Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)

https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP)


Journal of Archive in Civil Engineering and Planning
E-ISSN: 2615-1340; P-ISSN: 2620-7567

Journal homepage: http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JARSP/index

Identifikasi Faktor Kinerja Kontraktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap


Kepuasan Stakeholders Di Dinas Cipta Karya Aceh

Mohammad R. Khadafya,*, Muttaqin Muttaqinb, Anita Rauzanac


a
Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
b,c
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
*Corresponding author, email address: mr.khadafy@gmail.com
ARTICLE INFO ABSTRACT
Article History: In the midst of increasingly fierce competition in the world of today's
Recieved 12 July 2018 construction business, every construction company is required to be able to
Recieved in revised form 14 September 2018 demonstrate the quality of its service so that it can excel in competition. As
Accepted 20 September 2018 a company engaged in services/selling services, construction companies
must have knowledge of the dimensions of service quality. There are five
factors from the dimensions of service quality, namely tangible, reliability,
responsiveness, assurance and empathy. If the performance can meet their
Keywords: expectations, the stakeholders will be satisfied and vice versa. This study
Quality aims to identify contractor performance factors that most influence
Services stakeholder satisfaction in the Aceh Human Settlements Agency. This study
Performance used mixed methods, combining qualitative and quantitative approaches
Satisfaction
through questionnaires. The respondents are the stakeholders of the project
Stakeholders
Reliability
stakeholders at Aceh Human Settlements Agency in 2016, which consists
of the Budget User, Proxy of Budget User, Technical Officer (PPTK) and
Technical Officer Assistant, which in total amounted to 32 respondents.
Data processing methods use validity and reliability tests, while descriptive
statistical analysis uses SPSS version 22 software. The results of the study
showed that the contractor's performance factors that had the most
influence on stakeholder satisfaction in the Aceh Human Settlements
Agency were reliability factors with a mean value of 3.714, while the least
influential factors were physical evidence factors with a mean value of
3.332
©2019 Magister Teknik Sipil Unsyiah. All rights reserved

1. PENDAHULUAN
Di tengah semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis konstruksi dewasa ini, setiap perusahaan
konstruksi dituntut agar mampu menunjukkan kualitas pelayanannya sehingga bisa unggul dalam
persaingan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa/menjual jasa, perusahaan konstruksi harus
memiliki pengetahuan tentang dimensi-dimensi dari sebuah kualitas pelayanan. Terdapat lima faktor dari
dimensi kualitas pelayanan, yaitu bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), ketanggapan
(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) (Tjiptono, 2004).
Dalam pelayanannya, kinerja perusahaan kontraktor dihadapkan pada permasalahan yang
berhubungan dengan tingkat kepuasan stakeholders. Bila kinerja kontraktor dapat memenuhi harapan maka
stakeholders akan puas dan demikian pula sebaliknya. Harapan stakeholders atas kinerja kontraktor adalah
proyek diselesaikan secara tepat waktu dan tepat mutu. Namun kenyataannya pada November 2014
mayoritas proyek konstruksi yang pendanaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh
(APBA) Tahun Anggaran 2014 berstatus kontrak kritis karena realisasi fisiknya masih ada yang 20%,
sementara sisa masa kerja saat itu hanya sebulan lagi. Proyek yang berkategori kritis tersebut paling banyak
berada di Dinas Cipta Karya Aceh dan Dinas Bina Marga Aceh di mana realisasi fisik proyeknya masih di
bawah 60% (Serambinews, 2014). Pada pertengahan Desember 2015, di kedua dinas tersebut masih juga

268
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

terdapat proyek-proyek yang realisasi fisiknya di bawah 75% (Serambinews, 2015). Sehubungan dengan
permasalahan tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk menganalisis pengaruh kinerja kontraktor
terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh.

2. KAJIAN PUSTAKA
Proyek Konstruksi
Suatu rangkaian kegiatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan
rutin adalah rangkaian kegiatan terus menerus yang berulang dan berlangsung lama. Sedangkan kegiatan proyek
adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu
yang pendek. Oleh karena itu, suatu kegiatan proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan yang jelas serta hasil
kegiatan yang bersifat unik (Sahid, 2017). Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan
(Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017).

Kontraktor
Kontraktor didefinisikan sebagai penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli, profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi, yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya
dan terikat kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi.
Perusahaan kontraktor memiliki kegiatan utama yang terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Pemasaran, proses kegiatan untuk mendapatkan kontrak pelaksanaan pekerjaan konstruksi (proyek)
dari pengguna jasa.
2. Pelaksanaan proyek, proses operasional lapangan sampai menjadi suatu bangunan yang siap untuk
digunakan.
3. Penyerahan proyek, proses penyerahan hasil pekerjaan konstruksi yang telah diselesaikan sesuai
kontrak kepada pengguna jasa.

