Professional Documents
Culture Documents
Green Tourism Marketing Model: Abstrack
Green Tourism Marketing Model: Abstrack
Green Tourism Marketing Model: Abstrack
Ali Hasan
Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
Email : ali43ibc@gmail.com
ABSTRACK
Subyek Penjelasan
Urgensi 1. Menjadi bahan masukan rumusan rencana induk, kebijakan dan
implemen-tasi pengembangan destinasi wisata hijau Pemerintah
Kabupaten Bantul di masa yang akan datang
2. Menjadi contoh bagi desa lain dalam skala lokal (di Bantul) dan skala
nasional dalam hal yang sama.
Output Tersedianya naskah model GTM dalam pemberdayaan masyarakat sehingga
dapat diakses oleh instansi, masyarakat umum dan akademisi. Dengan
demikian dapat diketahui kelemahan model GTM dan dapat dilakukan kaji
ulang untuk sebuah kebijakan lanjutan sesuai dengan kondisi riil di
lapangan
Outcome Dampak sampingan adalah terentaskannya pengangguran dan kemiskinan
di desaMangunan baik kuantitas maupun kualitas, merubah citra dari desa
miskin/tertinggal menjadi desa yang makmur/maju sehingga cita-cita
pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masayarakat
dapat tercapai.
Target/hasil akhir yang ingin dicapai dari luaran penelitian ini seperti dalam tabel 2
Tabel 2. Target Luaran Penelitian
Jenis Spesifikasi
Publikasi Name : Journal of Hospitality and Tourism Research
Internasional Country : United Kingdom
SJR : Q1, 3.093
Publisher : SAGE Publications Inc.
ISSN : 15577554, 10963480w
Powered by : Scopus
1. Green Product
Produk adalah satu bundel manfaat
yang dapat ditawarkan ke pasar. Peattie dan
Crane (2005) menggambarkan sebuah
produk disebut hijau, jika pembuatan
design, label, kemasan dan penggunaannya
memberikan manfaat positif bagi
masyarakat dan ling- kungannya. Fokus
penilaian daur hidup produk berkonsentrasi
pada keberlanjutan nilai ekonomi
lingkungan sebagai dasar pengembangan,
pembuatan, utilisasi, dan penjualan produk.
Penilaian akan membantu pengelolaan
produk yang ramah lingkungan dan eco-
efficient. Eco–Efficiency dipahami dalam
proses konsumsi sesuai dengan utilisasi
sumber daya alam, batasan waktu, dan
kesempatan untuk memperbaharui dirinya
sendiri (produk)
2. Green Pricing
Harga berkait dengan nilai suatu
produk. Penetapan harga produk hijau
merupakan strategi yang mengijinkan
marketer untuk melakukan penyesuaian
struktur harga sejalan dengan investasi
pengembangan produk hijau dan ketahanan
perusahaan dimasa mendatang. Marketer
dalam penetapan harga produk perlu
memasukkan biaya-biaya lingkungan,
biaya- biaya limbah buangan dan biaya-
biaya lainnya. Pariwisata dikenal sebagai
kombinasi produk dan jasa/ layanan akan selalu berhubungan dengan
kerusakan lingkungan oleh karenanya perlu produk berlabel ekologi (ecolabel) selama
diberi harga lebih (Ali Hasan, 2015a).
3. Governmental Pressure
Aktivitas capaian hijau harus diperkuat
dengan berbagai cara. Perusahaan perlu
diperla-kukan dengan tekanan kompetitif,
dan diharapkan semakin mengikat
penggunaaan strategi pemasaran hijau
dalam mereduksi masalah linnkungan,
dan kenaikan ongkos produksi. Pada
sisi lain, tekanan pemerintah dan publik
semakin meluas pada tataran global
bersamaan dengan tumbuhnya kesadaran
atas permintaan produk hijau. Usaha ini
dapat membuat biaya- biaya substansial
berpengaruh positif terhadap capaian
kinerja lingkungan dan keuangan yang
lebih besar, memiliki daya saing, dan
manfaat inovasi akan semakin mapan
(Kassinis and Vafeas, 2006).
5. Green Tourist
Vernekar dan Wadhwa (2011)
mendeskripsikan konsumen (wisatawan)
hijau sebagai orang yang mengadopsi
perilaku environmentally-friendly, dan/atau
orang yang membeli produk hijau (di) atas
alternatif standard. Mereka mempunyai
sikap positif terhadap lingkungan dan
lebih berkeinginan membeli produk hijau.
