Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Volume 1 Issue 2, November 2018, Page.

59-74
PA LREV |JOURNAL OF LAW PAMULANG
ISSN : 2622-8408 – E-ISSN 2622-8616
L A W REVIE W

PERANAN POLRES TANGERANG SELATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN


DAN PENANGGULANGAN KEJAHATAN
(Studi Kasus Pada Polres Tangerang Selatan Tahun 2015-2017)

Kartono, Ferry Anka Sugandar, Abdul Azis


Fakultas Hukum Universitas Pamulang
dosen01490@unpam.ac.id

ABSTRACT

South Tangerang in terms of geography, is the buffer area of the Capital City of Jakarta
both in terms of buffering across Sumatra and towards Sukarno Hatta International
Airport, so securing the area of South Tangerang and its surroundings is a top priority.
Especially to ensure the creation of security for every citizen who lives and lives in the legal
area of the South Tangerang Police Station. As a consequence, a quick response or high
mobility effort is needed which is supported by adequate resources, facilities and
infrastructure. There are two fundamental problems that will be examined in this study.
First, what is the role and efforts of the Police strategy in preventing crime in the city of
South Tangerang. Second, the obstacles and challenges in efforts to prevent crime in the
South Tangerang region. The research method used is descriptive analytical research
method with normative juridical approach that is strengthened with empirical data.
Primary and secondary data types were analyzed using qualitative normative methods.
The results of the research show that since its formation, the South Tangerang District
Police played a large role in preventing and overcoming crime as the bearer of the
preventive function, namely to prevent opportunities for crime to become increasingly
narrow and also as carrying out the repressive function, which is to uncover criminal acts
and to act against perpetrators with efforts to implement Polres strategies in accordance
policy direction in the strategic plan.

Keywords: Role, South Tangerang District Police, Obstacles

ABSTRAK

Tangerang Selatan dari segi geografis, merupakan daerah penyanggah Ibu Kota Jakarta baik
dari segi penyanggah lintas Sumatra maupun menuju Bandara Internasional Sukarno Hatta,
sehingga pengamanan wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya menjadi prioritas utama.
Terutama untuk menjamin terciptanya keamanan bagi setiap warga negara yang hidup dan
tinggal di wilayah hukum Polres Tangerang Selatan. Sebagai konsekuensinya, diperlukan
upaya quick response atau mobilitas tinggi yang ditopang oleh sumber daya, sarana dan
prasarana yang memadai. Ada dua permasalahan mendasar yang akan diteliti dalam
penelitian ini. Pertama, Bagaimana peranan dan upaya-upaya strategi Polres dalam
mencegah kejahatan di wilayah kota Tangerang Selatan. Kedua, hambatan-hambatan dan
tantangan dalam upaya mencegah kejahatan di wilayah Tangerang Selatan. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis dengan pendekatan
yuridis normatif yang dikuatkan dengan data-data empiris. Jenis data primer dan sekunder
dianalisis dengan menggunakan metode normatif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan
sejak dibentuknya, Polres Tangerang Selatan berperan besar dalam mencegah dan
menanggulangi kejahatan sebagai pengemban fungsi preventif yaitu mencegah agar peluang
terjadinya kejahatan semakin sempit dan juga sebagai pengemban fungsi represif yaitu
mengungkap tindak kejahatan dan menindak pelaku kejahatan dengan upaya-upaya
pelaksanaan strategi Polres sesuai arah kebijakan dalam renstra.

Kata Kunci : Peranan, Polres Tangerang Selatan, Hambatan

59
PENDAHULUAN Siswanto Sunarso (Sunarso, 2005
Kepolisian adalah salah satu : 75) mengatakan bahwa: “Tugas dan
lembaga negara yang menjaga dan wewenang kepolisian begitu berat dan
mengayomi masyarakat di seluruh wilayah bersentuhan langsung dengan
Indonesia. Peran Polisi saat ini perlindungan jiwa, harta masyarakat yang
merupakan sebagai pemelihara harus dilindungi, maka terdapat aturan-
Kamtibmas juga sebagai aparat penegak aturan hukum, baik yang terdapat dalam
hukum didalam masyarakat yang dituntut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
dalam menjalankan tugasnya secara (KUHP) maupun konvensi-konvensi
profesional. internasional yang merumuskan tugas
Polri berdasarkan Undang- kepolisian”.
Undang Republik Indonesia Nomor 2 Romli Atmasasmita
Tahun 2002, diberi amanah untuk (Atmasasmita, 1992 : 108) berpendapat
menjaga keamanan dalam negeri untuk bahwa:
“terwujudnya masyarakat madani yang “Polisi, masyarakat, kejahatan
adil, makmur dan beradab berdasarkan (pelaku kejahatan) merupakan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar tritunggal, ketiga-tiganya
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, memiliki fungsi berbeda-beda,
tetapi ketiganya memiliki
melalui upaya penyelenggaraan fungsi keterkaitan satu sama lainnya,
kepolisian yang meliputi pemeliharaan ketimpangan hubungan interaksi
keamanan dan ketertiban masyarakat, antara ketiga unsur itu
penegakan hukum, perlindungan, mengakibatkan kegoncangan-
pengayoman, dan pelayanan kepada kegoncangan yang berarti hal ini
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak terbukti dengan munculnya
reaksi-reaksi masyarakat
asasi manusia”.
terhadap tugas polisi di
Kepolisian Negara Republik masyarakat”.
Indonesia (Polri) dituntut mereformasi
lembaganya dalam hal memberikan rasa Peraturan Kapolri No.1 Tahun
aman pada semua elemen masyarakat 2009 Pasal 3 membahas tugas pokok
dalam bentuk perubahan struktural dan Kepolisian Republik Indonesia yaitu tugas
mental dalam memperkuat efektivitas preventif dan tugas represif. Tugas
Polri sehingga terciptanya anggota Polri Preventif diantaranya patroli-patroli yang
yang memiliki dedikasi dan disiplin tinggi dilakukan secara terstruktur dan terarah,
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. menjaga dan memelihara ketertiban
Grand Strategi Kepolisian umum, termasuk juga usaha dalam
Republik Indonesia Tahun 2005-2025 pencegahan kejahatan sebelum terjadi.
yang meliputi 3 (tiga) tahapan waktu, Sedangkan Tugas Represif dilakukan
yaitu Tahap I Tahun 2005-2009 untuk dengan melakukan penghimpunan bukti-
membangun kepercayaan (trust building), bukti terkait dengan pengusutan perkara
Tahap II Tahun 2010-2014 membangun dan bahkan berupaya untuk menemukan
kemitraan (partnership building), Tahap kembali barang-barang hasil curian,
III Tahun 2015-2019 menuju organisasi melakukan penahanan untuk kemudian
unggulan (strive for excellence) yang akan diserahkan kepada kejaksaan yang akan
diimplementasikan sampai dengan tahap meneruskannya ke Pengadilan.
ideal 2020- 2025 yaitu Polri sebagai “Pesatnya perkembangan ilmu
organisasi unggulan (excellence). pengetahuan serta teknologi di era digital
dan globalisasi ini, aktivitas kehidupan

