1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK


PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)
OLEH REMAJADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO
KOTA SEMARANG

Alifia Nur Laili, Emmy Riyanti, Syamsulhuda BM


Bagian Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Email: alifianlaili@gmail.com

Abstract: PKPR is a health service model that serves all adolescents in the form
of counseling and various things related to adolescent health. The adolescent
health coverage program at Bandarharjo Health Center is quite low at 73.23%.
Bandarharjo Health Center has thorough cases in Semarang City, which are 108
cases of KTD (Unwanted Pregnancy) and 4 cases of STI (Sexually Transmitted
Infections). This study is to find out what factors are related to the practice of
using PKPR by adolescents in the Bandarharjo Health Center work area. This
research is a quantitative research using cross sectional. The sample chosen
using the Simple Random Sampling technique is 95 adolescents about 15-19
years. Data collection was conducted through interviews using a questionnaire.
Data analysis was carried out in univariate and bivariate ways. From the results
of the study found that 51 adolescents (53.7%) had used PKPR services. The
majority of respondents who there were accompanied by late age were 17-19
years (67.4%), male (51.6%), had the last education of junior high school
(52.6%). The results of the bivariate analysis showed that there was a
relationship between knowledge (p = 0.024), attitude (p = 0.007), family (p =
0.024), and information exposure (p = 0.004) with the practice of using PKPR by
adolescents. While the income variable (p = 0.778), gender (p = 0.591), last
education (p = 0.075), friends (p = 0.525), health (p = 0.736), access to health
services (p = 0.238) and the counseling room (p = 0.951) has nothing to do with
the practice of using PKPR by adolescents.

Keywords: Utilization, PKPR, Youth

PENDAHULUAN menanggapi rangsangan. Menurut


Masa remaja adalah masa BKKBN remaja adalah penduduk
transisi antara masa anak-anak yang berusia 10-24 tahun. Jumlah
menuju masa dewasa. Masa remaja remaja di Indonesia mencapai 66
juga sering disebut dengan masa juta atau setara dengan 25% dari
pubertas. Seiring berjalannya jumlah penduduk. Remaja memiliki
pertumbuhan fisik, remaja juga rasa ingin tahu yang tinggi sehingga
mengalami perubahan psikis. gemar untuk mencoba hal baru,
Remaja mulai menjadi individu yang termasuk aktif dalam berpacaran.
lebih sensitif, mudah menangis, Saat ini tujuan remaja untuk
mudah cemas, frustasi, tetapi juga berpacaran sebagian besar hanya
mudah tertawa. Perubahan emosi ini untuk gengsi, fantasi dan bahkan
menjadikan remaja sebagai individu eksploitasi seks. Hal ini sangat
yang agresif dan mudah berbeda dengan tujuan pacaran

