Professional Documents
Culture Documents
Identifikasi Faktor Kinerja Kontraktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Kepuasan Stakeholders Di Dinas Cipta Karya Aceh
Identifikasi Faktor Kinerja Kontraktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Kepuasan Stakeholders Di Dinas Cipta Karya Aceh
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
1. PENDAHULUAN
Di tengah semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis konstruksi dewasa ini, setiap perusahaan
konstruksi dituntut agar mampu menunjukkan kualitas pelayanannya sehingga bisa unggul dalam
persaingan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa/menjual jasa, perusahaan konstruksi harus
memiliki pengetahuan tentang dimensi-dimensi dari sebuah kualitas pelayanan. Terdapat lima faktor dari
dimensi kualitas pelayanan, yaitu bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), ketanggapan
(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) (Tjiptono, 2004).
Dalam pelayanannya, kinerja perusahaan kontraktor dihadapkan pada permasalahan yang
berhubungan dengan tingkat kepuasan stakeholders. Bila kinerja kontraktor dapat memenuhi harapan maka
stakeholders akan puas dan demikian pula sebaliknya. Harapan stakeholders atas kinerja kontraktor adalah
proyek diselesaikan secara tepat waktu dan tepat mutu. Namun kenyataannya pada November 2014
mayoritas proyek konstruksi yang pendanaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Aceh
(APBA) Tahun Anggaran 2014 berstatus kontrak kritis karena realisasi fisiknya masih ada yang 20%,
sementara sisa masa kerja saat itu hanya sebulan lagi. Proyek yang berkategori kritis tersebut paling banyak
berada di Dinas Cipta Karya Aceh dan Dinas Bina Marga Aceh di mana realisasi fisik proyeknya masih di
bawah 60% (Serambinews, 2014). Pada pertengahan Desember 2015, di kedua dinas tersebut masih juga
268
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
terdapat proyek-proyek yang realisasi fisiknya di bawah 75% (Serambinews, 2015). Sehubungan dengan
permasalahan tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk menganalisis pengaruh kinerja kontraktor
terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh.
2. KAJIAN PUSTAKA
Proyek Konstruksi
Suatu rangkaian kegiatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kegiatan rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan
rutin adalah rangkaian kegiatan terus menerus yang berulang dan berlangsung lama. Sedangkan kegiatan proyek
adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu
yang pendek. Oleh karena itu, suatu kegiatan proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan yang jelas serta hasil
kegiatan yang bersifat unik (Sahid, 2017). Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan
(Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017).
Kontraktor
Kontraktor didefinisikan sebagai penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli, profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi, yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya
dan terikat kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi.
Perusahaan kontraktor memiliki kegiatan utama yang terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Pemasaran, proses kegiatan untuk mendapatkan kontrak pelaksanaan pekerjaan konstruksi (proyek)
dari pengguna jasa.
2. Pelaksanaan proyek, proses operasional lapangan sampai menjadi suatu bangunan yang siap untuk
digunakan.
3. Penyerahan proyek, proses penyerahan hasil pekerjaan konstruksi yang telah diselesaikan sesuai
kontrak kepada pengguna jasa.
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau
dirasakan sesuai dengan yang diharapkan maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau
pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima
lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk. Dimensi
kualitas pelayanan terdapat 5 faktor yaitu sebagai berikut:
1. Bukti fisik (tangibles), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal;
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan organisasi untuk memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan tepercaya;
3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas;
4. Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan; dan
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen (Tjiptono, 2004).
Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapan (Kotler, 1997).
269
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
270
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
3. METODE PENELITIAN
Langkah-langkah penelitian ini terdiri dari menentukan populasi, menentukan variabel penelitian,
penyusunan kuesioner, penyebaran kuesioner, pengolahan data, dan analisa data. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Menentukan Populasi
Populasi dimaksudkan pada stakeholders proyek di Dinas Cipta Karya Aceh tahun 2016. Berdasarkan
data dari Dinas Cipta Karya Aceh jumlah Pengguna Anggaran (PA) sejumlah 1 responden, Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) sejumlah 1 responden, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) sejumlah
10 responden, dan Pembantu PPTK sejumlah 20 responden. Jumlah populasi seluruhnya adalah
32 responden. Dikarenakan jumlah populasi/responden lebih kecil dari 100 responden, maka penelitian ini
menggunakan penelitian populasi, tanpa penarikan sampel, seperti yang dinyatakan oleh Arikunto (2006).
Proporsi populasi stakeholders sebagaimana terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Proporsi Populasi
Stakeholders Proyek di Dinas Cipta Karya
No. Populasi
Aceh
1 Pengguna Anggaran (PA) 1
2 KPA 1
3 PPTK 10
4 Pembantu PPTK 20
Jumlah Populasi 32
Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
Variabel bebas adalah faktor-faktor kinerja kontraktor, sedangkan variabel terikat adalah kepuasan
271
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
Penyusunan Kuesioner
Kuesioner untuk penelitian ini, adalah berjenis kuesioner yang tertutup. Responden memilih jawaban
dari list jawaban yang tersedia dengan cara memberikan checklist (√). Kuesioner penelitian ini terdiri atas
3 (tiga) bagian, yang mana dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bagian A
Kuesioner bagian A menanyakan tentang karakteristik responden, mulai dari jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, jabatan teknis, dan pengalaman jabatan teknis.
2. Bagian B
Kuesioner bagian B menanyakan tentang faktor-faktor kinerja kontraktor sebagai variabel bebas.
Pengukuran jawabannya menggunakan skala Likert, di mana jawaban dari responden diinterpretasikan
dengan pemberian skor, sebagaimana terdapat dalam Tabel 4.
