Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.

3,
November 2007

PENGARUH TERAPI RELAKSASI MEDITASI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN
HIPERTENSI DI WILAYAH BINAAN RUMAH SAKIT
EMANUEL KLAMPOK BANJARNEGARA

Sudiarto1, Rahayu Wijayanti2, Taat


3 1
Sumedi Akademi Keperawatan
“YAKPERMAS” Banyumas
23
Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Hypertension of elderly is a systolic pressure that is equal or more
than 140 mmHg and/or diastolic pressure that is equal or more than 90
mmHg. One of hypertension managements is without drug where the result
is more than just only overcoming this disease but also prevent stroke and
heart attack. By relaxed meditation technique whole body will rest, physical
will rest, mental will rest, and improve the blood circulation to muscles so that
the muscles tend to relax and the blood pressure may reduce. This study on
an elderly integrated services post (Posyandu) in the region founded by
Emanuel hospital at Kaliwinasuh Village Klampok subdistrict Banjarnegara
Regency, from November to December 2006, aimed to fiond out the effect of
relaxed meditation therapy on reduction of elderly blood pressure with
hypertension.
This was a pre-experimental study without control group with a one
group pretestposttest design. Sampling method used was total sampling.
Respondent of this study was 30 elderly people suffering hypertension. Data
collecting tool was a questionnaire (Indriyani, 2005), and observation was
collected by measuring blood pressure before and after relaxed meditation.
The results showed that that systolic blood pressure on the statistical
test indicated that P = 0.000 (P<0.05) meaning that H-a was accepted or
systolic blood pressure between before and after relaxed meditation can be
reduced significantly in amount of 7.67 mmHg. While diastolic blood
pressure on the statistical test showed P = 0.161 (P>0.05) meaning that H-a
was rejected or diastolic blood pressure between before and after relaxed
meditation cannot be reduced significantly. Result of the study showed that
there is an effect of relaxed meditation on reduction of systolic blood
pressure, however it needs a further study about this effect by using control
group as comparative, or other variables such as religion, marital status,
socioeconomic level.

118
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

Keywords: Hypertension, elderly, relaxed meditation, blood pressure.


Beberapa hasil penelitian
PENDAHULUAN epidemiologi didapatkan bahwa
Undang-undang Kesehatan dengan meningkatnya umur,
No. 23 Pasal 4 tentang hak dan tekanan darah meninggi.
kewajiban menjelaskan bahwa Hipertensi menjadi masalah pada
setiap orang mempunyai hak yang usia lanjut karena sering
sama dalam memperoleh derajat ditemukan dan menjadi lebih dari
kesehatan yang optimal, tidak separuh kematian diatas usia 60
terkecuali orang yang berusia tahun disebabkan oleh penyakit
lanjut. Salah satu hasil jantung dan serebrovaskuler.
pembangunan Nasional di bidang Secara nyata kematian karena
Kesehatan adalah meningkatnya penyakit kardiovaskuler menurun
umur harapan hidup, sejalan dengan pengobatan hipertensi.
dengan hal tersebut akan Dan sejalan dengan pertambahan
meningkat pula kelompok lanjut usia, tekanan darah seseorang
usia ( lansia ) di masyarakat. akan meningkat pula. Satu dari
Menurut laporan data lima pria berusia antara 35 sampai
Demografi Penduduk International 45 tahun memiliki tekanan darah
yang dikeluarkan oleh Bureau of yang tinggi. Angka prevalensi
The Census USA (1993), tersebut menjadi dua kali lipat
dilaporkan bahwa Indonesia pada pada usia antara 45 – 54 tahun.
tahun 1990 – 2025 akan Separoh dari mereka yang berusia
mempunyai kenaikan jumlah 55 – 64 tahun mengindap
lansia sebesar 414 %, suatu hipertensi. Pada usia 65 – 74
angka paling tinggi di seluruh tahun, prevalensinya menjadi lebih
dunia dibandingkan kenaikan tinggi lagi, sekitar 60 persen
jumlah lansia di negara-negara menderita hipertensi.
lain seperti: Kenya adalah sebesar Dari hasil survey hipertensi
347 %, Brasil 255 %, India 242 %, yang telah diadakan di Indonesia
China 220 %, selama ini, bahwa prevalensi
Jepang 129 %, Jerman 66 %, hipertensi pada orang – orang
Swedia 33 %. Sedangkan Indonesia dewasa berkisar 5 – 10
pertambahan lansia di Indonesia % dan angka ini akan menjadi
menurut ahli dari WHO yang lebih dari 20% pada kelompok
berbicara dalam seminar lansia di umur diatas 50 tahun. Hasil survey
Amsterdam Nederland pada pada suatu masyarakat desa
tanggal 4 Desember 1999, Kenteng Ambarawa (Jawa Tengah)
pertambahannya adalah sebesar dari
400 % antara tahun 2000 – 2025.