421
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

remaja dulu, yaitu untuk mencari dampak dari perilaku yang tidak bisa
pasangan hidup (suami atau istri). dipertang-gung jawabkan seperti
Jaman sekarang, gaya remaja kehamilan tidak diinginkan sebagai
dalam berpacaran lebih didominasi akibat dari perilaku seks pranikah.
dengan perilaku seksual. Yang Hal tersebut bisa terjadi juga
dimaksud dengan perilaku seksual karena kurangnya akses pelayanan
adalah segala jenis tingkah laku kesehatan remaja, yang meliputi
yang didorong oleh hasrat seksual, tidak tersedianya fasilitas, remaja
baik dengan lawan jenis atau tidak paham jika dirinya bermasalah,
bahkan dengan sesama jenis. remaja tidak tahu bahwa telah
Hasil survei kepada remaja di tersedia fasilitas, remaja tahu tapi
12 kota besar di Indonesia tidak dapat terakses seperti masalah
menunjukkan bahwa 97% remaja waktu, biaya dan datang harus
telah menonton film porno, 93,7% dengan orang tua/wali, remaja tahu
remaja melakukan ciuman, petting dan bisa mengakses tapi tidak mau
dan oral seks, 62,7% remaja telah karena waktu tunggu yang lama, dan
berhubungan intim dan 21,2% petugas yang kurang ramah.
remaja melakukan aborsi. Hal ini Berdasarkan penelitian yang
diperkuat lagi dengan data dari dilakukan Muthmainnah (2013)
Pusat Informasi dan Layanan diperoleh hasil bahwa sebagian
Remaja (PILAR) di Perkumpulan besar remaja lebih senang
Keluarga Berencana Indonesia mengatasi masalahnya sendiri
(PKBI) Jateng tahun 2015, pada (51,08%) daripada datang ke
tahun 2013 tercatat ada 54 kasus pelayanan kesehatan (23,42%).
remaja yang mengalami KTD, pada Di Indonesia terdapat program
tahun 2014 meningkat sebanyak 67 dari pemerintah guna meningkatkan
kasus, dan stabil pada tahun 2015 status kesehatan remaja serta
yaitu sebanyak 67 kasus. Pada mengatasi permasalahan seputar
tahun 2015, usia remaja paling remaja salah satunya yaitu PKPR.
muda yang mengalami KTD yaitu PKPR merupakan program
usia 12 tahun sebanyak 1 orang. pelayanan kesehatan bagi remaja
Sedangkan untuk latar belakang yang berbasis pelayanan kesehatan
pendidikan remaja, sebagian besar primer di Puskesmas. PKPR
remaja yang mengalami KTD yaitu dibentuk oleh Kemenkes RI dan
pada tingkat SMA sebesar 65,7%. bertujuan agar Puskesmas mampu
Berdasarkan data dari Dinas memberikan pelayanan yang
Kesehatan Kota Semarang, kasus menghargai dan memenuhi hak-hak
KTD terus bertambah selama 4 serta kebutuhan remaja sebagai
tahun terakhir yaitu dari tahun 2014 individu dalam upaya mewujudkan
sebanyak 104 kasus, pada tahun derajat kesehatan, pertumbuhan dan
2015 sebanyak 120 kasus, tahun perkembangan yang optimal bagi
2016 sebanyak 179 kasus, dan pada remaja sesuai potensi yang dimiliki.
tahun 2017 sebanyak 248 kasus. PKPR bersifat menyenangkan,
Permasalahan tersebut sering terbuka untuk remaja, menghargai
terja-di karena kurangnya informasi, remaja, menjaga kerahasiaan, peka
pemaham-an serta kesadaran untuk akan kebutuhan terkait kesehatan
mencapai kualitas hidup sehat remaja, serta efektif dan efisien
secara reproduksi, seperti dalam memenuhi kebutuhan remaja.
kurangnya pemahaman mengenai Ciri khas dari PKPR adalah
proses-proses reproduksi dan konseling serta peningkatan

422
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kemampuan remaja dalam Pengumpulan data dilakukan


