SKEP - 38 - VI - 2005 Prosedur Pengujian Di Darat Split 1

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 15
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA 2 NOMO} ‘SKEP/83/V1/2005 TENTANG PROSEDUR PENGUJIAN DI DARAT (GROUND INSPECTION) PERALATAN FASILITAS ELEKTRONIKA DAN LISTRIK PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM, 47 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara telah diatur ketentuan tentang perawatan fasilitas bandar udara dalam rangka mempertahankan kemampuan, kapasitas, kwalitas fasilitas penerbangan; bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur mengenai Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481); Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4078); Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4146); Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia; Memperhatikan : Menetapkan 5. Keputusan Menteri Perhubungan Udara Nomor T.11/2/4-U Tahun 1960 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 40 Tahun 2004; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2001 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah_terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 24 Tahun 2004; 7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 47 tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara; 8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum; 9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 69 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan; 10. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/40/11/98 tentang Tata Cara Pemeriksaan Prasarana dan Sarana Penerbangan. 11, Peraturan Direktur Jenderal_ Perhubungan Udara__ Nomor SKEP/82/VI/2005 tentang Sertifikat Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan, 1. Doc. ICAO Annex 10 tentang Aeronautical Telecommunication Volume I (Radio Navigation Aids); 2. Doc. ICAO Annex 14 Volume 1 tentang Aerodrome Design and Operations; 3. Doc. ICAO 8071 Volume 1 tentang Manual on Testing of Radio Navigation Aids; 4. Doc. ICAO 9157-AN/901 Part 4 tentang Visual Aids; 5. Doc. FAA 8200. 1A tentang Flight Inspection Manual, MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG PROSEDUR PENGUJIAN DI DARAT (GROUND INSPECTION) PERALATAN FASILITAS ELEKTRONIKA DAN LISTRIK PENERBANGAN, BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pengujian di darat (Ground Inspection) adalah pengujian dan peneraan yang dilakukan di darat terhadap peralatan fasiltas elektronika dan listrik penerbangan yang digunakan untuk pelayanan lalu lintas penerbangan. 2. Bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik dan turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. 3. Operator adalah Unit Pelaksana Teknis atau Badan Hukum Indonesia yang mengoperasikan fasilitas navigasi penerbangan. 4. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Pasal 2 (1) Setiap operator yang mengoperasikan peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan yang digunakan untuk pelayanan lalu lintas dara harus mempertahankan kinerja operasional sesuai standar dan Persyaratan operasional yang ditetapkan. (2) Kinerja_operasional _peralatan fasiltas elektronika dan _listrik Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diketahui dengan cara Kalibrasi Penerbangan (Alight Inspection) atau Pengujian di darat (Ground Inspection). Pasal 3 Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi : (1) Peralatan Fasilitas Komunikasi Penerbangan, meliputi : VHF A/G - ER (ACC); VHF A/G (APP); VHF A/G ADC (TOWER SET); HF A/G RDARA/MWARA, een Peralatan Fasilitas Navigasi Penerbangan, meliputi : 1, Non Directional Beacon (NDB) HR/MR/LR; 2. Very High Frequency Omni Directional Range (VOR); 3. Distance Measuring Equipment (DME). Peralatan Fasilitas Pengamatan Penerbangan, meliputi : 1. Primary Surveillance Radar (PSR); 2. Secondary Surveillance Radar (SSR) ; 3. Monopulse Secondary Surveillance Radar (MSSR); 4. Radar Display. Peralatan Fasilitas Bantu Pendaratan, meliputi : 1, _ Instrument Landing System (ILS): a) Localizer; b) Glide Path; ©) Middle Marker; d) Outer Marker. 