Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

[KEPEMIMPINAN HINDU

(Dalam Nitisastra dan Susastra Hindu Ramayana)


Oleh: I Made Suweta

ABSTRACT

Leadership in Hinduism is found in Nitisastra. Nitisastra comes from the words


niti and sastra. The word niti means worldly wisdom, social political ethics, guidance and
also means knowledge of the state or the science of political building based on the
teachings of Hindu religions. Based on the etymological understanding above, the
definition of nitisastra can be expanded further, namely the aim of science, to build a
country both in terms of its governance, governance, and social order. In developing the
country, the government and the people of nitisastra put the moral values of Hinduism as
the foundation. In this sense nitisastra is not the science of government of a particular
Hindu country, because nitisastra is applicable not only in general and theoretically, but
also contains practical values.
Based on a glimpse of the background above, there are several issues that will be
discussed which can be formulated as follows: (1) how is leadership in nitisastra ?, (2) how
is the leadership of Rama and Laksmana in the Hindu Ramayana ?, and (3) how is the
relationship between Rama's leadership and Laksmana with Nitisastra? While the purpose
of discussing this problem are: (1) to know the leadership in nitisastra, (2) to find out the
leadership of Rama and Laksmana in the Hindu Ramayana literature, and (3) to find out the
relation between Rama and Laksmana's leadership with nitisastra.
The results of the discussion in this study are: (1) Leadership in Hinduism is
found in nitisastra, (2) In developing the country, the nitisastra government and society put
the moral values of Hinduism as its foundation, (3) Hindu leadership in the Ramayana is
closely related to teaching Asta Brata's leadership in which there are spiritual values
namely truth, honesty, simplicity, caring, cooperation, freedom, peace, love, understanding,
good deeds, giving, responsibility, feeling, integrity, hygiene, humility heart, loyalty,
precision, courage, glory, gratitude, perseverance, patience, justice, sincerity and
determination.

Keywords: Hindu Leadership, Nitisastra, and Ramayana

39
I. PENDAHULUAN tersebut adalah sebagai wujud dari
Perjalanan hidup suatu pengalamannya terhadap tuntunan
masyarakat, bangsa atau negara sebagai mahkluk yang memiliki
sebenarnya tidak terlepas dari sejarah ketergantungan terhadap kekuatan yang
pemimpin-pemimpinnya. Pemimpin berada di luar jangkauan dirinya, yaitu
memiliki peran yang akan menentukan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
arah dan jalannya kehidupan masyarakat. demikian, pemimpin yang mempunyai
Kepemimpinan mempengaruhi maju kecerdasan spiritual akan mampu
mundurnya masyarakat dan pemimpin mempengaruhi bawahannya sesuai
memiliki kedudukan yang sangat penting dengan kodrat humanitas tidak pandang
dalam kehidupan masyarakat. Tanpa ras, etnis maupun agama. Yang pada
kepemimpinan seorang pemimpin yang akhirnya nanti akan membentuk suatu
berwibawa akan sulit maju mewujudkan tatanan organisasi yang konstruktif untuk
cita-citanya. Pemimpin adalah seorang mencapai tujuan pendidikan yang
pribadi yang memiliki kemampuan untuk akseleratif dan tepat guna.
menggerakkan orang lain untuk mencapai Di dalam agama Hindu, cerita-
tujuan tertentu atau tujuan bersama. cerita kepemimpinan yang dapat menjadi
Sedangkan kepemimpinan adalah suatu contoh dan dimuat dalam kesusastraan
seni untuk menggerakkan orang lain Hindu banyak tertuang dalam cerita
untuk mencapai tujuan tertentu atau Itihasa. Itihasa adalah cerita kuno yang
tujuan bersama. Sukses atau tidaknya mengandung unsur-unsur kepahlawanan
kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi dan sistem pemerintahan Hindu di masa
oleh kemampuan dan sifat yang melekat lampau. Itihasa dikenal dengan istilah
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh sifat- ”Wiracarita” atau epos kepahlawanan.
sifat dan ciri-ciri kelompok yang Itihasa merupakan kaca mata pemimpin
dipimpinnya. Betapa pun sederhananya, Hindu dalam menjalankan tugas-tugas
seorang pemimpin seharusnya memiliki kenegaraan dan merupakan pedoman
sifat kepemimpinan yang baik dan dapat hidup bagi warga beragama Hindu. Isi
menjalankan fungsi kepeminpinan; tetapi itihasa penuh dengan fantasi, roman,
sukses dan tidaknya kepemimpinan kepahlawanan, disiplin, dan teologi
ditentukan juga oleh situasi yang keagamaan; sehingga mempunyai ciri-ciri
memengaruhi perkembangan kehidupan karya seni atau karya sastra spiritual.
organisasi yang dipimpinnya. Itihasa adalah suatu bagian dari
Selain seorang pemimpin yang kesusastraan Hindu yang menceritakan
harus cerdas dalam wawasan, kisah-kisah epik/kepahlawanan para Raja
pengetahuan, dan berpengalaman, dan ksatria Hindu pada masa lampau dan
seorang pemimpin juga harus cerdas dibumbui oleh filsafat agama, mitologi,
secara spiritual. Seorang pemimpin yang dan makhluk supernatural. Itihāsa berarti
cerdas secara spiritual adalah orang yang “kejadian yang nyata”. Itihāsa yang
mampu mengaktualisasikan nilai-nilai terkenal ada dua, yaitu Ramayana dan
ajaran agama atau nilai-nilai ketuhanan Mahābhārata.
sebagai manifestasi dari aktivitasnya Ramayana adalah sebuah cerita
dalam kehidupan sehari-hari dan tentang riwayat perjalanan Sri Rama di
berupaya mempertahankan keharmonisan dunia. Sri Rama sebagai pemeran utama
dan keselarasan dalam kehidupannya. Hal dalam cerita ini sebagai penyelamat dunia