119
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

243 lansia,prevalensi hipertensi melaporkan banyaknya penderita


sebanyak 33%(Boedhi Darmojo, hipertensi yang berhasil mengelola
1999). Sedangkan di Posyandu penyakitnya tanpa obat.
lansia wilayah binaan RSU Pengelolaan hipertensi tanpa obat,
Emanuel Klampok Banjarnegara hasilnya lebih dari sekedar
dari 120 lansia, sekitar 30 % mengatasi penyakit ini saja, tapi
mengalami hipertensi. juga sekaligus mencegah stroke
(Komunikasi pribadi dengan kader dan serangan jantung. Obat
Posyandu lansia). hipertensi umumnya mempunyai
Salah satu pengelolaan efek samping yang juga cukup
penderita hipertensi adalah serius, misalnya beta blocker
menggunakan pengobatan non mengakibatkan sulit tidur,
farmakologis yaitu menciptakan kelelahan, dan gangguan
keadaan rileks dengan berbagai pencernaan. Disamping itu
cara seperti meditasi, yoga yang harganya cukup mahal.
dapat mengontrol sistem syaraf Tujuan umum dari penelitian
yang akhirnya menurunkan ini adalah mengetahui pengaruh
tekanan darah. Dewasa ini Relaksasi : Meditasi terhadap
ketenangan pikiran untuk menjaga penurunan tekanan darah pada
tekanan darah agar tetap normal lansia dengan Hipertensi di
sudah terbukti sangat efektif Wilayah binaan RSU Emanuel
(Knight,2001). Klampok Banjarnegara . Secara
Menurut Suryani (2000), khusus penelitian ini bertujuan
secara umum latihan relaksasi 1).Mengetahui tekanan darah
meditasi dapat menurunkan sebelum dan sesudah melakukan
tekanan darah tinggi sistolik lebih Relaksasi : Meditasi pada lansia
dari 20 mmHg dan diastolik 10 -15 dengan hipertensi di Posyandu
mmHg. Relaksasi menjadikan efek wilayah binaan RSU Emanuel
obat hipertensi lebih efektif, jika Klampok Banjarnegara 2).
penderita yang sedang Mengetahui karakteristik
melaksanakan pengobatan responden pada lansia dengan
farmakologis. Sedangkan menurut hipertensi yang melakukan
Brunner & Suddart (2002), Relaksasi : Meditasi di Posyandu
berdasarkan beberapa penelitian, wilayah binaan RSU Emanuel
pendekatan non farmakologis Klampok
termasuk relaksasi merupakan Banjarnegara. 3). Menganalisa
intervensi wajib yang harus di pengaruh Relaksasi : Meditasi
lakukan pada terapi hipertensi. terhadap penurunan tekanan darah
Menurut Nelson dalam pada lansia dengan
Sutrani, Alam, Hadibroto (2004), Hipertensi