60
manusia semakin pesat dalam menerima lingkungan strategis, pesatnya kemajuan
derasnya arus informasi, sehingga kualitas ilmu pengetahuan, teknologi dan
dan kuantitas kejahatan semakin informasi yang salah satu dampak
meningkat dengan modus operandi yang negatifnya pada peningkatan kuantitas
lebih variatif dan mutakhir serta sulit dan kualitas kejahatan, munculnya jenis
pembuktiannya mulai dari kejahatan kejahatan baru (the new dimention of
kerah putih sampai pada kejahatan yang crime), kejahatan konvensional dengan
aktivitasnya lintas negara” (kejahatan modus baru yang menggunakan teknologi
transnasional) (Rahmaturyadi, 2015 : 1). serta masih tingginya kejahatan yang
Menurut Nandang Sambas, bersifat kontijensi seperti konflik sosial,
mengatakan bahwa masalah kejahatan konflik horisontal, separatisme dan
merupakan masalah yang universal, yang radikalisme. Atas kondisi tersebut maka
pasti dihadapi oleh seluruh umat manusia perlu dilakukan langkah-langkah
dan akan selalu ada selama umat manusia antisipasi dan penanggulangan agar tidak
itu hidup di dunia (Sambas, 2014 : 21). berkembang menjadi gangguan
Email Durkheim mengatakan Kamtibmas yang lebih luas. Selain itu
bahwasannya “kejahatan merupakan dinamika yang berkembang didalam
fenomena sosial yang normal“ maksudnya masyarakat menuntut Polri untuk mampu
adalah tidak ada masyarakat tanpa menjawab semua tantangan tugas tersebut
kejahatan dalam hal ini kejahatan selalu guna menciptakan rasa aman pada
terikat pada konteks sosialnya. masyarakat dalam menjalankan
Menurut Benedict S. Alper (Arief, aktifitasnya.
1996 : 11) mengungkapkan bahwa: Tangerang Selatan dari segi
“kejahatan merupakan the oldest sosial geografis, merupakan daerah penyanggah
problem”. Fenomena kejahatan ini akan Ibu Kota Jakarta baik dari segi
selalu ada dan melekat sebagai salah satu penyanggah lintas Sumatra maupun
bentuk dari perilaku menyimpang menuju Bandara Internasional Soekarno
masyarakat. Perilaku menyimpang suatu Hatta, sehingga pengamanan wilayah
ancaman yang nyata atau ancaman Tangerang Selatan dan sekitarnya menjadi
terhadap norma-norma sosial yang prioritas utama. Terutama untuk
mendasari kehidupan atau keteraturan menjamin terciptanya keamanan bagi
sosial. Masalah sosial yang banyak setiap warga negara yang hidup dan
mewarnai kehidupan masyarakat tinggal di wilayah hukum Polres
perkotaan adalah prilaku tindak Tangerang Selatan. Sebagai
kekerasan. Masalah ini selalu beriringan konsekuensinya, diperlukan upaya quick
dengan tingkat kemajuan suatu response atau mobilitas tinggi yang
masyarakat. Di daerah perkotaan masalah ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
prilaku kekerasan cenderung lebih memadai.
menonjol di bandingkan dengan daerah Dari segi demografi, Tangerang
pedesaan, baik secara kualitas maupun Selatan dan sekitarnya memiliki usia
kuantitas. Hal inilah yang menuntut angkatan kerja lebih besar dari usia diluar
kesigapan dan kecermatan aparat angkatan kerja. Jika pemerintah dapat
kepolisian untuk lebih memberikan memanfaatkan keadaan ini, bonus
perhatian ekstra menyangkut tindak demografi akan menghasilkan surplus
pidana ini. minimal dari pendekatan ekonomi. Akan
Situasi keamanan dan ketertiban tetapi, jika pemerintah gagal mengelola
masyarakat saat ini dipengaruhi oleh kenaikan angkatan kerja, sehingga
berbagai faktor, antara lain perkembangan hasilnya akan berdampak negatif, yakni

61
memperlebar kesenjangan ekonomi. Hal Metro Jaya dan Polres Jakarta
tersebut dapat memicu peningkatan angka Selatan. 5 orang teroris tewas
kriminalitas. dengan barang bukti yang
Kasus menonjol yang terjadi di diamankan bom pipa, senpi dan
Kota Tangerang Selatan, antara lain : serbuk mesiu bahan peledak.
1. Terorisme n. Tanggal 6 Juli 2014
h. Tanggal 9 Oktober 2009 Terjadi Deklarasi ISIS dan
Penyergapan oleh Densus 88 AT pembaiatan/perekrutan anggota
terhadap teroris di Jalan di Gedung Syahida Inn Kampus
Cempaka Putih, Kecamatan UIN Ciputat.
Ciputat. 2 (dua) orang teroris o. Tanggal 31 Desember 2015
meninggal dunia. Telah terjadi ancaman bom di
i. Tanggal 9 Mei 2013 Mall Teras Kota Jalan Pahlawan
Penangkapan oleh Densus 88 Seribu Lengkong, Gudang
AT terhadap teroris yang terkait Serpong, Kota Tangerang
kasus di Kendal Jawa Tengah Selatan, saksi menemukan
dan Bandung di Jalan Aria tulisan ancaman bom pada
Putra, Kelurahan Sarua Indah, sebuah tisu didalam tempat
Kecamatan Ciputat. sampah di kloset.
j. Tanggal 27 Juli 2013 p. Tanggal 21 Desember 2016
Penembakan terhadap anggota Penggerebekan terhadap 3 terduga
Polri yang menyebabkan teroris oleh Tim Densus 88 AT di
tewasnya Aipda Fatah Saktiyono Perumahan Puri Serpong 2 dan
di Jalan Cirendeu Raya, tersangka meningggal dunia, di
Kelurahan Cirendeu, Kecamatan dalam rumah kontrakan di
Ciputat Timur. temukan bom.
k. Tanggal 7 Agustus 2013 2. Konflik Sosial
Penembakan terhadap anggota
a. Konflik agama yang terjadi di
Polri yang menyebabkan
Tangerang Selatan, yaitu
tewasnya Aiptu Dwiyatna di
penolakan berdirinya Gereja di
Jalan Otista Raya, Kelurahan
Jalan Gang Risin Tangerang
Ciputat, Kecamatan Ciputat.
Selatan yang dilaksanakan oleh
l. Tanggal 16 Agustus 2013
Ormas FPI dan keberadaan
Penembakan terhadap anggota
organisasi Ahmadiyah di
Polri yang menyebabkan
Kelurahan Perigi, Kecamatan
tewasnya Aiptu Kushendratna
Pondok Aren yang jamaahnya
dan Bripka Ahmad Maulana
berjumlah sekitar 300 orang
anggota Polsek Pondok Aren
dimana kegiatannya dilakukan
Polresta Tangerang di Jalan
di Masjid Baitul Futtoh;
Graha Bintaro Jaya depan
b. Konflik antara Ormas yang
Masjid Raya Bani Umar
terjadi selama Tahun 2013
Kecamatan Pondok Aren.
sebanyak 5 kali, yaitu : Ormas
m. Tanggal 1 Januari 2014
FBR dengan Ormas PP,
Penangkapan dan
penyerangan dan pengeroyokan
penggerebekan terhadap
terhadap gardu Ormas FBR oleh
terduga teroris a.n. Dayat
sekitar 16 orang tak dikenal,
Kacamata cs oleh Tim gabungan
pengeroyokan dan
Densus 88 AT, Jatanras Polda
penganiayaan anggota FBR,

