Professional Documents
Culture Documents
207 340 1 SM
207 340 1 SM
ARTIKEL PENELITIAN
ABSTRAK
Latar belakang: Otot rangka adalah jaringan yang dinamis. Proses
perkembangan dan regenerasinya dipengaruhi oleh berbagai faktor
pertumbuhan. Banyak pendapat yang dikemukakan mengenai perubahan
jumlah dan diameter serat otot selama masa perkembangan. Pada awalnya
jumlah serat otot rangka dianggap tidak mengalami perubahan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan memastikan adanya peningkatan jumlah dan
diameter serat otot rangka pada 3 kelompok usia tikus. Dihipotesiskan bahwa
Hasil: Secara berurutan dari kelompok A, B, dan C, rerata jumlah serat otot
gastroknemius adalah 3127±68, 10766±380, dan 11867±387, sedangkan
rerata jumlah serat otot soleus adalah 307±15, 2866±281, dan 2936±162.
Kemudian secara berurutan pula dari kelompok A, B, dan C, rerata diameter
serat otot gastroknemius adalah (5,64±0,12) µm, (22,14±1,31) µm, dan
(38,61±1,16) µm, sedangkan rerata diameter serat otot soleus adalah
(5,42±0,9) µm, (21,11±1,21) µm, dan (27,67±0,89) µm.
Kesimpulan: Jumlah dan diameter serat otot rangka mengalami peningkatan
seiring pertambahan usia.
Kata Kunci: diameter serat, jumlah serat, perkembangan otot rangka
Pada pertumbuhan pascalahir, serat otot sintesis protein anabolik dan penyerapan protein
bertambah panjang dan tebal, hingga mencapai oleh serat otot. Sebaliknya serat otot juga bisa
diameter 10-70 µm, tergantung jenis otot dan menjadi lebih tipis bila tidak digunakan dalam
waktu cukup lama, misalnya akibat imobilisasi
spesiesnya. Serat-serat otot dari otot yang
dengan plaster of Paris (gips) karena tulang
samapun bisa bervariasi tebalnya. Pada masa
patah, disebut atropi akibat tidak digunakan (atro-
dewasa, serat otot dapat mengalami peningkatan
phy of disuse).
diameter lebih lanjut sebagai respons terhadap
aktivitas otot yang terus-menerus, disebut Selain hipertrofi, juga terjadi hiperplasia, yaitu per-
hipertrofi akibat penggunaan (hypertrophy of tambahan jumlah serat otot.2,3 Ada dua meka-
use).1 nisme terjadinya hiperplasia otot. Pertama adalah
pembelahan serat otot melalui pembelahan longi-
Hipertrofi otot bisa terjadi pada miofibril atau
tudinal serat otot.2,4,5 Kedua adalah pembentukan
sarkoplasma. Hipertrofi miofibrilar disebabkan
serat baru yang dihasilkan oleh sel satelit.2,6-12
tegangan otot tingkat tinggi, sedangkan hipertrofi
Hiperplasia disebabkan oleh tegangan otot yang
sarkoplasmik disebabkan kelelahan glikolitik
sangat tinggi disebabkan kontraksi dan
tingkat tinggi. Olah raga beserta kerusakan dan
peregangan.
deplesi yang disebabkannya akan meningkatkan
berbagai hormon, seperti somatotropin (growth Berkat adanya sel satelit ini pula, bila terjadi ke-
hormone, GH), somatomedin (terutama insulin- rusakan serat otot, rangka dapat memperbaiki
like growth factor-1, IGF-1), testosteron, dan in- diri, sehingga tidak terjadi pengurangan massa
otot. Kerusakan serat otot dapat terjadi akibat Pada model aves dan mamalia, sel satelit secara
penggunaan sehari-hari (wear and tear). Proses dinamis berperan dalam perbaikan otot rangka
pertumbuhan otot dan rangsangan pada otot, sepanjang masa dewasa, kemudian aktivitasnya
misalnya olah raga atau terjadinya kerusakan, mulai menurun pada proses penuaan. Proses
dapat mengaktifkan sel satelit yang kemudian penuaan akan meningkatkan kerentanan sel
akan mengalami serangkaian respons selular satelit terhadap apoptosis, sehingga akan terjadi
yang kesinambungan. Sel satelit berproliferasi penurunan jumlah sel satelit. Akibatnya terjadi pe-
dan berdiferensiasi menjadi mioblas lalu miosit, nurunan respons regenerasi bila terjadi kerusak-
berfusi satu sama lain atau dengan serat otot an. Perubahan ini diduga disebabkan oleh per-
yang lama. Proses ini sama dengan yang terjadi ubahan pada lingkungan mikro (niche) yang akhir-
pada masa embrional.6,11 Dengan demikian, nya menghambat regulasi sel satelit. Proses
terbentuklah serat otot rangka yang baru untuk penuaan juga memengaruhi komposisi matriks
menggantikan yang rusak. (Gambar 1) ekstraselular di sekitar otot, termasuk berbagai