120
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

< 140/90 mm Hg dan > 159/99 mm


METODE Hg. 3). Tidak mengikuti terapi
PENELITIAN relaksasi meditasi 3 kali seminggu
Penelitian ini merupakan selama 4 minggu.
penelitian kuantitatif dengan jenis Pengolahan data dilakukan
penelitian pra eksperimen tanpa dengan menggunakan program
kelompok pembanding.. komputer dan untuk analisa data
Rancangan penelitian yang menggunakan uji statistik
digunakan adalah one group parametris yaitu Analisa Compare
pretest-posttest design. Penelitian Means dengan uji paired sample T
ini dilakukan di Posyandu Lansia test atau uji T dependen untuk
Desa Kaliwinasuh wilayah binaan menguji perbedaan hasil pre test
Rumah Sakit Emanuel Klampok.. dan post test tekanan darah.
Populasi dalam penelitian ini Penelitian ini merupakan
adalah lansia dengan hipertensi salah satu upaya untuk
yang ada di Posyandu Lansia menurunkan tekanan darah pada
wilayah binaan Rumah Sakit lansia dengan hipertensi
Emanuel Klampok. Adapun tehnik menggunakan tekhnik relaksasi
pengambilan sampelnya dengan meditasi yang dilakukan selama
menggunakan sampling jenuh yaitu satu bulan dengan lama latihan 2 x
cara pengambilan sampel dengan 15 menit dengan frekuensi 3 kali /
mengambil semua anggota minggu. Eksperimen penelitian ini
populasi menjadi sampel. dilakukan mulai tanggal 14
Kriteria inklusi dalam November sampai dengan 14
penelitian ini adalah : 1). Klien Desember 2006 di Posyandu lansia
berusia 60 – 74 tahun. 2). Berada wilayah binaan Rumah Sakit
di posyandu lansia wilayah binaan Emanuel Klampok Banjarnegara.
RSU Emanuel Klampok Dalam waktu tersebut diperoleh
Banjarnegara. 3). Bersedia sebanyak 46 responden terdiri atas
mengikuti terapi relaksasi meditasi laki-laki dan perempuan yang
dengan durasi 2 x 15 menit yang memenuhi kriteria inklusi serta
dilakukan 3 kali seminggu selama 4 menanda tangani lembar
minggu. 4). Tekanan darahnya persetujuan. Dari 46 responden
antara 140/90 mm Hg sampai terdapat 16 orang yang drop out
dengan 159/99 mm Hg yang diukur dalam penelitian ini karena satu kali
sebelum perlakuan. 5). Bersedia tidak mengikuti perlakuan. Oleh
menjadi responden secara tertulis. karena itu dalam analisa hasil
Sedangkan kriteria eksklusi penelitian ini didasarkan dari
adalah :1) Klien berusia < 60 tahun jumlah responden yang mengikuti
dan > 75 tahun. 2). Tekanan darah

121
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

perlakuan secara teratur dari awal sebanyak satu lansia atau 3.3 %.
sampai akhir Dan jumlah responden berdasar
perlakuan yaitu n = 30 responden berat badan mempunyai rata – rata
berat badan 43,7 Kg, dengan berat
HASIL DAN BAHASAN badan terendah 35 Kg dan tertinggi
Gambaran umum 57 Kg.
Responden Lansia merupakan fenomena
Responden dalam penelitian baru dinegara yang sedang
ini adalah lansia yang berada di berkembang yang mau menuju
Posyandu kearah proses kemajuan pada
Lansia Desa Kaliwinasuh Klampok berbagai bidang,
Banjarnegara tahun 2006 dengan sungguhpun Indonesia masih
kriteria usia antara 60 – 74 tahun, banyak masalah sebagai akibat
mempunyai tekanan darah antara krisis yang berkepanjangan, namun
fenomena yang tampak untuk
140/90 mm Hg sampai dengan
lansia justru berbeda, dimana
159/99 mm Hg, mengikuti terapi
kemajuan dalam bidang pelayanan
relaksasi meditasi dengan durasi 2
kesehatan, ekonomi justru memicu
x 15 menit, 3 x seminggu selama 4
permasalahan baru dimana angka
minggu, jumlah responden 30 harapan hidup meningkat, terutama
orang dimana responden yang untuk wanita yang jauh lebih tinggi
diteliti rata-rata berumur 64, 7 dibandingkan dengan laki-laki,
tahun dengan umur paling muda dengan demikian maka lansia
adalah 60 tahun dan tertua 74 wanita jauh lebih tinggi
tahun. Jumlah responden berdasar dibandingkan dengan lansia laki-
jenis kelamin pada penelitian ini laki, ratarata umur lansia berkisar
sebagian besar adalah lansia antara 60 sampai 74 tahun dengan
perempuan sebanyak 22 orang rata-rata 67,4 tahun, usia ini
atau 73,3 % dan sisanya lansia laki termasuk kategori lanjut usia,
– laki sebanyak 8 orang atau 26,7 (WHO dalam Nugroho,2000),
%. Berdasar tingkat pendidikan dengan demikian berdasarkan
responden pada penelitian ini kategori ini maka konsekwensi
adalah semuanya berpendidikan kesehatan, psikologi dan sosial
SD, sedangkan jumlah responden juga harus dipertimbangkan dalam
berdasar pada jenis pekerjaan proses pembinaannya.
sebagian besar bekerja sebagai ibu Dalam bidang kesehatan
rumah tangga sebanyak 21 orang akan terjadi proses degeneratif
lansia atau 70 % dan 8 orang pada hampir seluruh organ
lansia atau 26.7 % bekerja termasuk organ vital, dan otot yang
sebagai petani sedangkan lansia cenderung athropi, hal ini
yang berprofesi lain – lain disebabkan karena ketidak