menerapkan Pendidikan dan dengan cara wawancara dengan
Keterampilan Hidup Sehat (PKHS). instrument berupa kuesioner.
Selain itu, kegiatan dalam PKPR Peneliti telah melakukan uji coba
juga meliputi pemberian informasi kuesioner kepada 30 remaja yang
dan edukasi, pelayanan klinis medis berada di wilayah Kelurahan
termasuk pemeriksaan penunjang, Plombokan Kecamatan Semarang
konselor sebaya serta pelayanan Utara. Analisis data dilakukan
rujukan sosial dan medis. secara univariat dan bivariat
Berdasarkan hasil studi menggunakan uji Chi-square.
pendahuluan yang telah dilakukan di
DKK Semarang, Puskesmas HASIL DAN PEMBAHASAN
Bandarharjo memiliki kasus KTD Gambaran Umum Lokasi
tertinggi di Kota Semarang yaitu Penelitian
sebanyak 108 kasus dan 4 kasus Puskesmas Bandarharjo
Infeksi Menular Seksual (IMS). merupakan salah satu puskesmas
Cakupan program kesehatan remaja rawat jalan yang berada di wilayah
di Puskesmas Bandarharjo cukup Kecamatan Semarang Utara.
rendah yaitu sebesar 73,23%. Puskesmas Bandarharjo tepatnya
Melihat hal tersebut peneliti tertarik terletak di Jalan Layur RT 05 RW IV
untuk meneliti faktor-faktor yang Kelurahan Dadapsari yang terbagi
berhubungan dengan praktik menjadi empat kelurahan yang
pemanfaatan Pelayanan Kesehatan terdiri dari Kelurahan Tanjung Mas,
Peduli Remaja (PKPR) oleh remaja Kelurahan Bandarharjo, Kelurahan
di wilayah kerja Puskesmas Kuningan, dan Kelurahan Dadapsari.
Bandarharjo Kota Semarang. Pengetahuan
Penelitian ini bertujuan untuk Pengetahuan Jumlah
menganalisis faktor-faktor yang Responden
f %
berhu-bungan dengan praktik Mengenai PKPR
pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kurang Baik 34 35,8
Peduli Remaja (PKPR) oleh remaja Baik 61 64,2
di wilayah kerja Puskesmas Total 95 100,0
Bandarharjo Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan
METODE PENELITIAN responden mengenai PKPR
Penelitian ini menggunakan tergolong baik yaitu sebesar 64,2%.
desain penelitian cross-sectional Hasil analisis bivariat
dengan pendekatan kuantitatif. menggunakan uji chi-square
Populasi dalam penelitian ini adalah diperoleh nilai p-value sebesar 0,024
seluruh remaja yang berusia 15-19 yang menunjukkan bahwa terdapat
tahun yang tinggal di wilayah kerja hubungan antara pengetahuan
Puskesmas Bandarharjo yaitu responden mengenai PKPR dengan
sebanyak 6.317 remaja. Sampel praktik pemanfaatan PKPR oleh
didapatkan dengan menggunakan remaja di wilayah hasil kerja
teknik Simple Random Sampling dan Puskesmas Bandarharjo.
rumus Lemeshow sehingga Hasil penelitian sejalan dengan
didapatkan jumlah sebanyak 95 penelitian Reymon di SMA N 1
remaja yang meliputi Kelurahan Kaula Lahang Kabupaten Indragiri
Bandarharjo, Dadapsari, Kuningan Hilir Riau yang menunjukkan bahwa
dan Tanjungmas. terdapat hubungan antara

423
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengetahuan dengan praktik yang menunjukkan bahwa ada


pemanfaatan PKPR. hubungan antara sikap dengan
Pada prinsipnya, agar remaja praktik pemanfaatan PKPR.
memanfaatan PKPR dengan baik Perbedaan karakteristik responden
dibutuhkan pengetahuan mengenai dapat mempengaruhi sikap remaja.
PKPR yang baik pula. Sesuai Salah satu faktor yang
dengan teori Lawrence Green, mempengaruhi sikap adalah
bahwa hasil positif akan cenderung pengetahuan yang dimiliki
menimbulkan pengaruh yang positif seseorang. Semakin tinggi
yaitu dengan pemanfaatan pengetahuan yang dimiliki
Pelayanan Kesehatan Peduli seseorang akan memberikan
Remaja. Tingkat pengetahuan kontribusi terhadap terbentuknya
remaja mengenai PKPR akan sikap yang baik. Pembentukan sikap
mempengaruhi remaja dalam tidak dapat dilepaskan dari adanya
berpersepsi untuk berperilaku. Hal faktor-faktor yang mempengaruhi
ini didukung dengan hasil analisis seperti pengalaman pribadi,
tabulasi silang antara praktik kebudayaan, orang lain yang
pemanfaatan PKPR dengan dianggap penting, media informasi,
pengetahuan remaja mengenai dan faktor emosional dari individu.
PKPR, diketahui bahwa remaja yang Pada penelitian ini didapatkan
tidak memanfaatkan PKPR lebih hasil sesuai dengan teori Lawrence
banyak ditemukan pada remaja yang Green, bahwa untuk mendapatkan
memiliki pengetahuan kurang baik perilaku yang baik, dibutuhkan sikap
mengenai PKPR (61,8%) yang baik pula dari individu itu
dibandingkan dengan remaja yang sendiri. Hal ini didukung dengan
memiliki pengetahuannya baik hasil analisis tabulasi silang antara
(37,7%). praktik pemanfaatan PKPR dengan
Sikap sikap remaja mengenai PKPR,
Sikap Jumlah diketahui bahwa remaja yang tidak
Responden f % memanfaatkan PKPR lebih banyak
Mengenai PKPR ditemukan pada remaja yang
Kurang Baik 42 44,2 memiliki sikap kurang baik mengenai
Baik 53 55,8 PKPR (61,9%) dibandingkan dengan
Total 95 100,0 remaja yang sikapnya baik (34,0%).
Hasil penelitian menunjukkan Dukungan Keluarga
bahwa sikap responden mengenai Dukungan Keluarga Jumlah
PKPR tergolong baik yaitu sebesar dalam Memanfaatkan F %
55,8% PKPR
Hasil analisis bivariat Kurang Baik 30 31,6
menggunakan uji chi-square Baik 65 68,4
diperoleh nilai p-value sebesar 0,007 Total 95 100,0
yang menunjukkan bahwa terdapat .Hasil penelitian menunjukkan
hubungan antara sikap responden bahwa dukungan keluarga
mengenai PKPR dengan praktik responden mengenai PKPR
pemanfaatan PKPR oleh remaja di tergolong baik yaitu sebesar 68,4%.
wilayah hasil kerja Puskesmas Hasil analisis bivariat
Bandarharjo. menggunakan uji chi-square
Hasil penelitian sejalan diperoleh nilai p-value sebesar 0,024
dengan penelitian Yunita Kristiani di yang menunjukkan bahwa terdapat
Kota Jayapura pada tahun 2013 hubungan antara dukungan keluarga

