Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Memahami Etnografi ala Spradley

Koeswinarno, halaman 257-265

MEMAHAMI ETNOGRAFI ALA SPRADLEY

Ethnographic Understanding by Spradley

Koeswinarno

Peneliti Balai Litbang Agama Semarang


e-mail: koeswinarno@hotmail.com
ABSTRACT
Science is rapidly developing nowadays which demand the intellectual people to keep
Naskah diterima: 16 September 2015 following its development in order to eliminate stagnant and status quo. Paradigm of
Naskah diseleksi: 6 November 2015 qualitative and quantitative is also developing by their weakness and strength point.
Naskah direvisi: 15 November 2015 Researcher has the full access to choose the theory to solve the problem of research. On
Naskah disetujui penulis: qualitative research, the researcher also has to have great methods and theories; one of
28 November 2015
them is ethnography method. This method is become a base of cultural anthropology.
The main technique of this method is participative observation which is done in long
term condition and also depth interview is conducted openly. Spradley as a figure of
ethnographic developer who is relatively more moderate distinguish participative
observation in four model; complete, active, moderate, passive and non-participation.
This technique has function in order to make the researcher is truly understand mind,
behavior and culture of a society nicely. The key of the researcher to understand the society
is to understand its language at first because the local language is a cultural expression
of society. The best data collection of using participative observation is to make record or
note of ethnography regularly.
Keywords: qualitative research, methodology, ethnography, Spradley.

ABSTRAK
Ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat yang menuntut kaum intelektual terus
mengikuti perkembangannya agar tidak stagnan dan tidak berpikiran status quo.
Paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif juga berkembang dengan keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Peneliti punya keleluasaan memilih pendekatan yang paling
sesuai dengan kebutuhan untuk memecahkan permasalahan penelitian. Pada penelitian
kualitatif, seorang peneliti juga harus berbekal teori-teori dan metode yang kuat, salah
satunya dengan metode etnografi. Etnografi menjadi dasar antropologi kultural. Teknik
utama dari metode etnografi adalah observasi partisipatif yang dilakukan dalam waktu
yang relatif lama serta wawancara mendalam yang dilakukan secara terbuka. Spradley
sebagai tokoh pengembang etnografi yang relatif lebih moderat membedakan observasi
partisipatif dalam empat model, yakni complete, active, moderate, passive, dan non-
participation. Teknik ini berfungsi agar peneliti benar-benar bisa memahami pikiran,
perilaku, dan kebudayaan sebuah masyarakat secara baik. Kunci agar peneliti bisa
memahami masyarakat yang diteliti adalah dengan memahami bahasa lokalnya, karena
bahasa lokalnya merupakan ekspresi kebudayaan mereka. Koleksi datanya yang terbaik
adalah dengan membuat rekaman atau catatan etnografi secara rutin dan lengkap.
Kata kunci: penelitian kualitatif, metodologi, etnografi, Spradley

PENDAHULUAN penelitian dengan paradigma kualitatif mulai


Perdebatan penggunaan dan berbagai aspek bangkit sejak tahun 1960-an (Hammersley, 1992).
yang melibatkan antara penelitian kualitatif Di Indonesia, sebagaimana yang saya rasakan,
dan kuantitatif telah terjadi sejak lama, paling kebangkitan paradigma penelitian kualitatif
tidak dimulai pertengahan abad ke-19, namun terjadi sekitar tahun 1990-an. Selama karir saya

