Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332

Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

Peningkatan Pengetahuan dan Minat Berwirausaha Pada Industri Kreatif di


Kecamatan Pemulutan Ogan Ilir

Edutivia Mardetini
Universitas Sriwijaya, Indonesia, edutivia_mardetini83@yahoo.com

Riswan Jaenudin
Universitas Sriwijaya, Indonesia, riswanjaenudin@ymail.com

Siti Fatimah
Universitas Sriwijaya, Indonesia, siti_fatimahfkip@yahoo.co.id

Firmansyah
Universitas Sriwijaya, Indonesia, firman0807@gmail.com

Dian Eka Amrina


Universitas Sriwijaya, Indonesia, dianekaamrina@gmail.com

ABSTRACT
Pemulutan is one of the sub-districts in Ogan Ilir region that has abundant natural
potential in agriculture and livestock. The community has taken advantage of this
potential but has not yet optimized its potential in creative industries. Whereas there are
many business sectors that can be developed in accordance with the potential of the
region owned. The purpose of this dedication is to provide insight into the
entrepreneurship of the creative industries for young generation and to increase
participants' interest in entrepreneurship at the creative industries. This devotion is
carried out in Ogan Ilir Pemulutan Sub-district, which is targeted by youth of cadets as
many as 27 people. Model devotion used is the accompaniment with the method of
delivering material about entrepreneurship in the creative industry. Evaluation is done
through knowledge test and entrepreneurship interest questionnaire in creative
industries. The results from participants' initial tests on entrepreneurial knowledge in the
creative industries are average of 5.63, and average of 6.93 in the final test, and the
increase of 0.28 with the low categories. The increase was accompanied by a very strong
interest by participants to entrepreneurship in the creative industries by 82.13%. In
conclusion, this dedication activity can provide basic knowledge and stimulate interest to
youth for entrepreneurship in creative industries.
Keywords: Entrepreneurial, entrepreneurial interest, creative industries

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 207
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

PENDAHULUAN Alam yang melimpah di berbagai sektor.


Analisis Situasi Hal tersebut dapat dijadikan modal awal
Kemajuan suatu negara salah dalam meningkatkan pendapatan dan
satunya dilihat dari pendapatan perkapita menurunkan tingkat penganguran yaitu
penduduknya. Dengan semakin tingginya dengan mengoptimalkan peran SDM
pendapatan perkapita masyarakat di suatu khususnya di usia produktif. SDM
negara, maka semakin maju negara diarahkan tidak hanya sebagai pencari
tersebut. Untuk memperoleh pendapatan kerja tetapi menjadi individu yang dapat
perkapita yang tinggi, maka pendapatan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
perseorangan yang diperoleh oleh Dewasa ini kecenderungan yang
penduduknya juga harus merata. Namun, berkembang adalah banyak orang-orang
kemampuan pemerintah untuk yang ingin mencapai keberhasilan
menyediakan lapangan pekerjaan yang dengan cara yang instan tanpa mau
sangat terbatas menyebabkan pendapatan melewati proses yang harus dilalui.
masyarakat belum merata. Kondisi ini Padahal untuk mencapai keberhasilan
terlihat dimana pertumbuhan lowongan seseorang harus berusaha keras dalam
pekerjaan bagai deret hitung sedangkan melalui prosesnya. Salah satu strategi
pertumbuhan Sumber Daya Manusia atau wawasan yang harus dimiliki SDM
(SDM) usia produktif bagai deret ukur, era sekarang yaitu memiliki pemahaman
menyebabkan ketimpangan antara jumlah mengenai wirausaha.
lowongan kerja dengan pencari kerja. Hal Banyak masyarakat beranggapan
tersebut menyebabkan makin banyaknya bahwa kewirausahaan adalah bakat
pengangguran di usia produktif. Dengan bawaan dari lahir yang tidak dapat
semakin banyak pengangguran dapat diajarkan, dan hanya etnis – etnis tertentu
mengakibatkan menurunnya kemampuan saja yang memiliki bakat bawaan tersebut
ekonomi yang dapat meningkatkan angka dan yang berpotensial menjadi
kejahatan, dan semakin menurunnya wirausaha. Mitos – mitos tersebut
tingkat pendapatan perkapita. tidaklah benar, sebab kewirausahaan
Negara Indonesia merupakan bukan berpijak pada bakat lahir,
negara yang memiliki Sumber Daya melainkan erat dengan tindakan atau aksi.

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 208
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

Jadi tindakan tersebutlah yang dapat wawancara dengan camat pemulutan


menentukan seseorang sukses menjadi pada saat melakukan studi pendahuluan,
wirausaha atau tidak. dapat diketahui bahwa sebagian besar
Kewirausahaan merupakan masyarakat di kecamatan pemulutan
kegiatan yang memadukan perwatakan bekerja di sektor pertanian. Dimana
pribadi, keuangan dan sumber daya di mereka bekerja bukan dilahan yang milik
lingkungan (Ghunadi, 2006:5). Dunia mereka sendiri, melainkan milik orang
kewirausahaan mulai berkembang pada lain. Hal tersebutlah yang membuat
saat ini, hal tersebut terlihat dari kualitas hidup masyarakat tidak
banyaknya SDM usia produktif yang mengalami peningkatan.
tertarik pada dunia wirausaha. Mereka Penduduk yang berwirausaha telah
mulai mempersiapkan diri dengan bekal mengembangkan beberapa produk disana
pengetahuan dan keterampilan karena seperti telur asin, kemplang panggang,
dengan memiliki banyak keahlian dan dan ikan asin. Usaha-usaha tersebut
keterampilan dapat membuka peluang dilakukan hanya sebagai usaha turun
menjadi wirausaha. temurun dari orang tua mereka. Penduduk
Kecamatan Pemulutan merupakan masih terfokus ke pada kegiatan tersebut
salah satu kecamatan di Ogan Ilir, belum bisa melihat potensi lain dari
Sumatera Selatan. Dengan luas kurang daerahnya yang bisa dikembangkan.
lebih 116,92 km2, jumlah penduduk Misalnya menghasilkan produk kreatif
sebanyak 41,812 orang. Jumlah angkatan sektor kerajinan seperti hiasan dari
kerja di kecamatan pemulutan berjumlah cangkang telur bebek atau ayam dan
211.841 (BPS). Tetapi masih banyak membuat anyaman dari tumbuhan. Selain
penduduknya hidup dibawah garis itu, dari sektor kuliner seperti
marginal secara ekonomi. Mereka masih menghasilkan variasi warna pada
mengandalkan sektor pertanian dan kemplang panggang dengan bentuk
perikanan, dengan jumlah wirausahawan kemplang yang lebih menarik dan unik,
yang masih relatif sedikit dan masih atau menciptakan makanan kreasi baru
bersifat tradisional dalam menjalankan yang berbahan dasar telur ayam atau telur
usahanya tersebut. Berdasarkan hasil bebek. Hal ini dikarenakan masih banyak

