Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Research Article

Potential of GO-FUN (Gold and Fucoidan (Sargassum sp.)


Nanoparticle) in Diagnostics and Therapy of Retinoblastoma
Sri Rezki Wahdania J, Indrasari,
1 2

1
Medical Education Study Program, Faculty of Medicine and Health Sciences, Alauddin State Islamic
University Makassar, Makassar

Abstract
Background: Retinoblastoma is one of the malignant diseases of the eye
originating from embryonal tissue. This disease most often occurs in children
aged less than 5 years. The prevalence of retionoblastoma ranges from 2-4% of all
pediatric malignancies with an incidence of 1 from 15,000-20,000 birth rates. This
disease can occur unilaterally or bilaterally. The most common initial symptom is
leukoria. The diagnosis of retinoblastoma are biopsy, X photos, ultrasound, Ct-
Scan and MRI. However, this detection methods has side effects in children, so a
diagnostic method is needed that has minimal side effects. As for the treatment of
retinoblastoma are chemotherapy, surgery, focal therapy (cryotherapy, laser
thermotherapy), external radiation and enucleation. However, this methods of
therapy has side effects in the form of orbital bone growth disorders and mortality
due to secondary malignancy. The use of chemotherapy not only attacks cancer
cells but also can attack healthy cells so that patients can experience disorders
such as diarrhea, anemia, etc. So from tha , the right and effective method of
detection and therapy is needed.
Objective: the writing of this review is to examine the most effective and efficient
detection and therapy methods for treating retinoblastoma.
Methods: In this review, there were Pubmed and Google Scholar-based data
searches and no factor index restrictions using the keywords Gold Nanoparticle,
fucoidan, nanoparticle, retinoblastoma and Surgassum sp.
Results: A review showed that Gold Nanoparticle (GNP) effectively used in the
detection of retinoblastoma and Fucoidan nanoparticle is effective for the
treatment of retinoblastoma. Conclusions: Gold Nanoparticle (GNP) and
Fucoidan nanoparticle are potentially diagnostic and therapy on retinoblastoma .

Keywords : fucoidan, Gold Nanoparticle, nanoparticle, retinoblastoma,


Surgassum sp.
Correspondence should be addressed to Rezki Wahdania J ;
rezkiwj04@gmail.com

1
Al-Iqra Medical Journal (Bulettin Kedokteran dan Kesehatan)

Abstrak
Latar Belakang: Retinoblastoma merupakan salah satu penyakit keganasan pada
mata yang berasal dari jaringan embrional. Penyakit ini paling sering terjadi pada
anak dengan usia kurang dari 5 tahun. Prevalensi retionoblastoma berkisar 2-4%
dari seluruh keganasan pediatri dengan insiden 1 dari 15.000-20.000 angka
kelahiran. Penyakit ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Gejala
awal yang paling sering muncul adalah leukoria. Adapun penegakan diagnosis
pada retinoblastoma adalah biopsi, X foto, USG, Ct-Scan dan MRI. Namun
metode deteksi ini memiliki efek samping pada anak sehingga dibutuhkan
metode diagnostik yang memiliki efek samping yang minimal. Adapun untuk
terapi retinoblastoma adalah kemoterapi, pembedahan, terapi fokal (krioterapi,
termoterapi laser), radiasi ekterna dan enukleasi. Namun, metode terapi ini
memiliki efek samping berupa gangguan pertumbuhan tulang orbita dan
mortalitas akibat keganasan sekunder.Penggunaan kemoterapi bukan hanya
menyerang sel kanker saja namun juga dapat menyerang sel sehat sehingga pasien
dapat mengalami gangguan seperti diare, anemia, dan lain sebagainya. Maka dari
itu, diperlukan metode deteksi dan terapi yang tepat dan efektif.
Tujuan: penulisan review ini adalah untuk mengkaji metode deteksi dan terapi
yang paling efektif dan efisien untuk mengatasi retinoblastoma.
Metode: dalam review ini adalah penelusuran data berbasis Pubmed dan Google
Scholar dan tanpa pembatasan index factor dengan menggunakan kata kunci Gold
Nanoparticle, fucoidan, nanopartikel, retinoblastoma dan Surgassum sp
Hasil: review menunjukkan bahwa Gold Nanoparticle (GNP) efektif digunakan
dalam deteksi retinoblastoma dan Fucoidan nanoparticle juga efektif dalam terapi
retinoblastoma. Kesimpulan: Gold Nanoparticle (GNP) dan Fucoidan
nanoparticle berpotensi dalam diagnostik dan terapi retinoblastoma.

