Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019) : Studi kelayakan udang vaname……….

…………… 47

STUDI KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN BUDIDAYA


UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) PADA TAMBAK PLASTIK
DI KABUPATEN KAUR BENGKULU (Studi Kasus pada PT XYZ)
(Feasibility Study and Strategy of Development of Vannamei Shrimp (Litopenaeus
Vannamei) in Plastic Pond in Kaur Bengkulu District (Case Study at PT XYZ)

Bambang Nardiantoa, M. Irfan Affandib dan Ktut Murniatib


a
PT. Primalarvae, Jl. Soekarno Hatta KM 9 No. 125, Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung,
b
Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri
Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
Corresponding author: bambang@primalarvae.com

Naskah diterima : 26 April 2019 Naskah disetujui : 10 Juni 2019

ABSTRACT

PT XYZ plans to expand its business. For this reason, the purpose of this research is to analyze
the feasibility of the planned expansion of vannamei shrimp farming in PT XYZ and formulate a
strategy for developing vannamei shrimp cultivation at PT XYZ. This research was conducted at
PT XYZ, located in Padang Hangat Village, Central Kaur District, Kaur Regency, Bengkulu
Province. The analytical methods used were net present value (NPV), internal rate of return (IRR),
benefit-cost ratio, payback period and SWOT analysis tools implemented by examining internal
and external factors. The conclusion in this study was that the planning of land expansion of
vannamei shrimp farming conducted by PT XYZ was feasible, because it would provide a profit
value of Rp. 134,512,309,054.00 with an IRR value of 12.78 percent and a payback period value
of 1.04 year or for 1 year 14 days. The strategy for developing vannamei shrimp farming was to
carry out production management planning to meet demand on time, amount, and quality; carry
out production management planning by implementing CBIB; increase production volume by
utilizing and optimizing existing land; cooperate with the government to find solution of various
obstacles faced; and collaborate with academics to conduct product research and development.
Key words: Feasibility study, strategy of development, vannamei shrimp

PENDAHULUAN sektor perikanan di Indonesia diarahkan untuk


meningkatkan produksi guna memenuhi
Sektor perikanan Indonesia memiliki prospek
produksi pangan dan kebutuhan industri
yang menjanjikan untuk terus dikembangkan.
pangan serta kebutuhan industri dalam negeri,
Hal ini karena banyaknya permintaan
meningkatkan ekspor, meningkatkan
komoditas perikanan dari konsumen negara
pendapatan dan kesejahteraan petani tambak,
luar, sehingga sangat menjanjikan bagi setiap
memperluas kesempatan kerja dan mendorong
perusahaan dalam mencari keuntungan dan
pemerataan kesempatan berusaha (Lawaputri,
mengembangkan usahanya. Pembangunan
2011).

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 48

Udang merupakan salah satu komoditas menyumbang kontribusi tertinggi untuk


sektor perikanan yang paling diminati dan produksi nasional. Kondisi lingkungan yang
memiliki nilai jual yang tinggi. Udang yang mendukung dan diterapkannya strategi
paling banyak diproduksi untuk diekspor manajemen usaha serta teknologi budidaya
umumnya adalah udang vaname. Direktur yang baik dan benar berdampak pada hasil
Jenderal Pemrosesan serta Pemasaran Hasil produksi usaha budidaya udang vaname yang
Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan serta semakin meningkat. Hal ini menjadikan
Perikanan dalam Surabaya Bisnis (2016) wilayah perairan teluk Lampung sebagai salah
menjelaskan bahwa industri dan ekspor udang satu sentra budidaya udang vaname.
di Indonesia diperkirakan akan semakin Peningkatan produksi memberikan efek
tumbuh seiring dengan meningkatnya ekonomi bagi petambak, sehingga petambak
kebutuhan konsumsi udang di beberapa berupaya untuk mendapatkan keuntungan
negara. Selain kebutuhan konsumsi yang yang sebesar-besarnya. Hal ini berakibat para
meningkat, adanya wabah penyakit udang di petambak mengabaikan prinsip budidaya yang
sebagian negara eksportir udang seperti ramah lingkungan. Menurut Helfinalis (2000),
Vietnam juga mengakibatkan suplai udang padatan tersuspensi (TSS) wilayah perairan
dunia menjadi berkurang. Teluk Lampung sudah melampaui ambang
Produksi udang vaname di Indonesia batas baku mutu kualitas air laut untuk biota
tersebar pada daerah-daerah yang memiliki laut. Hal ini mengindikasikan bahwa secara
perairan pantai. Berdasarkan data KKP (2017) umum wilayah perairan Teluk Lampung sudah
diketahui bahwa sentra produksi udang tercemar.
vaname terletak di Provinsi Lampung, NTB, Kondisi wilayah perairan Teluk Lampung
dan Jawa Timur. Provinsi Lampung yang tidak begitu baik ini membuat petambak
merupakan daerah sentra produksi udang mencari wilayah baru yang memiliki potensi
vanname, namun beberapa tahun terakhir total untuk budidaya udang vaname. Provinsi
produksi udang vaname di Provinsi Lampung Bengkulu merupakan provinsi terdekat dari
mulai mengalami penurunan. Provinsi Lampung yang kondisi perairannya
Produksi udang vaname Lampung tahun masih sangat potensial untuk dilakukan
2015 yang sebesar 42.884,37 ton turun 31,79 pengembangan usaha khususnya usaha
persen dari produksi udang vaname tahun 2014 budidaya tambak udang vaname. Pantai barat
yang sebesar 62.871 ton. Penurunan produksi Provinsi Bengkulu selama ini belum
ini terjadi karena adanya serangan penyakit. dimanfaatkan secara maksimal untuk budidaya
Lingkungan tambak yang semakin buruk udang tambak padahal memiliki potensi yang
menyebabkan udang mengalami stres dan sangat baik.
kondisinya lemah sehingga sangat mudah PT XYZ merupakan salah satu perusahaan
terserang penyakit. yang bergerak di bidang usaha budidaya
Wilayah perairan Teluk Lampung tambak udang vaname yang memanfaatkan
merupakan sentra produksi udang vaname di potensi yang ada di Pantai barat Provinsi
Provinsi Lampung. Hasil produksi di wilayah Bengkulu. PT XYZ merupakan pioneer usaha
perairan Teluk Lampung sejak tahun 1990 budidaya udang vaname dengan konstruksi

