Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA

POKOK PRODUKSI GUNA MENENTUKAN HARGA JUAL GULA


(Studi Kasus pada PT. PG. Kebon Agung Unit PG. Kebon Agung Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang)

Carissa Vaudia Carmelita


Moch. Dzulkirom AR
Zahroh Z.A
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: carissacvc@gmail.com

ABSTRACT

Manufacturing companies in determining the cost of goods product applies the method of Activity Based
Costing System that the company was in the decision making of the cost of goods product where the factory
had diversity in providing products. This study aims to identify and to explain: 1) determining the cost of
goods production with traditional cost accounting methods; 2) determining the cost of goods production with
Activity Based Costing System to determine the selling price of sugar. This type of research used in this
research is descriptive research with the approach case study. The results showed there were some differences
between the method applied by PG Kebon Agung and ABC System. Based on the result of calculations, there
were differences between a higher price (overcosting) for sugar which were Rp 27.049.138.126,16 and for
the molasses had lower price (undercosting) by Rp 20.239.303.398,33. While the results of the sale price of
sugar in 2015 is determined by the auction system of sugar reached the highest price of Rp. 12350.00 exceed
the cost of sales of sugar.

Keyword: the cost of production, Activity Based Costing System, the selling price of sugar.

ABSTRAK

Perusahaan manufaktur dalam menentukan harga pokok produk menerapkan metode Activity Based Costing
System agar perusahaan tidak salah dalam pengambilan keputusan mengenai harga pokok produk dimana
pabrik memiliki keanekaragaman dalam penyediaan produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menjelaskan: 1) penentuan harga pokok produksi dengan metode akuntansi biaya tradisional; 2) penentuan
harga pokok produksi dengan Activity Based Costing System guna menentukan harga jual gula. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara metode yang diterapkan oleh PG Kebon Agung dengan
ABC System terjadi selisih harga lebih tinggi (overcosting) pada produk gula yaitu sebesar Rp.
27.049.138.126,16 dan selisih harga lebih rendah (undercosting) pada produk tetes sebesar Rp.
20.239.303.398,33. Sedangkan hasil dari harga jual gula pada tahun 2015 yang ditentukan dengan sistem
pelelangan gula mencapai harga tertinggi sebesar Rp. 12.350,00 melampaui dari harga pokok penjualan gula.

Kata kunci: harga pokok produk, Activity Based Costing System, harga jual gula.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
I. PENDAHULUAN penjualan produk sebagai dasar penentuan harga
Penyebab utama globalisasi pada era jual produk.
sekarang yaitu dengan adanya perkembangan PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon Agung
teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak
mengakibatkan perusahaan harus mempunyai di bidang industri gula. Pemilihan PT. PG Kebon
strategi yang tepat untuk menyikapi arus informasi Agung Unit PG Kebon Agung sebagai objek
yang cepat dan persaingan yang kuat dalam dunia penelitian karena perusahaan ini masih
bisnis. Perusahaan dapat melakukan strategi dengan menggunakan metode Akuntansi Biaya Tradisional
cara mengubah metode akuntansi biaya tradisional yang membebankan biaya overhead pabrik
yang digunakan dengan metode activity based berdasarkan jumlah unit yang diproduksi sebagai
costing system yang baru untuk menghasilkan biaya biaya. Pada gambar berikut disajikan data harga
yang lebih akurat. pokok produksi dan harga jual pada PT. PG Kebon
Konsep dan metode akuntansi biaya Agung Unit PG Kebon Agung :
terdahulu kurang tepat digunakan dalam bisnis
sekarang ini karena mengalami banyak perubahan. Tabel 1. Harga Pokok Produksi dan Harga Jual
Konsep baru dalam akuntansi biaya bermunculan PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon
seiring berjalannya waktu, salah satunya yaitu Agung Malang Tahun 2013 dan 2014
Activity Based Costing System. Konsep baru Tahun Harga Pokok Produksi Harga Jual
tersebut diharapkan mampu mengoptimalisasi biaya 2013 Rp 750.000 per kuintal Rp 930.928 per kuintal
dalam menghasilkan produk atau jasa yang 2014 Rp 750.000 per kuintal Rp 838.232 per kuintal
mengacu pada biaya efektif. Salah satu tolok ukur Sumber: PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon Agung Malang, 2014
yang digunakan biaya efektif untuk menghasilkan Salah satu permasalahan yang terjadi pada
produk atau jasa oleh sebuah perusahaan, salah PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon Agung yaitu
satunya adalah harga pokok produksi. dalam menentukan harga pokok produksi, PT. PG
Perbandingan biaya produk secara metode Kebon Agung Unit PG Kebon Agung tidak
akuntansi biaya tradisional dengan metode Activity menggunakan perhitungan angka-angka yang tepat.
