Random Sampling. Penelitian Ini Menggunakan Rancangan Ex-Post Facto. Data

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

KONTRIBUSI KUALITAS SUPERVISI PENGAWAS SEKOLAH, FUNGSI

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN ETOS KERJA TERHADAP


KUALITAS LAYANAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA
SMA NEGERI DI KECAMATAN KUTA BADUNG

Oleh
I Made Gunawan

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kualitas supervisi pengawas
sekolah, fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan etos jkerja guru terhadap kualitas
layanan guru dalam pembelajaran pada SMA Negeri di Kecamatan Kuta Badung secara
terpisah maupun simultan. Populasi sebanyak 209 orang guru SMA Negeri di Kecamatan
Kuta dan sampelnya sebanyak 136 orang yang diambil dengan teknik proportional
random sampling. Penelitian ini menggunakan rancangan ex-post facto. Data
dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi dan korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang positif
dan signifikan kualitas supervisi pengawas sekolah, fungsi kepemimpinan kepala
sekolah, dan etos kerja guru terhadap kualitas layanan guru dalam pembelajaran ecara
terpisah maupun simultan.

Kata kunci: kualitas supervisi pengawas sekolah, fungsi kepemimpinan kepala sekolah,
dan etos kerja terhadap kualitas layanan guru dalam kegiatan pembelajaran

THE CONTRIBUTION OF QUALITY OF SCHOOL SUPERVISOR’S


SUPERVISION, SCHOOL PRINCIPAL’S LEADERSHIP FUNCTION AND
WORK ETHICS TOWARD QUALITY OF TEACHER’S SERVICE IN
TEACHING ACTIVITIES AT PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOLS IN KUTA
DISTRICT IN BADUNG

ABSTRACT

This study aimed at finding out the contribution of quality of school supervisor’s
supervision, school principal’s leadership function and teacher’s work ethics
simultaneously toward quality of teacher’s service in teaching at public senior high
schools in Kuta district in Badung either desprerately or simultaneously. The population
were 209 teachers of SMA Negeri in Kuta district and 136 people were used as the
sample with sampling technique used was proportional random sampling. This research
was arranged in ex-post facto. The data was collected by using Likerts scale model and
was analyze by using the correlation and regression analysis. The result shows that there
was a positive and significant contribution between quality of school supervisor’s
supervision, school principal’s leadership function and quality of teacher’s service in
teaching in SMA Negeri in Kuta district separately and simultaneously.

Key words: quality of school supervisor’s supervision, school principal’s leadership


function and work ethics toward quality of teacher’s service in teaching activities.

1
1. Pendahuluan pembelajaran, dan mampu
Berbagai upaya telah dilakukan mentransformasi ilmu pengetahuan serta
oleh pemerintah untuk mengatasi dan nilai-nilai kepada pebelajar. Oleh sebab
mengantisipasi rendahnya mutu itu, keberhasilan dari program layanan
pendidikan salah satu di antaranya adalah pendidikan pada tingkat instruksional
dengan meningkatkan kualitas layanan sangat tergantung pada kualitas layanan
pendidikan. Untuk meningkatkan layanan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa
pendidikan pada tingkat instruksional guru, pendidikan hanya akan menjadi
dimulai dari peningkatan kualitas layanan slogan muluk, karena segala bentuk
dalam kegiatan pembelajaran yang secara kebijakan program pada akhirnya
operasional dilaksanakan oleh para guru. ditentukan oleh kinerja pihak yang berada
Hal tersebut didasarkan atas pemikiran di garis terdepan yaitu guru. “No teacher
bahwa guru memegang peran yang sangat no education, no education no economic
vital dan strategis dalam pengembangan and social development” (Surya, 2002).
dan pembaharuan pendidikan. Guru Kenyataannya masih tampak
dalam posisi sebagai pendidik, pengajar, “kegamangan” para guru dalam
dan pelatih dalam paradigma baru menyambut pembaharuan-pembaharuan
pendidikan melakoni peran sebagai di bidang pendidikan yang secara yuridis
fasilitator, mediator, motivator, formal telah menjadi kebijakan
dinamisator, inovator, dan komunikator pemerintah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran yang langsung berhadapan pendidikan. Optimalisasi pemberian
dengan subjek didik, dalam rangka layanan terhadap siswa dalam kegiatan
mengantarkan subjek didik mencapai pembelajaran masih belum memenuhi
kemandirian dan kedewasaan. Untuk itu, harapan ideal masyarakat sebagai
guru dituntut mampu memfasilitasi pelanggan pendidikan. Kegiatan
kegiatan pembelajaran yang pembelajaran sering dirancang bercorak
dilaksanakan, mampu memberi motivasi verbalistik dan tidak mengaitkan dengan
kepada pebelajar, mampu menyediakan masalah kehidupan di sekitar siswa.
iklim belajar yang kondusif, mampu Strategi, pendekatan, dan metode
melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang dipilih oleh

