Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 117
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN JALAN MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 16, INSPEKTORAT JENDERAL DUNG MINA BAHARI IIT LANTAI2,3.4 ‘TELEPON : (021) 3522310, FAX : (021) 3522310 JAKARTA PUSAT KODE POS 10110 email : itjen@kkp.go.id PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: 6a /PER-IRJEN/2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROBITY AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. a. 1 INSPEKTUR JENDERAL, bahwa dalam rangka melaksanakan pengawasan program dan kegiatan di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang semakin kompleks, terutama pada proses pengadaan barang/jasa, perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan; bahwa berdasarkan _pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Inspektur Jenderal tentang Pedoman Pelaksanaan Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; Menetapkan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-362/K/D4/2012 tentang Pedoman Probity Audit Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 29/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Pengawasan Intern di _—_Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; MEMUTUSKAN : PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROBITY AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Pasal 1 Pedoman Pelaksanaan Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan acuan dalam melaksanakan pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pasal 2 Pedoman Pelaksanaan Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Inspektur Jenderal ini. Pasal 3 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal :2@ Juli 2017 INSPEKTUR JENDERAL, < MUZAMMAD josue PEDOMAN PROBITY AU! PENGADAAN BARANGI/J. KEMENTERIAN KELAUT, INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 Peagautar uji syukur kami panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, yang hanya dengan izin dari-Nya maka pedoman pelaksanaan probity audit pengadaan barang dan jasa inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ini dapat tersusun. Pedoman ini merupakan salah satu kebutuhan manajemen guna mengawasi pelaksanaan program dan kegiatan di KKP yang semakin kompleks, terutama pada proses pengadaan barangljasa. Dengan demikian, probity audit ini menjadi sangat penting, dalam mewujudkan praktik pengadaan barangijasa secara transparan melalui persaingan sehat, terbuka dan adil sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektifitas, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Kami menyadari bahwa pedoman ini masih belum sempuma, oleh karena itu, kami mengharapkan masukan guna penyempurnaan pedoman ini. Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Jakarta, Juli 2017 Inspektur Jenderal ammad a Daftar Vee Pengantar Daftar tsi Daftar Lampiran BABI Pendahuluan BAB II Kebijakan Pelaksanaan Probity Audit Pengadaan BarangiJasa BABII ——_Pelaksanaan Probity Audit BAB IV Pelaporan Hasil Probity Audit LAMPIRAN hal 19 Daftar Lampiran Lampiran | Lampiran Il Lampiran Itt Lampiran lV. Lampiran V Bentuk Laporan Hasil Probity Audit Program Kerja Audit Rinci atas Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Program Kerja Audit Rinci atas Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (E-Tendering) Program Kerja Audit Rinci atas Pelaksanaan Kontrak Barang/Jasa Program Kerja Audit Rinci atas Pemanfaatan Barang/Jasa BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan barang/jasa berkualitas dalam penyelenggaraan pemerintahan akan sangat berpengaruh dalam peningkatan pelayanan publik. Dalam upaya memperoleh barang/jasa berkualitas pengadaan barang/jasa harus dilakukan secara transparan melalui persaingan sehat, terbuka dan adil sehingga dapat tercapai efisiensi dan efektifitas pengadaan barang/jasa yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik (akuntabel) Sebagaimana diatur dalam pasal 116 ayat (1) Peraturan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, Kementerian/Lembaga/Iinstitusi