Tata Spasial Arsitektur Tradisional Suku Atoni Di Kampung Tamkesi Pulau Timor

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

TATA SPASIAL ARSITEKTUR TRADISIONAL

SUKU ATONI DI KAMPUNG TAMKESI PULAU TIMOR

Reginaldo Ch. Lake


Staff Pengajar Prodi. Teknik Arsitektur, Universitas Katolik Widya Mandira
Kupang – NTT
Email: egilake@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri konsep tata spasial arsitektur tradisional suku Atoni di
pulau Timor yakni kampung adat Tamkesi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertama, menggambar ulang secara dua dimensi dan tiga dimensi lalu kemudian diuraikan
berdasarkan pada elemen-elemennya. Penguraian ini perlu dilakukan agar dapat diketahui secara
rinci bagaimana hubungan antar seluruh elemen bangunan dan lingkungannya. Kemudian kedua,
menganalisis tampilan bentuk.
Analisis berlandas pada elaborasi teori dan paradigma fenomenologi Schulz dan teori ordering
principles-Salura.
Berdasar hasil analisis dapat ditelusuri konsep tata spasial arsitektur tradisional yang verstehen
tentang budaya bermukim suku Atoni yang mempunyai nilai arsitektur tinggi sampai sekarang.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa relasi tata spasial arsitektur tradisional dipengaruhi oleh
konsep hirarki atas-bawah serta adanya pengikat (datum) berupa tata suku, tata gender,
persaudaraan etnis, ketaatan tradisi, simbol budaya, spiritual dan menyatu dengan alam.

Kata kunci: arsitektur tradisional Tamkesi, tata spasial, ordering principles.

Abstract
Title: Spatial Planning of Tradisional Architecture as Observed among the Atoni Tribe in the
Tamkesi Kampong on Timor Island

This research aims to investigate the concept of spatial planning found in the traditional
architecture of the Atoni tribe living in the traditional kampong of Tamkesi on Timor Island. The
method employed for this research project consists of the following steps: first of all, to record
and re-sketch the entire physical state of this kampong in the greatest possible detail. The result of
these sketches is subsequently subjected to an anatomical analysis to arrive a classification of the
relationship between all of the elements encountered and scrutinized; secondly, to make an
analysis by exposing the latter to the principles of identification and orientation. The analysis is
based on an elaboration of the phenomenological approach by Norberg-Schulz and the structural
approach involving function-form-meaning by Salura.
Based on the outcome of this analysis, the local concept serves as the basis for the spatial
planning of traditional architecture as observed in the Tamkesi kampong. The conclusion drawn
reveals that the relationship between the immediate environment, the site, form, framwork and the
natural-cultural cycle in traditional architecture is clearly influenced by the concept of top-down
(upper vs. lower) hierarchy as well as the binding element (datum) of the tribal order (hierarchy,
the gender code/etiquette, ethnic bonds and traditional customs as well as cultural and spiritual
symbols).

Key words: traditional vernacular architecture Tamkesi, spatial planning, ordering principles.