molekul dan faktor-faktor pertumbuhan yang
Proses penuaan akan menyebabkan penurunan
disekresinya, yang berpengaruh pada proses
fungsi dan massa otot rangka (atropi). Otot tetap
regenerasi otot rangka.8-12
harus digunakan dan pasti akan mengalami
kerusakan yang memerlukan perbaikan. Sel Berkaitan dengan proses penuaan otot rangka,
punca, dalam hal ini sel satelit, berperan untuk terdapat berbagai pendapat mengenai perbedaan
mempertahankan jumlah dan fungsi serat otot, jumlah dan diameter otot rangka antar usia. Ada
serta memperbaiki kerusakan. Namun seiring yang berpendapat bahwa jumlah serat otot
bertambahnya usia, kemampuan otot rangka rangka akan berkurang seiring bertambahnya
yang rusak untuk memperbaiki diri akan menurun. usia dari lahir sampai tua. Pendapat lain me-
nyatakan bahwa penurunan jumlah serat baru Coba Puslitbang Biomedis dan Farmasi Depkes
terjadi sejak usia 60 tahun. Penelitian-penelitian RI. Kaji etik dikeluarkan oleh Litbangkes Depkes
pada berbagai mamalia lainnya (tikus, anjing, RI. Penelitian dilakukan di Laboratorium
babi, dan sapi) menunjukkan adanya penurunan Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Uni-
jumlah serat otot rangka dari usia muda ke de- versitas Indonesia.
wasa. Di lain pihak ada juga yang justru tidak me-
Jenis kelamin ditentukan sama, yaitu jantan, untuk
nemukan perubahan jumlah serat otot mencit
menyamakan kondisi hormonal subjek penelitian,
usia satu hari sampai enam bulan. Penelitian pa-
karena hormon (estrogen/testosteron) merupa-
da perkembangan otot pterigoideus tikus ber-
kan salah satu faktor yang memengaruhi per-
bagai usia menunjukkan bahwa jumlah serat otot
kembangan otot. Penentuan usia neonatus untuk
pada tikus jantan bertambah dua kali lipat antara
melihat kondisi pada saat laju pertumbuhan dan
sejak lahir dan enam minggu kemudian. Pening-
perkembangan sangat pesat, serta pada saat ini
katan ini kemudian diikuti oleh penurunan sampai
regenerasi diketahui berlangsung sangat baik.
lebih dari 10% antara usia enam minggu sampai
Usia remaja dipilih 3-4 bulan karena sudah masuk
tahap dewasa. Jumlah serat pterigoideus lateral
masa puber, sehingga sudah ada pengaruh hor-
meningkat sekitar 45% antara sejak lahir hingga
mon tapi tidak terlalu jauh dengan usia neonatus
dewasa.13 Penelitian perkembangan pada 12
dan usia dewasa, dibandingkan dengan usia ma-
ekor tikus dari usia remaja (25 hari) sampai
nusia kira-kira 15 tahun, perkembangan masih
dewasa (365 hari) menunjukkan bahwa tidak
cukup pesat, kapasitas regenerasi masih baik.
terjadi perubahan, dalam hal ini penurunan jumlah
Usia dewasa dipilih dengan membandingkan
serat dari usia remaja sampai dewasa. 14
dengan usia manusia kira-kira 30 tahun, yaitu
Beberapa penelitian menemukan bahwa pada
sudah mencapai masa akhir perkembangan,
proses penuaan akan terjadi atropi otot rangka,
semua organ bisa dikatakan sudah matur, juga
terutama tipe II. Tetapi beberapa penelitian yang
kapasitas regenerasi sudah menurun.15,16 (Tabel
lain justru tidak menemukan adanya perbedaan
1 dan 2)
diameter.9-12
Subjek penelitian adalah 27 ekor tikus putih jantan Oleh karena itu, keseluruhan tungkai belakang
galur Sprague-Dawley, dibagi dalam tiga kelom- diambil dan diproses sampai menjadi blok parafin
pok usia, yaitu neonatus (kelompok A, usia 1-4 dengan mengatur posisi tungkai sedemikan rupa,
hari), remaja (kelompok B, usia 3-4 bulan), dan sehingga diperkirakan akan mendapatkan
dewasa (kelompok C, usia 12-16 bulan).15 Sub- potongan melintang terbaik yang mengenai kedua
jek penelitian diperoleh dari Laboratorium Hewan otot yang diinginkan. Setelah dilakukan
Tabel 1. Perbandingan usia manusia dengan usia tikus pada berbagai tahapan kehidupan16
Usia tikus (bulan) Usia tikus (tahun) Usia tikus dibandingkan dengan usia manusia
pewarnaan, identifikasi kedua otot dilakukan JPEG. Pada sediaan otot neonatus, fotomikro otot
berdasarkan posisinya terhadap kulit, tulang tibia, gastroknemius dan otot soleus langsung dilaku-
dan fibula, serta orientasi dengan otot-otot kan tanpa pemindaian, setelah sebelumnya diten-
lainnya.17 (Gambar 2) tukan terlebih dahulu posisi kedua otot tersebut.