424
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

responden mengenai PKPR dengan bahwa responden yang tidak


praktik pemanfaatan PKPR oleh memanfaatkan PKPR lebih banyak
remaja di wilayah hasil kerja ditemukan pada responden yang
Puskesmas Bandarharjo. memiliki dukungan teman yang baik
Hasil penelitian sejalan dengan (49,1%) dibandingkan dengan
teori yang dikemukakan oleh responden yang dukungan
Anderson yang dikutip oleh temannya kurang baik (42,5%).
Notoatmodjo yang mengatakan Dukungan Petugas Kesehatan
bahwa faktor yang berpengaruh Dukungan Petugas Jumlah
terhadap penggunaan pelayanan Kesehatan dalam f %
kesehatan adalah salah satunya Memanfaatkan PKPR
yaitu sumber keluarga. Hal ini Kurang Baik 35 36,8
didukung dengan hasil analisis Baik 60 63,2
tabulasi silang yang menunjukkan Total 95 100,0
bahwa responden yang tidak Hasil penelitian menunjukkan
memanfaatkan PKPR lebih banyak bahwa dukungan petugas kesehatan
ditemukan pada responden yang mengenai PKPR tergolong baik yaitu
memiliki dukungan keluarga yang sebesar 63,2%.
kurang baik (63,3%) dibandingkan Hasil analisis bivariat
dengan responden yang dukungan menggunakan uji chi-square
keluarganya baik (38,5%). diperoleh nilai p-value sebesar 0,736
Dukungan Teman yang menunjukkan bahwa tidak
Dukungan Teman Jumlah terdapat hubungan antara dukungan
dalam Memanfaatkan f % tenaga kesehatan mengenai PKPR
PKPR dengan praktik pemanfaatan PKPR
Kurang Baik 40 42,1 oleh remaja di wilayah hasil kerja
Baik 55 57,9 Puskesmas Bandarharjo.
Total 95 100,0 Hasil penelitian sejalan dengan
Hasil penelitian menunjukkan penelitian Reymon di SMAN 1 Kaula
bahwa dukungan teman responden Lahang Kabupaten Indragiri Hilir
mengenai PKPR tergolong baik yaitu Riau yang menunjukkan bahwa
sebesar 57,9%. tidak terdapat hubungan antara
Hasil analisis bivariat dukungan tenaga kesehatan dengan
menggunakan uji chi-square pemanfaatan PKPR. Hal ini
diperoleh nilai p-value sebesar 0,525 didukung dengan hasil analisis
yang menunjukkan bahwa tidak tabulasi silang yang menunjukkan
terdapat hubungan antara dukungan bahwa responden yang tidak
teman responden mengenai PKPR memanfaatkan PKPR lebih banyak
dengan praktik pemanfaatan PKPR ditemukan pada responden yang
oleh remaja di wilayah hasil kerja memiliki dukungan tenaga
Puskesmas Bandarharjo. kesehatan yang kurang baik (48,6%)
Hasil penelitian sejalan dengan dibandingkan dengan responden
penelitian Deni Astriani di SMA N 1 yang dukungan tenaga kesehatan
Enam Lingkung Kabupaten Padang yang baik (45,0%).
Pariaman yang menunjukkan bahwa Paparan Informasi
tidak terdapat hubungan antara Paparan Informasi Jumlah
dukungan teman dengan Mengenai PKPR F %
pemanfaatan PKPR. Hal ini Tidak Terpapar 52 54,7
didukung dengan hasil analisis Terpapar 43 45.3
tabulasi silang yang menunjukkan Total 95 100,0

