Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

STRATEGI PENGEMBANGAN PESISIR PANTAI DESA LIANG


SEBAGAI KAWASAN OBJEK PARIWISATA

Roy A Wattimena, SE, M.Sc


Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Ambon

Abstract
Coastal development strategy of Liang Village as tourism object area has
not been implemented properly, where the role of government is very dominant
compared to the community and the absence of an ideal concept resulted in many
problems that arise. This study aims to determine the strategies implemented by
Local Government with the community in developing coastal village of Liang as
tourism object area. This research uses descriptive qualitative approach using
observation process along with interview where the subject of research is Head of
Tourism Product and Business Department of Tourism and Creative Economy of
Maluku Province, Head of Liang Village, Community of Traders at Liang Village
Beach. The research instrument is self-researcher and to test and check the validity
of data used used source triangulation technique.
The results of this study provide an illustration that the supporting factors
in the development of coastal Liang Village is to have the potential of tourist
attraction or tourism object in the form of coastal areas are quite wide and long,
the public support for tourism development and the government's concern in
tourism development. Inhibiting factors are land ownership status which resulted
in the development process of coastal areas is limited, public awareness is not
good about the tourism awareness and charm, the limited facilities and
infrastructure of tourism, and limited funds available in the development of
coastal areas as the object of coastal tourism. Strategy that must be developed is
formulation strategy by making scale development priority that is making product
marketing and implementation strategy by applying of management function that
is institutional strengthening.

Keywords: Strategy, Coastal Coastal Development

19
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

I. PENDAHULUAN Liang sebagai obyek wisata tersebut belum


Dewasa ini, bidang pariwisata optimal. Demikian pula dengan
merupakan suatu bidang yang potensial pembangunan ideal daerah pesisir yang
dalam pembangunan suatu daerah, karena melibatkan tiga pilar good governance,
pariwisata dianggap membawa dampak ternyata belum diterapkan. Kurangnya
positif sebagai motor penggerak kegiatan fasilitas dan infrastruktur tersebut misalnya
ekonomi rakyat. Daerah dengan potensi adalah akses jalan dalam lokasi wisata yang
pariwisata dapat menghidupkan kegiatan masih kurang baik, dengan keadaan jalan
ekonomi masyarakat sekitar dengan aspal yang rusak, kurangnya infrastruktur
timbulnya usaha-usaha skala kecil sampai seperti penginapan yang belum ada, atraksi
menengah, mengurangi tingkat wisata yang mendukung, fasilitas
pengangguran, meningkatkan pendapatan pendukung untuk sarana rekreasi, hiburan
masyarakat, serta meningkatkan umum serta kondisi pantai yang kurang
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang akan terpelihara.
kembali digunakan oleh pemerintah untuk Strategi pengembangan pesisir pantai
melaksanakan pembangunan di daerah dan Desa Liang sebagai kawasan objek
mencapai kesejahteraan. pariwisata belum dilaksanakan dengan baik,
Desa Liang merupakan salah satu dimana peranan pemerintah sangat dominan
daerah yang memiliki potensi daerah pesisir dibandingkan pihak masyarakat, sehinga
yang berada di wilayah Kabupaten Maluku tingkat kesehjahteraan masyarakat belum
Tenggah Provinsi Maluku tercatat memiliki tercapai. Belum adanya suatu konsep yang
daerah pesisir pantai yang dikelola menjadi ideal mengakibatkan banyak permasalahan
objek wisata pantai. Pantai tersebut yang timbul, padahal kawasan pesisir pantai
seharusnya dapat menjadi aset penting Desa Liang sangat memiliki potensi yang
pariwisata yang ada di Kabupaten Maluku besar untuk dikembangkan. Pengembangan
Tenggah yang memberikan sumbangan pesisir pantai Desa Liang belum dapat
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tinggi memberikan Pendapatan Asli Daerah yang
dan menjadi sarana dalam memberdayakan optimal, meningkatkan taraf hidup
masyarakat, namun faktanya objek wisata masyarakat dan meningkatkan
ini belum mampu memberikan sumbangan kesejahteraan masyarakat, namun hal
bagi PAD dan berdayaguna dalam tersebut belum dapat tercapai karena
membentuk kemandirian ekonomi strategi pengembangan yang belum
masyarakat. Padahal pantai Desa Liang optimal. Dari uraian ini tujuan yang hendak
mendapatkan prioritas pembangunan sektor dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
pariwisata, terbukti dengan dibangunnya mengetahui strategi yang diterapkan
infrastruktur yang memadai, seperti akses Pemerintah Daerah bersama masyarakat
jalan, sarana prasarana pariwisata seperti dalam mengembangkan pesisir pantai Desa
toilet, gardu pandang, tempat berjualan, Liang sebagai kawasan objek pariwisata
bumi perkemahan dan sebagainya. Bahkan
aktivitas pembangunan pemerintah tersebut II. LANDASAN TEORI
juga menumbuhkan ekonomi rakyat dengan Menurut Nawawi (2012) secara
keberadaan pelabuhan penyeberangan feri etimologis strategi dalam manajemen
antar pulau. Permasalahan yang terjadi sebuah organisasi diartikan sebagai kiat,
adalah pengembangan pesisir pantai Desa cara, dan taktik utama yang dirancang