Dari masing-masing sediaan diambil 5 lapangan
Metode Penghitungan
pandang besar (10x40) yang dipilih secara acak,
Pada tahap pertama, diambil tiga buah sediaan lalu dibuat fotomikro dengan kamera digital Kodak
otot terbaik dari tiap subjek (otot gastroknemius EasyShare V1003 dalam format JPEG. Mikro-
dan otot soleus), yaitu bagian median panjang meter okuler sudah terpasang di lensa okuler, se-
otot, paramedian kiri, dan paramedian kanan. hingga pada foto akan terlihat dan bisa dijadikan
Pada subjek remaja dan dewasa, sebelumnya panduan pengukuran. Setelah itu, dengan piranti
sediaan dipindai dengan pemindai Canoscan lunak Digimizer Image Analyzer (versi 3.6.1.0,
N640P, kemudian hasil disimpan dalam format Belgium) dilakukan penilaian.
dihitung seluruh jumlah serat yang ada dalam area otot yang berukuran kecil, inti terletak di tepi, rasio
tersebut dengan sistem tagging. Dihitung rerata- inti dan sitoplasma lebih kecil dibandingkan serat
nya dari kelima lapangan pandang. Penghitungan otot remaja dan dewasa. Masih bisa dijumpai sel
mesenkim. (Gambar 3)
jumlah serat otot dilakukan dengan membagi lu-
as penampang otot dengan luas area pemandu,
Perbedaan Jumlah Serat Otot Rangka
dikali jumlah rerata serat. Hasil berupa data
Ketiga Kelompok Usia
numerik.
Jumlah serat otot rangka yang dihitung dalam tiap
Diukur diameter terpendek dari lima buah serat sediaan paling sedikit di kelompok A (gastro-
otot rangka, dengan panduan mikrometer. Serat knemius = 3127±68; soleus = 307±15), jumlah-
otot dipilih secara acak dari tiap sediaan, posisi nya meningkat di kelompok B (gastroknemius =
kiri atas, kanan atas, tengah, kiri bawah, kanan 10766±380; soleus = 2866±281) dan kelompok
bawah. Hasil pengukuran diambil nilai reratanya. C (gastroknemius = 11867±387; soleus =
Hasil berupa data numerik. 2936±162). (Gambar 4)
Perbedaan Diameter Serat Otot Rangka seluruh gambaran histologi tidak memperlihatkan
antara Ketiga Kelompok Usia adanya matriks ekstrasel yang masih utuh. Inti
sel fibroblas dan sel darah dapat terlihat di ruang
Diameter serat otot rangka di kelompok A me-
ekstrasel, namun tidak terlihat substansi dasar
rupakan yang terkecil (gastroknemius =
dan serat-serat sebagai komponen matriks
5,64µm±0,12; soleus = 5,42µm±0,9), bertambah
ekstrasel. Penyebabnya adalah hilangnya
besar di kelompok B (gastroknemius =
22,14µm±1,31; soleus= 21,11µm±1,21) dan ter- komponen matriks ekstrasel pada saat proses
Gambaran histologi otot tikus remaja serupa homogenitas data menunjukkan bahwa data pada
dengan gambaran otot rangka tikus dewasa. Pa- ketiga kelompok usia tidak homogen. Uji statistik
da kedua kelompok umur tersebut jelas terlihat yang dipilih untuk menilai perbedaan jumlah serat
peningkatan ukuran serat otot rangka, terutama otot gastroknemius dan otot soleus pada ketiga
dibandingkan dengan tikus neonatus. Inti terletak kelompok usia tersebut bermakna atau tidak
di tepi, rasio inti dan sitoplasma lebih besar diban- adalah One-Way Anova. Analisis perbandingan
dingkan serat otot tikus neonatus. Perbedaan an- dengan uji Least Significant Difference (LSD)
tara otot tikus remaja dengan tikus dewasa menunjukkan perbedaan antar kelompok usia
adalah pada jumlah dan diameter sel per lapang- satu dengan yang lain. Semuanya menunjukkan
an pandang. Ruang antar serat otot rangka pada perbedaan yang bermakna, kecuali pada jumlah
Gambar 4. Perbandingan jumlah serat otot gastroknemius dan soleus ketiga kelompok usia
serat otot soleus kelompok usia remaja dan bermakna. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah
dewasa. Jumlah serat otot gastroknemius antar serat otot soleus tidak mengalami peningkatan
kelompok usia berbeda bermakna. Tetapi jumlah jumlah yang berarti dari usia remaja sampai
serat otot soleus antara kelompok remaja dan dewasa. Penambahan massa otot bukan
dewasa tidak menunjukkan perbedaan terutama karena hiperplasi otot.