Based Costing System memiliki banyak perbedaan Harga jual suatu produk dipengaruhi oleh
dalam menghitung harga pokok produksi. Biaya perhitungan harga pokok produksi per unit yang
overhead dalam metode Activity Based Costing ditetapkan oleh perusahaan sehingga ketika
System dapat ditemukan secara memadai pada perusahaan menentukan harga jual yang tinggi
berbagai produk secara individual. Biaya yang maka akan berpengaruh pada tingkat konsumsi.
timbul dikarenakan cost driver berdasarkan unit Selain itu, PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon
merupakan biaya, yang dalam metode akuntansi Agung memproduksi lebih dari satu macam produk
biaya tradisional disebut dengan biaya variabel. yaitu gula, tetes, ampas dan blotong. Gula dan tetes
Metode Activity Based Costing System dapat memiliki aktivitas produk yang memicu biaya lebih
memperbaiki keakuratan dalam menghitung harga banyak, sedangkan ampas dan blotong hanya
pokok produk dengan menyadari bahwa selain sebagai produk sampingan saja.
volume produksi, banyak cara lain yang dapat Tuntutan manajemen PT. PG Kebon Agung
digunakan sebagai dasar pembebanan biaya Unit PG Kebon Agung dalam mengatasi persaingan
overhead tetap ke biaya produk. Jika penyebab yang ketat yaitu membentuk strategi salah satunya
biaya meningkat atau menurun dapat dipahami, dengan cara menghasilkan produk dengan biaya
maka biaya tersebut dapat ditelusuri pada masing- yang minimal. Peran informasi yang mengenai
masing produk. harga pokok produksi merupakan hal yang penting
Metode akuntansi biaya tradisional dalam besarnya tingkat persaingan dalam
menggunakan sumber daya yang dianggap oleh pengambilan keputusan manajemen PT. PG Kebon
perusahaan diserap oleh produk, sedangkan dalam Agung Unit PG Kebon Agung. Macam-macam
metode Activity Based Costing System perusahaan produk yang dihasilkan oleh PT. PG Kebon Agung
menggunakan sumber daya yang diserap oleh Unit PG Kebon Agung membutuhkan berbagai
aktivitas. Seluruh aktivitas perusahaan tersebut macam aktivitas dan jenis biaya, yang menimbulkan
diserap oleh berbagai hal seperti produk, proses masalah bagi PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon
tertentu, pengambilan keputusan, pelanggan, divisi, Agung dalam pembebanan biaya pada masing-
dan lini produk tertentu. Setelah proses perbaikan masing produknya.
dalam perhitungan harga pokok produksi, maka Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian
langkah selanjutnya yang dilakukan oleh ini akan membahas analisis ABC System pada PT.
perusahaan yaitu menentukan harga pokok
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PG Kebon Agung Unit PG Kebon Agung dalam B. Akuntansi Biaya
upaya menentukan harga pokok produksi dalam 1. Pengertian Akuntansi Biaya
menentukan harga jual gula sehingga dapat Carter (2009:11), menyatakan akuntansi
menghasilkan produk dengan biaya yang minimal biaya adalah cabang akuntansi yang merupakan
serta keuntungan yang maksimal. Peneliti alat manajemen dalam memonitor dan merekam
bermaksud melakukan penelitian dengan judul transaksi biaya secara sistematis, serta
³$QDOLVLV Activity Based Costing System Dalam menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan
Penentuan Harga Pokok Produksi Guna biaya yang diperlukan untuk aktivitas
0HQHQWXNDQ +DUJD -XDO *XOD´ 6WXGL .DVXV SDGD perencanaan dan pengendalian, perbaikan kualitas
PT. PG Kebon Agung Unit PG Kebon Agung dan efisiensi, serta pengambilan keputusan baik
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang). yang bersifat rutin maupun yang bersifat stratejik.
2. Tujuan dan Fungsi Akuntansi Biaya
II. KAJIAN PUSTAKA Peran akuntansi biaya sangat penting untuk
A. Biaya setiap perusahaan. Akuntansi biaya memiliki
1. Definisi Biaya tujuan untuk menentukan harga pokok untuk
Widilestariningtyas (2012:10) menyatakan membantu manajemen dalam membuat keputusan
bahwa biaya adalah pengorbanan sumber jangka pendek atau jangka panjang yang
ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang mengubah biaya dan penghasilan dalam
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi. menenentukan biaya sesungguhnya.
2. Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya sangat penting untuk C. Harga Pokok Produksi
membuat ikhtisar yang berarti 1. Pengertian Harga Pokok Produksi
atas data biaya. Riwayadi (2014:17), Hansen dan Mowen (2009:55) menyatakan
mendefinisikan penggolongan biaya merupakan bahwa harga pokok produk merupakan
proses pengelompokan biaya atas keseluruhan pembebanan biaya yang bergantung pada tujuan
elemen-elemen biaya secara sistematis ke dalam manajemen, karena biaya yang berbeda untuk
golongan-golongan tertentu yang lebih rinci untuk tujuan yang berbeda pula. Sedangkan menurut
dapat memberikan informasi biaya yang lebih Mulyadi (2009:14), harga pokok produksi
lengkap bagi pihak manajemen dalam mengelola merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk
perusahaan. memproduksi suatu barang atau jasa selama
3. Objek Biaya periode bersangkutan.
Firdaus (2012:330) menyatakan objek biaya 2. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
dijadikan sebagai dasar dalam pengukuran biaya. Menurut Carter (2009:143) dalam
Sedangkan menurut Hansen & Mowen penentuan harga pokok terdapat dua jenis sistem
(2009:48), biaya yaitu setiap item, setiap produk, akuntansi biaya yang digunakan, adalah job order
pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan costing (perhitungan biaya berdasarkan pesanan)
sebagainya, dimana biaya diukur dan dibebankan. dan process costing (perhitungan biaya
4. Pembenanan Biaya berdasarkan proses).
Menurut Hansen dan Mowen (2009:50) ada 3. Manfaat Harga Pokok Produksi
tiga metode pembebanan biaya yang dilakukan, Manfaat penentuan harga pokok produksi
yaitu penelusuran langsung yaitu suatu proses yang dikemukakan oleh Mulyadi (2005:65)
pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang menyatakan bahwa dalam perusahaan yang
berkaitan secara khusus dan fisik dengan suatu berproduksi secara masal, informasi harga pokok
objek, yang kedua penulusuran penggerak yaitu produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu
penggunaan penggerak untuk membebankan bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan
biaya pada objek biaya. Ketiga, alokasi adalah harga jual produk, memantau realisasi biaya
pembebanan biaya tidak langsung pada objek produksi, menghitung laba atau rugi periodik ,
biaya. Karena tidak terdapat sebab-akibat antara menentukan harga pokok persediaan produk jadi
biaya dan objek biaya, maka pengalokasian biaya dan produk dalam proses yang disajikan dalam
tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau neraca.
beberapa asumsi yang berhubungan.
D. Harga
1. Pengertian Harga
Menurut Kotler dan Keller (2011:67)
berpendapatan bahwa harga adalah suatu elemen
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, penyebab terjadinya biaya. Dalam metode ini
elemen lain menghasilkan biaya. Dapat diharapkan dapat membantu mengurangi aktivitas-
disimpulkan bahwa harga adalah keseluruhan biaya aktivitas yang memberikan nilai tambah sehingga
yang digunakan untuk mempoduksi barang atau jasa perusahaan akan mampu menawarkan produknya
ditambah dengan persentase laba yang diinginkan dengan harga yang kompetitif dan menggunakan
produsen. sistem penerapan harga pokok produksi dengan
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi metode Activity Based Costing System bisa
Keputusan Harga Jual mengatasi distorsi penetapan harga pokok produksi
Keputusan dalam menentukan harga oleh sistem akuntansi biaya tradisional.
biasanya dibuat berulang-ulang karena harga jual 2. Syarat-Syarat Penerapan ABC System
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal Penerapan activity based costing system
maupun eksternal. Menurut Kotler & Amstrong memiliki persyaratan sebagai berikut:
(2008:433), faktor-faktor yang mempengaruhi a. Perusahaan mempunyai tingkat diversifikasi
keputusan penetapan harga yaitu : yang tinggi.
a. Faktor Internal yang terdiri dari tujuan b. Tingkat persaingan industri yang tinggi.
pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya. c. Biaya pengukuran yang rendah. (Supriyono,
b. Faktor Eksternal yang terdiri dari pasar dan 2002:246)
permintaan, biaya, harga, dan tawaran pesaing, 3. Klasifikasi Aktivitas
faktor-faktor lingkungan lain. Harga pokok produksi memiliki sistem
penentuan berdasarkan beberapa jenis aktivitas
E. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional untuk mengidentifikasi biaya sumber daya di
1. Pengertian Akuntansi Biaya Tradisional berbagai macam aktivitas, maka dari itu perusahaan
Akuntansi biaya tradisional adalah akntansi perlu mengelompokkan semua aktivitas yang
biaya yang menggunakan dasar alokasi biaya per mengkomsumsi penggunaan sumber daya.
unit atau volume untuk membebankan ke setiap unit Kesimpulannya klasifikasi aktivitas terdiri dari
yang diproduksi atau jumlah tenaga kerja langsung berdasarkan unit, kelompok (batch), produk, dan
dipakai untuk produksi. fasilitas.
2. Penentuan Harga Pokok Produksi 4. Falsafah yang Mendasari ABC System
Menggunakan Sistem Akuntansi Biaya Biaya disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan
Tradisional oleh sumber daya untuk memunculkan infomasi
Sistem penentuan harga pokok tradisional tentang aktivitas yang berpengaruh terhadap
mengukur sumber daya yang dihasilkan. penentuan harga pokok produk.
³$NXQWDQVL Biaya Tradisional (ABT) sering kali 5. Tahap-tahap Penerapan ABC System
disebut sebagai sistem penetapan biaya pokok Menurut Blocher, Stout, dan Cokins
berdasarkan unit atau unit based system 8%6 ´ (2011:207) dalam perhitungan Activity Based
(Kusnadi,dkk ,2005:357). Costing System terdapat tiga tahapan yaitu:
3. Kelemahan Akuntansi Biaya Tradisional a. Mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas.
Sistem akuntansi biaya tradisional memiliki b. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
keterbatasan kurang mampu mengenal perilaku c. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
biaya yang merupakan penyebab kegagalan dalam
mengahasilkan informasi harga pokok produk yang G. Pemicu Biaya ( Cost Driver )
akurat. Dalam menentukan harga pokok tradisional, 1. Pengertian Pemicu Biaya (Cost Driver)
pembebanan biaya overhead dengan hanya Menurut Blocher, Stout, dan Cokins
berdasarkan pada volume (jumlah unit). Sistem (2011:205) pemicu biaya (cost driver) adalah faktor
penentuan harga pokok tradisional menggunakan yang menyebabkan atau mengaitkan perubahan
ukuran yang berdasarkan unit atau volume atau cost biaya dari aktivitas, karena penggerak biaya
driver yang dapat mendistorsi ukuran persediaan berkaitan dengan jumlah perubahan biaya, jumlah
yang membuat kekeliruan dalam pengambilan perubahan biaya yang terhitung merupakan dasar
keputusan. yang sangat baik untuk membebankan biaya sumber
daya pada aktivitas dan membebankan biaya dari
F. Activity Based Costing (ABC) System aktivitas ke objek biaya.
1. Pengertian ABC System 2. Pemilihan Pemicu Biaya (Cost Driver)
Activity Based Costing System adalah suatu Perusahaan yang mempunyai produk lebih
metode sistem perhitungan biaya produksi yang dari satu, memiliki biaya overhead yang
biaya dibebankan berdasarkan aktivitas-aktivitas ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 4
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dapat diselesaikan dengan cara mencari cost driver Adapun langkah-langkah analisis data
yang digunakan untuk menunjang informasi pihak yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain:
manajemen perusahaan. Faktor yang harus 1. Melakukan perhitungan harga pokok
diperhatikan untuk hal ini adalah pengukuran biaya produksi PT. PG. Kebon Agung Unit PG
dan pengukuran tidak langsung dan tingkat korelasi. Kebon Agung dengan metode akuntansi
biaya tradisional.
H. Kelebihan dan Kelemahan ABC System 2. Melakukan perhitungan harga pokok
1. Kelebihan ABC System produksi PT. PG. Kebon Agung Unit PG
Penerapan Activity Based Costing System Kebon Agung berdasarkan Activity Based
memberi kemudahan dalam menentukan biaya yang Costing System dan menentukan harga jual
tidak realistis dan mengendalikan biaya overhead gula.
pada akuntansi biaya tradisional. Pihak manajemen
juga dimudahkan dalam pengambilan keputusan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dapat meningkatkan nilai jual dan Pabrik Gula Kebon Agung dibangun pada
profitabilitas perusahaan. tahun 1905 oleh pengusaha Tionghoa bernama Tan
2. Kelemahan ABC System Tjwan Bie. Lokasi Pabrik Gula Kebon Agung
Penerapan Activity Based Costing System berada 5 kilometer dari arah selatan Kota Malang
terkadang tidak mencakup seluruh biaya seperti tepatnya di desa Kebon Agung, kecamatan Pakisaji,
dalam hal pemasaran. Perkembangan dalam Kabupaten Malang. Kapasitas gilingan Pabrik Gula
Activity Based Costing System juga membutuhkan Kebon Agung semula hanya 5000 kilo tebu per hari,
biaya yang sangat komplek sehingga dalam sehari semalam Pabrik Gula Kebon Agung
mempengaruhi biaya administrasi yang akan hanya menggiling 500 ton tebu atau setara dengan
menjadi mahal. 50 truk yang masing-masing mengangkut 10 ton
tebu.
I. Perbedaan ABC System dengan Sistem
Akuntansi Biaya Tradisional Biaya produksi PT PG Kebon Agung Unit
Perbedaan yang paling mendasar pada kedua PG Kebon Agung terdiri dari biaya bahan baku
metode ini yaitu terletak pada proses identifikasi (tanaman), biaya tenaga kerja, biaya pembungkusan
setiap aktivitas atau transaksi sebelum dibebankan gula dan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga
kepada suatu produk. Dasarnya sistem akuntansi pokok produksi di PT PG Kebon Agung Unit PG
biaya tradisional dengan Activity Based Costing Kebon Agung disajikan dengan menggunakan
System terletak pada biaya overhead dan dasar metode full costing yaitu harga pokok produksi
alokasinya. Sistem akuntansi biaya tradisional dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya
menggunakan pengukuran berdasarkan unit sebagai produksi kemudian dibagi dengan unit produksi
dasar pembebanan, sedangkan Activity Based yang dihasilkan sehingga dari perhitungan tersebut
Costing System menelusuri biaya ke setiap aktivitas dihasilkan biaya produksi per unit.