Kata kunci : fucoidan, Gold Nanoparticle, nanopartikel, retinoblastoma,


Surgassum sp.
Korespondensi penulis ditujukan kepada Rezki Wahdania J ;
rezkiwj04@gmail.com

2
PENDAHULUAN
Retinoblastoma merupakan penyakit keganasan pada intraokuler yang
berasal dari jaringan embrional paling sering terjadi pada anak-anak kurang dari 5
tahun dan dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Sekitar 2-4% dari
keseluruhan keganasan pediatri, dengan insidens 1 dari 15.000-20.000 kelahiran
hidup. Terdapat 60-75% penyakit ini terjadi unilateral dan terdiagnosis pada usia
24-30 bulan dan terdapat sebanyak 25%-40% terjadi secara bilateral dan
terdiagnosis lebih mudah dengan median usia 12 bulan. Pasien retinoblastoma
bilateral dan unilateral dengan riwayat keluarga retinoblastoma (herediter)
menempati 30-40%. Pasien retinoblastoma unilateral tanpa riwayat keluarga (non-
herediter) menempati 60-70% kasus. Sedangkan 6-10% kasus memiliki riwayat
keluarga dengan retinoblastoma1,2,3.
Retinoblastoma adalah suatu neuroblastik tumor ganas yang tidak
berdeferiasiasi yang muncul dari lapisan retina manapun, dan secara biologik
mirip dengan neuoblastoma dan meduloblastoma. Studi imunohistokimia
menunjukkan bahwa sel tumor terwarnai positif pada enolase neuron-spesifik,
fotoreseptor segmen ros-outer-S antigen spesifik, dan rhodopsin. Sel tumor juga
menyekresi substansi ektrasel seperti interfotoreseptor retinoid-binding protein
(produk normal fotorsesptor). Adanya sebagian kecil jaringan glial dalam
retinoblastoma menunjukkan bahwa sel tumor dapat mempengaruhi kemampuan
berdiferensiasi menjadi astroglia atau sel glial residen berproliferasi sebagai
respon sel neoplasma primer. Gejala awal yang sering muncul pada
retinoblastoma adalah leukoria (50-62%), strabismus (20%), hifema spontan, dan
amourotik cat eye.diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan X foto, USG,
CT Scanatau MRI, dan LDH. Konseling genetik juga diperlukan dalam
pemeriksaan pasien retinoblastoma dan penegakan diagnosis dari retinoblastoma.4
Penegakan diagnosis untun retinoblastoma secara umum dapat diketahui
dengan pemeriksaan mata secara lengkap. Pemeriksaan awal meliputi
pemeriksaan fungsi penglihatan, slit lamp biomikroskop pada vitreus dan segmen
anterior bila memugkinkan dan oftalmoskop indirect dengan depresi sklera.
Secara umum, diagnosis pasti retinoblastoma yang dapat digunakan yaitu dengan
pemeriksaan patologi anatomi. Sehingga terdapat beberapa pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis retinoblastoma
yaitu: pemeriksaan X foto: dengan pemeriksaan ini hampir 60%-70% terdeteksi
adanya kalsifikasi di dalam tumor, bila tumor mengadakan infiltrasi ke saraf
optik, foramen optikum akan tampak melebar. pemeriksaan USG atau CT scan
atau MRI: untuk mengetahui adanya massa tumor intraokuler meskipun media
keruh. Tetapi pemeriksaan dengan radiasi sinar-X atau CT Scan dan MRI
memiliki efek samping pada anak-anak.5