62
penyerangan Pos FBR oleh 50 pembentukan Polres Tangerang Selatan
orang tak dikenal, pembakaran Polda Metro Jaya yang disahkan
R.4 milik anggota PP oleh FBR. berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor:
Dari konflik Ormas yang terjadi Kep/648/VII/2015. Pembentukan
mengakibatkan korban luka dan tersebut berpedoman pada Peraturan
kerugian materiil akibat Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang
pengerusakan; Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan
c. Rawan terjadinya tawuran Organisasi pada Tingkat Kepolisian Resort
antara pelajar pada saat pulang dan Kepolisian Sektor serta Peraturan
sekolah khususnya pada hari Kepala Kepolisian Negara Republik
Jumat dan Sabtu. Lokasi Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang
kejadian antara lain di SMK Pembentukan dan Peningkatan Status
Bhipuri, SMU/SMK PGRI, SMK Kesatuan Kewilayahan.
Yaspita, SMK Pustek di Jalan Pada awalnya Polres Tangerang
Raya Serpong. Selatan membawahi 5 Polsek yaitu Polsek
Serpong, Polsek Pondok Aren, Polsek
Berkaitan dengan meningkatnya Cisauk, Polsek Pamulang dan Polsek
potensi kejahatan dan gangguan Ciputat. Namun berdasarkan Keputusan
keamanan dan ketertiban masyarakat, Kapolri Nomor: Kep/77/I/2016 tanggal 26
Polisi Resor Tangerang Selatan tetap Januari 2016 tentang Perubahan Daerah
menjalankan peran dan fungsinya Hukum Polres Tangerang Selatan, maka
tersebut, diantara programnya adalah wilayah hukum Polres Tangerang Selatan
dalam bentuk Patroli Terpadu yang ditambah 4 Polsek yaitu Polsek Curug,
bertujuan untuk menjaga keamanan dan Polsek Legok, Polsek Kelapa Dua, dan
ketertiban masyarakat. Kondisi wilayah Polsek Pagedangan. Dengan demikian,
hukum Polres Tangerang Selatan pada daerah hukum Polres Tangerang Selatan
umumnya relatif kondusif, seiring meliputi 9 Polsek.
perkembangan masyarakat dan kemajuan Polres Tangerang Selatan sudah
teknologi, masih terdapat berbagai tindak berdiri kurang lebih 3 (tiga) tahun oleh
kriminal, seperti tingkat peredaran karena itu untuk mengetahui bagaimana
narkoba yang terindikasi masih tinggi dan peranan polres tangerang selatan dalam
tingkat pencurian kendaraan bermotor upaya-upaya pencegahan dan
yang relatif meningkat. Di samping itu penanggulangan kejahatan serta kendala/
juga masih ditemukan gangguan hambatan yang dihadapi. Mendorong
ketertiban dan keamanan masyarakat penulis sebagai dosen dan akademisi
berupa konflik atau tawuran yang terjadi Fakultas Hukum Universitas Pamulang
antara warga masyarakat. untuk meneliti dan menulis perihal.
Kompleksitas tingkat kerawanan “Peranan Polres Tangerang Selatan
kejahatan Terorisme di wilayah Tangerang Dalam Upaya Pencegahan dan
Selatan diakui langsung oleh walikota Penanggulangan Kejahatan (Studi
Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, Pada Polres Tangerang Selatan
menyebut wilayahnya masuk zona merah Tahun 2015-2017)”.
terorisme. Dalam rangka mengantisipasi
hakekat ancaman khususnya di tingkat METODE PENELITIAN
kewilayahan yang semakin meningkat dan Penelitian ini menggunakan
untuk mengimbangi pemekaran wilayah metode penelitian deskriptif analitis
adiministrasi supaya tertata dengan baik, dengan pendekatan yuridis normatif yang
pada tanggal 30 Juli 2015 dilakukan dikuatkan dengan data-data empiris. Jenis

