Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

6

Implementasi Program Kampung Ramah Anak:


dari Kampung Hitam Menuju Layak Anak
Implementation Program of Children-Friendly Kampong:
from Black Area Toward Children-Friendly

Chatarina Rusmiyati¹ dan Eny Hikmawati²


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial,
Jl. Kesejahteraan Sosial No. 1 Sonosewu Yogyakarta, Indonesia
¹E-mail: chatarinarus65@gmail.com, HP. 08562870070; ²E-mail: enyhikmawati59@gmail.com, HP. 081227930092
Diterima 04 April 2018 diperbaiki 26 Juni 2018 disetujui 28 Juni 2018

Abstract

Children as the nation successors need to be protected in order to be able to grow up to become next qualified
generation and that of being independent and not being a burden to the country in the future. Children’ growth and
development can be stimulated through activities of playing. This is why it is needed to create a certain condition that
enables children to play safely and healthily which is so called children-friendly environment. This research is aimed
to know the implementation of children-friendly kampong (KRA = Kampung Ramah Anak) at Badran, Yogyakarta.
Kampong of Badran is chosen as the location of research on the based of Badran is the kampong where the first trial
of forming children-friendly kampong runs in Yogyakarta and is turning out well. The research subjects are those
directly involved in the implementation of children-friendly kampong, while the research object is the implementation
of children-friendly kampong, which is assessed by seven indicators, supporting factors and its obstacles. The research
is conducted through a qualitative descriptive approach with indepth interview method and observation. The data is
analyzed descriptively by understanding the observation result data and interview so that it describes the implementation
of children-friendly kampong (=KRA). The research result shows that the implementation of children-friendly kampong
that refers to the seven indicators of evaluation describes the good result in which the seven indicators are fulfilled so that
it is able to build up parents’ and society’s awareness of the importance of protecting and fulfilling children rights. The
government’s commitment, the change of society’s attitude and the business sector’s care become the supporting factors
to the implementation of children-friendly kampong. Yet there are some society’s members that have not supported the
implementation of children-friendly kampong because there is any other certain interest. It is recommended that it is
necessary to enhance some cooperation and to widen networking with various related parties in the context of putting any
efforts in protecting children.

Keywords: program implementation; children-friendly kampong; children welfare

Abstrak

Anak sebagai generasi penerus bangsa perlu dilindungi agar tumbuh berkembang menjadi generasi yang berkualitas,
dan ke depan tidak menjadi beban. Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dirangsang melalui kegiatan bermain.
Untuk itu perlu diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan anak dapat bermain dengan aman dan sehat yaitu lingkungan
yang ramah anak. Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan kampung ramah anak (KRA) di Badran Yogyakarta.
Kampung Badran dipilih sebagai lokasi penelitian karena sebagai ujicoba pertama pembentukan kampung ramah anak di
Yogyakarta dan dinilai berhasil. Subjek penelitian adalah orang yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan KRA,
sedangkan objek penelitian adalah pelaksanaan KRA dilihat dari tujuh indikator, faktor pendukung dan penghambat.
Penelitian dilakukan melalui pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi. Analisis
data secara deskriptif dengan memaknai data hasil observasi dan wawancara sehingga menggambarkan implementasi
KRA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi KRA yang mengacu pada tujuh indikator menunjukkan hasil
yang baik dalam arti ketujuh indikator terpenuhi sehingga dapat membangun kesadaran orang tua dan masyarakat akan
pentingnya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Komitmen pemerintah, perubahan sikap masyarakat dan kepedulian
dunia usaha menjadi faktor pendukung penyelenggaraan kampung ramah anak. Ada sebagian masyarakat yang masih
kurang mendukung penyelenggaraan kampung ramah anak karena adanya kepentingan tertentu. Direkomendaikan
perlunya peningkatan kerjasama dan perluasan jejaring dengan berbagai pihak dalam upaya perlindungan anak.

Kata kunci: implementasi program; kampung ramah anak; anak sejahtera


165
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

A. Pendahuluan tumbuh kembang anak. Keluarga disebut seba-


Anak merupakan generasi penerus bangsa gai socialization agent, sebagai tempat pertama
sehingga harus dilindungi dan dipenuhi haknya anak melakukan hubungan sosial (Andayani
agar menjadi generasi yang handal. Anak dan Koentjoro, 2014). Setiap anggota keluarga
memiliki hak mendapat jaminan kehidupan mempunyai peran masing-masing, Aayah seba-
yang layak, kesempatan tumbuh dan berkem- gai kepala keluarga berperan melindungi istri
bang baik secara fisik, mental, spiritual, menda- dan anak, sekaligus berperan sebagai pengam-
pat perlindungan dari orangtua, keluarga, bil keputusan. Ibu sebagai istri berperan melin-
masyarakat, pemerintah. Anak juga memerlu- dungi dan mendidik anak dengan penuh kasih
kan lingkungan yang baik dan sehat agar dapat sayang. Anak wajib berbakti kepada orangtua,
tumbuh menjadi generasi unggul. hormat, dan menjalankan petunjuk serta perin-
Anak Indonesia dikatakan hidup di ling- tah orangtua.
kungan yang tidak kondusif dan tidak aman. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan ke-
Anak sering mengalami perlakuan buruk dari luarga harmonis dan memiliki kemapanan baik
orang dewasa di sekelilingnya, seperti tindak- secara ekonomi, sosial, dan psikis akan tumbuh
an kekerasan, bulliying, trafficking, pelecehan berkembang secara layak dan terpenuhi kebu-
seksual, penganiayaan, dan diskriminatif. Data tuhan sesuai haknya. Perhatian, kasih sayang,
Komisi Nasional Perlindungan Anak menun- sensitivitas, dan responsivitas orang tua sangat
jukkan prevalensi kasus kekerasan terhadap berperan dalam tumbuh kembang anak. Orang-
anak dari tahun ke tahun mengalami pening- tua memiliki kepekaan terhadap kebutuhan
katan. Dilihat dari perkembangan kasus anak anak, terkadang anak berperilaku tertentu untuk
menunjukkan pada tahun 2010 terjadi 2.046 menarik perhatian orangtua. Peran lingkungan
kasus, 42 persen diantaranya kejahatan seksual. adalah mengoptimalkan dimensi perkembang-
Tahun 2011 meningkat menjadi 2.509 kasus, 58 an mencakup pertama aspek biologis yaitu
persen kejahatan seksual. Tahun 2012 terjadi perkembangan fisik dan motorik, kedua kog-
2.637 kasus, 62 persen merupakan kejahatan nitif meliputi bahasa, berpikir, daya nalar, dan
seksual, dan tahun 2013 meningkat tajam se- daya ingat, serta ketiga psikososial terdiri atas
banyak 1.127 kasus, 787 kasus adalah keja- kemandirian, bersikap, berperilaku, kesadaran
hatan seksual dan 137 kasus korban asmara diri, harga diri, dan percaya diri. Anak belajar
on line. Penelusuran lebih lanjut diketahui 82 bagaimana mencintai orang lain, kalau merasa
persen korban berasal dari keluarga menengah dicintai orangtuanya (Mayke S. Tedjasaputra,
ke bawah dan 26 persen pelaku dari kalangan 2013).
terdidik (Leni, 2014). Pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat
Perkembangan anak tidak terlepas dari pem- bersama orang tua berperan penting mencipta-
binaan dan pengaruh lingkungan sosial. Kelu- kan lingkungan yang ramah guna merangsang
arga adalah lingkungan sosial pertama dan me- potensi anak agar dapat berkembang secara op-
rupakan tempat di mana anak mengembangkan timal. Lingkungan yang baik dan sehat untuk
diri. Perkembangan anak sangat dipengaruhi anak harus diciptakan sehingga mendorong pe-
oleh lingkungan yang membentuk. Keluarga merintah kabupaten/ kota menyusun kebijakan
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang ter- yang berpihak pada kepentingan terbaik bagi
diri dari suami istri, atau suami istri dan anak, anak. Apabila di sekitar anak tidak ada tempat
ataupun ayah dan anak atau ibu dan anak atau atau sarana untuk bermain maka hak anak men-
keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau- jadi tidak terpenuhi. Kebijakan kota ramah anak
pun ke bawah sampai derajat ketiga. Keluarga, dikeluarkan oleh UNICEF dan diterjemahkan
khususnya orangtua adalah lingkungan utama ke dalam konteks nasional oleh Kementerian
dan pertama memiliki peran penting dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

