Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PARTISIPASI REMAJA DALAM KEGIATAN PELAYANAN


KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) DENGAN PENGETAHUAN
DAN PERSEPSI MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEBDOSARI

Nurul Desita Sari,Syamsulhuda Budi Musthofa,Bagoes Widjanarko


BagianPendidikanKesehatandan Ilmu Perilaku,
FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro
Email: nuruldesita@gmail.com

ABSTRACT

PKPR (Teenagers Health Care Services) is the government effort to help


adolescent’s problem and it is held by health center. Although PKPR
implementation has been held, the coverage of PKPR service in Lebdosari
Health Center is still below the target so there is increasing in adolescent
reproduction health problem and health officers have difficulty taking preventive
action. Adolescent perception is one of the causes of less adolescents
participation in PKPR activities.
The aim of this research was to analyze the correlation of adolescents
participation PKPR activities with knowledge and perception about reproduction
health in Junior High School at working area of Lebdosari Health Center. This
was a quantitative research with cross sectional approach. Population of this
research were Junior High School students in VIII grade at working area of
Lebdosari Health Center with the total of 1.040 students then 91 samples were
obtained using proportional random sampling method. Data was collected using
interview with questionnaire. Data analysis was using univariate and bivariate
with chi square at significance level of 95%.
The results showed that dependent varible which correlate with adolescents
participation were knowledge about PKPR (p=0,000), perceived susceptibility
(p=0,000), perceived benefit (p=0,005), and perceived barrier (p=0,007). While
dependent variable which not correlate with adolescents participation were
perceived severity and cues to action. It can be concluded that there were 4 of 6
dependent variables which correlate with adolescents participation in PKPR
activities and most of the respondents (61,5%) were less in adolescents
participation in PKPR activities.

Keywords :Perception, PKPR, Adolescents Participation.

PENDAHULUAN ini, adalah masalah seksualitas


Menurut data BAPPENAS, (hamil di luar nikah, aborsi, terinfeksi
UNFPA, dan BKKBN diktehui bahwa penyakit menular seksual) serta
separuh dari 63 juta jiwa remaja penyalahgunaan narkoba.1 Oleh
berusia 10 sampai 24 tahun di karena adanya perilaku tersebut,
Indonesia rentan berperilaku tidak maka masalah kesehatan yang
sehat. Salah satu yang paling dihadapi remaja di Indonesia antara
menonjol di kalangan remaja saat lain meningkatnya jumlah remaja

1072
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan HIV/AIDS, Infeksi Menular penyebab permasalahan kesehatan