20
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

secara sistematik dalam melaksanakan secara sistematis dengan menggunnakan


fungsi-fungsi manajemen, yang terarah alat-alat, metode dan prosedur yang perlu
pada tujuan organisasi. Menurut Siagian untuk mencapai tujuan yang dianggap
(2011) manajemen strategik adalah paling ekonomis. Lebih lanjut dikatakan
serangkaian keputusan dan tindakan bahwa ada beberapa aspek yang perlu
mendasar yang dibuat oleh manajemen diketahui dalam perencanaan pariwisata
puncak dan diimplementasikan oleh jajaran yaitu sebagai berikut:
suatu organisasi dalam rangka pencapaian a. Wisatawan – terlebih dahulu harus
tujuan organisasi tersebut. Hal yang sama diketahui karakteristik wisatawan yang
diungkapkan David, (2009) manajemen diharapkan datang.
strategik didefinisikan sebagai seni dan b. Transportasi – ketahui bagaimana
pengetahuan dalam merumuskan, kondisi sarana dan prasarana
mengimplementasikan, serta mengevaluasi transportasi dari dan ke daerah tujuan
keputusan-keputusan lintas fungsional yang wisata.
memampukan sebuah organisasi mencapai c. Atraksi/ Objek Wisata – apakah sudah
tujuannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa memenuhi tiga syarat, yaitu something
dalam proses manajemen strategi terdiri to see, something to do, dan something
atas tiga tahap, yaitu a) perumusan strategi, to buy.
b) penerapan strategi, dan c) penilaian d. Fasilitas Pelayanan – apakah sudah
strategi. fasilitas pelayanan menunjang kegiatan
Menurut Efendi, (2010) Tahap dalam kepariwisataan, seperti akomodasi,
proses manajemen strategik meliputi restoran, pelayanan umum, dan
pengembangan visi dan misi, analisis sebagainya.
SWOT, pencarian strategi alternatif, dan e. Informasi dan Promosi – bagaimanakah
pemilihan strategi. Analisis SWOT penyebaran informasi dan bentuk
mengindentifikasi secara sistematis untuk promosi yang bagaimana yang sesuai
merumuskan strategi perusahaan, termasuk untuk mempromosikan daerah tujuan
strategi pemasaran. Analisis ini didasarkan wisata tersebut.
logika yang dapat memaksimalkan Menurut Masyhudzulhak dalam
strengths (kekuatan), opportunities Proceeding Book Simposium Nasional Ilmu
(peluang), weaknesses (kelemahan), dan Administrasi Negara (2011), daerah pesisir
threats (ancaman). Proses pengambilan adalah pertemuan antara pengaruh daratan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan dan lautan, ke arah darat sampai pada
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan daerah masih adanya pengaruh perembesan
kebijakan perusahaan. Dengan demikian air laut dan angin laut, dan ke arah laut
strategic planner (Perencana Strategis) sampai pada daerah masih ada pengaruh air
harus menganalisis faktor-faktor strategis tawar dan memiliki beragam sumberdaya
perusahaan (Kekuatan, Peluang, yang pulih maupun tidak pulih. Secara
Kelemahan, dan Ancaman) dalam kondisi sosial ekonomi wilayah pesisir tempat
aktual saat ini. Hal ini disebut dengan aktivitas manusia bersosialisasi, yaitu
analisis situasi(Rangkuti, 2011). kepemerintahan, sosial-ekonomi-budaya-
Yoeti (2008) mengungkapkan bahwa pertahanan keamanan. Diungkapkan pula
perencanaan merupakan predeterminasi bahwa perspektif pengelolaan wilayah
dari tujuan-tujuan yang bersifat produktif pesisir dapat didasarkan kepada otonomi