63
data primer dan sekunder dianalisis Polri secara gamblang dirumuskan bahwa
dengan menggunakan metode normatif tugas pokok Polri adalah penegak hukum,
kualitatif. pelindung, pengayom dan pembimbing
masayarakat. Hal ini menurut penulis
PERMASALAHAN sejalan dengan pemikiran Satjipto
Penulis mengidentifikasi dari Rahardjo bahwa polisi dikatakan sebagai
latar belakang masalah tersebut di atas, penegakan hukum (Law Enforceman
menemukan fokus permasalahan yaitu: Officer) dan pemulihan ketertiban (Order
Bagaimana peranan Polres Tangerang maintenance).
Selatan dan upaya pencegahan, Dalam penetapan sasaran
penanggulangan kejahatan di wilayah pelaksanaan Renstra III (2015-2019)
Tangerang Selatan? Polres Tangerang Selatan berusaha
mewujudkan postur Polri yang
profesional, bermoral dan modern. Oleh
PEMBAHASAN karena itu, tingkat kepercayaan
Peranan Polres Tangerang Selatan masyarakat terhadap Polri menjadi
dalam Upaya Pencegahan dan prioritas pertama pada Renstra Polres
Penanggulangan Kejahatan Tangerang Selatan yang harus diwujudkan
Polri merupakan penegak hukum, sebagai pondasi dalam melaksanakan
pembina keamanan, ketertiban dan tugas dan fungsinya. Sebagaimana
pengayom masyarakat, harus menjadi diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 30
garda terdepan dalam menjaga dan ayat (4) dan UU Nomor 2 Tahun 2002
melindungi masyarakat dari kejahatan tentang Kepolisian Negara Republik
yang semakin berkembang dan canggih Indonesia Pasal 13 ayat (1, 2 dan 3), yaitu
modus operandinya. Konsepsi tugas, memelihara keamanan dan ketertiban
fungsi dan peran Polri yang bersumber masyarakat, menegakkan hukum, dan
dari landasan yang masih relevan namun memberikan perlindungan, pengayoman,
masih perlu diorientasikan dengan dan pelayanan kepada masyarakat. Pada
perkembangan masyarakat, antara lain awal berdirinya (dibentuknya) Polres
perkembangan lingkungan strategis, Tangerang Selatan pada tanggal 19
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, Agustus 2015, dihadapkan kepada tugas
teknologi dan informasi yang salah satu agenda Nasional yaitu melaksanakan
dampak negatifnya pada peningkatan pengamanan Pilkada serentak dengan
kuantitas dan kualitas kejahatan, sandi “Operasi Mantap Praja 2015”
munculnya jenis kejahatan baru (the new pemilihan Walikota/Wakil Walikota
dimention of crime), kejahatan Tangerang Selatan.
konvensional dengan modus baru yang Pilkada Walikota dan wakil Wali
menggunakan teknologi serta masih Kota Tangerang Selatan berlangsung
tingginya kejahatan yang bersifat selama 214 hari namun, Polres Tangerang
kontijensi seperti konflik sosial, konflik Selatan melaksanakan kegiatan
horisontal, separatisme dan radikalisme. pengamanan hanya 131 hari (mulai
Polri dengan keberadaannya diresmikan tanggal 19 Agustus 2015)
membawa empat peran strategis, yakni: dengan mengedepankan Preentive dan
perlindungan masyarakat, penegakan Preventive yang didukung kegiatan
hukum, pencegahan pelanggaran hukum, Intelijen, penegakan Hukum pada setiap
pembinaan keamanan dan ketertiban tahapan Pilkada guna mewujudkan situasi
masyarakat. Hal ini, diatur dalam yang kondusif.
ketentuan UU No. 2 Tahun 2002 tentang

64
Dalam mewujudkan Trust program kepemilikan tanah seluas
Building dan Partnership Building, Polres sembilan juta hektar
Tangerang Selatan tetap membangun f. meningkatkan produktivitas rakyat
komunikasi dengan masyarakat melalui dan daya saing di pasar internasional
strategi perpolisian masyarakat (Polmas). g. mewujudkan kemandirian ekonomi
Polmas bertujuan untuk mendekatkan dengan menggerakkan sektor-sektor
personil polri dengan kearifan lokal strategis ekonomi dan domestik
melalui tokoh-tokoh Adat, pemuka h. melakukan revolusi karakter bangsa
Agama, pamong Desa/Kelurahan, melalu penataan kembali kurikulum
kelompok remaja dan lain-lain, untuk ikut pendidikan nasional
bertanggung jawab dengan keamanan i. memperteguh kebhinekaan dan
wilayahnya masing-masing. Ukuran memperkuat restorasi sosial
keberhasilan Polri bukan pada banyaknya Indonesia melalui penguatan
kasus kejahatan yang mampu ditangani keBhinekaan dan menciptakan ruang
(koersif), melainkan pada pencegahan dialog antarwarga.
(Preventiif) dan penangkalan (Pre entif). Peranan Polres Tangerang Selatan dalam
Pada pelaksanaan Renstra Polres upaya pencegahan diantaranya :
Tangerang Selatan 2015-2019, a. pemberian pelayanan kepolisian
mendukung pemerintahan Presiden Joko kepada masyarakat, dalam bentuk
Widodo melalui Kabinet Kerja mengusung penerimaan dan penanganan
program pembangunan nasional yang laporan/pengaduan, pemberian
dikemas di bawah tajuk Nawa Cita (9 bantuan dan pertolongan termasuk
Program Kerja Prioritas), yaitu : pengamanan kegiatan masyarakat
a. menghadirkan kembali negara untuk dan instansi pemerintah, dan
melindungi bangsa dan memberikan pelayanan surat izin/keterangan,
rasa aman pada seluruh warga negara serta pelayanan pengaduan atas
melalui pelaksanaan politik luar tindakan anggota Polri sesuai dengan
negeri bebas-aktif ketentuan peraturan perundang-
b. membuat pemerintah tidak absen undangan
dengan membangun tata kelola b. pelaksanaan fungsi intelijen dalam
pemerintahan yang bersih, efektif, bidang keamanan guna
demokratis, dan terpercaya terselenggaranya deteksi dini (early
c. membangun Indonesia dari pinggiran detection) dan peringatan dini (early
dengan memperkuat daerah-daerah warning)
dan desa dalam kerangka negara c. penyelidikan dan penyidikan tindak
kesatuan pidana, fungsi identifikasi dan fungsi
d. menolak negara lemah dengan laboratorium forensik lapangan
melakukan reformasi sistem dan dalam rangka penegakan hukum,
penegakan hukum yang bebas serta pembinaan, koordinasi, dan
korupsi, bermartabat, dan terpercaya pengawasan Penyidik Pegawai Negeri
e. meningkatkan kualitas hidup manusia Sipil (PPNS)
Indonesia melalui program Indonesia d. pembinaan masyarakat, yang meliputi
Pintar dengan wajib belajar 12 tahun pemberdayaan masyarakat melalui
bebas pungutan. Dan program perpolisian masyarakat, pembinaan
Indonesia Sehat untuk peningkatan dan pengembangan bentuk-bentuk
layanan kesehatan masyarakat. Serta pengamanan swakarsa dalam rangka
Indonesia Kerja dan Indonesia peningkatan kesadaran dan ketaatan
Sejahtera dengan mendorong warga masyarakat terhadap hukum

