Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 33
DIREKT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN ORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT GEDUNG KARYA TELP.(021) 3606138, Fax (021) 3507202, 3506129, JL. MERDEKA B) JAKARTA 10110 ARAT NO.8 3506120, 506145, 3506145, 3500149, 2862179 3806143, 3962220 Email: eijenhubaat@dephub gos, Home Pago : htp:/hubdatdephub go id KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 8465/AJ.401/DRJD/2015 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH, LARANGAN, PERI Ji NGATAN DAN PETUNJUK PADA RUAS JALAN TOL JAKARTA-TANGERANG KM 11+000 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Bab III Lampiran I Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, perlu menetapkan — Keputusan _Direktur _—_Jenderal Perhubungan Darat tentang Pengaturan Lalu Lintas Yang Bersifat Perintah, Larangan, Peringatan, dan Petunjuk Pada Ruas Jalan Tol Jakarta-Tangerang KM 11+000; 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembar Negara Nomor 4655); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis, Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); © Menetapkan PERTAMA 6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 3 Tahun 1994 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pemakai Jalan; 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. Sebagaimana dirubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; 10.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 514); 11.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1244); 12.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 ‘Tahun 2014 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1392); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH, LARANGAN, PERINGATAN DAN PETUNJUK PADA RUAS JALAN TOL JAKARTA- TANGERANG KM 11+000 Untuk keperluan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan di Jalan Tol Jakarta-Tangerang KM 11+000, ditetapkan pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah, larangan, peringatan dan petunjuk berupa: a, _rambu peringatan tikungan ke kiri; b. rambu peringatan tikungan ke kanan; c. rambu peringatan pengarah tikungan ke kiri; d. rambu peringatan pengarah tikungan ke kanan; . rambu peringatan tinggi ruang bebas 5 (lima) meter; n. °. P. a rambu peringatan rintangan atau _objek berbahaya pada pemisah lajur atau jalur; rambu peringatan persimpangan tiga serong kiri (ditempatkan pada lengan mayor); rambu peringatan persimpangan tiga tipe T (ditempatkan pada lengan minor); rambu larangan masuk bagi kendaraan bermotor dengan tinggi lebih dari 4,2 (empat koma dua) meter; rambu larangan masuk bagi kendaraan bermotor dengan lebar lebih dari 2,5 (dua koma lima} meter; rambu larangan menjalankan kendaraan dengan kecepatan lebih dari 40 (empat puluh) kilometer per jam; rambu larangan berhenti; rambu larangan berhenti sepanjang jalan tol, kecuali darurat; rambu larangan masuk bagi sepeda motor; rambu larangan masuk bagi becak; rambu larangan masuk bagi sepeda; rambu larangan masuk bagi semua jenis kendaraan tidak bermotor; rambu larangan masuk bagi pejalan kaki; rambu larangan masuk bagi kendaraan bermotor roda ganda atau lebih dengan muatan sumbu terberat (MST) sama atau lebih dari 8 ton; rambu larangan dengan kata kata dilarang membawa penumpang pada kendaraan bak terbuka; rambu larangan dengan kata-kata: dilarang mendahului dari sebelah kiri; rambu larangan dengan kata-kata: dilarang menggunakan bahu jalan kecuali darurat; rambu larangan dengan kata-kata: dilarang menaikan dan menurunkan penumpang di daerah gerbang tol; rambu larangan berhenti sampai dengan jarak 15 m dari tempat pemasangan rambu menurut arah lalu lintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan (sepanjang jalan tol); rambu larangan berjalan terus wajib berhenti dan meneruskan perjalanan setelah melaksanakan pengambilan tiket; aa. bb. cc. dd. ce. ff. hh. kk. IL nn. 00. PP. qq. rambu larangan berjalan terus wajib berhenti dan meneruskan perjalanan setelah melaksanakan pembayaran tol; rambu larangan berhenti sampai dengan jarak 15 (lima belas) meter dari tempat pemasangan rambu menurut arah lalu lintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan (sepanjang jalan tol); rambu peringatan bundaran dengan prioritas; rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menyatakan arah untuk mencapai suatu tempat melalui jalan tol; rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menunjukkan