Sedangkan kegiatan penunjang (supporting activities) sebuah perusahaan kontraktor meliputi:


1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
2. Manajemen keuangan.
3. Manajemen mutu (PT Pembangunan Perumahan (Persero), 2003).

Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau
pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk. Dimensi
kualitas pelayanan terdapat 5 faktor yaitu sebagai berikut:
1. Bukti fisik (tangibles), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal;
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan organisasi untuk memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan tepercaya;
3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas;
4. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan; dan
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen (Tjiptono, 2004).

Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapan (Kotler, 1997).

269
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

Faktor-Faktor Kinerja Kontraktor


Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Adapun faktor-
faktor kinerja kontraktor dari beberapa sumber, sebagaimana dirangkum pada Tabel 1.

Tabel 1. Faktor-faktor kinerja kontraktor (1/2)


No. Faktor Indikator
1 Bukti fisik Peralatan dan perlengkapan pelaksanaan proyek memadai dan baik*
(tangibles) Jumlah tenaga kerja yang memadai dalam pelaksanaan proyek*
Kontraktor menyiapkan kantor sementara (direksi keet) di lokasi proyek*
Kebersihan di lapangan selama masa konstruksi.**
2 Keandalan Kualitas bangunan sesuai spesifikasi teknis**
(reliability) Keberadaan kontraktor siap setiap saat diperlukan pada waktu kegiatan
proyek dilaksanakan*
Kontraktor menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100%
setelah SPK dikeluarkan*
Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa*
3 Ketanggapan Kontraktor cepat tanggap atas keluhan dan masalah dari pengguna jasa*
(responsiveness) Kontraktor membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian,
mingguan, dan bulanan*
Kontraktor membuat as build drawing setelah pekerjaan selesai
seluruhnya dan sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan*
Kecepatan menangani masalah (biaya, mutu, waktu, konflik, dan
sebagainya) yang terjadi di lapangan**
Kecepatan dalam merespons permintaan pemilik proyek**
4 Jaminan Kontraktor memiliki pengetahuan yang luas untuk memberikan
(assurance) penjelasan/jawaban yang tepat atas pertanyaan pengguna jasa*
Kontraktor menyediakan alat K3 seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat*
Kontraktor menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselesaikannya sesuai ketetapan yang berlaku*
Kontraktor melaksanakan pemeliharaan bangunan setelah selesai
dibangun selama masa pemeliharaan berlangsung*
Pengawasan dan pengendalian proyek dilakukan secara
teratur/terjadwal**
Menerapkan sistem manajemen mutu selama masa konstruksi**
5 Empati Kesabaran kontraktor dalam menerima keluhan pengguna jasa*
(empathy) Kontraktor mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi*
Kemudahan pengguna jasa meminta bantuan kepada kontraktor*
Kontraktor mempelajari terlebih dahulu gambar-gambar sebelum
melaksanakan pekerjaan dan apabila terdapat kesalahan/kekeliruan dan
kekurangan harus memberi tahu kepada Perencana Proyek dan Owner*
Kontraktor meneliti keadaan setempat di lokasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan sehingga sudah memperhitungkan semua konsekuensinya
sehubungan dengan pekerjaan konstruksi*
Sumber:
* Wijanarko (2012)
** Khasani (2013)

270
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

3. METODE PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari menentukan populasi, menentukan variabel penelitian,
penyusunan kuesioner, penyebaran kuesioner, pengolahan data, dan analisa data. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.

Menentukan Populasi
Populasi dimaksudkan pada stakeholders proyek di Dinas Cipta Karya Aceh tahun 2016. Berdasarkan
data dari Dinas Cipta Karya Aceh jumlah Pengguna Anggaran (PA) sejumlah 1 responden, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) sejumlah 1 responden, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejumlah
10 responden, dan Pembantu PPTK sejumlah 20 responden. Jumlah populasi seluruhnya adalah
32 responden. Dikarenakan jumlah populasi/responden lebih kecil dari 100 responden, maka penelitian ini
menggunakan penelitian populasi, tanpa penarikan sampel, seperti yang dinyatakan oleh Arikunto (2006).
Proporsi populasi stakeholders sebagaimana terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Proporsi Populasi
Stakeholders Proyek di Dinas Cipta Karya
No. Populasi
Aceh
1 Pengguna Anggaran (PA) 1
2 KPA 1
3 PPTK 10
4 Pembantu PPTK 20
Jumlah Populasi 32