Seksual (IMS), Kehamilan Tidak remaja juga dapat terjadi karena
Diinginkan (KTD) dan kurangnya akses pelayanan
penyalahgunaan NAPZA. kesehatan remaja, yang meliputi
Hasil survei dari Komisi tidak adanya fasilitas, remaja tidak
Nasional Perlindungan Anak tahu jika dirinya bermasalah, remaja
terhadap 4.500 remaja di 12 kota tidak tahu ada fasilitas, remaja tahu
besar di Indonesia tahun 2007 tapi tidak terakses (waktu, biaya,
menunjukkan 97% dari responden dating harus dengan orang tua),
pernah menonton film porno, 93,7% remaja tahu ada aksestapi tidak mau
pernah ciuman, petting, dan oral (waktu tunggu lama, petugas tidak
seks, serta 62,7% remaja yang friendly). Remaja di Jawa Tengah
duduk di bangku SMP pernah yang telah mendapatkan penyuluhan
berhubungan intim, dan 21,2% siswi kesehatan reproduksi hanya 31,4%.4
pernah menggugurkan kandungan.2 Upaya yang telah dilakukan
Selain itu, dari hasil penelitian oleh pemerintah untuk mengatasi
PILAR – PKBI pada tahun 2015 permasalahan tersebut adalah
kepada 2.845 responden pelajar di dengan mengadakan program
Kota dan Kabupaten Semarang Pelayanan Kesehatan Peduli
menunjukkan bahwa 40 persen atau Remaja (PKPR). PKPR adalah suatu
1.125 remaja mengaku sudah program yang dikembangkan oleh
pernah berpacaran dan 73.3 persen Kementerian Kesehatan Republik
di antaranya mulai berpacaran dari Indonesia sebagai upaya untuk
umur 10 sampai 15 tahun. Di antara meningkatkan status kesehatan
remaja yang pernah pacaran 11,2 % remaja yang menekankan kepada
atau 317 diantaranya mengaku Puskesmas dan ditujukan untuk
sudah pernah memegang organ remaja dimana pelayanannya dapat
reproduksi pasangannya. Dari diaskes oleh semua golongan
jumlah tersebut, 2,4% atau 71 remaja.5
remaja pernah melakukan petting Pada akhir 2008 tercatat
dan 2,2% atau 62 remaja pernah 22,3% Puskesmas di seluruh
melakukan intercourse.3 Hal tersebut Indonesia telah melaksanakan
diperparah dengan adanya informasi PKPR. Di Semarang, PKPR berada
dan pengetahuan tentang kesehatan di bawah kepengurusan Dinas
reproduksi dan HIV/AIDS yang tidak Kesehatan Kota Semarang. Dinas
tepat, maka remaja yang sedang Kesehatan Kota Semarang terdiri
berada dalam masa pubertas dan dari 37 Puskesmas dimana ada 26
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi puskesmas yang sudah
dapat melakukan hubungan seks menjalankan program pelayanan
yang tidak aman. PKPR. Jenis kegiatan dalam PKPR
Permasalahan tersebut sering adalah pemberian informasi dan
kali berakar dari kurangnya edukasi, pelayanan klinis medis
informasi, pemahaman dan termasuk pemeriksaan penunjang,
kesadaran untuk mencapai keadaan konseling, pendidikan keterampilan
sehat secara reproduksi, hingga hidup sehat, pelatihan konselor
dampak dari perilaku seksual sebaya.6Menurut data laporan
berisiko pada remaja seperti program kesehatan remaja tahun
kehamilan yang tidak diinginkan, 2014 dan 2015 yang diperoleh dari
aborsi, penularan penyakit menular Dinas Kesehatan Kota Semarang,
seksual termasuk HIV. Selain itu, dari 26 Puskesmas yang telah

1073
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menjalankan PKPR, terdapat konseling tenang masalahnya bias


