Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

KONFLIK DALAM PENERIMAAN SISWA BARU (STUDI

KASUS SEKOLAH DASAR PEMBINA NEGERI


TULANGAMPIANG DI KOTA DENPASAR)

1) 2)
Anak Agung Putu Candra Kartika Pratiwi , I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa , Ni Luh
3)
Nyoman Kebayantini
123)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1) 2)
Email aacandrakartikapratiwi@yahoo.com , suka_arjawa@yahoo.com ,
3)
kebayantini@gmail.com

ABSTRACT
One of the educational institutions namely SDPN Tulangampaiang Denpasar has experienced a
conflict, the school that should be a place to take knowledge now instead turned into a conflict
factor. The conflict is caused by there is a person who intervened in taking the policy which
done by the school. Furthermore, the acceptance of freshmen at SDPN Tulangampiang is used
as an opportunity to obtain money by the person. The person would not be able to intervene
without the permission of the power holders in PemecutanKaja Village. The problems of this
research were: 1) why there is a freshmen acceptance conflict at SDPN Tulangampiang, 2) how
is the mechanism of SDPN Tulangampiang party in handling the problem of freshmen
acceptance, 3) how is the social impact of the conflict at SDPN Tulangampiang. The aim of this
research was to find out the answer of those problems by using qualitative method. The theory
used to analyze the data was theory of Society Conflict by Ralf Dahrendorf. The result showed
that the freshmen acceptance conflict was caused by the village partyinsisted the school to
accept the children in PemecutanKaja Village; in addition, it seen to be a chance to obtain an
advantage by certain person. The mechanism that has been done was mediation between the
banjar party and the school facilitated by the Village, the social impact of the conflict was the
change of rules due to policies that made by the village’s headwho has the authority. The
conclusion of this research was that the conflicting group was not exposed by media.

Keywords: Conflict, freshmen acceptance

1. PENDAHULUAN Dari jumlah 185 Sekolah dasar yang


Pendidikan merupakan hal penting tersebar di wilayah Kota Denpasar, terdapat
yang harus dimiliki oleh setiap individu. Oleh salah satu sekolah dasar yang cukup favorit
karena itu, seluruh individu wajib menempuh dan memang berprestasi dalam bidang
dan memiliki pendidikan. Di Indonesia, akademik maupun non akademik. Sekolah
khususnya masyarakat yang ingin yang dikenal dengan nama Sekolah Dasar
mendapatkan pendidikan formal akan Pembina (selanjutnya disingkat SDPN)
menempuh pendidikan di bangku sekolah. Tulangampiang Kota Denpasar ini terletak di
Di Bali khususnya di Kota Denpasar terdapat Jalan Mertayasa No.4, Desa Pemecutan Kaja,
185 sekolah dasar yang tersebar di seluruh Kecamatan Denpasar Utara Kota Denpasar
kawasan Kota Denpasar. Mulai dari dan berstatus sekolah negeri dibawah Diknas
Kecamatan Denpasar Utara, Kecamatan (Subhan, 2015). Perbedaan SDPN
Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Timur Tulangampiang dengan sekolah dasar di Kota
dan Kecamatan Denpasar Selatan. Denpasar lain selanjutnya adalah kegiatan

1
penerimaan siswa baru. Lumrah diketahui Faktor awal yang benar-benar
bahwa anak-anak yang sudah berumur 6 memicu timbulnya konflik yaitu adanya
tahun dan sudah menempuh pendidikan di pembagian jatah domisili, selanjutnya jatah
taman kanak-kanak akan segera melanjutkan domisili tersebut dipersalahgunakan oleh
ke jenjang pendidikan sekolah dasar. Namun oknum-oknum tertentu untuk mendapatkan
di SDPN Tulangampiang ini, anak-anak yang keuntungan. Hal tersebut juga memicu
akan mendaftarkan diri untuk menjadi siswa berkurangnya potensi anak-anak di luar Desa
harus melalui beberapa tahapan yang Pemecutan Kaja yang ingin bersekolah di
menjadi syarat sekolah untuk menerima siswa SDPN Tulangampiang karena terbatasnya
baru. Tahapan yang pertama yaitu melalui jumlah siswa yang bisa diterima oleh sekolah,
usia anak, tahapan yang kedua melalui Tes dan juga adanya ketimpangan dengan
Potensi Akademik (selanjutnya disingkat pemberian jatah pada setiap banjar yang ada
TPA). TPA inilah yang membedakan sistem di Desa Pemecutan Kaja tersebut. Konflik
penerimaan siswa baru di SDPN selanjutnya muncul karena adanya isu
Tulangampiang dengan sekolah dasar lainnya penagihan biaya pada setiap orang tua anak
yang ada di Kota Denpasar. yang ingin menyekolahkan anaknya di SDPN
Kebijakan sekolah yang tetap berjalan Tulangampiang dan dibuktikan dengan
mengenai penerimaan siswa baru, timbul pengaduan orang tua siswa kepada pihak
suatu permasalahan yang diakibatkan oleh sekolah. Jelas isu yang mucul di masyarakat
penerimaan siswa baru. Munculnya konflik ini ini merusak citra sekolah, karena tentu pihak
karena tidak adanya kesesuaian kebijakan sekolah merasa dirugikan atas isu tersebut,
sekolah dengan kondisi yang ada dilapangan. sementara pihak sekolah juga merasa tidak
SDPN Tulangampiang sebelumnya tidak pernah menagih biaya apapun kepada orang
pernah memberikan wewenang untuk pihak tua siswa yang ingin menyekolahkan anak-
lain terlibat dalam proses penerimaan siswa anaknya di SDPN Tulangampiang.
baru ini. Namun realita di lapangan berbeda, Berdasarkan latar belakang maka
ada pihak-pihak tertentu yang mulai mencari penulis dapat menarik tiga rumusan masalah:
keuntungan dengan adanya penerimaan 1. Mengapa terjadi konflik penerimaan
siswa baru ini. Terlihat adanya kejanggalan siswa baru di SDPN Tulangampiang?
dalam penerimaan siswa baru ini seperti, 2. Bagaimana mekanisme pihak SDPN
setiap banjar yang ada di Desa Pemecutan Tulangampiang dalam menangani
Kaja mendapatkan jatah beberapa anak yang permasalahan penerimaan siswa
dianggap menjadi hak kelian banjar yang baru?
diperuntunkan untuk anggota banjarnya 3. Bagaimana dampak sosial yang
sendiri. Jelaslah ini mulai memicu timbulnya ditimbulkan dari konflik penerimaan
konflik karena anggapan di masyarakat siswa baru di SDPN Tulangampiang?
bahwa sekolah SDPN Tulangampiang Adapun tujuan dari penelitian ini
tersebut milik seluruh warga di Kota Denpasar berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu :
dan bukan hanya milik Desa Pemecutan Kaja.