21
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

daerah bagi pemerintahan tingkat provinsi pola hidup masyarakat, meningkatnya taraf
dan kabupaten/kota karena dapat hidup masyarakat, serta kebutuhan akan
menumbuhkembangkan pembangunan di sarana prasarana yang ada di lokasi wisata.
berbagai bidang, termasuk pengelolaan Oleh karena itu, untuk mendukung daya jual
sumberdaya wilayah pesisir. objek wisata terhadap para wisatawan selain
Menurut UU No. 32 tentang menampilkan keindahan alami objek wisata
Pemerintahan Daerah Pasal 18 ayat 4 bahari, perlu dibuat rekayasa sarana dan
memberikan wewenang pengelolaan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
sumberdaya wilayah pesisir kepada wisatawan.
pemerintahan provinsi, kota dan kabupaten.
Provinsi diberi wewenang mengelola sejauh III. METODOLOGI PENELITIAN
12 mil mil laut, sementara kota serta Jenis penelitian ini adalah penelitian
kabupaten diberi wewenang 1/3 dari deskriptif kualitatif yang difokuskan pada
wilayah provinsi. Daerah-daerah yang kawasan objek wisata pantai Desa Liang.
memiliki wilayah pesisir dapat menggali Metode penelitian yang digunakan adalah
potensi sebagai salah satu sentra produksi metode observasi dan wawancara dimana
baru dalam mendorong pembangunan. subjek penelitian ini adalah Kepala Bidang
Suatu daerah dapat menjadi daerah tujuan Pengembangan Pariwisata Dinas Pariwisata
wisata hanya jika mempunyai potensi dan Ekonomi Kreatif Provinsi Maluku,
wisata untuk dikembangkan menjadi objek Kepala Desa Liang, Komunitas Pedagang di
dan atraksi wisata yang harus Pantai Dsa Liang.
komplementer dengan motif perjalanan Untuk menguji dan memeriksa
wisatawan. Potensi wisata tersebut berupa keabsahan data yang diperoleh di lapangan
potensi alam, potensi budaya dan potensi berdasarkan hasil observasi dan wawancara
manusia (Soekardijo 2011). digunakan teknik triangulasi sumber.
Penelitian Rahmawati, (2009) Sedangkan teknik analisis data yang
menemukan bahwa potensi sumber daya digunakan dalam penelitian ini adalah
yang ada di kawasan pantai yang apabila Analisis SWOT untuk indentifikasi secara
pengelolaannya bisa optimal dapat sistematis perumusan strategi pemasaran.
meningkatkan pendapatan bagi daerah, Analisis ini didasarkan logika yang dapat
namun potensi tersebut hanya difokuskan memaksimalkan strengths (kekuatan),
kepada aspek ekonomi dan tidak opportunities (peluang), weaknesses
memperhatikan aspek-aspek ekologis, (kelemahan), dan threats (ancaman), selain
padahal jika aspek ekologis juga itu analisis data yang digunakan dalam
diperhatikan maka pendapatan akan lebih mendapatkan informasi menggunakan
optimal. Dan diusulkan konsep pengelolaan model analisis interaktif yang meliputi
perikanan di kawasan pesisir yang reduksi data, penyajian data dan penarikan
terintegrasi. kesimpulan atau verifikasi.
Penelitian Handayawati.,et al
(2010) tentang potensi wisata alam pantai- IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
bahari, mengemukakan bahwa kebutuhan Pengembangan pesisir pantai sebagai
masyarakat terhadap wisata alam terutama objek wisata merupakan suatu hal yang
di kawasan pesisir yang mengandalkan sangat penting bagi pemerintah daerah
wisata bahari telah menjadikan pergeseran Propinsi Maluku karena posisi daerah ini