1
ATRIUM, Vol. 2, No. 1, Mei 2016, 31-
41
Latar Belakang lagi penelitian mendalam tentang
arsitektur ini termasuk langka.
Globalisasi yang melanda bidang
arsitektur telah terjadi secara intens. Berangkat dari potensi dan kelangkaan
Bangunan-bangunan yang muncul pengetahuan tentang arsitektur suku
pada era ini nyaris mempunyai bentuk Atoni, penelitian ini bertujuan untuk
dan atribut yang seragam. Paham mengungkap seluruh konsep-konsep
modernis yang dipicu oleh local-wisdom yang tercipta dari bahasa
industrialisasi diyakini melandasi arsitektur ruang dalam dan luarnya.
pemikiran terciptanya bahasa univalen-
Kegunaan dan manfaat yang didapat
si bentuk arsitektur atau lebih dikenal
dari penelitian ini adalah: Pertama,
sebagai bahasa “arsitektur-
pemahaman yang mendalam mengenai
internasional”.
bahasa arsitektur tradisional suku
Pemunculan arsitektur dengan label Atoni. Kedua, pemahaman baru
bahasa “arsitektur-internasional” ini tentang metode membaca susunan
ternyata mengikis lokalitas dan jatidiri arsitektur ruang dalam dan luar suku
arsitektur ibu pertiwi. Misalnya Atoni. Ketiga, pemahaman akan aspek-
beberapa bangunan pemerintahan aspek dominan yang melandasi
berbentuk geometri kotak yang terbentuknya bahasa arsitektur ruang
diselubungi cangkang kaca telanjang dalam dan luar suku Atoni. Keempat,
berdiri dengan megah sehingga pentingnya pemahaman bahasa
menciptakan satu bentuk tipe saja. arsitektur suku Atoni untuk digunakan
Padahal keragaman arsitektur sebagai rujukan bagi terciptanya
tradisional merupakan suatu sintesis antara arsitektur lokal dengan
keunggulan potensi bahasa arsitektur modern.
bila dibandingkan dengan arsitektur
dengan label bahasa “arsitektur- Metode dan Studi Kasus
internasional”. Potensi yang cukup
besar menyangkut kearifan lokal Studi Kasus
arsitektur tradisional adalah pada Salah satu kampung adat tertua di
Daerah Kupang – Nusa Tenggara Nusa Tenggara Timur khususnya pulau
Timur yang memiliki sepuluh ragam Timor adalah kampung adat Tamkesi.
arsitektur tradisionalnya. Diperkirakan kampung ini berdiri sejak
1865. Kampung ini berada di desa
Salah satu yang paling menonjol dari Tautpah, dusun III Usboko Biboki
sepuluh ragam arsitektur tradisional Selatan, Kabupaten Timor Tengah
yang ada adalah arsitektur suku Atoni Utara (TTU). Dalam pendataan Badan
di kampung Tamkesi. Arsitektur ini Pusat Statistik Kabupaten TTU (2014),
merupakan salah satu arsitektur Kabupaten ini secara geografis terletak
spesifik yang keberadaannya sudah antara 90 02‟ 48”LS-90 37‟ 36” LS dan
teruji terhadap konteks alam dan antara 1240 04‟ 02”BT-1240 46‟
budaya setempat selama ratusan tahun. 00”BT. Batas kampung adat Tamkesi:
Dengan demikian bahasa arsitektur sebelah Utara dengan desa Tautpah
tradisonal setempat ini perlu dan Sapaen, sebelah Timur dengan
dikedepankan dan ditelaah lebih Oekopa dan Oriabesi, sebelah Selatan
mendalam agar dapat dijadikan sumber dengan T‟eba dan Sebelah Barat
rujukan bagi bahasa perancangan dengan Tokbesi.
arsitektur yang kontekstual. Terlebih
Menurut Laporan Studi
Lake, Tata Spasial Arsitektur Tradisional Suku
Atoni
Vernakular Kata Biboki relatif masih karaterisitik
Unwira diambil dari tidak berubah penelitian.
(2010, nama dan Penelitian yang
unpublished), seorang penduduknya dilakukan ini
kampung leluhur asal masih mengelaborasi
Tamkesi pulau Timor memegang teguh dan
merupakan bagian adat istiadatnya. menggabungkan
komunitas Timur Pokok-pokok pendekatan
kecil pada (Timor inilah yang Norberg Schulz
sebagian Leste). Sang dijadikan dasar dan Salura.
kecil wilayah leluhur mengapa Kemudian
desa bernama kampung berdasar kedua
Tokbesi. Usif Biboki, Takemsi pendekatan yang
Kelompok bersama ditentukan saling melengkapi
kecil keluarga sebagai studi di atas disusun
masyarakat besarnya di kasus penelitian. sebuah kerangka
ini bertempat waktu silam baca.
tinggal pada merupakan Langkah-
daerah kelompok langkah Pada intinya
pegunungan masyarakat Analisis Norberg-Schulz