Gambar 5. Perbandingan diameter serat otot gastroknemius dan soleus ketiga kelompok usia
Uji normalitas dan homogenitas data diameter antar kelompok sangat bermakna. Analisis
serat otot gastroknemius dan otot soleus ketiga perbandingan (multiple comparison) dengan LSD
kelompok usia menunjukkan distribusi normal dan menunjukkan perbedaan bermakna antar
homogen. Hasil Uji Anova adalah perbedaan dia- kelompok usia satu dengan yang lain. Semuanya
meter serat otot gastroknemius dan otot soleus menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Perubahan diameter serat otot rangka meng- of Histology. 12th ed. New York: Chapman
gambarkan proses hipertrofi serat otot rangka. and Hall; 1994.
Serat otot rangka tikus masih imatur. Serat otot 2. Tamaki T, Akatsuka A, Yoshimura S, Roy RR,
rangka remaja berada pada masa pertumbuhan Edgerton VR. New fiber formation in the in-
dan perkembangan sehingga diameter seratnya terstitial spaces of rat skeletal muscle dur-
lebih besar dari serat otot rangka neonatus, tetapi ing postnatal growth. J Histochem Cytochem.
2002; 50(8):1097-111.
lebih kecil dari serat otot tikus dewasa. Serat otot
rangka tikus dewasa sudah mengalami maturasi 3. Lewis SEM, Kelly FJ, Goldspink DF. Pre- and
post-natal growth and protein turnover in
lengkap, sehingga diameternya paling besar di
smooth muscle, heart and slow- and fast-
antara ketiga kelompok usia.
twitch skeletal muscles of the rat. Biochem
J. 1984; 217:517-26.
KESIMPULAN
4. Goldspink G, Ward PS. Changes in rodent
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat muscle fibre types during post-natal growth,
disimpulkan bahwa seiring bertambahnya usia undernutrition and exercise. J Physiol.
otot rangka, maka (1) jumlah serat otot rangka 1979;296;453-69
akan mengalami peningkatan, dari yang paling 5. Ho KW, Roy RR, Tweedle CD, Heusner
sedikit pada kelompok usia neonatus sampai WW, Van Huss WD, Carrow RE. Skeletal
paling banyak pada kelompok usia dewasa dan muscle fiber splitting with weight-lifting exer-
(2) diameter serat otot rangka akan mengalami cise in rats. Am J Anat. 1980; 157(4):433-40.
peningkatan diameter, dari yang paling kecil pada 6. Le Grand F, Rudnicki MA. Skeletal muscle
kelompok usia neonatus sampai paling besar satellite cells and adult myogenesis. Curr
pada kelompok usia dewasa. Opin Cell Biol. 2007;19(6):628-33.
11. Chargé SBP, Rudnicki MA. Cellular and mo- muscle fibre number in the rat from youth to
lecular regulation of muscle regeneration. adulthood. J Anat. 1990; 173:33-6
Physiol Rev. 2004; 84:209-38. 15. Hanson A. How old is a rat in human years?
12. Grounds MD, W hite JD, Rosenthal N, [document on the Internet]. 2012 [cited 2014
Apr 28]. Available from: http://
Bogoyevitch MA. The role of stem cells in
www.ratbehavior.org/RatYears.htm.
skeletal and cardiac muscle repair. J
Histochem Cytochem. 2002; 50(5): 589-610. 16. Sengupta P. The laboratory rat: relating its
age with human's. Int J Prev Med. 2013 June;
13. Rayne J, Crawford GNC. Increase in fibre
4(6): 624-30
numbers of the rat pterygoid muscles dur-
17. Wang LC, Kernell D. Quantification of fibre
ing postnatal growth. J Anat. 1975;
type regionalisation: an analysis of lower
119(2):347-57
hindlimb muscles in the rat. J Anat. 2001;
14. Timson BF, Dudenhoeffer GA. Skeletal 198:295-308