dan Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Kabupaten/Kota diwajibkan melakukan pengawasan_terhadap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Unit Layanan Pengadaan (ULP), termasuk pengawasan mengenai pelaksanaan swakelola dan penggunaan produksi dalam negeri. Pengawasan ditakukan antara lain membuat sistem pengawasan intern atas pengadaan barangijasa termasuk menugaskan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk melakukan audit pengadaan barang/jasa. Ketentuan mengenai APIP diatur pula pada pasal 1 butir 14 Perpres Nomor 4 Tahun 2015, bahwa APIP adalah aparat yang melakukan Pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi (WL/D/). Kedua ketentuan tersebut sejalan dengan ketentuan pasal 47 dan 48 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah bahwa APIP harus melakukan pengawasan inter atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara. Lebih lanjut, pengawasan inter adalah “seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik’. Salah satu upaya untuk meningkatkan peran APIP dalam melakukan pengawasan adalah melaksanakan audit selama proses pengadaan barang/jasa berlangsung (real time) yang disebut probity audit. Inspektorat Jenderal adalah unit kerja. yang mempunyai__tugas menyelenggarakan pengawasan inter di lingkungan KKP sebagaimana diatur dalam Permen KP nomor 6/Permen-KP/2017 pasal 639, Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 639, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan KKP; 2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan KKP terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan KKP; pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Oahe |. Dasar Hukum Dasar hukum pelaksanaan probity audit terhadap pengadaan barang/jasa adalah sebagai berikut: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 3. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 4. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 5. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-362/K/D4/2012 tentang Pedoman Probity Audit Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bagi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 29/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Pengawasan Intern Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan; 7. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun 2017; 8 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Inspektorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 032-02.1.622098/2017, tanggal 7 Desember 2016. . Tujuan Tujuan penyusunan Pedoman Probity Audit ini adalah untuk meningkatkan integritas pelayanan publik melalui efektifitas hasil audit atas proses pengadaan barang/jasa yang berdasarkan pada peraturan dan prosedur pengadaan barang/jasa Hal ini akan memberikan Kontribusi dalam upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pengadaan barangijasa lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang/jasa D. Sasaran Sasaran Pedoman Probity Audit yaitu tersedianya acuan dalam penyusunan perencanaan program kerja probity audit, pelaksanaan dan penyusunan pelaporan hasil probity audit, E. Sistematika Pedoman Pedoman probity audit pengadaan barang/jasa pemerintah disusun dalam empat bab, terinci sebagai berikut Bab! —_: Latar Belakang, Dasar Hukum, Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pedoman, Sistematika Pedoman Bab Il: Pengertian Probity dan Probity Audit, Tujuan dan Sasaran Probity Audit, Kewenangan dan Tanggung Jawab Auditor, Kriteria Paket Pekerjaan, Syarat Kompetensi Probity Auditor, Biaya Audit. Bab Ill: Tahapan Audit, Metodologi Audit, Output dan Outcome yang diharapkan dari pelaksanaan Probity Audit. Bab IV: Tujuan pelaporan hasil audit, Substansi hasil audit, Format Laporan Hasil Audit, Distribusi Laporan Hasil Audit. BABII KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROBITY AUDIT ITJEN KKP A. Pengertian Probity dan Probity Audit Probity diartikan sebagai integritas (integrity), kebenaran (uprighiness), dan kejujuran (honesty). Konsep probity tidak hanya digunakan untuk mencegah terjadinya Korupsi atau ketidakjujuran tetapi juga untuk memastikan bahwa proses penyelenggaraan kegiatan sektor publik, seperti proses pengadaan barang/jasa, penjualan aset, dan pemberian sponsor/hibah dilaksanakan secara wajar, obyektif, transparan, dan akuntabel. Terkait dengan proses pengadaan barang/jasa, dan mengacu pada pengertian di atas, probity diartikan sebagai 'good process’ yaitu proses pengadaan barang/jasa dilakukan dengan prinsip-prinsip penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran untuk memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku Berdasarkan pengertian dimaksud, probity audit dapat didefinisikan sebagai kegiatan penilaian (independen) untuk memastikan bahwa proses pengadaan barangjjasa telah dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan prinsip penegakan integritas, Kebenaran, dan kejyjuran dan memenuhi ketentuan perundangan berlaku yang bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik. Probity audit utamanya dilakukan terhadap paket pekerjaan yang bersifat strategis (melibatkan kepentingan masyarakat, merupakan pelayanan dasar masyarakat, dan terkait dengan isu politis). Dalam pelaksanaannya, probity audit dilakukan bersamaan dengan proses pengadaan barang/jasa atau segera setelah proses pengadaan barang/jasa terjadi (real time audit). Dengan demikian, teknik probity audit yang lebih diutamakan adalah peninjauan fisik, observasi, diskusi, dan wawancara tanpa mengesampingkan teknik-teknik audit yang lainnya. Probity auait harus dilakukan sesuai dengan prinsip probity yang pada dasarnya merupakan prinsip-prinsip pengadaan barang/jasa sebagaimana diatur dalam Perpres 54/2010 beserta perubahannya, yaitu: 4. Efisien dan efektif sehingga belanja pengadaan barang/jasa dapat memaksimalkan nilai uang (best value for public money); Transparan, terbuka, adiltidak diskriminatif, dan bersaing; 3. Akuntabel yaitu seluruh proses. pengadaan barang—jasa dipertangungjawabkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 4. Bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). B. Tujuan dan Sasaran Probity Audit Probity audit bertujuan memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan pengadaan barang/jasa telah dilakukan berdasarkan kejuyjuran, integritas dan kebenaran untuk mentaati prinsip pengadaan sesuai ketentuan yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adilftidak diskriminatif, dan akuntabel. Sasaran probity audit adalah: 1, Meyakinkan bahwa pengadaan barang/jasa dilakukan secara benar sesuai dengan kebutuhan yang benar, baik segi jumlah, kualitas, waktu dan nilai pengadaan yang menguntungkan negara; 2. Meyakinkan bahwa prosedur pengadaan barangijasa yang digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa telah dilkuti dengan benar sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku; 3, Meyakinkan bahwa kuantitas, kualitas dan harga barang/jasa yang diperoleh melalui proses pengadaan telah sesuai dengan ketentuan dalam kontrak serta diserahterimakan tepat waktu; 4, Meyakinkan bahwa barang yang diperoleh telah ditempatkan di lokasi yang tepat, dipertanggungjawabkan dengan benar, dan dimanfaatkan sesuai tujuan penggungannya; Mencegah penyimpangan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa; 6, Mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian intern atas pengadaan barang/jasa guna penyempurnaan sistem tersebut; C. Kewenangan dan Tanggung Jawab Auditor Probity 1. Auditor Probity diberikan kewenangan mengakses secara penuh seluruh catatan, dokumen, personil, serta melakukan pertemuan dan kunjungan lapangan. 2. Pelaksanaan probity audit tidak memindahkan tanggung jawab pelaksanaan pengadaan barang/jasa dari ULP/PA/KPA/PPK kepada probity auditor. 