1
kebanyakan pengajar berupa strategi yang Sehubungan dengan upaya dalam
dianggap paling mudah dalam penyiapan peningkatan mutu layanan pendidikan
dan pelaksanaannya (Depdiknas, 2003b: yang dimulai dari layanan guru dalam
2). Penelitian pendahuluan dilakukan di pembelajaran, kontribusi pengawas
beberapa SMA Negeri di Kecamatan sekolah juga sangat menentukan. Kualitas
Kuta Badung pada bulan September layanan pendidikan pada satuan-satuan
sampai dengan akhir Desember 2004 pendidikan juga sangat tergantung pada
yang menggunakan beberapa indikator sistem pengendalian dalam bentuk
pengamatan yang dikembangkan pembinaan, pengembangan, penelitian,
berdasarkan aspek layanan guru dalam dan penilaian yang dilaksanakan oleh
kegiatan pembelajaran. Hasil yang pengawas sekolah. Pengawas sekolah
diperoleh antara lain: masih banyak hasil sebagai salah satu komponen dalam
pekerjaan siswa yang belum diperiksa sistem pendidikan memang diberi tugas,
dan tertumpuk di atas meja guru, disiplin tanggung jawab, dan wewenang secara
beberapa guru memasuki ruangan dan penuh oleh pejabat yang berwenang
mengakhiri pelajaran yang masih kurang, untuk melakukan pengawasan pendidikan
penggunaan media pembelajaran yang di sekolah dengan melaksanakan
masih relatif kurang, variasi metode pembinaan-pembinaan dan penilaian dari
pembelajaran yang digunakan masih segi teknis pendidikan dan administrasi
didominasi metode ceramah, perhatian pada satuan-satuan pendidikan
guru terhadap kerapian dan lingkungan (Depdiknas, 2000: 2). Akan tetapi
belajar masih kurang, tim work belum berdasarkan fenomena yang ada saat ini,
berjalan sesuai harapan karena kadang- masih banyak kelemahan-kelemahan
kadang masih terdapat siswa yang tidak yang belum sesuai dengan harapan.
mendapat pelajaran karena gurunya Pengawas sekolah masih banyak
berhalangan hadir, dan pemberian nilai menggunakan cara-cara formal dalam
akhir untuk raport yang belum melakukan fungsi dan tugasnya,
mencerminkan hasil penilaian yang pembinaan terhadap guru-guru dalam
sebenarnya (autentic assessment). meningkatkan profesionalisasinya tidak
dilakukan secara berkelanjutan dan tidak