166
Implementasi Program Kampung Ramah Anak: ............................ (Chatarina Rusmiyati dan Eny Hikmawati)

Anak (KPPPA). Kota ramah anak adalah kota sejahtera. Pemerintah Kota Yogyakarta ber-
yang menjamin hak anak sebagai warga kota, komitmen dalam perlindungan dan pemenuhan
mampu melindungi anak, dan hak anak da- hak anak yang tertuang dalam misi pembangun-
lam proses pembangunan berkelanjutan, serta an kota, yakni mewujudkan Kota Yogya Sehat.
mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan Memperkuat masyarakat yang toleran, inklusif,
diskriminasi. Menciptakan lingkungan kondusif bermoral, beretika, beradab dan berbudaya.
memungkinkan anak dapat hidup, tumbuh, Memperkuat Kota Yogya sebagai kota pendi-
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal dikan yang berkualitas, berkarakter dan inklusif,
(Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan nyaman dan ramah lingkungan serta aman, ter-
dan Perlindungan Anak, 2011). tib, bersatu dan damai (Pemerintah Kota Yog-
Kota Layak Anak (KLA) dikembangkan yakarta, 2013).
Kementerian PPPA sesuai program kesejahtera- Kebijakan KLA di Yogyakarta dilaksanakan
an sosial anak (PKSA) di Kementerian Sosial sejak tahun 2009 di Badran Kelurahan Bumijo
dalam rangka mewujudkan anak Indonesia sebagai ujicoba. Pelaksanaan KLA di Yogya-
yang sejahtera yaitu terpenuhinya hak anak karta mendapat anugerah kategori pratama
agar dapat hidup, tumbuh kembang, dan ber- dan kategori madya pada tahun 2012 dari Ke-
partisipasi secara optimal sesuai dengan harkat menterian Pemberdayaan Perempuan dan Per-
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat per- lindungan Anak. Dalam perkembangannya,
lindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Ke- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Kantor
menterian Sosial mengembangkan PKSA untuk Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan
mewujudkan kesejahteraan sosial anak berba- (KPMP) bekerjasama dengan Gugus Tugas
sis pemenuhan hak anak. Sebagai perwujudan KLA aktif melakukan pendampingan, pengem-
upaya mendorong perubahan paradigma dalam bangan Kampung Ramah Anak (KRA) disetiap
pengasuhan, dukungan, dan perlindungan anak kelurahan, diantaranya di Kelurahan Patangpu-
yang bertumpu pada keluarga dan strategi yang luhan, Brontokusuman dan Purwokinanti. Pada
terintegrasi serta keberagaman jenis pemenuh- tahun 2013, dari hasil evaluasi dan monitoring
an kebutuhan penerima manfaat. PKSA meru- pelaksanaan KRA berhasil meraih predikat uta-
pakan respon sistemik terhadap permasalahan ma, selanjutnya ditetapkan menjadi salah satu
perlindungan anak termasuk memberi penekan- rintisan KRA dari 46 wilayah yang tersebar di
an pada upaya pencegahan. Program diharap- 45 kelurahan di Yogyakarta.
kan dapat memberikan dampak lebih berkesi- Kampung ramah anak merupakan perwu-
nambungan terhadap upaya melindungi proses judan kebijakan KLA ditingkat kelurahan se-
tumbuh kembang anak menuju kematangan, hingga dalam prakteknya di masyarakat lebih
sebagai respon perlindungan khusus terhadap terkenal dengan sebutan kampung ramah anak
anak. PKSA juga memberi perhatian dan pengu- (KRA). KRA adalah pembangunan kelurahan
atan terhadap kemampuan keluarga dan masya- yang menyatukan komitmen dan sumberdaya
rakat yang menjadi konteks terpenting kehidup- pemerintah kelurahan dengan melibatkan ma-
an, perlindungan, dan pembangunan pribadi syarakat, dunia usaha dalam rangka mempro-
anak (Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, mosikan, melindungi, memenuhi dan meng-
2011). hargai hak-hak anak yang direncanakan secara
Kedua program dimaksud mempunyai ke- sadar dan berkelanjutan (Peraturan Meneg.
samaan yaitu sama-sama mengupayakan ter- PPPA No 14 Tahun 2010). Badran merupakan
penuhinya hak anak sehingga anak dapat ter- daerah ujicoba pelaksanaan KLA di Yogyakarta
hindar dari keterlantaran, perlakuan salah, tin- dan dianggap berhasil sehingga mendorong di-
dak kekerasan, dan diskriminatif. Pencapaian lakukan penelitian ini. Pertanyaan penelitian
kedua program dimaksud bertujuan agar anak yang diajukan adalah bagaimana pelaksanaan