425
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

.Hasil penelitian menunjukkan oleh remaja di wilayah hasil kerja


bahwa responden yang Puskesmas Bandarharjo.
mendapatkan informasi mengenai Hasil analisis bivariat
PKPR sebesar 45,3%. menggunakan uji chi-square
Hasil analisis bivariat diperoleh nilai p-value sebesar 0,024
menggunakan uji chi-square yang menunjukkan bahwa terdapat
diperoleh nilai p-value sebesar 0,004 hubungan antara dukungan keluarga
yang menunjukkan bahwa terdapat responden mengenai PKPR dengan
hubungan antara paparan informasi praktik pemanfaatan PKPR oleh
mengenai PKPR dengan praktik remaja di wilayah hasil kerja
pemanfaatan PKPR oleh remaja di Puskesmas Bandarharjo. Hal ini
wilayah hasil kerja Puskesmas didukung dengan hasil analisis
Bandarharjo. tabulasi silang yang menunjukkan
Hasil penelitian sejalan dengan bahwa responden yang tidak
penelitian Septi Anggraeni yang memanfaatkan PKPR lebih banyak
mengatakan bahwa terdapat ditemukan pada responden yang
hubungan antara persepi tentang memiliki akses yang mudah untuk
sosialisasi dengan pemanfaatan menuju pelayanan kesehatan
PKPR di wilayah Puskesmas (50,8%) dibandingkan dengan
Kabupaten Tanah Laut Kalimantan responden yang memiliki akses yang
Selatan. Hal ini didukung dengan sulit untuk menuju pelayanan
hasil analisis tabulasi silang yang kesehatan (38,2%).
menunjukkan bahwa responden Ketersediaan Ruang Konseling
yang tidak memanfaatkan PKPR Ketersediaan Ruang Jumlah
lebih banyak ditemukan pada Konseling f %
responden yang tidak terpapar Tidak Tersedia 84 88,4
informasi mengenai PKPR (59,6%) Tersedia 11 11,6
dibandingkan dengan responden Total 95 100,0
yang terpapar informasi mengenai Hasil penelitian menunjukkan
PKPR (30,2%). bahwa responden yang mengatakan
Akses Menuju Pelayanan bahwa tersedia ruang konseling
Kesehatan PKPR di Puskesmas Bandarharjo
Akses Menuju Jumlah sebesar 11,2%.
Pelayanan Kesehatan f % Hasil analisis bivariat
Sulit diakses 34 35,8 menggunakan uji chi-square
Mudah diakses 61 64,2 diperoleh nilai p-value sebesar 0,951
Total 95 100,0 yang menunjukkan bahwa tidak
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara
bahwa akses menuju pelayanan ketersediaan ruang konseling PKPR
kesehatan mengenai PKPR dengan praktik pemanfaatan PKPR
tergolong mudah diakses yaitu oleh remaja di wilayah hasil kerja
sebesar 64,2%. Puskesmas Bandarharjo.
Hasil analisis bivariat Hasil penelitian sejalan dengan
menggunakan uji chi-square penelitian Ruwayda di SMPN 19
diperoleh nilai p-value sebesar 0,238 wilayah kerja Puskesmas Aur Duri
yang menunjukkan bahwa tidak Kota Jambi yang menunjukkan
terdapat hubungan antara akses bahwa tidak terdapat hubungan
menuju pelayanan kesehatan antara sarana prasarana dengan
dengan praktik pemanfaatan PKPR pemanfaatan pelayanan kesehatan
reproduksi remaja. Hal ini didukung