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 209
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

penduduk di daerah tersebut belum terbaru dari pemerintah untuk


memiliki pengetahuan tentang meningkatkan kesejahteraan penduduk
berwirausaha khususnya pada industri dan menekan angka pengangguran. Skala
kreatif sehingga mempengaruhi minat pengembangan industri kreatif pada
mereka untuk berwirausaha. Masyarakat umumnya berbasis seni dan budaya.
Pemulutan hanya bertahan sebagai petani Untuk mengembangkan industri kreatif,
dan menjalankan usaha secara turun masyarakat harus memiliki kreatifitas
temurun. Seharusnya mereka bisa dan inovasi dalam membuat desain
menjadi Raja di kampung sendiri dengan produk serta pola-pola pemasaran yang
menggali potensi daerah melalui lebih dinamis dengan melihat berbagai
berwirausaha dan pada akhirnya dapat peluang. Pengembangan industri kreatif
meningkatkan penghasilan keluarga. di Kecamatan Pemulutan harus didukung
Salah satu cara yang dapat oleh kegiatan sosialisasi atau pemberian
dilakukan untuk mengatasi masalah di informasi mengenai kewirausahaan, yang
atas yaitu melalui pengenalan bertujuan agar bermunculan para
berwirausaha mandiri pada industri entrepreneur muda baru dan mampu
kreatif untuk masyarakat usia produktif. mendukung program pemerintah.
Dengan pengenalan berwirausaha, Berdasarkan hasil wawancara
diharapkan mampu membangkitkan dengan camat Pemulutan tentang
keinginan atau minat untuk berwirausaha. masyarakat usia produktif disana,
Industri kreatif adalah aktivitas ekonomi ternyata mereka sangat membutuhkan
yang berkaitan dengan menciptakan dan pengetahuan mengenai kewirausahaan
penggunaan pengetahuan informasi. mandiri pada industri kreatif, sehingga
Melalui industri kreatif ini diharapkan dapat merangsang minat masyarakat
akan semakin banyak bermunculan untuk berwirausaha pada industri kreatif.
industri kreatif yang dapat mengatasi Perumusan Masalah
masalah pengangguran di usia produktif Dari hasil identifikasi, dapat
yang nantinya berdampak pula dirumuskan permasalahan:
meningkatnya perekonomian keluarga. a. Masih banyak warga usia produktif
Industri kreatif merupakan terobosan yaitu usia 18 tahun sampai dengan 45

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 210
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

tahun yang belum memiliki Pengertian Kewirausahaan


pengetahuan berwirausaha di industri Secara harfiah Kewirausahaan
kreatif berasal dari kata wira dan usaha. Wira
b. Masih banyak warga usia produktif berarti keberanian, pejuang, atau gagah
yang belum memiliki minat untuk berani dan usaha berarti kegiatan bisnis
menggali peluang usaha dan yang komersial atau non-komersial,
mengembangkan bidang industri Sehingga kewirausahaan dapat pula
kreatif di daerahnya diartikan sebagai keberanian seseorang
Tujuan untuk melaksanakan suatu kegiatan
Tujuan utama kegiatan pembinaan bisnis. Dalam bahasa Inggris wirausaha
kewirausahaan industri kreatif usia adalah enterpenuer, istilah ini pertama
produktif ini adalah: kali diperkenalkan oleh Richard Cantillon
a. Memberikan wawasan atau (1755), seorang ekonom Prancis.
pengetahuan mengenai kewirausahaan Menurutnya, entrepreneur adalah “agent
industri kreatif untuk usia produktif; who buys means of production at certain
b. Meningkatkan minat pemuda karang prices in order to combine them”
taruna untuk berwirausaha pada (Gunadhi, 2013).
industri kreatif. Dalam waktu yang tidak terlalu
Manfaat lama, ekonom Perancis lainnya- Jean
Berdasarkan tujuan tersebut, kegiatan ini Baptista Say (1803) menggunakan istilah
diharapkan bermanfaat bagi masyarakat kewirausahaan untuk menggambarkan
di Kecamatan Pemulutan, yaitu para pengusaha yang mampu
Masyarakat memiliki pengetahuan memindahkan sumber daya ekonomis
mengenai kewirausahaan industri Kreatif dari tingkat produktivitas rendah ke
sehingga mereka berminat untuk tingkat produktivitas tinggi serta
berwirausaha pada industri kreatif dengan menghasilkan lebih banyak lagi (Suryana
mampu melihat peluang usaha di dan Bayu, 2010:24). J. B Say
daerahnya secara efisien dan tepat. menekankan konsep entrepreneur sebagai
pemimpin.
KAJIAN TEORITIK

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 211
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