atau daerah nomaden Langkah awal (1971), (yang
pedalaman berpindah- analisis adalah banyak
pada masa pindah dari menentukan alat dipengaruhi oleh
lalu dikenal sekitar baca yang fenomenologi
sebagai pantai sejalan dengan Heidegger)
wilayah Oepuah tujuan penelitian menge- depankan
kerajaan hingga dan kespesifikan dua sisi utama
Biboki. menetap di studi kasus yang berinteraksi
Tamkesi pegunungan (arsitektur untuk saling
adalah bekas sekarang. tradisonal). melengkapi. Ia
istana atau Konon Penelitian- menguraikan
pusat mereka penelitian yang bahwa bagaimana
kerajaan melakukan ada sebelumnya momen ruang dan
Biboki di pengembara menunjukkan masa digunakan
waktu an ke arah bahwa saling terikat
lampau Barat pulau pendekatan dengan asosiasi
hingga kini, yang sama yang melekat
yang juga yang kini dan secara eksistensial
disebut Sonaf menjadi fenomenologi dalam diri
oleh wilayah dianggap sebagai manusia
masyarakat Nusa pendekatan yang pengamatnya.
setempat. Di Tenggara paling sejalan Lebih lanjut dia
waktu Timur. dengan memetakan dua
lampau sisi utama tadi
kerajaan ini Sampai saat sebagai: figure-
dipimpin ini kondisi form-space dan
oleh seorang fisik memory-
kaiser kampung identification-
(kaisar). adat orientation.
Takemsi
ATRIUM, Vol. 2, No. 1, Mei 2016, 31-
41
Sedangkan penelitian ini Penggambaran diteliti apa yang
pendekatan adalah sebagai ulang ini menjadi melandasi
Salura (2001) berikut: penting karena terciptanya
yang berangkat berdasar hasil masing-masing
dari struktur Pada sisi non penggambaran
fisik klasifikasi,
eksistensial dapat dilakukan apakah: prinsip
ditetapkan dua pengamatan lanjut
pokok utama sumbu, simetri,
fungsi-bentuk- secara lebih datum, ritme.
makna yaitu aspek teoritik.
identifikasi Pada prinsip
meyakini bahwa orientasi
tarik menarik dan orientasi Kedua,
yang akan mengklasifikasikan ditelusuri:
antara fungsi prinsip hirarki
dan bentuk ditelusuri pada hasil
sisi fisik penggambaran atas-bawah,
arsitektur itulah jauh-dekat, kiri-
yang dimaknai kampung fisik tadi berdasar
Atoni. uraian anatomikal kanan, dan
oleh pengguna depan-
dan Sedangkan di atas.
pada sisi fisik, belakang.
pengamatnya.
seperti Ketiga,
Salura Keempat,
dijelaskan oleh menghadapkan
menyatakan dominasi
Salura (2010), hasil klasifikasi
bahwa dalam prinsip yang
maka seluruh anatomikal dengan
diri manusia didapat pada
massa dan prinsip identifikasi
selalu ada bagian ketiga,
ruang dan orientasi. Pada
makna kemudian
kampung prinsip identifikasi
dihadapkan
keteraturan Atoni diurai dengan konsep-
secara konsep lokal
tentang anatomikal yang ada. Pada
keseimbangan seperti: telaah ini dapat
dan hirarki yang lingkup disimpulkan
berlandas pada lingkungan prinsip-prinsip
esensi manusia sekitar, apa saja yang
dan alam. lingkup tapak, berkaitan erat
lingkup bentuk dengan konsep
Elaborasi dari massa dan pembentukan
kedua ruang dalam massa dan
pendekatan di tapak, lingkup ruang
atas pada masyarakat
sosok pelingkup adalah: kampung Atoni.
massa dan Pertama, merekam
ruang, lingkup secara menyeluruh Kelima,
siklus massa dengan rinci konsep-konsep
dan ruang (lihat kondisi dan tatanan lokal yang
kerangka baca fisik yang ada, lalu berhasil
Gambar 1). menggambarkanny disimpulkan
a kembali baik kemudian
Langkah yang secara tiga dimensi dilihat
dilakukan maupun dua kesamaannya
dalam dimensi. pada tiap
penelitian ini klasifikasi
Lake, Tata Spasial Arsitektur Tradisional Suku
Atoni
massa konsep kedekatan (jauh- dengan aturan
dan dominan dekat) dengan adat dan
ruang. lokal apa kampung adat budaya, serta
Dengan yang Tamkesi sebagai dipengaruhi
demikian melandasi sentral aktivitas oleh kondisi
dapat tata spasial adat. Orientasi alam sekitar.
disimpul kampung depan- belakang Adanya
kan Atoni. cenderung permukiman
mempengaruhi adat sebagai
keberadaan wujud ruang
kampung baru inti (suci)
yang mengadopsi yang
konsep bangunan
perkotaan. memungkinkan
Bagian sentral elemen-elemen
(kampung adat pembentuk tata
Tamkesi) spasial (ruang
sebagai pusat luar) skala