40
dari ancaman adharma yang diperankan pengertian ini Nitisastra bukan ilmu
Rahwana. Sri Rama dikenal dalam purana pemerintahan suatu negara Hindu
sebagai “Awatara Wisnu yang ke-7”. tertentu, karena itu Nitisastra yang
Awatara adalah wujud turunnya Dewa berlaku secara umum dan teoretis namun
Wisnu untuk menyelamatkan dunia. juga mengandung nilai-nilai praktis.
Ramayana karya sastra yang ditulis oleh Di samping hal tersebut di atas,
Maharsi Walmiki, terdiri dari 24.000 Nitisastra juga mengandung ajaran
stansa/sloka, terbagi menjadi (tujuh) kepemimpinan juga bersifat umum dan
bagian dengan istilah ”Sapta Kanda”. praktis berlandaskan ajaran agama Hindu.
Berdasarkan sekilas latar belakang Perlu dijelaskan bahwa Nitisastra ini
di atas, ada beberapa permasalahan yang bukanlah ilmu pengetahuan hanya untuk
akan dibahas yang dapat dirumuskan kalangan negarawan atau politisi saja,
sebagai berikut: (1) bagaimana tetapi juga untuk setiap orang dalam
kepemimpinan dalam nitisastra?, (2) rangka memantapkan pengamalan
bagaimana kepemimpinan Rama dan kehidupan bernegara yang berdasarkan
Laksmana dalam susastra Hindu Pancasila. Nitisastra mengajarkan
Ramayana?, dan (3) bagaimana kaitan keadaan warga negara pada hukum dan
kepemimpinan Rama dan Laksmana kebijaksanaan negara, menanamkan jiwa
dengan Nitisastra? Sedang tujuan patriotisme dan kesadaran untuk membela
membahas permasalahan ini adalah: (1) bangsa dan negara.
untuk mengetahui kepemimpinan dalam Mengingat lingkup Nitisastra
nitisastra, (2) untuk mengetahui demikian luasnya, maka pada uraian
kepemimpinan Rama dan Laksmana selanjutnya akan dibatasi pada ajaran
dalam susastra Hindu Ramayana, dan (3) kepemimpinan Hindu diantaranya: Catur
untuk mengetahui kaitan kepemimpinan Pariksa, Astabrata, Pancadasa
Rama dan Laksmana dengan nitisastra. Paramiteng Prabhu, Sadvarnaning
Nrpati, Panca Upaya Sandhi dan
II. PEMBAHASAN Navanatya.
2.1 Kepemimpinan dalam Nitisastra
Nitisastra berasal dari kata Niti 2.1.1 Catur Pariksa
dan Sastra. Kata Niti berarti Catur Pariksa atau disebut juga
kebijaksanaan duniawi, etika sosial dengan nama Catur Naya Sandhi ini
politik, tuntunan dan juga berarti ilmu dapat kita jumpai dalam kakawin
pengetahuan tentang negara atau ilmu Ramayana (berbahasa Jawa Kuno) Yang
bangunan politik berdasarkan ajaran terdiri dari: (1) Sama, mampu
agarna Hindu. Berdasarkan pengertian mcngendalikan rakyat, terutama kawan
etimologi di atas, maka pengertian yang setia. Dalam hal kepemimpinan
Nitisastra dapat diperluas lagi yaitu ilmu seseorang juga hendaknya berbuat adil,
yang beriujuan, untuk membangun suatu memandang dan berbuat sama terhadap
negara baik dari segi tata negaranya, tata semua bawahannya. (2) Bheda,
pemerintahan dan tata mengatur/memelihara tata tertib dan
kemasyarakatannya. Dalam membangun disiplin pengendali pemerintahan
negara, pemerintah dan masyarakat termasuk pemuka agama yang berbeda-
Nitisastra meletakkan nilai-nilai moral beda. (3) Dana, mengusahakan sandang,
agama Hindu sebagai landasannya.Dalam pangan, dan papan untuk dapat memenuhi

