Professional Documents
Culture Documents
Suryaningsih - 230202191300040 - Tugas Faktorial
Suryaningsih - 230202191300040 - Tugas Faktorial
ABSTRACT
Alcohol is widely used in industry, such as a solvent, as a synthesis in the chemical industry and at the present
time alcohol is also used to fuel cars. This study aims to determine the differences in the level of alcohol
contained in Tapai white sticky rice and cassava with different doses of yeast. This research was conducted in
the laboratory of Chemical Biology Education Studies Program Faculty of Tarbiyah and Teaching UIN Raden
Fatah Palembang in August 2015. The method used in this study is the experimental method using a completely
randomized factorial design consisting of two factors, namely the type of fermentation ingredients: (Tapai
white sticky rice and cassava) and a dose of yeast (0.5%, 1% and 1.5%) with four replications. Data were
analyzed by ANOVA followed by two lines and test Beda Distance Real Duncan (BJND) at the level of 1%.
Based on the results of the analysis showed that the alcohol content of the type of material the value of F count
= 82.14> F table = 8.29 and yeast dose of F count = 812.14> F table = 6.01. From the results of this study
concluded that: 1) There is a very real difference to the alcoholic content of fermented glutinous white Tapai
and cassava. 2) There is a very real effect of different doses of yeast against alcohol content.
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 1) semakin banyak pula. Khamir inilah yang berperan
menunjukkan bahwa setelah dilakukan fermentasi aktif dalam proses fermentasi dengan merombak
menghasilkan kadar alkohol yang berbeda. Hal ini glukosa menjadi alkohol. Menurut Widiyaningrum
menunjukkan bahwa ada pengaruh dosis ragi yang (2009), tinggi rendahnya alkohol yang dihasilkan
digunakan pada saat proses fermentasi terhadap setelah proses fermentasi berhubungan dengan
kadar alkohol pada tapai. Dari hasil perhitungan adanya jumlah khamir yang ada, terjadinya
kadar alkohol pada tapai ketan putih terlihat bahwa pertumbuhan khamir berhubungan dengan aktifitas
kadar alkohol yang paling tinggi diperoleh pada enzim amilase yang mengubah pati menjadi
pemberian dosis ragi 1,5% sebesar 0,67%, maltosa, dan dengan enzim maltase, maltosa akan
kemudian diikuti dosis ragi 1% sebesar 0,58% dan dihidrolisis menjadi glukosa. Dengan adanya
yang yang paling rendah adalah pada pemberian enzim-enzim ini Saccharomyces cerevisiae
dosis ragi 0,5% sebesar 0,51%. Adapun kadar memiliki kemampuan untuk mengkonversi baik
alkohol pada fermentasi tapai singkong dimana gula dari kelompok monosakarida maupun dari
kadar alkohol yang tertinggi diperoleh pada dosis kelompok disakarida. Jika gula yang tersedia dalam
ragi 1,5% dihasilkan kadar alkohol sebesar 0,55%, substrat merupakan gula disakarida maka enzim
kemudian diikuti dosis ragi 1% dihasilkan kadar invertase akan bekerja menghidrolisis disakarida
alkohol sebesar 0,41%, dan yang paling rendah menjadi monosakarida. Setelah itu, enzim zymase
adalah dosis ragi 0,5% dihasilkan kadar alkohol akan mengubah monosakarida tersebut menjadi
sebesar 38%. Dilihat dari hasil penelitian yang alkohol dan CO2.
menggunakan 3 dosis ragi yang berbeda bahwa Adapun hubungan pemberian dosis ragi yang
semakin tinggi dosis ragi yang diberikan maka berbeda terhadap kadar alkohol pada tapai ketan
semakin tinggi kadar alkohol yang dihasilkan. Hal putih dan singkong dapat dilihat pada Grafik 1
ini disebabkan dengan pemberian dosis ragi yang berikut:
semakin banyak berarti memiliki khamir yang
0.8
Kadar Alkohol (%)
0.6
0.4 Tapai Ketan
0.2 Putih
0 Tapai Singkong
0.5 1 1.5
Berdasarkan hasil analisis data dimana hasil terhadap kadar alkohol. Hal ini menyatakan bahwa
uji statisik dengan perlakuan dosis ragi (antar H1 diterima sedangkan H0 ditolak. Sedangkan untuk
kolom) menunjukkan bahwa F hitung = 40,71 dan interaksi kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa
nilai F tabel 1% = 6,01. Karena nilai F hitung lebih F hitung = 1,43 dan F tabel 1% = 6,01. Karena nilai
besar dari nilai F tabel 1%, artinya perlakuan dosis F hitung lebih kecil dari F tabel memberikan hasil
ragi memberikan hasil yang berbeda sangat nyata yang tidak nyata. Maka tidak ada interaksi antara
terhadap kadar alkohol pada kedua jenis tapai. kedua faktor perlakuan tersebut.