sonaf Tamkesi
mempunyai nilai permukiman
yang lebih tinggi memiliki
dari bagian orientasi yang
lingkungan sangat jelas
sekitar yang yakni
mengikat
eksistensi ruang mengarah
luar yang pada
tercipta dari satu
elemen-elemen sumbu
lingkungan (axis) yaitu
sekitar (naukel, sonaf Tamkesi.
Gambar 1. Kerangka Baca nasi, kuan feu Walaupun
Sumber: Analisis Penulis, 2013 dan lele). kuantitas faktor
Pembahas hirarki pengikat
penanda Prinsip (datum) lebih
an
ruang luar Identitfikasi besar dari
Pertama, dari skala (Part and faktor yang
Lingkup lingkungan. Whole) Karena lainnya, tetapi
Lingkungan Hubungan mempunyai elemen yang
Sekitar atau susunan muncul dari
Prinsip orientasi yang komunitas
Orientasi lingkup diatur (datum) perkampungan
(Hirarki) lingkungan maka tata baru adalah
Kampung sekitar spasial pengulangan
adat Tamkesi (naukel, (khususnya (rythm)
merupakan nasi, kuan ruang luar) yang bangunan segi
sentral/bagia feu, dan tercipta empat. Elemen
n utama lele) selalu cenderung yang dominan
dengan terkait jarak formal sesuai dalam
ATRIUM, Vol. 2, No. 1, Mei 2016, 31-
41
penciptaan lingkungan hirarki atas-bawah tanggung jawab
ruang sekitar adalah ruang luar dari terhadapnya.
luar unsur pengikat lingkup tapak ini Dengan adanya
(datum), baik jelas terjadi teritori/zona,
permukiman adat, budaya interaksi visual maka terciptanya
adat dan alam. antar zona (eno), ruang luar yang
yang terjadi secara dikontrol dan
Tamkesi Kedua, intensif pada dipertahankan
berskala Lingkup perbedaan kontur oleh penghuni
Tapak (level tinggi-rendah zona, sehingga
lingkup Prinsip zona). Hirarki menimbulkan
Orientasi depan- belakang perasaan memiliki
(Hirarki) juga menjadi dan menjadi
Konsep konsep ordering peduli terhadap
bermukim principles ruang luar
orang Tamkesi permukiman adat tersebut.
dipengaruhi Tamkesi. Konsep
oleh budaya bermukim yang Prinsip
dan tradisi. bertajuk istana Identitfikasi (Part
Konsep memperhatikan and Whole)
tersebut orientasi depan- Lingkup tapak
dimunculkan belakang sebagai sebagai ruang luar
pada visual konsep pertahanan dan pengikat
pola tata diri dalam skala zona.
lingkup tapak. bermukim. Tingkat
Seperti pada Hubungan visual
bagian analisis pembagian zona kepositifan ruang
sebelumnya depan, tengah, luar ini tercipta
jelas bahwa dalam dan sejalan dengan
hirarki atas- belakang penciptaan rasa
bawah sangat menciptakan
dominan adanya perhatian kepemilikan atau
sebagai penghuni terhadap teritori penghuni
ordering ruang luar tersebut (lian meosopan,
principle sehingga lian
kampung adat menciptakan
Tamkesi. aat, lian atupas, rasa kepemilikan yang
Bagian atas dan nuat) terhadap tercipta terhadapnya.
diyakini ruang-ruang luar Kepemilikan yang
sebagai ruang pada kompleks dimaksud bukanlah
privat dan permukiman kepemilikan secara
paling suci Tamkesi. Semakin legal, namun berupa
(fafon), bagian positif sifat ruang kepemilikan secara
bawah (secara visual psikologis adat istiadat
merupakan nampak pada beda yang ditimbulkan juga
ruang publik tinggi zona/kontur oleh elemen-elemen
(ruang dan batas teritori pembentuk ruang luar
profan/munin). berupa dinding tersebut dalam lingkup
Kepositifan batu) semakin kuat tapak (kontur, status
Lake, Tata Spasial Arsitektur Tradisional Suku
Atoni
jabatan dalam bagian bangunan Prinsip bentuk dan
budaya/adat, lainnya terkait Identitfikasi menjadikan
dan pagar tertib orientasi. (Part and bentuk massa
batu/nopon ni Pada bagian tengah Whole) bangunan itu
nopon. Interaksi bangunan, bagian Karena terlihat
secara fisik paling atas (teot mempunyai monumental
antara zona dari koet‟ susunan dari kejauhan.
lingkup tapak na/komposisi atap berbentuk Adanya sumbu
terjadi melalui dan nete bifo/ume arch, (axis) yang
keberadaan in sun‟ na) memusat pada
pintu masuk merupakan bagian bangunan satu titik di
setiap zona dengan hirarki puncak atap
yang dibatasi penanda bangunan arsitektur sebagai penanda
oleh susunan arsitektur Tamkesi lokalitas dan
batu (nopon ni dari skala Tamkesi identitas
