwa dalam penelitian ini tidak ada analisis dan proses pemeriksaan
variabel lain yang mampu memoderasi terhadap transaksi keuangan yang
pengaruh atas data mining terhadap mencurigakan.
pendeteksian dugaan tindak pidana pencucian c) Merujuk pada Peraturan Kepala
uang selain kode etik. PPATK 3 Tahun 2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja telah diatur
5. Kesimpulan, Keterbatasan, dan secara tegas tentang pembagian tugas
Implikasi Hasil Penelitian antara analis dan pemeriksa transaksi
keuangan dalam pendeteksian dugaan
1) Akuntansi forensik berpengaruh tindak pidana pencucian uang.
signifikan terhadap pendeteksian dugaan 3) Data mining tidak berpengaruh terhadap
tindak pidana pencucian uang. Hal ini pendeteksian dugaan tindak pidana
berarti bahwa dalam segitiga akuntansi pencucian uang. Penyebab tidak
forensik yang terdiri dari kerugian, berpengaruhnya data mining terhadap
permasalahan hukum dan hubungan pendeteksian dugaan tindak pidana
kausalitas diperlukan dalam pendeteksian pencucian uang disebabkan antara lain
terjadinya tindak pidana pencucian uang sebagai berikut :
sehingga para analis dan pemeriksa a) Data dan informasi yang dikelola oleh
transaksi keuangan PPATK dipandang PPATK, tidak menjadi satu-satunya
perlu mempunyai keahlian bidang sumber data yang digunakan oleh
akuntansi dan hukum untuk membantu para analis dan pemeriksa transaksi
para aparat penegak hukum dalam keuangan untuk memprediksi dan
mengungkap setiap jenis tindak pidana mendeteksi terjadinya tindak pidana
dengan motif ekonomi. Selain itu juga pencucian uang.
untuk mempermudah dalam membantu b) Saat ini PPATK masih terus
proses penegakan hukum mengembangkan sistem teknologi
informasi guna mendukung