122
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

mampuan jaringan untuk Hal yang menyulitkan dalam


memperbaharui diri, mengganti diri proses pembinaan kesehatan
dan mempertahankan struktur dan lansia, disebabkan karena tingkat
fungsi normalnya, sehingga hanya pendidikan yang sangat rendah,
mempertahankan kemampuan sel dimana semua lansia hanya
tersebut sampai pada titik paling berpendidikan Sekolah Dasar atau
akhir. (Constantinides,1994 dalam Sekolah Rakyat waktu itu, sehingga
Boedhi Darmojo,1999). Salah satu penyampaian pesan akan sangat
perubahan yang menonjol pada teredusir maknanya, karena

Pengaruh Terapi Relaksasi Meditasi Terhadap Tekanan Darah


Tabel 1. Hasil Uji Statistik Antara Sebelum Dan Sesudah Relaksasi Meditasi
Pada
Lansia Hipertensi
Variabel N Mean SD P value
Tekanan Sistolik
P I 30 147.3 6.26 0.000
P II 30 139.6 3.92
Tekanan diastolik
P I 30 90.7 2.54 0.161
P II 30 90.0 0.00
lansia adalah pada sistem jauhnya pemahaman dengan
kardiovaskuler dimana massa pesan yang disampaikan, hal lebih
jantung bertambah, Ventrikel kiri diperparah lagi dengan
mengalami hipertrofi dan kemampuan pendengaran dan
kemampuan peregangan jantung penglihatan yang sudah jauh
berkurang karena perubahan berkurang, akan semakin
jaringan ikat dan penumpukan menambah transfer of
lipofusin, hal ini akan communication tersebut.
mempengaruhi elastisitas dan Dalam hal ini perlu adanya
permeabilitas, sehingga teknik komunikasi yang efektif pada
menyebabkan peningkatan tekanan lansia baik secara verbal maupun
sistolik dan perfusi jaringan non-verbal, menurut
(Pudjiastuti & Utomo, 2003), Miller ( 1995 ) dalam Wijayanti
dengan demikian tekanan darah (2006) antara lain yaitu mulailah
akan meningkat, inilah yang kontak dengan bertukar nama dan
menyebabkan prevalensi hipertensi jabat tangan, jelaskan tujuan
pada lansia meningkat (Hayens et komunikasi, tunjukan sikap empati
all, 2006). yang sewajarnya, menciptakan
situasi lingkungan yang