peningkatan kasus terkait napza dan lebih luas. Namun, persepsi remaja
kesehatan reproduksi di wilayah yang keliru terhadap PKPR juga
Puskesmas Lebdosari. Pada tahun berpengaruh pada pelaksanaan
2014 terdapat 2 kasus dan pada program seperti dalam Penelitian
tahun 2015 mengalami peningkatan Rini (2015), adanya factor
menjadi 78 kasus. Adanya perilaku penghambat seperti tidak adanya
seksual remaja dikarenakan ruang konseling, minimnya
lingkungan yang berada dalam satu pengetahuan dan sosialisasi tentang
wilayah dengan resosialisasi Sunan PKPR, minimnya tenaga kesehatan,
Kuning sehingga remaja rentan sikap petugas yang kurang ramah
untuk melakukan perilaku seskual menyebabkan adanya
remaja dan rendahnya partisipasi permasalahan akibat perilaku
dalam mengikuti kegiatan PKPR. seksual di kalangan remaja.
8
Berdasarkan Laporan Program Rendahnya partisipasi remaja
Kesehatan Remaja tahun 2016 di dikarenakan beberapa alasan yang
Puskesmas Lebdosari terdapat diungkapkan oleh petugas
peningkatan permasalahan akibat kesehatan Puskesmas Lebdosari
perilaku seksual di kalangan remaja. seperti remaja merasa malu dan
Remaja yang KTD di bulan Oktober takut untuk datang melakukan
yakni jumlah remaja hamil< 20 tahun konseling, adanya stigma dari
adalah 7 orang dan total remaja lingkungan yang mengakibatkan
yang KTD selama tahun 2016 tidak terselesaikannya masalah
adalah 28 orang. Pasien IMS juga remaja yang terjadi. Padahal,
banyak terjadi di bulan Oktober pelaksanaan PKPR mempunyai
sebanyak 13 pasien dan jumlah peranan yang sangat penting dan
pasien IMS selama tahun 2016 merupakan upaya untuk mengurangi
adalah 85 orang. dan menyelesaikan masalah
Walaupun program PKPR kesehatan pada remaja.
sudah berjalan cukup lama, Teori perubahan perilaku
sosialisasi telah dilaksanakan, kesehatan yang digunakan unruk
sarana prasarana dan petugas memprediksi perilaku kesehatan
PKPR terlatih sudah ada, namun dengan berfokus pada persepsi dan
cakupan pelayanan PKPR masih kepercayaan individu adalah teori
dibawa target (80%) yaitu 67,40%. health belief model (HBM). Teori ini
Seperti cakupan jumlah remaja yang didasarkan pada pemahaman
dilayani oleh Puskesmas Lebdosari bahwa seseorang akan mengambil
adalah 2620 orang dari 7923 tindakan yang berhubungan dengan
orang.Hal ini menyebabkan petugas kesehatan berdasarkan persepsi
kesehatan kesulitan untuk dan kepercayaannya. Teori ini
melakukan deteksi dini atau tindakan dituangkan dalam lima segi
preventif. Karakteristik PKPR pemikiran yang mempengaruhi
merujuk WHO (2003) yaitu pengambilan keputusan dalam diri
Adolescents Friendly Health individu untuk menentukan apa yang
Services (AFHS). Program ini baik bagi dirinya, yaitu perceived
diharapkan mampu menurunkan susceptibility, perceived severity,
permasalahan remaja dan remaja perceived benefit, perceived
dilibatkan untuk berpartisipasi aktif.7 barrier,dancues to action.9
Melalui PKPR, akses remaja Berdasarkan paparan tersebut,
mendapatkan pengetahuan maupun dapat dirumuskan pertanyaan

1074
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian berupa, apakah terdapat


hubungan partisipasi remaja dalam
kegiatan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR) dengan
pengetahuan dan persepsi
mengenai kesehatan reproduksi? Partisipasi
Remaja dalam
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini termasuk Kegiatan PKPR:
penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Tinggi (38,5%)
Pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dengan alat bantu Rendah (61,5%)
kuesioner. Sampel penelitian
menggunakan proportional random
sampling didapatkan sampel
berjumlah 91 siswa SMP kelas VIII
di Wilayah Kerja Puskesmas
Pengetahuan:
Lebdosari, Kota Semarang.Analisis
p-value: 0,000
data yang dilakukan yaitu analisis
univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji chi square (taraf Perceived:
siginifikansi 5%). Penelitian ini Susceptibility
menggunakan teori Health Belief p-value: 0,000
Model dengan melibatkan 7 variabel Severity
meliputi partisipasi remaja, p-value: 0,161
pengetahuan, perceived Benefit
susceptibility, perceived severity, p-value: 0,005
perceived benefit, perceived barrier, Barrier
dan cues to action. p-value: 0,007
Cues to Action
HASIL DAN PEMBAHASAN
p-value: 0,154
Gambar 1. Hubungan Variabel
Independen dengan Variabel
Dependen
1. Partisipasi Remaja dalam
VariabelIndependen
Kegiatan PKPR
VariabelDependen
Sebanyak 61,5%
responden memiliki partisipasi
dalam kegiatan PKPR yang
rendah. Hal ini dikarenakan
jumlah kegiatan yang paling
banyak didapatkan oleh
responden adalah 1 kegiatan
(37,4%), masih terdapat
beberapa kegiatan lainnya yang
belum didapatkan oleh
responden serta diantaranya
belum terbentuk pelatihan