2
intensif. Justru dalam pengawasan yang pembinaan yang intensif dalam suasana
lebih dominan ditonjolkan adalah aspek kondusif dari pengawas sekolah. Namuan
pengukuran terhadap kinerja sekolah dan fakta di atas menunjukkan bahwa
guru. supervisi pengajaran pengawas sekolah
Hasil wawancara peneliti dengan belum dilaksanakan secara profesional.
beberapa guru SMA di Kecamatan Kuta Warna dari program layanan secara
Selatan yang dilaksanakan pada operasional banyak ditentukan oleh
pertengahan Bulan Mei 2009 terkait kepemimpinan kepala sekolah sebagai
dengan kepengawasan menunjukkan top leader dari satuan pendidikan yang
bahwa persepsi guru terhadap pengawas bersangkutan. Kepala sekolah adalah
sekolah cenderung bersifat negatif. Guru pemimpin pendidikan yang mempunyai
memandang bahwa supervisi yang peranan sangat besar dalam
dilakukan pengawas sekolah lebih banyak mengembangkan mutu pendidikan di
bersifat adminitratif dan cenderung sekolah melalui sistem layanan sekolah
mencari-cari kelemahan guru tanpa dan dimulai dari sistem layanan guru
memberikan pemecahan masalah, guru dalam pembelajaran. Berkembangnya
merasa asing di kelasnya jika diobservasi semangat kerja, kerja sama yang
oleh pengawas sekolah, rasa homor guru harmonis, minat terhadap perkembangan
lenyap sekitika, dan paling parah lagi dan inovasi pendidikan, suasana kerja
guru merasa “terdakwa” bila disupervisi yang menyenangkan, dan peningkatan
oleh pengawas sekolah. Dilihat dari mutu profesi di antara para guru banyak
tingkat pentingnya supervisi, guru ditentukan oleh pelaksanaan fungsi-
menyatakan bahwa supervisi sah-sah saja fungsi kepala sekolah sebagai inovator,
asalkan para pengawas sekolah mampu motivator, dan supervisor. Dalam
memberikan bantuan dan pelayanan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut tidak
kepada guru dalam rangka peningkatan terlepas dari tipe kepemimpinan kepala
kualitas layanan dalam pembelajaran. Di sekolah, kepribadian, dan keteram-
era pelaksanaan Kurikulum Tingkat pilannya sebagai pemimpin pendidikan di
Satuan Pendidikan (KTSP), para guru sekolah. Secara fungsional, semestinya
sangat membutuhkan pembinaan- kepala sekolah mempunyai kontribusi

3
yang sangat besar terhadap peningkatan Alatas (dalam Mubyarto, et.al.1991)
kualitas layanan guru dalam kegiatan mengemukakan etos kerja bukan suatu
pembelajaran, namun berdasarkan isu-isu fenomena kebudayaan, melainkan suatu
dan fenomena yang ada di lapangan, fenomena sosiologis yang eksistensinya
sebagian besar kepala sekolah masih terbentuk suatu hubungan produksi yang
menerapkan sistem manajemen tertutup timbul sebagai akibat dan struktur
sebagai akibat dari masih lemahnya ekonomi yang ada dalam masyarakat itu.
kemampuan manajemen pendidikan yang Untuk mampu bekerja keras, seseorang
berkembang saat ini. Di samping itu, membutuhkan cukup energi. Energi yang
kegiatan supervisi pengajaran sangat cukup dapat diperoleh apabila orang
jarang dilakukan dengan alasan tersebut memiliki gizi yang baik, dapat
kesibukan dalam melaksanakan tugas diperoleh apabila orang itu memperoleh
sebagai kepala sekolah. Fenomena ini kesempatan untuk bekerja guna
juga terjadi pada SMA Negeri di memperoleh pendapatan yang cukup.
Kecamatan Kuta Selatan. Dari hasil Lebih lanjut, Sinarno (2005) menyatakan
supervisi yang dilakukan pengawas bahwa, kita harus sanggup bekerja
sekolah menunjukkan bahwa sebagai dengan profesional. Kemauan bekerja
besar kepala sekolah sibuk dalam belum berarti kesanggupan, melainkan
mengurusi kegiatan-kegiatan non baru sekedar respon terhadap aspirasi
akademik. Inovasi-inovasi dalam manusia. Manusia membutuhkan piranti
pembelajaran sangat jarang disentuh oleh yang efektif untuk mengubah kemauan
kepala sekolah. Demikian pula halnya menjadi kesanggupan profesional. Piranti
dengan fungsi kepala sebagai supervisor. terpenting dan terutama itu adalah etos
Supervisi yang dilakukan kepala sekolah kerja. Fenomen yang terjadi terkait
hanya didasari oleh keperluan dengan etos kerja guru SMA di
administarasi tanpa menyentuh subsatansi Kecamatan Kuta Selatan menunjukkan
dasar dari supervisi (Laporan bahwa ada kecenderungan sangat rendah.
Komprehensif Pengawas Sekolah Hal ini ditunjang oleh data yang dapat
Kabupaten Badung, 2009). dihimpun dari beberapa kepala sekolah
seperti misalnya: guru hadir di sekolah