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 49

tambak full plastik dengan penerapan Akuakultur (FKPA), dan Kepala Seksi
teknologi ultraviolet dan IPAL (Instalasi Perikanan Budidaya Kabupaten Kaur.
Pengolahan Limbah). Data dalam penelitian ini meliputi data
Lokasi usaha budidaya udang vaname ini primer dan sekunder. Data primer diperoleh
terletak di Desa Padang Hangat, Kecamatan melalui wawancara langsung (indepth
Kaur Tengah, Kabupaten Kaur, Provinsi interview) dan pengisian kuesioner oleh
Bengkulu. Usaha budidaya udang vaname responden. Data sekunder diperoleh melalui
oleh PT XYZ mulai dilakukan pada tahun 2014. pencatatan dari berbagai kepustakaan,
Luas lahan yang dimiliki oleh PT XYZ ini publikasi, instansi atau lembaga yang terkait.
seluas 10,6 Ha dan baru 2,4 Ha (enam petak) Analisis data yang digunakan dalam penelitian
yang dimanfaatkan untuk budidaya udang ini adalah analisis kuantitatif dan analisis
vaname sedangkan sisanya masih belum kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk
dimanfaatkan. mengetahui kelayakan usaha budidaya udang
Tahun 2018, PT XYZ berencana untuk vaname, tingkat sensitivitas terhadap
melakukan pengembangan usaha dengan kelayakan usaha jika terjadi perubahan
menambah luasan lahan tambak yang akan terhadap produktivitas dan kualitas Pantai
dibudidayakan. Untuk itu, tujuan penelitian ini Barat Bengkulu. Analisis kualitatif digunakan
adalah menganalisis kelayakan dari rencana untuk mengetahui strategi usaha budidaya
perluasan usaha budidaya udang vaname di PT udang vaname agar terus berjalan.
XYZ dan memformulasikan strategi Metode analisis yang digunakan untuk
pengembangan budidaya udang vaname di PT menjawab tujuan pertama yaitu net present
XYZ. value (NPV), internal rate of return (IRR),
nisbah manfaat biaya (benefit-cost ratio), dan
METODE PENELITIAN periode kembali modal (payback period).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode studi kasus. Penelitian ini dilakukan Net present value (NPV)
pada PT XYZ yang berlokasi di Desa Padang n
bt  ct
Hangat, Kecamatan Kaur Tengah, Kabupaten
NPV =  1  i 
t 1
t

Kaur, Provinsi Bengkulu. Adapun pemilihan Keterangan :


lokasi dilakukan secara sengaja (purpossive) NPV : net present value
dengan pertimbangan bahwa PT XYZ bt : benefit (penerimaan) bersih tahun t
merupakan pioneer usaha budidaya udang ct : cost (biaya) pada tahun t
vaname dengan kontruksi tambak full plastik i : tingkat bunga
dengan penerapan teknologi ultraviolet dan n : umur ekonomis proyek
IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah).
Penelitian ini melibatkan 5 orang responden Kriteria pengambilan keputusan, jika:
yang terdiri dari Komisaris PT XYZ, Direktur 1) NPV > 0, maka usaha budidaya udang
Operasional PT XYZ, Teknisi Budidaya PT vaname menguntungkan untuk diusahakan
XYZ, Ketua Forum Komunikasi Praktisi

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 50

2) NPV = 0, maka usaha budidaya udang


vaname dalam keadaan titik impas Kriteria pengambilan keputusan, jika:
3) NPV < 0, maka usaha budidaya udang (i) gross B/C > 1, usaha menguntungkan,
vaname tidak menguntungkan untuk tetap (ii) gross B/C =1, maka tercapai break event
diusahakan point, dan
(iii) gross B/C < 1, maka usaha budidaya
Internal rate of return (IRR) udang vaname tidak menguntungkan.
 NPV    
IRR = i - +    
i  i  Net benefit cost ratio (Net B/C)
 NPV  NPV 
n
Keterangan:  net benefit  
i 1
IRR : internal rate of return Net B/C = n
NPV+ : NPV positif
 net benefit 
NPV- : NPV negatif i 1

i+ : tingkat bunga pada NPV positif


-
Hasil perhitungan net B/C digunakan
i : tingkat bunga pada NPV negatif sebagai alat untuk menganalisis
Kriteria pengambilan keputusan, jika: menguntungkan atau tidaknya usaha budidaya
1) IRR > i, maka usaha budidaya udang udang vaname, dengan ketentuan, jika:
vaname menguntungkan untuk diusahakan 1) net B/C > 1, maka usaha budidaya udang
2) IRR = i, maka usaha budidaya udang vaname menguntungkan,
vaname impas 2) net B/C = 1, maka usaha budidaya udang
3) IRR < i, maka usaha budidaya udang vaname mencapai break event point,
vaname tidak menguntungkan untuk 3) net B/C < 1, maka usaha budidaya udang
diusahakan vaname tidak menguntungkan.