produk atau jasa berdasarkan kebutuhan tingkat
komsumsinya. Tabel 2. Harga Pokok Produksi PT. PG. Kebon
Agung Unit PG Kebon Agung periode 31
III. METODE PENELITIAN Desember 2015
Deskripsi Realisasi
Jenis penelitian yang digunakan dalam (dalam rupiah)
penelitian ini adalah penelitian deskriptif Biaya Bahan Baku Langsung 94.751.564.377
Biaya Tenaga Kerja Langsung 33.437.933.679
dengan pendekatan studi kasus. Fokus Total 128.189.498.056
penelitian pada skripsi ini adalah :
FOH dibebankan 289.771.612.888,88
1. Harga Pokok Produksi dengan Metode
Akuntansi Biaya Tradisional
Total Biaya Manufaktur 417.961.110.944,88
2. Harga Pokok Produksi dengan Activity Ditambah: Proses Persediaan Awal
Based Costing System dan Penentuan Harga Gula 136.341.185
Tetes 103.006.606
Jual Dikurang: Proses Persediaan Akhir
Lokasi yang dipilih sebagai tempat Gula (72.295.874)
Tetes (131.691.480)
penelitian ini adalah PT. PG. Kebon Agung Unit 417.996.471.381,88
PG Kebon Agung yang beralamat di Jalan Raya
Kebon Agung Kecamatan Pakisaji Kabupaten
Malang.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Total Harga Pokok Produksi tradisional dengan hanya berdasarkan faktor
Ditambah: Persediaan Barang Jadi penyebab tunggal yaitu jam mesin.
Awal 648.680.134
Gula 171.558.993
Tetes Tabel 8. Anggaran Biaya Overhead Pabrik PT.
Dikurang: Persediaan Barang Jadi PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung
Akhir
Gula (608.568.898)
2015 (dalam rupiah)
Tetes No. Biaya Overhead Jumlah
(206.440.298) 1. Biaya Bahan Baku Tidak Langsung 28.400.250.000
Total Harga Pokok Penjualan 2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 21.700.000.000
3. Bahan Bakar 24.901.200.000
418.001.701.312,88 4. Transportasi Pabrik 32.200.805.000
Sumber: PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung 2015 5. Peralatan Kantor 24.850.420.000
6. Listrik, Telepon dan Air 11.505.925.000
7. Asuransi 5.618.700.000
Tabel 3. Anggaran dan Realisasi Jumlah 8. Pemeliharaan Mesin Pabrik 40.870.940.000
Produksi PT. PG. Kebon Agung Unit PG 9. Pemeliharaan Kendaraan 3.700.050.000
10. Pemeliharaan Bangunan 32.382.309.000
Kebon Agung 2015 (dalam kuintal) 11. Penyusutan Mesin Pabrik 39.303.785.000
Produk Anggaran Realisasi
12. Penyusutan Kendaraan 987.091.000
Gula 391.750 376.511
13. Penyusustan Bangunan 17.050.755.000
Tetes 245.800 256.710
Total 283.472.230.000
Jumlah Produksi 637.550 633.221
Sumber: PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung 2015
Sumber: PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung 2015

Biaya overhead pabrik pada tabel 8 nantinya


Tabel 4. Anggaran dan Realisasi Jam Mesin akan di bagi dengan hasil jam mesin sehingga akan
PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon
diperoleh tarif biaya overhead pabrik untuk
Agung 2015 (dalam jam)
Produk Anggaran Realisasi masing-masing produk dalam menghitung harga
Gula 12.100 12.076 pokok produksi dengan metode
Tetes 5.540 5.956 tradisional/konvensional.
Total 17.640 18.032
Produksi
Analisis dan Interpretasi Data
Tabel 5. Anggaran dan Realisasi Biaya Bahan Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan
Baku PT. PG. Kebon Agung Unit PG Akuntansi Biaya Tradisional
Kebon Agung 2015 (dalam rupiah)
Produk Anggaran Realisasi Tabel 9. Harga Pokok Produksi Pabrik PG
Gula 85.773.508.950 85.576.508.040 Kebon Agung dengan Akuntansi Biaya
Tetes 9.234.035.300 9.175.056.337 Tradisional Tahun 2015
Total Biaya 95.007.544.250 94.751.564.377 Deskripsi Gula Tetes Total
Bahan Baku Biaya Bahan Baku 85.576.508.040 9.175.056.337 94.751.564.377
Sumber: PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung 2015 Biaya TKL 28.089.376.569 5.348.557.110 33.437.933.679
Biaya Overhead Pabrik 194.059.560.628,11 95.712.052.260,77 289.771.612.888,
88
Tabel 6. Anggaran dan Realisasi Biaya Tenaga Total Biaya Produksi 307.725.445.237,11 110.235.665.707,77 417.961.110.944,
Kerja Langsung PT. PG. Kebon Agung Unit 88
Persedian Awal Barang 136.341.185 103.006.606 239.347.791
PG Kebon Agung 2015 (dalam rupiah) Dalam Proses
Produk Anggaran Realisasi Persediaan Akhir Barang (72.295.874) (131.691.480) (203.987.354)
Gula 28.299.297.675 28.089.376.569 Dalam Proses
Tetes 5.552.467.775 5.348.557.110 Harga Pokok Produksi 307.789.490.548,11 110.206.980.833,77 417.996.471.381,
88
Total 33.851.765.450 33.437.933.679
Biaya TKL Sumber: Data diolah, 2016
Sumber: PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung 2015
Biaya overhead pabrik diperoleh dengan
Tabel 7. Anggaran dan Realisasi Jam Tenaga mengalikan jumlah realisasi unit gula dan tetes yang
Kerja Langsung PT. PG. Kebon Agung
diproduksi dengan tingkat biaya overhead per unit.