65
dan ketentuan peraturan perundang- b. Tahun 2016, meningkatkan
undangan, terjalinnya hubungan pelayanan masyarakat yang
antara Polri dengan masyarakat, prima sampai jajaran
koordinasi dan pengawasan kewilayahan terdepan dan sinergi
kepolisian khusus polisional yang produktif dengan
e. pelaksanaan fungsi Sabhara, meliputi didukung sumber daya manusia
kegiatan pengaturan, penjagaan berkualitas guna menghadapi
pengawalan, patroli (Turjawali) serta ancaman gangguan Kamtibmas.
pengamanan kegiatan masyarakat c. Tahun 2017, meningkatkan
dan pemerintah, termasuk pelayanan masyarakat yang
penindakan tindak pidana ringan prima sampai jajaran
(Tipiring), pengamanan unjuk rasa kewilayahan terdepan dan sinergi
dan pengendalian massa, serta polisional yang produktif dengan
pengamanan objek vital, pariwisata didukung sumber daya manusia
dan Very Important Person (VIP) berkualitas serta berkemampuan
f. pelaksanaan fungsi lalu lintas, ilmu dan teknologi guna
meliputi kegiatan Turjawali lalu menghadapi ancaman gangguan
lintas, termasuk penindakan Kamtibmas.
pelanggaran dan penyidikan
kecelakaan lalu lintas serta registrasi Upaya Pencegahan dan
dan identifikasi kendaraan bermotor Penanggulangan Kejahatan
dalam rangka penegakan hukum dan Berdasarkan data laporan
pembinaan keamanan, keselamatan, monitoring dan evaluasi kinerja Polres
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas upaya-upaya pencegahan dan
g. pelaksanaan fungsi kepolisian penanggulangan kejahatan di wilayah
perairan, meliputi kegiatan patroli Tangerang Selatan, dapat dilihat dari arah
perairan, penanganan pertama kebijakan dan strategi Polres sebagai
terhadap tindak pidana perairan, berikut:
pencarian dan penyelamatan a. Sasaran Strategis “Terwujudnya
kecelakaan di wilayah perairan, situasi Kamtibmas yang kondusif di
pembinaan masyarakat perairan wilayah hukum Polres Tangerang
dalam rangka pencegahan kejahatan, Selatan” dicapai dengan Arah
dan pemeliharaan keamanan di Kebijakan sebagai berikut :
wilayah perairan; dan 1. Memperkuat kemampuan deteksi
h. pelaksanaan fungsi-fungsi lain, sesuai aksi intelijen (deteksi dini,
dengan ketentuan peraturan peringatan dini dan cegah dini)
perundang-undangan. melalui Strategi sebagai berikut :
Tahapan-tahapan peranan Polres a. Meningkatkan peran dan
Tangerang Selatan dari tahun 2015 fungsi intelijen keamanan
sampai 2017 sebagai berikut : Polri yang mampu
a. Tahun 2015, melanjutkan memberikan informasi dan
pelayanan masyarakat yang saran tindak secara rahasia,
prima dan kebulatan sinergi cepat dan akurat.
polisional yang produktif dengan b. Peningkatan kapabilitas
didukung Almatsus Polri berbasis personel, anggaran dan
teknologi Kepolisian guna teknologi intelijen.
menghadapi ancaman gangguan c. Menggalang daya cegah dan
Kamtibmas. daya tangkal warga

66
masyarakat terhadap setiap d. Membangun dan
bentuk gangguan memberdayakan
Kamtibmas. pengamanan swakarsa serta
2. Pemantapan fungsi pencegahan meningkatkan pelibatan
terhadap 4 jenis kejahatan yang publik.
meliputi kejahatan konvensional, e. Meningkatkan pelayanan
kejahatan transnasional, masyarakat dengan
kejahatan terhadap kekayaan mengembangkan Polmas
Negara, dan kejahatan yang untuk menjangkau seluruh
berimplikasi kontinjensi melalui komunitas.
Strategi meningkatkan kegiatan f. Meningkatkan kemampuan
Pre-emtif dan Preventif dengan pencegahan kejahatan
mengutamakan tindakan proaktif melalui penguatan kegiatan
guna meminimalisir gangguan fungsi intelijen, fungsi
Kamtibmas Binmas dan fungsi Sabhara.
b. Sasaran Strategis “Tergelarnya g. Menghadirkan anggota Polri
Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan di tengah-tengah masyarakat
dalam rangka implementasi Polmas saat dibutuhkan dan di setiap
dan melakukan Deteksi Dini terhadap kegiatan masyarakat.
Potensi Gangguan Keamanan dan c. Sasaran Strategis “Meningkatnya
Gejala Sosial Masyarakat” dicapai keamanan, keselamatan, ketertiban
dengan Arah Kebijakan sebagai dan kelancaran lalu lintas” dicapai
berikut : dengan Arah Kebijakan sebagai
1. Melanjutkan pemantapan berikut :
pelaksanaan pemolisian 1. Meningkatkan peran sebagai
masyarakat (Polmas) dan Pusat Kendali, Koordinasi,
kelompok masyarakat sadar Komunikasi dan Informasi (K3I)
Kamtibmas melalui Strategi melalui Strategi mengembangkan
sebagai berikut : TMC yang terintegrasi sampai ke
a. Menguatkan program Polres-Polres.
Polmas dengan penggelaran 2. Meningkatkan kualitas
satu Bhabinkamtibmas satu keselamatan dan menurunkan
desa/kelurahan. Trend fatalitas kecelakaan lalu
b. Meningkatkan kemampuan lintas melalui Strategi
penanganan konflik sosial melaksanakan program Road
(vertikal/horizontal) dengan Safety/Safety Ridding.
mengutamakan pencegahan 3. Membangun budaya tertib lalu
dan memberikan lintas melalui Strategi sebagai
perlindungan yang berikut:
berkeadilan terhadap a. Melaksanakan edukasi
kelompok minoritas dan berbasis teknologi yang
kelompok rentan. mudah diakses oleh publik
c. Meningkatkan kemampuan dan pemangku kepentingan.
penanganan separatisme, b. Menggelar operasi kepolisian
radikalisme dan intoleransi di bidang lalu lintas secara
melalui kegiatan Pre-emtif tematis.
dan Preventif.