Gross benefit cost ratio (gross B/C) Periode kembali modal (Payback period)
Metode ini melihat perbandingan antara nilai Payback period dihitung dengan
tunai penerimaan dengan nilai tunai membandingkan antara total biaya dengan
pengeluaran atau biaya. keuntungan (benefit) dalam satu satuan waktu,
n
Bt  C t diformulasikan sebagai berikut :
 1  i  t
I
Gross B/C = t 1
Pp  0 x 1 tahun
C B
n
Ab
 1  i 
t 1
t
t
t

Keterangan :
Keterangan: Pp : payback period
Gross B/C : net benefit cost ratio I0 : investasi awal
Bt : benefit (penerimaan) tahun t Ab : manfaat yang diperoleh setiap periode
Ct : cost (biaya) pada tahun t Kriteria pengambilan keputusan, jika:
i : tingkat bunga
n : umur ekonomis proyek

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 51

1) Nilai Pp < dari umur ekonomis usaha X = rata-rata perubahan NPV/IRR/Net B/C
budidaya udang vaname, maka proyek ratio/ PP
layak untuk dilaksanakan. Y1 = harga jual /biaya produksi/produksi
2) Nilai Pp > dari umur ekonomis usaha setelah terjadi perubahan
budidaya udang vaname maka proyek tidak Y0 = harga jual /biaya produksi/produksi
layak untuk dilaksanakan. sebelum terjadi perubahan
Y = rata-rata perubahan Harga jual /biaya
Analisis Sensitivitas
produksi/produksi
Analisis sensitivitas dilakukan untuk
mengetahui keuntungan perusahaan apabila Kriteria laju kepekaan :
terjadi perubahan terhadap tingkat 1) Jika laju kepekaan >1, maka hasil usaha
perekonomian, seperti perubahan harga dan atau proyek peka berarti sensitif terhadap
kapasitas produksi. Perubahan yang akan perubahan.
dilakukan dalam analisis sensitivitas usaha 2) Jika laju kepekaan <1, maka hasil usaha
budidaya udang vaname adalah : atau proyek tidak peka berarti tidak sensitif
1) Analisis sensitivitas bila terjadi perubahan terhadap perubahan.
pada produksi, akan dihitung berdasarkan Untuk menjawab tujuan penelitian yang
data lapangan mengenai produksi yang kedua menggunakan alat analisis SWOT
sangat berpengaruh terhadap kelayakan dengan mengkaji faktor-faktor internal dan
usaha budidaya udang vaname. eksternal. Faktor internal dalam hal ini adalah
2) Analisis sensitivitas bila (asumsi) terjadi Strength (kekuatan) dan Weakness
perubahan biaya produksi, akan dihitung (kelemahan). Faktor eksternal terdiri dari
berdasarkan data hasil turun lapangan Opportunity (peluang) dan Threat (ancaman).
mengenai kenaikan biaya produksi yang Analisis SWOT digunakan untuk memperoleh
sangat berpengaruh terhadap kelayakan strategi yang diperlukan, dalam hal ini
usaha budidaya udang vaname. pengkajian tentang upaya-upaya yang dapat
Aspek di atas akan dianalisis secara dijadikan solusi alternatif dalam pengelolaan
kuantitatif dan deskriptif. Rumus yang udang vaname di Pantai Barat Bengkulu.
digunakan untuk mencari laju kepekaan adalah
sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN
X1  X 0 Analisis kelayakan finansial dilakukan
x 100%
X terhadap usaha tambak udang vaname di PT
Laju kepekaan =
Y1  Y0 XYZ. Usaha tambak udang vaname dianggap
x 100%
Y layak untuk diusahakan apabila produksi
Keterangan: udang vanamei dapat memberikan keuntungan.
X1 = NPV/IRR/Net B/C ratio/ PP setelah Keuntungan yang diterima tidak hanya berasal
terjadi perubahan. dari tahun tertentu saja, tetapi dari keseluruhan
X0 = NPV/IRR/Net B/C ratio/ PP sebelum umur ekonomis usaha tambak udang vaname.
terjadi perubahan. Udang vaname diasumsikan memiliki umur