1075
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

konselor sebaya di semua SMP partisipasi dalam kegiatan


wilayah kerja Puskesmas PKPR yang tinggi,
Lebdosari dan masih terdapat menyebabkan banyak informasi
materi penyuluhan dan materi yang membuat dirinya merasa
PKHS yang sedikit didapat oleh rentan untuk terkena masalah
responden. kesehatan reproduksi. Hasil ini
sejalan dengan teori Health
2. Pengetahuan Belief Model bahwa semakin
Diketahui bahwa 63.7% besar risiko yang dirasakan,
responden dalam penelitian ini semakin besar kemungkinan
memiliki pengetahuan yang terlibat dalam perilaku
baik. Namun, masih terdapat hal mengurangi risiko. Apabila
lain yang kurang diketahui oleh seseorang persepsinya rentan
responden seperti lokasi PKPR terhadap kondisinya maka
selain di sekolah, PKPR dapat kemungkinan untuk bertindak
dilaksanakan di puskesmas dan akan lebih besar.9
perkumpulan remaja. Bentuk Hasil analisisChi Square
kegiatan PKPR yang kurang Test menunjukkan bahwa ada
diketahui oleh responden adalah hubungan antara partisipasi
pelatihan konselor sebaya, remaja dalam kegiatan PKPR
pemeriksaan kesehatan dan dengan perceived susceptibility
konseling juga tujuan PKPR (p=0,000). Hasil ini sejalan
untuk meningkatkan keterlibatan dengan penelitian Fibriana
remaja, pemanfaatan (2013), dimana ada hubungan
puskesmas oleh remaja, dan yang signifikan antara persepsi
penyediaan pelayanan yang tentang kerentanan dengan
berkualitas.Hasil ini sejalan mengikuti kegiatan pelayanan
dengan penelitian Anggraeni kesehatan.11
(2011) yang menunjukkan
bahwa walaupun sebagian 4. Perceived severity
besar memiliki pengetahuan Diketahui bahwa 78,0%
baik tetapi masih banyak yang responden memiliki perceived
tidak mengikuti kegiatan PKPR severity yang tinggi. Jika
karena pengetahuan baik tidak responden memiliki tingkat
selalu diikuti praktik yang baik partisipasi dalam kegiatan
karena pengetahuan bukan PKPR tinggi, menyebabkan
faktor utama dalam perubahan banyak informasi yang membuat
perilaku.10 dirinya merasa persepsi
Hasil analisisChi Square keparahan atau keseriusan
Test menunjukkan bahwa ada akibat dari penyakit kesehatan
hubungan antara partisipasi reproduksinya tinggi. Hasil
remaja dalam kegiatan PKPR penelitian ini sejalan dengan
dengan pengetahuan tentang teori Health Belief Model,
PKPR (p=0,000). seharusnya jika seseorang
persepsinya serius terhadap
3. Perceived susceptibility kondisi dirinya maka akan
Diketahui bahwa 54,9% mendorong untuk bertindak.9
responden memiliki perceived Hasil analisisChi Square
susceptibility yang tinggi. Jika Test menunjukkan bahwa tidak
responden memiliki tingkat ada hubungan antara partisipasi

1076
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam kegiatan PKPR dengan barrier yang rendah atau


