Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 31

FLOOD RISK MANAGEMENT

in Indonesia
DEFINISI Risiko Adalah:
• Akibat yg kurang menyenangkan
(merugikan, membahayakan) dr
suatu perbuatan atau tindakan
(Kamus Bahasa Indonesia);
• Perkiraan jumlah kerugian baik
itu kematian, luka, properti, dan
sebagainya (ADRC 2005 dalam
Thywissen 2006);
• The combination of the
probability of an event and its
negative consequences
(UNISDR).
Disaster risk
• The potential disaster losses, in lives, health status, livelihoods,
assets and services, which could occur to a particular community
or a society over some specified future time period (UNISDR).
• Potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat (UU No.24 Tahun 2007).
• Merupakan fungsi dari bahaya, keterpaparan, dan kerentanan
(ADRC 2005 dalam Thywissen 2006).
• Interaksi antara tingkat kerentanan daerah dengan ancaman
bahaya yang ada. Ancaman bahaya bersifat tetap, khususnya
bahaya dari alam, sedangkan tingkat kerentanan daerah dapat
dikurangi, atau mungkin justru bertambah (Direktorat Mitigasi
Lakhar Bakornas PB, 2007).
http://www.unisdr.org/we/inform/terminology
Konsep Dasar Risiko Bencana

R = (H x Population x V) / C
Risiko Bencana Bahaya Kepadatan Penduduk Kerentanan Kapasitas
Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana
Disaster Relief Disaster Risk Management
Risk Management:
The systematic approach and practice of managing uncertainty to minimize
potential harm and loss.
Comment: Risk management comprises risk assessment and analysis, and
the implementation of strategies and specific actions to control, reduce and
transfer risks. It is widely practiced by organizations to minimise risk in
investment decisions and to addressoperational risks such as those of
business disruption, production failure, environmental damage, social
impacts and damage from fire and natural hazards. Risk management is a
core issue for sectors such as water supply, energy and agriculture whose
production is directly affected by extremes of weather and climate
(UNISDR).
Disaster Risk Management:
The systematic process of using administrative directives, organizations,
and operational skills and capacities to implement strategies, policies and
improved coping capacities in order to lessen the adverse impacts of
hazards and the possibility of disaster (UNISDR).
BENCANA Bencana Dapat Diklasifikasikan:
DI INDONESIA • Berdasar jenisnya:
– Alam
– Non alam / ulah manusia

• Berdasar terjadinya:
– Perlahan (slow onset)
– Mendadak (sudden onset)

• Berdasar aspek penyebabnya:


– Geologi
– Hidrometeorologi
– Biologi
– Teknologi
– Lingkungan
– Sosial
Bencana Berdasar Aspek
Penyebabnya
• Geologi • Teknologi
– Gempabumi, tsunami, – Kecelakaan transportasi,
gerakan tanah, dsb. industri, dsb.
• Hidro-meteorologi • Lingkungan
– Banjir, longsor, banjir – Kebakaran hutan,
bandang, kekeringan penggundulan hutan.
• Biologi • Sosial
– Epidemi, penyakit – Konflik, terrorisme, dsb.
tanaman, hewan
INDONESIA
Dari Laboratorium Bencana Menuju Pusat Pengetahuan Bencana

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, penduduk Indonesia yang terpapar bahaya:
1. Tanah longsor : 229,6 juta jiwa 5. Banjir : 60,9 juta jiwa
2. Gempabumi : 227,4 juta jiwa 6. Kebakaran LH: 50 juta jiwa
3. Kekeringan : 225,6 juta jiwa 7. Tsunami : 5 juta jiwa
4. Puting beliung : 115,7 juta jiwa 8. Erupsi gunungapi : 3,8 juta jiwa
Tantangan Bencana Di Indonesia

https://pinarakriyen.wordpress.com/2014/12/31/kaleidoskop-bencana-di-indonesia-tahun-2014/
Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Indonesia
Tanah longsor merupakan salah
satu jenis gerakan massa tanah
atau batuan, ataupun
percampuran keduanya,
menuruni atau keluar lereng
akibat terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun
lereng.

Banjir adalah peristiwa atau


keadaan dimana terendamnya
suatu daerah atau daratan
karena volume air yang
meningkat.

Kejadian bencana yang paling banyak terjadi di Tahun 2014 adalah Bencana Puting Beliung,
diikuti oleh banjir dan tanah longsor.