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 52

ekonomis atau umur produktif untuk pada usahatani udang menghasilkan nilai NPV
berproduksi sampai usia 10 tahun. Produksi usahataninya sebesar Rp134.872.649.572.
udang vaname berkisar antara 90 hari hingga Berdasarkan nilai tersebut, diketahui bahwa
100 hari dari awal menembar benur sampai usaha tambak udang vaname merupakan usaha
panen. tambak yang menguntunngkan dan layak
Hasil perhitungan yang didapat akan untuk diusahakan karena nilai NPV yang
dikalikan dengan compounding factor untuk diperoleh lebih besar dari 0 (NPV > 0).
mengetahui nilai manfaat di masa lampau dan Metode IRR merupakan metode untuk
discount factor untuk mengetahui nilai menilai suatu usaha dilihat dari besarnya suku
manfaat di masa depan yang dapat mengetahui bunga yang akan membuat NPV = 0. Hal ini
usaha tersebut layak atau tidak. Tingkat suku berarti pada tingkat suku bunga tersebut nilai
bunga yang digunakan adalah tingkat suku bersih dari penerimaan usaha tambak udang
bunga untuk skala usaha kecil dan menengah vaname sama dengan besar biaya yang
lembaga keuangan Bank Rakyat Indonesia dikeluarkan. Nilai IRR yang diperoleh untuk
(BRI) sebesar 9,75 %. usaha tambak udang vaname yakni sebesar
Analisis kelayakan finansial dilakukan 12,78 %. Hal ini berarti usaha tambak udang
untuk melihat apakah usaha tambak udang vaname yang diusahakan layak dan
vaname menguntungkan dan layak menguntungkan untuk dikembangkan, karena
dikembangkan pada masa mendatang. nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari
Perhitungan analisis kelayakan finansial pada tingkat suku bunga yang berlaku saat ini (IRR
penelitian ini didasarkan pada lima metode > 9,75 %).
yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate Nilai Gross B/C yang diperoleh untuk
of Return (IRR), Gross B/C, Net B/C, dan usaha tambak udang vaname lebih besar dari
Payback Periode (PP). Hasil kelayakan satu. Nilai Gross B/C pada usaha tambak
finansial usaha tambak udang vaname di PT udang vaname yang diperoleh sebesar 3,16.
XYZ dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai Gross B/C yaitu 3,16 menunjukkan
bahwa setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan
Tabel 1. Analisis kelayakan finansial usaha
menghasilkan penerimaan sebesar Rp3,16.
tambak udang vaname
Usahatani udang Nilai tersebut lebih dari 1 yang berarti bahwa
Kriteria usaha tambak udang vaname di PT XYZ
Hasil Ket
NPV (Rp) 134.872.649.572 Layak menguntungkan dan layak untuk terus
IRR (%) 12,78 Layak dikembangkan.
Gross B/C 3,16 Layak Metode Net B/C yakni perbandingan antara
Net B/C 197,36 Layak
Present Value dari benefit bersih positif
PP (Tahun) 1,04 Layak
terhadap Present Value benefit bersih negatif.
Hasil perhitungan yang diperoleh pada Tabel
Metode Net Present Value (NPV)
11, nilai Net B/C yang diperoleh sebesar
dilakukan untuk mengetahui selisih antara
197,36. Hal tersebut berarti bahwa setiap
penerimaan usaha dengan total pengeluaran
Rp1,00 biaya bersih yang dikeluarkan pada
selama umur proyek. Perhitungan nilai NPV
usaha tambak positif terhadap Present Value

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 53

benefit bersih negatif. Hasil perhitungan yang sensitivitas usaha tambak udang vanamei
diperoleh pada Tabel 11, nilai Net B/C yang adalah sebagai berikut :
diperoleh sebesar 197,36. Hal tersebut berarti a. Kenaikan biaya produksi pada usaha
bahwa setiap Rp1,00 biaya bersih yang budidaya tambak udang vaname
dikeluarkan pada usaha tambak udang vanamei dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Asumsi
akan menghasilkan penerimaan bersih sebesar peningkatan biaya produksi pada usaha
Rp197,36. Berdasarkan hal tersebut usaha tambak udang vaname didasarkan pada
tambak udang vaname layak dan tingkat inflasi satu tahun terakhir yakni
menguntungkan untuk diusahakan dengan tahun 2017. Rata-rata tingkat inflasi
nilai (Net B/C >1). terbesar tahun 2017 sebesar 4,37%,
Metode Payback Period (PP) dilakukan sehingga penelitian ini diasumsikan
untuk melihat berapa lama usaha yang adanya kenaikan biaya produksi pada
dijalankan dapat mengembalikan modal atau usaha budidaya tambak udang vaname
investasi yang telah dikeluarkan. Hasil sebesar 4,37 persen.
perhitungan yang diperoleh harus diubah b. Usaha tambak udang vaname pada PT
menjadi satuan waktu (tahun) untuk melihat XYZ masih tergolong baru, namun pada
berapa lama waktu yang diperlukan untuk pelaksanaannya produksi udang vaname
mengembalikan modal atau investasi yang mengalami penurunan di tahun ke 2
telah dikeluarkan. produksi yakni pada siklus produksi ke 2
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil (bulan Juni-Agustus 2017) sebesar
perhitungan Payback Period (PP) untuk usaha 60,58%. Oleh sebab itu, penelitian ini
tambak uadang vaname sebesar 1,04. Hal ini diasumsikan adanya penurunan produksi
berarti untuk lamanya masa pengembalian udang vaname sebesar 60,58%.
modal atau investasi pada usaha tambak udang Perhitungan analisis sensitivitas yang
vanamei adalah selama 1 tahun 14 hari. dilakukan berdasarkan adanya perubahan
Perhitungan yang diperoleh menunjukkan terhadap penerimaan, biaya, dan produksi
bahwa masa pengembalian modal atau dalam usaha budidaya udang vaname.
investasi lebih pendek dibandingkan dengan Perubahan tersebut untuk melihat apakah
umur ekonomis usaha tambak udang vaname, usaha tambak udang vaname sensitif terhadap
yakni selama 10 tahun. perubahan yang terjadi. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis usaha tambak udang vaname di PT XYZ dapat
yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dilihat pada Tabel 2. Pada perhitungan analisis
apa yang akan terjadi dengan hasil analisis sensitivitas usaha tambak udang vaname di PT
kelayakan finansial jika terdapat perubahan- XYZ dengan asumsi kenaikan biaya produksi
perubahan pada perhitungan biaya dan tambak udang vaname sebesar 4,37 persen
penerimaan. Perubahan pada analisis berpengaruh terhadap usaha yang dijalankan.