123
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

mendukung, serta mengeliminir sebaiknya disertai dengan non-


situasi agar tidak gaduh dan hargai verbal yang kuat. Sehingga bisa
privasi lansia, kata yang pendek disimpulkan bahwa komunikasi
dan singkat, kalimat sederhana, yang efektif merupakan elemen
gaya bicara lambat, ucapan tiap mendasar dalam pelayanan pada
kata jelas, volume dapat meningkat lansia, berkomunikasi dengan
tetapi nada rendah, ulangi lansia membutuhkan waktu dan
pertanyaan dengan kata yang kesabaran yang ekstra.
sama, setiap komunikasi verbal
mmHg dengan range sistolik
Dari tabel diatas terendah 140 mmHg dan tertinggi
menunjukkan relaksasi meditasi 160 mmHg.
dapat menurunkan tekanan darah Sedangkan sistolik sesudah
sistolik sebesar 7,67 mmHg, dan melakukan relaksasi meditasi
hasil uji statistik menunjukkan nilai menunjukan rata – rata
p (0,000) yang berati kurang dari 139.7 mmHg dengan renge 130
nilai a (0.05), sehingga mmHg sampai 150 mmHg.
kesimpulannnya Ha diterima Sedangkan gambaran tekanan
artinya tekanan darah systole darah diastolik sebelum relaksasi
antara sebelum dan sesudah meditasi menunjukan rata – rata
relaksasi meditasi dapat diturunkan 90.7 mmHg dengan range anatara
secara bermakna, sebaliknya 90 sampai 100 mmHg. Sedangkan
meskipun diastoliknya dapat diastolik sesudah relaksasi
diturunkan sebesar 0,67 mmHg meditasi menunujukan tekanan
namun tidak cukup alasan secara yang sama yaitu 90 mmHg.
statistik untuk mengatakan ada Tekanan darah sebelum
perbedaan penurunan diastole dilakukan tindakan relaksasi
antara sebelum dan sesudah meditasi sistoliknya rata-rata 147,3
relaksasi meditasi karena nilai p mmHg, jika dibandingkan setelah
( 0.161 ) yang berarti masih lebih melakukan relaksasi meditasi
besar dari nilai a (0.05), sehingga selama satu bulan tekanan darah
H.a ditolak artinya tekanan darah menunjukkan rata-rata sistoliknya
diastolik antara sebelum dan 139,7 mmHg, hal ini berarti ada
sesudah relaksasi meditasi tidak penurunan sebanyak 7,6 mmHg
turun secara bermakna. atau berarti penurunan sebesar
Gambaran tekanan darah 5,16 %, sedangkan jika
sistolik sebelum melakukan dibandingkan dengan range sistolik
relaksasi meditasi menunjukan rata sebelum relaksasi meditasi yang
– rata sistolik sebelum melakukan bergerak dari 140 sampai 160
relaksasi meditasi adalah 147.3 ternyata dengan relaksasi meditasi

124
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

mengalami penurunan secara dari a (0.05), dengan demikian


keseluruhan yaitu antara 130-150 maka Ha-nya diterima sehingga
mmHg. dapat disimpulkan ada perbedaan
Adapun tekanan diastolik tekanan darah sistolik antara
rata-rata sebelum relaksasi sebelum dan sesudah relaksasi
meditasi sebesar 90,7 mmHg, meditasi selama satu bulan atau
sedangkan sesudah relaksasi dengan kata lain relaksasi meditasi
meditasi selama satu bulan rata- dapat menurunkan tekanan darah
ratanya turun menjadi 90 mmHg sebesar 7,67 mmHg, sedangkan
atau turun sebesar 0,08%, untuk diastoliknya, karena nilai p
demikian juga dengan range (0,161) berarti lebih besar dari nilai
diastolik sebelum yang berkisar a (0.05), maka H.a ditolak artinya
antara 90 sampai 100, sesudah meditasi tidak cukup untuk
relaksasi meditasi semua lansia menurunkan tekanan darah
mengalami penurunan yaitu diastolik. Menurut Hayens, (2006),
menjadi 90 mmHg. Tekanan darah tekanan sistolik salah satunya
tersebut untuk kasus sebelum dipengaruhi oleh psikologis
melakukan relaksasi meditasi, sehingga dengan relaksasi akan
sudah termasuk kategori hipertensi mendapatkan ketenangan dan
stage 1 karena sistoliknya antara tekanan sistolik akan turun, selain
140-159 mmHg, sedangkan itu tekanan darah sistolik juga
diastoliknya antara 90-99 mmHg dipengaruhi sirkulasi sistemik dan
(JNC, 2003). sirkulasi pulmonal sehingga
Penurunan ini disebabkan dengan relaksasi meditasi yang
karena relaksasi meditasi pada berfokus pada pengaturan
prinsipnya adalah memposisikan pernapasan akan terjadi penurunan
tubuh dalam kondisi tenang, nadi dan penurunan tekanan darah
sehingga akan mengalami sistolik. Sedangkan tekanan
relaksasi dan pada akhirnya akan diastolik terkait dengan sirkulasi
mengalami kondisi keseimbangan, koroner, jika arteri koroner
dengan demikian relaksasi meditasi mengalami aterosklerosis akan
yang berintikan pada pernafasan mempengaruhi peningkatan
akan meningkatkan sirkulasi tekanan darah diastolik, sehingga
oksigen ke otot-otot, sehingga otot- dengan relaksasi meditasi tidak
otot akan mengendur, tekanan mengalami penurunan tekanan
darah akan menurun diastolik yang berarti.
(Suryani,2000) Kelemahan pada penelitian
Hasil uji statistik untuk ini antara lain adalah tidak
sistolik bermakna karena nilai p dilakukan pemeriksaan pada
( 0,000 ) yang berarti lebih kecil responden sebelum perlakuan