4
hanya pada saat mengajar, seolah-olah didukung oleh data-data emperis tentang
tugas guru hanya mengajar, pada saat permasalahan atau kesenjangan antara
diadakan kerja bakti di sekolah guru-guru harapan dengan kenyataan dalam hal
seolah-olah tidak ikut memiliki tanggung layanan pendidikan, terutama berkaitan
jawab bahkan cenderung tidak hadir, bila dengan kualitas layanan guru dalam
diberi tugas yang lain selain tugas pembelajaran maka dipandang perlu
akademik guru banyak menghindar, untuk mengadakan sebuah penelitian
karena kebiasaan telah tertanam bahwa dengan judul “Kontribusi Kualitas
tugas lain memerlukan imbalan yang lain. Supervisi Pengawas Sekolah, Fungsi
Dari gambaran ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Etos
etos kerja guru relatif rendah. Kerja Guru terhadap Kualitas Layanan
Bertitik tolak dari paparan di atas, Guru dalam Pembelajaran pada SMA
ada sisi menarik untuk dikaji dan Negeri di Kecamatan Kuta Badung.”
dicermati karena secara normatif
2. Metode Penelitian
pemerintah mempunyai komitmen yang
Penelitian ini tergolong penelitian ex-
sangat tinggi dalam upaya meningkatkan
post facto, karena gejala yang diselidiki
mutu pendidikan nasional melalui
ada secara wajar dan tidak dimanipulasi.
peningkatan mutu layanan pendidikan.
Penelitian ini melibatkan sampel
Tuntutan para stakeholders terhadap
sebanyak 136 orang guru yang tersebar di
kualitas layanan pendidikan semakin
seluruh SMA Negeri di Kecamatan Kuta
tinggi. Akan tetapi, dari fenomena yang
Badung. Analisis data yang digunakan
ada di lapangan yang sulit dipungkiri
untuk menguji hipotesis adalah regresi
adalah masih banyak terdapat kekurangan
baik sederhana maupun ganda, kemudian
dan kelemahan dalam pelaksanaannya,
dilanjutkan dengan analisis determinasi.
sepertinya: kualitas supervisi pengawas
Data yang dikumpulkan dalam
sekolah belum berjalan sesuai tujuan,
penelitian ini terdiri dari empat variabel,
kepemimpinan kepala sekolah lebih
yakni tiga variabel bebas dan satu
banyak pada tatanan administrai, dan etos
variabel terikat. Variabel bebasnya
kerja guru relatif masih rendah. Untuk
adalah: kualitas supervisi pengawas
membuktikan secara ilmiah yang

5
sekolah (X1), fungsi kepemimpinan dalam kegiatan pembelajaran sebesar
kepala sekolah (X2), dan etos kerja guru 25,70%. Ini dapat dijadikan suatu
(X3), sedangkan variabel terikatnya indikasi bahwa kualitas supervisi
adalah kualitas layanan guru dalam pengawas sekolah dapat memprediksikan
pembelajaran (Y). Data diperoleh dengan kualitas layanan guru dalam kegiatan
menggunakan kuesioner. Untuk pembelajaran. Sumbangan efektif (SE)
menganalisis data digunakan analisis variabel kualitas supervisi pengawas
korelasi dan regresi kemudian dilanjutkan sekolah terhadap kualitas layanan guru
dengan analisis determinasi. dalam kegiatan pembelajaran sebesar
15,40%.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bila dikaitkan dengan hasil
Temuan pertama menunjukkan
penelitian yang diperoleh, pengawasan
bahwa terdapat kontribusi yang positif
yang dilakukan terhadap kegiatan
dan signifikan antara kualitas supervisi
pembelajaran yang dilaksanakan guru
pengawas sekolah dengan kualitas
merupakan salah satu komponen dari
layanan guru dalam kegiatan
sistem manajemen persekolahan.
pembelajaran melalui persamaan regresi
Pengawasan (controlling) sebagai