41
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. seorang pemimpin hendaknya
(4) Danda, menghukum secara adil siapa berusaha untuk meningkatkan
pun yang berbuat salah. kesejahteraan masyarakatnya.
2. Yamabrata, para pemimpin hendaknya
memiliki sifat dan sikap seperti deva
2.1.2 Astabrata Yama, yakni adil dalam menegakkan
Di dalam Manavadharmasastra hukum dan keadilan. Suryabrata,
yang dikenal juga dengan nama pemimpin hendaknya mampu memberi
Vedasmrti disebutkan perilaku seorang penerangan seperti halnya deva Surya,
pemimpin hendaknya seperti prilaku para di samping senantiasa meningkatkan
deva : tanggung jawab dan pengabdian
“Indrasya arkasya vayosca yamasya seluruh rakyat yang dipimpinnya.
varunasya ca, 3. Candrabrata, pemimpin hendaknya
candrasya agneh prthivyasca tejo vrtam mampu memperlihatkan wajah yang
nrpascaret” tenang, kata-kata yang menyejukkan
Manavadharmasastra IX.303 dan mampu menarik simpati seluruh
(Hendaknya seorang pemimpin berbuat rakyatnya seperti halnya bulan
seperti perilaku deva Indra, Surya, Vayu, memberikan kesejukan.
Yama, Varuna, Candra, Agni dan Prthivi) 4. Bayubrata, pemimpin selalu
mengetahui dan menyelidik keadaan
Sikap dan sifat kepemimpinan ini ataupun keinginan rakyatnya terutama
dikenal dan populer dengan nama mereka yapg miskin dan menderita
Astabrata dan dimasukkan dalam dan mampu mendengar jerit hati
kakawin Ramayana berbahasa Jawa nurani mereka seperti angin yang
Kuno, merupakan nasehat Sri Rama memberikan kesegaran.
kepada Vibhisana: 5. Kuvera atau Danadbabrata, seperti
“Hyan indra yama surya candranila halnya deva Kuvera atau danadha yang
kuvera baruna agni nahan wwalu, sira mampu mengendalikan uang dan
tam aka anga san bhupatimatan nira kekayaan, demikian hendaknya
inisti astabrata” seorang pemimpin dapat menggunakan
Ramayana XXV.52 uang dari kekayaan negara untuk
(Deva Indra, Yama, Surya, Candra, Anila, meningkatkan sebesar-besarnya
Kuvera, Varuna dan Agni adalah delapan kemakmuran rakyat. Kuverabrata ini
dewata (sifat dan sikapnya) patut ditiru disebut juga Arthabrata.
oleh seorang pemimpin agar meresap 6. Varunabrata, artinya sifat dan prilaku
dalam jiwa dan raganya). seperti deva Varuna (penguasa
samudra raya), pemimpin hendaknya
Lebih jauh diuraikan sifat dan sikap yang mampu membasmi berbagai
patut dimiliki dan dilaksanakan oleh penderitaan dan penyakit dalam
seorang pemimpin sesuai ajaran masyarakat.
Astabrata, sebagai berikut: 7. Agnibrata, yakni sifat dan prilaku
1. Indrabrata, para pemimpin hendaknya sebagai devaApi, pemimpin
mengikuti sifat dan sikap deva Indra, hendaknya memiliki sifat dan jiwa
deva hujan. Hujan adalah sumber Kesatriya dan sebagai pandita, mampu
kemalunuran, dengan demikian menggerakkan masyarakat untuk