3
Al-Iqra Medical Journal (Bulettin Kedokteran dan Kesehatan)

Penelitian terbaru mengungkap dampak negatif radiasi sinar-X atau CT


Scan pada anak-anak, yang mana paparan radiasi dari ketiga pemeriksaan tersebut
alat-alat tersebut bisa meningkatkan resiko terserang penyakit leukimia karena
menggunakan sinar X yang merupakan radiasi yang terionisasi,5 selain dari
harganya yang mahal pada pemeriksaan MRI. Penggunaan USG juga dapat
digunakan karena mengurangi paparan radiasi pada anak tetapi tidak sensitif.
Adapun pemeriksaan lain yang dapat dilakukan yaitu biopsi, dimana diagnosis
pasti pada retinoblastoma dengan menggunakan tes patologi anatomi. Namun, tes
ini harus di lakukan secara hati-hati karena bisa menyebabkan kontrindikasi, dan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menunggu hasil dari
biopsinya.6,7Selain diagnosis yang tepat, diperlukan juga metode terapi yang
efektif dalam pengobatan retinoblastoma.
Terapi retinoblastoma yang digunakan adalah kemoterapi, pembedahan,
terapi fokal (krioterapi, termoterapi laser), radiasi ekterna dan enukleasi. Radiasi
ekterna sempat menjadi terapi utama pada sebagian besar retinoblastoma, dengan
tingkat preservasi bola mata yang baik. Namun efek samping radiasi berupa
gangguan pertumbuhan tulang orbita dan mortalitas akibat keganasan sekunder
menyebabkan penggunan radiasi eksterna sebagai modalitas tatalaksana
retinoblastoma telah berkurang. Penggunaan kemoterapi memiliki kekurangan
yaitu kerjanya tidak spesifik, dimana kemoterapi juga dapat mengenai sel yang
sehat sehingga muncul beberapa gejala pada pasien seperti lemah, dan mengalami
gangguan seperti diare, anemia, mual dan muntah-muntah, sering pingsan,
kerontokan rambut, dan konstipasi. Enukleasi sendiri memiliki efek samping
perforasi dari bola mata. Sedangkan terapi dengan menggunakan karioterapi dapat
mengakibatkan nekrosis jaringan dengan kedalam 5-6 mm. 8,9 Berdasarkan premis
diatas, diperlukan sebuah metode diagnostik dan terapi yang efektif dan bekerja
secara spesifik dalam diagnosis dan terapi retinoblastoma yaitu dengan
menggunakan Gold Nanoparticle (GNP) dan Fucoidan Nanoparticle dalam deteksi
dan terapi retinoblastoma.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka dari berbagai sumber
ilmiah bereputasi dengan kriteria rilis 10 tahun terakhir. Literatur yang dipilih
adalah literatur dengan metode eksperimental, tinjauan pustaka, dan kajian
sistematis. Literatur review ini dibuat dari hasil penelusuran data penelitian-
penelitian yang berkaitan dengan Gold nanoparticle (GNP) dalam mendeteksi
retinoblastoma dan fucoidan nanoparticle dalam terapi tumor dan kanker berbasis
PubMed dan Google Scholar dengan menggunakan kata kunci Gold Nanoparticle,
fucoidan, nanoparticle, retinoblastoma dan Surgassum sp. Referensi juga
diperoleh dari tesis. Referensi yang digunakan adalah artikel dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Jumlah literatur yang

2
didapatkan sejumlah 23 referensi, dimana 22 diantaranya adalah artikel jurnal dan
1 diantaranya merupakan referensi tesis. Penelusuran referensi tanpa pembatasan
index factor, dan semua referensi yang didapatkan adalah free journal.