2
Penelitian ini secara umum bertujuan dimasyarakat dan konflik yang terjadi
untuk memahami dan mendeskripsikan konflik mengenai kegiatan penerimaan siswa baru.
penerimaan siswa baru yang terjadi di SDPN Penelitian ini nantinya dapat menjadi
Tulangampiang yang timbul karena adanya pertimbangan terhadap pihak-pihak yang
kepentingan tertentu dari beberapa pihak terlibat konflik penerimaan siswa baru, agar
yang memiliki kekuasaan di wilayah domisili dapat memahami bahwa pendidikan bukan
SDPN Tulangampiang. hal yang mudah diperjual-belikan. Agar
1. Memahami dan mendeskripsikan nantinya orang tua siswa lebih teliti dan bisa
faktor yang menyebabkan terjadinya disiplin untuk selalu mengikuti aturan yang
konflik penerimaan siswa baru di berlaku saat akan menyekolahkan anak-
SDPN Tulangampiang. anaknya di sekolah manapun agar dapat
2. Memahami dan mendeskripsikan mencegah terjadinya konflik yang sama. Agar
mekanisme pihak SDPN Dinas terkait nantinya selalu bisa mengawal
Tulangampiang dalam menangani dengan tegas setiap tahap seleksi yang
permasalahan penerimaan siswa dilakukan untuk penerimaan siswa baru
baru supaya konflik yang sudah sering terjadi bisa
3. Memahami dan mendeskripsikan secara bertahap dihindari.
dampak sosial dari konflik 1 TINJAUAN PUSTAKA
penerimaan siswa baru di SDPN 2.1 KAJIAN PUSTAKA
Tulangampiang. Kajian pustaka dalam penelitian ini
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : berupa skripsi, jurnal dan bahan referensi
Akan memberikan manfaat secara lainnya antara lain adalah Sofyan (2015) yang
teoritis untuk menambah wawasan yang berjudul “Implementasi Kebijakan Sekolah
berkaitan dengan sosiologi pendidikan, Dalam Penerimaan Calon Siswa Baru Studi
konflik, dan ilmu lain yang terkait. Serta Kasus Di SMA Negeri Paguyaman”
sebagai acuan penelitian selanjutnya yang menjelaskan bahwa dalam membangun
berminat/berkaitan dengan bidang ini. sistem penerimaan siswa baru ini, ada
Menambah wawasan peneliti dalam beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memahami fenomena kegiatan penerimaan kegiatan manajemen siswa, diantaranya
siswa baru yang hampir setiap tahun dialami adalah sistem penerimaan siswa baru yang
di setiap sekolah khususnya di SDPN terbuka dan adil sistem penerimaan siswa
Tulangampiang Kota Denpasar. Dapat baru secara terbuka dan adil mengandung
menjadi masukan untuk sekolah dasar di Kota makna, bahwa strategi penerimaan siswa
Denpasar khususnya SDPN Tulangampiang baru yang dikembangkan sekolah harud
nantinya dalam menyeleksi siswa untuk dapat menjamin semua warga negara
kegiatan penerimaan siswa baru. Agar Indonesia (anak Indonesia) pada usia sekolah
nantinya bisa menjadi acuan pihak SDPN tanpa ada diskriminasi dapat di terima untuk
Tulangampiang di Kota Denpasar dalam bersekolah peneliti ini melihat ada tidaknya
menghadapi isu-isu yang muncul implementasi kebijakan serta faktor-faktor apa