Tabel 2. Analisis sensitivitas usaha tambak udang vaname di PT XYZ

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 54

Laju
Perubahan Sebelum Perubahan Sesudah Perubahan Ket.
Kepekaan

Biaya Produksi naik 4,37 %


Net Present Value (Rp) 134.872.649.572 131.504.285.816 0,01 TS
IRR (%) 12,78 5,49 18,66 S
Gross B/C 3,16 3,03 20,97 S
Net B/C 197,36 75,15 1,00 TS
Payback Period (Tahun) 1,04 1,04 0,00 TS
Penurunan Produksi (60,58 %)
Net Present Value (Rp) 134.872.649.572 6.641.742.985 0,02 TS
IRR (%) 12,78 0,16 2,25 S
Gross B/C 3,16 1,25 2,27 S
Net B/C 197,36 1,40 1,00 TS
Payback Period (Tahun) 1,04 2,65 1,01 S
Keterangan : S = Sensitif
TS = Tidak sensitif

Tabel 2 menunjukkan hasil analisis sensitivitas Strategi Pengembangan Budidaya Udang


kelayakan usaha tambak udang vaname Vaname PT XYZ
diperoleh nilai laju kepekaan IRR dan Gross
B/C adalah lebih besar dari 1 (>1) yakni 18,66 Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan
dan 20,97. Hal ini berarti nilai kepekaan lebih perusahaan yang dilakukan, diketahui apa saja
dari 1, maka usaha tambak udang vaname yang dapat dikelompokkan menjadi faktor
sensitif terhadap kenaikan biaya produksi internal dan eksternal yang terdapat pada usaha
sebesar 4,37 persen. budidaya udang vaname PT XYZ. Hasil
Analisis sensitivitas dengan menguji identifikasi lingkungan internal usaha
kepekaan kelayakan usaha pada penurunan budidaya udang vaname diperoleh 5 faktor
produksi udang vaname sebesar 60,58%. kekuatan dan 5 faktor kelemahan.
Setelah dianalisis diperoleh bahwa penurunan Matrik IFE untuk kekuatan dapat dilihat
produksi udang vaname sebesar 60,58% pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa
sensitif terhadap kelayakan usaha tambak nilai skor yang paling tinggi untuk kekuatan
udang vaname pada nilai IRR, Gross B/C, dan terletak pada ketersediaan benih bermutu
Payback Periode (PP) dengan laju kepekaan tinggi. Benih merupakan faktor produksi yang
yang lebih besar dari 1 yakni 2,25; 2,27; dan sangat penting dalam berusaha tambak. Oleh
1,01. Penurunan produksi udang vaname karena itu, adanya benih dengan kualitas yang
sebesar 60,58 persen berpengaruh pada baik menjadi kekuatan bagi para pelaku usaha
lamanya pengembalian modal usaha budidaya tambak udang untuk terus mengembangkan
udang vaname yakni 2,65 atau 2 tahun 7 bulan usaha budidayanya.
8 hari.

Tabel 3. Matrik IFE untuk kekuatan

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 55

Kekuatan Rating Bobot Skor Rangking


1 Mutu udang yang dihasilkan baik dan kontinuitas
4.000 0.120 0.480 2
produk terjamin
2 Ketersediaan benih bermutu tinggi 4.000 0.121 0.484 1
3 Usaha tambak telah berbadan hukum dan memiliki
3.400 0.113 0.384 3
sertifikat keamanan pangan
4 Kerjasama yang baik antara petambak dengan
3.200 0.099 0.317 4
pemasok, agen, dan pemerintah
5 Ada informasi mengenai perkembangan teknologi
3.000 0.093 0.279 5
dan cara budidaya yang baik
Total Skor 1.944

Matrik IFE diperoleh dari hasil penilaian Hasil penelitian ini sejalan dengan
bobot dan peringkat. Matrik IFE untuk penelitian Oktiandar (2015) di Kabupaten
kelemahan dapat dilihat pada Tabel 4 yang Bireuen yang menyatakan bahwa keterbatasan
menunjukkan bahwa nilai skor yang paling modal bagi pelaku merupakan kelemahan
tinggi untuk kelemahan terletak pada dengan nilai skor yang paling tinggi dalam
keterbatasan modal yang oleh petambak. pengembangan budidaya tambak .