PEMBAHASAN
Diagnostik Retinoblastoma dengan Gold Nanoparticle (GNP)
Gold Nano Particle (GNP) atau nanopartikel emas merupakan
nanopartikel berbasis logam emas yang berpotensi digunakan untuk meningkatkan
kualitas diagnosa penyakit, meningkatkan spesifikasi obat pada jaringan tertentu,
serta menghantarkan dan menerima gelombang elektromagntik. 10-13 GNP
memiliki karakteristik khusus sehingga lebih unggul daripada nanopartikel
lainnya karena ukuran molekulnya yang lebih besar dibandingkan dengan
nanopartikel yang digunakan saat ini, nanopartikel ini lebih mudah terakumulasi
pada jaringan kanker. Hal ini terjadi karena peningkatan permabilitas pembuluh
darah disekitar sel kanker.10 Selain itu, GNP juga dapat menjaga kadar substansi
yang dibawanya karena tidak ada molekul pada tubuh yang dapat berikatan
dengan emas sehingga nanopartikel tidak akan terdestruksi.7
Untuk dapat mendeteksi sel kanker, kebanyakan sel kanker memiliki
protein yang dikenal sebagai Epidermal Growth Factor Receptor (EFGR) di
setiap permukaan, sementara itu sel yang sehat/ normal tidak mengekspresikan
protein tersebut. Melalui konjugasi atau pengikatan, GNP dalam antibodi untuk
EFGR atau anti-EFGR. GNP dapat menarik dirinya sendiri pada sel kanker.
Ketika GNP mengikat sel kanker akan tampak dalam mikroskop bahwa sel kanker
tersebut akan bersinar. Sel sehat/sel normal tidak akan mengikat GNP, sehingga
sel tersebut tidak akan terlihat. Sehingga apabila didapatkan sel yang bersinar saat
diberikan GNP, dapat dipatikan bahwa sel tersebut merupakan sebuah tumor atau
kanker.

5
Al-Iqra Medical Journal (Bulettin Kedokteran dan Kesehatan)

Gambar 1. Sel kanker dilapisi oleh Gold nanoparticle13


Afinitas GNP terhadap sel kanker 600% yang lebih besar dibandingkan
afinitasnya terhadap sel bukan kanker, oleh karena itu teknologi GNP dapat
digunakan untuk deteksi pada kanker mata ini (retinoblastoma). Selain
penyerapan spektrum GNP yang dapat digunakan untuk membedakan sel kanker,
kelebihan lain dari GNP adalah prosesnya cepat. Jika kita mengambil sel kanker
dari sebuah jaringan kemudian menyemprotkannya dengan GNP kita akan dapat
melihat hasilnya langsung. Selain itu teknik ini tidak berbahaya bagi sel tubuh.
Teknologi GNP membuat pendeteksian kanker menjadi lebih mudah, cepat, dan
tidak begitu mahal. Penggunaan GNP sebagai pendeteksi sel kanker diharapkan
dapat membuat pengobatan kanker menjadi lebih efektif, karena pengobatan
langsung tepat sasaran pada sel kankernya sehingga tidak merusak sel sehat yang
lainnya.

Terapi Retinoblastoma dengan Fucoidan Nanoparticle


Fucoidan nanoparticle sangat berpotensi dalam terapi tumor dan kanker.
Dimana fucoidan dalam nanopartikel ini memiliki kelebihan yaitu memiliki
stabilitas yang tinggi dan biovailabilitas yang luar biasa. Sistem penghantaran obat
berbasis nanoteknologi ini memiliki kemampuan untuk mengenkapsulasi berbagai
obat, seperti molekul-molekul kecil (baik hidrofil maupun hidrofob), protein,
peptida dan asam nukleat (DNA maupun RNA).14 Dengan mengenkapsulasi
molekul-molekul tersebut dalam sistem nano karier, kelarutan dan stabilitas dapat
diperbaiki serta memperbaiki profil farmakokinetik. Fucoidan nanopartikel dapat
masuk ke dalam sitoplasma, dan langsung dihantarkan ke organ atau sel spesifik
sehingga tidak memiliki dampak negatif terhadap sel yang lainnya. Berbeda
dengan terapi retinoblastoma lainnya seperti radiasi yang dapat menimbulkan efek
samping berupa gangguan pertumbuhan orbita.15 sehingga fuxoidan nanopartikel
ini sangat memungkinkan digunakan dalam terapi retinoblastoma.