42
mensukseskan program kerja memiliki tahta, namun Rama menolak dan
kebijaksanaan untuk menatap masa menginginkan hidup di hutan bersama
depan rakyatnya. istrinya dan Lesmana. Akhirnya Bharata
memerintah Kerajaan Kosala atas nama
2.2 Kepemimpinan Rama dan Sang Rama.
Laksmana dalam Epos Ramayana Dikisahkan ada seorang raja
Untuk mengetahui cerita Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana, yang
Ramayana, akan diceritakan juga secara juga sedang kasmaran, namun bukan
sekilas cerita tersebut. Diceritakan kepada Dewi Sinta tetapi dia ingin
seorang Prabu Dasarata Kerajaan Kosala memperistri Dewi Widowati.Dari
beribukota Ayodhya yang memiliki tiga penglihatan Rahwana, Sinta dianggap
permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan sebagai titisan Dewi Widowati yang
Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah selama ini diimpikannya. Dalam sebuah
Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai
Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, Lesmana adiknya, sedang melewati hutan
lahirlah putera kembar, bernama Lesmana belantara yang dinamakan hutan
dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana
sangat gagah dan mahir bersenjata. mengintai mereka bertiga, khususnya
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra Sinta. Rahwana ingin menculik Shinta
meminta bantuan Sang Rama untuk untuk dibawa ke istananya dan dijadikan
melindungi pertapaan di tengah hutan dari istri, dengan siasatnya Rahwana
gangguan para raksasa.Setelah berunding mengubah seorang hambanya yang
dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra bernama Marica menjadi seekor kijang
dan Sang Rama berangkat ke tengah kencana.
hutan diiringi Sang Lesmana.Selama Dengan tujuan memancing Rama
perjalanannya, Sang Rama dan Lesmana pergi memburu kijang jadi-jadian itu,
diberi ilmu kerohanian dari Resi karena Dewi Sinta menginginkannya.Dan
Wiswamitra.Mereka juga tak henti- memang benar setelah melihat keelokan
hentinya membunuh para raksasa yang kijang tersebut, Sinta meminta Rama
mengganggu upacara para Resi.Ketika untuk menangkapnya. Karena permintaan
mereka melewati Mithila, Sang Rama sang istri tercinta maka Rama berusaha
mengikuti sayembara yang diadakan mengejar kijang seorang diri sedang
Prabu Janaka.Ia berhasil memenangkan Shinta dan Laksamana menunggu.
sayembara dan berhak meminang Dewi Setelah cukup lama ditinggal
Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan berburu, Sinta mulai mencemaskan
membawa Dewi Sinta, Rama dan Rama, maka Sintapun meminta Lesmana
Laksamana kembali pulang ke Ayodhya. untuk mencarinya.Sebelum meninggalkan
Prabu Dasarata yang sudah tua, Sinta seorang diri Lesmana tidak lupa
ingin menyerahkan tahta kepada membuat perlindungan guna menjaga
Rama.Atas permohonan Dewi Kekayi, keselamatan Sinta yaitu dengan membuat
Sang Prabu dengan berat hati lingkaran magis.Dengan lingkaran ini
menyerahkan tahta kepada Bharata Shinta tidak boleh mengeluarkan
sedangkan Rama harus meninggalkan sedikitpun anggota badannya agar tetap
kerajaan selama 14 tahun. Bharata terjamin keselamatannya, jadi Shinta
menginginkan Rama sebagai penerus hanya boleh bergerak-gerak sebatas