nopon). Area ini lingkungan, bagian berkesan
berfungsi atas yang tertutup bangunan
sebagai berupa dominasi dinamis arsitektur
batas/pengikat atap merupakan dan Tamkesi.
sekaligus bagian penanda Jelas
peralihan secara bangunan dari ringan. terlihat
fisik antara skala agak dekat Komposisi konsep
ruang luar yang ditandai dengan icon/identitas
bersifat publik adanya ornamen pengikat lokal arsitektur
(zona am ume. Tamkesi, yang
depan/eno (datum) didasari oleh
naikah) dengan lebih kebe- radaan
ruang luar yang dominan massa
relatif privat bangunannya,
(zona terutama sekaligus
dalam/natna- penanda status
eno oebnah). elemen kepemilikannya
.
Ketiga,
atapnya
Lingkup
yang Keempat, Lingkup
Bentuk
Prinsip Orientasi Sosok
memenuhi Prinsip Orientasi
(Hirarki)
Komposisi (Hirarki)
komposisi Lingkup sosok
bentuk dari
massa bangunan stuktur dan
bentuk pelingkup
arsitektur
bangunan massa bangunan
Tamkesi,
arstiektur jelas memiliki
bagian depan
Tamkesi, susunan yang
berupa bukaan
maka mengarah pada
pintu (neus mat
bangunan tata atas dan
fa) mempunyai
berkesan bawah. Bagian
nilai yang lebih
menyatu atas dari
tinggi dari
dalam satu lingkup sosok
ATRIUM, Vol. 2, No. 1, Mei 2016, 31-
41
tersebut jelas dari elemen dari dominan baik
menjadi bentuk atap sosok massa tanggap
prioritas (toet koet bangunan tapi terhadap iklim,
dalam na) yang elemen pengikat alam, budaya,
mewujud terjuntai dari setiap religi dan
kan hingga ke lingkup berbeda lingkungan
bentukan permukaan yakni nopon ni sosial. Unsur
arsitektur tanah. nopon, nabit, dan tertinggi
massa naoba/sonaf in menjadi
bangunan Prinsip sun‟ na. penanda pada
di Identitfikasi Sedangkan untuk sesuatu yang
Tamkesi. (Part and lingkup struktur sakral (fafon)
Bagian Whole) jelas diikat oleh sehingga perlu
atas yang Karena tiang-tiang dihormati dan
menyem mempunyai agung sebagai dihargai dalam
pit susunan unsur terpenting adat istiadat
(malelbo simetri dari ruang dalam orang Tamkesi.
n) lingkup massa bangunan. Tata suku
menjadi sosok ini,
penanda maka massa Kelima,
bangunan bangunan Lingkup Siklus
dari skala Prinsip Orientasi
bentuk cenderung (Hirarki)
yang Bentuk, ruang
ditandai bersifat dan tatanan
dengan seimbang, kompleks
adanya permukiman
ornamen walaupun adat Tamkesi
am ume. amat
Bagian bentuk massa dipengaruhi oleh
bawah yang faktor fisik dan
merupak digunakan non fisik. Faktor
an bagian adalah fisik berupa
yang bentuk- iklim, cuaca,
melebar bentuk vegetasi dan
(mainua dinamis topologi. Faktor
bon) yakni bulat non fisik berupa
yang dan elips. lingkungan
menyatu Elemen atap sosial, budaya,
dari atas memiliki kepercayaan dan
hingga kualitas aktivitas
bawah. yang besar keseharian. Dari
Hal itu dan analisis fit in dan
terlihat specific culture
jelas bahwa
menjadi kejauhan.
konsep hirarki
dominan Walaupun
atas-bawah
pada massa elemen atap
menjadi
bangunan mendomina
komposisi yang
dari si semua
Lake, Tata Spasial Arsitektur Tradisional Suku
Atoni
menjadi peran di saat musim
Gambar 2. Isometri Permukiman Tamkesi
yang penting hujan. Sumber: Analisis Penulis, 2013
dalam budaya
bermukim di Identitfikasi
Tamkesi. (Part and
Hirarki suku ini Whole)
memberi Karena
orientasi atas permukiman
dan bawah. adat Tamkesi
Suku Usboko terbentuk dari
menjadi sangat alam, maka
sentral dan segala elemen
memiliki nilai pembentuk
lebih dari suku ruang, material
lain. Relasi tata dan aktivitas
suku dan tata masyarakat
ruang terjalin adat Tamkesi
ketika orientasi terikat pada
berpusat pada alam.
penanda budaya Sedangkan
yaitu upacara simbol budaya
adat yang (cultural
berlangsung di symbolic) amat
tengah terkait dengan
kampung konsep
Tamkesi. kepercayaan
Orientasi atas- (religi). Jadi,
bawah sangat pengikat
dipengaruhi (datum) adalah
oleh faktor unsur dominan
iklim. Bagian dalam lingkup
atas (berupa siklus yang
bukit) akan terpelihara
terasa aman sejak masa
dibandingkan di leluhur Biboki
bagian bawah berupa wujud
berupa lembah upacara adat.
Gambar 3. Potongan Site Permukiman Tamkesi
Sumber: Analisis Penulis, 2013