3. Tanggung jawab pelaksanaan pengadaan barangljasa termasuk kebenaran data sepenuhnya menjadi tanggung jawab instansi auditan. Tanggung jawab auditor terbatas pada hasil audit, pendapat dan/atau saran yang diberikan kepada auditan sebagai pelaksana pengadaan barangi/jasa. . Kriteria Paket Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilakukan probity audit adalah yang bersifat strategis antara lain paket pengadaan yang berisiko tinggi, maupun yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas, dengan nilai paket lebih dari Rp § miliar . Batasan Lingkup Probity Audit Tahapan Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan Probity Auait oleh Itjen diprioritaskan pada: 1. Audit atas Persiapan Pemilinan Penyedia Barang/Jasa, khususnya Penyusunan HPS dan Dokumen Pengadaan 2, Audit atas Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, khususnya evaluasi penawaran 3. Audit atas Pelaksanaan Kontrak Audit atas Pemanfaatan Barang/Jasa . Kompetensi Auditor Probity Auditor yang ditugaskan untuk melaksanakan probity audit adalah auditor internal yang memenuhi kualfikasi personal dan formal, sebagai berikut: 1. Syarat Personal Auditor internal yang mampu bersikap independen, objektif, profesional, berintegritas dan tidak memiliki benturan kepentingan dengan pihak atau objek yang diaudit 2. Syarat Formal Auditor internal yang berpengalaman dalam audit pengadaan barang/jasa dan bersertifikasi ahli pengadaan barang/jasa secara nasional dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). . Komposisi Tim Audit Komposisi Tim Probity Audit secara umum terdiri dari Pengendali Mutu dan Pengendali Teknis selaku supervisor, Ketua Tim dan sekurang-kurangnya dua orang Anggota Tim |. Waktu Pelaksanaan Jangka waktu pelaksanaan Probity Audit setiap tahap kegiatan adalah 6 -10 hari dan disesuaikan dengan kompleksitas kegiatan. Biaya Audit Biaya pelaksanaan probity audit dianggarkan dalam dokumen anggaran pengawasan internal jn KKP, guna menjaga independensi auditor. |. Pelaporan dan Tindak Lanjut 1. Laporan hasil probity avait disampaikan kepada auditan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah surat tugas berakhir. 2. Jika auditor menemukan permasalahan yang tidak sesuai dengan prinsip- prinsip probity maka auditor menyampaikan kepada auditan untuk dilakukan koreksipemecahan masalah. Dalam kondisi auditan menolak melakukan koreksi/perbaikan seperti simpulan auditor maka dilaporkan kepada atasan auditan. 3. Tindak lanjut harus dilakukan setelah auditan mendapatkan hasil probity audit baik bersifat sementara atau yang bersifat final (resmi) dan hasil tindak lanjutnya segera dilaporkan kepada Inspektur Jenderal. BAB Ill PELAKSANAAN PROBITY AUDIT A. Tahapan Pelaksanaan Probity Audit Probity Audit pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan audit, meiiputi perencanaan penugasan probity audit, penyusunan Program Kerja Audit Rinci (acuan terlampir) dan penyusunan tim, termasuk koordinasi dengan auditan. 2. Pelaksanaan audit, mengikuti prosedur yang diuraikan secara incl dalam pedoman ini, sesuai dengan tahapan proses pengadaan barangljasa yang akan di probity, 3. Pelaporan hasil audit, diuraikan lebih lanjut pada Bab IV pedoman ini. B. Metodologi Probity Audit Metodologi Probity Audit yang dilakukan terdiri dari: 1. Desk audit, yaitu penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai aouan atas audit yang dilakukan terhadap berbagai dokumen yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa, serta mengidentifikasikan kelemahan dalam sistem dan prosedur pengadaan barang/jasa. 2. Field audit, yaitu pemeriksaan lapangan yang diutamakan untuk pengecekan langsung atas kebenaran jumlah, mutu dan penempatan, ketepatan waktu penyerahan dan pemanfaatan barang/jasa, antara_ lain melalui observasi/pengamatan, pengecekan/pemeriksaan fisik, dan permintaan keterangan. 3. Benchmarking, yaitu pembandingan harga Harga Perkiraan Sendiri/HPS/OE dengan harga pasar yang wajar atau pedoman harga satuan yang telah ditetapkan, oleh Instansi Teknis, Pemerintah Daerah, BI/BHMN/BUMN/BUMD/Badan Usaha Lainnya. 