Unit PG Kebon Agung 2015
Produk Anggaran Realisasi
Gula 621.240 620.990 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan
Tetes 581.040 561.990 Activity Based Costing System
Total Jam TKL 1.202.280 1.182.980 Langkah-langkah penerapan ABC System:
Sumber: PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung 2015 1. Mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas
a. Aktivitas berlevel unit terdiri dari biaya
Pembebanan biaya overhead pabrik yang bahan tidak langsung, biaya bahan bakar, dan
dilakukan oleh PT. PG. Kebon Agung Unit PG biaya transportasi pabrik
Kebon Agung masih menggunakan biaya b. Aktivitas berlevel fasilitas terdiri dari biaya
pemeliharaan kendaraan, penyusutan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kendaraan, pemeliharaan mesin, penyusutan 3. Membebankan biaya aktivitas pada objek biaya
mesin, pemeliharaan bangunan, penyusutan a. Menghitung Pool Rate
bangunan, peralatan kantor, tenaga kerja Langkah selanjutnya adalah menghitung
tidak langsung, listrik, telepon, dan air, tingkatan kelompok yang diperoleh dengan
asuransi. membagi total biaya kelompok dengan pemicu
2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas biaya ( cost driver ).
a. Klasifikasi biaya overhead pabrik
Tabel 12. Pool Rate Masing-Masing Cost Pool
Tabel 10. Klasifikasi Biaya Overhead untuk (dalam rupiah)
Aktivitas PT PG Kebon Agung Unit PG Cost Driver
Cost Total Cost Pool Imposition Amount Pool Rate
Kebon Agung (dalam rupiah) Pool basic
No. Tingkat Jenis Biaya Jumlah Total A b c D e=b:d
Aktivitas 28.400.250.000 Unit 637.550 134.110,66583013
Bahan Baku 28.305.253.597 24.901.200.000 Produksi (Anggaran
Tidak Langsung Pool 32.200.805.000 Unit
1. Unit Level Bahan Bakar 24.704.171.272 1 85.502.255.000 Produksi)
Activities Transportasi 31.857.880.392
Pabrik 3.700.050.000 Jam Mesin 17.640 4.810.763,3786848
Jumlah 85.502.255.000 Pool 987.091.000 (Anggaran
Pemeliharaan 3.616.731.463 2 40.870.940.000 Jam
Kendaraan 39.303.785.000 Mesin)
Penyusutan 987.290.172 84.861.866.000
Kendaaran
Listrik, Telepon 11.501.925.036 24.850.420.000 Jam 1.202.280 94.078,009282363
dan Air 21.700.000.000 Tenaga (Anggaran
2. Facility Level Asuransi 4.617.732.464 11.505.925.000 Kerja Jam
Activities Tenaga Kerja 20.511.689.756 5.618.700.000 Langsung Tenaga
Tidak Langsung Pool 32.382.309.000 Kerja
Pemeliharaan 40.794.919.195 3 17.050.755.000 Langsung)
Mesin 113.108.109.000
Penyusutan 39.323.875.861 Total 283.472.230.000
Mesin Sumber: Data diolah, 2016
Pemeliharaan 31.282.309.382
Bangunan
Penyusutan 16.047.741.877 b. Pembebanan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
Bangunan
Peralatan Kantor 24.752.585.933
197.969.975.000 Pembebanan biaya aktivitas ke objek biaya
Jumlah adalah proses perhitungan harga pokok produksi
Total Biaya Overhead Pabrik 283.472.230.000 didasarkan pada komsumsi dari setiap produk untuk
Sumber: Data diolah, 2016
kegiatan tersebut. Tahap ini adalah tahap terakhir
dalam menetapkan harga pokok produksi dengan
b. Menentukan Cost Pool dan Cost Driver
menggunakan sistem ABC. Pengenaan biaya
Tabel 11. Cost Pool dan Cost Driver PT PG overhead pabrik untuk setiap cost driver sebenarnya
Kebon Agung Unit PG Kebon Agung oleh masing-masing banyak jenis produk oleh
(dalam rupiah) masing-masing cost pool, sehingga diperoleh biaya
overhead pabrik untuk setiap jenis produk.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 13. Pengenaan Biaya Overhead Untuk Tabel 15. Perbandingan Harga Pokok Produksi
Masing-Masing Produk PT PG Kebon antara Sistem Akuntansi Biaya
Agung Unit PG Kebon Agung Tradisional dengan Activity Based Costing
Aktivitas Gula Tetes System (dalam rupiah)
Jumlah Unit Produksi
Harga Pokok Produksi
376.511 x 134.110,66583013 50.494.140.902,368
Produk Sistem Akuntansi ABC System Perbedaan
256.710 x 134.110,66583013 34.427.549.025,252
( Realisasi Unit Produksi) Biaya Tradisional
Gula 307.789.490.493,77 280.740.352.367,61 27.049.138.126,16
( Overcosting)
Jumlah Jam Mesin Tetes 110.206.980.806,96 130.446.284.745,29 -
12.076 x 4.810.763,3786848 58.094.778.560,997 20.239.303.938,33
5.956 x 4.810.763,3786848 ( Undercosting)
( Realisasi Jam Mesin) 28.652.906.683,446 Sumber: Data diolah, 2016

Jumlah Jam Tenaga Kerja Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
Langsung 58.421.502.984,254 terjadi perbedaan hasil antara perhitungan harga
620.990 x 94.078,009282363
561.990 x 94.078,009282363 52.870.900.436,595 pokok produksi akuntansi biaya tradisional dengan
( Realisasi Jam Tenaga Kerja perhitungan harga pokok produksi ABC System.