3
yang mempengaruhi implementasi kebijakan berkembang secara internal di sekolah
dalam penerimaan calon siswa baru di SMAN dibutuhkan strategi pemecahan masalah
1 Paguyaman. sehingga masalah yang berasal dari dalam
Penelitian selanjutnya adalah sekolah (internal) maupun yang berasal dari
Muarofah (2014) dalam penelitiannya yang luar (eksternal) sekolah dapat terselesaikan
berjudul “Konflik Dalam Lembaga Pendidikan, dengan baik. Bentuk-bentuk permasalahan
Studi Konflik Antara Dua Pengelola Madrasah internal sekolah dapat menyebabkan salah
di Desa Pesanggarahan Kecamatan Laren faham, kebencian, masa bodoh (apatis)
Kabupaten Lamongan” membahas mengenai diantara pihak-pihak yang bermasalah.
sebuah desa yang ada di Kecamatan Laren Pemicu timbulnya masalah atau konflik dapat
Kabupaten Lamongan, di desa inilah 3 terjadi pada hal-hal yang kecil namun dapat
Madrasah Ibtidaiyah berdiri ditengah tengah berakibat tajam seperti permasalahan siswa
masyarakat. Satu sekolah milik masyarakat dengan siswa, orang tua dengan orang tua,
yang bergolongan Muhammadiyah yaitu guru dengan guru, orang tua dengan sekolah,
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 10 guru dengan siswa dan guru dengan kepala
Pesanggrahan dan dua sekolah milik sekolah.
masyarakat yang bergolongan Nahdlatul 2.2 Konsep
Ulama’ yaitu Madrasah Ibtidaiyah Sirojul Ulum 2.2.1 Konflik
dan Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah yang Konflik dapat membawa perubahan
merupakan lembaga tidak formal dan proses yang positif dan negatif tergantung dari sudut
berdirinya dikarenakan terjadi konflik. Proses pandang mana konflik tersebut dilihat.
terjadinya konflik tersebut dikarenakan Umumnya konflik dilihat sebagai sesuatu
perebutan sawah yang menyangkut pimpinan yang buruk atau negatif dan bagi masyarakat
salah satu sekolah, dari perebutan sawah awam konlfik dianggap menuntun seseorang
tersebutlah lalu muncul sekolah yang sampai ke hal-hal yang tidak baik. Peneliti disini
saat ini masih dipergunakan di desa yang melihat konflik sebagai hal negatif karena
berada di Kecamatan Laren tersebut. permasalahan yang diangkat menyangkut
Penelitian Safarudin, (2010) “Pola konflik dalam penerimaan siswa baru
Penyelesaian Masalah Internal di Sekolah dianggap dampak negatif terhadap institusi
(Studi Kasus pada SMA Negeri dan SMA pendidikan yang mengalami konflik tersebut.
Swasta di Kabupaten Wonosobo)”, Tipe konflik yang bisa dikaitkan dengan
membahas mengenai dunia pendidikan yang tulisan dengan judul konflik dalam
tidak lepas dari permasalahan atau konflik penerimaan siswa baru adalah konflik terbuka
yang ada disekolah di bawah naungan sebab konflik yang muncul karena
organisasi pendidikan. Timbulnya penerimaan siswa baru sebenarnya sudah
permasalahan atau konflik tidak hanya datang terjadi lama, namun baru muncul ke
dari luar sekolah namun dapat pula muncul permukaan yaitu setelah SDPN
dan berkembang dari dalam (internal) Tulangampiang ditetapkan sebagai sekolah
sekolah. Untuk mengatasi masalah yang RSBI. Konflik tersebut sampai saat ini belum