257
Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 02 Desember 2015

sebagai peneliti, di tahun-tahun awal sebagai kepala kosong, yang kemudian membangun
peneliti saya benar-benar menjadi ‘pengagum’ teorinya sendiri. Penelitian kuantitatif
paradigma kuantitatif. Hampir setiap penelitian menggunakan sumber pengetahuan tentang
yang saya lakukan selalu dengan menggunakan perilaku sosial yang diarahkan pada verifikasi
paradigma ini. Sampai kemudian diperkenalkan hipotesis yang diturunkan dari teori a priori
oleh teman-teman yang bergelut dalam dunia dengan sebuah desain yang pasti, sedang
antropologi di tahun 1995-an hingga sekarang peneliti kualitatif umumnya menyusun teorinya
saya menjadi ‘pelaku’ penelitian kualitatif. dimulai dari dasar dengan disain yang bisa saja
berubah ketika berada di lapangan penelitian
Saya seringkali mengalami semacam
(Moleong, 1989). Ini kemudian menyebabkan
kegalauan ketika membaca berbagai literatur
instrumen penelitian kuantitatif lebih jelas dan
yang berkaitan dengan dua paradigma tersebut.
tidak berubah, karena telah disusun dengan
Mengapa orang masih memperdebatkan secara
sumber teori yang a priori. Sedangkan pada
dikotomis dua paradigma tersebut? Padahal
sisi lain, karena instrumen penelitian kualitatif
banyak upaya yang dilakukan saat ini untuk
adalah manusia sebagai peneliti, maka besar
melakukan kompromi. Dua paradigma yang
kemungkinan terjadi perbedaan perspektif antar
dipandang saling bertentangan tersebut dapat
peneliti lainnya.
berjalan tanpa harus “bertarung” karena sebagai
sebuah paradigma, masing-masing memiliki Penelitian kualitatif yang tidak didasarkan
landasan epistemologisnya sendiri (Brannen, pada sampel statistik, maka masalah generalisasi
1992). Kompromi bukan berarti terjadi karena tidak muncul dengan model yang sama.
sebelumnya telah terjadi “peperangan”, tetapi Pertanyaan-pertanyaannya mungkin sekali
sesungguhnya telah terjadi kesesatan di tahun- berbeda sehingga perhatiannya berkisar pada
tahun ketika terjadi perdebatan antara pengagum replikasi temuan-temuan dalam kasus-kasus
paradigma kuantitatif dengan pengagum lain yang serupa (Brannen, 1992). Persoalan-
paradigma kualitatif. persoalan seperti ini yang pada masa-masa
perdebatan, penelitian kualitatif sering
Tulisan ini menjelaskan secara singkat
dipandang sebagai sebuah ‘cerita kancil’, karena
tentang paradigma penelitian kualitatif tanpa
tidak pernah dapat menggeneralisir sebuah
mengatakan bahwa paradigma inilah yang
persoalan sosial. Generalisasi, pada waktu itu,
terbaik. Satu hal penting tentang penelitian
merupakan sebuah landasan berpikir sangat kuat
kualitatif, selama ini telah terjadi pengaburan
sehingga melahirkan teori-teori besar.
makna bahwa seorang peneliti kualitatif tidak
memerlukan landasan teori sebagaimana tradisi Persoalan kemiskinan misalnya, selalu dapat
penelitian kuantitatif. Ini berkaitan dengan dipandang sebagai sebuah keadaan yang sama di
adanya sebuah pendapat bahwa pada tradisi seluruh dunia sehingga hampir seluruh konsep
kualitatif justru teori itu akan ditemukan selama pengentasan kemiskinan digeneralisasi. Seluruh
penelitian lapangan berlangsung. Menurut saya, negara-negara miskin menggunakan konsep
itu sebuah pendapat yang menyesatkan. Geertz yang sama dalam menangani kasus kemiskinan.
(1973; 1983) ketika menjelaskan persoalan- Hasilnya sulit dilaksanakan, karena sampai
persoalan kebudayaan sama sekali tidak pada temuan Lewis bahwa kemiskinan juga
mengingkari teori-teori yang ada sebelumnya merupakan persoalan kultural dan struktural
yang digunakan sebagai kerangka berpikir, (Lewis, 1975). Di sinilah persoalan generalisasi
meskipun ia kemudian mampu melahirkan teori- mulai dipertanyakan.
teori besar yang banyak dianut orang.
Terjadi sebuah perubahan yang sangat radikal
Peneliti kualitatif ketika berada di lapangan ketika para pemikir-pemikir posmodern mulai
penelitian bukanlah seorang peneliti dengan menggugat narasi-narasi besar yang dianggap

258
Memahami Etnografi ala Spradley
Koeswinarno, halaman 257-265

telah gagal menyelesaikan berbagai persoalan APA ITU ETNOGRAFI?