perceived severity memiliki sedikit hambatan.
(p=0,161).Hasil ini tidak sekalan Namun, 49,5% responden
dengan penelitian Fibriana merasa memiliki banyak
(2013), dimana ada hubungan hambatan. Hambatan yang
signifikan antara perceived dirasakan antara lain informasi
severity dengan prakrik yang diberikan tidak variatif
mengikuti kegiatan pelayanan (67,0%), tidak nyaman jika
kesehatan.11 harus menceritakan masalah
kesehatan dengan orang lain
5. Perceived benefit (64,8%), merasa mendapat
Diketahui bahwa 54,9% stigma jika melakukan konseling
responden memiliki perceived (58,2%), dan merasa kurang
benefit yang rendah atau kurang informasi mengenai bentuk
merasakan manfaat ketika layanan PKPR (51,6%).
mengikuti kegiatan PKPR. Hasil analisisChi Square
Sebagian besar responden Test menunjukkan bahwa ada
merasa kurang paham hubungan antara partisipasi
mengenai masalah kesehatan remaja dalam kegiatan PKPR
reproduksi (69,2%), cara dengan perceived barrier
menjaga kebersihan dan (p=0,007).Hasil penelitian ini
kesehatan organ reproduksi sejalan dengan Fibriana (2013),
(58,2%), dan kesehatan gizi ada hubungan signifikan antara
remaja (53,8%). Dikarenakan persepsi tentang hambatan
responden merasa kurang dengan praktik mengikuti
dalam manfaat yang dirasakan kegiatan pelayanan kesehatan
sehingga partisipasi dalam dan responden yang merasa
kegiatan PKPR pun rendah hambatannya rendah dalam
(69,6%). mengikuti kegiatan pelayanan
Hasil analisisChi Square kesehatan memiliki proporsi
Test menunjukkan bahwa ada lebih besar untuk mengikuti
hubungan antara partisipasi kegiatan pelayanan kesehatan
remaja dalam kegiatan PKPR dibandingkan dengan
dengan perceived benefit responden yang memiliki
(p=0,005).Hasil penelitian ini banyak hambatan, begitu pula
sejalan dengan Fibriana (2013), sebaliknya. 11
ada hubungan yang signifikan
antara persepsi tentang manfaat 7. Cues to Action
dengan praktik mengikuti Diketahui bahwa 50,5%
kegiatan pelayanan kesehatan responden merasa mendapat
dan penelitian tersebut juga dukungan dari petugas PKPR.
menunjukkan bahwa individu Namun, 49,5% responden
akan mempertimbangkan merasa kurang mendapat
apakah alternatif itu bermanfaat dukungan dari petugas PKPR
dapat mengurangi ancaman antara lain dalam penyelesaian
penyakit atau tidak.11 masalah di luar kesehatan
seperti hubungan sosial (71,4%)
6. Perceived barrier dan kurang mendukung dalam
Diketahui bahwa 50,5% pemberian informasi mengenai
responden memiliki perceived keberadaan layanan PKPR

1077
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(51,6%). Hasil penelitian ini SARAN


sesuai dengan penelitian 1. Bagi Puskesmas Lebdosari
Handayani (2016) yang a. Meningkatkan sosialisasi
menunjukkan bahwa petugas layanan PKPR.
puskesmas masih sangat b. Memberikan materi yang
rendah dalam bervariasi mengenai
mensosialisasikan PKPR pencegahan napza dan
sehingga remaja tidak perilaku seksual remaja,
menyadari perlunya akses masalah yang timbul pada
layanan PKPR.12 remaja, dan cara
Hasil analisisChi Square menghadapi masalah
Test menunjukkan bahwa tidak remaja karena materi
ada hubungan antarapartisipasi tersebut dinilai sangan
dalam kegiatan PKPR dengan bermanfaat dan menjadi
cues to action (p=0,154).Hasil topic diskusi kelompok
penelitian ini tidak sejalan remaja.
dengan penelitian Theresia c. Menambah materi yang
(2012) yang menyatakan bahwa dibutuhkan oleh remaja
ada hubungan yang signifikan SMP di wilayah kerja
antara dukungan petugas Puskesmas Lebdosari
kesehatan kepada responden seperti pergaulan sehat
dengan mengikuti kegiatan untuk remaja dan
pelayanan kesehatan.13 mengatasi konflik,
kesehatan gizi, dan
KESIMPULAN mengatasi gangguan
1. Sebagian besar responden belajar.
memiliki partisipasi dalam d. Mengadakan pelatihan
kegiatan PKPR yang rendah konselor sebaya agar
(61,5%). remaja dapat berlatih untuk
2. Variabel terikat yang membantu penyelesaian
berhubungan dengan partisipasi masalah kesehatan teman
remaja dalam kegiatan PKPR di sebanyanya dan remaja
SMP wilayah kerja Puskesmas yang sungkan untuk
Lebdosari: Pengetahuan menceritakan masalah
tentang PKPR (p=0,000), kesehatan ke orang lain
perceived susceptibility dapat memanfaatkan
(p=0,000), perceived benefit konselor sebaya karena
(p=0,005), dan perceived barrier remaja lebih nyaman untuk
(p=0,007). bercerita dengan teman
3. Variabel terikat yang tidak sebaya.
berhubungan dengan partisipasi
remaja dalam kegiatan PKPR di 2. Bagi Remaja SMP di wilayah
SMP wilayah kerja Puskesmas kerja Puskesmas Lebdosari
Lebdosari:perceived severity a. Meningkatkan minat remaja
(p=0,161) dan cues to action SMP untuk menambah
(p=0,154). partisipasi dalam kegiatan
PKPR, salah satu caranya
dengan mengikuti PKHS
karena di dalamnya terdapat
materi yang dinilai