Kewirausahaan adalah sebuah Wirausaha merupakan tindakan-


proses mengkreasikan dengan tindakan seseorang yang berani
menambahkan nilai sesuatu yang dicapai mengambil resiko, guna mencapai
melalui usaha keras dan waktu yang tepat tujuannya. Tindakan-tindakan yang
dengan memperkirakan dana pendukung, dilaksanakan didorong oleh kekuatan
fisik, resiko sosial, dan akan menerima dalam diri seseorang, sehingga dapat
reward berupa keuangan dan kepuasan diketahui bahwa wirausaha memiliki ciri
serta kemandirian personal. dan sifat sebagai berikut:
Ciri dan Sifat Wirausaha

Tabel 1. Karakteristik Wirausahawan


CIRI-CIRI WATAK/SIFAT
Percaya diri Yakin, tidak tergantung dengan orang lain
Berorientasi tugas dan Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, kerja
hasil keras, dan inisiatif
Pengambil resiko Menyukai tantangan, kemampuan mengambil
resiko
Kepemimpinan Dapat menerima saran dan kritik, dapat bergaul
dengan yang lainnya
Keorisinilan Inovatif, Kreatif dan fleksibel
Berorientasi ke masa Perspektif masa depan
depan
(Geoffrey G. Meredith. Et.all, dalam Purwanto:2006)

Seorang wirausaha pastinya bahwa Seorang wirausahawan adalah


memiliki beberapa kriteria tersebut seseorang yang memiliki jiwa dan
untuk menjalankan usahanya secara kemampuan tertentu dalam berkreasi
sukses. Senada dengan pendapat dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang
tersebut, Sari (2014) mengemukakan memiliki kemampuan untuk mencipta-

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 212
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

kan sesuatu yang baru dan berbeda bisa membuat lapangan pekerjaan baru
(ability to create the new and different) dan juga bisa menciptakan kesejahtraan
atau kemampuan kreatif dan inovatif. di daerah. Industri kreatif merupakan
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut hasil dari kreatifitas dan daya cipta setiap
secara riil tercermin dalam kemampuan individu.
dan kemauan untuk memulai berbisnis John Howkins merupakan tokoh
(start-up), kemampuan untuk mengerja- yang pertama kali memperkenalkan
kan sesuatu yang baru (creative), istilah ekonomi kreatif, melalui bukunya
kemauan dan kemampuan untuk mencari yang berjudul “Creative Economy, How
peluang (opportunities), kemampuan People Make Money from Ideas”.
dan keberanian untuk menanggung Menurut definisi Howkins (Pujiastuti,
risiko (risk bearing) dan kemampuan 2015), Ekonomi Kreatif adalah kegiatan
untuk mengembangkan ide dan meramu ekonomi dimana input dan outputnya
sumber daya yang tersedia. adalah Gagasan. Ia menjelaskan bahwa
Penjelasan tersebut mengemuka- ekonomi kreatif merupakan suatu proses
kan bahwa minat berwirausaha adalah menyeluruh yang melibatkan orang yang
keinginan, ketertarikan serta kesediaan kreatif, industri kreatif, dan tempat yang
untuk bekerja keras atau berkemauan keras kreatif. Definisi tersebut mengartikan
untuk berdikari atau berusaha memenuhi bahwa gagasan adalah hal terpenting dari
kebutuhan hidupnya tanpa merasa takut dengan ekonomi kreatif.
resiko yang akan terjadi, serta senantiasa belajar Department of Culture, Media, and
dari kegagalan yang dialami. Sport (DCMS) mendefinisikan Industri
Pengertian Industri Kreatif kreatif sebagai: “Creative Industries as
Industri kreatif bisa disebut juga those industries which have their origin
dengan sebuah aktifitas ekonomi yang in individual creativity, skill & talent,
terkait dengan menciptakan atau and which have a potential for wealth
penggunaan pengetahuan informasi. Di and job creation through the generation
Indonesia Industri Kreatif biasa disebut and exploitation of intellectual property
juga dengan Industri budaya atau and content (Affif, 2012).
ekonomi kreatif. Industri kreatif tercipta Departemen Perdagangan Repub-
dari pemanfaatan serta keterampilan lik Indonesia (2008:4) mendefinisikan
yang dimiliki oleh setiap individu untuk Industri Kreatif di Indonesia sebagai

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 213
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

industri yang berasal dari pemanfaatan pengawasan kontruksi dan konservasi


kreativitas, keterampilan serta bakat Bangunan warisan.
individu untuk menciptakan kesejahtera- ▪ Sektor Periklanan
an serta lapangan pekerjaan melalui Sektor Periklanan termasuk kedalam
penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi jenis Industri kreatif yang berkaitan
dan daya cipta individu tersebut. dengan jasa periklanan. Industri
Industri kreatif yang bertitik tolak kreatif ini berkaitan dengan produksi
dari gagasan kreatif memberikan dan distribusi iklan yang nantinya
peranan penting terhadap perekonomian akan dilakukan riset pasar dan juga
suatu negara. Peran industri kreatif bisa perencanaan pengembangan iklan
meningkatkan ekonomi secara global. tersebut. Yang mencangkup kedalam
Sebagian orang berpendapat bahwa sektor periklanan adalah membuat
kreativitas manusia adalah sumber daya iklan di luar ruangan, produksi
ekonomi utama. Sehingga saat ini material iklan, proses promosi iklan
banyak sektor industri yang lahir dari tersebut.
kreatifitas dan inovasi dari setiap ▪ Sektor Pasar Barang Seni
individu. Di indonesia terdapat berbagai Sektor pasar barang seni merupakan
macam sektor yang termasuk kedalam aktifitas perdagangan barang-barang
industri kreatif dan perkembangan setiap asli unik dan langka yang mempunyai
tahunnya semakin meningkat. nilai seni yang tinggi. dalam
Sektor Industri Kreatif di Indonesia prosesnya industri pasar barang seni
Departemen Perdagangan Repub- akan menjual barangnya melalui
lik Indonesia (2008) mengelompokkan lelang, membuka galeri, dan juga
industri kreatif menjadi 14 sub sektor, melalui internet. Yang termasuk
dan dalam perkembangannya ditambah kedalam sektor pasar barang seni
satu sub sektor yaitu: adalah berbagai macam jenis alat
▪ Sektor Arsitektur musik kerajinan, automobile, film,
Sektor Arsitektur termasuk kedalam seni rupa dan lukisan.
jenis industri Kreatif yang berkaitan ▪ Sektor Kerajinan
dengan Design Bangunan, Sektor kerajinan merupakan jenis
perencanaan Konstruksi bangunan, industri kreatif yang di dalam
meliputi proses kreasi, produksi dan