Tabel 4. Matrik IFE untuk kelemahan


Kelemahan Rating Bobot Skor Rangking
1 Penggunaan lahan dan kapasitas produksi belum optimal 2.600 0.102 0.265 2
2 Keterbatasan modal yang dimiliki oleh petambak 2.600 0.103 0.268 1
3 Biaya produksi yang tinggi 2.800 0.090 0.252 3
4 Belum optimalnya pelatihan dan pembinaan untuk
3.000 0.082 0.246 4
pengkatan kualitas SDM
5 Penelitian & pengembangan produk belum optimal.
3.000 0.077 0.231 5
Evaluasi hanya jika gagal panen
Total Skor 1.262

Hasil identifikasi lingkungan eksternal peringkat. Matrik EFE untuk ancaman dapat
usaha budidaya udang vaname diperoleh 5 dilihat pada Tabel 6.
faktor peluang dan 5 faktor ancaman. Matrik Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai skor
EFE untuk peluang diperoleh dari hasil yang paling tinggi untuk peluang terletak pada
penilaian bobot dan peringkat. Matrik EFE harga udang yang cukup stabil. Harga produk
untuk peluang dapat dilihat pada Tabel 5. yang cukup stabil ini dapat menjadi pemacu
Sedangkan matrik EFE untuk ancaman bagi para pelaku usaha budidaya tambak udang
diperoleh dari hasil penilaian bobot dan untuk terus mengembangkan usahanya.

Tabel 5. Matrik EFE untuk peluang


Peluang Rating Bobot Skor Rangking

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 56

1 Pangsa pasar yang besar (baik pasar internasional maupun


4.000 0.113 0.452 2
domestik)
2 Harga udang yang cukup stabil 4.000 0.119 0.476 1
3 Pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan makanan
2.200 0.099 0.218 5
bergizi
4 Kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan budidaya
2.600 0.107 0.278 3
udang vaname
5 Kemajuan teknologi yang memudahkan pelaku usaha mendapatkan
2.400 0.097 0.233 4
informasi pasar
Total Skor 1.659

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai skor tambak udang di Kabupaten Garut yang
yang cukup tinggi untuk ancaman terletak pada menyatakan bahwa menurunnya daya dukung
adanya serangan penyakit dan penurunan daya lingkungan merupakan ancaman yang nilai
dukung lingkungan. skornya cukup tinggi dalam pengembangan
Hal ini sejalan dengan penelitian Maulina, budidaya tambak udang.
dkk (2012) tentang analisis prospek budidaya

Tabel 6. Matrik EFE untuk ancaman


Ancaman Rating Bobot Skor Rangking
Adanya
1 serangan penyakit 4.000 0.114 0.456 1
Penurunan
2 daya dukung lingkungan 3.800 0.114 0.433 2
Persyaratan
3 untuk pinjaman modal usaha budidaya udang
1.800 0.077 0.139 4
vaname semakin sulit
Mulainya
4 perdagangan bebas MEA di tahun 2016 2.000 0.089 0.178 3
Adanya
5 produk substitusi dengan fungsi yang sama (udang
1.600 0.073 0.117 5
galah/udang windu)
Total Skor 1.323

Hasil analisis matriks IFE dan EFE sebesar 2,974. Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa total skor faktor internal tersebut maka posisi perusahaan dapat dilihat
sebesar 3,207 dan total skor faktor eksternal pada Gambar 1.

Total Skor Faktor Strategi Internal


Kuat Rataan Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
I IFE 3,21 II III
Tinggi
3,0
Menengah 4
2,0 IV
Rendah
1,0 EFE 2,97 V VI
Gambar 1. Matriks I-E
Berdasarkan pengelompokkan VII
strategi perusahaan
VIII berada
IXpada kelompok IV dengan
pada Gambar 1, diketahui bahwa posisi posisi strategi pengembangan dan

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 57

pembangunan (growth and build). Usaha vertikal dan faktor strategis eksternal di sisi
budidaya udang vaname yang berada pada horizontal. Berdasarkan Gambar 18, diperoleh
posisi pengembangan dan pembangunan empat tipe strategi pengembangan usaha
berpeluang besar untuk terus dikembangkan. budidaya udang vannamei Matrik SWOT
untuk pengembangan usaha budidaya udang
Matriks SWOT merupakan matriks yang vaname dapat dilihat pada Gambar 2.
menempatkan faktor strategis internal di sisi
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
1. Mutu udang yang dihasilkan baik 1. Penggunaan lahan dan kapasitas
IF dan kontinuitas produk terjamin produksi belum optimal (W1)
(S1) 2. Keterbatasan modal yang dimiliki
E 2. Ketersediaan benih bermutu (S2) oleh petambak (W2) petambak
3. Usaha tambak telah berbadan (W2)
hukum dan memiliki sertifikat 3. Biaya produksi tinggi(W3)
keamanan pangan (S3) 4. Belum optimalnya pelatihan dan
4. Kerjasama yang baik antara pembinaan untuk peningkatan
petambak dengan pemasok, agen, kualitas SDM (W4)
dan pemerintah (S4) 5. Penelitian dan pengembangan
5. Ada informasi mengenai produk belum optimal. Evaluasi
EF
perkembangan teknologi dan cara hanya jika gagal panen (W5)
budidaya yang baik (S5)
E
Peluang (Opportunities) 1. Meningkatkan volume produksi 1. Melakukan perencanaan
1. Pangsa pasar besar (O1) dengan memanfaatkan manajemen produksi untuk
2. Harga udang yang cukup stabil mengoptimalkan lahan yang ada melakukan cara berbudidaya
(O2) (S1, S2, S5, O1, O2, O3, O4) udang yang baik sesuai anjuran
3. Pertumbuhan penduduk dan 2. Mengklasifikasikan tingkatan (W1, W2, W3, O1, O4)
kesadaran masyarakat akan mutu udang vaname sesuai 2. Meningkatkan volume produksi
makanan bergizi (O3) dengan segmen pasar yang akan dengan memberlakukan standar
4. Kebijakan pemerintah yang dituju (S1, S4, O1, O5) mutu produk (W4, (W5, O1, O2,
mendukung pengembangan 3. Melakukan perencanaan O4, O5)
budidaya udang vaname (O4) manajemen produksi yang 3. Bekerjasama untuk mendapatkan
5. Kemajuan teknologi yang terintegrasi untuk memenuhi bantuan permodalan dan kredit
memudahkan pelaku usaha permintaan tepat waktu, jumlah, lunak (W2,W3,O1,O2)
mendapatkan informasi pasar dan mutu (S1,S5,O1,O5)
(O5)
Ancaman (Threats) 1. Bekerjasama dengan pemerintah 1. Bekerjasama dengan pihak ketiga
1. Serangan penyakit (T1) untuk mencari solusi atas untuk mendapatkan tambahan
2. Penurunan daya dukung berbagai kendalan yang dihadapi modal usaha (W1,
lingkungan (T2) (S3,S4,T1,T2,T4) W2, T3)
3. Persyaratan untuk pinjaman 2. Meningkatkan kemampuan dan 2. Menjalin kerjasama untuk
modal usaha budidaya udang keterampilan SDM untuk meningkatkan kualitas SDM
vaname semakin sulit (T3) mengurangi risiko gagal panen (W2, W4, T1, T2, T4)
4. Mulai perdagangan bebas MEA (S4, S5, T1, T2) 3. Bekerjasama dengan pihak
di tahun 2016 (T4) 3. Diferensiasi produk udang yang akademisi untuk melakukan
5. Adanya produk substitusi disesuaikan dengan segmen pasar penelitian dan pengembangan
(udang galah/windu) (T5) yang dituju (S1,S2, S4, T4, T5) produk (W2,W5,T1,T2,T4)
Gambar 2. Matriks SWOT