Y = 108,775 + 0,468X1 dengan Freg = implementasi atau perwujudan dari
46,334 (p<0,05). Dalam penelitian ini sistem pengendalian manajemen dan
ditemukan korelasi positif yang secara teknis operasional dilakukan oleh
signifikan antara kualitas supervisi pejabat fungsional yang disebut
pengawas sekolah dengan kualitas pengawas sekolah. Salah satu fungsi
layanan guru dalam kegiatan
pengawas sekolah adalah sebagai
pembelajaran sebesar 0,570 dengan p< supervisor yang berkewajiban melakukan
0,05. Hal ini berarti makin baik kualitas supervisi terhadap manajemen sekolah,
supervisi pengawas sekolah, makin baik kegiatan pembelajaran, dan khususnya
kualitas layanan guru dalam kegiatan
layanan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Vaiabel kualitas supervisi pembelajaran. Supervisi tersebut
pengawas sekolah dapat menjelaskan dilakukan dengan maksud untuk mencari
makin tingginya kualitas layanan guru perbandingan antara apa yang diharapkan

6
dengan apa yang terjadi (elektor). Hasil dapat dipakai estimasi untuk menetapkan
penemuannya berupa informasi-informasi aspek-aspek mana yang perlu
mengenai apa yang terjadi (detektor), dikembangkan dan perlu mendapat
kemudian dikomunikasikan ke jaringan bantuan. Hal ini juga diperkuat oleh
komunikasi (communication network), pendapat Sergiovanni (dalam Bafadal,
selanjutnya di sampaikan ke kompenen 1992), yang menegaskan bahwa refleksi
lain (komponen pengendalian kepala praktis penilaian performansi guru dalam
sekolah dan komite sekolah, sekolah dan supervisi pengajaran adalah melihat
guru). Berdasarkan temuan tersebut, realita yang sebenarnya terjadi di dalam
pengawas melakukan komunikasi dengan kelas, apa yang sebenarnya dilakukan
guru sehubungan pelaksanaan kegiatan oleh guru dan murid-murid di dalam
pembelajaran, terutama menyangkut kelas, aktivitas-aktiviatas mana dari
layanan guru dalam memberikan keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu
pertimbangan/ bantuan, bimbingan, yang berarti bagi guru-guru dan murid,
pembinaan, dan contoh, sehingga terjadi apa yang dilakukan oleh guru dalam
perubahan perilaku yang sesuai dengan mencapai tujuan pengajaran, dan
tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini kelebihan dan kekurangan guru. Setelah
dilaksanakan secara bertahap, melakukan penilaian terhadap perfomansi
menyeluruh, dan berkesinambungan guru, kegiatan supervisi dilanjutkan
untuk memberikan kepuasan semua pihak dengan membuat rancangan dan
yang membutuhkan. pelaksanaan pengembangan kemampuan
Berdasarkan uraian di atas dapat guru. Mengenai hal tersebut Bafadal
dipetik makna bahwa, dalam (1992) merujuk pendapat dari Alfonso
melaksanakan supervisi pengajaran (1981), Firth, dan Neville, mempertegas
memang tidak terlepas dari kegiatan bahwa dalam pelaksanaan supervisi
penilaian terhadap perfomansi guru pengajaran ada tiga konsep pokok
dalam mengelola kegiatan pembelajaran, (kunci), yaitu: Pertama, supervisi
karena untuk bisa memberi bantuan pengajaran harus secara langsung
kepada guru dalam mengembangkan mempengaruhi dan mengembangkan
profesionalnya, hasil penilaian tersebut perilaku guru dalam mengelola kegiatan