Kesadaran lingkungan semakin tumbuh di
dalam diri wisatawan, faktor lingkungan
selanjutnya menjadi pemicu lahirnya
gerakan dan perilaku baru yaitu preferensi
memakai produk ramah lingkungan,
wisatawan mencari dan mempergunakan
melakukan perjalanan wisata, termasuk Wisatawan dengan tingkat pengeluaran
produk barang dan jasa yang rendah yang rendah (Ernawati, 2010). Wisatawan
polusi, hemat energi, bersih, hijau, serta jenis pertama adalah wisatawan masal yang
terstandar dalam pengelolaan menghabiskan sebagian besar uangnya
sampah.Konsumen hijau memiliki untuk akomodasi hotel mewah yang
kontrol internal yang lebih kuat karena sebagian besar berasal dari luar destinasi,
mereka percaya bahwa secara individu yang menimbulkan kebocoran devisa.
bisa lebih efektif dalam perlindungan Wisatawan jenis kedua merupakan
lingkungan. Dengan demikian, mereka wisatawan dengan ceruk pasar berbasis
merasa bahwa pekerjaan perlindungan masyarakat, pengeluaran wisatawan jenis
lingkungan tidak harus diserahkan ini dirasakan langsung oleh masyarakat
kepada pemerintah, bisnis, lingkungan lokal.
dan ilmuwan saja; mereka sebagai
konsumen juga dapat memainkan peran. 6. Green Promotion
Mereka juga kurang dogmatis dan
Pada tahap seleksi pelanggan semakin
lebih berpikiran terbuka atau toleran
lebih memperhatikan kriteria yang
terhadap produk dan ide baru.
memandu bisnis. Bisnis dipahami bergerak
Keterbukaan pikiran membantu mereka
pada arah yang penuh perhatian dan
untuk menerima produk hijau dan
menghormati kebutuhan sosial, lingkungan
perilaku hijau akan jauh lebih mudah
dan keberlanjutan. Untuk alasan ini,
(Brunoro, 2010).
manajemen bisnis yang etis akan
Secara umum ada dua tipe menciptakan pengembalian yang lebih
wisatawan yang datang ke sebuah besar untuk bisnis dari sekedar citra positif.
destinasi yaitu : Meningkatnya perhatian untuk
(1) wisatawan dengan tingkat berkelanjutan pariwisata. Investasi dalam
pengeluaran yang tinggi, (2). promosi dilakukan untuk
menghilangkan hambatan terhadap pasar kecil menjadi pemicu penggunakan
kecurigaan konsumen terhadap kerusakan promosi dari mulut ke mulut semakin
lingkungan. menguat (Ali Hasan, 2010)..
Termasuk dalam sektor pariwisata, Sinergi Peran Pelaku Tawaran
kepuasan pelanggan merupakan faktor Pariwisata
mendasar. Faktor ini berubah menjadi
kendaraan promosi yang kuat, kepuasan Pasaribu (2011) mencatat bahwa
pelanggan umumnya akan berubah menjadi instansi pemerintah di Indonesia memiliki
kesetiaan, terutama karena kesulitan ego sektoral tinggi yang mengakibatkan
dalam menemukan hal baru yang lebih rendahnya kualitas koordinasi dan
cocok, karena itu mereka akan memilih sinkronisasi pembangunan itu sendiri.
kembali ke resort dan fasilitas yang sudah Sinergi pemerintah, dunia usaha dan
dirasakan sebelumnya di mana mereka masyarakat (gambar 2.2) dalam model
merasa diperlakukan dengan baik. Selain green tourism marketing memiliki
itu, kecenderungan umum melayani segmen kemampuan dan kontribusi potensial dalam
Gambar 2 Sinergi Pengembangan GTM
Kelompok Indikator
Pemerintah
1. Meningkatkan pendapatan asli daerah
2. Tersedianya rekomendasi kebijakan GTM yang optimal dalam
pembangunan keberlanjutan ekonomi berbasis destinasi hijau (integra-
ted green economic growth tourism)
3. Dapat menciptakan model monev dalam memastikan bahwa
kegiatan parwisata tidak berimplikasi negative terhadap lingkungan
Usaha 1. Terbentuknya usaha wisata lokal (baru) baik sebagai pemasok
Wisata wisatawan, tour
Lokal
2. leader, tour guide, usaha kuliner, homestay dan souvenir,
3. Meningkatkan kesadaran terhadap praktik wisata berwawasan hijau,
4. Meningkatkan kesadaran untuk mengurangi kerusakan lingkungan,
melakukan penghematan energi dan keberlanjutan lingkungan
1 Revitalisasi dan Konservasi Lingkungan 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
2 Revitalisasi dan Konservasi Budaya 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
3 Pemberdayaan Masyarakat 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
4 Daya Tarik Produk Wisata 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
5 Diverisifikasi Produk Wisata 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
6 Keterpaduan Pelaku Wisata 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
7 Daya dukung 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
8 Komoditas Unggulan 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
9 Potensi Geografis 1.0 -1.9 2.0 - 2.9 3.0 - 3.9 4.0 - 4.9 5
Model Penelitian
model GTM dalam pengembangan wisata
Model penelitian ini termasuk hijau dimasa mendatang, penulisan
ekperimen terbatas yang secara khusus publikasi internasional dan penyusunan
digunakan untuk menguji berbagai kegiatan buku ajar/ buku teks green tourism
ekonomi masyarakat pariwissata, marketing.