masyarakat. Para pemikir posmodern tidak Bagi peneliti non-antropologi, sebutan
lagi percaya pada metanarasi, sehingga mereka etnografi barangkali merupakan hal yang agak
mencurigai Hegel, Marx, serta bentuk-bentuk asing. Secara sederhana, etnografi merupakan
filsafat yang universal. Kaum posmodern banyak sebuah tulisan tentang etnis tertentu, yang
mengkritik Marxisme karena menurut mereka, biasanya ditulis oleh seorang antropolog. Tulisan
Marxisme berusaha menciptakan masyarakat itu bukan semata-mata sebagaimana seorang
homogen yang hanya dapat diwujudkan melalui jurnalis menyajikan sebuah features, tetapi
kekerasan. Posmodern percaya masyarakat saat seorang etnografer akan memerlukan waktu yang
ini adalah masyarakat yang individualistik dan cukup lama, bisa bulan atau tahun, yang dikaji
terfragmentasi. Namun di sisi lain, tampaknya melalui sebuah penelitian lapangan. Dalam dunia
mereka kemudian merindukan masyarakat antropologi, penulisan etnografi merupakan
yang pramodern, karena masyarakat tradisional sebuah gaya yang sangat khas, sehingga pada
sangat menekankan nilai penting narasi, yakni perkembangannya kemudian etnografi dianggap
mitos, kekuatan gaib, kebijaksanaan rakyat, serta merupakan sebuah metode.
bentuk-bentuk penjelasan lain. Dengan kata Banyak tulisan-tulisan etnografi yang sangat
lain, kaum posmodern menyebut bahwa narasi terkenal, seperti Malinowski yang menulis
besar itu buruk, narasi kecil itu baik. Narasi akan tentang masyarakat Trobriand, Evans–Pritchard
menjadi buruk jika berubah menjadi filsafat tentang masyarakat Nuer, Geertz tentang Islam
sejarah. Narasi besar diasosiasikan dengan di Jawa, atau Spradley yang lebih kontemporer.
program politik atau partai, sementara narasi Pada mulanya teknik ini banyak digunakan oleh
kecil diasosiasikan dengan kreativitas lokal orang-orang Eropa dan Amerika, yang di masa
(Lyotard, 2004; Sarup, 2004). kolonial melakukan ekspedisi ke berbagai negara
di Asia atau Afrika, sehingga etnografi seolah-olah
Di sinilah kemudian kita menyadari bahwa lebih condong terlihat, bagaimana kaum kolonial
ilmu merupakan sebuah ‘pilihan’ dan selalu melihat masyarakat yang terjajah. Dengan penuh
bergerak cepat, sehingga bagi intelektual keterkejutan, mereka melihat masyarakat yang
yang tidak mengikuti perkembangan akan ‘dianggapnya’ kurang maju dan tradisional.
selalu berpikiran status quo. Seperti halnya,
Namun dalam perkembangan selanjutnya,
masih adanya sebagian kecil di antara kita
sebagai sebuah metode, etnografi maju dengan
yang mempertentangkan persoalan penelitian pesat di bawah antropologi yang mendunia
kualitatif dan kuantitatif. Tulisan ini, sekali lagi, sebagaimana antara lain yang disebutkan di
tidak akan mencoba mempertentangkan berbagai atas. Karakteristik utama dari metode ini adalah
‘aliran’ di dalam pendekatan penelitian. Lebih sifat analisisnya yang mendalam, kualitatif, dan
lanjut lagi, tulisan ini hanya akan membatasi holistik-integratif. Dengan sendirinya, teknik
berbagai persoalan penelitian kualitatif, terutama utama dari metode ini adalah observasi partisipasi
yang berkaitan dengan field-research. Sebab yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama,
sebenarnya library reserch-pun bisa didekati serta wawancara mendalam (depth interview)
melalui paradigma kuantitatif atau kualitatif, yang dilakukan secara terbuka. Oleh sebab itu,
atau kedua-duanya sekaligus. Oleh sebab itu, seorang etnografer tidak hanya melakukan
tulisan ini berperspektif etnografis, yakni sebuah studi pada tataran atas, namun ia benar-benar
tradisi penelitian kualitatif yang ‘dipelopori’ oleh memahami pikiran, perilaku, dan kebudayaan
para antropolog, seperti EB Tylor, J Frazer, Frans sebuah masyarakat.
Boas, LH Morgan, Malinowski, Margaret Mead, Seorang etnografer tidak cukup bertemu
hingga Spradley. dengan subyek penelitian untuk satu atau dua