7
pembelajaran. Kedua, perilaku supervisor Temuan kedua meunjukkan bahwa
(pengawas sekolah) dalam membantu terdapat kontribusi yang positif dan
guru mengembangkan kemampuannya signifikan antara fungsi kepemimpinan
harus didesain secara optimal, sehingga kepala sekolah terhadap kualitas layanan
jelas kapan mulai dan kapan berakhirnya guru dalam kegiatan pembelajaran

program pengembangan tersebut. Desain melalui persamaan garis regresi Y =
itu berwujud program-program supervisi 114,905 + 0,435X2 dengan Freg = 33,702
pengajaran yang mengarah kepada tujuan (p<0,05). Dalam penelitian ini ditemukan
tertentu. Dalam hal ini harus ada korelasi positif yang signifikan antara
kesadaran bahwa tugas supervisi fungsi kepemimpinan kepala sekolah
pengajaran merupakan tanggung jawab dengan kualitas layanan guru dalam
bersama antara supervisor dan guru, kegiatan pembelajaran sebesar 0,448
maka alangkah baiknya program yang dengan p < 0,05. Hal ini berarti makin
dibuat didesain bersama oleh supervisor baik fungsi kepemimpinan kepala
dan guru. Ketiga, tujuan akhir supervisi sekolah, maka makin baik pula kualitas
pengajaran adalah agar guru makin layanan guru dalam kegiatan
mampu memfasilitasi kegiatan belajar pembelajaran. Variabel fungsi
bagi murid-muridnya. kepemimpinan kepala sekolah dapat
Dengan memperhatikan teori menjelaskan makin tingginya kualitas
pendukung yang digunakan sebagai layanan guru dalam kegiatan
pijakan dalam merumuskan hipotesis dan pembelajaran sebesar 20,10%, ini dapat
kajian penelitian yang relevan seperti dijadikan sebagai indikasi bahwa fungsi
yang telah dipaparkan di atas, dugaan kepemimpinan kepala sekolah
yang menyatakan bahwa kualitas mempunyai peran penting dalam
supervisi pengawas sekolah berkontribusi meningkatkan layanan guru dalam
secara signifikan terhadap kualitas kegiatan pembelajaran. Sumbangan
layanan guru dalam kegiatan efektif (SE) variabel fungsi
pembelajaran pada SMA Negeri di kepemimpinan kepala sekolah terhadap
Kecamatan Kuta Badung telah terbukti kualitas layanan guru dalam kegiatan
secara empirik dalam penelitian ini. pembelajaran sebesar 10,60%.

8
Berkaitan dengan fungsi kepala expectations (melampaui apa yang
sekolah yang dipakai acuan dalam diharapkan), improve (terus mengalami
mengukur fungsi kepemimpinan kepala peningkatan, dan care (penuh perhatian)
sekolah, yakni sebagai inovator, dalam pembelajaran. Dengan demikian,
motivator, dan supervisor dalam motivasi dari pimpinan memiliki arti
kaitannya dengan kualitas layanan guru yang sangat penting bagi guru karena
dalam kegiatan pembelajaran, dapat motivasi tersebut merupakan “daya
dijelaskan bahwa fungsi kepala sekolah dorong” yang mengakibatkan seseorang
sebagai inovator dalam peningkatan mau dan rela untuk mengerahkan
layanan kegiatan pembelajaran adalah kemampuannya dalam bentuk
kepala sekolah sebagai motor penggerak kemampuan dan keterampilan, tenaga
para bawahannya (guru) untuk selalu dan waktunya untuk menyelenggarakan
memperbaharui dan meningkatkan ilmu berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
yang dipelajarinya secara terus menerus jawabnya dalam rangka mencapai tujuan”
(Zamroni, 2000: 75), dan mengadopsi (Siagian, 1995: 138). Oleh karena itu,
perubahan-perubahan metodologi sangatlah tepat jika fungsi kepemimpinan
pembelajaran yang selalu berkembang kepala sekolah sebagai motivator sangat
sehingga kualitas layanan dalam kegiatan penting dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran selalu meningkat. layanan guru dalam kegiatan
Berkaitan fungsi kepala sekolah pembelajaran.
sebagai motivator dalam kaitannya Demikian pula halnya dengan
dengan kualitas layanan guru dalam fungsi kepemiminan kepala sekolah
kegiatan pembelajaran pada dasarnya sebagai supervisor. Fungsi kepala sekolah
merupakan kemampuan dalam sebagai supervisor pada intinya adalah
membangkitkan motivasi/semangat para berkaitan dengan kegiatan supervisi.
guru agar selalu memberi layanan yang Kegiatan supervisi pada dasarnya
bermutu, berfokus pada siswa, dengan mempunyai tujuan untuk memperbaiki
dilandasi oleh prinsip-prinsip budaya dan meningkatkan keterampilan mengajar
ngayah (yadnya), self-esteem (memberi guru di kelas dengan mengadakan
nilai pada diri sendiri), exceed diagnosa terhadap masalah-masalah yang