mendeskripsikan dan mela-kukan
perbaikan. Hasil akhir penelitian ini Rancangan Penelitian
digunakan untuk penyusan naskah
rekomendasi produk hukum/ kebijakan Penelitian ini dilakasanakan dalam dua
model GTM yang optimal dalam tahapan dengan kegiatan dan hasil yang
pembangunan wisata hijau, dan penetapan diharapkan akan diperoleh seperti dalam
tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4. Rancangan Penelitian
Metode Analisis
Analisis data penelitian menggunakan model mix method sebagai berikut.
Tabel.3.5 Mix Method Analisis Data
Sumber
Skala Jenis data Analisis Luaran
Data
1. Profil desa Data 1. Deskriptif kualitatif Informasi desa
Nominal
Sekunder
2. Profil lembaga masyarakatan 2. Analisis isi triangulasi
3. Profil lembaga komerisal
4. ((Bank, KUD, UKM)
Analisis Stakeholdrs
Analisis isu/Masalah (Pokok)
Analisis Tujuan
Analisis jalur (path analysis) digunakan variabel endogen adalah variabel yang
untuk mengetahui efek langsung dan/atau dipengaruhi oleh variabel eksogen
tidak langsung dari variabel eksogen
ke variabel endogen maupun variabel DAFTAR PUSTAKA
endogen ke endogen. Variabel eksogen
adalah variabel dalam model yang tidak Ali Hasan, 2015a. Tourism Marketing.
pernah dipengaruhi variabel lain, sedangkan Yogyakarta: Center for Academic
Publishing Service.
-----------, 2015b. Green Hotel Marketing: Juru Selamat Bagi Lingkungan. Media
Informasi Wisata. 64/18, 16. advantage: implications for sustainable
-----------, 2014. Green Tourism. Jurnal agriculture producers. Leopold Center
Progress Report, 14, 45–46.
Media Wisata, 12/1, 1-15
D’Souza, C., Taghian, M. & Khosla,
-----------, 2010. Word of Mouth Marketing.
R. 2007. ‘Examination of
Yogyakarta: Media Presindo.
environmental beliefs and its impact on
Andreas Loka, 2015. Green Economy: the inf luence of price, quality and
Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan demographical character-ristics with
Akuntansi. Jakarta: Erlangga. respect to green purchase intention’,
Journal Marketing, 15/2, 69–78.
Batta, R.N. 2009. Green tourism
certification manual. Annals of Tourism Erdogan, N. and Tosun, C. (2009).
Research, 23/1, 48-70. Environmental performance of tourism
accommodations in the protected
Bhatia M, and Jain, A. 2013.Green Marke- areas: Case of Goreme Historical
ting: A Study of Consumer Perception National Park. International Journal
and Preferences in India. Electronic of Hospitality Management. (28), pp.
Green Journal, 1/36, 1-19 406-414.
Boztepe, Aysel. 2012. Green Marketing Ernawati, N.M. 2010. Tingkat Kesiapan Desa
and Its Impact on Consumer Buying Wisata Sebagai Tempat Wisata Berbasis
Behavior. European Journal of Ma-syarakat. Analisis Pariwisata. 10 /
Economic and Political Studies. 5/1, 5- 1 ,1-8 Fennell, D.A. 2010. A Content
21 Analysis of Ecotourism. Tourism, 4(5)
pp 403 – 421
Bowen, E.F., Cousins, P.D., Faruk, A.C.
& Lamming, R.C. 2007. Horses for Frooman, J. 2005. Stakeholder inf luence
courses: Explaining the gap between strategies: The roles of structural and
the theory and practice of green supply, demographic determinants, Business
Journal of Economics, 1/35: 41–58. and Society, 44/1, 3–31.
