Professional Documents
Culture Documents
Kebiasaan Konsumsi Junk Food Dan Frekuensi Makan Terhadap Obesitas
Kebiasaan Konsumsi Junk Food Dan Frekuensi Makan Terhadap Obesitas
Kebiasaan Konsumsi Junk Food Dan Frekuensi Makan Terhadap Obesitas
ABSTRACT
The problem of obesity in Samarinda needs to be paid attention to by the government or
related parties, especially in Harapan Baru Subdistrict, as much as 6.3% of adolescents
obtained through enrollment in junior and senior high schools. This study aimed to
analyze the relationship between junk food consumption habits and eat frequency on
obesity cases in adolescents at Yunior High School 18 Samarinda. This research used
quantitative research methods with type cross-sectional design. The study population
was Yunior High School 18 Samarinda, with 64 respondents as samples, taken by simple
random sampling. The independent variables were the consumption habits of junk food
and the frequency of eating, while the dependent variable was obesity. Data collection
was carried out using Google forms, then converting questionnaire results data into
standards (z-scores) using the WHO Anthro Plus application. The data were then
analyzed using the Fisher exact test. The results of this study indicated a significant
relationship between junk food consumption habits (p<0.001) and eating frequency
(p<0.001) with the incidence of obesity in adolescents at Yunior High School 18
Samarinda. The study results can be used as an information and primary data sources for
further research on the relationship of junk food consumption habits and the frequency of
eating to obesity cases in adolescents.
Keywords: Frequency of eating, Junk food, Obesity, Teenagers.
ABSTRAK
Permasalahan obesitas di Samarinda perlu menjadi perhatian oleh pemerintah maupun
pihak terkait khususnya di Kecamatan Harapan Baru, sebesar 6.3% remaja dengan
status obesitas didapatkan melalui penjaringan ke sekolah SMP dan SMA. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi makanan junk food dan
frekuensi makan terhadap kasus obesitas pada remaja di SMPN 18 Samarinda. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi
penelitian adalah siswa SMPN 18 Samarinda dengan jumlah sampel sebanyak 64
responden, yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Variabel
independen penelitian ini adalah kebiasaan konsumsi makanan junk food dan frekuensi
makan sedangkan variabel dependen adalah obesitas. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner google form, kemudian mengkonversikan data hasil
kuesioner ke dalam standar (nilai z-score) menggunakan aplikasi WHO Anthro Plus, lalu
data dianalisis menggunakan uji Fisher Exact. Hasil dari penelitian ini menunjukan
adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi makanan junk food
(p<0.001) dan frekuensi makan (p<0.001) dengan kejadian obesitas pada remaja di
SMPN 18 Samarinda. Siswa diharapkan dapat mengurangi makanan junk food dan
mengupayakan tidak makan dengan frekuensi berlebih untuk mengurangi risiko obesitas
pada remaja.
Kata kunci: Frekuensi Makan, Junk Food, Obesitas, Remaja.
185
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 185 – 191
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
PENDAHULUAN hasil Riskesdas tahun 2007-2018
Peningkatan kasus obesitas pada mengalami peningkatan tiap tahun,
saat ini semakin meningkat disetiap tahun 2007 sebesar 18,8%, tahun
tahunnya khususnya dikalangan 2013 meningkat menjadi 26,6%, dan
remaja yang saat ini menjadi faktor tahun 2018 mengalami peningkatan
risiko obesitas terjadi yang lagi sebesar 31,0%. Sebanyak enam
disebabkan oleh gaya hidup yang belas provinsi dengan prevalensi
tidak teratur seperti pola makan dan obesitas tertinggi diatas prevalensi
frekuesi makan yang tidak sesuai nasional adalah Banten, Jawa Timur,
(Septiana et al., 2018). Angka Jawa Barat, Bali, Bangka Belitung,
kejadian obesitas didunia menjadi Riau, Aceh, Gorontalo, Maluku Utara,
lebih besar dibandingkan dengan Sumatra Utara, Kalimantan Utara,
masalah kelaparan (Hendra et al., Kepulauan Riau, Papua Barat,
2016). Total dari populasi global Kalimanatan Timur, DKI Jakarta,
dengan masalah obesitas mencapai Sulawesi Utara (Nugroho &
kurang lebih 30% atau sekitar lebih Fahrurodzi, 2018). Provinsi
dari 2,1 miliar penduduk dunia (Ayu Kalimantan Timur merupakan
& K, 2017). Kasus obesitas ini juga prevalensi kasus obesitas tertinggi
mengakibatkan kematian hingga 5% nomor tiga di Indonesia sebesar
dikarenakan obesitas merupakan 30,0%. Salah satunya di kota
salah satu akibat meningkatnya Samarinda adapun prevalensi kasus
risiko penyakit seperti diabetes, obesitas yang didapatkan melalui
jantung, kanker, dan stroke (Salam, penjaringan ke sekolah-sekolah SMP
2010). Pada tahun 2010 angka dan SMA sebanyak 912 siswa
kematian akibat kasus obesitas (Nugroho, Tianingrum, et al., 2020)
mencapai 3,4 juta jiwa didunia Berdasarkan data yang didapatkan
(Prima et al., 2018). Berdasarkan dari Dinas Kesehatan Kota
Rapat Kerja Kesehatan Nasional Samarinda bahwa Harapan Baru
(Rakerkesnas) tahun 2014, merupakan salah satu kelurahan
menyatakan hasil bahwa di dengan prevalensi kasus obesitas
Indonesia dengan masalah obesitas remaja tertinggi sebesar 6,3%
atau kelebihan gizi adalah salah satu remaja yang didapatkan melalui
dari isu kesehatan strategis dari penjaringan ke sokolah SMP dan
tahun 2015-2019 yang menjadi SMA. Beberapa sekolah di Harapan
fokus Kemenkes Indonesia. Sehingga Baru yang memliki persentase
dapat disimpulkan bahwa obesitas tertinggi adanya kasus obesitas
adalah masalah kesehatan yang adalah SMP 18. Dengan itu peneliti
perlu ditangani secara serius (Prima mengambil salah satu sekolah yang
et al., 2018) ada diwilayah Harapan Baru, karena
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan daerah tersebut masih dekat dengan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 daerah perkotaan. Sebuah penelitian
menyatakan bahwa masalah obesitas menunjukkan bahwa meningkatnya
ini terus meningkat bukan hanya masalah gizi dan berbagai penyakit
dinegara-negara maju namun juga tidak menular, salah satunya
dibeberapa negara berkembang obesitas, dikarenakan masuknya tren
termasuk Indonesia, Prevalensi konsumsi junk food, karena tren ini
remaja berusia 13-15 tahun yang merupakan faktor gaya hidup yang
mengalami obesitas sebesar 2,5%. kebanyakan terjadi pada remaja
Sedangkan prevalensi remaja berusia didaerah perkotaan (Poudel, 2018).