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 214
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

juga distribusi dari suatu produk Sektor ini memberikan penekanan


kerajinan yang dihasilkan. Sektor kegiatan kreatif dalam permainan
kerajinan ini di buat oleh tenaga meliputi kreasi, produksi dan
pengrajin mulai dari Design sampai distribusi permainan komputer dan
proses hasil penyelesaiannya. Sektor video. Sektor ini memberikan edukasi
kerajinan memanfaatkan serat alam dan ketangkasan otak tergantung dari
maupun buatan, kulit, rotan, bambu, jenis permainannya
dan kayu dan nantinya akan dibuat ▪ Sektor Musik
menjadi seni kerajinan yang memiliki Sektor musik berkaitan dengan
nilai jual yang tinggi. kegiatan kreasi, pertunjukan,
▪ Sektor Desain reproduksi, dan reproduksi dari
Sektor desain merupakan jenis rekaman suara. seperti kreasi musik,
industri kreatif yang terkait dalam komposisi sebuah lagu, menciptakan
membuat desain grafis, desain lagu hingga proses produksi saat
interior dan desain produk. rekaman.
▪ Sektor Fashion ▪ Sektor Pertunjukan
Sektor fashion termasuk kedalam Sektor industri kreatif ini berkaitan
jenis industri kreatif yang terkait dengan, membuat kreasi, proses
dalam pembuatan suatu produk produksi hingga Pengemasan acara
pakaian, pembuatan aksesoris televisi.
pakaian. Serta membuka konsultasi ▪ Sektor Penerbitan dan Percetakan
fashion dan mendistribusikan produk Sektor ini berkaitan dengan penulisan
fashion yang telah di ciptakan konten dan penerbitan buku, jurnal
▪ Sektor Video, film dan Fotografi. sampai dengan penerbitan prangko,
Sektor ini mencangkup berbagai hal uang kertas, materai dan lain-lain
dari mulai pembuatan sebuah film, ▪ Televisi dan Radio
produksi suatu film sampai Sektor ini berkaitan dengan kreasi
memasarkan produk yang telah dalam pengemasan siaran radio dan
diciptakan termasuk kedalam industri televisi.
kreatif ini. ▪ Riset dan Pengembangan
▪ Sektor permainan interaktif Kegiatan pada sektor ini terfokus
pada penemuan ilmu dan teknologi

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 215
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

dan penerapan ilmu pengetahuan sehingga kreatifitas dan potensi


untuk memperbaiki dan mereka tanpa batas. Sehingga bisa
mengembangkan produk. membantu mendorong
▪ Sektor Kuliner perkembangan industri kreatif di
Sektor kuliner ini meliputi dari indonesia.
pembuatan kuliner khas daerah, dan • Kemajuan Teknologi
juga pemasaran produk khas daerah Kemajuan teknologi sangat
di indonesia. mempengaruhi industri kreatif
• Sektor industri layanan komputer tanah air. Seperti yang kita tahu
dan Perangkat Lunak kecanggihan teknologi sudah
Sektor industri ini berkaitang dengan menjadi pendukung bagi pelaku
pengembangan suatu teknologi yang industri kreatif menengah.
di dalam nya meliputi, jasa layanan • Media sosial
komputer, pengolahan data, Tidak bisa dipungkiri lagi peran
pembuatan website, periklanan media sosial sangat memberikan
berbasis internet, desain sistem dan potensi besar bagi pelaku bisnis
desain portal termasuk perawatannya. tak terkecuali pelaku industri
Kelima belas sektor tersebut kreatif. Karena bisa menawarkan
menjadi alternatif pilihan dalam barang untuk di jual melalui media
mengembangkan industri kreatif, sesuai sosial, sehingga ikut membantu
dengan kemampuan dari individu dalam perkembangan industri
terfokus pada sektor kegiatan yang kreatif (www.agribisnis.co.id).
mana. Rantai Penciptaan Nilai pada Industri
Hal Yang Mempengaruhi Kreatif
Perkembangan Industri Kreatif Industri kreatif mengutamakan
• Kreativitas dalam penciptaan produk yang
Dalam dunia industri kreatif tentu membutuhkan kreatifitas individu dalam
harus memiliki kreatifitas yang penciptaan nilai industri kreatif. Berikut
tinggi. karena pelaku industri ini rantai penciptaan nilai dalam industri
kreatif kebanyakan anak muda kreatif:

KREASI PRODUK DISTRIB Komersialisasi


SI USI

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 216
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