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


231
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

pelaksanaan tugas dan wewenang kantor PPATK menerapkan system kerja


PPATK dalam mencegah dan dari rumah (Work From Home) sehingga
memberantas tindak pidana tidak memungkinkan untuk dilakukan
pencucian uang. konfirmasi hasil penelitian ini kepada
c) PPATK secara beratahap dan para responden.
berkelanjutan saat ini masih 3) Pembahasan model hanya terbatas pada
melakukan interconnectivity data ketiga variabel independent, satu variabel
baik yang bersumber dari instansi moderasi dan satu variabel dependent
pemerintah maupun swasta saja.
berdasarkan ketentuan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Saran
Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata
1) Untuk pengembangan penelitian dibidang
Cara Penyampaian Data Dan
akuntansi, khususnya terkait dengan
Informasi Oleh Instansi Pemerintah
akuntansi forensik, audit investigatif dan
Dan/Atau Lembaga Swasta Dalam
data mining terhadap pendeteksian
Pencegahan Dan Pemberantasan
dugaan tindak pidana pencucian uang
Tindak Pidana Pencucian Uang.
dengan kode etik sebagai pemoderasi.
4) Kode etik memoderasi pengaruh audit
2) PPATK dapat perluasan penerapan teknik
investigatif terhadap pendeteksian dugaan
audit investigatif dapat dilakukan oleh
tindak pidana pencucian uang. Dalam
analis dalam pendeteksian dugaan tindak
penelitian ini kode etik memoderasi
pidana pencucian uang.
dengan kuat (Pure Moderator). Kode etik
3) PPATK dapat menjadi fusion centre
etik telah melekat pada diri individu para
sehingga akan memudahkan para analis
analis dan pemeriksa transaksi keuangan
dan pemeriksa dalam melakukan prediksi,
yang mempunyai peran penting menjaga
ektraksi dari pemanfaatan dari bigdata
objektifitas dan kualitas hasil analisis dan
dalam rangka melakukan tracking dan
hasil pemeriksaan PPATK.
profiling terhadap pihak- pihak yang
5) Kode etik memoderasi pengaruh data
terindikasi melakukan kejahatan.
mining terhadap pendeteksian dugaan
tindak pidana pencucian uang. Hasil
Daftar Pustaka
penelitian menunjukan bahwa kode etik
memoderasi kedua variabel dengan kuat ACFE, & Global, 2014 Fraud Study. (2014).
(Pure Moderator). Hal tersebut Report To The Nations On Occupational
disebabkan karena dalam operasionalisasi Fraud And Abuse.
atas pemanfaatan data dan informasi yang Alkostar, A. (1994). White Collar Crime dan
dikelola oleh PPATK para analis dan Corporate Crime. Jurnal Hukum IUS
pemeriksa transaksi keuangan QUIA IUSTUM, 1(2), 3–8.
berkomitmen dan menjunjung tinggi https://doi.org/10.20885/iustum.vol1.iss2
terhadap nilai-nilai kode etik, khususnya .art1
pada nilai kerahasiaan.
Ardiansyah, A., Purnamasari, P., & Gunawan,
Keterbatasan Penelitian H. (2018). Penerapan Akuntansi Forensik
dan Audit Investigasi terhadap
1) Populasi sekaligus menjadi sampel dalam Pendeteksian Fraud Asset
penelitian ini adalah para analis dan Misappropriation ( Studi Kasus pada
pemeriksa transaksi keuangan PPATK, Badan Pengawasan Keuangan dan
dalam penentuan responden tidak dibatasi Pembangunan Pusat ). 2, 695–701.
dengan kriteria sampel misalnya masa
dinas, pengalaman sehingga perolehan Ardiyani, S., & Utaminingsih, N. S. (2015).
datanya variatif. Analisis determinan financial statement
2) Penelitian dilakukan pada saat terjadi melalui pendekatan fraud triangle.
pandemic Covid-19 dan penerapan Accounting Analysis Journal, 4(1).
Pembatasan Sosial Berskala Besar Deden Teguh Pribadi, 2016. (2016).
(PSBB) di wilayah DKI Jakarta dan Pengaruh Kompetensi Auditor Forensik

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


232
JRAP (Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan) Vol. 7, No. 2, Desember 2020, hal 219-234
ISSN 2339-1545