43
lingkaran tersebut.Setelah kepergian hendak membunuhnya tapi berhasil
Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk dicegah oleh Lesmana. Dari keterangan
menculik, namun usahanya gagal karena Jatayu mereka mengetahui bahwa yang
ada lingkaran magis tersebut. Rahwana menculik Sinta adalah Rahwana.Setelah
mulai cari siasat lagi, caranya ia menceritakan semuanya akhirnya si
menyamar dengan mengubah diri menjadi burung garuda ini meninggal.
seorang brahmana tua dan bertujuan Rama yang mengetahui istrinya
mengambil hati Shinta untuk memberi diculik segera mencari Rahwana ke
sedekah. Ternyata siasatnya berhasil Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu
membuat Sinta mengulurkan tangannya sebelum meninggal. Dalam perjalanan, ia
untuk memberi sedekah, secara tidak bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja
sadar Shinta telah melanggar ketentuan Kiskendha. Atas bantuan Sang Rama,
lingkaran magis yaitu tidak diijinkan Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari
mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun. kekuasaan kakaknya, Subali.Untuk
Saat itu juga Rahwana tanpa ingin membalas jasa, Sugriwa bersekutu
kehilangan kesempatan ia menangkap dengan Sang Rama untuk menggempur
tangan dan menarik Sinta keluar dari Alengka. Dengan dibantu Hanuman
lingkaran. Selanjutnya oleh Rahwana, paman dari Sugriwa dan ribuan pasukan
Sinta dibawa pulang ke istananya di wanara (kera), mereka menyeberangi
Alengka.Saat dalam perjalanan pulang itu lautan untuk menggempur Alengka.
terjadi pertempuran dengan seekor Taman Argasoka adalah taman
burung Garuda yang bernama Jatayu yang kerajaan Alengka tempat dimana Sinta
hendak menolong Dewi Sinta.Jatayu menghabiskan hari-hari penantiannya
dapat mengenali Sinta sebagai puteri dari dijemput kembali oleh sang suami. Dalam
Janaka yang merupakan teman baiknya, Argasoka, Sinta ditemani oleh Trijata
namun dalam pertempuan itu Jatayu dapat kemenakan Rahwana, selain itu juga
dikalahkan Rahwana. Trijata berusaha membujuk Sinta untuk
Disaat yang sama Rama terus bersedia menjadi istri Rahwana. Karena
memburu kijang kencana dan akhirnya sudah beberapa kali Rahwana meminta
Rama berhasil memanahnya, namun dan memaksa Sinta menjadi istrinya
kijang itu berubah kembali menjadi tetapi ditolak, sampai-sampai Rahwana
raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica habis kesabarannya yaitu ingin
mengadakan perlawanan pada Rama membunuh Sinta namun dapat dicegah
sehingga terjadilah pertempuran antar oleh Trijata. Di dalam kesedihan Sinta di
keduanya, dan pada akhirnya Rama taman Argasoka ia mendengar sebuah
berhasil memanah si raksasa.Pada saat lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu
yang bersamaan Lesmana berhasil Hanuman yang sedang mengintainya.
menemukan Rama dan mereka berdua Setelah kehadirannya diketahui Sinta,
kembali ke tempat semula dimana Shinta segera Hanuman menghadap untuk
ditinggal sendirian, namun sesampainya menyampaikan maksud kehadirannya
ditempat Sinta tidak ditemukan. sebagai utusan Rama.
Selanjutnya mereka berdua berusaha Setelah selesai menyampaikan
mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka maksudnya Hanuman segera ingin
parah, Rama mencurigai Jatayu yang mengetahui kekuatan kerajaan
menculik dan dengan penuh emosi ia Alengka.Caranya dengan membuat