4
bisa hanya diselesaikan oleh pihak sekolah, itu sendiri memiliki fasilitas penunjang yang
maka dari itu dibutuhkan elemen-elemen lengkap untuk memenuhi delapan standar
masyarakat serta instansi-instansi pendidikan yang lengkap sesuai standar
pemerintahan terkait pendidikan untuk nasional.
membantu menyelesaikan konflik tersebut. 2.3. TEORI KONFLIK RALF DAHRENDORF
2.2.2 PENERIMAAN SISWA BARU Ralf Dahrendorf lebih menekankan
Penerimaan siswa baru yaitu tentang peran kekuasaan dalam
pendaftaran, seleksi, penjurnalan, mempertahankan ketertiban di dalam
pengumuman, dan pendaftaran ulang masyarakat, jadi dengan demikian kekuasaan
(Nugroho, 2011: 132). Dalam pendidikan lah yang mempengaruhi struktur didalam
penerimaan siswa baru sangat penting karena masyarkat untuk mengelola ketertiban itu
merupakan awal dari dimulainya proses sendiri. Masyarakat akan berusaha tunduk
pendidikan. pada kekuasaan dalam mengambil kebijakan
Proses terjadinya pendidikan serta serta keputusan-keputusan.
tejadinya proses belajar dan mengajar tidak Menurut Dahrendorf (dalam Ritzer dan
akan berlangsung tanpa adanya siswa. Goodman, 2004: 153) teori sosiologi dibagi
Sebelum proses belajar dan mengajar itu menjadi dua bagian yakni teori konflik dan
berlangsung instansi pendidikan yaitu sekolah teori konsensus. Teori konsensus harus
akan mulai melakukan seleksi penerimaan menguji nilai integrasi dalam masyarakat dan
siswa baru. Penerimaan siswa baru ini teoritis konflik harus menguji konflik
selanjutnya didedikasikan untuk sekolah agar kepentingan dan penggunaan kekerasan
nantinya siswa yang diterima pihak sekolah yang mengikat masyarakat bersama
sesuai dengan kreteria yang diajukan oleh dihadapan tekanan itu. Dahrendorf mengakui
pihak sekolah. Penerimaan siswa baru bahwa masyrakat takkan ada tanpa
biasanya dilakukan di awal sebelum konsensus dan konflik yang menjadi
terjadinya proses belajar mengajar. Pihak persyaratan satu sama lain.
sekolah akan mulai membuat aturan-aturan 3 METODE PENELITIAN
untuk menyeleksi calon siswa baru. Penelitian ini menggunakan jenis
2.2.3 SEKOLAH DASAR PEMBINA penelitian kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian
Secara umum sekolah dasar pembina ini adalah di SDPN Tulangampiang yang
merupakan sekolah model, sekolah beralamat di Jalan Mertayasa No.4, Desa
percontohan yang unggul dalam berbagai hal Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar
dan sebagai panutan sekolah dasar yang Utara, Kota Denpasar dan berstatus sekolah
lainnya. Pemerintah pusat serta pemerintah negeri dibawah Diknas. Jenis data yang
daerah menyarankan agar disetiap wilayah digunakan pada penelitian ini menggunakan
atau daerah memiliki satu sekolah dasar data kualitatif dan data kuantitatif. Menurut
pembina, karena diharapkan dapat (Bungin, 2008: 103), data kualitatif
memperbaiki pola pendidikan untuk mencapai diungkapkan dalam bentuk kalimat, uraian-
pelayanan standar nasional. Sekolah pembina uraian, bahkan dapat juga berupa cerita

5
pendek. Data kuantitaif merupakan data yang Berdasarkan keterangan yang
biasanya diwujudkan dalam angka-angka tercantum di profil sekolah tahun 2016 maka
(Bungin, 2013: 126). Menurut Moleong, (2004 dapat dijelaskan bahwa sejarah SDPN
: 117), dalam penelitian kualitatif, peneliti Tulangampiang dimulai dari, sarana fisik
merupakan (instrument) pengumpul data gedung SDPN Tulangampiang pada mulanya
utama, karena peneliti adalah manusia dan didirikan oleh belanda yang dijadikan asrama
hanya manusia yang dapat berhubungan setelah Belanda meyerah kepada Jepang.
dengan informan atau objek yang lainnya, Kemudian oleh Jepang gedung itu difungsikan
serta mampu memahami kaitan kenyataan- sebagai tempat pengalengan ikan sehingga
kenyataan di lapangan. Penentuan informan disekitar itu berserakan tulang-belulang,
yang digunakan dalam penelitian ini kemudian masyarakat yanglewat
menggunakan teknik purposif. Dalam memindahkan tulang-belulang ikan
penelitian ini informan yang ditunjuk adalah : tersebutdan oleh karena itu daerah tersebut
(1) pihak SDPN Tulangampiang, (2) kelian disebut Tulangampiang. Kemudian setelah
banjar yang terlibat dalam permasalahan kemerdekaan gedung tersebut difungsikan
penerimaan siswa baru, (3) Kepala Desa sebagai sekolah yang bernama SD
Pemecutan Kaja, (5) dan berumur diatas 20 Percobaan Negeri Tulangampiang, maksud
tahun. didirikan sekolah tersebbut adalah untuk
Peneliti merupakan instrument utama membentuk anak didik memiliki keterampilan
dalam penelitian. Observasi dilakukan khusus misalnya dibidang pertanian,
sebelum penelitian dimulai untuk melihat ada peternakan, jarit-menjarit, dll dengan
atau tidaknya permasalahan yang akan diteliti kurikulum khusus.
serta untuk mengetahui keadaan lokasi yang 4.1.2. PROFIL SDPN TULANGAMPIANG
akan diteliti. Wawancara mendalam dilakukan Berdasarkan profil dari SDPN
pada saat peneliti melakukan penelitian Tulangampiang kondisi geografis sekolah
mencari informasi kepada informan atau pihak tersebut terletak di DesaPemecutanKaja,
yang mengetahui permasalahan. Informan Banjar Mertayasa. Sekolah ini berdampingan
yang akan diwawancarai menggunakan dengan beberapa sekolah lainnya yaitu, SD
metode ini adalah pihak SDPN No 18 Pemecutan, SD No 29 Pemecutan,
Tulangampiang, Kepala Desa Pemecutan SMPN 4 Denpasar dan satu taman kanak-
Kaja serta kelian banjar di wilayah Desa kanak. Berikut merupakan peta lokasi Desa
Pemecutan Kaja. Pemecutan Kaja. SDPN Tulangampiang
Terdapat tiga teknik analisis data memiliki luas tanah sebesar 3,583,17 are
kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dengan luas bangunan 1,160,01 are dan luas
dan penarikan kesimpulan. halaman 2,423,16 are. Dengan fasilitas
4.HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah yang cukup lengkap yakni
4.1 GAMBARAN UMUM OBJEK perpustakaan sekolah, auditorium yang
PENELITIAN mampu menampung 500 orang dengan
4.1.1 SEJARAH SDPN TULANGAMPIANG jumlah kelas sebanyak 15 kelas.