22
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

terdiri dari pulau-pulau yang banyak dan pengambil kebijakan di bidang


menyimpan sumber daya alam yang pengembangan pariwisata. Perumusan
melimpah. Di Propinsi Maluku terdapat 12 strategi pengembangan pariwisata dimulai
gugus pulau yang dikembangkan untu dari pembuatan rencana induk berupa
wisata bahari, pantai dan budaya sehinga dokumen perencanaan. Dokumen
ada kebijakan pengembangan pariwisata perencanaan tersebut berupa Master Plan,
khusus untuk pariwisata pantai atau pesisir DED (Detail Engineering Design).
pantai, dimana hal ini juga dituangkan Strategi pengembangan yang
dalam Rencana Pembangunan Jangka dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan
Menengah Daerah (RPJMD), dan Ekonomi Kreatif yaitu strategi
pemerintah daerah mempunyai pengembangan produk, kelembagaan dan
tanggungjawab dalam proses SDM, pemasaran dan penggelolaan
pengembangan pariwisata pantai yang lingkungan. Pihak pemerintah daerah
ditugaskan pada SKPD terkait seperti Dinas memang belum mengembangkan dan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. mengelola daerah pesisir pantai liang
Kawasan objek wisata pantai liang sebagai kawasan wisata secara optimal, hal
yang berlokasi di Desa Liang, dimanfaatkan ini diakibatkan oleh anggaran yang tersedia
tahun 1980 dengan luas lahan 89,500m2, sangat minim dan juga status tanah yang
jarak dari pusat kota sejauh 45 km. Untuk bermasalah sehinga pemerintah daerah
dukungan sarana dan prasarana masih belum bisa bergerak kearah pengembangan
terlihat minim, peran serta masyarakat yang kawasan ini karena proses pengelolan
masih kurang sebagai akibat dari dukungan bersifat bagi hasil antara pemilik tanah dan
anggaran yang kurang dari pemerintah Pemda. Maka dari itu status tanah perlu
daerah. Daerah pesisir pantai liang diselesaikan sehinga pengembangan
merupakan salah satu potensi wisata pantai kawasan pesisir pantai ini dapat
yang ada di Maluku dengan dikembangkan dengan optimal.
penggelolaannya masih di pegang oleh Adapun tentang peluang, ancaman,
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. kekuatan dan kelemahan dalam
Kawasan ini kepemilikannya belum pengembangan pesisir pantai Desa Liang
adalah sebagai berikut:
berpindah tangan dari pemilik tanah ke
a. Kekuatan
pihak pemerintah daerah sehinga persoalan 1. Memiliki ekosisitem pesisir yang masih
status tanah masih menjadi masalah dan hal alami
ini mengakibatkan proses pengembangan 2. Potensi daya tarik / objek pariwisata.
kawasan pesisir pantai ini belum dapat 3. Masyarakat yang mendukung dan
dioptimalkan. ramah.
4. Pemerintah yang sangat peduli dalam
Strategi Formulasi bidang kepariwisataan.
Perumusan strategi ini mencakup b. Kelemahan
1. Sumber daya manusia internal
mengidentifikasi peluang, ancaman,
pariwisata dan pengelola pariwisata
kekuatan, dan kelemahan, penetapan tujuan yang masih belum memenuhi
jangka panjang, pencarian strategi alternatif kualifikasi
dan pemilihan strategi. 2. Terbatasnya sarana dan prasarana
Dalam hal ini Dinas Pariwisata dan pariwisata
Ekonomi Kreatif yang menjadi pengelola 3. Terbatasnya anggaran.