Untuk mengevaluasi duabelas alternatif diimplementasikan berdasarkan skala prioritas


strategi yang dihasilkan agar dapat digunakan analisis matriks QSP. Berdasarkan

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 58

hasil analisis QSPM, diperoleh prioritas Lima prioritas strategi dalam pengembangan
strategi untuk diimplementasikan dalam usaha budidaya udang vaname dapat dilihat
pengembangan usaha budidaya udang vaname. pada Tabel 8.

Tabel 8. Lima strategi utama menurut QSPM


No Alternatif Strategi Total Skor
1 Melakukan perencanaan manajemen produksi untuk memenuhi permintaan tepat waktu, 5,948
jumlah, dan mutu..
2 Melakukan perencanaan manajemen produksi untuk melakukan CBIB. 5,895
3 Meningkatkan volume produksi dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan lahan yang ada. 5,509
4 Bekerjasama dengan pemerintah untuk mencari solusi atas berbagai kendala yang dihadapi. 5,392
5 Bekerjasama dengan pihak akademisi untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk. 5,340

Prioritas strategi yang dihasilkan dengan Selain itu, strategi yang juga menjadi
skor tertinggi pertama dan kedua berimplikasi prioritas dalam pengembangan budidaya
pada aspek teknis dalam usaha budidaya udang udang vaname di PT XYZ adalah strategi
vaname. Implikasi penerapan strategi jangka panjang yaitu meningkatkan volume
pengembangan usaha budidaya udang vaname produksi dengan mengoptimalkan
di PT XYZ dalam aspek teknis pemanfaatan lahan yang ada. PT XYZ
adalahmelakukan perencanaan manajemen mempunyai lahan seluas 10,6 ha, namun lahan
produksi untuk memenuhi permintaan tepat yang dimanfaatkan untuk budidaya tambak
waktu, jumlah , dan mutu. Strategi ini udang vaname baru seluas 2,4 ha (enam petak
merupakan strategi jangka pendek. Hal yang tambak). Berdasarkan hasil analisis kelayakan
bisa dilakukan oleh perusahaan dalam upaya finansial, apabila PT XYZ melakukan
memenuhi permintaan tepat waktu, jumlah dan perluasan usaha, hal ini layak untuk dijalankan
mutu produk yaitu dengan meningkatkan karena akan memberikan keuntungan sebesar
penerapan CBIB. Produk perikanan yang telah Rp.134.512.309.054,00 dengan nilai IRR
memenuhi sertifikasi CBIB akan dapat dengan sebesar 12,78 persen dan nilai payback period
mudah diekspor. sebesar 1,04 tahun atau selama 1 tahun 14 hari.
Hasil prioritas strategi pada penelitian ini Perusahaan juga perlu untuk melakukan
juga sejalan dengan hasil penelitian Oktiandar strategi jangka pendek lainnya yaitu menjalin
(2015) tentang strategi pengembangan kerjasama baik itu dengan pemerintah ataupun
budidaya tambak di Kabupaten Bireuen, dengan pihak akademisi untuk mengatasi
Provinsi Aceh. Berdasarkan penelitiannya, berbagai permasalahan yang dihadapinya saat
diperoleh hasil bahwa strategi pengembangan ini, seperti :
budidaya tambak yang paling penting 1. Serangan hama dan penyakit udang.
dilakukan adalah strategi SO yaitu melakukan Penanggulangan terhadap hama dan
percontohan penerapan teknologi budidaya penyakit perlu dilakukan secara serius.
tambak intensif yang sesuai dengan CBIB. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
penanggulangan hama dan penyakit ini