9
timbul dalam kegiatan pembelajaran. penting dalam meningkatkan layanan
Dengan adanya supervisi, guru akan guru dalam kegiatan pembelajaran.
mendapatkan umpan balik tentang Sumbangan efektif (SE) variabel etos
kelebihan dan kekurangannya dalam kerja guru terhadap kualitas layanan guru
memberikan pelayanan kepada siswa. dalam kegiatan pembelajaran sebesar
Umpan balik ini akan memacu guru 11,40 %.
untuk selalu terus memperbaiki segala Etos kerja merupakan sikap
kekurangan, sehingga kualitas terhadap kerja, sehingga dalam diri
layanannya dalam kegiatan pembelajaran seseorang atau sekelompok orang dan
akan meningkat. organisasi menyikapi paradigma kerja
Temuan ketiga menunjukkan menjadi berbeda, ada yang positif, ada
bahwa terdapat kontribusi yang positif yang negatif, ada yang tinggi ada yang
dan signifikan antara etos kerja guru rendah, sehingga timbullah contoh etos
terhadap kualitas layanan guru dalam kerja tinggi, etos kerja rendah, dan
kegiatan pembelajaran melalui persamaan seterusnya. Panji Anoraga dan Sri
garis regresi Y

= 105,194 + 0,526X3 Suryanti (1995) mengidentifikasi dua
dengan Freg = 31,387 (p<0,05). Dalam kutub seseorang atau sekelompok
penelitian ini ditemukan korelasi positif masyarakat memiliki etos kerja yakni
yang signifikan antara etos kerja guru memiliki etos kerja tinggi dan etos kerja
dengan kualitas layanan guru dalam rendah. Individu atau kelompok
kegiatan pembelajaran sebesar 0,436 masyarakat memiliki etos kerja tinggi
dengan p < 0,05. Hal ini berarti makin jika menunjukan tanda-tanda adalah: (1)
baik etos kerja guru, maka makin baik mempunyai penilaian yang sangat positif
pula kualitas layanan guru dalam terhadap hasil kerja manusia, (2)
kegiatan pembelajaran. Variabel etos menempatkan pandangan tentang kerja
kerja guru dapat menjelaskan makin sebagai suatu hal yang sangat luhur bagi
tingginya kualitas layanan guru dalam eksistensi manusia, (3) kerja dirasakan
kegiatan pembelajaran sebesar 19,00%, sebagai aktivitas yang bermakna bagi
ini dapat dijadikan sebagai indikasi kehidupan manusia, (4) kerja dihayati
bahwa etos kerja guru mempunyai peran sebagai suatu proses yang membutuhkan