Bagan 1. Rantai Penciptaan Nilai Industri Kreatif

Rantai tersebut merupakan hal mendasar 1. Prapelatihan yaitu meninjau


yang dapat memahami posisi dan pengetahuan awal pemuda karang
penentuan strategi pengembangan taruna mengenai kewirausahaan
industri kreatif. industri kreatif yang dilakukan
1. Kreasi, terdiri dari edukasi, inovasi, dengan memberikan pretest sebanyak
ekspresi, kepercayaan diri, 10 soal pilihan ganda untuk
pengalaman dan proyek, proteksi, mengetahui pemahaman awal
agen talenta. pemuda pemudi karang taruna
2. Produksi, terdiri dari teknologi, mengenai kewirausahaan industri
jaringan outsourscing jasa, skema kreatif.
pembiayaan. 2. Pelatihan, pada tahap ini dilakukan
3. Distribusi, terdiri dari negosiasi hak pemantauan mengenai perkembangan
distribusi, internasionalisasi, pemahaman pemuda pemudi karang
infrastruktur. taruna mengenai kewirausahaan
Komersialisasi terdiri dari industri kreatif dari keaktifan dalam
pemasaran, penjualan, layanan, dan diskusi dan tanya jawab.
promosi (Pujiastuti, 2015) 3. Pasca pelatihan yaitu meninjau
MATERI DAN METODE pengetahuan setelah pelatihan mengenai
Kerangka Pemecahan Masalah kewirausahaan industri kreatif yang
Dalam pengabdian pada dilakukan dengan memberikan posttest.
masyarakat ini, peserta diberikan Khalayak Sasaran
pelatihan berupa pra pelatihan, pelatihan Khalayak sasaran dari kegiatan ini
dan setelah pelatihan. adalah Pemuda dan pemudi karang
Realisasi Pemecahan Masalah taruna Kecamatan Pemulutan Indralaya
Kegiatan ini dilakukan secara yang berasal dari 25 desa di kecamatan
langsung pada saat pra pelatihan, pemulutan yang berjumlah 270 orang
pelatihan dan setelah pelatihan yang (Data Kecamatan Pemulutan). Teknik
meliputi: penarikan sample yang digunakan

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 217
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

adalah purposive sampling. Sampel merangsang minat untuk berwirausaha


diambil sebanyak 27 orang berdasarkan pada industri kreatif. Khalayak sasaran
kesepakatan dengan camat Pemulutan diajak secara aktif untuk berdiskusi dan
dengan pertimbangan satu desa tanya jawab berbagai hal yang
diwakilkan oleh satu pemuda karang menyangkut pengetahuan dan persepsi
taruna, ditambahkan dengan 1 orang mereka terhadap wirausaha industri
ketua dan 1 orang sekretaris Karang kreatif.
taruna Kecamatan Pemulutan. Wakil Berdasarkan evaluasi yang
yang terpilih diharapkan menjadi dilakukan, terjadi peningkatan yang
perintis, penerap dan penyebarluas hasil terjadi dari pengetahuan awal ke
pelatihan kepada anggota karang taruna pengetahuan akhir dihitung dengan
dan masyarakat lainnya. rumus g faktor (N-Gain) dengan rumus
Metode Kegiatan Hake (1999):
Metode kegiatan yang 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑔=
dilaksanakan adalah pendampingan. 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒

Metode kegiatan yang digunakan adalah Keterangan:


metode penyampaian materi, tim Spost : Skor tes akhir
pengabdian mempresentasikan materi Spre : Skor tes awal
kewirausahaan industri kreatif. Kegiatan Smaks :Skor maksimal
ini merupakan tahap awal untuk Kriteria tingkat gain adalah
pengembangan industri kreatif dengan sebagai berikut:
memberikan pengetahuan dan

Tabel. 2. Kategori Tingkat Gain


Batasan Kategori
g > 0,70 Tinggi
0,30 < g > 0,70 Sedang
g < 0,30 Rendah

Selain itu, diberikan kuesioner industri kreatif sebanyak 10 pernyataan.


guna mengetahui minat pemuda karang Indikator minat berwirausaha yang
taruna untuk menekuni kewirausahaan digunakan yaitu percaya diri,

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 218
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

pengambilan resiko, kepemimpinan, digunakan sebagai kriteria sikap


keorisinilan dan berorientasi ke masa khalayak sasaran mengenai
depan (Geoffrey G. Meredith. Et.all, berwirausaha pada industri kreatif.
dalam Purwanto:2006). Dengan Perhitungan skor akhir
Kuesioner yang disebarkan menggunakan rumus:
menggunakan skala Likert dengan 4 Skor Diperoleh X 100%
pilihan jawaban yaitu sangat setuju (4), Skor Maksimal
setuju (3), Tidak setuju (2), dan sangat Dengan kriteria interpretasi skor sebagai
tidak setuju (1). Skala likert ini berikut:

Tabel 3 Kriteria Intrepretasi Kuesioner


Skor Kriteria
0% – 20 % Sangat Lemah
21% – 40% Lemah
41% – 60% Cukup
61% – 80% Kuat
81% – 100% Sangat Kuat
(Riduwan, 2012)

HASIL DAN PEMBAHASAN fakta dilapangan menunjukkan masih


Sebagian besar masyarakat di banyak potensi di daerah tersebut yang
kecamatan Pemulutan Indralaya bermata belum dapat digali oleh masyarakat
pencaharian sebagai petani dan peternak. khususnya pemuda karang taruna yang
Dari hasil pengamatan dan wawancara masih berada pada usia produktif. Hal
daerah tersebut masih memiliki banyak tersebut sangat memungkinkan bagi
potensi sumber daya alam yang dapat dosen-dosen pendidikan ekonomi FKIP
dimanfaatkan melalui berwirausaha Universitas Sriwijaya untuk
pada industri kreatif. mengadakan pelatihan kewirausahaan
Kegiatan ini dilaksanakan industri kreatif di kecamatan pemulutan.
berdasarkan permintaan kecamatan Sebelum melakukan kegiatan
pemulutan untuk mensosialisasikan pengabdian, dilaksanakan pertemuan
kewirausahaan industri kreatif, karena antara pihak kecamatan dengan dosen-