Gambar 4. Sonaf Mnasi, Istana Tamkesi


Sumber: Analisis Penulis, 2013

Gambar 5. Ume Kbubu, Rumah Ibu (Lambang Wanita)


Sumber: Analisis Penulis, 2013
Gambar 6. Ume Lopo, Rumah Laki-Laki
Sumber: Analisis Penulis, 2013

Gambar 7. Ume Kbat/Kanaf, Rumah Suku/Keluarga (Klan)


Sumber: Analisis Penulis, 2013
Simetri = Balance
Simetri = Balance

Ata

Bawah

Suinita Tnanfa
Nij = Sumbu Vertikal Mone Feto
Non Nitu Naek = Sumbu Horisontal
Ume Lopo Ume Kbubu dan Sonaf
Gambar 8. Komposisi Orientasi dan Identifikasi Massa Bangunan Lopo, Ume Kbubu, dan
Sonaf
Sumber: Analisis Penulis, 2013

Gambar 9. Sonaf Tamkesi – Biboki Selatan


Sumber: Analisis Penulis, 2013

Kesimpulan penunjang lainnya berdasar pada


konsep ruang luar dan dalamnya.
Berdasar hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa: Kedua, penelitian ini mengedepankan
Pertama, tata spasial arsitektur suatu metode yang relatif baru yang
tradisional suku Atoni sangat terkait merinci membaca kampung Tamkesi
erat dengan konsep penciptaan ruang berdasar pada klasifikasi anatomi
luar dan relasi dengan ruang dalamnya. (masa bangunan, ruang dalam dan
Pembentukan kampung Tamkesi luar).
dimulai dari penyusunan ruang luar,
ruang dalam, dan boundary antar Ketiga, Aspek penting dari prinsip
fungsi tradisi. Tipe dan orientasi orientasi arsitektur tradisional Tamkesi
bangunan rumah-rumah serta sarana adalah hirarki atas-bawah yakni atas
sebagai elemen ruang yang Salura, P. (2010). Arsitektur yang
disucikan/dihormati sedangkan bawah membodohkan. Bandung: Cipta
adalah elemen ruang yang bersifat Sastra Salura.
profan. Konsep dari hirarki atas-bawah
tersebut didasari oleh persaudaraan
etnis/suku dan relasi dengan alam.
Sedangkan aspek penting dari tertib
identifikasi adalah pengikat (datum)
yakni didasari oleh konsep ketaatan
tradisi, simbol budaya dan
religi/spiritual dalam wujud upacara
adat.

Keempat, pemahaman mendalam


tentang tata spasial arsitektur
tradisional (ruang dalam dan luar) suku
Atoni di Tamkesi dapat digunakan
sebagai rujukan untuk merancang
arsitektur bagian kota, permukiman
baru serta bangunan baru lainnya.
Diharapkan proses sintesis antara
konsep lokal yang baik dengan
teknologi modern dapat tercipta.
Dengan demikian pada gilirannya akan
terwujud arsitektur yang mengikuti
kemajuan jaman sekaligus fit dengan
konteks budaya dan alam lokalnya.

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten TTU
(2014). TTU dalam angka 2013.
Dinas BPS Provinsi NTT.
Laporan Studi Vernakular (2010).
Program Studi Teknik
Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Katolik Widya
Mandira, Kupang (tidak
dipublikasikan).
Norberg-Schulz, C. (1971). Existence,
space and architecture. Praeger
Publishers.
Salura, P. (2001). Ber-arsitektur:
Membuat, menggunakan,
mengalami dan memahami
arsitektur. Bandung:
Architecture & Communication.

You might also like