125
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

guna mengetahui ada tidaknya


aterosklerosis pada sistem SIMPULAN DAN
kardiovaskuler yang akan SARAN
mempengaruhi tekanan darah. Rata-rata tekanan darah
Menurut Suryani (2000) bahwa sistolik sebelum relaksasi meditasi
relaksasi dapat menurunkan sebesar 147,3 mmHg, sedangkan
tekanan sistolik lebih dari 20 mmHg diastoliknya 90,7 mmHg, setelah
dan diastolik antara 10 mmHg melakukan relaksasi meditasi
sampai 15 mmHg. Ternyata pada sistoliknya dapat diturunkan
penelitian ini tekanan sistolik turun sebasar 7,67 mmHg, sedangkan
7.6 mmHg dan diastolik turun 0.67 diastoliknya 0,67 mmHg.
mmHg. Secara fisiologis Karakteristik lansia meliputi rata-
aterosklerosis mempengaruhi rata umur 64,7, sebagian besar
penurunan tekanan darah, lansia wanita yaitu 73,3 % dari 30
sehingga penulis mempunyai orang lansia, dengan pendidikan
asumsi bahwa tekanan diastolik semuanya setingkat Sekolah
yang tidak turun secara bermakna Dasar, dengan mayoritas jenis
pada penelitian ini terpengaruh pekerjaan ibu rumah tangga
adanya elastisitas ataupun sebanyak 70 % atau 21 orang. Ada
aterosklerosis. perbedaan secara statistik pada
Proses intervensi pada penurunan tekanan darah sistolik
penelitian ini, para kader sudah sebesar 7.67 mmHg dengan nilai P
diberi pelatihan sebelumnya guna (0.000), setelah melakukan terapi
membantu jalannya penelitian. relaksasi meditasi. Untuk tekanan
Sedangkan responden juga diastolik setelah melakukan terapi
dilakukan beberapa kali pelatihan relaksasi meditasi ada penurunan
terapi relaksasi sebelum perlakuan sebesar 0.67 mmHg dengan nilai P
dengan harapan sudah mengerti (0.161) yang berarti lebih besar
dan bisa melakukan dengan benar dari nilai a (0.05).
tekhnik relaksasi meditasi yang Bagi Dinas Kesehatan dan
akan dilakukan pada penelitian ini. Instansi terkait di Kabupaten
Namun hal itu tidak bisa menjamin Banjarnegara, terapi relaksasi
para responden dapat melakukan meditasi dapat menjadi salah satu
relaksasi meditasi dengan rencana program terhadap
sempurna karena tidak diamati intervensi keperawatan selanjutnya
secara khusus dalam proses untuk menurunkan tekanan darah
relaksasi meditasi tersebut, pada lansia dengan hipertensi.
apakah responden melakukan Bagi profesi perawat, perlu adanya
relaksasi meditasi dengan benar sosialisasi berupa terapi relaksasi
atau tidak. meditasi bagi pelaksana tindakan