2) Approach lighting system; b) Flashing tight; ©) Threshold light; d) Runway light; e) _PAPI/VASI; f) Rotating Beacon, Pasal 4 Pengujian di darat (Ground Inspection) peralatan fasilitas elektronika dan listrik penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ditakukan dengan cara : a. secara berkala (perioalc test}, dengan ketentuan: 1, untuk peralatan VOR, ILS (Localizer, Glide Path, Middle Marker, Outer Marker) dilakukan 1 X 2 Minggu; 2. untuk peralatan VHF A/G, HF A/G, Non Directional Beacon, Visual Aids (VASIS, PAPI), Distance Measuring Equipment, dilakukan 1 X 4 Minggu; 3. untuk peralatan Primary Surveillance Radar, Secondary Surveillance Radar, Monopulse Secondary Surveillance Radar, Radar Display dilakukan 1 X 8 Minggu. ». _secara khusus (special test), dilakukan sesuai jadwal Kalibrasi. (2) Pengujian secara berkala (periodic test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan oleh operator. (3) Pengujian secara khusus (specia/ test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan oleh Direktorat Jenderal. Pasal 5 (1) Pengujian di darat (Ground Inspection) secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dilaksanakan berdasarkan Format Pengujian Berkala di Darat sesuai Lampiran Peraturan ini. (2) Penguijian berkala di darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terditi dari : a. pengukuran parameter; b. — pengukuran output. Pasal 6 Hasil pengujian secara berkala (periodic test) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, harus:dilaporkan setiap 1 (satu) bulan sekali kepada Direktorat Jenderal. Pasal 7 Pengujian secara khusus (special test) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, dilaksakanan : a. untuk mendapatkan atau memperpanjang masa berlaku Sertifikat Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal tentang Sertifikat Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. b. _ Direktur Jenderal menganggap perlu dalam hal : 1. untuk peralatan VOR, LS (Localizer, Glide Path, Middle Marker, Outer Marker) dilakukan 1 X 2 Minggu; 2. untuk peralatan VHF A/G, HF A/G, Non Directional Beacon, Visual Aids (VASIS, PAPI), Distance Measuring Equipment, dilakukan 1 X 4 Minggu; 3. untuk peralatan Primary Surveillance Radar, Secondary Surveillance Radar, Monopulse Secondary Surveillance Radar, Radar Display dilakukan 1 X 8 Minggu. b. _ secara khusus (specia/ fest), dilakukan sesuai jadwal Kalibrasi. (2) Pengujian secara berkala (periodic test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan oleh operator. (3) Pengujian secara khusus (specia/ test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan oleh Direktorat Jenderal. Pasal 5 (1) Pengujian di darat (Ground Inspection) secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dilaksanakan berdasarkan Format Pengujian Berkala di Darat sesuai Lampiran Peraturan (2) Pengujian berkala di darat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. pengukuran parameter; b. — pengukuran output. Pasal 6 Hasil pengujian secara berkala (periodic test) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, harus dilaporkan setiap 1 (satu) bulan sekali kepada Direktorat Jenderal. Pasal 7 Pengujian secara khusus (special test) sebagaimana dimgktid dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, dilaksakanan : “ a. untuk mendapatkan atau memperpanjang masa berlaku Sertifikat Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan sesuai Peraturan Direktur Jenderal tentang Sertifikat Peralatan Fasilitas Elektronika dan Listrik Penerbangan. b. _ Direktur Jenderal menganggap perlu dalam hal : 1. terjadinya penggantian suku cadang, relokasi, rekondisi yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan; terjadinya accident di bandar udara tersebut; terjadinya bencana alam; kalibrasi penerbangan tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal. ¢. —_atas permintaan operator. SYN Pasal 8 Direktur Keselamatan Penerbangan dan Direktur Fasilitas Elektronika dan strik Penerbangan mengawasi pelaksanaan Peraturan ini. Pasal 9 Dengan berlakunya Peraturan ini, semiua peraturan perundang-undangan yang setingkat atau lebih rendah yang mengatur mengenai kalibrasi penerbangan, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini. Pasal 10 Peraturan ini mulai beriaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di JAKARTA Pada tanaaal 20 Juni 2005 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA To CUCUK SURYO SUPROJO