167
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

kampung ramah anak di Kampung Badran Yog- langsung dengan salah satu sungai besar yang
yakarta? Apakah faktor pendukung dan peng- melintas di Yogyakarta, yakni Sungai Winongo.
hambat pelaksanaan kampung ramah anak di Kampung Badran pada era tahun 1970 hingga
Kampung Badran Yogyakarta? 1980 oleh masyarakat Yogyakarta dikenal se-
bagai kampung preman atau gali. Stigma bu-
B. Penggunaan Metode Penelitian ruk tersebut melekat pada Kampung Badran
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif sebagai ‘kampung hitam’, keberadaan preman,
kualitatif yakni bertujuan menjelaskan pelak- anak jalanan, anak putus sekolah di lingkungan
sanaan kampung ramah anak. Pemilihan lokasi kumuh dengan segala ketidakteraturan men-
penelitian ditentukan secara purposive, yaitu jadikan wilayah tersebut terlihat sangar dan
kota/kabupaten yang telah ditetapkan sebagai sering memicu terjadinya masalah sosial. Kon-
KLA yang dikembangkan Kementerian PPPA disi sosial masyarakat terkesan sangat negatif,
dan dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan fenomena anak-anak dan orang tua yang suka
Masyarakat dan Perempuan. Dipilih Kampung mabuk-mabukan, judi, memalak, dan perilaku
Badran sebagai lokasi penelitian atas dasar kekerasan, serta anak yang terpaksa menikah
Kampung Badran sebagai ujicoba pertama pem- dini banyak terjadi. Stigma buruk sebagai kam-
bentukan kampung ramah anak di Yogyakarta pung preman membawa beban yang cukup be-
dan dinilai berhasil. Sampai saat ini kampung rat bagi warga terutama beban psikologis bagi
Badran dipakai sebagai ajang studi banding anak dan orang dewasa yang berperilaku baik
daerah lain dalam rangka pembentukan kam- di Badran. Keberadaan anak berhadapan de-
pung ramah anak. ngan hukum (ABH), anak berkebutuhan khusus
Subjek penelitian adalah orang yang terlibat (ABK), anak terlantar, anak putus sekolah, anak
secara langsung dalam pelaksanaan kampung korban kekerasan, anak dengan kondisi kese-
ramah anak, terdiri dari aparat pemerintah, hatan rendah, serta belum terpenuhinya hak si-
gugus tugas dan masyarakat. Objek penelitian pil terutama kepemilikan akte kelahiran kurang
adalah pelaksanaan kampung ramah anak me- mendapat perhatian dari pemerintah setempat
liputi indikator hak sipil dan kebebasan, ling- dan masyarakat.
kungan keluarga dan pengasuhan alternatif, hak Stigma buruk yang lekat di Kampung Ba-
kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, dran lambat laun menumbuhkan kesadaran
perlindungan khusus, komitmen wilayah, sa- sebagian orang untuk mengubah stigma buruk
rana dan prasarana, serta faktor pendukung tersebut sehingga mendorong masyarakat mulai
dan penghambat. Pengumpulan data dengan berbenah. Berbagai gagasan mulai dilontarkan
wawancara mendalam menggunakan panduan sebagai upaya agar anak jalanan di Kampung
wawancara dan observasi secara bebas. Data Badran diberdayakan secara positif. Sekitar
yang terkumpul dianalisis secara deskriptif de- tahun 2000, dilakukan upaya memberdayakan
ngan memaknai hasil wawancara dan observa- anak jalanan melalui wadah pusat kegiatan be-
si, memverifikasi dan menyimpulkan, sehingga lajar masyarakat (PKBM). PKBM bertujuan
menggambarkan objek penelitian yakni imple- anak jalanan tidak kembali ke jalan, mendapat
mentasi kampung ramah anak di Badran. keterampilan dan pendidikan yang memadai,
sehingga masa depan mereka diharapkan
C. Pemenuhan Hak Anak dalam Implemen- menjadi lebih baik. Kegiatan PKBM semakin
tasi Kampung Ramah Anak di Badran berkembang hingga mempunyai taman bacaan
Badran sebagai Kota Ujicoba Kampung Ra- atau perpustakaan, memberikan bimbingan be-
mah Anak lajar untuk anak SD dengan biaya murah bah-
Badran merupakan salah satu kampung yang kan gratis, dan memberikan pengajaran kepada
terletak disisi barat kota Yogyakarta, berbatasan masyarakat sekitar yang masih buta huruf. Ter-

168
Implementasi Program Kampung Ramah Anak: ............................ (Chatarina Rusmiyati dan Eny Hikmawati)

bentuknya PKBM menjadi momentum peruba- musyawarah warga untuk membentuk sebuah
han menuju Badran yang lebih baik. wadah yang berfungsi sebagai upaya perlin-
Keberadaan Kampung Badran menunjuk- dungan anak dengan melibatkan anak secara
kan situasi dan kondisi yang jauh berbeda. Kon- langsung. Melalui musyawarah bersama bebera-
disi tersebut dapat dilihat ketika masuk gapura pa tokoh masyarakat dan berdasar kesepakatan
RW 11, terpampang papan nama menuju Ru- seluruh warga membentuk perkumpulan yang
mah Srikandi yang berada di Kampung Badran, diberi nama Forum Kampung Ramah Anak
Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis Yogya- Badran RW 11 pada tahun 2011. Anggota forum
karta. Memasuki kampung yang berpenduduk adalah anak usia SD kelas empat hingga lulus
sekitar 1.211 jiwa tersebut, kita akan menjum- SMA. Forum anak secara perlahan melakukan
pai Rumah Srikandi yang oleh warga setempat berbagai macam kegiatan seperti kampanye
dijadikan sebagai pusat komunitas dan kegiat- kampung sehat dan bersih, serta pemberdayaan
an kesehatan, pendidikan, serta pemberdayaan potensi anak melalui kegiatan olah raga seperti
ekonomi. Melalui Rumah Srikandi, warga Bad- tenis meja, sepak bola, dan bola volley.Upaya
ran sedikit demi sedikit berubah menjadi kam- mendukung perwujudan kampung ramah anak
pung yang produktif, aktif, dan berkesan positif dilakukan dengan penataan kawasan yang di-
dengan memaksimalkan potensi yang ada. Ru- fokuskan pada lingkungan bantaran Sungai
mah Srikandi mengaktifkan program posyandu Winongo serta dibangun sebuah kolam renang
dan layanan pendidikan anak usia dini atau dan sarana bermain anak yang bersifat umum.
PAUD yang sangat berguna bagi anak dan ibu,
sekaligus sebagai penyiapan generasi penerus Hak Anak dalam Implementasi Kampung
yang berkualitas. Ramah Anak
Program Rumah Srikandi adalah salah satu Terbentuknya Forum Kampung Ramah
bentuk komitmen PT. Sari Husada melalui Anak Badran menjadi jawaban positif bagi war-
Corporate Social Responsibility (CSR) yang ga Kampung Badran termasuk generasi muda.
peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan Forum dapat menumbuhkan rasa bangga dan
masyarakat, terutama masalah gizi buruk, de- percaya diri menjadi anak Badran. Kampung ra-
ngan memperbaiki kualitas kesehatan ibu hamil mah anak Badran dilaunching pada tanggal 22
dan balita. Rumah Srikandi didirikan pada bu- Juli 2011 oleh Wali Kota Yogyakarta dan pada
lan Desember 2009, dalam perkembangannya 16 Agustus 2011 dibentuk Forum Kampung
Rumah Srikandi mampu menciptakan kader Ramah Anak Badran. Indikator kinerja KRA
PAUD yang awalnya hanya dua sampai tiga mencakup lima kluster meliputi pertama hak
orang bertambah menjadi 16 orang. Kegiatan sipil dan kebebasan, kedua lingkungan keluarga
PAUD diikuti oleh sekitar 60 anak usia dini, dan dan pengasuhan alternatif, ketiga hak kesehatan
dilaksanakan seminggu tiga kali. Dalam bidang dasar dan kesejahteraan, keempat pendidikan,
kesehatan, kegiatan Posyandu dilaksanakan se- pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni
cara teratur dalam program Sadar Gizi dan Ba- budaya, dan kelima hak perlindungan khusus.
lita (Sagita). Kegiatan penimbangan balita dan (Permeneg PPPA Nomor 14 Tahun 2010).
edukasi tentang nutrisi dan gizi seimbang yang Berdasarkan kebijakan pemerintah kota
harus dikonsumsi anak, dilakukan secara rutin Yogyakarta ada penambahan indikator komit-
sebulan sekali. men wilayah dan keberadaan sarana prasarana.
Menyandang stigma buruk sebagai kam- Komitmen wilayah penting sebagai bentuk
pung preman menjadi beban sehingga membuat penguatan terhadap program yang melibatkan
warga masyarakat melakukan sebuah perubah- pemerintah setempat dan masyarakat, sebagai
an positif. Adanya dorongan dari tokoh pemer- indikator pertama. Demikian juga keberadaan
hati anak di Yogyakarta, maka diselenggarakan sarana prasarana sebagai infrastruktur pen-