4. Penggunaan tenaga ahli dapat dilakukan untuk menilai kewajaran kualitas, kuantitas dan harga satuan barang/jasa. C. Skema Probity Audit 1. Probity Audit atas Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Probity audit atas persiapan pemilihan penyedia barang/jasa meliputi audit atas pengkajian ulang Rencana Umum Pengadaan (RUP), rencana pelaksanaan pengadaan barangljasa (penetapan HPS serta spesifikasi teknis dan gambar), sistem pengadaan (cara dan metode pengadaan), tahapan dan jadwal pemilhan penyedia barangijasa, jenis kontrak sampai dengan penyusunan dokumen pengadaan Kelemahan-kelemahan dalam tahap persiapan pemilihan penyedia barangljasa selama ini merupakan penyebab utama munculnya sanggahan dari peserta pelelangan dan pengaduan masyarakat. HPS yang tidak disusun berdasarkan harga pasar setempat dan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta untuk pekerjaan konstruksi seringkali hanya berdasarkan enginer estimate (EE), spesifikasi teknis yang mengarah kepada merk tertentu, kesalahan dalam pemilihan metoda evaluasi serta penetapan tahapan dan jadwal pengadaan, merupakan beberapa sumber utama munculnya sanggahan dan pengaduan. Sedangkan tidak ditentukannya jenis kontrak menimbulkan permasalahan dalam pelaksanaan kontrak, seperti tidak/diperbolehkannya pekerjaan tambah kurang. Pendekatan yang digunakan dalam tahapan audit ini adalah audit atas output, yaitu dengan melihat dokumen output setiap tahapan persiapan pemilihan penyedia pengadaan barang/jasa, segera setelah tahapan_ persiapan pemilihan penyedia pengadaan barang/jasa selesai dilaksanakan oleh personil pengadaan. Program kerja audit rinci beserta cek list dokumen dilampirkan dalam Pedoman ini untuk membantu proses pengambilan simpulan, namun kertas kerja audit harus tetap disusun auditor sebagai pemenuhan atas standar audit. a, Tujuan Audit atas Persiapan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Tujuan dari audit persiapan pemilihan penyedia barang/jasa adalah untuk memberikan keyakinan bahwa: 10 1) Kegiatan pengadaan barang/jasa telah didahului dengan pengkajian ulang terhadap pemaketan pekerjaan, penganggaran biaya pengadaan dan KAK; 2) Rencana pelaksanaan pengadaan (penyusunan HPS serta spesifikasi teknis dan gambar) telah dilakukan sesual ketentuan; 3) Penetapan sistem pengadaan (cara dan metode pengadaan), tahapan dan jadwal pemilhan penyedia barang/jasa, jenis kontrak sampai dengan penyusunan dokumen pengadaan telah memadai sesuai kebutuhan dan ketentuan b. Waktu Pelaksanaan Audit dilaksanakan segera setelah tahapan persiapan pemilihan penyedia barangljasa selesai dilaksanakan oleh Pokja ULP dan PPK. ©. Garis besar probity audit atas persiapan pemilihan penyedia barang/jasa, sebagai berikut: 1 ‘Rtas Proses Sasaran Audit Output, | TujuanProsedur Audit| (AP)/Atas : ee “| output (ao) | Harga Perkiraan Sendiri | Dokumen HPS Meyakinkan bahwa AO | HPS disusun sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan meyakinkan kewajaran nilai HPS 2 | Spesifikasi Teknis dan | Dokumen Meyakinkan spesifixast RO | Gambar Spesifikasi Teknis | teknis dan gambar dan Gambar disusun sesuai kebutuhan dan ketentuan serta tidak mengarah kepada merk tertentu 3 | Jadwal Pemiiihan Jadwal Pemilinan” | Meyakinkan bahwa KO Penyedia Barang/Jasa | Penyedia alokasi waktu yang Barang/Jasa dibutuhkan untuk setiap tahapan pelaksanaan pengadaan telah memadai 4° | Jenis Kontrak Raneangan Meyakinkan bahwa AO Kontrak jenis kontrak yang dipilih telah sesuai dengan jenis kegiatan dan ketentuan yang berlaku 1 ‘Rtas Proses No, Sasaran Audit Output Tujuan Prosedur Audit | _(AP)/Atas Output (AO) 5 |DokumenPengadaan | Dokumen Meyakinkan bahwa AO Pengadaan dokumen pengadaan | barangjjasa telah mencakup seluruh ketentuan pelaksanaan pengadaan barang/jasa 2. Probity Audit atas Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Audit atas pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa meliputi audit atas seluruh tahapan pemilihan penyedia barang/jasa mulai dari pengumuman sampai dengan tahapan penunjukkan penyedia barang/jasa. Kelemahan-kelemahan dalam tahap pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa selama ini merupakan penyebab utama munculnya sanggahan dari peserta pelelangan