Selanjutnya dilihat dari faktor jenis bahan tapai Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan
ketan putih dan singkong (antar baris) menunjukkan pengaruh dari masing-masing perlakuan dilakukan
bahwa nilai F hitung = 82,14 dan nilai F tabel 1% = uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Jarak
8,29. Karena nilai F hitung lebih besar dari nilai F Nyata Duncan (BJND) pada taraf 1% seperti pada
tabel 1%, artinya perlakuan jenis bahan tabel 3 berikut:
memberikan hasil yang berbeda sangat nyata
Tabel 3. Uji Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) Kadar Alkohol pada Tapai Ketan Putih dan Singkong dengan
Dosis Ragi yang Berbeda
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 110
Selanjutnya pada uji lanjut BJND (Tabel 3) dan singkong pada taraf signifikasi 1%.
diketahui bahwa kadar alkohol dari setiap faktor Dimana F hitung = 82,14 > F tabel = 8,29.
perlakuan TsD1, TsD2, TkD1, TsD3, TkD2, TkD3 2. Ada pengaruh yang sangat nyata dari dosis
saling berbeda nyata. Dari uji ini diketahui bahwa ragi 0,5%, 1%, dan 1,5% terhadap kadar
dari kedua jenis bahan yang optimum untuk alkohol tapai ketan putih dan singkong pada
menghasilkan kadar alkohol yang tinggi adalah taraf signifikasi 1%. Dimana F hitung = 40,17
tapai ketan putih dan dari ketiga jenis dosis ragi > F tabel = 6,01.
yang berbeda yang optimum adalah dosis ragi
1,5%. DAFTAR PUSTAKA
Adapun mekanisme fermentasi tapai diawali dari [1] Al-Hikmah. 2008. Al- Quran dan
pati yang terdapat dalam tapai ketan putih dan Terjemahannya. Bandung: CV. Diponegoro.
singkong dihidrolisis menjadi glukosa. Menurut [2] Badan Penelitian dan Pengembangan
Groggins (1958) “dalam” Utami dan Noviyanti Pertanian. 2011. Inovasi Pengolahan
(2010) dalam pembuatan tapai tahap hidrolisa Singkong Meningkatkan Pendapatan dan
diwakili oleh tahap perebusan. Didalam proses Diversifikasi Pangan. (Online).http://
hidrolisa terjadi penambahan molekul air pada www.litbang.pertanian.go.id/download/one/1
molekul penyusun pati. Reaksinya dapat dtuliskan 04/file/Manfaat-Singkong.pdf. Diakses 19
sebagai berikut (Matz, 1970 “dalam” Utami dan April 2015.
Noviyanti (2010): [3] Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Bandung :
CV. Yrama Widya.
Hidrolisa [4] Haryadi, H. 2013. Analisa Kadar Alkohol
(C6H10O5)n + n H2O (C6H12O6) Hasil Fermentasi Ketan dengan Metode
Pati Air Glukosa Kromatografi Gas dan Uji Aktifitas
Saccharomyces Cereviceae Secara
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, Mikroskopis. Universitas Diponegoro
dan digunakan pada produksi makanan, namun Semarang. Skripsi.
reaksi fermentasi berbeda-beda tergantung bahan [5] Muhidin N.H., N. Juli, dan I.N.P. Aryantha.
dasar yang digunakan. Adapun persamaan reaksi 2001. Peningkatan Kandungan Protein Kulit
kimia pada fermentasi tapai (Matz, 1970 “dalam” Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi.
Utami dan Noviyanti (2010): JMS. Vol. 6. No. 1.
[6] Prihandana, R., Noerwijari, Adinurani,
2(C6H10O5)n + n H2O nC12H22O11 Setyaningsih, Setiadi dan Hendroko 2007.
Amilum/pati Amilase Maltosa Fermentasi Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz) dan Ubi Jalar (Ipomea batatas L.
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6 Sin). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Maltosa Maltase Glukosa Skripsi.
[7] Rahmawati, A. 2010. Pemanfaatan Limbah
Ragi Kulit Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.)