169
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

dukung pelaksanaan KRA sehingga indikator liki akta kelahiran. Selain akte kelahiran, anak
KRA di DIY menjadi tujuh. Ketujuh indikator juga memiliki kartu identitas anak (KIA).
tersebut menjadi parameter keberhasilan pe- Dalam rangka pemenuhan hak sipil dan ke-
nyelenggaraan KRA. bebasan yaitu dimilikinya akta kelahiran dan
Indikator komitmen wilayah. Dikeluar- kartu identitas anak, juga memberikan kebe-
kannya Surat Keputusan Lurah Bumijo terkait basan pada anak untuk mengeluarkan pendapat
pembentukan Forum Anak Badran pada tahun melalui forum anak. Forum Anak Kampung
2011 sebagai bentuk komitmen wilayah beru- Badran dibentuk pada tanggal 16 Agustus 2011
pa dukungan dan pengukuhan dari pemerin- dengan nama Patriot. Keberadaan forum anak
tah setempat terhadap keberadaan forum anak. Badran secara yuridis telah mempunyai kekuat-
Sebelum dilaksanakan KRA di Kampung Ba- an hukum, sebagai sebuah organisasi yang me-
dran secara formal tidak ada organisasi atau fo- rupakan wahana berkumpul, beraktivitas, dan
rum anak yang memiliki legalitas. Anak tidak mengeluarkan pendapat secara bebas namun
memiliki wadah untuk menyalurkan kegiatan tetap terarah. Forum anak Patriot Kampung
ataupun menyampaikan pendapat secara be- Badran telah memiliki SK Lurah, ada anggota,
bas dan terarah. Bentuk komitmen lain adalah kepengurusan, sekretariat, dan program yang
keterlibatan para kader untuk pemenuhan hak jelas. Anak diberi kebebasan, keinginan untuk
anak yaitu keberadaan kader posyandu, PAUD, berorganisasi, dan berkumpul secara damai.
BKB, pekerja sosial masyarakat, pendamping Anak dilibatkan dalam forum pra musrenbang
ibu hamil, gugus tugas, remaja masjid, kelom- tingkat RW, anak diberi kesempatan untuk me-
pok kesenian, dan kelompok olah raga, serta nyampaikan pendapat terkait kepentingan ter-
tokoh masyarakat setempat. Jumlah kader baik bagi anak sehingga suara anak didengar.
yang terlibat dalam pemenuhan hak anak Penyampaian pendapat anak baik yang me-
mencapai 40 orang. Dukungan dana swadaya nyangkut keinginan maupun kebutuhan dide-
masyarakat dialokasikan untuk pemenuhan ngar oleh pemangku kepentingan. Setiap anak
hak anak berupa sumbangan masyarakat untuk berhak menyatakan dan didengar pendapatnya,
mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, menerima, mencari, dan memberikan informasi
pemenuhan menu tambahan gizi balita, ta- sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya
man bacaan dan TPA. Hal ini menunjukkan demi pengembangan diri sesuai dengan nilai-
indikator komitmen wilayah telah terpenuhi. nilai kesusilaan dan kepatutan melalui forum
Indikator hak sipil dan kebebasan. Anak pra musrenbang ataupun musrenbang.
berhak mendapatkan nama, identitas dan ke- Keterlibatan anak SD kelas empat hingga
warganegaraan yang jelas. Melalui kampung lulus SMA dalam forum pra musrenbang seba-
ramah anak diupayakan pemenuhan hak atas gai ajang pembelajaran bagi anak berani me-
identitas anak, sehingga dapat dipastikan bah- nyampaikan pendapat, jujur, saling menghar-
wa seluruh anak telah tercatat dan memiliki ku- gai, menghormati, belajar diskusi, dan mencari
tipan akta kelahiran. Sebelum ada KRA orang solusi untuk pemecahan masalah terutama me-
tua kurang mengerti arti pentingnya kepemilik- nyangkut permasalahan anak. Melalui forum,
an akta kelahiran, sehingga mereka lalai me- anak dilatih bekerja secara kelompok sehingga
ngurus akta kelahiran anak. Namun setelah ada mereka belajar menjadi pemimpin dan anggota
sosialisasi KRA, orang tua mengerti manfaat yang baik. Hal ini mengandung makna bahwa
akta kelahiran dan memiliki kesadaran mengu- ketika seorang anak menjadi pemimpin harus
rus akta kelahiran anak. Kondisi di lapangan menjadi pemimpin yang baik, atau sebaliknya
menunjukkan, setelah ada KRA terbukti seba- ketika menjadi anggota juga harus menjadi
nyak 94,5 persen anak di Badran sudah memi- anggota yang baik. Hasil musrembang tingkat
RW selanjutnya dibawa ke tingkat kelurahan.

170
Implementasi Program Kampung Ramah Anak: ............................ (Chatarina Rusmiyati dan Eny Hikmawati)

Hal tersebut dibenarkan oleh informan karena daya, nilai keagamaan dan moral, serta keter-
ada jaminan disediakan ruang bagi anak untuk ampilan sederhana. Pengasuhan anak di ling-
dapat mengeluarkan pendapat atau berekspresi kungan keluarga dan pengasuhan alternatif,
secara bebas sesuai keinginan. Kendala yang diperlukan dukungan sebagai upaya terwujud-
dihadapi, anak masih merasa sungkan menge- nya kesejahteraan anak, yaitu memastikan anak
luarkan pendapat dihadapan orang tua. tetap dalam kondisi sejahtera atau tidak terlan-
Selain forum anak Patriot Badran, juga ter- tar meskipun orang tua tidak mampu atau ber-
dapat kelompok anak yang peduli pada keseha- cerai. Pada prinsipnya anak tidak boleh dipisah-
tan remaja yang diberi nama Pusat Informasi kan dari orang tua kecuali pemisahan tersebut
Kesehatan Remaja (PIKR). Fokus kegiatan untuk kepentingan terbaik bagi anak.
PIKR di bidang kesehatan reproduksi remaja Indikator lingkungan keluarga dan pe-
merupakan kegiatan pendampingan dari Kan- ngasuhan alternatif. Di Kampung Badran
tor Keluarga Berencana Kota Yogyakarta. Se- implementasi hak anak terkait lingkungan kelu-
lain itu juga dibentuk organisasi Muda Mudi arga dan pengasuhan alternatif dideskripsikan
Badran (Mudiba) pada tahun 2014, dengan sebagai berikut. Jumlah keluarga yang ikut me-
kegiatan mengadakan kemah remaja, melak- nangani atau membantu mendampingi anak dari
sanakan kegiatan peringatan HUT Kemerde- keluarga miskin kurang dari 25 persen. Jumlah
kaan Republik Indonesia dan dipercaya terlibat keluarga yang ikut menangani atau membantu
langsung dikepanitiaan pemilihan kepala RW mendampingi anak yatim piatu terlantar ada
periode tahun 2014. lima sampai tujuh orang. Jumlah keluarga yang
Hak sipil dan kebebasan yang berhubungan ikut membantu mendampingi anak berhadapan
ketersediaan fasilitas informasi, di Kampung hukum ada lima sampai tujuh orang. Jumlah ke-
Badran telah tersedia fasilitas informasi untuk luarga yang ikut membantu mendampingi anak
anak berupa majalah dinding, taman bacaan berkebutuhan khusus (ABK) di bidang pen-
dan perpustakaan menyediakan buku bacaan didikan dan kesehatan ada lima sampai tujuh
untuk anak. Penyediaan sarana tersebut meru- orang. Jumlah anak yang menikah di usia dini
pakan pemenuhan hak anak atas informasi yang (di bawah 18 tahun) ada empat anak. Menurut
layak, sekaligus sebagai fasilitas dan sarana informasi Ketua RW, semenjak kampung ramah
yang memungkinkan anak mengakses layanan anak diimplementasikan, kasus pernikahan dini
informasi secara gratis. Keberadaan perpusta- dan hamil di luar nikah menjadi berkurang.
kaan anak merupakan sarana pengembangan Ketersediaan data dimaksud akan memu-
diri dan meningkatkan kecerdasan anak menuju dahkan perlindungan dan pendampingan ter-
generasi penerus yang berkualitas. hadap mereka sehingga hak anak terpenuhi.
Orang tua sebagai pengasuh utama per- Di Badran jumlah keluarga yang mendampingi
lu diberikan penguatan kapasitas agar dapat anak bermasalah sebanyak 25 persen. Konsep
melaksanakan peran dan fungsinya untuk me- kabupaten/kota layak anak adalah suatu kota/
menuhi tanggung jawab dalam pengasuhan dan kabupaten yang memiliki semangat untuk
tumbuh kembang anak. Penguatan kapasitas memberikan perlindungan terhadap anak se-
meliputi pelatihan, bimbingan, dan konsultasi bagai kegiatan untuk menjamin perlindungan
bagi orang tua, penyediaan informasi dan fasili- anak dan hak-haknya. Hal utama dan penting
tas terkait pemenuhan hak anak. Peran orang- keberadaan kota/kabupaten layak anak adalah
tua sangat penting dalam optimalisasi tumbuh bagaimana pemerintah, aparat penegak hu-
kembang anak untuk membangun karakter anak kum dan seluruh jajaran termasuk masyarakat
sejak usia dini (Permono, 2013). membantu menyelesaikan masalah anak. Oleh
Pendidikan dalam keluarga berperan dalam karena itu upaya penyelesaian masalah anak
mengembangkan watak, kepribadian, nilai bu-