259
Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 02 Desember 2015

kali, sebagaimana tradisi penelitian kuantitatif sebuah klasifikasi kebudayaan dalam tiga bagian,
yang menggunakan daftar pertanyaan tersusun yakni cultural behavior, cultural knowledge, dan
sebagai instrumen. Etnografer adalah peneliti cultural artifacts. Namun demikian, menurut
yang menjadi bagian masyarakat yang diteliti, Spradley yang lebih menekankan cultural
dengan tetap memiliki posisi sebagai peneliti. knowledge, meskipun cultural knowledge is
Sebagai sebuah metode, etnografi mengalami hidden from view, ia merupakan bagian penting
perkembangan yang bertahap. Jika pada awalnya untuk menjelaskan kebudayaan. Itu sebabnya
laporan etnografi banyak dilakukan oleh Spradley menjelaskan kebudayaan sebagai
kalangan misionaris dan para kolonialis, pada the acquired knowlede people use to interpret
perkembangan berikutnya, yakni sekitar tahun experience and generate behavior. Kebudayaan
1915-an mulai diperkenalkan dengan lebih baik pada tataran Spradley adalah seperangkat ide
oleh Radcliffe-Brown dan Malinowski. Pada masa atau gagasan yang dijadikan pedoman orang
ini, etnografi tidak lagi memandang masyarakat untuk berperilaku.
yang diteliti –karena sebagian besar suku-suku Bahkan dalam beberapa hal, Spradley
di Asia dan Afrika- sebagai kelompok masyarakat tampaknya mengambil aliran yang lebih
yang “dipandang” lebih terbelakang. Fase ini moderat dibanding antropolog lainnya, seperti
justru melihat masyarakat, meskipun suku di Malinowski. Dilihat dari beberapa kasus dan
Asia dan Afrika, sebagai masyarakat yang hidup contoh-contoh yang dikemukakan, ia telah
dalam alam yang sama dengan masyarakat yang mengambil bagian penting di dalam merubah
‘dianggap’ modern. Proses memahami dunia citra antropologi sebagai ilmu yang hanya
masyarakat yang diteliti, merupakan bagian berbicara pada masyarakat-masyarakat primitif.
penting dari perkembangan etnografi masa ini. Sebab menurut Spradley, antropologi harus
Etnografi kemudian menjadi lebih maju dapat menjadi alat penting untuk memahami
dan modern, ketika beberapa antropolog masyarakat yang saat ini sedang berkembang
mulai menjelaskan masyarakat ‘yang benar- dan masyarakat yang multikultural di seluruh
benar’ modern, sehingga tugas etnografer dunia. Dari sinilah etnografi ala Spradley relatif
sesungguhnya adalah menggali sedalam lebih moderat. Terlebih bahwa hampir semua
mungkin pikiran-pikiran masyarakat. Dengan antropolog sepakat bahwa etnografi menjadi
demikian, etnografi tidak lagi dibatasi studinya dasar antropologi kultural (Geertz, 1973).
pada masyarakat-masyarakat tradisional, seperti
Bagian penting dari etnografi adalah
suku-suku terasing di berbagai negara Asia
bahwa teknik utama penelitian ini dengan
dan Afrika. Etnografi pada perkembangan ini
mengggunakan pengamatan terlibat (participant
mulai merambah gaya hidup. Dalam pandangan
observation). Artinya, pengamatan terlibat
etnografer masa ini, sebenarnya tidak ada
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
perbedaan antara masyarakat modern dengan
etnografi. Sedang di sisi lain etnografi menjadi
masyarakat tradisional, yang ada hanyalah
bagian penting dari antropologi, sehingga dengan
mereka memiliki kebudayaan yang berbeda.
cara yang sama dapat dikatakan etnografi,
pengamatan terlibat, dan antropologi merupakan
ETNOGRAFI DAN PENGAMATAN bagian yang selalu menyatu. Bahkan Spradley
TERLIBAT ALA SPRADLEY menjelaskan bahwa ethnography is the work
Uraian-uraian Spradley (1980) tentang of describing a culture (ethnografi merupakan
bagaimana pengamatan terlibat harus dilakukan pekerjaan untuk menjelaskan sebuah budaya).
dan sasaran apa metode ini dipilih, tampak bahwa Lebih lanjut, the central aim of ethnography is to
ia menaruh perhatian besar pada antropologi understand another way of life from the native
kognitif. Tampak bagaimana ia membangun point of view (tujuan utama dari ethnografi