44
keonaran yaitu merusak keindahan taman, tercinta. Dengan diantar oleh Hanuman
dan akhirnya Hanuman tertangkap oleh menuju ke taman Argasoka menemui
Indrajid putera Rahwana dan kemudian Sinta, akan tetapi Rama menolak karena
dibawa ke Rahwana. Akhirnya Hanuman menganggap Sinta telah ternoda selama
dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar Sinta berada di kerajaan Alengka. Maka
hidup-hidup, tetapi Hanuman berhasil Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu
meloloskan diri dan membakar kerajaan dengan melakukan bakar diri. Karena
Alengka.Sekembalinya dari Alengka, kebenaran kesucian Sinta dan pertolongan
Hanuman menceritakan semua kejadian Dewa Api, Sinta selamat dari api. Dengan
dan kondisi Alengka kepada demikian terbuktilah bahwa Shinta masih
Rama.Setelah menerima laporan itu, suci dan akhirnya Rama menerima
maka Rama memutuskan untuk berangkat kembali Shinta dengan perasaan haru dan
menyerang kerajaan Alengka dan diikuti bahagia. Sebagai akhir dari kisah ini
pula oleh pasukan kera pimpinan mereka kembali ke istananya. Sementara
Hanuman. Lesmana diminta memimpin kerajaan
Setibanya di istana Alengkadiraja Alengka.
terjadilah peperangan, dimana awalnya Dengan cerita singkat dari
pihak Alengka dipimpin oleh Ramayana itu kita dapat melihat karakter
Indrajid.Dalam pertempuran ini Indrajid kepemimpinan pada Rama adalah putra
dapat dikalahkan dengan gugurnya sulung Dasaratha dari hasil
Indrajit. Alengka terdesak oleh bala pernikahannya dengan Dewi Kosalya.
tentara Rama, maka Rahwana minta Rama diyakini sebagai awatara atau
bantuan Kumbakarna raksasa yang penjelmaan Wisnu. Istrinya Dewi Sita.
bijaksana.Kumbakarna menyanggupi Ketika lahir, Washistha memberi nama
tetapi bukannya untuk membela kakaknya Ramayana yang artinya kereta perata
yang angkara murka, namun demi untuk jalan. Resi Riasringan memberi nama
membela bangsa dan negara Ramadewa karena penjelmaan dewa.
Alengkadiraja. Dalam pertempuran ini Yogiswara memberi nama Ramawijaya.
pula Kumbakarna dapat dikalahkan dan Wiswamitra memberi nama Ramabadra
gugur sebagai pahlawan bangsanya. atau Ramachandra karena berwajah
Dengan gugurnya sang adik, akhirnya lembut selembut cahaya bulan. Akan
Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pada halnya Dasaratha memberi nama
akhir pertempuran ini Rahwana juga Ramaragawa ( Supartha, 2003:41). Rama
dapat dikalahkan seluruh pasukan adalah seorang raja legendaris yang
pimpinan Rama. Rahwana yang memiliki terkenal dari India yang konon hidup
ajian rawa rontek tidak dapat dibunuh pada zaman Tretayuga, keturunan Dinasti
kecuali tubuhnya tidak menyentuh tanah. Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari
Rahwana akhirnya terkena panah pusaka Kerajaan Kosala yang beribukota
Rama dan Rahwana melarikan diri tetapi Ayodhya. Ia merupakan awatara Dewa
kemudian dia dihimpit gunung Wisnu yang ketujuh yang turun ke bumi
Sumawana yang dibawa Hanuman. pada zaman Tretayuga. Sosok dan kisah
Setelah semua pertempuran yang kepahlawanannya yang terkenal
dahsyat itu, dengan kekalahan dipihak dituturkan dalam sebuah sastra Hindu
Alengka maka Rama dengan bebas dapat Kuno yang disebut Ramayana, tersebar
memasuki istana dan mencari sang istri dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara.