23
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

4. Kesadaran masyarakat yang belum terhadap pengembangan kawasan pantai


maksimal Desa Liang. Pengawasan yang dilakukan
c. Peluang bukan hanya terkait retribusi maupun
1. Sistem pengembangan pariwisata yang keuntungan akan tetapi memantau proses
tidak kenal waktu, batas, dan wilayah pengembangan berupa pelatihan maupun
2. Daya tarik wisata akan menjadi sumber kunjungan ke para pelaku usaha yang ada di
pendapatan kawasan objek wisata.
3. Daya tarik wisata memicu tercapainya
kesejahteraan masyarakat Strategi Evaluasi
4. Adanya regulasi pemerintah untuk Evaluasi yang harus dilakukan dalam
pengembangan pariwisata pengembangan pesisir pantai Desa Liang
d. Ancaman sebagai kawasan pariwisata adalah
1. Polusi udara dan laut kerjasama dengan pemerintah desa maupun
2. Budaya lokal yang dapat bergeser masyarakat yang bisa menimbulkan efek
3. Aktivitas ekonomi di sekitar objek positif berupa peningkatan kesejahteraan
wisata dapat mengurangi nilai estetika masyarakat, melakukan proses perbaikan
objek wisata sarana dan prasarana kawasan pantai
Strategi alternatif yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat khususnya
dalam pengembangan pesisir pantai Desa para pedagang di lokasi wisata. Dan
Liang berdasarkan tahapan wawancara yang evaluasi pengelolaan kawasan wiasata
dilakukan adalah strategi pengembangan pantai, dimana perlu adanya skala prioritas
destinasi dengan cara pengembangan pengembangan
produk wisata secara tematik, strategi Strategi pengembangan yang dapat
pengembangan rute/jalur/paket wisata yang dilakukan adalah
kreatif dan strategi pemasaran dengan cara 1. Promosi
melakukan promosi melalui berbagai Marketisasi melalui internet, booklet,
media. Pemilihan strategi ini untuk leaflet, duta wisata dan promosi daya
mengembangkan objek pariwisata pantai tarik wisata berbasis budaya.
adalah dengan membuat daftar prioritas 2. Aksebilitas
pengembangan pariwisata pantai. Perbaikan aksebilitas tersebut adalah
salah satu upaya untuk memperbaiki
Strategi Implementasi fasilitas yang diperlukan oleh wisatawan
Strategi implementasi pengembangan yang berkunjung.
pesisir pantai Desa Liang adalah 3. Kawasan Pariwisata
pemerintah daerah harus Kawasan pariwisata dikembangkan
melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan meningkatkan peran serta
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemerintah dan masyarakat dalam
koordinasi dan pengawasan. Dinas pembangunan. Hal ini berkaitan dengan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perlu pengembangan sarana dan perasarana
melakukan koordinasi dengan kementerian 4. Produk Wisata
teknis dalam hal ini kementerian pariwisata, Produk wisata yang dimaksud adalah
pemerintah Desa Liang (pemilik lahan) keindahan yang ditawarkan oleh pantai
terkait dengan pembagian keuntungan juga tersebut dengan berbagai potensinya.
dengan masyarakat serta pengawasan 5. Sumber Daya Manusia