dan pengaduan masyarakat. Kecurangan dalam pengumuman, evaluasi penawaran yang tidak sesuai dengan dokumen pemilinan, pembuktian kualifikasi serta penetapan dan pengumuman pemenang yang tidak sesuai dengan ketentuan, merupakan beberapa sumber utama munculnya sanggahan dan pengaduan. Pendekatan yang digunakan dalam tahapan audit ini adalah audit atas output, yaitu dengan melihat dokumen output setiap tahapan pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa, segera setelah tahapan pelaksanaan_ pemilihan penyedia barang/jasa selesai dilaksanakan oleh personil pengadaan. Program kerja audit rinci beserta cek list dokumen dilampirkan dalam Pedoman ini untuk membantu proses pengambilan simpulan, namun kertas kerja audit harus tetap disusun auditor sebagai pemenuhan atas standar audit. a. Tujuan Audit Pelaksanaan Pemilinan Penyedia Barang/Jasa Tujuan dari audit persiapan pemilihan penyedia barang/jasa adalah untuk memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang beriaku (Perpres 54 Tahun 2010 beserta perubahannya). 2 b. Waktu Pelaksanaan Audit dilaksanakan segera setelah tahap pelaksanaan pemilinan penyedia barang/jasa selesai dilaksanakan oleh personil pengadaan. c. Garis besar probity audit atas pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa, sebagai berikut: Polakeanaan _ Pemilihan 'Pembuatan Paket, | Pengumuman, | Meyakinkan bahwa’ | Pengumuman dan | jadwal a. Pengumuman pemilihan telah | Pendaftaran pelaksanaan dilaksanakan sesuai ketentuan j pemilihan, (transparansi); | dokumen b. Jadwal pelaksanaan pemitihan pengadaan sudah sesuai ketentuan, antara | lain: berdasarkan hari kalender, namun tetap memperhatikan jam | kerja dan hari kerja _untuk tahapan pemberian penjelasan, batas —akhir —_pemasukan penawaran, pembukaan penawaran, pembuktian kualifikasi dan batas—akhir = ___|___sanggahan. 2 | Pemberian Berita Acara|Weyakinkan _bahwa __proses| AO Penjelasan | Pemberian | pemberian —_penjelasan telah Penjelasan | dilaksanakan —sesuai_ dengan (BAPP) ketentuan, dalam hal Seluruh | substansi dokumen pengadaan dan | jawaban atas pertanyaan peserta telah diakomodasi_ dan telah | dibuatkan BAPP dan telah diunggah (upload) pada aplikasi SPSE 3 | Pemasukan Data | Daftar Meyakinkan bahwa pemasukan dan AO Kualifikasi dokumen evaluasi data kualifikasi telah sesuai kualifikasi yang | ketentuan yang ada dalam dokumen masuk pengadaan 4_| Pemasukan Daftar Meyskinkan bahwa pemasukan| AO Dokumen dokumen dokumen penawaran telah sesuai Penawaran Penawaran —_| ketentuan yang ada dalam dokumen __| yang masuk _| pengadaan et 5 |Pembukaan dan|Kertas kerja | Meyakinkan bahwa proses evaluasi| AO Evaluasi Dokumen | evaluasi_ dan | penawaran telah sesuai dengan Penawaran, serta| Berita Acara | prinsip-prinsip pengadaan, terutama Pengumuman| Hasil pada: Pemenang Pelelangan | a,_Harga_penawaran dan koreksi | aritmatik; | b, File penawaran yang tidak dapat | dibuka; | c._Evaluasi penawaran: B Rtas Proses Proses No. | Pelaksanaan Output Tujuan Prosedur Audit (AP) / Atas Pemilihan Output (AO) @ Evaluasi dan pembuktian kualifikas. © | Sanggahan Sanggahan | Meyakinkan bahwa -proses|_— AO. dan jawaban | sanagahan dan pemberian jawaben tertulis atas | tertulis atas sanggahan telah | eee sanggahan laksanakan ketentuan _ Evaluasi Ulang, | Surat Meyakinkan bahwa evaluas! ulang,| AO Penyampaian Pelelangan | penyampaian lang dokumen. Ulang “Dokumen | gagal Penawaran atau pemilihan ulang, Penawaran, atau telah sesuai ketentuan, antara lain Pemilihan Ulang alasan pemiihan harus dievaluasi diulang atau penyampaian ulang dokumen penawaran atau pemilihan # _ ulang @ | Penunjukan SPPBJ Meyakinkan bahwa proses | AO Penyedia penyusunan SPPBJ telah. BarangiJasa dilaksanakan sesuai dengan prinsip- prinsip pengadaan—_terutama trensparan, adiltidak —diskriminatif, peer | eee eee |e __| serta akuntabel ketentuan. 