260
Memahami Etnografi ala Spradley
Koeswinarno, halaman 257-265

adalah untuk memahami cara hidup orang dapat menjadi dasar untuk sebuah penemuan
lain dari perspektif mereka sendiri). Membaca teori. Pengamatan terlibat, karenanya, dianggap
kebudayaan dengan cara belajar dari masyarakat cocok untuk meneliti bagaimana manusia
merupakan hal penting dari etnografi. Peneliti di berperilaku dan memandang realitas kehidupan
dalam etnografi, harus menjadi seorang pelajar, masyarakat dalam lingkungannya yang biasa,
sedang masyarakat di mana kebudayaan yang rutin, dan alamiah. Peneliti berusaha memahami
sedang diteliti adalah sebagai gurunya. Dengan makna yang dianut subyek terhadap perilakunya
kata lain, etnografi dengan pengamatan terlibat sendiri dan perilaku orang lain, terhadap obyek-
merupakan dua sisi mata uang yang tidak obyek dan lingkungannya. Apa yang penting
terpisahkan. dan tidak penting bagi mereka, dan bagaimana
mereka memperlakukan obyek-obyek tersebut.
Namun demikian, pengamatan terlibat
Menempatkan manusia dalam ‘lingkungan
sebenarnya bukan merupakan metode tunggal,
buatan’ dianggap tidak cocok untuk meneliti
karena sebenarnya pengamatan terlibat
perilaku manusia. Mereka akan berperilaku tidak
merupakan strategi lapangan yang secara
alamiah karena mereka tahu sedang diteliti,
simultan memadukan analisis dokumen,
sebagaimana hewan juga akan berperilaku lain
wawancara mendalam, dan teknik-teknik lain
ketika mereka dalam lingkungan buatan, seperti
(Denzin dan Lincoln, 1994). Meskipun metode
labortorium atau kebun binatang.
pengamatan terlibat dapat dibedakan dengan
wawancara mendalam, wawancara terbuka, life- Peneliti sering membangun persepsi
history, penelusuran dokumen dan sebagainya, yang salah, bahwa melalui grounded, peneliti
sering istilah pengamatan terlibat mencakup tidak memerlukan kerangka konsep. Mereka
banyak teknik di dalamnya. Ini penting karena menganggap konsep-konsep justru akan
wawancara mendalam dan terbuka dengan ditemukan selama melakukan penelitian melalui
pengamatan terlibat saling melengkapi dan pengamatan terlibat. Tidak mungkin seorang
mengurangi ketidakpastian. Pengamatan terlibat peneliti turun ke lapangan penelitian dalam
menuntut uraian, tidak saja mengenai apa yang keadaan pengetahuan yang sama sekali kosong
diucapkan dan dilakukan subyek penelitian, tentang kondisi kebudayaan subyek (Mulder,
tetapi juga bagaimana mereka secara spontan 1984). Metode pengamatan terlibat, karenanya
berperilaku di dalam lingkungan yang alamiah. memerlukan seperangkat pengalaman bagi
peneliti yang ingin melakukannya.
Di dalam pengamatan terlibat ketika seorang
responden memberikan informasi atau data pada
peneliti, harus dikualifikasi apakah informasi TEKNIK PENGAMATAN TERLIBAT
tersebut diberikan sebagai jawaban atas
Pengamatan terlibat, di samping merupakan
pertanyaan peneliti, atau tanpa perlu diminta.
metode penelitian yang almiah, dapat pula
Peneliti juga harus mengkualifikasi, apakah repon
dipandang sebagai sebuah seni atau kreativitas
yang diberikan dalam situasi tanpa orang lain
peneliti. Spradley menyarankan untuk senantiasa
atau dengan orang lain. Di samping itu, peneliti
berlatih, sebagaimana menulis etnografi harus
juga harus peka terhadap isyarat non-verbal.
dimulai dengan menulis. Persoalannya adalah
Pengamatan terlibat menekankan logika pengamatan terlibat bukan merupakan tahap-
penemuan (logic of discovery), sebuah proses tahap penelitian yang bersifat linear dan mekanis.
yang bertujuan menyarankan konsep-konsep Praktiknya, pengamatan terlibat menuntut
atau membangun teori berdasarkan realitas nyata peneliti menerapkan berbagai keahlian,
manusia. Dengan mengutip Glaser dan Strauss melakukan penilaian, peka terhadap lingkungan
yang menyebut sebagai grounded theory, maka yang diteliti, memahami konsep kebudayaan
Spradley menjelaskan bahwa pengamatan terlibat setempat, dan mampu beradaptasi untuk

261
Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 02 Desember 2015

menjembatani masalah yang mungkin muncul di yakni complete, active, moderate, passive, dan
lapangan. non-participation. Masing-masing memiliki
kelebihan dan kepentingan yang berbeda.
Bahasa, karenanya, menjadi sangat penting.
Bahasa lokal yang digunakan oleh masyarakat Pengamatan terlibat dengan cara complete,
yang diteliti sebagai sebuah ekspresi kebudayaan peneliti secara penuh dan totalitas berada dalam
memegang poros penting untuk dikuasai peneliti. lingkungan masyarakat yang diteliti dengan tanpa
Tanpa memahami bahasa, kecil kemungkinan membuka identitas sebagai peneliti. Subyek yang
peneliti mampu masuk ke relung kehidupan diteliti sama sekali tidak mengetahui bahwa
masyarakat yang diteliti dengan lebih dalam. mereka sedang diteliti. Peneliti menjadi bagian
Tanpa menguasai bahasa akan selalu terjadi dari kehidupan masyarakat yang tak terpisahkan
kesenjangan antara peneliti dengan subyek yang secara natural, mengikuti segala aturan yang
diteliti. berlaku, dan melakukan aktivitas sebagaimana
anggota masyarakat setempat. Pengamatan
Harus dipertimbangkan ketika seorang
terlibat yang active, hampir sama dengan yang
peneliti akan melakukan wawancara, apakah
pertama namun keberadaan peneliti diketahui
akan menggunakan bahasa native atau tetap
oleh masyarakat, baik diketahui seluruh
menggunakan bahasa peneliti. Implikasinya
masyarakat atau hanya sebagian orang-orang
berbeda, karena dengan bahasa native,
kunci. Peneliti dengan strategi dan cara tetentu
sesungguhnya peneliti sudah menjadi bagian
menginformasikan kepada masyarakat tentang
dari subyek yang diteliti. Sebaliknya, seorang
maksud dan tujuannya berada di tengah mereka.
peneliti yang menggunakan bahasa peneliti
akan menghasilkan data yang berbeda. Spradley Pada pengamatan terlibat yang moderate,
mencontohkan ketika harus berbahasa dengan peneliti melakukan aktivitas baik sebagaimana
para gelandangan dengan ‘bahasa gelandangan’ anggota masyarakat, namun pada masa-masa
(the language of tramps). Bahkan bahasa, tertentu bertindak sebagai peneliti yang agak
sebagaimana yang dicontohkan Spradley melalui terpisah dengan masyarakat. Misalnya, untuk
komunitas gelandangan, disamping bahasa meneliti pemain judi, peneliti kadang harus ikut
yang digunakan oleh komunitas tersebut, harus bermain judi tanpa harus menguasai seluruh
diperhatikan pula bahasa pihak-pihak luar permainan. Namun pada suatu ketika ia akan
yang digunakan untuk menjustifikasi kaum bertindak sebagai peneliti dengan tidak harus
gelandangan. Misalnya bagaimana bahasa orang- bermain judi. Pengamatan terlibat secara passive,
orang kesehatan, bahasa orang-orang hukum di peneliti hanya bertindak sebagai ‘penonton’
pengadilan, bahasa polisi, dan sebagainya ketika dengan mengamati keseluruhan proses dan
merespons dan menjelaskan persoalan-persoalan ritual yang ada dalam masyarakat yang diteliti.
gelandangan. Masing-masing harus dipahami Pada metode ini peneliti hanya mengamati dan
peneliti dengan baik selama observasi partisipasi mencatat seluruh peristiwa yang ada, tanpa
berlangsung, dan bahkan ketika membuat catatan terlibat di dalam peristiwa itu sendiri.
penelitian lapangan.
Denzin dan Lincoln (1994) mengistilahkan
Dalam pengamatan terlibat, seorang dengan participant as observer, di mana
peneliti dapat berpartisipasi dalam rutinitas peserta sebagai pengamat, dengan membiarkan
subyek penelitian, dengan mengamati apa yang kehadirannya sebagai peneliti dan mencoba
dilakukan, mendengarkan apa yang dikatakan membentuk serangkaian hubungan dengan
dan apa yang menjadi pembicaraan lokal, serta subyek sehingga mereka berfungsi sebagai
menanyai orang-orang di sekitar subyek selama responden dan informan. Jenis lain, sebagaimana
jangka waktu tertentu. Spradley membagi model disebut Spradley dengan istilah complete,
pengamatan terlibat ke dalam empat bagian, Denzin dan Lincoln menjelaskan pengamat