6
4.2 KONFLIK PENERIMAAN SISWA BARU menerima siswa sesuai kebutuhan melalui
Penerimaan siswa baru mempunyai sistem seleksi. Namun karena tidak adanya
kepentingan untuk mendapatkan anak-anak kesepakatan antara pihak Desa dan pihak
didik sesuai dengan kebutuhan pihak sekolah sekolah akhirnya timbul konflik antara pihak
itu sendiri. Namun realita yang terjadi, banyak Desa dan SDPN sehingga konflik terus
pihak lain yang ingin ikut campur dalam muncul hampir setiap tahun saat pelaksanaan
penerimaan siswa baru ini dan hal tersebut PPDB.
yang akhirnya memicu timbulnya konflik. 4.2.2 KONFLIK DESA
4.2.1 KONFLIK SEKOLAH Setiap tahunnya anak-anak yang
Konflik ini muncul karena PPDB mendaftar melalui jatah kelian hampir 850
sendiri dijadikan lahan untuk mencari orang, anak-anak dilingkungan Desa
keuntungan oleh pihak kelian. Kelian setiap Pemecutan Kaja yang ingin bersekolah di
tahunnya akan meminta anak-anak yang wilayah Desa akan mendaftar melalui kelian
dibawa agar diterima oleh pihak sekolah, banjanrnya masing-masing. Jika 850 orang
karena menurut informan orang tua siswa anak yang mendaftar maka 9 sekolah ini pun
yang ingin menyekolahkan anaknya di SDPN dirasa tidak cukup untuk menampung anak-
Tulangampiang hanya tinggal membayar anak tersebut. Jadi jika ada anggapan bahwa
kepada kelian dan mereka yakin pasti akan pihak Desa menekan sekolah untuk
dapat. Menurut informan orang tua lebih menerima anak-anak banjar hal tersebut
senang melalui jalur jatah domisili dianggap salah, karena pihak Desa hanya
dibandingkan jalur umum yaitu mendaftar ke berusaha membantu agar anak-anak tersebut
sekolah karena takut anaknya nanti tidak lulus tidak harus bersekolah jauh sebab statusnya
seleksi. masih sebatas sekolah dasar. Masyarakat
Setiap tahunnya konflik terus bergulir, atau orang tua siswa sendiri pasti
karena pihak Desa serta pihak sekolah disini menginginkan agar anak-anak mereka
mempunyai pendapat yang cukup mendaptkan sekolah yang dekat dengan
bertentangan. Pihak sekolah menginginkan rumahnya, karena alasan anak-anak tersebut
semua siswa yang akan masuk harus masih kecil dan masih harus dalam
diseleksi untuk mendapatkan siswa sesuai pengawasan.
kebutuhan sekolah. Namun menurut informan SDPN adalah salah satu sekolah
kelian beranggapan bahwa kelianlah yang favorit yang paling diminati terutama oleh
mempunyai wewenang untuk menyeleksi warga Desa Pemecutan Kaja, hal tersebut
anak-anak yang akan diberikan di SDPN menyebabkan pendaftaran siswa baru di
Tulangampiang. Pihak sekolah yang merasa SDPN menjadi membludak dibanding
tidak mendapatkan apapun dan malah sekolah-sekolah lainnya. Bahkan ada
diberikan banyak siswa oleh Desa merasa beberapa sekolah di wilayah Desa
dirugikan. Atasan pihak sekolah adalah Dinas Pemecutan Kaja yang sepi peminat padahal
Pendidikan bukanlah Desa Pemecutan Kaja, akses menuju sekolah tersebut cukup baik
jadi pihak sekolah mempunyai hak untuk dan jarang terjadi kemacetan lalu lintas