171
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

harus dilakukan demi kebutuhan dan hak ter- persen. Sebagian besar balita telah mendapat
baik anak. ASI eksklusif atau mencapai 80-100 persen.
Keberadaan kampung ramah anak mem- Kesadaran orang tua untuk memenuhi hak
beri penyadaran kepada para orang tua dan anak atas kebutuhan dasar kesehatan ditunjuk-
masyarakat sehingga mereka mau melakukan kan dengan jumlah kunjungan bayi dan balita
upaya perlindungan terhadap anak, seperti ke- ke posyandu setiap bulan, yaitu mencapai 50-
terlibatan keluarga dalam membantu menangani 79 persen. Untuk mencegah kematian ibu mela-
anak terlantar, mendampingi ABK dan ABH. hirkan, ibu hamil melakukan kunjungan ke
Orang tua menyadari risiko yang dihadapi anak posyandu ataupun ke pelayanan kesehatan. Ke-
apabila terjadi pernikahan dini sehingga mere- tika melahirkan mereka memanfatkan layanan
ka dapat melakukan pencegahan terjadinya kesehatan di puskesmas ataupun bidan setem-
perkawinan pada usia anak, sebagai perwujud- pat. Jumlah kunjungan ibu hamil ke posyandu
an kewajiban dan tanggung jawab orang tua ataupun ke pelayanan kesehatan mencapai 80-
sesuai amanat Undang Undang Perlindungan 100 persen. Kesadaran orang tua pasangan usia
Anak dan Undang Undang Perkawinan. Kesa- subur (PUS) dalam kepesertaan program KB
daran masyarakat dan orang tua dibangun mela- aktif mencapai 80-100 persen.
lui kegiatan sosialisasi dan pendampingan. Berkait dengan akses pelayanan dasar kese-
Indikator kesehatan dasar dan kesejah- hatan di Badran telah memiliki Puskesmas yang
teraan. Hak kesehatan dasar dan kesejahteraan mudah dijangkau dan posyandu yang diseleng-
antara lain memastikan bahwa anak penyandang garakan oleh warga secara swadaya. Akses pe-
cacat mendapatkan akses layanan publik yang layanan kesehatan dasar bagi anak dibuktikan
menjamin kesehatan dan kesejahteraannya. dengan kepemilikan jaminan sosial kesehatan.
Tersedianya layanan kesehatan untuk memas- Sebagian besar anak diketahui telah memiliki
tikan bahwa setiap anak berhak mendapatkan jaminan sosial yakni ada 80-100 persen.
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan Pelaksanaan hak kesehatan dasar dan kese-
terintegrasi, termasuk jaminan sosial kesehatan jahteraan di Kampung Badran menunjukkan
yaitu memastikan setiap anak mendapat akses hasil yang cukup baik. Sebelum ada KRA masih
jaminan sosial dan fasilitas kesehatan, misal- terdapat angka kematian bayi dan balita sedang-
nya jaminan sosial nasional melalui BPJS kese- kan status gizi kurang lebih dari lima anak. Se-
hatan ataupun Jamkesda. Hak kesehatan dasar telah ada KRA cenderung tidak dijumpai ada-
dan kesejahteraan juga termasuk terpenuhinya nya kematian bayi, balita dan ibu melahirkan.
standar hidup yakni memastikan anak dapat Namun demikian masih terdapat jumlah bali-
mencapai standar hidup meliputi fisik, mental, ta dengan status gizi kurang yakni dua anak,
spiritual, moral, dan sosial, menuju penurunan jumlah balita dengan status obesitas dua anak.
angka kematian anak, meningkatkan usia harap- Jumlah kunjungan anak balita dan ibu hamil ke
an hidup, standar gizi, kesehatan, pendidikan, fasilitas kesehatan dan posyandu menunjukkan
dan standar lingkungan. bahwa masyarakat Badran telah sadar kese-
Orang tua dan keluarga bertanggung jawab hatan dan telah mengupayakan hak kesehatan
menjaga kesehatan dan merawat anak sejak da- dasar dan kesejahteraan anak.
lam kandungan. Untuk menjaga kesehatan anak Pembinaan kesehatan untuk remaja telah
balita secara rutin telah dilaksanakan kegiatan dilaksanakan penyuluhan tentang pentingnya
posyandu setiap bulan, selain pemberian maka- kesehatan dan reproduksi, terutama menyang-
nan tambahan, juga diberi imunisasi untuk anak kut kehamilan tidak diinginkan (KTD). Selain
balita secara lengkap, meliputi BCG, DPT, po- masalah kesehatan dan reproduksi juga telah di-
lio, hepatitis dan campak. Jumlah balita yang lakukan penyuluhan tentang NAPZA dan HIV-
telah mendapatkan imunisasi mencapai 80-100 AIDS. NAPZA menjadi musuh yang mengan-