426
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan hasil analisis tabulasi silang 57,9% responden memiliki


yang menunjukkan bahwa dukungan teman dengan kategori
responden yang tidak baik terhadap PKPR, 63,2%
memanfaatkan PKPR lebih banyak responden memiliki dukungan
ditemukan pada responden yang petugas kesehatan dengan
mengatakan tidak tersedia ruangan kategori baik terhadap PKPR,
konseling PKPR (46,4%) 54,7% responden tidak terpapar
dibandingkan dengan responden informasi mengenai PKPR, 64,2%
yang mengatakan tersedia ruangan responden memiliki akses ke
konseling PKPR (45,5%). pelayanan kesehatan dengan
kategori mudah diakses, 88,4%
Praktik Pemanfaatan PKPR responden mengatakan bahwa
Praktik Pemanfaatan Jumlah Puskesmas Bandarhajo tidak
PKPR F % memiliki ruang konseling.
Tidak Memanfaatkan 44 46,3 3. Variabel yang berhubungan
Memanfaatkan 51 53,7 dengan praktik pemanfaatan
Total 95 100,0 PKPR di Puskesmas Bandarharjo
Hasil penelitian menunjukkan adalah pengetahuan mengenai
bahwa responden yang PKPR (p=0,024), sikap mengenai
memanfaatkan PKPR di Puskesmas PKPR (p=0,007), dukungan
Bandarharjo sebesar 53,7%. Dari keluarga terhadap PKPR
53,7% diantaranya melakukan (p=0,024), dan paparan Informasi
pelayanan klinis medis (52,9%), mengenai PKPR (p=0,004)
mengikuti kegiatan penyuluhan 4. Variabel yang tidak berhubungan
(70,6%) dan konselor sebaya dengan praktik pemanfaatan
(5,9%). PKPR di Puskesmas Bandarharjo
adalah usia responden (p=0,778),
KESIMPULAN jenis kelamin responden
1. Responden yang memiliki praktik (p=0,591), pendidikan terakhir
pemanfaatan PKPR dengan responden (p=0,075), dukungan
kategori baik yaitu sebesar teman terhadap PKPR (p=0,525),
53,7%. Praktik pemanfaatan dukungan petugas kesehatan
PKPR yang dilakukan responden terhadap PKPR (p=0,736), akses
diantaranya adalah pelayanan pelayanan kesehatan (p=0,238),
klinis medis atau berobat ke ketersediaan ruang konseling
fasilitas pelayanan kesehatan (p=0,951).
yaitu sebesar 37,9%, selanjutnya
adalah mengikuti penyuluhan SARAN
atau sosialisasi baik yang berada 1. Bagi Puskesmas Bandarharjo
di sekolah maupun lingkungan a. Memaksimalkan sosialisasi
rumah (28,4%) dan konselor mengenai layanan PKPR agar
sebaya sebesar 3,2%. remaja mengetahui tentang
2. 64,2% responden memiliki keberadaan PKPR, meliputi
pengetahuan dengan kategori jenis kegiatan, sasaran dan
baik mengenai PKPR, 55,8% cara mengakses layanan
responden memiliki sikap dengan PKPR
kategori baik mengenai PKPR, b. Memberikan materi mengenai
68,4% responden memiliki pencegahan NAPZA dan
dukungan keluarga dengan kesehatan reproduksi remaja
kategori baik terhadap PKPR, yang meliputi perilaku seksual