C6H12O6 C2H5OH + 2CO2 dan Kulit Nanas (Ananas comosus L.) pada
Glukosa Enzim zimase Alkohol Produksi Bioetanol Menggunakan
[8] Raudah dan Ernawati. 2012. Pemanfaatan
Dimana ketika terjadi proses fermentasi gula Kulit Kopi Arabika dari Proses Pulping untuk
menjadi alkohol terdapat enzim yang berperan Pembuatan Bioetanol. Jurnal Reaksi (Journal
dalam memecah glukosa menjadi alkohol dan CO2 of Science and Technology) Jurusan Teknik
yaitu enzim zimase yang dihasilkan oleh Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe. Vol.
Sacharomyces cereviseae. Menurut Haryadi (2013), 10. No.21. ISSN 1693-248X.
proses ini terus berlangsung dan akan terhenti jika [9] Rustringsih, T. 2007. Pengaruh Penambahan
kadar etanol sudah meningkat sampai tidak dapat Ammonium Sulfat Terhadap Produksi Etanol
diterima lagi oleh sel-sel khamir. pada Fermentasi Beras Ketan Putih (Oryza
sativa L. Var glutinosa) dengan Inokulum
KESIMPULAN Saccharomyces cerevisiae. Universitas
1. Terdapat perbedaan sangat nyata terhadap Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
kadar alkohol hasil fermentasi tapai ketan putih [10] Retno, D. I., dan W. Nuri. 2011. Pembuatan
Bioetanol dari Kulit Pisang. Prosiding
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 111
Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”
Pengembangan Teknologi Kimia untuk
Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia.
ISSN 1693 – 4393.
[11] Sefriana, F. 2012. Variasi Nitrogen dan
Hidrolisis Enzimatis pada Produksi Beta
Glukan Saccharomyces cerevisiae dengan
Medium Onggok Ubi Kayu dan Onggok Umbi
Garut. Universitas Indonesia. Skripsi.
[12] Simbolon, K. 2008. Pengaruh Persentase
Ragi Tape dan Lama Fermentasi terhadap
Mutu Tape Ubi Jalar. Universitas Sumatera
Utara. Skripsi.
[13] Suparti dan Asngad, A. 2009. Lama
Fermentasi dan Dosis Ragi yang Berbeda
pada Fermentasi Gaplek Ketela Pohon
(Manihot utilissima Pohl) Varietas Mukibat
Terhadap Kadar Glukosa dan Bioetanol.
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Vol. 10.
No. 1.
[14] Utami, A.T. dan L. Noviyanti. 2010.
Pembuatan Tape Dari Ubi Kayu (Manihot
Utilissima) Yang Tahan Lama. Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Laporan Tugas
Akhir.
[15] Widiyaningrum, C. 2009. Pengaruh Bahan
Penutup Terhadap Kadar Alkohol pada
Proses Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar
Masa Depan. Jakarta : PT. Agromedia
Pustaka.
[16] Yulianti, C. H. 2014. Uji Beda Kadar Alkohol
pada Tape Beras, Ketan Hitam dan Singkong.
Jurnal Teknika. Vol. 6. No. 1.
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 1-5 ISSN: 2303-1751
1, 2, 3
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran-Bali,
e-mail: 1ayumirahmariati@yahoo.com, 2putusuciptawati@yahoo.co.id,
3
sari_kaartika@yahoo.co.id
Abstract
1. Pendahuluan
Model analisis ragam merupakan suatu jenis dasar model statistik yang pada
dasarnya digunakan untuk menganalisis pengaruh peubah bebas terhadap peubah
tak bebas [4]. Jika 𝑦 merupakan peubah tak bebas yang bersifat kontinu dan
𝑥 peubah bebas yang bersifat kategori maka analisis ragam dapat digunakan.
Secara garis besar rancangan percobaan yang menggunakan analisis ragam dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: rancangan perlakuan yang terdiri dari satu faktor,
dua faktor dan tiga faktor atau lebih, selanjutnya rancangan lingkungan yang
terdiri dari rancangan acak lengkap, rancangan acak kelompok, rancangan bujur
sangkar latin dan rancangan Lattice [3]. Rancangan percobaan dalam penelitian
ini adalah percobaan dua faktor khususnya dalam rancangan acak kelompok yang
diterapkan dalam kasus pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam menentukan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
1
1
Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana
2,3
Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana
Ni Putu Ayu Mirah Mariati, N.L.P. Suciptawati, Kartika Sari Analisis Percobaan Faktorial
melihat kualitas pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Secara umum, prestasi
belajar siswa di bidang matematika termasuk aljabar tergolong sangat rendah[5].