67
c. Melaksanakan kampanye dengan KPK, Kejaksaan,
keselamatan lalu lintas dan BPK, BPKP, PPATK dan
angkutan jalan. Stakeholder lainnya.
d. Sasaran Strategis “Terbangunnya f. Mengamankan program
Kerjasama Lintas Sektoral dalam prioritas nasional dan paket
rangka Sinergi Polisional” dicapai kebijakan ekonomi
dengan Arah Kebijakan pemerintah.
mengoptimalkan sinergi polisional 2. Membangun kemampuan
antar kementerian dan lembaga serta penyidikan tindak pidana secara
kerjasama dengan luar negeri melalui ilmiah melalui Strategi sebagai
Strategi sebagai berikut : berikut :
a. Meningkatkan kerja sama terkait a. Mengembangkan
pelaksanaan Tupoksi Polres kemampuan penyidikan
Tangerang Selatan. secara ilmiah penyidik
b. Meningkatkan kerjasama antar sampai dengan tingkat
aparat penegak hukum. Polres.
e. Sasaran Strategis “Meningkatnya b. Meningkatkan kemampuan
Pengungkapan dan Penyelesaian penyidik dalam mengolah
Tindak Pidana” dicapai dengan Arah TKP dengan menggunakan
Kebijakan sebagai berikut: metode ilmiah.
1. Penegakan hukum terhadap 4 c. Mengajukan peningkatan
(empat) jenis kejahatan melalui sarana prasarana penyidikan
Strategi sebagai berikut : yang memenuhi standar
a. Peningkatan kemampuan investigasi tindak pidana
penyidik. secara ilmiah.
b. Mengajukan pemenuhan f. Sasaran Strategis “Meningkatnya
peralatan yang mendukung pelayanan publik Kepolisian” dicapai
dilaksanakannya penyidikan dengan Arah Kebijakan sebagai
secara ilmiah. berikut :
c. Meningkatkan dan 1. Optimalisasi pelayanan publik
mengintensifkan melalui penggelaran personel dan
pengungkapan kasus-kasus peralatan Polri yang berbasis
menonjol yang meresahkan teknologi melalui Strategi sebagai
masyarakat dan menjadi berikut:
perhatian publik. a. Meningkatkan kualitas
d. Meningkatkan kemampuan pelayanan publik berbasis
Polda Metro Jaya dalam teknologi melalui
penanganan penyalahgunaan pelaksanaan program Quick
Narkoba serta bekerjasama Wins.
dengan BNN dalam hal b. Memenuhi kebutuhan
pencegahan penyalahgunaan personel dan sarana
Narkoba. prasarana pada titik-titik
e. Meningkatkan kapabilitas pelayanan publik.
Polda Metro Jaya dalam c. Membangun budaya
penanganan tindak pidana pelayanan dan membuka
korupsi melalui penguatan ruang partisipasi publik
kelembagaan dan dengan memanfaatkan
peningkatan kerjasama

68
teknologi informasi dan media Online dan media
komunikasi. sosial.
d. Meningkatkan pelayanan c. Membangun dan
publik di bidang Regident mengembangkan
pengemudi dan kendaraan Keterbukaan Informasi
bermotor berbasis teknologi Publik (KIP) melalui
dengan cara : Pengelolaan Informasi dan
1. penggelaran Satpas Dokumentasi (PID) yang
Online berbasis teknologi guna
2. penggelaran sistem STNK mewujudkan layanan
Online informasi publik yang
e. Membangun sistem profesional, transparan dan
pelayanan publik secara akuntabel.
Online dalam rangka 3. Mengoptimalkan pengelolaan
pelaporan gangguan keamanan dalam negeri terhadap
Kamtibmas, penerbitan segenap warga negara untuk
SKCK, mewujudkan rasa aman
perizinan/pemberitahuan masyarakat melalui Strategi
kegiatan masyarakat dan sebagai berikut :
penerbitan perizinan di a. Meningkatkan kemampuan
bidang senjata api penanganan konflik sosial
nonorganik Polri/TNI dan (konflik horizontal maupun
bahan peledak komersial. vertikal) dengan
f. Mendorong pemanfaatan mengutamakan pencegahan
teknologi keamanan dan memberikan
swakarsa oleh Stakeholder perlindungan yang
terkait dan masyarakat. berkeadilan terhadap
2. Penguatan bidang kehumasan kelompok minoritas dan
melalui implementasi kelompok rentan.
keterbukaan informasi publik b. Meningkatkan kemampuan
guna mewujudkan kepercayaan penanganan separatisme
masyarakat melalui Strategi baik melalui pencegahan
sebagai berikut : maupun penegakan hukum
a. Meningkatkan kepercayaan secara profesional.
masyarakat terhadap kinerja c. Membangun dan
Polres Tangerang Selatan memberdayakan
dan soliditas kesatuan pengamanan swakarsa.
melalui penerangan Internal 4. Mempersiapkan seluruh satuan
dan eksternal. wilayah dalam rangka
b. Membangun kemitraan pengamanan Pemilukada
melalui kerjasama dengan sepanjang tahun, Pemilu
Stakeholders dalam Legislatif dan Pemilu
mengelola isu krisis media Presiden/Wakil Presiden tahun
baik konvensional, digital 2019 melalui Strategi sebagai
maupun elektronik serta berikut :
penyebaran/diseminasi a. Meningkatkan kemampuan
informasi digital melalui personel Polri dan satuan
serta sarana prasarana.

69
b. Menyusun rencana kejahatan; Peningkatan
kebutuhan dan alokasi pelayanan peralatan
anggaran. kesehatan; Peningkatan
c. Menyusun rencana deteksi dan pencegahan
kontinjensi. gangguan Kamtibmas; dan
g. Sasaran Strategis “Terdukungnya Peningkatan kualitas tata
pelaksanaan Tupoksi Polri dengan kelola organisasi Polri
terpenuhinya sarana prasarana melalui pemenuhan
meliputi pengembangan fasilitas, peralatan dan fasilitas.
peralatan Kepolisian dan teknologi b. Pemenuhan perlengkapan
informasi Kepolisian modern” dicapai perorangan dan kesatuan
dengan Arah Kebijakan sebagai Polri yang disesuaikan
berikut: dengan kondisi geografis
1. Membangun dan wilayah dan diselaraskan
mengembangkan sarana dengan tantangan tugas.
prasarana yang berbasis c. Optimalisasi pengelolaan
teknologi dan informasi dalam aset Polri melalui Sistem
rangka sebaran pelayanan Informasi Manajemen dan
Kamtibmas dan penegakan Akuntansi Barang Milik
hukum melalui Strategi sebagai Negara (SIMAK-BMN), Arsip
berikut : Data Komputer (ADK) dan
a. Memenuhi kebutuhan pengelolaan barang bukti
minimal alat materiil khusus yang sudah memiliki
(Almatsus) Polri yang kekuatan hukum yang tetap.
modern melalui : d. Membangun fasilitas
Peningkatkan pelayanan kekuatan cadangan (Stand
publik dengan by Force) tingkat Polda
mengutamakan kecepatan Metro Jaya.
dalam menangani setiap e. Melanjutkan pembangunan
gangguan keamanan; fasilitas kantor pelayanan
Peningkatan profesionalisme publik (Polda, Polres, Polsek
Polri dalam mengantisipasi dan Polsubsektor) dan
konflik komunal, unjuk rasa fasilitas pendidikan
anarkis dan kerusuhan h. Sasaran Strategis “Terbangunnya
massa serta kejahatan yang Postur Polri yang efektif, profesional,
meresahkan masyarakat; bermoral, modern dan terpercaya”
Penguatan penanganan dicapai dengan Arah Kebijakan
separatisme, terorisme, sebagai berikut:
Narkoba, korupsi, kejahatan 1. Rekrutmen personel Polri dan
siber dan kebutuhan PNS dengan mempertimbangkan
penggantian Almatsus yang kebijakan Minimal Zero Growth
tidak layak; Pembangunan melalui Strategi sebagai berikut :
teknologi kepolisian dan a. Melaksanakan rekrutmen
sistem informasi yang dengan prinsip Bersih,
berkelanjutan dan Transparan, Akuntabel dan
terintegrasi; Pengungkapan Humanis dengan proaktif
penanganan kasus tindak untuk memperoleh calon
pidana 4 (empat) jenis Polisi yang berkualitas.