262
Memahami Etnografi ala Spradley
Koeswinarno, halaman 257-265

sebagai partisipan (observer as participant), mereka memiliki perhatian yang berbeda, serta
yang umumnya merepresentasikan situasi yang hak-haknya sebagai manusia. Oleh sebab itu,
memungkinkan peneliti melakukan kunjungan mengatur waktu yang menjadi kesepakatan
atau wawancara dengan responden tanpa bersama untuk melakukan wawancara juga
diketahui secara terbuka. menjadi penting. Prinsip etika lainnya adalah
mengkomunikasikan tujuan riset kepada
Peneliti sangat diperlukan bisa memainkan
informan, melindungi privasi informan, dan
berbagai peranan yang sesuai dengan situasi.
jangan mengekploitasi keberadaan informan.
Hingga derajad tertentu peneliti melakukan
pengelolaan kesan di hadapan masyarakat yang
diteliti, untuk mencapai hubungan yang sinergis TAHAPAN RISET ETNOGRAFI
dan cukup nyaman. Terjaganya hubungan yang
Sebuah riset etnografi disusun agak berbeda
harmonis merupakan kunci penting keberhasilan
dengan riset-riset sosial. Riset sosial dimulai
penelitian, karena hanya dengan menjaga
dengan mendefinisikan problem penelitian, yang
hubungan itu peneliti dapat melihat ‘sesuatu’
kemudian dilanjutkan dengan memformulasikan
dengan kacamata masyarakat itu sendiri, bukan
hipotesis penelitian yang diajukan. Setelah
cara pandang peneliti terhadap kebudayaan
hipotesis disusun, maka diperlukan definisi
masyarakat. Itu sebabnya hampir seluruh
operasional penelitian, yakni konsep-konsep
laporan penelitian etnografi, kesulitan-kesulitan,
yang digunakan di dalam riset untuk dapat
kemudahan-kemudahan, dan bagaimana
diporeasionalkan ke dalam wilayah yang lebih
hubungan baik antara peneliti dan subyek
praksis. Untuk itu, setelah definisi operasional,
senantiasa ditulis sebagai gambaran pembaca
diperlukan desain sebuah instrumen penelitian.
untuk melihat bagaimana cara pandang peneliti.
Setelah instrumen disusun baru dapat dilakukan
Di lain pihak, seorang peneliti harus reflektif, pengumpulan data, yang dilanjutkan dengan
berusaha bagaimana memahami nilai-nilai analisis data. Setelah analisis, melakukan
yang dianut masyarakat dan pengetahuan yang konklusi, yang diakhiri dengan laporan akhir
diperoleh. Pengamatan terlibat potensial untuk penelitian.
memperoleh data yang lengkap tentang sebuah
atau beberapa peristiwa berlangsung, beserta Pada riset etnografi, langkah pertama adalah
latar belakang yang mendahuluinya. Namun melakukan seleksi proyek-proyek etnografi, di
demikian, metode penelitian ini tidak mudah, mana peneliti harus mempertimbangkan berbagai
meskipun seorang peneliti meneliti kulturnya investigasi yang akan dilakukan. Fieldwork
sendiri. Ketika seorang peneliti meneliti etnografi dimulai ketika seorang etnografer
kulturnya sendiri (insider researcher), biasanya menjawab atas pertanyaan etnografi yang disusun
peneliti mengalami kekurangpekaan, karena setelah seleksi berbagai persoalan etnografi.
menganggap semua peristiwa berlangsung Pertanyaan etnografi disusun sedemikian rupa,
biasa dan serba normal. Sementara itu, peneliti sebagai bahan melakukan pengumpulan data
luar (outsider researcher) justru akan melihat etnografi. Pengumpulan data etnografi harus
sebaliknya. mempertimbangkan teknik-teknik yang akan
diambil melalui pengamatan terlibat. Selama
Berkaitan dengan strategi itu, perlu pula
pengumpulan data berlangsung, peneliti harus
diperhatikan prinsip-prinsip etika di dalam
merekam seluruh peristiwa, wawancara, dan
melakukan pengamatan terlibat. Prinsip etika
semua hal yang berkaitan dengan pertanyaan
tersebut antara lain, mempertimbangkan
etnografi yang dibuat sebelumnya.
keadaan utama informan, melindungi hak-hak
informan, keinginan informan, dan sensitivitas Setelah data terkumpul melalui alat
informan. Informan adalah manusia, sehingga ‘perekam’, bisa berbentuk tape recorder atau