Hal ini terjadi karena beberapa hal, antara lain penerapan metode pembelajaran
yang kurang tepat. Sehubungan dengan pembelajaran aljabar, terdapat suatu
metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok aljabar. Melalui
penggunaan alat peraga tersebut, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam
bentuk model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang,
diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami [6].
Berikut ini diberikan contoh penggunaan alat peraga blok aljabar untuk
memfaktorkan bentuk aljabar. Perhatikan alat peraga berikut ini:
Alat peraga blok yang menunjukkan faktorisasi dari –x2 + 3x – 2 adalah
x -1 -1
-x2 x x x -1 -1
-x -x
-x+1
-x+2 1 1
-x 1 1 x -1 -1
x
x-2
x
x-1
-1 -1
-x 1 1
Dengan menggunakan konsep menghitung luas persegi panjang diperoleh bahwa
faktorisasi dari –x2 + 3x – 2 adalah (-x+1) (x-2) atau (x-1) (-x+2).
Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
blok aljabar, dilakukan penelitian membandingkan prestasi belajar siswa hasil
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga blok aljabar dan tanpa
menggunakan alat peraga blok aljabar. Penelitian ini dilakukan pada tiga kategori
sekolah, yaitu swasta, Sekolah Standar Nasional (SSN) dan sekolah yang
sebelumnya berkategori Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
2. Metode Penelitian
Penelitian ini diawali dengan pre-test dan diakhiri dengan post-test. Dari
nilai pre-test setiap kelas dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu kelompok
siswa dengan kategori nilai tinggi, sedang dan rendah. Dari kelompok siswa
tersebut juga diperoleh rata-rata post-test dalam kelompok tinggi, sedang dan
rendah. Selanjutnya, dari rata-rata nilai post-test kemudian dianalisis
menggunakan Percobaan Dua Faktor dalam Rancangan Acak Kelompok yang
disingkat dengan RAK Faktorial. Untuk tabulasi data hasil percobaan menurut
kelompok dan kombinasi pada Percobaan Dua Faktor dalam Rancangan Acak
Kelompok dapat dilihat pada Tabel 1[2].
2
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No. 2, Mei 2013, 1-5
90 5
Residual
Percent
50 0
10 -5
1 -10
-10 -5 0 5 10 50 60 70 80 90
Residual Fitted Value
3 5
Frequency
Residual
2 0
1 -5
0 -10
-8 -4 0 4 8 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Residual Obser vation Or der
homogen dan hasil plot normal probability plot of the residuals yang membentuk
pola garis lurus menunjukkan bahwa residual menyebar normal. Dengan demikian
asumsi-asumsi pada analisis ragam telah terpenuhi. Langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis dengan menggunakan RAK Faktorial dan hasilnya adalah
sebagai berikut.
Dari output terlihat bahwa faktor kelompok, metode dan kategori sekolah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa di bidang
aljabar. Selanjutnya, dengan α = 0,05 tampak bahwa prestasi belajar siswa yang
diperoleh melalui pembelajaran dengan alat peraga blok aljabar berbeda dengan
prestasi belajar siswa yang diperoleh melalui pembelajaran tanpa menggunakan
alat peraga blok aljabar. Rata-rata prestasi siswa yang diberi pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga blok aljabar adalah 79,65 sedangkan rata-rata prestasi
siswa yang diberi pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga blok aljabar
adalah 66,11. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa hasil pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga blok aljabar lebih baik daripada prestasi belajar
siswa tanpa menggunakan alat peraga blok aljabar.
Sebagai langkah berikutnya dilakukan analisis lanjutan (perbandingan nilai
tengah perlakuan) yang dilakukan apabila perlakuan yang digunakan lebih dari
dua[1]. Metode yang dapat digunakan untuk membandingkan nilai tengah
perlakuan adalah beda nyata terkecil (BNT) untuk faktor kategori sekolah.
4
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No. 2, Mei 2013, 1-5
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
[1] Hanafiah, Kemas Ali. 2003. Rancangan Percobaan Teori & Aplikasi.
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
[2] Mattjik, Ahmad Ansori dan Sumertajaya, I Made. 2000. Perancangan
Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Edisi kesatu:IPB PRESS
Bogor.
[3] Montgomery Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiment, Third
Edition. John Wiley & Sons.
[4] Neter, J., W. Wasserman, dan M.H Kutner. 1997. Model Linear Terapan,
Buku III: Analisis Ragam. Diterjemahkan oleh: Bambang Sumantri.
[5] Sadiman, Arief., dkk. 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
[6] Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M. 2004. Mengajar Matematika. Jakarta:
Penerbit Erlangga.