Brunoro, S. 2010. ‘An assessment of Furqan A., Mat Som A.P. and Hussin
energetic efficiency improvement of R. 2010. Promoting Green Tourism
existing building development, for Future Sustainability. Theoretical
Manage- ment of Environmental and Empirical Researches in Urban
Quality: An International Journal, 19/6, Management. 8/17, 64-74
718–730. Gilg, A., Barr, S. & Ford, N. 2005. Green
Daily, B.F. & Huang, S. 2011. Achieving consumption or sustainable lifestyles?
sustainability through attention to Identifying the sustainable consumer,
human resource factors in Future,37/6, 481–504.
environmental management’, Goswami, P. 2008. The consumer ready for
International Journal of Operations clothing with eco-labels? International
and Production Management, 21/12, Journal of Consumer Studies, 32, 438–446.
1539–1552.
Grundey, D. and Zaharia, R. M. 2011.
Decarlo, T.E., & Barone, M.J. 2005. Sustainable marketing and strategic
Company environmental and societal greening. Journal Sustainability, 14(2),
positions as sources of competitive 130 –143.
Haden, S.S., Pane, O.J.D. & Humphreys, An exploratory analysis’, Management
J.H. 2009. Practical and theoretical Decision, 47/7, 1041–1055.
perspectives on green management:
Hartmann, P., & Ibanez, V. A. 2006. Green Review, 2/2, 129–146.
value added. Marketing Intelligence
and Planning, 24(7), 673-680. Peattie, K. & Crane, A. 2005. Green
marketing: legend, myth, farces
Kassinis, G. & Vafeas, N. 2006. or prophesies? Qualitative Market
Stakeholder pressures and Research.An International Journal,
environmental performance.Academy 8/4, 357 – 370.
of Management Journal, 49/5, 145–
159. Polonsky, M. J. 2011. Transformative
green marketing: a strategic approach
Klimek, Katarzyna. 2013. management and opportunities. Journal of Business
organisations and their shift to sustainable Research, 64/12, 1311-1319.
tourism development. Journal of
Tourism, Hospitality and Recreation. 4/ Sasidharan, V., Sirakayab, E. and
2, 27-47. Kerstettera, D. 2012. Developing
countries and tourism ecolabels.
Kinoti, M. M. 2011. Green marketing Tourism Management. 23, 161–174.
Intervention Strategies and Sustainable
Development. International Journal of Sen, R.A. 2014. A Study of the Impact of
Business and Social Science, 2/23, 263. Green Marketing Practices on
Consumer Buying
Leiserowitz, A., Kates, R,. & Parris, T. Behaviour.International Journal of
2005. Do global attitudes and behaviors Management and Commerce 2/1, 61-
support sustainable development.
70.
Environment, 47/9), 22-38
Singh, G. H 2013. Evolution and Practice
Lekhanya.L.M, 2014.The Level of
of Green Marketing by Various
awareness of green marketing and
Companies. International Journal
its managerial implications amongst
of Management and Social Sciences
selected manufacturing Small, Medium
Research 2/7, 49-56
and Micro Enterprises.Journal of
Economics and Behavioral Studies. 6/8, Sudana, I.P. 2010. Grand Strategy
625-635, Pemasaran Industri Café Di Sentra
Pariwisata Pantai Kedonganan. Analisis
Miller, E. & Buys, L. 2008. ‘Retrofitting
Pariwisata. 10/1, 62-75
commercial office buildings for
sustainability: Tenants’ perspectives’, Tantawi, P., Shaughnessy, N., Gad,
Journal of Property Investment and K., & Ragheb, M.A.S. 2009. Green
Finance, 26 (6): 552–561. consciousness of consumers in a
Ottman, J. A., Stafford, E. R. & Hartman, C. developing country: a study of
L. 2006. Avoiding Green Tourism consumers. Contemporary Management
Marketing Myopia: Ways to Improve Research, 5/1, 29-50.
Consumer Appeal for Environmentally Thakur, K. S. & Gupta, S. 2012.
Products. Science and Policy for Exploration of Green Shift: Shift
Sustainable Development, 48 (5), 22- from trendy marketing to
36. environmental. International Journal of
Peattie, K. 2001. Wards sustainability: The Arts and Commerce, 1/7, 1-15
third age of green marketing, Vernekar, S.S. and Wadhwa, P. 2011. Green
Marketing
Consumption An Empirical Study
of Consumers Eco-Friendly Products.
Opinion, 1/ 1, 64-74.