Langsung)
Total Biaya Overhead 167.010.422.447,61 115.951.356.172,29
Produk gula mengalami overcosting yaitu
Sumber: Data diolah, 2016 pembebanan biaya yang dibebankan perusahaan
terlalu tinggi sebesar Rp. 27.049.138.126,16
Tabel 14. Harga Pokok Produksi PT PG Kebon ,sedangkan produk tetes mengalami undercosting
Agung Unit PG Kebon Agung dengan artinya pembebanan biaya yang dibebankan
ABC System Tahun 2015 perusahaan terlalu rendah sebesar Rp
Deskripsi Gula Tetes Total 20.239.303.398,33.
Biaya Bahan Baku 85.576.508.040 9.175.056.337 94.751.564.377
Biaya TKL 28.089.376.569 5.348.557.110 33.437.933.679 Perbandingan ini jelas menggambarkan
Biaya Overhead Pabrik 167.010.422.447,61 115.951.356.172,29 282.961.778.619,
9
dampak penggunaan akuntansi biaya tradisional
Total Biaya Produksi 280.676.307.056,61 130.474.969.619,29 411.151.276.675, yang menggunakan satu pemicu biaya apabila
9
Persedian Awal Barang 136.341.185 103.006.606 239.347.791 dibandingkan dengan ABC System yang
Dalam Proses
Persediaan Akhir (72.295.874) (131.691.480) (203.987.354)
membebankan biaya berdasarkan aktivitas dengan
Barang Dalam Proses menggunakan beberapa pemicu biaya. Pembebanan
Harga Pokok Produksi 280.740.352.367,61 130.446.284.745,29 411.186.637.112,
9 biaya yang tidak tepat akan menimbulkan distorsi
Sumber: Data diolah, 2016 biaya. Sumber dari distorsi biaya terletak pada
pembebanan biaya overhead pabrik dalam proporsi
Berdasarkan tabel 14 diketahui, biaya bahan
yang berbeda antara produk satu dengan lainnya.
baku, biaya tenaga kerja langsung besarnya sama
Terjadinya overcosting pada produk gula sebesar
seperti pada perhitungan harga pokok produksi
Rp. 27.049.138.126,16 dan undercosting pada
berdasarkan sistem tradisional, sedangkan untuk
produk tetes sebesar Rp 20.239.303.398,33, ini
Biaya Overhead Pabrik diperoleh dari tabel
disebabkan oleh perhitungan harga pokok produksi
sebelumnya.
dalam metode akuntansi biaya tradisional
membebankan biaya overhead pabrik dengan hanya
Perbandingan Perhitungan Harga Pokok
satu cost driver yaitu jam mesin. Biaya overhead
Produksi antara Sistem Akuntansi Biaya
pabrik per jam mesin diperoleh dari jumlah biaya
Tradisional dengan Activity Based Costing
overhead pabrik dibagi dengan jumlah jam mesin,
System
sedangkan pada metode ABC System biaya
Setelah menghitung biaya overhead pabrik
overhead pabrik menggunakan beberapa cost driver
dengan ABC System akan diperoleh harga pokok
yaitu jumlah biaya bahan baku, jumlah unit
produksi yang baru dan dapat dibandingkan dengan
produksi, jumlah jam mesin dan jumlah jam tenaga
harga pokok produksi yang dihitung dengan
kerja langsung. Masing-masing biaya overhead
menggunakan metode akuntansi biaya tradisional.
dikelompokkan berdasarkan aktivitasnya dan setiap
Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya
aktivitas disebabkan oleh cost driver yang berbeda
perbedaan yang terjadi dalam kedua perhitungan
dan setiap produk mengkonsumsi biaya overhead
tersebut dan bias dijadikan dasar oleh manajemen
yang berbeda pula.
untuk evaluasi pengambilan keputusan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Penentuan Harga Jual Gula Kebon Agung. Produk gula telah overcosting
sebesar Rp 27.049.138.126,16, dan produk tetes
Tabel 16. Harga Pokok Penjualan Gula PT PG telah undercosting sebesar Rp 20.239.303.398,33
Kebon Agung Unit PG Kebon Agung per , perbedaan dalam perhitungan cost driver jumlah
31 Desember 2015 yang digunakan sebagai dasar untuk pengenaan
Harga Pokok Penjualan
PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung biaya overhead pabrik diterapkan dengan metode
Per 31 Desember 2015 akuntansi biaya tradisional yang hanya
Harga Pokok Produksi Rp 280.740.352.367,61
Persediaan Barang Jadi Akhir Gula (Rp 608.568.898) menggunakan satu pemicu biaya (cost driver)
yaitu jumlah jam mesin, sedangkan Activity
Harga Pokok Penjualan Rp 280.131.783.469,61
Jumlah Produksi Unit Gula 376.511 kuintal (ku) Based Costing System menggunakan cost driver
Harga Pokok Penjualan ( per ku) Rp 744.020,18392453 lebih yaitu jumlah unit produksi, jam mesin, dan
Harga Pokok Penjualan ( per kg) Rp 7.440,2018392453
Sumber: Data diolah, 2016
jam tenaga kerja langsung.