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 219
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

dosen pendidikan ekonomi, guna pengetahuan awal mengenai


membahas permasalahan yang dihadapi kewirausahaan industri kreatif yang
oleh warga kecamatan pemulutan meliputi materi kewirausahaanan dan
mengenai kegiatan wirausaha. Setelah industri kreatif
melakukan analisis kebutuhan, tim 2. Tim pengabdian menyampaikan
pengabdian dosen pendidikan ekonomi materi mengenai apa itu
merancang kegiatan pengabdian yang kewirausahaan, ciri-ciri wirausaha,
akan dilaksanakan di kecamatan ruang lingkup kewirausahaan industri
pemulutan. kreatif yang meliputi definisinya,
Kegiatan pengabdian tersebut bidang usaha industri kreatif dan
dilaksanakan hari selasa, pada tanggal 19 faktor-faktor yang mempengaruhi
September 2017. Yang bertempat dibalai industri kreatif. Penyajian materi
desa kecamatan pemulutan, ogan ilir. tersebut di ikuti dengan penayangan
Kegiatan tersebut dihadiri oleh camat gambar-gambar yang berkaitan
Pemulutan beserta jajarannya, dan dengan industri kreatif, sehingga para
pemuda karang taruna sebanyak 27 pemuda karang taruna memiliki
orang. Tahap dari kegiatan ini meliputi gambaran tentang jenis usaha yang
perkenalan dari tim pengabdian dapat dilakukannya.
pendidikan ekonomi FKIP Universitas 3. Melaksanakan diskusi tanya jawab,
Sriwijaya, sambutan dari camat para peserta terlihat sangat antusias
Pemulutan yang pada saat itu di dalam mengajukan pertanyaan-
wakilkan oleh sekretaris camat pertanyaan mengenai kewirausahaan
pemulutan, sambutan dari ketua industri kreatif. Pada kegiatan diskusi
pelaksana pengabdian pada masyarakat, dapat terlihat bahwa mereka memiliki
yang diikuti dengan kegiatan pelatihan keinginan yang tinggi untuk
dan diskusi. mengetahui tentang kewirausahaan
Adapun hal yang dilakukan untuk industri kreatif.
melatih pemuda karang taruna mengenai 4. Pemberian tes akhir mengenai
kewirausahaan industri kreatif yaitu: kewirausahaan industri kreatif.
1. Kegiatan ini di awali dengan 5. Pemberian kuesioner untuk
pemberian tes awal kepada pemuda mengetahui minat berwirausaha pada
karang taruna untuk mengetahui industri kreatif.

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 220
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

informasi mengenai kewirausahaan


industri kreatif. Selain itu, hal tersebut
Analisis Data Tes dapat terlihat dari hasil analisis nilai tes
Kegiatan ini dapat dikatakan pemahaman kewirausahaan industri
cukup berhasil jika dilihat dari antusias kreatif. Yang dapat dilihat pada tabel
pemuda karang taruna dalam mencari berikut:

Tabel 4 Hasil tes pemahaman kewirausahaan industri kreatif


TES N JUMLAH RATA- N MIN N MAX
RATA
AWAL 27 152 5,63 1 8
AKHIR 27 187 6,93 2 9

Dari tabel 4 tersebut dapat diketahui materi kewirausahaan industri kreatif.


bahwa nilai rata-rata tes akhir lebih Untuk mengetahui seberapa besar
tinggi dibandingkan nilai rata-rata yang peningkatan pemahaman awal ke
diperoleh peserta pada tes awal yaitu pemahaman akhir peserta di hitung
dengan selisih sebesar 1,30. Hal tersebut dengan rumus Gain, yang
mengindikasikan bahwa telah terjadi rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel
peningkatan pemahaman peserta pada berikut:

Tabel 5. N- Gain Pemahaman kewirausahaan indusrti kreatif


N JUMLAH RATA- KRITERIA
RATA R S T
27 7,68 0,28 14 12 1

Keterangan: Dari perhitungan gain, diketahui


N : Jumlah peserta nilai rata-rata gain pemahaman
R : Rendah kewirausahaan industri kreatif sebesar
S : Sedang 0,28 yang termasuk pada kategori
T : Tinggi rendah. Selain itu dari hasil analisis per
kriteria peningkatan diketahui bahwa

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 221
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

51,85% peserta masih termasuk kedalam dan sisanya 3,70 termasuk kategori
kategori peningkatan yang rendah, tinggi. Nilai gain per individu dapat
44,44% termasuk dalam kategori sedang dilihat pada diagram berikut ini:

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4 0.83
0.63 0.67
0.3
0.5 0.5 0.50.5 0.5 0.5
0.2 0.4
0.33 0.33 0.29 0.33
0.1 0.25 0.20.14
0.17
0.11
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

N-GAIN

Diagram 1. Nilai gain per individu pemahaman kewirausahaan industri kreatif

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 222
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

Dari diagram tersebut dapat diketahui Pernyataan yang terdapat pada kuesioner
bahwa peningkatan yang terjadi dari terdiri dari enam pernyataan positif yaitu
setiap peserta sangat beragam mulai dari no 1, 5, 6, 7, 8, dan 9. Sedangkan,
yang tidak ada peningkatan, peningkatan pernyataan negatif terdapat pada no 2, 3,
rendah, sedang dan bahkan ada yang 4, dan 10. Dari data yang di peroleh
mengalami peningkatan yang tinggi. dapat di simpulkan pada tabel 6.
Analisis Data Kuesioner Dari tabel 6, dapat diketahui
Kuesioner yang diberikan kepada bahwa pendapat peserta terhadap
peserta merupakan kuesioner yang pernyataan dalam kuesioner sangat
digunakan untuk mengatahui minat beragam. Pada pernyataan pertama, 56%
peserta untuk berwirausaha pada industri peserta sangat setuju bahwa
kreatif. Kuesioner terdiri dari 7 indikator menciptakan lapangan pekerjaan lebih
yang dijabarkan pada 10 pernyataan, baik dari pada mencari pekerjaan dan
peserta tinggal memberikan tanda ceklis 48% peserta berpendapat tidak setuju
saja pada pilihannya. Kuesioner ini di untuk pernyataan kedua bahwa sangat
berikan pada akhir pertemuan pada saat sulit untuk mengembangkan usaha
pengabdian pada masyarakat dilakukan. industri kreatif.