7
karena tidak diapit oleh sekolah lain. Namun dilanggar oleh satu sama lain maka jika timbul
sekolah tersebut sepi peminat bahkan konflik baru pihak Desa tidak akan mau
masyarakat yang berada areal sekitar sekolah bertanggung jawab lagi.
itu pun banyak yang mendaftar ke SDPN, hal Mediator didalam proses mediasi ini
tersebut yang menyebabkan pihak sekolah adalah pihak Desa sendiri selaku pemegang
menjadi berat karena terlalu banyaknya anak- wewenang di wilayah Desa Pemecutan Kaja
anak yang mendaftar. Disisi lain sekolah juga sedangkan pihak yang bersengketa yaitu
harus berusaha menerima semua anak yang pihak sekolah dengan pihak Desa.
diajukan oleh banjar, bahkan kepala Desa Pihak Desa akan membantu
Pemecutan Kaja pun merasa kebingungan menyelesaikan permasalahan SDPN jika
atas hal tersebut. Tidak bisa dipungkiri juga pihak yang dijak bermasalah merupakan
orang tua mengetahui bahwa SDPN dusun, hal tersebut karena dusun merupakan
merupakan sekolah unggulan jadi mereka bagian dari Desa. Kalau dari pihak dusun
pasti menginginkan agar anak-anaknya merasa tidak ada yang perlu diselesaikan
mendapatkan sekolah dengan kwalitas yang atau merasa tidak ada permasalahan yang
baik. berarti maka pihak sekolah tidak akan ikut
4.3 MEKANISME PENANGANAN PIHAK campur apa-apa. Menurut informan yang
SDPN TULANGAMPIANG DALAM terpenting kesepakatan saat diadakan
MENANGANI PERMASALAHAN mediasi itu dipatuhi maka permasalahan tidak
PENERIMAAN SISWA BARU akan muncul. Hal-hal yang menyatakan
Konflik atau permasalahan akan bahwa pihak Desa menekan pihak sekolah
selalu membutuhkan penanganan, agar menerima semua siswa dari jatah kelian
penanganan dibutuhkan untuk memperbaiki itu tidak ada. Karena sekolah yang berdomisili
keadaan dan menyelesaikan konflik atau diwilayah Pemecutan Kaja wajib menerima
permasalahan tersebut. Usaha Pencegahan semua anak-anakdi wilayah tersebut. Karena
Konflik sangat diperlukan. menurutnya fungsi sekolah dasar adalah
4.3.1 MEDIASI untuk menampung semua anak-anak yang
Hal yang sudah coba dilakukan oleh ingin bersekolah di lingkungan itu.
pihak Desa itu sendiri adalah dengan 4.3.2 ATURAN SEKOLAH
melakukan mediasi untuk mencoba Setiap sekolah mempunyai aturan
menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari yang sudah dibuat dan disepakati baik
mediasi tersebut akhirnyaa mendapatkan dengan anggota pihak sekolah sendiri
hasil yang disepakati menurut informan. Pihak maupun dengan instansi yang terkait dengan
Desa akan mencoba menyelesaikan masalah pendidikan. SDPN Tulangampiang
permasalahan antara dusun dan pihak sudah mempunyai aturan yang dijadikan
sekolah saja namun jika pihak sekolah pedoman dalam hal PPDB agar jika
mempunyai permasalahan dengan penerimaan siswa baru terkendala, pihak
masyarakat maka pihak Desa tidak akan mau sekolah masih mempunyai acuan untuk
ikut campur. Jika hasil kesepakatan tersebut menyelesaikannya. Informan berikut

8
menyatakan bahwa penanganan yang sudah Pemecutan Kaja. Penanganan dari pihak
coba dilakukan sampai saat ini masih sekolah sendiri tetap berpacu pada diklat dan
berpedoman sesuai diklat dan juknis dari juknis, serta penanganan menurut kelian dan
pusat, dari Provinsi, dari kota maupun dari masyarakat sendiri yaitu dengan menerima
satuan pendidikan. Hal tersebut disampaikan semua anak-anak banjar yang mendaftar
oleh IGNS sebagai kepala SDPN. melalui jatah kelian. Penanganan tersebut
Penanganan terbaik yang sudah nantinya diharapkan menjadi kesadaran
dilakukan oleh pihak sekolah sendiri tetap darimasing-masing pihak agar konflik
merujuk kepada diklat dan juknis baik dari sebelumnya tidak terjadi kembali.
pusat, Provinsi, kota maupun instansi yang 4.4 DAMPAK SOSIAL DARI KONFLIK
terkait dengan pendidikan. Itu dikarenakan PENERIMAAN SISWA BARU DI SDPN
agar nantinya bila terjadi protes dari orang tua TULANGAMPIANG
siswa maupun pihak lainnya, pihak sekolah Permasalahan yang terjadi di
mempunyai pegangan dan bisa masyarakat dalam hal apapun mempunyai
menyelesaikan jika nantinya muncul konflik sebab dan akibat. Setiap terjadinya
atau permasalahan PPDB. permasalahan pasti mempunyai dampak yang
4.3.3 MENERIMA SELURUH CALON SISWA ditimbulkannya, apalagi menyangkut tentang
Penanganan yang disampaikan oleh konflik. Begitu juga mengenai permasalahan
menyatakan konflik tersebut dapat PPDB terjadi di SDPN Tulangampiang yang
terselesaikan dengan hanya menerima semua berujung konflik antara pihak sekolah dengan
anak-anak yang telah diajukan oleh jatah pihak Desa.
kelian. Anak-anak diterima tanpa melalui tes 4.4.1 DAMPAK MASYARAKAT DAN RUAS
atau seleksi apapun, hal tersebut akan JALAN
membuat masyarakat di lingkungan SDPN Permasalahan PPDB berdampak pada
merasa senang dan akhirnya konflik pun tidak hubungan kondisi sosial yang ada pada
akan berkembang lagi. masyarakat, pertama yaitu timbul perselisihan
Semua penanganan yang sudah antara kelianbanjar dengan kepala sekolah.
dilakukan merupakan solusi yang terbaik Artinya kepala sekolah yang seharusnya
menurut masing-masing pihak. Penanganan mempunyai hubungan yang dekat dengan
yang terbaik adalah dengan mematuhi aturan kelian banjar karena sekolah berdomisili di
yang sudah dibuat dan disepakati serta harus wilayah tersebut akhirnya hubungan tersebut
disadari oleh masing-masing pihak yang berujung perselisihan karena pihak kelian
bertentangan. Penanganan tersebut nantinya banjar serta pihak sekolah mempunyai sudut
diharapkan dapat menjadi solusi agar setiap pandang masing-masing yang dianggap
tahunnya tidak muncul permasalahan PPDB benar satu sama lainnya.
yang sama. Seperti penanganan mulai dari 4.4.2 DAMPAK KINERJA GURUDAN
mediasi antara pihak sekolah dan pihak KETERBATASAN RUANGAN
banjar yang di mediasi oleh pihak Desa Konflik PPDB di SDPN
selaku pemegang kebijakan di wilayah Desa Tulangampiang ini berdampak kepada