427
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

remaja, masalah yang timbul 2. Batubara, Jose RL. Adolescent


pada remaja, dan cara Development (Perkembangan
menghadapi masalah remaja Remaja). Vol. 12, No. 1, Juni
secara menyenangkan agar 2010. Available at :
remaja tidak bosan dan dapat https://www.saripediatri.org/inde
menerima materi dengan baik. x.php/sari-
c. Mengadakan pelatihan pediatri/article/viewFile/540/476.
konselor sebaya agar remaja 3. Ningsih, R., Jumiatun.
dapat membantu dalam Hubungan Pengetahuan dan
penyelesaian masalah yang Sikap dengan Perilaku Seks
dimiliki oleh teman sebayanya Pranikah Remaja Pada Siswa
yang tidak dapat menceritakan Kelas XI SMK Bhakti Persada
masalah kesehatannya ke Kendal. Jurnal Ilmiah Kesehatan
orang lain. Akbid Uniska Kendal. Edisi ke-1
d. Bekerjasama dengan karang Tahun 2012.
taruna atau organisasi remaja 4. PILAR PKBI Jateng. Data
di setiap kelurahan yang ada di Konseling KTD 2015.
wilayah kerja Puskesmas Semarang: Divisi Layanan
Bandarharjo untuk PILAR. 2015.
mengoptimalkan fungsi dan 5. Muthmainnah. Analisis
peran PKPR. Stakeholder Remaja Terhadap
2. Bagi Remaja di Wilayah Kerja Implementasi Program
Puskesmas Bandarharjo Pelayanan Kesehatan Peduli
a. Mengikuti pelatihan konselor Remaja (PKPR) di Kota
sebaya jika diadakan oleh Semarang. 2013;I:170-183.
pihak puskesmas untuk 6. Fadhlina D. Pelaksanaan PKPR
membantu sosialisasi PKPR 2012. Available at:
dan membantu temannya yang http://pkpr.datainformasi.net/beri
sedang mengalami masalah. ta-101-pelaksanaan-pelayanan-
Karena jika memiliki konselor kesehatan-peduli-remaja-pkpr.
yang sebaya dengan dirinya, 7. Anggraeni, S. Analisis Faktor-
remaja menjadi tidak sungkan Faktor yang Berpengaruh
untuk melakukan konseling. Terhadap Pemanfaatan PKPR
Selain itu remaja akan merasa di Wilayah Puskesmas
lebih nyaman jika melakukan Kabupaten Tanah Laut
konseling dengan temannya Kalimantan Selatan. 2012.
sendiri. Available at :
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan http://eprints.undip.ac.id/39771/.
yang dilaksanakan oleh PKPR, 8. Savitri, H. Hubungan Beberapa
baik itu penyuluhan/sosialisasi Faktor dengan Praktik
maupun kegiatan lain yang Pemanfaatan Pelayanan Peduli
berhubungan dengan Remaja (PKPR) Oleh Remaja di
kesehatan remaja. Wilayah Kerja Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang
DAFTAR PUSTAKA Triwulan I Tahun 2015. 2015.
1. Infodatin Kemenkes RI. Situasi Available at :
Kesehatan Reproduksi Remaja. http://eprints.undip.ac.id/39771/.
Jakarta : Pusat Data dan 9. Direktorat Kesehatan Keluarga
Informasi Kementrian Depkes RI. Materi Pelatihan
Kesehatan RI. 2015. Pelayanan Kesehatan

428
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Reproduksi Remaja Bagi Jayapura. Jayapura: Universitas


Petugas Kesehatan (Pegangan Cenderawasih. 2017
Bagi Pelatih). Jakarta. 2003. 20. Ruwayda dan Nurmisih. Faktor-
10. Depkes RI. Pedoman Faktor yang Berhubungan
Pelayanan Kesehatan Peduli dengan Pemanfaatan
Remaja. Jakarta. 2005. Pelayanan Kesehatan
11. Notoatmodjo, S. Pendidikan Reproduksi oleh Remaja di
Dan Perilaku Kesehatan. SMPN 19 Wilayah Kerja
Jakarta: Rineka Cipta; 2003. Puskesmas Aur Duri Kota
12. Green, L. Health Education Jambi. Jambi: Poltekkes
Planning A Diagnostic Kemenkes Jambi. 2017.
Approach. In : The John
Hopkins University, ed. The
Univer. Baltimore : Research
Series 25. 1997.
13. Desain dan Ukuran Sampel
Untuk Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif di Bidang Kesehatan.
Jakarta: Gajah Mada University
Press;2006.
14. Nugroho, S. Dasar-Dasar
Metode Statistika. Jakarta:
Grasindo; 2007.
15. Nasution, R. Teknik Sampling.
2003: 1-7.
16. Arsani, A, dkk. Peranan
Program PKPR (Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja)
terhadap Kesehatan Reproduksi
Remaja di Kecamatan Buleleng.
Ilmu Olahraga dan Kesehatan.
Bali: Universitas Pendidikan
Ganesha. 2013.
17. Hurlock, E.B. Developmental
Psychology. Jakarta: Erlangga.
2004
18. Reymon, F. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan
Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) oleh Siswa-Siswi di
SMA N1 Kaula Lahang
Kabupaten Indragiri Hilir.
Indragiri Hilir: Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai.
2016.
19. Kristina, Y. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Remaja di Kota

429

You might also like