3. Probity Audit atas Pelaksanaan Kontrak ‘Audit dilaksanaken pada setiap tehapan proses pelaksanaan_kontrak barang/jasa Prosedur audit dilaksanakan pada saat proses sedang berlangsung (Audit atas Proses/AP) dan/atau segera setelah proses selesai (Audit atas Output /AO). Program kerja audit rinci beserta cek list dokumen dilampirkan dalam Pedoman ini untuk membantu proses pengambilan simpulan, namun kertas kerja audit harus tetap disusun auditor sebagai pemenuhan atas standar audit. a. Tujuan Audit atas Pelaksanaan Kontrak Tujuan Audit atas Pelaksanaan Kontrak adalah memberikan keyakinan bahwa pelaksanaan kontrek pengadaan barangijasa sesuai dengan ketentuan dalam Perpres 54 Tahun 2010 beserta perubahannya dan dokumen kontrak. b. Waktu Pelaksanaan Audit dilaksanakan selama masa pelaksanaan kontrak. 14 c. Garis besar probity audit atas pelaksanaan kontrak, baik terhadap kontrak pengadaan barang, jasa kontruksi maupun jasa konsultansi sebagai berikut: ‘Aias Proses Proses No | Pelaksanaan Peuimen ‘Tujuan Prosedur Audit (AP) 1 Atas Kontrak PBJ Pt Output (AO) ‘A._| Pengadaan Barang 7. Surat Pesanan | Surat Pesanan | Meyakini Surat Pesanan (SP) BO Barang diterbitkan tepat waktu | dan ciotorisasi oleh pejabat yang | berwenang 2. Perubatian a SK | Meyakini ada/tidaknye perubahan | AO Kegiatan pembentukan | kegiatan pekerjaan , validitas Pekerjaan Panitia / alasan perubahan dan ketepatan Pejabat perhitungan Peneliti Pelaksanaan Kontrak b. Berita Acara | negosiasi | perubahan | kegiatan pekerjaan | c. Addendum =| i kontrak. 4 fe 3. Pengiriman Surat Meyakini Ketepatan waktu AP dan? pemberitahuan | pengiriman dan penanganan AO pengiriman parang (sudan diterima) Dokumen pengiriman 4. Uji Coba Berita Acera/ | Meyakini Barang yang diterima AP dain? Laporan Uji | dapat beroperasi sesual kontrak AO Coba | dan pelatinan yang diperlukan_ telah dilaksanakan 5. Serah Terima Berita Acara Meyakini serah terima barang | Barang Serah Terima _| dilaksanakan setelah seluruh | Berang persyaratan terpenuhi el : BA Serah terima | Meyakinken bahwa Tokasi kerja] AO Lokasi Kerja lokasi kerja telah diserahkan kepada penyedia Bee eee (Gan dibebaskan seluruhnnya) 3, Penerbitan ‘SPMK Meyakinkan penerbitan SPMK| AO SPMK sesual ketentuan dan dapat dijadikan acuan untuk memulai pelaksanaan pekerjaan. 3. Mobilisasi Peralatan! Untuk meyakinkan — bahwa} AP fasiitas yang | mobilisasi telah dilaksanakan | diperiukan sesuai kontrak. | dalam | pelaksanaan | 15 ‘Atas Peralatan yang | peralatan dan giajukan oleh | addendum Penyedia kontrak didesarkan pada alasan yang 2) penggantian personil dan peralatan tidak mengurangi kualitas | 16 Proses | Proses No | Pelaksanaan Pokumen Tujuan Prosedur Audit | (AP) / Atas Kontrak PBJ a | Output ae (AO) pekerjaan telah ] ada dilokasi | 4. Penilaian Mutu | Hasil peniiaian | Meyakinkan _bahwa _mutu AP/AO | pekerjaan sesuai dengan standar | tenis yang ditetapkan alan | | { as | kontrak | |B. Penilaian Laporan Meyakinkan Laporan kemajuan | AP/AO Prestasi Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sesuei | pekerjaan Pekejaan dengan realisasi kemajuan_fisik | pekerjaan —dilapangan dan spesifkasisesuai dengan kontrak 6. Pembayaran ‘SPM Untuk meyakinkan bahwa jumiah | AO prestasi tagihan penyedia tidak melebini pekerjaan prestasi —pekerjean yang terpasang, dan pekerjaan | dilaksanakan sesuai dengan | | kontrak. | 7. Perpanjangan! ‘Addendum’ | Untuk meyakinkan —bahwa| AO Denda/Gantirugi | Pengenaan | perpanjangan waktu pelaksanaan | denda/Ganti rugi | telah mendapat pertimbangan yang layak dan wajar oleh PPK. c & Serah —_terima | Berita acara | Meyakinkanpekerjaan telah | AP/AO Pekerjaan selesai dilaksanakan —sesual (Provisional dengan kontak. Hand Over/PHO) { &Seran—_terima | Berita Acara___| Meyakinikan bahwa pemeliharaan | APIAO akhir pekerjaan telah selesel dilaksanakan sesuai (Final Hand | kontrak. OveriFHO) | Hee C._| dasa Konsultansi 1. Surat Periniah | Surat Perintah | Meyakini Surat Peantah Mulai] AO Mulai Kerja | Muiai Kerja Kerja diterbitkan tepat waktu dan | | diotorisasi oleh psjabat yang | | berwenang | 2. Mobiisasi [Jadwal Meyakini mobiiisasi diaksanakan | AO | | mobitisasi sesuai jadwal dan peralatan dan | personil tersedia