70
b. Mempedomani kebijakan sistem pendidikan sesuai
Minimal Zero Growth dalam kebutuhan dan kemampuan.
penyelenggaraan rekrutmen b. Mengikutsertakan personel
personel Polda Metro Jaya pada pendidikan, pelatihan,
dan mempertimbangkan kursus-kursus serta
pengarusutamaan gender. pelatihan fungsi teknis pada
c. Rasionalisasi dan realokasi satuan kewilayahan guna
personel Polres Tangerang meningkatkan
Selatan tingkat Polres ke profesionalisme Polri.
Polsek untuk tugas c. Melaksanakan Revolusi
pelayanan. Mental, khususnya
d. Menyusun database postur mengembangkan budaya anti
Polda Metro Jaya sesuai korupsi internal Polda Metro
kondisi saat ini dan ke Jaya, melalui penunjukan
depan, yang akan digunakan Role Model, memasukkan
sebagai acuan atau landasan kurikulum anti korupsi pada
kebijakan Minimal Zero seluruh jenjang pendidikan
Growth Polri. Polri.
2. Percepatan peningkatan d. Mengajukan pembangunan
kapasitas dan kapabilitas SDM fasilitas pendidikan berbasis
serta modernisasi teknologi teknologi informasi.
Kepolisian sebagai bagian dari 4. Melakukan sertifikasi terhadap
penerapan reformasi Polri kemampuan teknis profesi
melalui Strategi sebagai berikut : Kepolisian melalui Strategi
a. Melakukan penataan dalam sebagai berikut :
pembinaan personel Polda a. Mensertifikasi personel Polri
Metro Jaya melalui teknologi yang/akan menduduki
informasi berdasarkan Merit jabatan fungsional dan
System dan Rekam Jejak jabatan struktural.
dalam hal rekrutmen, seleksi b. Menyeleksi dan menunjuk
pendidikan dan mutasi. Assessor pada setiap fungsi
b. Menyelenggarakan uji teknis kepolisian.
kompetensi jabatan yang 5. Mewujudkan tata kelola
bertujuan meningkatkan organisasi Polri yang bersih,
produktivitas dan kualitas transparan dan akuntabel guna
kinerja dengan sistem soliditas internal Polri dalam
Computer Assisted Test. rangka meningkatkan
3. Meningkatkan profesionalisme kepercayaan masyarakat
anggota Polri melalui pendidikan terhadap Polri melalui Strategi
dan pelatihan melalui Strategi sebagai berikut:
sebagai berikut : a. Meningkatkan kapasitas dan
a. Menerapkan kurikulum kapabilitas SDM melalui
pendidikan Polri pendidikan dan latihan
berdasarkan 8 standar fungsi pada setiap Satker
pendidikan yang berorientasi pembina fungsi dan
pada pelayanan, penguasaan Kesatuan Operasional
teknologi dan hukum Dasar/Polres.
dilandasi kode etik serta

71
b. Percepatan Reformasi d. Menyusun Daftar Susunan
Birokrasi Polri pada setiap Personel dan Peralatan Polri
satuan kerja melalui sesuai dengan analisa beban
penilaian Indeks Tata Kelola kerja.
dengan memberikan Reward 7. Mengembangkan hukum
and Punishment. kepolisian sesuai dengan
c. Meningkatkan integritas dinamika perkembangan hukum
anggota Polda Metro Jaya nasional melalui Strategi sebagai
dan membangun budaya anti berikut :
korupsi serta sebagai pelopor a. Melakukan evaluasi
tertib sosial di ruang publik peraturan perundang-
dalam rangka revolusi undangan dan menyusun
mental anggota Polda Metro kerangka regulasi yang
Jaya. berlaku di lingkungan Polres
6. Melanjutkan pembangunan Tangerang Selatan.
standar pelayanan publik pada b. Memberikan penyuluhan dan
tingkat Polsek dan Polres dengan bantuan hukum bagi
melengkapi Daftar Susunan personel Polres Tangerang
Personel dan Peralatan melalui Selatan.
Strategi sebagai berikut : c. Meningkatkan sinergi
a. Menyusun kebutuhan dengan
minimal standar pelayanan Kementerian/Lembaga
publik (persyaratan, waktu, terkait.
biaya/tarif, sarana 8. Peningkatan kesejahteraan
prasarana, kompetensi, personel Polres Tangerang
pengawasan dan pengaduan) Selatan dalam rangka
secara Bottom up meningkatkan profesionalisme
berdasarkan kondisi melalui Strategi sebagai berikut:
geografis wilayah dan a. Meningkatkan kualitas
tantangan tugas mulai dari jaminan kesehatan bagi
tingkat Polsek sampai pegawai Polri melalui
dengan tingkat Polres kerjasama dengan Badan
Tangerang Selatan. Penyelenggara Jaminan
b. Menyusun struktur Sosial (BPJS) kesehatan dan
organisasi dan tata kerja Kementerian Kesehatan.
Polres Tangerang Selatan b. Meningkatkan fasilitas
yang tepat ukuran (Right kesehatan Polres Tangerang
Size) dan tepat masa Selatan.
berlakunya (Right Period); c. Menyediakan perumahan
menyusun tipologi satuan dinas bagi pegawai Polri
kewilayahan berdasarkan secara bertahap.
kondisi geografis wilayah dan d. Memberikan keterampilan
sekitarnya serta tantangan kewirausahaan kepada
tugas. pegawai Polri yang akan
c. Menginventarisir dan memasuki masa pensiun.
menyusun kebutuhan 9. Mengoptimalkan kegiatan
personel dan pengawasan dan pemeriksaan
perlengkapannya. oleh Aparat Pengawasan Internal