172
Implementasi Program Kampung Ramah Anak: ............................ (Chatarina Rusmiyati dan Eny Hikmawati)

cam keselamatan bangsa karena dapat merusak berperan membina serta mengembangkan ke-
generasi penerus. Dampak negatif penyalah- terampilan hidup, bersosialisasi yang baik untuk
gunaan NAPZA tidak hanya berimbas pada si menghadapi situasi tertentu. PKBM merupakan
pemakai tetapi berdampak terjadinya kejahatan salah satu tempat belajar anak terutama untuk
yang dipicu akibat penggunaan NAPZA, yaitu anak-anak yang tidak menempuh pendidikan
terjadi kriminalitas seperti pencurian, kekeras- formal. Keberadaan PKBM merupakan salah
an, perkosaan, penculikan, dan kecelakaan lalu satu upaya mewujudkan pemenuhan hak pen-
lintas yang membahayakan orang lain. Penge- didikan. Selain PKBM, pemenuhan kebutuhan
tahuan tentang penyalahgunaan NAPZA pen- hak anak dalam bidang pendidikan di Kampung
ting diketahui bagi setiap orang khususnya para Badran ada komunitas belajar anak, seperti Ta-
remaja, demikian juga informasi mengenai man Pendidikan Al Quran (TPA), Sanggar Tari,
HIV-AIDS yang benar, sehingga dapat mence- dan taman bacaan masyarakat.
gah penyalahgunaan NAPZA dan menghindari Pemenuhan kebutuhan hak pendidikan, pe-
resiko tertular HIV-AIDS. manfaatan waktu luang dan seni budaya juga
Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan, dilakukan melalui wahana pendidikan anak usia
kebersihan lingkungan, dan kesejahteraan se- dini (PAUD). PAUD sangat penting dilakukan
bagian besar keluarga telah memiliki sarana mengingat pada usia ini merupakan usia emas
untuk mandi, cuci dan kakus (MCK) serta akses bagi tumbuh kembang anak, terutama perkem-
air bersih. Akses sumber air bersih di Kampung bangan kecerdasan intelektual. Upaya mencer-
Badran telah dikelola dengan baik melalui daskan anak harus dilakukan sedini mung-
sistem Pamswakarsa dan diberi nama ‘Banyu kin, agar anak dapat tumbuh dan berkembang
Bening Winongo’ (B2W) menjadi sumber menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas.
pemenuhan kebutuhan air bersih bagi 40 ke- Upaya yang dapat dilakukan mencakup stimu-
luarga. Selain itu, keluarga sudah dibudayakan lasi intelektual, pemeliharaan kesehatan, pem-
mengelola limbah rumah tangga baik melalui berian nutrisi dan penyediaan kesempatan yang
sistem komposter maupun bank sampah. seluas-luasnya untuk mengeksplorasi potensi
Untuk menjaga kebersihan lingkungan dan yang dimiliki dan belajar secara aktif sambil
kesehatan masyarakat dari polusi asap rokok, bermain (Surya, 2003).
ada kawasan bebas asap rokok, terutama di Kegiatan PAUD di Kampung Badran mulai
lingkungan sekolah, tempat ibadah dan fasili- dilaksanakan sejak tahun 2006 yang diikuti oleh
tas umum lain. Mengembangkan kawasan be- anak usia dua sampai empat tahun sejumlah 50
bas rokok, penting dilakukan untuk melindungi anak. Kegiatan PAUD meliputi menyanyi, me-
masyarakat terutama anak-anak dari bahaya nari, menggambar, mewarnai, menempel dan
asap rokok. Kampung ramah anak sudah me- berlatih peran dengan tujuan melatih kebera-
rintis kawasan bebas asap rokok sebagai bentuk nian, bersosialisasi dan merangsang motorik
pemenuhan hak atas kesehatan dasar dan kese- anak. Menurut teori tumbuh kembang anak,
jahteraan anak. Lingkungan bebas asap rokok kegiatan PAUD merupakan cara belajar anak
dimulai dari rumah tangga yang bertujuan agar mengenal lingkungan sekitar, mengembangkan
anak terhindar dari bahaya asap rokok, serta da- kemampuan bersosialisasi, mengasah nalar dan
pat tumbuh kembang secara optimal dan sehat. rasa, juga mengembangkan keterampilan fisik
Indikator pendidikan, pemanfatan waktu melalui metode bermain (Surya, 2003). Dalam
luang dan seni budaya. Pemenuhan hak pen- perkembangannya, PAUD di Kampung Badran
didikan, keberadaan PKBM di Badran mempu- mendapat dukungan dari PT. Sari Husada un-
nyai arti penting dalam pemenuhan kebutuhan tuk menciptakan kader-kader PAUD agar bisa
anak terutama menyangkut aspek pendidikan. memberikan bimbingan, asuhan kepada anak
PKBM berfungsi sebagai tempat belajar dan usia dini.

173
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

Indikator perlindungan khusus. Anak pendampingan yang dilakukan secara konti-


sebagai potensi generasi penerus bangsa, per- nyu baik melalui forum anak, Mudiba, PIKR,
lu dilindungi dan dipenuhi haknya agar dapat penyuluhan, advokasi dan konsultasi mampu
hidup, tumbuh dan berkembang dalam suatu mengubah perilaku kebiasaan merokok. Pem-
lingkungan yang layak. Perlindungan anak binaan dan pendampingan diwujudkan dengan
diberikan untuk menghindari, mencegah, mela- kegiatan olah raga, kemah bersama, seni dan
wan segala bentuk tindak kekerasan, pelecehan, budaya untuk mengisi waktu luang.
eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran. Seiring berjalannya kampung ramah anak,
Dalam kondisi dan situasi tertentu anak me- di Kampung Badran tidak ditemukan anak
merlukan perlindungan khusus. Perlindungan yang mengkonsumsi minuman beralkohol dan
khusus adalah perlindungan yang diberikan ke- pengguna NAPZA. Terkait kasus kekerasan
pada anak dalam situasi darurat. Situasi darurat terhadap anak di lingkungan/keluarga sudah ja-
meliputi anak yang berkonflik dengan hukum, rang ditemui. Informan Ketua RW menuturkan,
anak dari kelompok minoritas, anak yang dieks- setelah menyandang kampung ramah anak, ka-
ploitasi secara ekonomi dan seksual, anak yang sus kekerasan terhadap anak memang jarang
diperdagangkan, anak yang menjadi korban dijumpai, karena ada kesadaran para orang tua
NAPZA, anak korban penculikan, penjualan, untuk memperlakukan anak dengan baik sesuai
perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik haknya, sebagai dampak positif dari adanya pe-
dan atau mental, anak yang menyandang cacat nyuluhan tentang Undang Undang Perlindung-
(difabel), serta anak korban perlakuan salah dan an Anak. Adanya plangisasi di tempat-tempat
penelantaran. strategis mengenai hak-hak anak dan larangan
Hak perlindungan khusus dalam penye- melakukan kekerasan pada anak sebagai peng-
lenggaraan kampung ramah anak dapat diketa- ingat bagi orang tua dan masyarakat.
hui dari indikator jumlah anak yang merokok, Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa
jumlah anak yang minum minuman beralkohol, telah terjadi perubahan sikap dan perilaku war-
jumlah anak yang menggunakan NAPZA, dan ga masyarakat baik kalangan anak, orang tua,
jumlah kasus kekerasan anak di lingkungan/ke- tokoh masyarakat dan pemerintah dari lingkup
luarga. Perlindungan khusus dilakukan dalam RT, RW, dan kelurahan. Sebelum ada KRA
bentuk pendampingan dan pelayanan yang baik masyarakat cenderung bersikap dan berperilaku
agar mereka tidak diperlakukan diskriminatif negatif seperti mabuk-mabukan, judi, berkela-
dan mendapat stigma. hi, memalak, dan hidup di jalanan, setelah ada
Dari indikator tersebut diperoleh informasi KRA berubah menjadi bersikap dan berperilaku
jumlah anak yang merokok mengalami penu- positif sehingga menciptakan kondisi aman.
runan. Menurut informan, ketika Badran belum Sikap dan perilaku tersebut dapat mengubah
ada kegiatan kampung ramah anak sebagian stigma Kampung Badran yang awalnya sebagai
besar orang termasuk remaja gemar merokok, kampung hitam menjadi kampung ramah anak.
namun setelah ada kegiatan kampung ramah Terbukti banyak kunjungan dari luar daerah un-
anak jumlah orang merokok terutama remaja tuk melakukan studi banding terkait penyeleng-
dan anak mengalami penurunan yaitu kurang garaan kampung ramah anak.
dari tiga orang. Menurunnya jumlah perokok Indikator keberadaan sarana prasarana.
karena mereka telah memperoleh penyuluhan Terkait perwujudan sarana prasarana kampung
terkait bahaya merokok dan menghirup asap ramah anak dapat dilihat dari indikator adanya
rokok. tempat bermain (ruang publik) bagi anak yang
Di Badran ada penerapan kawasan bebas aman dan nyaman, terdapat rambu-rambu,
asap rokok terutama di sekolah, tempat iba- spanduk, dan plangisasi tentang promosi hak-
dah dan ruang publik tertentu. Pembinaan dan hak anak, jalur evakuasi apabila terjadi bencana