1078
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bermanfaat dan menjadi Lakukan Seks Pranikah.


topic utama dalam diskusi 2016.
kelompok remaja. http://berita.suaramerdeka.co
b. Mengikuti pelatihan konselor m/pkbi-sebagian-remaja-
sebaya jika telah diadakan pacaran-pernah-lakukan-
oleh pihak puskesmas dan seks-pranikah/ diakses
sekolah untuk membantu tanggal 5 April 2017
sosialisasi PKPR dan 4 Hurlock, E. B. Developmental
membantu temannya untuk Psychology. Jakarta:
menceritakan masalah Erlangga. 2004
kesehatannya serta 5 Kementerian Kesehatan
memberikan solusi. Republik Indonesia. Rencana
3. Bagi Fakultas Kesehatan Strategi Kementerian
Masyarakat Universitas Kesehatan Tahun 2011. 2011
Diponegoro 6 Fadhlina, D. Pelaksanaan
Dari hasil penelitian ini, PKPR 2012.
diharapkan FKM sebagai http://pkpr.datainformasi.net
institusi pendidikan, dapat /berita-101-pelaksanaan-
menjadikan bahan untuk pelayanan-kesehatan-peduli-
penerapan ilmu dalam wujud remaja-pkpr.html diakses
pengabdian masyarakat tanggal 31 Agustus 2016
khususnya kesehatan 7 WHO. Adolescent Friendly
reproduksi remaja. Health Service, An Agenda for
4. Bagi Peneliti Change. 2003
Memberikan pemahaman 8 R Winangsih, R. Tesis
kepada remaja di SMP wilayah Persepsi Remaja Terhadap
kerja Puskesmas Lebdosari Pelayanan Kesehatan Peduli
tentang pentingnya partisipasi Remaja di Wilayah
dalam kegiatan PKPR agar Puskesmas Kuta Selatan.
masalah yang terjadi bias Denpasar:
terselesaikan dan mencegah ProgramPascasarjana Ilmu
terjadinya masalah kesehatan Kesehatan Masyarakat. 2015
reproduksi pada remaja. 9 Priyoto. Teori Sikap dan
Perilaku dalam Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Nuha Medika.
1 BKKBN. Pendataan Perilaku 2014
Remaja dan Aktifitas saat 10 Anggraeni, S. Analisis Faktor
Berpacaran. 2010 – Faktor yang Berpengaruh
2 Sari, N. Skripsi Perbedaan Terhadap Pemanfaatan PKPR
Pengetahuan Kesehatan di Wilayah Puskesmas
Reproduksi, Sikap Kabupaten Tanah Laut
Seksualitas, dan Perilaku Kalimantan Selatan. 2011
Pacaran pada Pelajar SLTA 11 Fibriana, A. I. Jurnal
Dampingan PKBI Jateng dan Kesehatan Masyarakat:
pada Pelajar SLTA Kontrol di Keikutsertaan Pelanggan
Kota Semarang. Surakarta: Wanita Pekerja Seks dalam
Universitas Muhammadiyah Voluntary Conseling and
Surakarta. 2015 Testing (VCT). Semarang:
3 D Luhur, P.A. PKBI: Sebagian Universitas Negeri Semarang.
Remaja Pacaran Pernah 2013

1079
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

12 Handayani, S. Jurnal Stikes


Cendekia Utama:
Pemanfaatan Layanan PKPR
oleh Remaja di Wilayah Kerja
Puskesmas Miroto.
Semarang: Universitas Dian
Nuswantoro. 2016
13 Purba, T.R.N. Faktor – Faktor
yang Berhubungan dengan
Pemanfaatan Jamkesmas di
Wilayah Puskesmas Kota
Jambi Tahun 2011. Depok:
Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Indonesia. 2012

1080

You might also like