3. Bagian C
Kuisioner bagian C menanyakan tentang kepuasan stakeholders sebagai variabel terikat. Pengukuran
jawabannya menggunakan skala Likert, di mana jawaban dari responden diinterpretasikan dengan
pemberian skor, sebagaimana terdapat dalam Tabel 5.
Penyebaran Kuesioner
Setelah penyusunan kuesioner, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penyebaran kuesioner.
Penyebaran kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh persepsi responden mengenai faktor-faktor kinerja
kontraktor dan kepuasan stakeholders. Langkah penyebaran kuesioner ini adalah menyiapkan kuesioner
sebanyak 32 eksemplar untuk ditujukan kepada stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh. Kemudian
272
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
mencari waktu yang tepat untuk menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner yang telah diisi oleh
responden selanjutnya dikumpulkan kembali.
Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Pengolahan data
dilakukan dengan bantuan software bernama Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Uji
validitas dan uji reliabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Uji validitas, dimaksudkan untuk mengetahui valid atau tidak validnya sebuah pernyataan dalam
kuesioner berdasarkan data isian yang diterima dari responden.
2. Uji reliabilitas, dimaksudkan untuk mengetahui variabel yang ada pada kuesioner dapat dipercaya
(reliable) atau tidak, berdasarkan data isian yang diterima dari responden.
Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui analisis statistik deskriptif dengan menggunakan bantuan software
SPSS versi 22. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden, dan
untuk menuturkan pemecahan masalah yaitu faktor kinerja kontraktor apa yang paling berpengaruh
terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh.
Tabel 6. Mean faktor-faktor kinerja kontraktor yang berpengaruh terhadap kepuasan stakeholders di
Dinas Cipta Karya Aceh
No. Variabel Mean Peringkat
1 Faktor bukti fisik (X1) 3,332 5
2 Faktor keandalan (X2) 3,714 1
3 Faktor ketanggapan (X3) 3,563 2
4 Faktor jaminan (X4) 3,500 4
5 Faktor empati (X5) 3,531 3
Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa dari 5 faktor kinerja kontraktor, yang memiliki mean tertinggi
terdapat pada faktor keandalan yaitu sebesar 3,714. Oleh karena itu dari persepsi stakeholders, faktor
kinerja kontraktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh
adalah faktor keandalan.
273
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
5. Keberadaan kontraktor siap setiap saat diperlukan pada waktu kegiatan proyek dilaksanakan
Keberadaan kontraktor yang siap di setiap saat diperlukan, memudahkan dalam melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek, sehingga mempercepat dalam
pengambilan keputusan seperti pergantian material, perubahan desain, mengurangi atau menambah
lingkup pekerjaan, pekerjaan harus dilemburkan atau lain sebagainya. Dalam pemberian
pelayanannya, bila pihak kontraktor siap setiap saat diperlukan, maka kepuasan stakeholders akan
meningkat.
6. Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh pengguna jasa
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak merupakan kewajiban dari pihak
kontraktor. Pihak kontraktor harus memenuhi pasal-pasal dan ayat-ayat yang ada dalam dokumen
kontrak. Dalam pemberian pelayanannya, bila pihak kontraktor melaksanakan pekerjaan seperti yang
ditetapkan oleh pengguna jasa sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak, maka kepuasan
stakeholders akan meningkat.
7. Kontraktor menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100% setelah Surat Perintah Kerja (SPK)
dikeluarkan
Kontraktor menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100% merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan proyek. Keberhasilan proyek tidak mudah untuk dicapai, karena banyaknya
kepentingan yang terlibat di dalamnya. Kepentingan-kepentingan yang terlibat di dalam sebuah proyek
274
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 2(3),268-275 (2019)
https;//doi.org/10.24815/jarsp.v2i2.13464
di antaranya adalah kepentingan pemilik proyek untuk bisa mendapatkan hasil yang sepadan dengan
nilai investasi yang dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek. Hal ini juga tentu saja meliputi faktor
ketepatan waktu penyelesaian proyek. Dari sisi pelaksana proyek, tentu saja ingin mendapatkan profit
sebagai hasil dari pengerjaan proyek. Untuk mendapatkan profit yang sepadan, pelaksana proyek harus
bisa mengkoordinir semua sumber daya yang terlibat dalam proyek agar bisa berperan secara efektif
sehingga sehingga ekspektasi pemilik proyek bisa dipenuhi, baik itu ekspektasi dari sisi kualitas, waktu
pengerjaan dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dalam pemberian pelayanannya, bila pihak kontraktor
menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan selesai 100% setelah SPK dikeluarkan, maka kepuasan
stakeholders akan meningkat.
Saran
1. Disarankan kepada pihak kontraktor, untuk dapat mengimplementasikan seluruh faktor-faktor kinerja
kontraktor dalam pelaksanaan proyek konstruksi agar kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh
semakin meningkat.
2. Disarankan kepada pihak kontraktor, untuk menaruh perhatian lebih pada faktor keandalan yang sangat
mempengaruhi kepuasan stakeholders di Dinas Cipta Karya Aceh.
3. Disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat mengevaluasi faktor-faktor kinerja kontraktor terhadap
kepuasan stakeholders pada Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang lain, agar tingkat kepuasan pada
masing-masing SKPA dapat diketahui dan menjadi masukan kontraktor dalam upaya meningkatkan
kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, http://aceh.tribunnews.com/2014/11/11/bertahun-tahun-proyek-terlambat-siapa-salah.
Anonim, 2015, http://aceh.tribunnews.com/2015/12/15/daya-serap-apba-baru-77-persen.
Kotler, P 1997, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Mangkunegara, AP 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Republik Indonesia, 2017, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
Jakarta..
Sahid, MN 2017, Teknik Pelaksanaan Kontruksi Bangunan, Muhammadiyah University Press, Surakarta.
275