174
Implementasi Program Kampung Ramah Anak: ............................ (Chatarina Rusmiyati dan Eny Hikmawati)

alam, berfungsinya fasilitas umum yang aman dan berkesinambungan, sehingga mempercepat
dan ramah anak, serta berfungsinya fasilitas tercapainya kesejahteraan anak.
MCK umum yang ramah serta terpisah antara Pelaksanaan kampung ramah anak di Ba-
laki-laki dan perempuan. Keberadaan kampung dran membawa dampak positif, antara lain
ramah anak Badran sepintas bisa diketahui dari ditunjukkan dengan terciptanya lingkungan
adanya tulisan yang tertera di gapura masuk yang bersih, sehat, aman dan nyaman. Anak
RW 11 Kampung Badran, dan papan nama yang cenderung dalam kondisi sehat, tumbuh dan
berisi promosi tentang hak-hak anak. Di bebe- berkembang, mampu bersosialisasi, berkreasi,
rapa sudut kampung dan jalan yang sering di- berani menyampaikan pendapat, dan mempu-
lalui warga telah dipasang papan nama, rambu, nyai kegiatan positif. Terjadi perubahan sikap
dan plangisasi tentang promosi hak anak, yang dan perilaku pada anak, yang semula hidupnya
setiap saat bisa dibaca oleh warga masyarakat. tidak terarah menjadi hidup normatif. Orang tua,
Plangisasi bertujuan memberikan edukasi ke- keluarga dan masyarakat yang semula kurang
pada orangtua dan anak, serta mengingatkan peduli menjadi lebih peduli dan memperlaku-
kepada warga khususnya para orang tua agar kan anak dengan lebih baik atau secara wajar.
memenuhi hak anak dengan baik. Selain itu Hilangnya stigma negatif terhadap Kampung
dengan adanya plangisasi dapat memberikan in- Badran yang semula dicitrakan sebagai kam-
formasi dan promosi kepada masyarakat terkait pung preman berubah menjadi kampung yang
keberadaan kampung ramah anak Badran. bercitra baik, dalam arti kehidupan dan perilaku
Pelaksanaan kampung ramah anak menjadi masyarakat berjalan normatif.
hal yang strategis mengingat anak adalah aset
bangsa yang akan meneruskan cita-cita per- Faktor Pendukung dan Penghambat Pelak-
juangan bangsa di masa mendatang. Dalam ling- sanaan Kampung Ramah Anak
kup kecil anak sebagai tumpuan harapan kelu- Komitmen dari pemerintah setempat de-
arga, oleh karena itu pembinaan terhadap anak ngan dikeluarkannya SK Lurah tentang pem-
harus dilakukan sejak dini dalam masa tumbuh bentukan Forum Anak Badran. Keterlibatan
kembang bahkan sejak anak dalam kandung- anak secara langsung dalam forum anak dan pe-
an. Melalui kampung ramah anak diciptakan rubahan sikap masyarakat Badran merupakan
suatu kondisi yang memungkinkan terpenuhi faktor pendukung utama berjalannya penye-
hak anak dan mengoptimalkan potensi tumbuh lenggarakan kampung ramah anak di Badran.
kembang untuk menciptakan generasi penerus Dukungan pemerintah melalui KPMP Kota
yang berkualitas. Yogyakarta dalam wujud bantuan uang senilai
Secara umum pelaksanaan kampung ramah Rp. 20 juta untuk pembentukan kampung ramah
anak efektif sebagai upaya perlindungan anak. anak dan Rp. 10 juta untuk tahap pengembang-
Dalam arti tujuan penyelenggaraan kampung an. Pendampingan secara terus menerus dari
ramah anak telah tercapai meskipun belum op- KPMP, bimbingan dan motivasi dari para pe-
timal. Optimalisasi penyelenggaraan kampung merhati anak, melalui pertemuan forum anak,
ramah anak dilakukan melalui peningkatan kegiatan seni dan budaya.
komitmen dari seluruh elemen masyarakat mulai Kepedulian dunia usaha melalui CSR
dari tingkat keluarga, lingkungan masyarakat, khususnya dari PT Sari Husada yang mem-
dan pemerintah. Memberikan edukasi kepada berikan dana untuk modal usaha simpan pinjam
masyarakat melalui komunikasi informasi yang dan peningkatan kapasitas kader. Keterlibatan
baik dan mudah diterima masyarakat, serta pen- LSPPA, BKKBN, dan Institut Seni Indonesia
dampingan. Dalam penyelenggaraan kampung (ISI) yang selalu mendampingi, memberikan
ramah anak diperlukan keterpaduan program dorongan, edukasi kepada masyarakat teru-
pembangunan anak, terkoordinasi, terencana tama kelompok anak dan remaja. Kesemuanya