Identifikasi Faktor-Faktor Kinerja Kontraktor


Identifikasi faktor-faktor kinerja kontraktor ini dilakukan melalui studi kepustakaan. Berdasarkan
studi kepustakaan pada penelitian terdahulu, faktor-faktor kinerja kontraktor terdapat 5 faktor, yaitu faktor
bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), dan
faktor empati (empathy). Faktor-faktor kinerja kontraktor ini selanjutnya digunakan pada kuesioner, guna
untuk dikaji dalam lingkup Dinas Cipta Karya Aceh. Dalam penyusunan kuesioner, peneliti juga ikut
menambahkan beberapa indikator lainnya yang bersumber dari pendapat para pakar ke dalam faktor-faktor
kinerja kontraktor sebagaimana terdapat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tambahan indikator pada faktor-faktor kinerja kontraktor


No. Faktor Indikator Tambahan
1 Bukti fisik Kontraktor berpenampilan rapi dan meyakinkan.
(tangibles) Petugas lapangan mengenakan seragam (uniform) di lokasi proyek.
Memiliki kantor tetap/permanen.
Menyediakan bedeng/barak di lokasi atau fasilitas antar jemput untuk
pekerja.
2 Keandalan Kontraktor memiliki peralatan sendiri (bukan sewa).
(reliability) Kontraktor melakukan upaya-upaya untuk mempercepat penyelesaian
pekerjaan, misalnya bekerja lembur meskipun belum termasuk kategori
kontrak kritis.
Kontraktor merupakan perusahaan yang bonafide.
3 Jaminan Kontraktor mengasuransikan para pekerjanya.
(assurance) Kontraktor membayar upah pekerja di atas standar rata-rata.
Kontraktor memiliki pengetahuan yang memadai tentang aturan pengadaan
barang/jasa pemerintah.
4 Empati Kontraktor melakukan pendekatan dengan masyarakat/lingkungan sekitar
(empathy) proyek.
Kontraktor sering berkomunikasi/berkonsultasi.

Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabel bebas adalah faktor-faktor kinerja kontraktor, sedangkan variabel terikat adalah kepuasan
271
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

stakeholders. Variabel-variabel dimaksud sebagaimana terdapat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Variabel penelitian

Penyusunan Kuesioner
Kuesioner untuk penelitian ini, adalah berjenis kuesioner yang tertutup. Responden memilih jawaban
dari list jawaban yang tersedia dengan cara memberikan checklist (√). Kuesioner penelitian ini terdiri atas
3 (tiga) bagian, yang mana dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bagian A
Kuesioner bagian A menanyakan tentang karakteristik responden, mulai dari jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, jabatan teknis, dan pengalaman jabatan teknis.
2. Bagian B
Kuesioner bagian B menanyakan tentang faktor-faktor kinerja kontraktor sebagai variabel bebas.
Pengukuran jawabannya menggunakan skala Likert, di mana jawaban dari responden diinterpretasikan
dengan pemberian skor, sebagaimana terdapat dalam Tabel 4.

Tabel 4. Kategori jawaban variabel bebas


No. Kualifikasi Skor
1 Tidak Berpengaruh (TB) 1
2 Berpengaruh Rendah (BR) 2
3 Berpengaruh (B) 3
4 Sangat Berpengaruh (SB) 4
5 Berpengaruh Mutlak (BM) 5

3. Bagian C
Kuisioner bagian C menanyakan tentang kepuasan stakeholders sebagai variabel terikat. Pengukuran
jawabannya menggunakan skala Likert, di mana jawaban dari responden diinterpretasikan dengan
pemberian skor, sebagaimana terdapat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Kategori jawaban variabel terikat


No. Kualifikasi Skor
Bersedia Sangat Rendah
1 1
(BSR)
2 Bersedia Rendah (BR) 2
3 Bersedia Sedang (BS) 3
4 Bersedia (B) 4
5 Sangat Bersedia (SB) 5

Penyebaran Kuesioner
Setelah penyusunan kuesioner, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyebaran kuesioner.
Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh persepsi responden mengenai faktor-faktor kinerja
kontraktor dan kepuasan stakeholders. Langkah penyebaran kuesioner ini adalah menyiapkan kuesioner
sebanyak 32 eksemplar untuk ditujukan kepada stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh. Kemudian

272
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

mencari waktu yang tepat untuk menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner yang telah diisi oleh
responden selanjutnya dikumpulkan kembali.

Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Pengolahan data
dilakukan dengan bantuan software bernama Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Uji
validitas dan uji reliabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Uji validitas, dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tidak validnya sebuah pernyataan dalam
kuesioner berdasarkan data isian yang diterima dari responden.
2. Uji reliabilitas, dimaksudkan untuk mengetahui variabel yang ada pada kuesioner dapat dipercaya
(reliable) atau tidak, berdasarkan data isian yang diterima dari responden.

Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui analisis statistik deskriptif dengan menggunakan bantuan software
SPSS versi 22. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden, dan
untuk menuturkan pemecahan masalah yaitu faktor kinerja kontraktor apa yang paling berpengaruh
terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan menggunakan software SPSS yang hasilnya semua item
pertanyaan pada kuesioner mempunyai nilai Rhitung > Rtabel. Oleh karena itu uji validitas yang dilakukan pada
semua pertanyaan adalah semuanya valid, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Hasil uji
reliabilitas adalah semua variabel pada kuesioner mempunyai Cronbach Alpha > 0,6. Oleh karena itu uji
reliabilitas yang dilakukan pada semua variabel adalah semuanya reliable, sehingga dapat dilanjutkan pada
analisa data.

Tingkat Pengaruh Faktor-Faktor Kinerja Kontraktor di Dinas Cipta Karya Aceh


Variabel yang paling mempengaruhi kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh, telah
diidentifikasi melalui statistik deskriptif. Variabel yang paling berpengaruh ini ditetapkan pada salah satu
variabel yang mempunyai mean tertinggi. Dalam hal ini mean dari masing-masing variabel, sebagaimana
terdapat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Mean faktor-faktor kinerja kontraktor yang berpengaruh terhadap kepuasan stakeholders di
Dinas Cipta Karya Aceh
No. Variabel Mean Peringkat
1 Faktor bukti fisik (X1) 3,332 5
2 Faktor keandalan (X2) 3,714 1
3 Faktor ketanggapan (X3) 3,563 2
4 Faktor jaminan (X4) 3,500 4
5 Faktor empati (X5) 3,531 3

Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa dari 5 faktor kinerja kontraktor, yang memiliki mean tertinggi
terdapat pada faktor keandalan yaitu sebesar 3,714. Oleh karena itu dari persepsi stakeholders, faktor
kinerja kontraktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh
adalah faktor keandalan.

Faktor keandalan merupakan kemampuan perusahaan kontraktor untuk memberikan pelayanan


sesuai yang dijanjikan dalam dokumen kontrak secara akurat dan tepercaya. Faktor keandalan sebagai
faktor kinerja kontraktor dominan, merupakan hasil implementasi dari seluruh indikatornya. Kinerja
kontraktor adalah hasil dari seluruh pemberian kualitas pelayanannya kepada stakeholders. Implementasi
kualitas pelayanan pada faktor keandalan adalah sebagai berikut.

273
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

1. Kualitas bangunan sesuai spesifikasi teknis


Kualitas bangunan yang dihasilkan pada suatu proyek, haruslah sesuai dengan spesifikasi teknis
yang tertuang dalam dokumen kontrak. Semua ketentuan dalam kontrak harus dilaksanakan dengan
mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam kontrak maupun peraturan lainnya
yang berlaku. Dalam pemberian pelayanannya, bila pihak kontraktor dapat memenuhi kualitas
bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis, maka kepuasan stakeholders akan meningkat.

2. Kontraktor memiliki peralatan sendiri (bukan sewa)


Setiap proyek tentu memerlukan peralatan yang akan dapat membantu dalam efektivitas di setiap
pekerjaan. Kontraktor yang memiliki peralatan sendiri, akan mempunyai efisiensi waktu konstruksi
dan biaya operasional. Salah satu faktor yang membuat pelaksanaan konstruksi berjalan lamban adalah
adanya proses tunggu atau giliran dalam proses penyewaan peralatan. Dalam pemberian pelayanannya,
bila pihak kontraktor memiliki peralatan sendiri, maka kepuasan stakeholders akan meningkat.

3. Kontraktor melakukan upaya-upaya untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan, misalnya bekerja


lembur meskipun belum termasuk kategori kontrak kritis
Menerapkan jam lembur untuk mempercepat penyelesaian proyek adalah strategi paling tepat
dalam mengantisipasi keterlambatan proyek konstruksi. Dalam hal ini meskipun proyek belum
termasuk kategori kritis, namun upaya percepatan akan efektif bila diterapkan untuk kegiatan kritis
saja. Hal ini dikarenakan pekerjaan kritis sangat peka terhadap keterlambatan, yang bila terjadi 1 hari
keterlambatan maka akan mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan. Keberadaan kegiatan
kritis di dalam proyek dapat diketahui melalui penggunaan jaringan kerja (network planning) baik
menggunakan sistem Critical Path Method (CPM) ataupun Precedence Diagram Method (PDM).
Dalam pemberian pelayanannya, bila pihak kontraktor melakukan upaya-upaya percepatan meskipun
belum termasuk kategori kontrak kritis, maka kepuasan stakeholders akan meningkat.