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 59

diantaranya adalah dengan memperbaiki menjalin kerjasama dengan pihak


kualitas air, pengaturan pakan, pengaturan pemerintah untuk untuk meningkatkan
padat penebaran yang harus disesuaikan kualitas SDM melalui kegiatan pelatihan,
dengan kondisi lahan, memberikan obat penyuluhan dan pembinaan. Selain itu,
yang tepat, mengisolasi daerah yang perusahaan juga dapat menjalin kerjasama
terserang penyakit serta memusnahkan dengan lembaga keuangan dalam hal
udang yang terserang penyakit. pinjaman modal usaha serta menjalin
Perusahaan memiliki keterbatasan kerjasama dengan pihak akademisi untuk
pengetahuan maupun tenaga terampil melakukan kegiatan penelitian dan
sehingga perlu menjalin kerjasama dengan pengembangan terkait usaha budidaya
berbagai pihak untuk menambah udang vaname yang dilakukan.
pengetahuan dan keterampilan dalam Hasil analisis QSPM yang
penanggulangan hama dan penyakit udang. memprioritaskan lima strategi dengan skor
2. Daya dukung lingkungan masih rendah. tertinggi apabila bisa diimplementasikan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan baik maka perusahaan dapat
dengan meningkatkan kualitas sumber melakukan pengembangan usaha budidaya
daya air tambak. Faktor yang udang vaname secara berkelanjutan. Selain itu,
menghambat produksi budidaya udang perusahaan juga dapat bersaing dalam
vaname diantaranya adalah pencemaran perdagangan bebas MEA sehingga mampu
air tambak yang disebabkan oleh banyak bertahan di pasar internasional.
faktor. Peningkatan kualitas sumber daya
air tambak ini dapat dilakukan dengan KESIMPULAN
membersihkan kolam dan melakukan 1. Perencanaan perluasan lahan usaha
penggantian air setelah panen, melakukan budidaya udang vaname yang dilakukan
penanganan limbah yang baik serta oleh PT XYZ layak untuk dijalankan,
menjaga agar tambak tidak terkontaminasi karena akan memberikan keuntungan
limbah dari luar. Untuk itu perusahaan sebesar Rp.134.512.309.054,00 dengan
memerlukan pembinaan agar terus nilai IRR sebesar 12,78 persen dan nilai
konsisten dalam memperhatikan daya payback period sebesar 1,04 tahun atau
dukung lingkungan usaha budidaya udang selama 1 tahun 14 hari.
vaname. 2. Strategi pengembangan usaha budidaya
3. Keterbatasan modal. Terbatasnya modal tambak udang vaname adalah :
yang dimiliki mengakibatkan perusahaan a. Melakukan perencanaan manajemen
mengalami kendala dalam meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan
produksi yang bisa dicapai dengan tepat waktu, jumlah, dan mutu.
perluasan lahan, peningkatan kualitas b. Melakukan perencanaan manajemen
SDM yang dimiliki serta melakukan produksi dengan menerapkan CBIB.
kegiatan penelitian dan pengembangan c. Meningkatkan volume produksi
budidaya udang vaname. Strategi yang dengan memanfaatkan dan
dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan mengoptimalkan lahan yang dimiliki.

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)


Nardianto, Affandi, dan Murniati (2019): Studi kelayakan udang vaname………. …………… 60

d. Bekerjasama dengan pemerintah untuk Lawaputri, A.T. 2011. Analisis Kelayakan


mencari solusi atas berbagai kendala Finansial Usaha Budidaya udang
yang dihadapi. vaname (Litopenaeus vannamei) pada
Tambak Intensif di Kabupaten Takalar.
e. Bekerjasama dengan pihak akademisi
Skripsi. Universitas Hasanuddin.
untuk melakukan penelitian dan Makassar.
pengembangan usaha yang terkait Maulina, I., Handaka, A. A., dan Riyantini, I.
dengan budidaya udang vaname. 2012. Analisis Prospek Budidaya
Tambak Udang Di Kabupaten Garut.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Akuatika, Volume 3 (1) : hlm
49-62.
Oktiandar, M. 2015. Strategi Pengembangan
David, F. R. 2010. Manajemen Strategis :
Budidaya Tambak Di Kabupaten
Konsep. Salemba Empat. Jakarta. 292 Bireuen Provinsi Aceh. Tesis. Institut
hlm. Pertanian Bogor. 134 hlm.
Helfinalis. 2000. Aspek Oseonografi Bagi Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT Teknik
Peruntukan Lahan di Wilayah Pantai Membedah Kasus Bisnis. PT
Teluk Lampung. PPPLO-LIPI. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
KKP [Kementrian Kelautan dan Perikanan]. Surabaya Bisnis. 2016. Kebutuhan Udang
2017. Udang Vanname dan Udang Dunia Diperkirakan Meningkat.
Windu Masih Andalan Ekspor Surabaya Bisnis.com 1 Desember 2015.
Indonesia.Http://www.djpb.kkp.go.id/
Http://surabaya.bisnis.com/read
arsip/c/246/ Udang – Vaname – dan -
Udang – Windu - Masih – Andalan – /20151201/10/84882/2016-kebutuhan -
Ekspor - Indonesia/ category_id=13. udang-dunia-diperkirakan-meningkat.
Diakses tanggal 3 Agustus 2017. Diakses tanggal 11 Mei 2016.

Indonesian Journal of Socio Economics, Volume 1, No 1, Page 47-60 (2019)

You might also like