(https://pinarakriyen.wordpress.com/2014/12/31/kaleidoskop-bencana-di-indonesia-tahun-2014/).
PENANGGULANGAN Komitmen Indonesia Dalam
BENCANA Penanggulangan Bencana
UU No.24 Tahun 2007 Ttg Penanggulangan Bencana:
• Konsideran Menimbang huruf a: bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia bertanggung jawab melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan
untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan
penghidupan termasuk perlindungan atas bencana, dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan Pancasila,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
• Pasal 5: Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung
jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.

UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang:


• Konsideran Menimbang huruf e: bahwa secara geografis Negara
Kesatuan Republik Indonesia berada pada kawasan rawan bencana
sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi
bencana sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan
kenyamanan kehidupan dan penghidupan.

Penobatan Presiden RI sebagai Global Champion For


Disaster Risk Reduction Pada tahun 2011.
Komponen Sistem Nasional Penanggulangan Bencana

(Legislasi )
Hukum,
Peraturan,
Perundangan

Kelembagaan
Pendanaan

Pengelolaan Perencanaan
Sumber
Daya

Penyelengga
raan PB
1. Peraturan Perundangan (Legislasi)
• Pembentukan BNPB  Perpres No.8 Tahun 2008 Tentang BNPB.
• Pembentukan BPBD  Permendagri No.46 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja BPBD.
 Perka BNPB No.3 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Pembentukan BPBD.
• PP No.21 Tahun 2008 - Penyelenggaraan PB
• PP No.22 Tahun 2008 - Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan PB
• PP No.23 Tahun 2008 - Peran Lembaga International dan Lembaga Asing
NonPemerintah.
• Inpres No.4 tahun 2012 - Penanggulangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor.
• Peraturan Kepala BNPB.
• Renas PB Tahun 2010-2014  Renas PB Tahun 2015-2019.
• Rencana Aksi Nasional PRB Tahun 2010-2012.
• Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi & Kabupaten/Kota.
• Perda RTRW Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, Perda RPJP, RPJM.
• Masterplan Tsunami, Masterplan Pengendalian Banjir, SOP, Juknis, SNI, dsb.
2. Kelembagaan

BNPB Stakeholder

Unsur Pengarah
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
Unsur Pelaksana
Kementerian Lainnya

BPBD Prov.
Lembaga Pemerintah
Non departemen
Unsur Pengarah
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
Unsur Pelaksana

LSM & Dunia usaha

BPBD Kab./Kota

Masyarakat
Unsur Pengarah Unsur Pelaksana
Stakeholder Penanggulangan Banjir dan Tanah Longsor
Kementerian :
• Kementerian Keuangan
• Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
• Kementerian Dalam Negeri
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
• Kementerian Kesehatan
• Kementerian Sosial
• Kementerian Pertanian
• Kementerian Kelautan dan Perikanan
• Kementerian Komunikasi dan Informatika
• Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lembaga Pemerintah Non-Departemen


• Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
• Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
• Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
• Badan SAR Nasional
• Tentara Nasional Indonesia (TNI)
• Kepolisian Republik Indonesia (POLRI)
Sumber: Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019
3. Perencanaan Penanggulangan Bencana

1. Pemaduan PB dalam Perencanaan Pembangunan (Nasional &


Daerah)
• PB dalam RPJP, RPJM dan RKP
• Penyusunan RAN-PRB dan RAD-PRB

2. Perencanaan PB
• Pembuatan Rencana PB (DM Plan)
• Rencana Kedaruratan (Emergency Plan)
• Rencana Kontinjensi (Contingency Plan)
• Rencana Operasi (Operation Plan)
• Rencana Pemulihan (Recovery Plan)
4. Pendanaan Penanggulangan Bencana

1. Dana DIPA (APBN/APBD)


Untuk mendukung kegiatan rutin dan operasional
lembaga/departemen terutama untuk kegiatan PRB.
2. Dana Contingency
Untuk penanganan kesiapsiagaan
3. Dana Siap Pakai (on call)
Untuk bantuan kemanusiaan (relief) pada saat terjadi
bencana atau pada saat dinyatakan kondisi darurat.
4. Dana bantuan Sosial berpola Hibah
Dana yang dialokasikan untuk bantuan pasca-bencana di daerah
5. Dana yang bersumber dari masyarakat atau dari sumber lainnya
5. Pengelolaan Sumber Daya