45
Terlahir sebagai putera sulung dari Baladewa. Laksamana yaitu merupakan
pasangan Raja Dasarata dengan Kosalya, putera ketiga Raja Dasarata yang bertahta
ia dipandang sebagai Maryada di kerajaan Kosala, dengan ibukota
Purushottama, yang artinya “Manusia Ayodhya. Kakak sulungnya bernama
Sempurna”. Setelah dewasa, Rama Rama, kakak keduanya bernama Bharata,
memenangkan sayembara dan dan adiknya sekaligus kembarannya
beristerikan Dewi Sita, inkarnasi dari bernama Satrugna. Laksamana yang setia
Dewi Laksmi. Rama memiliki anak pada kakaknya meskipun si Rama adalah
kembar, yaitu Kusa dan Lawa. kakak tirinya. Di antara saudara-
Rama juga seorang kesatria saudaranya, Laksmana memiliki
mandraguna, yang mahir dalam memanah hubungan yang sangat dekat terhadap
dan berhati welas asih.Ia memiliki Rama. Mereka bagaikan sebuah prangko
kepribadian yang teguh serta kemampuan dengan surat yang tak terpisahkan. Ketika
yang keras. Disamping itu Rama Rama menikah dengan Sita, Laksmana
memiliki sifat pantang menyerah dan juga menikahi adik Dewi Sita yang
kemauan yang kuat dilihat dari bernama Urmila. Laksamana pernah
perjuangan Rama dalam mencari dewi dituduh oleh Dewi Sinta karena
sinta sampai ke Alengka melawan menyukainya, akan tetapi bersumpah
Rahwana. Sedangkan Laksmana adalah pada dirinya sendiri bahwa ia tak akan
adik tiri Rama, putra Dasaratha dari hasil menikah seumur hidup.
perkawinan dengan Dewi Sumithra.Nama Kitab Ramayana merupakan salah
lainnya, Sumithratenaya.Ia disebut satu Itihāsa yang terkenal. Kitab
sebagai titisan Dewa Suman, bagian dari Ramayana terdiri dari 24.000 sloka dan
Dewa Wisnu sendiri. Jika Wisnu apinya, memiliki tujuh bagian yang disebut Sapta
Suman sebagai nyalanya.Lakshmana Kanda. Setiap Kanda merupakan buku
sangat setia mendampingi Rama. Cerita tersendiri namun saling berhubungan dan
versi Bali disebutkan, Lakshmana tidak melengkapi dengan Kanda yang lain.
kawin seumur hidup, karena ia diberi Kitab Ramayana disusun oleh Rsi
julukan Truna Lakshmana ( Supartha, Walmiki. Kisah Ramayana termashyur di
2003:35-36). seluruh dunia. Penyusun cerita ini adalah
Laksmana adalah tokoh Bhagawan Walmiki. Sebelum menulis
protagonis dalam wiracarita Ramayana, cerita itu, konon beliau bertemu dengan
putera Raja Dasarata dan merupakan adik Bhagawan Naradha. Walmiki bertanya
tiri dari Rama, pangeran kerajaan Kosala. kepada Naradha, siapakah pahlawan besar
Lebih sering orang menyebutkan di dunia ini. Naradha menjelaskan, bahwa
namanya Laksana. Menurut kitab Purana, Rama adalah pahlawan besar di dunia ini.
Laksmana merupakan penitisan Sesa. Naradha lalu menjelaskan cerita itu.
Shesha adalah ular yang mengabdi Berkat kekuatan batin Walmiki, beliau
kepada Dewa Wisnu dan menjadi ranjang lalu berhasil menyusun puisi berbait-bait
ketika Wisnu beristirahat di lautan susu. dan tersusunlah Wiracarita Ramayana.
Shesha menitis pada setiap awatara Ketika akan menyusun epos besar itu,
Wisnu dan menjadi pendamping setianya. Dewa Brahma pun berkata:
Dalam Ramayana, ia menitis kepada “yawat sthasyanti girayah saritas qa
Laksmana sedangkan dalam mahitele
Mahabharata, ia menitis kepada