Tabel 6. Rekapitulasi data kuesioner setiap peserta untuk minat berwirausaha pada
industri kreatif
PERNYATAAN KRITERIA Jumlah
SS S TS STS
1 15 11 1 0 27
2 1 5 13 8 27
3 2 2 17 6 27
4 1 6 14 6 27
5 15 10 0 2 27
6 23 3 0 1 27
7 11 15 0 1 27
8 8 18 1 0 27

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 223
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

9 19 8 0 0 27
10 2 3 17 5 27
TOTAL 270

Keterangan : Pernyataan ketujuh menunjukkan


SS : Sangat setuju bahwa 15 orang peserta berpendapat
S : Setuju setuju jika wirausaha pada industri
TS : Tidak setuju kreatif memiliki masa depan yang baik
STS: Sangat tidak setuju dan cerah. Sementara, peserta yang
berpendapat sangat setuju jika wirausaha
Pernyataan ketiga, diketahui 63% pada industri kreatif memiliki masa
peserta menyatakan tidak setuju bahwa depan yang baik dan cerah hanya sebesar
mereka merasa takut gagal saat memulai 41% atau 11 orang.
berwirausaha pada industri kreatif. 67% peserta berpendapat pada
sedangkan pada pernyataan keempat pernyataan kedelapan bahwa mereka
52% peserta menyatakan tidak setuju setuju jika kegagalan dalam
bahwa berwirausaha pada industri berwirausaha dalam industri kreatif
kreatif belum pasti mendapatkan untung adalah pengalaman untuk belajar. Hanya
besar. 30% peserta yang menyatakan sangat
Pada pernyataan kelima terdapat setuju dengan pernyataan tersebut.
56 % peserta berpendapat bahwa mereka Dari hasil analisis data dapat
sangat setuju bahwa tidak takut kalah diketahui bahwa 19 orang peserta atau
bersaing jika membuka industri kreatif. 70% peserta sangat setuju dengan
Sementara, 37% peserta setuju bahwa pernyataan kesembilan bahwa
mereka tidak takut kalah bersaing jika berwirausaha pada industri kreatif dapat
membuka industri kreatif. 23 peserta dari menjadikan kita mandiri, sisanya 30%
27 peserta memilih sangat setuju dengan berada pada pendapat sutuju jika
pernyataan keenam yaitu tidak mudah berwirausaha pada industri kreatif dapat
menyerah adalah kunci keberhasilan menjadikan mandiri. Sedangkan pada
wirausaha. pernyataan terakhir yaitu 63% peserta

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 224
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

berpendapat tidak setuju jika industri kreatif sebesar 82,13%. Yang


berwirausaha pada industri kreatif terlalu diperoleh dari :
menguras waktu, tenaga, dan pikiran. Nilai Akhir = Skor Diperoleh X 100%
Hasil analisis data kuesioner Skor Maksimal
secara keseluruhan juga menunjukkan = 887 X 100%
bahwa minat peserta untuk berwirausaha 1080
pada industri kreatif termasuk dalam = 82,13%
kategori sangat kuat. Hal tersebut dapat Kuesioner minat berwirausaha
diketahui dari hasil analisis data pada industri kreatif jika di lihat dari
kuesioner yang menunjukkan bahwa ketujuh indikatornya yaitu sebagai
minat peserta untuk berwirausaha pada berikut:

100 94.44
90 81.84 85.18 83.33 81.48 82.87
80 74.07
70
60
50
40
30 Persentase
20
10
0

Diagram 2. persentase minat berwirausaha pada industri kreatif per indikator

1. Indikator 1 : Rasa Percaya Diri mengembangkan usaha industri kreatif.


Indikator minat berwirausahan Dari hasil analisis data untuk indikator
pada industri kreatif ini di wakilkan oleh ini dapat disimpulkan bahwa peserta
pernyataan nomor satu yaitu memiliki rasa percaya diri yang sangat
menciptakan lapangan pekerjaan lebih kuat untuk berwirausaha pada industri
baik dari pada mencari pekerjaan dan kreatif yaitu sebesar 81,84%.
nomor dua yaitu sangat sulit untuk 2. Indikator 2 : Dapat Mengambil Resiko

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 225
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

Kemampuan mengambil resiko yang sangat kuat untuk berwirausaha


dapat dilihat dari takut gagal saat pada industri kreatif.
memulai wirausaha pada industri kreatif 5. Indikator 5 : Berorientasi ke masa
dan berwirausaha pada industri kreatif depan
belum tentu mendapatkan untung besar. Hasil analisis data pada indikator
Hasil analisis data pada indikator ini ini menunjukkan bahwa tingkat orientasi
menunjukkan peserta merasa kuat peserta ke masa depan sangat kuat
mengambil resiko untuk memulai dengan persentase sebesar 83,33%.
berwirausaha pada industri kreatif 6. Indikator 6 : Memiliki rasa ingin tahu
dengan persentase sebesar 74,07%. Indikator ini diwakilkan oleh
3. Indikator 3 : Kreatif dan inovatif pernyataan, kegagalan dalam
Tidak takut kalah bersaing jika berwirausaha pada industri kreatif
membuka usaha industri kreatif adalah pengalaman untuk belajar. hasil
merupakan ciri bahwa seorang analisis untuk indikator ini sebesar
wirausaha harus bertindak kreatif dan 81,48% yang mengindikasikan peserta
inovatif. Hasil analisis pada indikator ini memiliki rasa ingin tahu yang sangat
menunjukkan peserta memiliki kuat terhadap berwirausaha pada industri
keinginan yang sangat kuat untuk kreatif.
bersikap kreatif dan inovatif sebesar 7. Indikator 7 : Jujur dan mandiri
85,18%. Indikator terakhir pada kuesioner
4. Indikator 4 : Disiplin dan bekerja minat berwirausaha di industri kreatif
keras ini, di wakilkan oleh dua pernyataan
Indikator ini diwakilkan oleh yaitu berwirausaha pada industri kreatif
pernyataan nomor 6 yaitu tidak mudah dapat menjadikan kita mandiri dan
menyerah adalah kunci keberhasilan wirausaha pada industrik kreatif terlalu
wirausaha. Hasil analisis untuk indikator menguras waktu, tenaga dan pikiran.
ini yaitu sebesar 94,44%, yang Dari data kedua deskriptor tersebut dapat
mengindikasikan bahwa peserta di ketahui bahwa pada indikator ini
memiliki rasa disiplin dan bekerja keras peserta memiliki sikap jujur dan mandiri
yang sangat kuat untuk berwirausaha