4. Kontraktor merupakan perusahaan yang bonafide


Stakeholders akan merasa lebih puas jika proyek yang ditanganinya dikerjakan oleh perusahaan
yang bonafide. Kepuasan ini bisa diperoleh terutama karena stakeholders tidak perlu merasa terlalu
khawatir proyeknya akan berjalan di luar “koridor” yang telah ditetapkan. Selain itu, perusahaan yang
telah memiliki reputasi dan nama baik tentu tidak akan sembarangan dalam mengerjakan sebuah
proyek karena image dan nama baik perusahaan yang akan menjadi taruhannya jika proyek gagal
diselesaikan atau dapat diselesaikan tapi tidak memuaskan.

5. Keberadaan kontraktor siap setiap saat diperlukan pada waktu kegiatan proyek dilaksanakan
Keberadaan kontraktor yang siap di setiap saat diperlukan, memudahkan dalam melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek, sehingga mempercepat dalam
pengambilan keputusan seperti pergantian material, perubahan desain, mengurangi atau menambah
lingkup pekerjaan, pekerjaan harus dilemburkan atau lain sebagainya. Dalam pemberian
pelayanannya, bila pihak kontraktor siap setiap saat diperlukan, maka kepuasan stakeholders akan
meningkat.

6. Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak merupakan kewajiban dari pihak
kontraktor. Pihak kontraktor harus memenuhi pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada dalam dokumen
kontrak. Dalam pemberian pelayanannya, bila pihak kontraktor melaksanakan pekerjaan seperti yang
ditetapkan oleh pengguna jasa sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak, maka kepuasan
stakeholders akan meningkat.

7. Kontraktor menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100% setelah Surat Perintah Kerja (SPK)
dikeluarkan
Kontraktor menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100% merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan proyek. Keberhasilan proyek tidak mudah untuk dicapai, karena banyaknya
kepentingan yang terlibat di dalamnya. Kepentingan-kepentingan yang terlibat di dalam sebuah proyek

274
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464

di antaranya adalah kepentingan pemilik proyek untuk bisa mendapatkan hasil yang sepadan dengan
nilai investasi yang dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek. Hal ini juga tentu saja meliputi faktor
ketepatan waktu penyelesaian proyek. Dari sisi pelaksana proyek, tentu saja ingin mendapatkan profit
sebagai hasil dari pengerjaan proyek. Untuk mendapatkan profit yang sepadan, pelaksana proyek harus
bisa mengkoordinir semua sumber daya yang terlibat dalam proyek agar bisa berperan secara efektif
sehingga sehingga ekspektasi pemilik proyek bisa dipenuhi, baik itu ekspektasi dari sisi kualitas, waktu
pengerjaan dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dalam pemberian pelayanannya, bila pihak kontraktor
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100% setelah SPK dikeluarkan, maka kepuasan
stakeholders akan meningkat.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Faktor kinerja kontraktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta
Karya Aceh adalah faktor keandalan dengan nilai mean sebesar 3,714.
2. Faktor kinerja kontraktor yang paling kurang berpengaruh terhadap kepuasan stakeholders di
Dinas Cipta Karya Aceh adalah faktor bukti fisik dengan nilai mean sebesar 3,332.

Saran
1. Disarankan kepada pihak kontraktor, untuk dapat mengimplementasikan seluruh faktor-faktor kinerja
kontraktor dalam pelaksanaan proyek konstruksi agar kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh
semakin meningkat.
2. Disarankan kepada pihak kontraktor, untuk menaruh perhatian lebih pada faktor keandalan yang sangat
mempengaruhi kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh.
3. Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat mengevaluasi faktor-faktor kinerja kontraktor terhadap
kepuasan stakeholders pada Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang lain, agar tingkat kepuasan pada
masing-masing SKPA dapat diketahui dan menjadi masukan kontraktor dalam upaya meningkatkan
kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, http://aceh.tribunnews.com/2014/11/11/bertahun-tahun-proyek-terlambat-siapa-salah.
Anonim, 2015, http://aceh.tribunnews.com/2015/12/15/daya-serap-apba-baru-77-persen.
Kotler, P 1997, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Mangkunegara, AP 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Republik Indonesia, 2017, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
Jakarta..
Sahid, MN 2017, Teknik Pelaksanaan Kontruksi Bangunan, Muhammadiyah University Press, Surakarta.

275

You might also like