Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
1 SM
Abstract: PKPR is a health service model that serves all adolescents in the form
of counseling and various things related to adolescent health. The adolescent
health coverage program at Bandarharjo Health Center is quite low at 73.23%.
Bandarharjo Health Center has thorough cases in Semarang City, which are 108
cases of KTD (Unwanted Pregnancy) and 4 cases of STI (Sexually Transmitted
Infections). This study is to find out what factors are related to the practice of
using PKPR by adolescents in the Bandarharjo Health Center work area. This
research is a quantitative research using cross sectional. The sample chosen
using the Simple Random Sampling technique is 95 adolescents about 15-19
years. Data collection was conducted through interviews using a questionnaire.
Data analysis was carried out in univariate and bivariate ways. From the results
of the study found that 51 adolescents (53.7%) had used PKPR services. The
majority of respondents who there were accompanied by late age were 17-19
years (67.4%), male (51.6%), had the last education of junior high school
(52.6%). The results of the bivariate analysis showed that there was a
relationship between knowledge (p = 0.024), attitude (p = 0.007), family (p =
0.024), and information exposure (p = 0.004) with the practice of using PKPR by
adolescents. While the income variable (p = 0.778), gender (p = 0.591), last
education (p = 0.075), friends (p = 0.525), health (p = 0.736), access to health
services (p = 0.238) and the counseling room (p = 0.951) has nothing to do with
the practice of using PKPR by adolescents.
421
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
remaja dulu, yaitu untuk mencari dampak dari perilaku yang tidak bisa
pasangan hidup (suami atau istri). dipertang-gung jawabkan seperti
Jaman sekarang, gaya remaja kehamilan tidak diinginkan sebagai
dalam berpacaran lebih didominasi akibat dari perilaku seks pranikah.
dengan perilaku seksual. Yang Hal tersebut bisa terjadi juga
dimaksud dengan perilaku seksual karena kurangnya akses pelayanan
adalah segala jenis tingkah laku kesehatan remaja, yang meliputi
yang didorong oleh hasrat seksual, tidak tersedianya fasilitas, remaja
baik dengan lawan jenis atau tidak paham jika dirinya bermasalah,
bahkan dengan sesama jenis. remaja tidak tahu bahwa telah
Hasil survei kepada remaja di tersedia fasilitas, remaja tahu tapi
12 kota besar di Indonesia tidak dapat terakses seperti masalah
menunjukkan bahwa 97% remaja waktu, biaya dan datang harus
telah menonton film porno, 93,7% dengan orang tua/wali, remaja tahu
remaja melakukan ciuman, petting dan bisa mengakses tapi tidak mau
dan oral seks, 62,7% remaja telah karena waktu tunggu yang lama, dan
berhubungan intim dan 21,2% petugas yang kurang ramah.
remaja melakukan aborsi. Hal ini Berdasarkan penelitian yang
diperkuat lagi dengan data dari dilakukan Muthmainnah (2013)
Pusat Informasi dan Layanan diperoleh hasil bahwa sebagian
Remaja (PILAR) di Perkumpulan besar remaja lebih senang
Keluarga Berencana Indonesia mengatasi masalahnya sendiri
(PKBI) Jateng tahun 2015, pada (51,08%) daripada datang ke
tahun 2013 tercatat ada 54 kasus pelayanan kesehatan (23,42%).
remaja yang mengalami KTD, pada Di Indonesia terdapat program
tahun 2014 meningkat sebanyak 67 dari pemerintah guna meningkatkan
kasus, dan stabil pada tahun 2015 status kesehatan remaja serta
yaitu sebanyak 67 kasus. Pada mengatasi permasalahan seputar
tahun 2015, usia remaja paling remaja salah satunya yaitu PKPR.
muda yang mengalami KTD yaitu PKPR merupakan program
usia 12 tahun sebanyak 1 orang. pelayanan kesehatan bagi remaja
Sedangkan untuk latar belakang yang berbasis pelayanan kesehatan
pendidikan remaja, sebagian besar primer di Puskesmas. PKPR
remaja yang mengalami KTD yaitu dibentuk oleh Kemenkes RI dan
pada tingkat SMA sebesar 65,7%. bertujuan agar Puskesmas mampu
Berdasarkan data dari Dinas memberikan pelayanan yang
Kesehatan Kota Semarang, kasus menghargai dan memenuhi hak-hak
KTD terus bertambah selama 4 serta kebutuhan remaja sebagai
tahun terakhir yaitu dari tahun 2014 individu dalam upaya mewujudkan
sebanyak 104 kasus, pada tahun derajat kesehatan, pertumbuhan dan
2015 sebanyak 120 kasus, tahun perkembangan yang optimal bagi
2016 sebanyak 179 kasus, dan pada remaja sesuai potensi yang dimiliki.
tahun 2017 sebanyak 248 kasus. PKPR bersifat menyenangkan,
Permasalahan tersebut sering terbuka untuk remaja, menghargai
terja-di karena kurangnya informasi, remaja, menjaga kerahasiaan, peka
pemaham-an serta kesadaran untuk akan kebutuhan terkait kesehatan
mencapai kualitas hidup sehat remaja, serta efektif dan efisien
secara reproduksi, seperti dalam memenuhi kebutuhan remaja.
kurangnya pemahaman mengenai Ciri khas dari PKPR adalah
proses-proses reproduksi dan konseling serta peningkatan
422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
423
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
424
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
425
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
426
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
427
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
428
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
429