2
Fucoidan yang berasal dari rumput laut coklat (Sargassum sp.) merupakan
sebuah tanaman yang telah terbukti dalam mengobati tumor maupun kanker.
Tanaman ini berbentuk silindris atau gepeng yang memiliki banyak kandungan zat
aktif seperti alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan lain sebagainya yang
berperan sebagai antiokasidan, antikanker, antiimflamasi, dan imunomodulator.
Dimana kandungan dari zat aktif ini berperan dalam perubahan permeabilitas sel
sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel atau proses kematian sel. 16-17
Fucoidan juga berperan dalam menghentikan metastase sel dengan menggunakan
cell line MCF-7 yang berkerja dengan mempengaruhi proses Bcl-2, Bcl-xL, Bcl-
w, dan Bad sehingga menurunkan transformasi, imortilitas dan menurunkan
timbulnya keganasan pada sel. Kematian dari sel kanker ini ditandai dengan
terjadinya penyusutran sitoplasma dan kondensasi kromatin. Apoptosis terjadi
melalui jalur ekstrinsik (sitoplasmik) di mana reseptor kematian sel memicu
apoptosis atau jalur intrinsik (mitokondria) di mana perubahan dalam potensial
membran mitokondria (MMP) menyebabkan pelepasan sitokrom C dan aktivasi
sinyal kematian. Kedua jalur mengaktifkan caspase eksekutif yang memecah
molekul pengatur dan struktural. Fucoidan memiliki kemampuan dalam
menghancurkan sel kanker dengan cara menginduksi apatosis sel. Fuciodan dapat
menurunkan proliferasi sel dengan cara mengurangi aktivitas ERK dan
pembentukan koloni oleh sel-sel kanker secara in vitro.18-19Hal tersebut dibuktikan
dari penelitian Zhang dimana terjadi penurunan pertumbuhan sel kanker setelah
pemberian fucoidan pada hewan coba yang bekerja menghambat proliferasi sel di
cell line MDA-MB-231, MCF-7 dan 4T1.20
Selain itu, fucoidan berperan sebegai agen antiangiogenik pada sel kanker
sehingga secara tidak langsung dapat membunuh sel-sel kanker dengan
mengurangi nutrisi melalui pembuluh darah baru (anti VEGF). Hal ini juga
dibutikan pada penelitian Xue dkk (2012) bahwa fucoidan telah terbukti berperan
sebagai anti VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor).21 Penelitian Riu, dkk
juga telah membuktikan bahwa efek antiangiogenesis fucoidan dan penurunan
ekspresi STAT pathway. Fucoidan juga mengaktivasi caspase 8 dan 9 yang
berperan dalam proses apatosis sel.19 Pada penelitian Coombee dkk, fucoidan juga
dapat menghambat metastasi dari sel tumor, dimana fucoidan menghambat invasi
sel dengan pengikatan sel tumor dengan laminin pada membran basement.
Fucoidan juga berikatan dengan fibronektin yang memiliki afinitas yang tinggi
dan mencegah perlakatan dari sel tumor sehingga menghambat sel tumor untuk
bermetastasis ke jaringan yang lain. Agen anti-proliferasi dari fucoidan juga
menekan aktivitas MMP-2 serta menurunkan PI3K-Akt-mTOR pada jalur
ERK1/2 dalam menghentikan metastasis kanker. Selain itu, fucoidan juga
memiliki efek stimulasi kekebalan antikanker tubuh dengan mengaktivasi sel
imun dan menstimulasi pembentukan sitokin antikanker. Fucoidan ini memicu