24
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

Sumber daya manusia yang dimaksud 2. Membuat strategi pemasaran berupa


dapat berupa pramuwisata yang bertugas promosi daya tarik wisata
untuk memberikan jasa pelayanan 3. Sarana dan prasarana kawasan wisata
pariwisata dan juga masyarakat sekitar Pantai Liang hendaknya mendapat
daerah pariwisata. perhatian
6. Kampanye Sadar Wisata 4. Meminimalisir faktor penghambat yang
Pemerintah daerah harus membentuk menjadi kendala dalam pengembangan
Kelompok Sadar Wisata yang terdiri dari pariwisata pantai
masyarakat sekitar pantai yang
beraktivitas di pantai dan objek DAFTAR PUSTAKA
pariwisata lainnya,serta masyarakat yang Adam Nugraha Wiradhana H. 2012.
tergabung dalam komunitas pedagang Analisis SWOT Sebagai Alat
dan terlibat dengan kegiatan pariwisata. Formulasi Strategi Pemasaran
http://tulisan-
V. KESIMPULAN DAN SARAN adam.blogspot.com/2012/01/analisis
Berdasarkan hasil penelitian dan swot-sebagai-alat-formulasi.html
pembahasan yang dikemukakan, maka Ani Rahmawati.2009. Studi Pengelolaan
kesimpulan penelitian ini adalah sebagai Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan
berikut: Wisata Pantai (Kasus Pantai Teleng
1. Strategi formulasi yang diterapkan Ria, Kabupaten Pacitan, Jawa
adalah dengan membuat rencana induk Timur). Bogor: Institut Pertanian
atau dokumen perencanaan seperti Bogor (IPB)
Master Plan, DED (Detail Engineering David, Fred. 2009. Strategic Management:
Design, dan pembuatan skala prioritas Manajemen Strategis Konsep.
pengembangan Jakarta: Salemba Empat
2. Strategi implementasi berupa penerapan Dyah Marganingrum. 2007. Tinjauan
fungsi manajemen Karakteristik Wilayah Pantai Utara
3. Strategi evaluasi yang dilakukan berupa dan Selatan Jawa Barat dalam
evaluasi internal dan eksternal Rangka Pengelolaan Kawasan
4. Faktor pendukung dan penghambat Pesisir Terpadu. Sumber Daya Air di
berupa memiliki potensi daya tarik Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
wisata adanya dukungan masyarakat , Kecil di Indonesia. 62-63
pemerintah yang peduli dalam Gamal Suwantoro. 2010. Dasar-Dasar
pengembangan pariwisata. Serta sistem Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset
pengembangan pariwisata yang Hadari Nawawi. 2012. Manajemen
berkelanjutan. Terbatasnya Sumber Strategik Organisasi Non Profit
Daya Manusia pariwisata, terbatasnya Bidang Pemerintahan. Yogyakarta:
sarana dan prasarana pariwisata serta Gadjah Mada Press
terbatasnya anggaran pengembangan Handayawati et al. 2010. Potensi Wisata
Adapun saran dari penelitian ini Alam Pantai-Bahari http:// Analisis
adalah sebagai berikut: Potensi Wisata Alam Bahari.html.
1. Strategi pengembangan pesisir pantai Hani S. Handayawati, et al. 2010. Potensi
Desa Liang hendaknya melibatkan Wisata Alam Bahari. PM PSLP PPSU
masyarakat dan pemerintah desa

25
Jurnal Manis Volume 1 Nomor 1, Januari 2017

Masyhudzulhak Djamil. 2011. Pengelolaan


Sumber Daya Wilayah Pesisir Dalam
Perspektif Otonomi Daerah
(Tinjauan Kota Bengkulu dan
Kabupaten Bengkulu Selatan.
Proceeding Book Simposium
Nasional Ilmu Administrasi Negara
Untuk Indonesia. 331-339
Rangkuti, F. 20011. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Siagian, Sondang P.. 2011. Manajemen
Strategik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Soekadijo, R.G. 2011. Anatomi Pariwisata.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sofian Efendi. 2010. Analisa SWOT
Sebagai Alat Perumusan Strategi
http://arulmtp.wordpress.com/2008/0
8/03/analisa-swot-sebagai-
alatperumusan-strategi/
Yoeti, O. A. 2008. Ekonomi Pariwisata:
Introduksi, Informasi, dan
Implementasi. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara.
Yoeti, O. A. 2008. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwisata. Jakarta:
Pradnya Paramita.

26

You might also like