72
Pemerintah (APIP) dan suatu komunitas setingkat
menerapkan Sistem Desa/Kelurahan” (Wahyurudhanto, 2018 :
Pengendalian Intern Pemerintah 88).
(SPIP) melalui Strategi sebagai Dalam Peraturan Kapolri Nomor 3
berikut: Tahun 2015 tentang Pemolisian
a. Membentuk sistem Masyarakat disebutkan bahwa Pemolisian
pengawasan dan Tim Masyarakat (Community Policing) yang
Internal Anti Korupsi untuk selanjutnya disingkat Polmas adalah suatu
menekan budaya korupsi. kegiatan untuk mengajak masyarakat
b. Mengefektifkan pelaksanaan melalui kemitraan anggota Polri dan
Wasrik Rutin, Wasrik masyarakat, sehingga mampu mendeteksi
Khusus dan Wasrik dengan dan mengidentifikasi permasalahan
tujuan tertentu. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
c. Mengoptimalkan koordinasi (Kamtibmas) di lingkungan serta
dan kerjasama internal dan menemukan pemecahan masalahnya
eksternal untuk memperkuat Bhabinkamtibmas adalah pengemban
pengemban fungsi Polmas di desa/kelurahan.
pengawasan.
d. Meningkatkan disiplin, PENUTUP
ketertiban dan perilaku Kesimpulan
anggota Polres Tangerang Polres Tangerang Selatan berusaha
Selatan melalui penegakan mewujudkan postur Polri yang
disiplin dan kode etik profesi profesional, bermoral dan modern. Oleh
Polri. karena itu, tingkat kepercayaan
e. Memperbaiki sistem masyarakat terhadap Polri menjadi
komplain masyarakat secara prioritas pertama pada Renstra Polres
Online. Tangerang Selatan yang harus diwujudkan
Polsek-polsek yang ada di Polres sebagai pondasi dalam melaksanakan
sebagai basis deteksi dan Basis Solusi tugas dan fungsinya. Sebagaimana
mengandung harapan setiap diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 30
permasalahan Kamtibmas di wilayah ayat (4) dan UU Nomor 2 Tahun 2002
Tangerang Selatan sudah dapat terdeteksi tentang Kepolisian Negara Republik
secara dini di tingkat Polsek sehingga Indonesia Pasal 13 ayat (1, 2 dan 3), yaitu
dapat dilakukan langkah antisipatif dan memelihara keamanan dan ketertiban
kalaupun permasalahan benar-benar masyarakat, menegakkan hukum, dan
harus terjadi maka dampak yang memberikan perlindungan, pengayoman,
ditimbulkan dapat dieliminir di tingkat dan pelayanan kepada masyarakat. Polres
lokal. Tangerang Selatan berperan besar dalam
Menurut A. Wahyurudhanto, mencegah dan menanggulangi kejahatan
“Bhabinkamtibmas sebagai petugas sebagai pengemban fungsi preventif yaitu
pelaksana Unit Binmas Polsek memiliki mencegah agar peluang terjadinya
tugas dan peran yang tidak ringan, dengan kejahatan semakin sempit dan juga
segala keterbatasan yang dimiliki selain sebagai pengemban fungsi represif yaitu
mengemban fungsi preemtif yang mengungkap tindak kejahatan dan
dikombinasikan sebagai Petugas Polmas menindak pelaku kejahatan dengan
dalam implementasi Perpolisian upaya-upaya pelaksanaan strategi Polres
Masyarakat harus berhadapan langsung sesuai arah kebijakan dalam renstra.
dengan heterogenitas masyarakat dalam

73
Saran p/lang=en, diakses 21
Polres Tangerang Selatan November 2012
diharapkan dalam upaya penegakan
hukum mengedepankan strategi Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif
Community Policing. Perkembangan ke Dalam Penanggulangan
depan, perlu dilakukan perubahan pola Kejahatan Dengan Pidana
upaya penanganan dari tindakan Reaktif Penjara, (Semarang: Badan
menjadi Proaktif dan prepentif agar Penerbit UNDIP, 1996)
tercipta suasana kondusif, aman dan Nandang Sambas, Buku Ajar Pengantar
tertib. Polres Tangerang Selatan Kriminologi, Prisma Esta
diharapkan lebih meningkatkan Utama, Bandung, 2014
koordinasi dan kerja sama dengan semua Ismail Rahmaturyadi, Peranan Patroli
lapisan masyarakat, tokoh masyarakat, Polisi dalam Upaya
tokoh agama dan tokoh pemuda guna Pencegahan Penanggulangan
menekan angka kriminalitas, konflik Kejahatan, Fakultas Hukum
sosial, tawuran pelajar, membina ormas- Universitas hasanudin, 2015
ormas yang ada di wilayah Tangerang Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita
Selatan. Selekta Kriminologi, PT. Eresco
Bandung, 1992
Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan
DAFTAR PUSTAKA
Hukum Indonesia, cetakan ke-1,
A. Wahyurudhanto, Analisis Kemampuan PT. Citra Aditya Bakti,
Deteksi Dini oleh Bandung, 2005
Bhabinkamtibmas Dalam
Implementasi Polmas Sebagai Jaisy Rahman Tohir, Wali Kota Airin
Penguatan Program Satu Polisi Sebut Tangerang Selatan Zona
Satu Desa, Jurnal Ilmu Merah
Kepolisian, Volume 12 | Nomor Terorisme, http://jakarta.tribun
2 | Juli 2018 news.com/2018/06/05/wali-
Almanac on Indonesian Security Sector kota-airin-sebut-tangerang-
Reform – 2007” oleh The selatan-zona-merah-
Geneva Centre for the terorisme#gref.
Democratic Control of Armed Laporan Monev Polres Tangerang Selatan
Forces and Indonesian Institute dikutip dari, http://srena-
for Strategic and Defence polri.com/upload/DOC-252-
Studies (LESPERSSI), Juga 13.%20LAP%20MONEV%20RE
Institute for Defence Security S%20TANGSEL.pdf
and Peace Studies (IDSPS), Peraturan Kapolri No.1 Tahun 2009
Backgrounders on Security Tentang Penggunaan Kekuatan
Sector Reform Tautan web: Dalam Tindakan Kepolisian,
http://www.idsps.org/index.ph Pasal 3

74

You might also like