7
Al-Iqra Medical Journal (Bulettin Kedokteran dan Kesehatan)

THP-1 degan meningkatkan kadar IFN-γ, p53, Bax, TNFα, IL-12. Fucoidan juga
menginduksi produksi dari interleukin-1 (IL-1) dan IFN-γ secara in vitro,
peningkatan fungsi dari Limfosit T, sel B, makrofag dan sel NK serta memberikan
respon antibodi utama di Sheep Red Blood Cells (SRBC) secara in vivo sehingga
efektif berperan dalam imunomodulasi dan imunosupresi tumor dan kanker.19,22
Pemberian fucoidan nanopartikel yang diberikan secara intravena akan
masuk ke dalam pembuluh darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh. Fucoidan
nanopartikel ini akan menempel pada ligan reseptor makrofag kelas A menuju
target tumor atau kanker baik melalui jalur intrinsik maupun ekstrinsik. Pada jalur
ekstrinsik, fucoidan akan berdifusi ke reseptor sel kanker. Fucoidan yang
berdifusi, menginduksi signal PI3K/Akt dan reseptor EGF-R yang spesifik
terhadap sel kanker.23 Pada jalur instrinsik Fucoidan pada makrofag kelas A
memroduksi IL-12 yang menginduksi pembentukan sel Natural Killer (NK) yang
menuju ke mitokondria sel target.18
Penelitian Satyarsan, 2019 menunjukkan bahwa fuciodan memiliki waktu
paruh selama 48-72 jam dalam menghambat proliferasi dan apaptosis sel. Ekstrak
fucoidan ini akan tetap menginduksi sinyal PI3K/AKT dalam sel kanker dan
bertahan sampai mengalami apoptosis. Fucoidan ini juga tidak meninggalkan
residu asing yang abnormal di dalam tubuh sehingga aman digunakan. Selain itu,
fucoidan juga memiliki kelebihan lain yaitu dapat bekerja pada banyak sel target
(multitarget) untuk mengindukasi apatosis melalui regulasi dari Bcl-2, Bad, Bax,
kaspase 8-7-3, pI3k/Akt/mTOR, jalur MAPK, MMP-2, THP-1, JKN, ERK1/2
serta CDKs pada siklus sel kanker.19
SIMPULAN
Gold nanoparticle (GNP) sangat berpotensi dalam deteksi retinoblastoma
dan fucoidan nanoparticle efektif digunakan dalam terapi retinoblastoma. Dimana
fucoidan menyerang langsung pada sel target dan mengapaptosis sel tumor
maupun kanker.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peranan GNP dan fucoidan
nanoparticle dalam deteksi dan terapi tumor dan kanker khususnya pada
retinoblastoma.

DAFTAR PUSTAKA
1. American Cancer Society. Cancer Facts And Figures. 2017. Genes Dev.
2017;21(20):2525–38.
2. Delhiwala Ks, Vadakkal Ip, Mulay K, Khetan V, Wick Mr. Retinoblastoma:
An Update. Semin Diagn Pathol. 2016;33(3):133–40.

2
3. Ghassemi F, Khodabande A. Risk Definition And Man-Agement Strategies In
Retinoblastoma: Current Perspec-Tives. Clin Ophthalmol. 2015;9:985–94.
4. Rares Laya. Retinoblastoma.Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal E-Clinic (Eci). 2016;
4 (2).
5. Orman A, Koru-Sengul T, Miao F, Markoe A, Panoff JE. The modern role of
radiation therapy in treating advanced-stage retinoblastoma: Long-term
outcomes and racial differences. Int J Radiat Oncol Biol Phys.
2014;90(5):1037–43.
6. Fontanesi J, Taub J, Kirkpatrick Jp, Halperin Ec. Reti-Noblastoma. In:
Halperin Ec, Constine Ls, Tarbell Nj, Kun Le, Editors. Pediatric Radiation
Oncology. 5th Ed. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2011. P. 85–
107.
7. Prajapati Parimal M, Shah Yastri, And Sen D.J. (2010). Gold Nanoparticles:
A New Approach For Cancer Detection. Http://Jocpr.Com/Second-Issue/J.
%20chem.%20pharm.%20res.,2010,%202(1)%2030-37.Pdf
8. Yanık O, Gunduz K, Yavuz K, Tacyildiz N, Unal E. Chemotherapy In
Retinoblastoma: Current Approaches. Turk Oftalmoloiji Derg.
2015;45(6):259–67.
9. Kodrat H, Gondhowiardjo S.Radioterapi and Onkologi Indonesia. Journal Of
The Indonesian Radiation Oncology Society. 2013; 4 (1):17-23.
10. Dreaden Ec, Austin La, Mackey Ma, El-Sayed Ma. Size Matters: Gold
Nanoparticles In Targeted Cancer Drug Delivery. Ther Deliv. 2012; 3(4):457–
78.