126
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

asuhan keperawatan pada lansia Kesehatan Usia Lanjut ), Balai


dengan hipertensi, sehingga terapi Penerbit Fakultas Kedokteran
relaksasi meditasi menjadi Universitas
alternative intervensi mandiri Indonesia.
khususnya di wilayah binaan Emilda, Rillya, (1998), Pola
Rumah Sakit Emanuel Klampok Penyakit Kronis, Pada Lanjut Usia
Banjarnegara. Bagi peneliti yang Yang
akan datang, perlu penelitian Menjalani Asesmen Kesehatan Di
lanjutan dengan memperhatikan Poliklinik Geriatri RSUP. DR.
variabel lainnya atau menggunakan Sarjito Tahun 19961998, Fakultas
metodologi penelitian quasi Kedokteran Universitas Gajah
eksperimen yaitu menggunakan Mada, Yogyakarta. Tidak
kelompok kontrol untuk diterbitkan.
membandingkan penurunan Galbraith, Paul, (1997),
tekanan darah antara yang diberi Meditate
terapi relaksasi meditasi dengan Rejuvenate, Meditasi Hidup Indah
yang tidak diberi terapi relaksasi Tanpa
meditasi. Stres, Diterjemahkan dari Meditate
Rejuvenate Media Masters,
DAFTAR PUSTAKA Singapore, Penerjemah,
Aziz, Alimul, A., (2003), Dariyanto, PINKBOOKS,
Riset Yogyakarta.
Keperawatan dan Tekhnik Hayens, Leenen, Soetrisno,
Penulisan (2006), Buku Pintar
Ilmiah, Salemba Merdeka, Jakarta. Menaklukkan Hipertensi,
Brunner & Suddarth, (2002), Penterjemah Karyani, Ladang
Buku Ajar Keperawatan Medikal Pustaka & Intimedia, Jakarta.
Bedah, EGC, Jakarta Indriyani, Puji, (2005), Pengaruh
Crowin Elizabeth, J., (2001), Latihan Fisik : Senam Aerobik
Buku Saku Patofisiologi, Alih Terhadap
Bahasa, Brahm, U., EGC, Jakarta. Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Darmayanti, (2003), Penderita DM Tipe 2 Di Wilayah
Pemberdayaan Lansia di Puskesmas Bukateja Purbalingga.
Indonesia, Disampaikan dalam Tidak Dipublikasikan.
TOT Kader Posyandu Lansia, Karyadi, E., (2002), Hidup
Baturaden. Tidak dipublikasikan. Bersama Penyakit Hipertensi,
Darmojo - Boedhi., R. Asam Urat,
Martono Jantung Koroner, Intisari
Hadi., H., (1999), Buku Ajar Geriatri Mediatama, Jakarta.
( Ilmu Knight, John, F., (2001), Jantung

127
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.3,
November 2007

Kuat Bernapas Lega, Penerjemah, Proses Keperawatan Pada Pasien


Panjaitan, M. & Lina Limanto, Dengan
Indonesia Publishing House, Gangguan Sistem Kardiovaskuler,
Indonesia. Editor, Ni Luh Gede Yasmin Asih,
Mansjoer, A., (2000), Kapita EGC, Jakarta.
Selekta Kedokteran, Editor, Santoso, (2000),
Mansjoer Arif,…..(et al)…… Edisi 3, Penatalaksanaan Awal Jantung
Cetakan 1, Media Aesculapius Berdasarkan Paradigma Sehat,
FKUI, Jakarta. http://www.geoogle.com, 14 Maret
Martin Shulman & Ellen 2006.
Mandel. ( 1998 ), Coomunicating Suryani, Luh, Ketut,
Better With Older People. (2000), Menemukan Jati Diri
http//www.ec-online.net/. diperoleh Dengan Meditasi, Elex Media
14 Maret 2005. Komputindo, Jakarta. Sustrani,
Miller A. Calor. ( 1995 ), Lani., Santoso, Samsir., Hadibroto,
Nursing Care Of Older Adult, Iwan., (2004), Hipertensi, Gramedia
Theori and Practice. 2 ndEd. Pustaka Utama, Jakarta.
Philadelphia : J.B Lippincott Co. Wijayanti, Rahayu,
Notoatmojo, Soekidjo, (2006),Komunikasi Terapeutik
(2002), Metodologi Penelitian Pada
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Lansia, Hand Out MA :
Nugroho, Wahjudi, Keperawatan Gerontik Semester
(2000), Keperawatan Gerontik, III. Program Studi Sarjana
Editor, Monica, Ester, Edisi 2, EGC, Keperawatan. Universitas Jenderal
Jakarta. Soedirman Purwokerto. Tidak
Pengobatan Hipertensi, dipublikasikan.
http://id.novartis.com/obat_tensi.sht Wolff, Hanns, Petter.,
ml, 14 (2005), Hipertensi ( Cara
Maret 2006 Mendeteksi Dan
Price, S. A., (1995), Mencegah Tekanan Darah Sejak
Pathofisiology : Konsep Klinis Dini ),
Proses-Proses Penyakit, Alih Bahasa, Lily Endang Joeliani,
Alih Bahasa, Peter Anugrah, Editor, Buana
Carolie Wijaya, Edisin 4, EGC, Ilmu Populer, Jakarta.
Jakarta.
Pudjiastuti, Utomo.,
(2003), Fisioterapi pada lansia,
Editor Monica Ester, EGC, Jakarta.
Pusdiknakes, Dep Kes, (1993),

128

You might also like