4. Berdasarkan bab 4 pada penentuan harga jual
gula, langkah awal yang dilakukan untuk
Hasil yang diperoleh dari perhitungan harga menentukan harga jual gula yaitu menghitung
pokok penjualan PT. PG. Kebon Agung Unit PG harga pokok penjualan dan menghasilkan harga
Kebon Agung adalah Rp 7.440,2018392453 atau pokok penjualan pada tahun 2015 sebesar Rp.
setelah mengalami pembulatan menjadi Rp 7.440,2018392453 atau sebesar Rp 7.441,00 per
7.440,00 per kg. Selanjutnya dalam perhitungan kg. PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon
harga jual gula, PT. PG. Kebon Agung Unit PG Agung menggunakan sistem lelang dalam
Kebon Agung menggunakan sistem pelelangan penentuan harga jual gula. Tahun 2015 harga
harga gula. Pada tahun 2015, harga lelang gula PT. lelang gula sebesar Rp. 12.350,00 berhasil
PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung mencapai melampaui dari harga pokok penjualan.
harga tertinggi yaitu Rp. 12.350,00 per kg yang
artinya harga lelang gula tersebut berhasil B. Saran
melampaui dari harga pokok penjualan. 1. PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung
membutuhkan perhatian pengenaan masalah
V. KESIMPULAN DAN SARAN biaya overhead pabrik, karena jika perusahaan
A. Kesimpulan tidak tepat dalam pengenaan biaya overhead
1. PT. PG. Kebon Agung Unit PG Kebon Agung pabrik dapat menyebabkan pembuatan keputusan
membangun harga pokok produksi masih yang salah oleh manajemn perusahaan dalam
menggunakan metode tradisional, dimana dasar menentukan harga pokok produksi dan juga yang
yang digunakan untuk menetepakan biaya mempengaruhi penentuan harga jual dari produk.
overhead manufaktur untuk setiap produk Maka perusahaan tidak dapat bersaing dengan
menggunakan tarif tunggal yang hanya perusahaan sejenis yang mempunyai informasi
menggunakan satu pemicu biaya yaitu jumlah manufaktur overhead secara akurat.
jam mesin. Ini mengakibatkan pengenaan pada 2. Kesesuain penerapan Activity Based Costing
setiap jenis produk yang diproduksi adalah System juga tergantung pada kebijakan
produk yang dikenakan terlalu besar atau kecil. manajemen PT. PG. Kebon Agung Unit PG
Ketidakuratan dalam pembuatan pengenaan Kebon Agung. Oleh karena itu, manajemen
overhead berpengaruh pada biaya penenetuan perusahaan perlu mempertimbangkan kendala
pokok produksi yang juga mempengaruhi harga dan manfaat yang akan dialami oleh perusahaan.
jual produk. Kendala yang dialami perusahaan tersebut
2. Sistem akuntansi biaya tradisional tidak dapat membutuhkan waktu tambahan khusus untuk
memberikan informasi yang sebenarnya pada melakukan pelatihan bagi karyawan yang terkait
terjadinya komsumsi sumber daya. Ini dapat dengan sistem yang baru berdiri. Manfaat dari
dilihat dengan biaya distorsi pada metode penerapan Activity Based Costing System adalah
akuntansi biaya tradisional bila dibandingkan akurasi biaya overhead pabrik yang
dengan Activity Based Costing System. mempengaruhi kualitas keputusan manajemen
3. Berdasarkan perhitungan dan perbandingan yang dalam menentukan harga jual produk.
dibuat dalam bab 4, dapat dilihat bahwa ada
kesalahan dalam pengenaan biaya overhead
pabrik oleh masing-masing jenis produk yang
dihasilkan oleh PT. PG. Kebon Agung Unit PG

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J., David E Stout, dan Gary
Cokins. 2007. Cost Management with Strategic
Emphasis. 2011. Manajemen Biaya dengan
Penekanan Strategis. Buku 1. Edisi Kelima.
Diterjemahkan oleh David Wijaya. Jakarta:
Salemba Empat.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Buku
Satu. Diterjemahkan oleh Krista. Jakarta:
Salemba Empat.
Firdaus, Ahmad. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 3.
Jakarta: Salemba Empat.
Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2009.
Managerial Accounting. Buku 8 Edisi 8. Jakarta:
Salemba Empat.
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip
Pemasaran. Jilid 1 Edisi 12. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2011.
Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas.
Jakarta: Indeks
Kusnadi, H, Zainul Arifin, Moh Syadeli. 2005.
Akuntansi Manajemen. Malang: Universitas
Brawijaya.
Mulyadi. 2005. Akuntasi Biaya. Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba
Empat
Supriyono, S.R. 2002. Akuntansi Biaya dan
Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju
dan Globalisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu
Widilestarinigtyas, Ony; Donny W.F; Anggadini,
Sri Dewi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi Kesatu.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 48 No.1 Juli 2017| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like