263
Jurnal SMaRT Volume 01 Nomor 02 Desember 2015

catatan etnografi, baru dilakukan analisis data. istilah asli maupun istilah pengamat akan masuk
Hal penting yang harus dilakukan, bagaimana ke dalam catatan lapangan.
hasil observasi dideskripsikan secara makro,
Cara terbaik membuat catatan harfiah,
kemudian difokuskan pada persoalan-persoalan
menurut Spradley, adalah dengan alat perekam.
tertentu yang dikaji, baru dilakukan seleksi
Namun sebenarnya alat perekam dapat
dengan cakupan yang lebih mikro. Setelah
menghambat komunikasi dengan informan,
langkah ini selesai, kemudian langkah berikutnya
sehingga penggunaan alat perekam harus benar-
adalah menulis etnografi itu sendiri sebagai
benar dipertimbangkan oleh etnografer.
sebuah hasil akhir.
Spradley juga membedakan jenis catatan
Bagian penting yang dijelaskan oleh Spradley
lapangan, yang akan menjadi catatan etnografis.
adalah bagaimana membuat rekaman atau
Pertama, laporan ringkas. Laporan ringkasan
catatan etnografi. Sebuah catatan etnografi bisa
seringkali meliputi frasa-frasa, kata-kata tunggal,
meliputi catatan lapangan selama penelitian,
kalimat-kalimat yang tidak saling berhubungan.
alat perekam, gambar, artefak, atau benda-
Dalam kaitan ini dianjurkan untuk membuat
benda lain yang memungkinkan peneliti dapat
sebuah laporan ringkas setiap habis wawancara.
menggambarkan suasana kultural masyarakat
Bahkan ketika melakukan perekaman, maka
yang diteliti.
baik sekali untuk menuliskan kalimat-kalimat
Spradley mengilustrasikan bagaimana dan kata-kata yang digunakan oleh informan.
ia melakukan riset komunitas gelandangan. Nilai nyata dari sebuah catatan ringkas akan
Entri utama dalam membuat catatan etnografi, tampak ketika laporan ringkas itu diperluas
bahasa harus dapat diatasi oleh peneliti. Prinsip setelah menyelesaikan wawancara atau observasi
identifikasi bahasa ditegaskan secara sederhana, lapangan.
mengidentifikasikan bahasa yang digunakan
Kedua, laporan yang diperluas. Secepat
untuk masing-masing judul catatan lapangan.
mungkin, setelah pertemuan di lapangan,
Metode yang digunakan adalah meliputi penulisan
etnografer harus menuliskan secara detail dan
beberapa hal dalam kurung, tanda kutip, tanda
mengingat kembali berbagai hal yang tidak
kurung besar, yang harus meliputi identifikasi
tercatat secara tepat. Kata dan kalimat kunci yang
pembicara. Tujuannya adalah agar didapatkan
tercatat dapat berperan sebagai pengingat yang
catatan etnografis yang menggambarkan berbagai
sangat bermanfaat untuk membuat laporan yang
perbedaan yang sama dalam penggunaan bahasa
diperluas. Ketiga, jurnal penelitian lapangan. Di
sebagaimana situasi lapangan yang aktual.
samping catatan lapangan langsung, etnografer
Pemakaian bahasa campuran untuk juga harus membuat jurnal. Seperti sebuah
melakukan pencatatan dalam catatan lapangan buku harian, jurnal akan berisi sebuah catatan
mempunyai nilai positif yang jelas karena adanya mengenai pengalaman, ide, kekuatan-kekuatan,
penyederhanaan. Berbagai makna budaya telah kesalahan, kebingungan, terobosan, dan berbagai
terdistorsi selama proses pembuatan catatan permasalahan yang muncul selama penelitian
lapangan. Salah satu hasil yang paling penting lapangan berlangsung. Sebuah jurnal merupakan
dengan melakukan penelitian lapangan dalam sisi pribadi suatu penelitian lapangan, jurnal ini
suatu masyarakat yang asing dengan bahasa yang meliputi berbagai reaksi terhadap informan dan
sama sekali berbeda, bahwa proses penerjemahan perasaan yang dirasakan peneliti terhadap orang
akan sulit terjadi tanpa etnografer benar-benar lain. Keempat, catatan analisis dan interpretasi.
menyadari akan perbedaan itu. Kata-kata yang Ini memberikan suatu hubungan antara catatan
diucapkan informan merupakan kunci petunjuk etnografis dengan etnografi akhir dalam bentuk
bagi budaya mereka dan sejak itu etnografer tertulis. Di sinilah tempat untuk mencatat analisis
harus mulai membuat catatan kata per kata. Baik makna budaya yang dipelajari.