jurusan yang dituju; rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menunjukkan jalur atau lajur untuk mencapai jurusan yang dituju pada pintu keluar jalan tol; rambu pendahulu petunjuk jurusan pada persimpangan di depan; rambu pendahulu petunjuk jurusan yang menunjukkan jarak jurusan yang dituju; rambu petunjuk batas akhir jalan tol; rambu petunjuk tinggi maksimum 4200 (empat ribu dua ratus) milimeter sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Pasal 54 ayat (Le); rambu perintah pilihan memasuki salah satu jalur atau lajur yang ditunjuk; rambu perintah dengan kata-kata Gerbang Tol Karang Tengah Barat 2 Semua_ Transaksi Menggunakan GTO; rambu perintah dengan kata-kata jalan tol hanya untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih; . rambu perintah dengan kata-kata gunakan lajur kiri; rambu perintah dengan kata-kata lajur kanan hanya untuk mendahului; rambu perintah dengan kata-kata lajur_ kiri Khusus tol; rambu perintah dengan kata-kata _kurangi kecepatan; rambu perintah dengan kata-kata Gerbang Tol Karang Tengah Barat 2 200m; KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA. KEENAM rr, rambu perintah dengan kata kata batas kecepatan maksimum 80 (delapan _ puluh) kilometer per jam dan minimum 60 (enam puluh) kilometer per jam; ss. marka membujur berupa garis utuh warna putih; tt. marka membujur berupa garis putus-putus warna putih; uu. marka chevron warna putih; vw. alat pemberi isyarat lalu lintas lampu 1 (satu) warna. Pengaturan yang bersifat perintah, larangan, petunjuk dan peringatan dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas. Rambu lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA harus sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas, untuk jenis dan lokasi pemasangan rambu lalu lintas sebagaimana tercantum dalam Lampiran | yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Marka Jalan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA harus sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan, untuk jenis dan lokasi pemasangan Marka Jalan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KEDUA harus sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014 tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, untuk jenis dan lokasi pemasangan alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Pemasangan dan penempatan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KETIGA, DIKTUM KEEMPAT dan DIKTUM KELIMA harus memenuhi spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat. KETUJUH KEDELAPAN KESEMBILAN KESEPULUH KESEBELAS KEDUABELAS Bahwa untuk keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan, pengaturan lalu lintas yang bersifat perintah dan/atau larangan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KETIGA, DIKTUM KEEMPAT dan DIKTUM KELIMA, harus dilengkapi dengan rambu peringatan dan rambu petunjuk serta fasilitas pengendali dan pengaman pemakai jalan. Pemasangan iklan, penanaman pohon, —_dan pembangunan infrastruktur lainnya di Jalan Nasional dilakukan sedemikian rupa__sehingga _ tidak mengganggu fungsi rambu lalu lintas, marka jalan dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KETIGA, DIKTUM KEEMPAT dan DIKTUM KELIMA. Pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KETIGA, DIKTUM KEEMPAT dan DIKTUM KELIMA mempunyai kekuatan hukum setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pemasangan dan penempatan yang harus diumumkan kepada pemakai jalan oleh PT. JASA MARGA (Persero) melalui media cetak, media elektronika atau media lain. Pelanggaran terhadap ketentuan perintah dan/atau larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu_lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM_ KETIGA, DIKTUM KEEMPAT dan DIKTUM KELIMA, dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 287 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pemasangan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KETIGA, DIKTUM KEEMPAT dan DIKTUM KELIMA, dapat ditinjau kembali, apabila : a. adanya perubahan pengaturan manajemen lalu lintas; b. adanya perubahan geometrik jalan; dan c. adanya penambahan lajur lalu lintas. PT. JASA MARGA (Persero) melaporkan _ setiap perubahan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESEBELAS kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat dengan tembusan yang disampaikan kepada Direktorat’ Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum. KETIGABELAS : Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan pembinaan dan pengawasan teknis _ terhadap pelaksanaan Keputusan ini. KEEMPATBELAS : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 31 Desember 2015 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Pelaksana Tugas ttd. SUGIHARDJO- Pembina Utama Madya (IV/d) NIP. 19610224 199203 1 001 Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth : Menteri Perhubungan Republik Indonesia; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia; Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia; Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia; Jaksa Agung Republik Indonesia; Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; Gubernur Banten. PRN AUsone Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN KERJASAMA. BAITUL IHWAN, SH, DESS Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19650317 199103 1 003 FEI po | "3a zo {us ro vie orang ares: Sahara eer oy sr tAR LOMAS RAMBLAS YAN BERGER PERNA LAAN ERAT DPT | SE a se ater Tec seats mest ae 1 | ve | fs + | att & Aleem ‘ eee > TT yi @ ae sete ae i= . of commas ee tke a freee Se etn | | ; AAAAKAAA ao ) | | pra dey eq? ed dy ade dd i lds deb ld Patti a | Beata PEPE EERE ELE EEE im Pi dP ey dt_ bE, Ee; Ey ELEt || y | | | | AAAAOMMMMY MM AUTRE | i [a | f nen i } Pilot I 5 | fh | \ Vee leet ee ee ee eet eral } | i | Ph EEE EEE LE bli d dad 3 a $j] fj t | 74, eocfooefooce hl 14 L} ii tir \ | WEL pla tala le ladeds Js ee PLE. EL EEE; ETSI i | Vee ae el } i } ! ! | } } } } i ‘a ms a AS | é Oy J Re ©® « Peng rng spor Pangea paren terme pevoenpr ge 4 | sae esa 1 | ratgunpaarenya yt euswous| | ve 7 ny ouswioos) | ‘ a memos) | ‘ perourpegne irene Rees |e ‘ peaporprpnin rn mensios| | ‘ tompipront rie AAAKAA carey farang Tengen ‘ roumararpt sean pried an " weap sen oe emt Canes . ‘ attra porn = Seen Perea) 1 || eeearan inane | RS a * coma | LT bet wo | |v 1 aa ana i rg ot “= * . erugaan en ry SN tha reer | DILARANG noe ein at menpanututoaRs | ‘SEBELAH KIRL =I DDAFTARLOKAS! RAM LALULINTAS YANG DERSIFATPERINTAH OANATAULARANGAN THON BURAAN OM DAN OFF RAM JALAN TOL JAKARTA TANGERANG KM #000 ‘poh SS a avs ans tae vTap, Se us Ros DILARANG 1 om * ‘enaarg Osun Cota To vom sr 2) oso targa i ag Konan Baa El | "arom Tag ainda 42% tice LY Largan Karama Beso 0 Yacoen oar Lsbnat 23 Lanegan Bat ons ig Bate an «| oes te ern earsan ergs That ans TET 5| oa Peart Teg Mina 20 me ‘pete ss an 212 ps eae i etcetera (42m) 2 “Sepang thc 42 1) 090 2s! Largan Bag Karena ere “gon str chnget 25m Lanegan Tene ij Batt e] ono “iorenman Perens crane et a ne Place Peart Trg Matra 2000 Lampiran Il Keputusan Direktur Jenderal Pecubungan Darat Nomar ‘SK. B455(AJ401/DRIDI2015 “Tanggal 31 Desember 2015 DAFTAR LOKAS! RAMBU LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN ADA BUKAAN ON DAN OFF RAMP JALAN TOL JAKARTA - TANGERANG KM 11+000 ‘No. Lokasi (Sta) ‘Blontuk Marka Posisi [Perintah/Larangan a z z 2 a | separa ian Fads Bara ON | Waa momiba BOpS ae Taian er ams] Caan eo rcraon jan OFF eer aon TOL IAKARTA| awa pa ——] prt anaen ln aae | elt gs ese. "TANGERANG KM 115000 ‘amo soca mere praepargan bao pahogrt gpa pt mash aah | Sepang iia Pa Baan ON | Naa wr ano ga Ferien Fra ra rereaan eee mans|oaenancenepan |—? <<) TANGERANG R100 3] Spang aon Pads Bama ON | — CFawon waa ah ‘iain pan pase [Orang awa Bo Sromak (vero) | sass mana chevon ca tos OFF RANE Daan TOL JAKARTA = "TANGERANG RM 112002 ‘Brak dengan roma | aug car dln Reogaon = pert andan Taba ‘iat epg ie Pa Baan ON | — Chae wT aR ‘rapa Ria Tra pada | Darna mle wo jerairaenso axl seems | wan DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Polaksana Tugas. co SUGIHARDJO ‘Pembina Utama Madya (V/s) 'wip19610224 195208 1 001, Lampiran Il Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 8465/AJ.401/DRJO/2015 Tanggal : 31 Desember 2015 DAFTAR MARKA JALAN YANG BERSIFAT PERINTAH DAN/ATAU LARANGAN, PADA BUKAAN ON DAN OFF RAMP JALAN TOL JAKARTA - TANGERANG KM 11+000 Lokasi (Sta) Bentuk APILL Posisi Perintah/Larangan 2 2 ‘Seurah BUKAAN ON DAN OFF RAMP JALAN TOL JAKARTA “TANGERANG KM 11000 pada lajur Pembagi Diujung Pula Lata Linas pada Pomisan Arus (verging) dlengkapi dengan Rambu PPertah 3a dan 3b Tabet I Pavingaianterhadap pengauna| Jalan untuk berhat-nat DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Pembina Tingkat I(1V/) NIP. 19650317 199103 1 003 Polaksana Tugas ta ‘SUGIHARDJO Pombina Utama Madya (IVa) NIP.19610224 199203 1 001 )

You might also like