9
sekolah yang dianggap mahal, walaupun berkonsentrasi belajar di kelas karena terlalu
daripihak sekolah itu sendiri merasa tidak banyak dipaksakan siswa dalam satu kelanya.
memungut biaya apa-apa. Selanjutnya juga Dampak yang paling dirasakan oleh
dampak yang dirasakan yaitu walaupun pihak sekolah sendiri adalah sekolah yang
masyarakat sedikit mengetahui tentang dikatakan mahal, padahal memang pihak
kericuhan penerimaan siswa baru di SDPN sekolah belum pernah memungut biaya
namun setiap tahunnya peminat SDPN di kepada orang tua siswa sesuai aturan
lingkungan sekitar sekolah bertambah pemerintah. Namun para orang tua yang
banyak. Jadi dengan demikian mau atau tidak membayarnya kepada oknum-oknum tertentu
setiap tahun PPDB di sekolah tersebut akan tetap mengatakan bahwa SDPN adalah
banyak pesertanya, kan konflik akan terus sekolah mahal.
berulang karena setiap tahunnya memang 5 SIMPULAN
antusias pendaftaran PPDB di SDPN masih Berdasarkan hasil penelitian tentang
cukup tinggi. Seperti yang disampaikan oleh Konflik Dalam Penerimaan Siswa Baru (Studi
kepala SDPN Tulangampiang IGNS, sebagai Kasus Sekolah Dasar Pembina Negeri
berikut: Tulangampiang di Kota Denpasar) dan
“….dampak ya sekolah kita itu pembahasan yang telah dilakukan
dibilang mahal tapi sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebenarnya kenyataannya kan sebagai berikut.
tidak, tapi antusias orang tua Timbulnya konflik penerimaan siswa
murid masih banyak yang mau baru diakibatkan oleh sudut pandang yang
kesini. Walaupun dibilang berbeda dari pihak banjar dan pihak sekolah.
mahal, tapi kan sekolah ini Pihak banjar yang menginginkan agar semua
nyaman kondusif gitu anak-anak lingkungan diterima oleh sekolah
masalahnya. Jadi dampak ke karena sekolah tersebut adalah milik Desa
masyarakat nggak terlalu dan pihak sekolah yang beranggapan bahwa
berpengaruh sekali, tetep SDPN adalah sekolah umum maka semua
antusias anaknya sekolah orang berhak bersekolah di sekolah tersebut.
disini….”. (Wawancara dengan Selanjutnya yang memicu timbulnya masalah
IGNS, tanggal 20 juni 2017). lain adalah adanya oknum-oknum tertentu
Pihak sekolah tidak bisa menampung yang mulai mengambil keuntungan dari
semua siswa yang diberikan oleh pihak Desa, kegiatan PPDB di sekolah tersebut,
karena kapasitas kelas serta tenaga pengajar keuntungan yang diambil disini adalah
yang hanya memadai sesuai kuota yang keuntungan berupa uang.
disepakati sekolah. Jikalau dipaksakan akan Solusi atau penanganan sudah
menimbulkan dampak yang negatif, seperti dilakukan oleh pihak sekolah dan pihak Desa
suasana yang kurang kondusif serta nyaman, beserta kelian. Penanganan tersebut dapat
anak-anak yang tidak akan bisa menjadi solusi terbaik yang sudah dilakukan
oleh pihak sekolah, pihak Desa dan kelian