175
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

merupakan faktor pendukung pelaksanaan dan jejaring perlindungan anak disetiap kemente-
keberhasilan kampung ramah anak Badran. rian dan lembaga, serta peningkatan alokasi
Hambatan dalam pelaksanaan kampung ra- anggaran bagi perlindungan anak. Peningkatan
mah anak adalah masih ada warga masyarakat komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam
yang terkadang kurang mendukung pelaksana- rangka perubahan paradigma dan perilaku yang
an suatu kegiatan tertentu. Hal tersebut karena tidak ramah anak menjadi ramah anak. Pening-
adanya kepentingan yang tidak sejalan dengan katan kapasitas sumber daya manusia pelak-
kegiatan yang direncanakan ataupun sedang di- sana kampung ramah anak. Pemantapan sistem
laksanakan. data dan perlindungan anak, serta harmonisasi
peraturan perundang-undangan dan kebijakan
D. Penutup perlindungan anak dari tingkat pusat, provinsi,
Kesimpulan: Penyelenggaraan kampung kabupaten/kota, dan desa/kelurahan di seluruh
ramah anak di Badran tidak terlepas dari per- Indonesia.
juangan dan peran aktif tokoh masyarakat Terwujudnya desa/kelurahan layak anak
Badran, para pemerhati anak baik tingkat kota akan memberikan kontribusi bagi terwujud-
maupun provinsi, KPMP Kota Yogyakarta, dan nya kabupaten/kota layak anak, provinsi layak
Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan anak, Indonesia layak anak dan selanjutnya
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, un- menjadi dunia layak anak. Penyelenggaraan
tuk mewujudkan Kota Layak Anak di Yogya- dan pengembangan kampung layak anak
karta. Para pemangku kepentingan menyadari mengedepankan potensi kearifan lokal sehing-
bahwa anak merupakan modal, investasi dan ga disesuaikan kondisi dan kebutuhan wilayah
potensi sumber daya pembangunan desa/ke- setempat. Terwujudnya desa/ kelurahan kam-
lurahan, dan lebih luasnya Indonesia apabila pung ramah anak sebagai alat atau wahana
hak anak terpenuhi secara optimal. Terwujud- untuk mendorong dan menjamin terpenuhinya
nya kabupaten/kota layak anak, provinsi layak hak anak secara layak demi kepentingan terbaik
anak, akan terwujud Indonesia layak anak dan bagi anak. Terciptanya kondisi yang memung-
selanjutnya menjadi dunia layak anak. kinkan terpenuhinya hak anak dimaksudkan se-
Rekomendasi: Pelaksanaan KRA agar bagai kendaraan menuju anak sejahtera. Anak
mencapai tujuan yang ideal yaitu tercipta kon- sejahtera adalah anak yang terpenuhi kebutuh-
disi anak Indonesia yang sejahtera perlu pe- an jasmani, rohani, dan sosial sehingga menjadi
ningkatan pemahaman masyarakat dan pengam- generasi penerus yang berkualitas.
bil keputusan tentang pentingnya perlindungan
anak, peningkatan upaya pencegahan berbagai Ucapan Terima Kasih
bentuk kekerasan terhadap anak, peningkatan Kepada Pemerintah Daerah Istimewa Yog-
layanan bagi anak korban kekerasan, psikoso- yakarta dan seluruh informan penelitian ini, ser-
sial, kesehatan, dan pendidikan. Kementerian ta berbagai pihak yang telah mendukung kelan-
PPPA dan Kementerian Sosial melalui Direk- caran penelitian ini diucapkan terima kasih.
torat Anak perlu meningkatkan kerja sama dan
jejaring dalam perlindungan anak dengan Lem- Pustaka Acuan
baga Perlindungan Anak (LPA), Pusat Pelayan- Budi Andayani dan Koentjoro. (2014). Peran Ayah
an Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Menuju Coparenting. Sidoarjo: Laros
Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak. (2011). Pedoman
(P2TP2A), Unit Perlindungan Perempuan dan Operasional Pelaksanaan Program Kesejahteraan
Anak (UPPA), Rumah Sakit, Rumah Perlin- Sosial Anak. Jakarta: Kementerian Sosial RI
dungan Soaial Anak (RPSA), Rumah dan Perlin- Elly Kuntjorowati. (2016). Anak Tumbuh Cerdas dan
dungan Trauma Center (RPTC), serta pendam- Sehat Berkat Program Keluarga Harapan. Yogya-
pingan. Perlu peningkatan keterpaduan antar karta: Total Media

176
Implementasi Program Kampung Ramah Anak: ............................ (Chatarina Rusmiyati dan Eny Hikmawati)

Ikawati. (2014). Keterlibatan Orang Tua dalam Kegiatan Mulia Astuti, dkk. (2013). Kebijakan Kesejahteraan dan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jurnal Pene- Perlindungan Anak.Studi Kasus Evaluasi Program
litian Kesejahteraan Sosial. Volume 13 No. 3, Sep- Kesejahteraan Sosial Anak di Provinsi DKI Jakarta,
tember 2014.Hal. 279-293. Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Aceh. Ja-
Kartini Kartono. (2007). Patologi Sosial. Bandung: CV. karta: P3KS Press
Rajawali Nurdin Widodo, dkk. (2011) Evaluasi Program Perlin-
Kandi Sekarwulan. (2013). Kota Ramah Anak. Sahabat dungan Anak Melalui Rumah Perlindungan Sosial
Kota. 8 Oktober 2013. diakses 4 Maret 2014 Anak, Jakarta: P3KS Press
Kementerian Sosial. 2011. Panduan Bagi Fasilitator Un- Patriot. (2012). Badran Kampung Ramah Anak. Tabloid
tuk Pekerja Kesejahteraan Anak. Jakarta: Kemente- Medan Kamba Edisi 1 Oktober 2012.
rian Sosial dan Unicef Pemkot Yogya. (2013). Komitmen Wujudkan Kota Layak
Leni. (2014). Kebijakan Sekolah Ramah Anak. Disam- Anak. http://www.jogjakota.go.id/news/pemkot-
paikan dalam Sosialisasi Kebijakan Tumbuh Kem- yogya-komitmen-wujudkan-kota-layak-anak-tahun-
bang Anak. Jakarta: Deputi Bidang Tumbuh Kem- ini-targetkan-32-kampung-ramah-anak#sthash.
bang Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dR7hAiGP.dpuf. diakses 17 Februari 2014
dan Perlindungan Anak Permono, Hendarsin, Dr. (2013). Peran Orang Tua da-
Lexy Moleong. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. lam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak untuk
Bandung: Remaja Rosdakarya Membangun Karakter Anak Usia Dini. Jakarta: Pro-
Mansur. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Is- siding Seminar Nasional Parenting
lam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Selaras. (2014). Merokok Menggali Tubuh Sendiri. Vo-
Mayke S. Tedjasaputra. (2013). Pentingnya Faktor Ling- lume: 35/Th.III/2014
kungan Dalam Mendukung Perkembangan Anak, Slamet Santoso. (2010). Teori Teori Psikologi Sosial.
diakses 28 Maret 2014 Bandung: Rafika Aditama
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. (2009). Per- Soewarno Handayaningrat. (1996). Pengantar Studi Ilmu
aturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Administrasi dan Manajemen. Jakarta: PT. Gunung
RI No. 2 Tahun 2009 tentang Kebijakan Kabupaten/ Agung
Kota Layak Anak Suradi. (2009). Masalah Sosial dan Kesejahteraan So-
—————. (2011). Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun sial Jilid I. Yogyakarta: Citra Media
2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/ Suradi. (2013). Problema dan Solusi Strategis Kekerasan
Kota Layak Anak Terhadap Anak. Informasi Permasalahan dan Usaha
—————. (2011). Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun Kesejahteraan Sosial Volume 18, N0. 03. Septem-
2011 Tentang Panduan Pengembangan KRA ber-Desember 2013. Hal 183-201
—————. (2011). Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun Undang Undang No 23/2002 Tentang Perlindungan Anak,
2011 Tentang Panduan Evaluasi Kabupaten/Kota Perubahan Undang Undang No. 23 Tahun 2002
Layak Anak Zulkifli L. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung:
——————. (2010). Nomor 14/2010 Petunjuk Teknis Penerbit PT Rosdakarya
Kabupaten/Kota Layak Anak di Desa/Kelurahan.
Mohamad Surya. (2003). Bina Keluarga. Semarang:
Aneka Ilmu

177
Jurnal PKS Vol 17 No 2 Juni 2018; 165 - 178

178

You might also like