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 226
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

pada industri kreatif yaitu sebesar hal dan mereka lebih terlatih untuk
82,87%. langsung bertindak dari pada
Penyampaian materi pada kegiatan mendengarkan penyampaian teori.
pengabdian pada masyarakat ini Peningkatan tersebut di iringi
mendapatkan respon yang positif dari dengan munculnya minat peserta untuk
pemuda karang taruna kecamatan berwirausaha pada industri kreatif yang
Pemulutan, hal tersebut dapat terlihat sangat kuat yaitu sebesar 82,13%. Minat
dari interaksi tim pengabdian dengan inilah yang diharapkan menjadi modal
para peserta. Para peserta bagi para pemuda karang taruna
memperhatikan penyampaian materi, kecamatan Pemulutan untuk lebih
bertanya ketika ada yang belum mereka meningkatkan pengetahuan, sikap dan
pahami, dan saling bertukar pikiran keterampilan guna mengembangkan
mengenai berwirausaha pada industri potensi daerahnya dan meningkatkan
kreatif. pendapatan hidup.
Pemahaman peserta mengenai Beberapa indikator yang diukur
kewirausahaan pada industri kreatif pada kuesioner menunjukkan bahwa
meningkat dari rata-rata 5,63 pada tes pemuda karang taruna memiliki
awal menjadi 6,93 pada tes akhir atau kemauan yang kuat untuk menjalankan
setelah materi di sampaikan. Jika dilihat usaha pada bidang industri kreatif. Hal
dari peningkatan per peserta dapat tersebut dapat terlihat dari mereka
disimpulkan bahwa setiap peserta tidak percaya diri, mau bertindak kreatif dan
ada yang mengalami penurunan. inovatif, disiplin dan bekerja keras,
Walaupun peningkatan secara umunya berorientasi ke masa depan, memiliki
tidak dalam jumlah yang besar, yaitu rasa ingin tahu, dan jujur dan mandiri.
hanya 0,28 dan termasuk kedalam Walaupun di satu sisi mereka tetap
peningkatan pemahaman kewirausahaan merasa takut terhadap resiko yang akan
industri kreatif pada kategori rendah. Hal mereka terima ketika berwirausaha pada
tersebut dapat terjadi karena peserta industri kreatif. Resiko tersebut bisa
jarang menerima pelatihan-pelatihan berwujud kegagalan dalam menjalankan
atau pemaparan materi mengenai sesuatu usahanya.

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 227
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

kegiatan ini merupakan tahap awal untuk


KESIMPULAN DAN SARAN melakukan pendampingan kepada
Kesimpulan pemuda karang taruna kecamatan
Pengabdian pada masyarakat yang pemulutan untuk mengembangkan
dilaksanakan di Kecamatan Pemulutan, kewirausahaan pada industri kreatif.
Kabupaten ogan ilir ini dilaksanakan
dengan model pendampingan dan DAFTAR PUSTAKA
metode penyampaian materi, dapat Affif, Faisal. 2012. Kewirausahaan dan
Ekonomi Kreatif. Tersedia :
memberikan pengetahuan dasar dan
http://sbm.binus.ac.id/files/2013/04
minat mengenai berwirausaha pada /Kewirausahaan-dan-Ekonomi-
Kreatif.pdf. Di akses pada 24
industri kreatif kepada pemuda karang
November 2017
taruna di kecamatan Pemulutan. Hal Departemen Perdagangan Republik
Indonesia.2008: Pengembangan
tersebut dapat dilihat dari meningkatnya
Ekonomi Kreatif Indonesia 2025:
hasil tes pemahaman mengenai Rencana Pengembangan Ekonomi
Kreatif Indonesia 2009-2025
wirausaha pada industri kreatif sebesar
Gunadhi, Erwin. 2013. Kewirausahaan.
0,28 dengan kategori rendah, yang Garut: Penerbit STT
Hake, Richard. 1999. Gain Scores.
didukung oleh minat peserta untuk
Tersedia:
berwirausaha pada industri kreatif yang http://www.physics.indiana.edu/~sd
i/AnalyzingChange-Gain.pdf. Di
tergolong sangat kuat yaitu sebesar
akses pada tanggal 10 Juni 2017
82,13%. Pujiastuti, Herlina. 2015. Industri
Kreatif. Tersedia:
Saran
https://dokumen.tips/documents/ind
Pengetahuan yang diberikan ustri-kreatif-55c0990dbf169.html.
Di akses pasa tanggal 23 November
melalui kegiatan pengabdian ini
2017
merupakan modal awal dalam Purwanto. 2006. Diktat Kewirausahaan.
Yogyakarta: UNY
mengembangkan kewirausahaan pada
Riduan. 2012. Belajar Mudah Penelitian
industri kreatif sehingga pada akhirnya untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta
pemuda karang taruna kecamatan
Sari, Annisa Ratna. 2014. Ekonomi
Pemulutan dapat mengembangkan Kreatif : Konsep, Peluang, dan Cara
memulai. Tersedia:
potensi yang ada di daerahnya guna
http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil
meningkatkan pendapatan. Selain itu, es/pengabdian/annisa-ratna-sari-
msed/makalah-ppm-kelompok-
Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 228
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Madani (JPMM) E-ISSN:2580-4332
Vol.1 No. 2 Desember 2017 DOI: doi.org/10.21009/JPMM.001.2.05

2014-annisa.pdf. Di akses pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan


tanggal 24 November 2017 Ilir. 2013-
Suryana, Yuyus dan Kartib, Bayu. 2010. 2014.www.agribisnis.co.id.
Kewirausahaan: Industri Kreatif. Di akses pada
PendekatanKarakteristik tanggal 10 Juni 2017
Wirausahawan Sukses. Jakarta:
Kencana Prenada Media

Available at
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpm 229

You might also like