10

ketekunan dan sekaligus sarana yang melalui persamaan garis regresi Y =
penting dalam mewujudkan cita-cita, dan 75,973 + 0,282 X1 + 0,229 X2 + 0,315 X3
(5) kerja dilakukan sebagai ibadah. dengan Freg = 26,277 (p<0,05). Ini berarti
Sedangkan bagi individu atau masyarakat secara bersama-sama variabel kualitas
yang memiliki etos kerja yang rendah, supervisi pengawas sekolah, fungsi
akan menunjukkan ciri-ciri yang kepemimpinan kepala sekolah, dan etos
sebaliknya, yaitu: (1) kerja dirasakan kerja guru dapat menjelaskan tingkat
sebagai suatu hal yang membebani diri, kecenderungan kualitas layanan guru
(2) kurang dan bahkan tidak menghargai dalam kegiatan pembelajaran pada SMA
hasil kerja manusia, (3) kerja dipandang Negeri di Kecamatan Kuta Badung. Dari
sebagai penghambat dalam memperoleh hasil analsis juga diperoleh koefisien
kesenangan, (4) kerja dilakukan sebagai korelasi ganda sebesar 0,611 dengan
bentuk keterpaksaan, dan (5) kerja p<0,05. Ini berarti, secara bersama-sama
dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas kualitas supervisi pengawas sekolah,
hidup. Bisa dibayangkan, suatu fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan
organisasi yang diisi oleh individu atau etos kerja guru memberikan kontribusi
sekumpulan individu dengan etos kerja sebesar 37,40% terhadap tingkat
rendah, maka produktivitas kerja akan kecenderungan kualitas layanan guru
menurun, kondisi kerja tak kondusif, dalam kegiatan pembelajaran pada SMA
tingkat kehadiran yang rendah, yang Negeri di Kecamatan Kuta Badung.
banyak terjadi adalah keluhan, dan Makin baik kualitas supervisi pengawas
tuntutan, bukan memberikan andil untuk sekolah, makin baik fungsi
peningkatan kinerja organisasi. kepemimpinan kepala sekolah, dan makin
Temuan keempat menunjukkan baik etos kerja guru, makin baik pula
bahwa, terdapat kontribusi yang positif kualitas layanan guru dalam kegiatan
dan signifikan secara bersama-sama pembelajaran. Bila dilihat kontribusi
kualitas supervisi pengawas sekolah, ketiga variabel tersebut, tidak sepenuhnya
fungsi kepemimpinan kepala sekolah, dan bahwa variabel-variabel tersebut dapat
etos kerja guru terhadap kualitas layanan memprediksikan kualitas layanan guru
guru dalam kegiatan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.

11
4. Penutup kepala sekolah, dan meningkatkan etos
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat kerja guru.
disimpulkan bahwa terdapat kontribusi
DAFTAR PUSTAKA
yang positif dan signifikan secara
terpisah dan simultan antara kualitas Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi
Pengajaran Teori dan Aplikasinya
supervisi pengawas sekolah, fungsi dalam Membina Profesional Guru.
kepemimpinan kepala sekolah dan etos Jakarta : Bumi Aksara
kerja guru terhadap kualitas layanan guru Lazaruth, Soewadji. 1984. Kepala
Sekolah dan Tanggung Jawabnya.
dalam pembelajaran pada guru SMA Yogyakarta: Kanisius
Negeri di Kecamatan Kuta Badung. Sukarman, Herry. 2007. Membangun
Dari simpulan yang dikemukakan di Etos Kerja Dikalangan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
atas dapat diketahui gambaran nyata Bandung P4TK IPA
bahwa variabel prediktor yang diteliti, Supriyanto, Eko dan Sri Sugiyanti. 2001.
baik secara terpisah maupun simultan Operasionalisasi Pelayanan Prima.
Jakarta: Lembaga Administrasi
mempunyai kontribusi terhadap kualitas Negara RI
layanan guru dalam pembelajaran pada Tjiptono. 1997. Total Quality
Guru SMA Negeri di Kecamatan Kuta Management (TQM) dalam
Pembangunan Pendidikan Toha,
Badung. Untuk itu, upaya untuk Miftah. 1994. Kepemimpinan
meningkatkan dampak ke tiga variabel dalam Manajemen. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
tersebut harus diperhatikan. Upaya-upaya
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan
tersebut antara lain: meningkatkan Masa Depan. Yogyakarta: Bayu
kualitas supervisi pengawas sekolah, Indra Grafika.

mengefektifkan fungsi kepemimpinan

12

You might also like