16-18 tahun yang mengalami
obesitas sebesar 1,6% (Nugroho, METODE
Wijayanti, et al., 2020). Berdasarkan
186
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 185 – 191
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Penelitian ini menggunakan metode dilakukan dengan menggunakan
penelitian kuantitatif dengan jenis kuesioner Google Form pada siswa
analitik observasional dengan yang telah teridentifikasi dari data
rancangan cross sectional. Populasi sekolah. Kuesioner ini telah
dari penelitian adalah siswa SMPN 18 dilakukan uji validitas dan reliabilitas
Samarinda dengan sejumlah 345 didapatkan semua pertanyaan
siswa berdasarkan data registrasi penelitian valid dan reliabel. Hasil
sekolah, sebanyak 64 siswa jawaban responden mengenai BB, TB
mengikuti penelitian yang diambil dan Umur kemudian
dengan Teknik Simple Random mengkonversikan data hasil
Sampling yang didapatkan dari kuesioner kedalam standar (nilai z-
penghitungan menggunakan aplikasi score) menggunakan aplikasi WHO
Sample Size. Variabel independen Anthro Plus, kemudian data dianalisis
dalam penelitian ini adalah kebiasaan menggunakan aplikasi statistik SPSS
konsumsi makanan junk food dan yang kemudian dilanjutkan dengan
frekuensi makan sedangkan variable uji Fisher Exact dengan signifikansi α
dependen dalam penelitian ini adalah = 0.05.
obesitas. Pengumpulan data
HASIL dengan persentase sebesar 31.3%
Diketahui berdasarkan hasil dan yang memiliki kebiasaan
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan junk food kurang
responden berdasarkan jenis Usia dari sama dengan 4 kali sebulan
dibagi menjadi 2 yaitu, 12-14 dan sebanyak 44 responden dengan
≥15 tahun. Dari 64 responden yang persentase sebesar 68.8%.
berumur 12-14 tahun sebanyak 58 responden yang memiliki frekuensi
atau 90.6 %, dan responden yang makan lebih dari 3 kali sehari
berumur ≥15 tahun sebanyak 6 atau sebanyak 21 responden dengan
9.4%. Pada kategori usia didominasi persentase 32.8% sedangkan yang
oleh responden yang berusia 13-14 memiliki frekuensi makan kurang
tahun. Dari 64 responden yang dari atau sama dengan 3 kali sehari
berjenis kelamin Laki-laki sebanyak sebanyak 43 responden dengan
24 atau 37.5% sedangkan responden persentase 67.2%. Dapat dilihat
yang berjenis kelamin perempuan bahwa dari 64 responden dengan
sebanyak 40 atau 62.5%. Pada status gizi normal sebanyak 45
kategori jenis kelamin didominasi responden dengan persentase 70.3%
oleh responden dengan jenis kelamin sedangkan responden dengan status
Perempuan. Kebiasaan konsumsi gizi obesitas sebanyak 19 responden
makanan junk food lebih dari 4 kali dengan persentase sebesar 29.7%.
sebulan sebanyak 20 responden
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa dari frekuensi makan kurang dari atau
64 responden terdapat 20 sama dengan 3 kali sehari sebanyak
responden, yang memiliki kebiasaan 3 (7%) responden dengan status gizi
konsumsi junk food lebih dari 4 kali obesitas. Hasil penelitian uji chi
sebulan, sebanyak 14 (70%) square didapatkan bahwa ada
responden diantaranya dengan hubungan antara konsumsi Junk
status gizi obesitas sedangkan yang Food dengan status gizi pada remaja
memiliki kebiasaan konsumsi junk (p-value<0.05). Pada tabel 3
food kurang dari atau sama dengan 4 didapatkan juga bahwa sebagian
kali sebulan sebanyak 5 (11.4%) besar responden memiliki frekuensi
responden dengan status gizi makan kurang dari 3 kali sehari dan
obesitas. Pada tabel 3, terdapat 21 memiliki status gizi normal sebesar
responden yang memiliki frekuensi 93%. Namun dari hasil analisis Chi
makan lebih dari 3 kali sehari, Square didapatkan bahwa ada
sebanyak 16 (76.2%) responden hubungan frekuensi makan dan
diantaranya dengan status gizi obesitas pada remaja (p-value<
obesitas sedangkan yang memiliki 0.05).
191
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 2, April 2020, hal. 185 – 191
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index