10
agar konflik tersebut tidak muncul setiap Pemasaran. Jakarta: Kencana
tahunnya. Penanganan mulai dari mediasi Prenada Media.
antara pihak sekolah dan pihak banjar yang di Dahrendorf Ralf. 1986. Konflik dan Konflik
mediatori oleh pihak Desa selaku pemegang Dalam Masyarakat Industri, Sebuah
kebijakan di wilayah Desa Pemecutan Kaja. Analisa-Kritik. Jakarta: CV Rajawali.
Penanganan dari pihak sekolah sendiri tetap Faisal Sanapiah. 1987. Sosiologi Pendidikan.
berpacu pada diklat dan juknis, serta Surabaya: Usaha Nasional
penanganan menurut kelian dan masyarakat Galtung Johan, 2003. Studi Perdamaian:
sendiri yaitu dengan menerima semua anak- Perdamaian dan Konflik,
anak banjar yang mendaftar melalui jatah Pembangunan dan Peradaban.
kelian. Surabaya: Pustaka Eureka.
Dampak sosial yang terjadi akibat Hadisuprapto Paulus, 2010. Delikuensi Anak
konflik PPDB tersebut hal yang memicu Pemahaman dan
adanya perubahan di masyarakat, perubahan Penanggulangannya, Malang:
aturan karena adanya kebijakan-kebijakan Selaras.
yang dibuat oleh seseorang yang mempunyai Hendricks William. 2006. Bagaimana
wewenang atau kekuasaan. Dampak pertama Mengelola Konflik: Petunjuk Praktis
yang timbul yakni walaupun pihak sekolah itu untuk Manajemen Konflik Yang
sendiri sudah memberikan keputusan berapa Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara).
kuota siswa yang akan diterima namun HR Ridwan. 2013. Hukum Administrasi
karena adanya penekanan dari pihak Desa Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo
akhirnya keputusan tersebut berubah. Persada.
DAFTAR PUSTAKA Johnson Doyle Paul, 1990. Teori Sosiologi
BUKU Klasik dan Modern (terjemahan),
Abbas Syahrizal, 2011. Mediasi Dalam Robert M.Z. Lawang Jillid Dua.
Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Hukum Nasional. Jakarta: Prenada Utama.
Media Group. Kartohadikoesoemo Soetardjo, 1965. Desa:
Arif Mukhrizal, dkk, 2014. Pendidikan Jogjakarta 1953. Bandung: Sumur
Posmodernisme. Yogyakarta: Bandung
Ar-Ruzzmedia Laurer, Robert H, 2001. Perspektif Tentang
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Perubahan Sosial. Jakarta: PT
Jakarta : Kencana Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Machfoedz, I dan Suryani, E. 2007.
Sosial & Ekonomi, Format-format Pendidikan Kesehatan Bagian Dari
Kualitatif dan Kuantitaif untuk Studi Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Sosiologi, Kebijakan Publik, Fitrayama.
Komunikasi, Manajemen, dan

11
Molelong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian JURNAL
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Muarofah Lailatul, 2014. Konflik Dalam
Rosdakayra. Lembaga Pendidikan: Studi Konflik
Miall Hugh, dkk. 2000. Resolusi Damai Konflik Antara Dua Pengelola Madrasah Di
Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Desa Pesanggaran Kecamatan Laren
Persada. Kabupaten Lamongan.Surabaya:
Narwoko, Dwi J dan Suryanto, Bagong, 2005. Universitas Islam Negeri Sunan
Sosiologi Teks Pengantar dan Ampel Surabaya
Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Nugroho Irwin, 2011. Sistem Informasi
Media Group. Penerimaan Siswa Baru Berbasis
Poloma Margaret M. 1987. Sosiologi Web PHP Dan SQL.Yogyakarta:
Kontemporer. Jakarta: CV Rajawali. Universitas Negeri Yogyakarta.
Poloma Margaret M. 1994. Sosiologi Safarudin Ahmad Aziz, 2010. Pola
Kontemporer. Jakarta: PT Raja Penyelesaian Masalah Internal di
Grafindo Persada. Sekolah (Studi Kasus pada SMA
Ritzer George dan Goodman J. Douglas, Negeri dan SMA Swasta di
2004. Teori Sosiologi Modern, Edisi Kabupaten Wonosobo). Semarang:
Keenam. Jakarta : Kencana Prenada Universitas Islam Negeri (UIN)
Media Group. Walisongo
Ritzer George, 2013. Sosiologi Ilmu INTERNET
Pengetahuan Berparadigma Ganda, Subhan, Daftar Lengkap Sekolah dasar di
Jakarta: PT Grafindo Persada Kota Denpasar Provinsi Bali.
Saifuddin,A.F. 2006. Antropologi Kontemporer M2Indonesia, 3 September 2015.
Suatu Pengantar Kritis Mengenai Web. 21 Oktober 2016.
Paradigma. Jakarta: Kencana. https://m2indonesia.com/pendidikan/d
Suharjo, 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah aftar-lengkap-sekolah-dasar-di-kota-
Dasar: Teori dan Praktek. Jakarta: denpasar-provinsi-bali.htm
Depdiknas Nasib Sekolah RSBI dan SBI Pasca Putusan
Suhartono Suparlan, 2008. Wawasan Mahkamah Konstitusi. Dunia Hukum
Pendidikan: Sebuah Pengantar dan Budaya, 2013. Web. 21 Oktober
Pendidikan. Yogyakarta: Ar- 2016.
Ruzzmedia http://www.boyyendratamin.com/2013
Susan, Novri. 2009. Pengantar Sosiologi /01/nasib-sekolah-rsbi-dan-sbi-
Konflik dan Isu-Isu Konflik pasca.html
Kontemporer. Jakarta : Prenada Nakididnep. Pelatihan Kurikulum 2013. Guru
Media Group. Harus Berinovasi dalam Proses
Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan. Belajar Mengajar. 26 Oktober 2016.
Bandung: Rosdakarya. Diakses pada tanggal 14 Desember
2016.http://pendidikan.denpasarkota.

12
go.id/index.php/bacaberita/13218/Pel
atihan-Kurikulum-2013koma-Guru-
Harus-Berinovasi-dalam-Proses-
Belajar-Mengajar
Syarofi Husnan. Sosialisai Program SMA
Rujukan. 5 September 2016. diakses
pada tanggal 14 Desember 2016.
http://web.sman1jember.sch.id/activiti
es/teachers-activities/239-sosialisasi-
program-sma-rujukan.html

13

You might also like