264
Memahami Etnografi ala Spradley
Koeswinarno, halaman 257-265

PENUTUP Hammersley, Martyn. 1992. Deconstructing the


Qualitative-Quantitative Divide. Dalam Julia
Spradley sebagai pengembang teknik
Brannen (eds.), Mixing Methods: Qualitative
etnografi yang berpandangan moderat telah
and Quantitative Research. Aldershot-
mampu menempatkan etnografi bukan hanya
Brookfield USA-Singapore: Avebury. Hlm.
sebagai metode untuk memahami masyarakat
39 – 56.
primitif. Spradley, dengan metode etnografinya,
telah mengambil bagian penting di dalam Lewis, Oscar. 1975. The Culture of Poverty. Dalam
merubah citra antropologi menjadi alat penting J. Friedl & N. Chrisman (ed.). City Ways.
untuk memahami masyarakat yang saat ini New Yok: Harper & Row, Publishers. Hlm.
sedang berkembang dan masyarakat yang 391 – 401.
multikultural di seluruh dunia. Bahkan, hampir Lyotard, Jean-François. 2004. Posmodernisme:
semua antropolog sepakat bahwa etnografi Krisis dan Masa Depan Pengetahuan.
menjadi dasar antropologi kultural. Jakarta: Teraju.
Teknik etnografi yang dikembangkan Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian
Spradley sangat penting dikuasai oleh peneliti Kualitatif. Bandung : Remadja Karya
yang berparadigma kualitatif agar bisa memahami
Mulder, Niels. 1984. Kebatinan dan Kehidupan
karakteristik sebuah komunitas secara lebih
Sehari-Hari Orang Jawa. Jakarta: PT
komprehensif. Terlebih lagi, dalam penelitian
Gramedia.
kebijakan semakin diperlukan pemahaman pada
narasi-narasi kecil dari masyarakat lokal. Karena, Sarup, Madan. 2004. Pos-strukturalisme dan
saat ini paradigma kebijakan top down kurang Posmodernismea: Sebuah Pengantar Kritis.
memberikan dampak bagi peningkatan kualitas Yogyakarta: Jendela.
tata kehidupan yang baik, dan mulai bergeser Spradley, James P. 1980. Participant
pada kebijakan dengan paradigma bottom up. Observation, Holt, Rinehart and Winston,
Sudah saatnya narasi-narasi lokal yang sarat Inc., Orlando, Florida.
dengan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk
diangkat pada level multilokal bahkan nasional.
Bahkan jika memungkinkan, narasi-narasi lokal
bisa menggantikan narasi-narasi global yang
kadang kurang sesuai dengan jati diri bangsa
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Brannen, Julia. 1992. Combining Qualitative and
Quantitative Approaaches: An Overview.
Dalam Julia Brannen (eds.). Mixing
Methods: Qualitative and Quantitative
Research. Aldershot-Brookfield USA-
Singapore: Avebury. Hlm. 3 – 38.
Denzin, Norman K dan Yvonna S. Lincoln. 1994.
Handbook of Qualitative Research. London:
SAGE Publications.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of
Culture. New York: Basic Books.

265

You might also like