Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

PROGRAM SARJANA/STRATA 1 (S-1) ILMU HUKUM


SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM (STIH) LITIGASI
DOSEN PENGAJAR:
AHMAD FACHRI FAQI MARSUKI, SH., LL.M

PERTEMUAN III (KETIGA)


JAKARTA, 9 OKTOBER 2020
Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi
DOKTRIN SUMBER HUKUM
• Menurut H.L.A Hart, sumber hukum adalah rules of recognition;
• Menurut Douglas Guilfoyle, doktrin sumber hukum adalah rule
to identify rules;
• Menurut Dudung Mulyadi dkk., sumber hukum pidana
internasional diartikan sebagai:
1. Dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional;
2. Metode menciptakan hukum internasional;
3. Tempat diketemukannya ketentuan-ketentuan hukum internasional.

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi


SUMBER HUKUM MENURUT STATUTA
ICJ
• Pasal 38 Paragrap (1) Statuta Mahkamah Internasional 1945
(Statute of the International Court of Justice):
a) international conventions, whether general or particular, establishing rules
expressly recognized by the contesting states;
b) international custom, as evidence of a general practice accepted as law;
c) the general principles of law recognized by civilized nations;
d) Judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists
of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of
law.
• Pasal 38 Paragrap (2), “this provision shall not prejudice the power
of the Court to decide a case ex aequo et bono, if the parties agree
thereto.”

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi


SUMBER HUKUM MENURUT STATUTA
ICC
• Pasal 21 (1) Statuta Roma 1998 (Rome Statute of the International
Criminal Court):
a) In the first place, this Statute, Elements of Crimes and its Rules of
Procedure and Evidence;
b) In the second place, where appropriate, applicable treaties and the
principles and rules of international law, including the established principles
of the international law of armed conflict;
c) Failing that, general principles of law derived by the Court from national
laws of legal systems of the world including, as appropriate, the national
laws of States that would normally exercise jurisdiction over the crime,
provided that those principles are not inconsistent with this Statute and with
international law and internationally recognized norms and standards.
• Lihat juga Pasal 21 Paragrap (2) dan Paragrap (3) Statuta Roma
1998.

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi


1 - TREATIES
• Perjanjian-perjanjian internasional (treaties), baik untuk secara langsung
menjadi sumber hukum atau sebagai sarana penunjang untuk interpretasi
hukum-hukum tidak tertulis, antara lain:
a) Konvensi Den Haag Tahun 1907 mengenai Hukum dan Kebiasaan Perang Di
Darat;
b) Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 berikut protokol-protokol tambahannya;
c) Konvensi Genosida Tahun 1948;
d) Statuta-Statuta Pengadilan Internasional dan Tribunal Ad-Hoc:
1) Statuta Roma 1998/Statuta ICC;
2) Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor: 827 Tahun 2003 untuk pembentukan ICTY, Nomor:
955 Tahun 2004 untuk pembentukan ICTR, Nomor: 1315 untuk pembentukan SCSL; dan
Perjanjian antara the Royal Government of Cambodia dan PBB Tahun 2003 untuk
pembentukan ECCC.
• Terdapat pendapat bahwa perjanjian internasional tidak cukup untuk
menimbulkan tanggung jawab pidana kepada individu, dan tidak dapat
menjadi sumber langsung dari hukum pidana internasional.

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi


2 – CUSTOMARY INTERNATIONAL
LAW
• Hukum tidak tertulis dari praktik bangsa-bangsa and opinio juris;
• Rujukan dari statuta pengadilan pidana internasional, misalnya
violations of the laws or customs of war;
• Statuta pengadilan pidana internasional seringkali tidak menjelaskan
hal tertentu secara detail;
• Menjelaskan element of the crime, khususnya untuk memastikan
tidak terjadi pelanggaran asas legalitas;
• Pertimbangan untuk pengenaan criminal liabity, misalnya gagasan
mengenai joint criminal enterprise;
• Sebagai sumber alasan pemaaf dan bantahan yang tidak diatur
dalam statuta dan rule of procedure and evidence, misalnya adanya
duress dalam tuduhan kejahatan kemanusian dan kejahatan perang;

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi


3 – GENERAL PRINCIPLES OF LAWS
E. PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM (GENERAL PRINCIPLES OF LAW)
• Mengisi kekosongan hukum yang tidak ditemukan dalam traktat dan
kebiasaan hukum internasional;
• Terdiri dari prinsip-prinsip yang mendasari tatanan internasional, atau
prinsip-prinsip yang terdapat di dalam sistem hukum nasional dan yang
dapat dialihkan ke sistem hukum internasional;
• Pengadilan pidana internasional perlu menguji apakah prinsip-prinsip
hukum umum tersebut dijumpai dalam sistem hukum di dunia;
• Apabila belum memadai, prinsip-prinsip hukum yang bersumber dari
pengadilan nasional sepanjang tidak bertentangan dengan hukum, norma,
dan standar internasional;
• Prinsip-prinsip hukum umum dapat diterapkan untuk prosedur beracara
(penjatuhan vonis dan bukti) dan hukum substanstif (pengertian kejahatan
dan keadaan terpaksa).
Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi
4 - SUBSIDIARY MEANS FOR THE
DETERMINATION OF RULES OF LAW
• Putusan-putusan pengadilan merupakan sumber hukum tambahan
(lih. Pasal 38 (1) (d) Statuta Mahkamah Internasional 1945/ICJSt &
Pasal 21 (2) Statuta Roma 1998/ICCSt);
• Pengadilan pidana internasional tidak menganut prinsip preseden
mengikat (stare decisis) tetapi cenderung mengikuti putusan-
putusan sebelumnya. Namun, pengadilan Ad-Hoc menganut prinsip
preseden mengikat (stare decisis);
• Pandangan dari ahli hukum internasional dapat dijadikan salah satu
sumber hukum tambahan tetapi kehati-hatian harus dikedepankan
untuk memastikan bahwa pernyataannya adalah pernyataan hukum
yang akurat, bukan pernyataan tentang bagaimana yang
bersangkutan menginginkan suatu kondisi atau keadaan hukum.

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi


TERIMA KASIH

Ahmad Fachri Faqi Marsuki, SH., LL.M - STIH Litigasi

You might also like