sesuai | | kebutuhan 7 3. Pemeriksaan | Berita acara | Meyakini peralatan dan personil | AO dan AP Personil dan tetsedia sesuai kebutuhan dengan Peralatan spesifiasi sesual _ketentuan dalam Kontrak @, Perubahan Surat perubahan |) Meyakini penggantian | AO Personil dan | person! dan} personil dan _—_peralatan eas Proses Proses No | Pelaksanaan Pokcimen Tujuan Prosedur Audit (AP) / Atas Kontrak PBJ mn Output Lk | @0) pekerjaan | 3. Penggantian | Surat perintah | 4) Meyal Tidak adanya | AO) Personil dan dokumen| kondisi yang_mengharuskan | Penyecia alas | personil penggantian personil karena Perintan PPK | pengganti dianggap tidak mampu atau tidak dapat melakulan pekerjaan dengan baik atau berkelakuan tidak baile 2) Meyakini personil_ penggant mempunyai kualifikasi keahlian personil yang sama atau lebih tinggi 3). Meyal penggentian personil —llakukan _tepat waktu 8. Penibahan ‘Addendum Wieyakini adallidakaya parubahan | AO dan AP Lingkup kontrak lingkup pekerjaan, validitas alasan Pekerjean perubahan dan —_—ketepatan Be eea eee perhitungan 7. Perpanjangan | addendum Meyakini adafidak kondist yang | AO Waktu kontrak mengharuskan cilakukan Pelaksanaan perpanjangan waktu pelaksanaan Pekerjean pekerjaan, dan - jka ada- telah dilakukan sesuai_ketentuan 3. Penyelesalan | Laporan akhr | Meyakini seran terima laporan | AO Pekerjean akhirdlaksanakan setelah seluruh Lo persyaratan terpenuhi 4, Probity Audit atas Pemanfaatan Hasil Pengadaan Barang/Jasa ‘Audit atas pemanfaatan barang/jasa meliputi tiga aspek yaitu penyerahan barang/jasa kepada PA/KPA, pencatatan nilai barang/jasa ke dalam daftar inventaris (SIMAK-BMN/SIMBADA), dan pemanfaatan barang/jasa. Program kerja audit rinci beserta cek list dokumen dilampirkan dalam Pedoman ini untuk membantu proses pengambilan simpulan, namun kertas kerja audit harus tetap disusun auditor sebagai pemenuhan atas standar audit. a. Tujuan Audit atas Pemanfaatan BaranglJasa Tujuan pada tahapan ini adalah memberikan keyakinan bahwa_hasil pengadaen barangijasa telah diserahkan kepada PA/KPA, dicatat dalam SIMAK BMN dan telah dimanfaatkan sesuai tujuan pengadaan. v7 b. Waktu Pelaksanaan Audit dilaksanakan setelah adanya serah terima barangijasa dari penyedia kepada PPK sampai dengan barang/jasa dimanfaatkan oleh pengguna barangjjasa. Pelaksanaan prosedur audit dapat dilakukan pada saat proses sedang berlangsung (Audit atas Proses/AP) dan/atau segera setelah proses selesai (Audit atas Output/AO). ¢. Garis besar probity audit atas pemanfaatan barangljasa, sebagai berikut: T ‘Bias ee Tujuan Prosedur | cose No.| Sasaran Audit. | Output A (AP)/Atas | Output | (a0) i 1 | Penyerahan [Berita Acara Serah | Memastikan bahwa AO barangikonstruksijasa | Terima barang/konstruksijjasa ke PAIKPA | barang/konstruksijjasa | sudah diserahkan kepada PAIKPA 2 | Pencatatan Daftar inventaris ‘Memastikan bahwa KO barang/konstruksi ke | (SIMAK-BMIN) barang/konstruksi dalam daftar inventaris | | sudan dimasukkan ke (SIMAK-BMN) | dalam SIMAK-BMN | 3 [Pemanfatan | Baranghkonsirukeijasa | Memastican AP | Barang/konstruksifjasa | telah berfungsi dan | barang/Konstruksijasa eee | digunakan sesuai telah dimanfaatkan i dengan tujuan sesuai tujuan | | pengadaen pengadaan dan | | mampu memberikan | | nial tambah . Output dan Outcome yang Diharapkan Output yang dinarapkan dari pelaksanaan probity audit pengadaan barang/jasa adalah Laporan Hasil Probity Audit Pengadaan BarangiJasa yang menyajikan informasi mengenai simpulan dan pendapat berdasarkan hasil penilaian atas proses pengadaan barang/jasa yang diaudit, dikaitkan dengan prinsip-prinsip efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adilftidak diskriminatif, dan akuntabel Sedangkan outcome-nya adalah dimanfaatkannya laporan hasil audit untuk pengambilan keputusan oleh Pimpinan Satker dalam rangka memperbaiki perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengadaan barangijasa agar lebih efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adilftidak diskriminatif, dan akuntabel. 18

You might also like