1. Memasukkan pendidikan
kebencanaan dalam kurikulum
sekolah
2. Membuka program Disaster
Management di Perguruan
Tinggi
3. Menyusun standar modul
pelatihan manajemen bencana
4. Melakukan pelatihan manajer
dan teknis PB
5. Mencetak tenaga ahli
profesional dan ahli PB
6. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
MANAJEMEN BENCANA

MANAJEMEN RESIKO
Kegiatan BENCANA

MITIGASI
MANAJEMEN MANAJEMEN
KESIAPSIAGAAN KEDARURATAN PEMULIHAN

Fase PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA

KOORDINASI KOMANDO KOORDINASI


Fungsi
PELAKSANA

Sumber: Widjaja, 2012


MANAJEMEN

RISIKO

Konteks bencana Banjir dan Tanah Longsor


Di Indonesia
Identifikasi Risiko

Identifikasi Risiko dapat dilakukan melalui:

• Pembentukan Komisi (dari internal atau


mengkontrak konsultan dari luar).
– Melakukan review pada dokumen-dokumen yang ada
untuk diidentifikasi, dianalisis dan diberikan solusi
pemecahannya.
• Para pelaku secara mandiri melalui lokakarya
internal.
– Cara ini dilakukan dengan bantuan fasilitator yg dapat
mengarahkan dan biasanya lebih efektif, karena
pelaku mengetahui benar permasalahan.
Penilaian Risiko
• Dapat didasarkan pada dua penilaian ancaman yaitu:
– Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dan
– Dampak kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan

Contoh Skala Probabilitas: Contoh Skala Dampak

5 Sangat Pasti (hampir 5 Sangat Parah (hampir dipastikan


dipastikan 100% terjadi) 100% akan menimbulkan
kerugian total)
4 Hampir Pasti (10 – 100% 4 Parah (50-75 % total kerugian)
kemungkinan terjadi)
3 Cukup Parah (10-50 % total
3 Mungkin (1-10% kerugian)
kemungkinan terjadi) 2 Ringan (kurang 10%
2 Kemungkinan Kecil menimbulkan kerugian)
(kurang dari 1%) 1 Tidak Parah sama sekali tidak
1 Tidak Pasti sama sekali ada kerugian
Tanggapan Terhadap Risiko

Setelah dilakukan Penilaian Risiko, maka


kemungkinan keputusan yang akan diambil
adalah:
– Menghindari risiko
– Mengalihkan risiko
– Mengurangi (memperkecil) risiko
– Menerima risiko
Pemantauan dan Evaluasi Risiko

• Pemantauan dan evaluasi didefinisikan sebagai


berikut:
– Mengikuti perkembangan risiko sisa dan yang teridentifikasi
– Mengamati munculnya risiko baru
– Memastikan dilaksanakannya tanggapan risiko
– Mengevaluasi efektivitas rencana tanggapan
• Rencana kegiatan selain hal tersebut di atas,
merupakan manajemen sehari-hari.
Pengendalian Risiko

• Pengendalian Preventif
– Mencegah atau membatasi kemungkinan munculnya hasil yg
tidak dikehendaki
• Pengendalian Korektif
– Memperbaiki hasil yang kemungkinan akan terjadi
• Pengendalian Direktif
– Mengarahkan agar hasilnya sesuai dg keinginan
• Pengendalian Detektif
– Mencari penyebab munculnya hasil yang tidak diinginkan
Keterbatasan Manajemen risiko:
– MR bukan cara untuk mengambil keputusan,
Tetapi untuk membantu Pimpinan dalam pengambilan keputusan
– MR bukan jaminan untuk bebas dari semua risiko,
Tetapi merupakan upaya peningkatan kesiapan
– MR bukan jaminan bahwa kecelakaan tidak akan terjadi,
Karena faktor kesalahan manusia dapat selalu terjadi
– MR bukan satu-satunya cara mengatasi risiko,
Kadang tidak terbebas dari kesalahan kekurangan data

Manajemen risiko yang efektif harus berdasar pada:


– Identifikasi ancaman
– Analisis risiko, bahaya dan kerentanan
– Perkiraan dampak yang ditimbulkan
Peta Risiko Banjir di Indonesia
Contoh Peta Risiko Banjir & Jiwa Terpapar Per Provinsi: Sumatera Utara
Peta Risiko Banjir & Jiwa Terpapar Provinsi DKI Jakarta
Peta Risiko Banjir & Jiwa Terpapar Provinsi Papua

You might also like