Terhadap Proses Penginvestigasian from


Kasus Tindak Pidana Korupsi www.ppatk.go.id/backend/assets/uploads
Universitas Pendidikan Indonesia | /20161003083257.pdf
repository.upi.edu |
PPATK. (2018). Anti pencucian uang &
perpustakaan.upi.edu. 1–19.
pencegahan pendanaan terorisme.
Dewi Yuniarti Rozali, R. (2015). Teknik Bulletin Statistik APUPPT, 105/THN IX.
Audit Investigatif Dalam Pengungkapan
Rizki, B. F., Purnamasari, P., & Oktaroza, M.
Money Laundering Berdasarkan
L. (2016). Pengaruh Akuntansi Forensik
Perspektif Akuntan Forensik. In Jurnal
dan Audit Investigasi terhadap
Riset Akuntansi dan Keuangan (Vol. 3).
Pendekteksian White Collar Crime. In
https://doi.org/10.17509/jrak.v3i1.6605
Prosiding Akuntansi (Vol. 421).
Dwi Ratmono, Yunita ( 2017). Dapatkah
Sugiyono, 2016. Metedologi Penelitian
Teori Fraud Triangle Menjelaskan
Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Bandung
Kecurangan Dalam Laporan Keuangan?
: Alfabeta.
Jurnal Akuntansi dan Auditing Volume
14/No. 2 Tahun 2017: 100-117. Siddiq, F. R., Achyani, F., & Zulfikar. (2017).
Departemen Akuntansi Fakultas Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi
Ekonomika dan Bisnis Universitas Financial Statement. Seminar Nasional
Diponegoro Dan The 4th Call for Syariah Paper, 1–
14. Retrieved from
Ghozali dan Latan. (2012). Buku Konsep,
http://hdl.handle.net/11617/9210
Teknik dan Aplikasi SmartPLS M3.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Sarsiti (2014). Analisis Pengaruh Penerapan
Diponegoro. Etika Dan Peningkatan Profesionalisme
Auditor Terhadap Kualitas Auditor
Husein, Y. (2007). Rezim Anti Pencucian
Internal. Jurnal Ekonomi dan
Uang. Jakarta: PPATK.
Kewirausahaan Vol. 14, No. 2, Oktober
Karamoy, H., & Wokas, H. R. N. (2006). 196 2014: 195 – 206.
Pengaruh Independensi Dan
Tri Maulidiastuti, Suratno, M. Y. (2018).
Profesionalisme, Dalam Mendeteksi
Analisis peran akuntansi forensik, data
Fraud Pada Auditor Internal Provinsi
mining , continuous auditing , terhadap
Sulawesi Utara.
pendeteksian fraud serta Relevansinya
Karyono, & Staf pengajar STAN dan Fakultas pada pencegahan fraud (Vol. 3). Jurnal
Ekonomi UBINus, J. (2002). Fraud Ekobisman Vol 3. NO. 2 DESEMBER
auditing. The Winners, 3(2), 150–160. 2018.
Lidyah, R. (2016). Korupsi Dan Akuntansi Tuanakotta, Theodorus M (2010). Audit
Forensik. In I-Finance (Vol. 2). Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta :
Salemba Empat .
Mark F. Zimbelman,Conan C Albercht, W.
Steve Albecht dan Chad O. Albrecht Undang-undang nomor 8 Tahun 2010 tentang
(2014). Forensik Accounting, Jakarta : Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Salemba Empat, Edisi keempat Pidana Pencucian Uang.
Ocansey, E. O. N. D., & Sc, M. (2017). Wolfe, D. T., & Hermanson, D. R. (2004). The
Forensik Accounting and the Combating Fraud Diamond : Considering the Four
of Economic and Financial Crimes in Elements of Fraud: Certified Public
Ghana. 13(31), 379–393. Accountant. The CPA Journal, 74(12),
https://doi.org/10.19044/esj.2017.v13n31 38–42. https://doi.org/DOI:
p379
Wahyuni dan Gideon Setyo Budiwitjaksono.
PPATK. (2010). Peraturan Kepala Pusat (2017). Fraud Triangle Sebagai
Pelaporan dan Analisis Transaksi Pendeteksi Kecurangan Laporan
Keuangan Nomor: PER- Keuangan Jurnal Akuntansi/Volume
05A/1.01/PPATK/08/10. (35). Retrieved XXI, No. 01, Januari 2017: 47-61 47

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


233
Tri Puji Raharjo, Syahril Djaddang, Edy Supriadi: Peran Kode Etik Atas Pengaruh Akuntansi Forensik, Audit
Investigatif dan Data Mining Terhadap Pendeteksian Dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang

Yudi, K. (2015). Pemberantasan Tindak Akuntono diakses pada tanggal 22


Pidana Pencucian Uang. Jakarta: Desember 2019.
Thafamedia.
http://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/808/
https://nasional.kompas.com/read/2013/10/16 indonesia-resmi-menjadi-observer-
/1034132/PPATK.Aliran.Dana.Akil.Moc financial-action-task-force.html,
htar.Lebih.dari.Rp.10.Miliar. Artikel ini Indonesia Resmi Menjadi Observer
telah tayang di Kompas.com dengan Financial Action Task Force, 29 Juni
judul "PPATK: Aliran Dana Akil Mochtar 2018, 17:47 WIB, diakses pada tanggal 23
Lebih dari Rp 10 Miliar", , Penulis : Indra Desember 2019.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


234

You might also like