NIP. 120089499 Salinan sesuai dengan aslinya ‘SALINAN Peraturan ree eNouaeNe BS disar nk Menteri Perhubungan; Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan; Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan; Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Perhubungan; Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; Para Direktur di lingkungan Ditjen Hubud; Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Perhubungan Udara; Para Kepala Bandar Udara; Kepala Pendidikan dan Latihan Penerbangan; Direktur Utama PT (Persero) Angkasa Pura I; Direktur Utama PT (Persero) Angkasa Pura II. LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR ‘SKEP/83/VI/2005 TANGGAL 2 2005 FORMAT PENGUJIAN BERKALA DI DARAT PERALATAN FASILITAS ELEKTRONIKA DAN LISTRIK PENERBANGAN Smee me ene re rere JLaronaN nutan JBANDARA : JsAMAPERALATAN VIEAG- ACC ILoxast PeRAcATAN JFUNGS! PERALATAN lonta reExnts FREQ. = JkALIBRASITERAKHIR TANGOAL = Hast RGA KETERANGAN PARAMETER PENGUKURAN oT TE KALIBRAS! nasicro | atousrance Jourorroueance| vasi.ro | mevoueRance a I TRE TOLERANCE ARE SST Ko rama ‘PENGUJIAN BERKALA BI DARAT PERALATAN FASLEKTRIK PENERBANGAM lLapoRaN BULAN . JBANDARA, NAMA PERALATAN VHF-AG- APP LOKASI PERALATAN JFUNGS! PERALATAN, JDATA TEKNIS FRea, IKALIGRASI TERAKHIR TANGGAL = PENGUIAN OT OARAT NGC Te INTOLERANCE KETERANGAN w@ INTOLERANCE ouToF TOLERANCE, OTF TOLERANCE Hast. PO HASIL PO Power Modulation RECEIVER, sich On [consoLe Intercom Ue [Manat Chat [ind [wing oh [emperor [Sao] Indtator [Headset meryaty dong Teno PTT Foot Swih saa PT Cock re Tore lntereonnecton cone, es) nciestor La Tee Se Ea eT aoc Nav Aid mentor Inteeronc Hot ine (ae TEKNISI PELAKSANA, . PIMPINAN TEKNISt [rduineratatan “rac. Ane fowra recs rma. HasiL PENGUKURAN SETELAN TRANSMITTER, Power Model [RECEIVER eich On. [Avdio Distoion IcoNsOLE, imerom U [Manual Changcover wich (Main Sey [Wing tan Angin) indiktor ] Wind Direction (Arh Angi) Indies Frempernure (Sabo) odie (Tekanan Uda India [crass Bell Function eniset menyary dengan Microphone [Hand Microphone/Miropbone Me [Pr Foot Switch sala PTT ia) Te [Adio Control Univ Monitor Ui 1] toek dp a: is peter Dimer indicator ol intereonneton {connie Te) [Antenna System (TR Recording [Nv aid monior s ntererence [Hot Line (Dice Speech) ‘TEKNISI PELAKSANA Eee Ses aren | P.Comm a8 90 5% See ate! Sea re pera PIMPINAN TEKNISI nsec —— SS 2 st Ft a a oe ‘PENGUSTAN BERKATA DI DARAT PERALATAN PASLEKTRIK PENERBANGAN ILAPORAN BULAN : I BANDARA : NAMA PERALATAN : RDARA-MWARA |LOKAS! PERALATAN : IFUNGSIPERALATAN : DATA TEKNIS FREQUENCY. CHANEL 1 CHANEL 2 CHANEL 3 CHANEL 4 CHANEL 5 ‘CHANEL 6 IKALIBRASI TERAKHIR, TANGGAL = PENGUIIAN DI DARAT. HASIL PENGUKURAN|TOLERANS| TANGGAL TT Tx KETERANGAN SETELAH ‘ouror | Hast N ‘OUT OF KALIBRASI SIE Ee | bua nce TOLERANCE | SPO) TOLERANCE | TOLERANCE| eee Fa [Rransmitter [Power | Modutaton Receiver ueleh On | Channel 1 aes sean | aR | =3 6B. 300% + 10% Seared aaa EL | ae SET Halaman 1/2 aniseed PENGUNAN DIDARAT HASIL FANGGAL ]PENGUKURAN|TOLERANS!| 7 amaee SETELAH ‘OUTOF | ASIC iN ‘OUT OF KALIBRASI JAAS POJIN TOLERANCE] roerance | PD _| rouerance | TOLERANCE KETERANGAN [Hand WictophonsDiroghone ee [PTT Foot Switch klar PP ina [Audio Cont UnvMonior Unt [Master Clock Console Uo F Inrconecton (comes, a - 2u meja operator / Dimmer | [ Indiestr Langinein Tfscorder [ranma ke TOR Channel itrerence E Giant [Chanel 2 ane 3 [Gham ¢ [Channel 5 [Gham € ‘TEKNISI PELAKSANA PIMPINAN TEKNIS Halaman 2/2 estainnensneennteneni nn naniisninesnnuiiih a SS eee eee "ERGUMTAN BERRATA DI DARAT PERALATAN FASLEKTRIK PENERDANGAN ILAPORAN BULAN IsANDARA INAMA PERALATAN Noa ILOKASI PERALATAN IFUNGSI PERALATAN, JDATA TEKNIS. PFREQ. = Leura, IDENTIFICATION IKALIBRASI TERAKHUR, FTANGGAL = PENGUIAN DIDARAT HASIL TARGGAL No. PARAMETER PENGUKURAN | TOLERANS! 7X1 ie SETELAH Ww ‘ouror 1N ‘Our Or KALIBRASL MAS? | rorerance | rouerance | MASILPD | ronsrance| TOLERANCE [BUILT INEST, FORWARD POWER, TOM ab cow [REFLECTED POWER 3%. IMODULATION DEPTH. Wes IMANUAL CHANGE OVER TE aney [AUTOMATIC TUNING UNIT (ATO) Shes re IINTERKONEKSI Faas | ICHANGE OVER TIME NDICATOR LM & METERING IMONITORING: To [IDENTIFICATION ETERANGAN ‘TEKNISI PELAKSANA | | | | PIMPINAN TEKNISI

You might also like