11. Dreaden Ec, Mwakwari Sc, Sodji Qh, Oyelere Ak, El-Sayed Ma.
Tamoxifen−Poly(Ethylene Glycol)−Thiol Gold Nanoparticle Conjugates:
Enhanced Potency And Selective Delivery For Breast Cancer Treatment.
Bioconjug Chem. 2009;20(12):2247–53.
12. Von Maltzahn G, Centrone A, Park J-H, Ramanathan R, Sailor Mj, Hatton Ta,
Et Al. Sers-Coded Gold Nanorods As A Multifunctional Platform For Densely
Multiplexed Near-Infrared Imaging And Photothermal Heating. Adv Mater.
2009;21(31):3175–80.
13. Rohadi Awaludin. (2009). Pembuatan Nanopartikel Emas Radioaktif dengan
Aktivasi Neutron.http://journal.ui.ac.id/technology/article/view/495/491.
14. Chandra, Egy, Dkk. Studi Biodistribusi Dan Farmakokinetik Nanokarier Plga-
Poloxamer Bertanda Radioisotop Iodium-131 Pada Mencit. 2014; 1(2): 39-47
15. Sinambela, Aurika, Dan H.M Djakaria. Radioterapi Dan Onkologi Indonesia.
Journal Of Indonesian Radiation Oncology Society. 2017; 8 (2): 77-83.

9
Al-Iqra Medical Journal (Bulettin Kedokteran dan Kesehatan)

16. Hervidea, Radella. 2017. Efek Ekstrak Metanol Makroalga Cokelat


(Sargassum Sp.),Makroalga Merah (Gracillaria Sp.) Dan Taurin
Terhadapgambaran Histopatologi Hepar Dan Ginjal Mencit Jantan (Mus
Musculus) Yang Diinduksi Benzo(Α)Piren (Tesis). Lampung: Universitas
Lampung.
17. Sandapare, Martina, Dkk. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas
Ekstrak Kasar Polisakarida Yang Diisolasi Dari Alga Coklat Sargassum
Duplicatum. Makassar: Unhas.
18. Satyarsa, Agung B. Studi Pustaka: Potensi Fucoidan Dari Rumput Laut Coklat
(Sargassum Sp.) Sebagai Inovasi Terapi Pada Kanker Payudara. Journal Of
Medicine And Health. 2019; 2(3):909-919.
19. Aquib, Md, Dkk. A Review On The Chemotherapeutic Role Of Fucoidan In
Cancer As Nanomedicine.Research Journal Of Life Sciences, Bioinformatics,
Pharmaceutical And Chemical Science. 2019; 5(1): 512-537.
20. Zhang, Z.; Teruya, K.; Eto, H.; Shirahata, S. Fucoidan Extract Induces
Apoptosis In Mcf-7 Cells Via A Mechanism Involving The Ros-Dependent
Jnk Activation And Mitochondria-Mediated Pathways. Plos One. 2011; 6(1).
21. Xue, M.; Ge, Y.; Zhang, J.; Wang, Q.; Hou, L.; Liu, Y.; Sun, L.; Li, Q.
Anticancer Properties And Mechanisms Of Fucoidan On Mouse Breast
Cancer In Vitro And In Vivo. Plos One .2012; 7 (4).
22. Coombe, D.R.; Parish, C.R.; Ramshaw, I.A.; Snowden, J.M. Analysis Of The
Inhibition Of Tumour Metastasis By Sulphated Polysaccharides. Int. J. Cancer
1987, 39, 82–88.
23. Senthilkumar K, Manivasagan P, Venkatesan J, Kim Sk. Brown Seaweed
Fucoidan: Biological Activity And Apoptosis, Growth Signaling Mechanism
In Cancer. International Journal Of Biological Macromolecules. 2013;60:366-
74.

2
11

You might also like