46
tawat Ramayanakatha lokequ (tujuh) bagian dengan istilah ”Sapta
pragarissyati” Kanda” bagian-bagiannya antara lain:
artinya: 1. Bala Kanda. Dalam cerita ini
“Selama bukit berdiri tegak dan sungai mengisahkan Sang Prabu Dasarata
mengalir ria, maka kisar Ramayana mempunyai 3 (tiga) orang istri/permaisuri
tiadakan sirna”. beserta dengan anak-anaknya yaitu: (1)
Dewi Kosalya dengan putra Sang Rama
Ramayana Jawa Kuno memiliki 2 Dewa, (2) Dewi Kekayi dengan putra
(dua) versi, yaitu Kakawin dan Prosa, Sang Bharata, dan (3) Dewi Sumitra
yang bersumber dari naskah India yang dengan putranya Sang Laksamana dan
berbeda, yang perbedaan itu terlihat dari Sang Satrugna. Juga diceritakan
akhir cerita. Selain kedua versi itu, kemenangan Ramadewa mengikuti
terdapat yang lain yaitu Hikayat Sri sayembara di Matila sehingga
Rama, Rama Keling, dan lakon-lakon. mendapatkan istri Dewi Sita anak dari
Cerita Ramayana semakin Prabu Janaka.
diterima di Jawa, setelah melalui 2. Ayodya Kanda. Setelah Sang
pertunjukan wayang (wayang orang, Ramadewa berhasil memperistri Dewi
wayang kulit purwa termasuk sendratari). Sita, maka sepulang dari Matila Prabhu
Tapi ia kalah menarik dengan wayang Dasarata ingin menyerahkan kerajaan
yang mengambil cerita Mahabharata, ayodya kepada Ramadewa , tetapi
karena tampilan ceritanya sama sekali terhalang oleh Dewi Kekayi mengingat
tidak mewakili perasaan kaum awam janjinya di tengah hutan terdahulu .
(hanya pantas untuk kaum Brahmana dan Karena bijaksananya Ramadewa
Satria) walau jika dikaji lebih mendalam, keesokan harinya pergi ke hutan dengan
cerita Ramayana sebenarnya merupakan istrinya (Dewi Sita), diikuti oleh adiknya
simbol perjuangan rakyat merebut ”Sang Laksamana“. Pada saat itu pula
kemerdekaan negerinya. Bahwa cerita terdengar oleh Sang Bharata, akhirnya
Ramayana tidak bisa merebut hati kaum Bharata menolak permintaan ibunya,
awam Jawa seperti Mahabharata, antara langsung ke hutan mencari Ramadewa,
lain disebabkan: (1) Ceritanya dipenuhi karena satya wacana (setia pada
oleh lambang-lambang dan nasehat- perkataannya) akhirnya Rama dewa
nasehat kehidupan para bangsawan dan menyerahkan terompah (alas kaki)
penguasa negeri, yang perilaku dan sebagai simbul Sang Rama selama
tindakannya tidak membaur di hati kaum perjalanan ke hutan pertapa.
awam; (2) Ramayana adalah raja dengan
rakyat bangsa kera yang musuhnya 3. Aranyaka Kanda. Setelah sampai di
bangsa raksasa dengan rakyat para buta hutan Citra Kuta, sering dikunjungi para
breduwak dan siluman; (3) Kaum awam pertapa untuk meminta bantuan dari
memiliki jalan pikiran yang relatif sangat gangguan raksasa. Sempat pula diganggu
sederhana, dan berharap pada setiap cerita oleh raksasa surpanaka karena melihat
berakhir pada kebahagiaan. ketampanan rama dan laksamana, karena
Ramayana karya sastra yang tidak sabar mendapatkan godaan, hidung
ditulis oleh Maharsi Walmiki, terdiri dari surpanaka dipotong oleh Laksamana.
24.000 stansa/sloka, terbagi menjadi 7 Karena kesalnya Surpanaka melapor
kepada kakaknya yaitu Rahwana.

47
Akhirnya rahwana mengutus Marica menemui Sita dan memberi cerita bahwa
untuk mematai-matai Rama dengan segera dijemput ke Alengka. Selesai
berubah wujud menjadi Kijang mas. bercerita dengan Sita, anoman sempat
Sempat Ramadewa terseret oleh tipuan ditangkap tetapi dengan kesaktianya
marica, karena permintaan Sita yang melepaskan diri dan sempat membakar
menginginkan kijang itu, sedangkan Sita Alengka sampai hangus. Kemudian
dijaga oleh Laksamana . Karena tipuan Anoman kembali melaporkan keadaan
marica juga membua Sita panik dan Sita kepada Rama. Sugriwa langsung
menyuruh Laksamana membantu menyusun siasat agar dapat menyebrangi
Ramadewa, ditinggalkah Sita sendiri lautan ke Alengka dengan membuat
tetapi dengan kekuatannya Laksamana jembatan yang disebut dengan Titi Banda.
sempat membuat sengker/garis dengan
kekuatan pelindung, sipapun tidak akan 6. Yudha Kanda. Setelah jembatan Banda
bisa melewati termasuk dewa. Karena itu berhasil dibuat/dibangun, Sugriwa
Rahwana berubah wujud menjadi Bhiku mengerahkan pasukan keranya untuk
untuk menarik simpati Sita. Akhirnya Sita menggempur Alengka. Pertempuran yang
keluar dari pelindung yang dibuat sengit antara kedua pasukan, dan
Laksamana kemudian diculiklah Sita dan pertempuran yang hebat terjadi antara
dibawa ke Alengka. Rama dan Rahwana, tetapi dimenangkan
oleh Rama. Wibisana juga membantu.
4. Kiskinda Kanda. Setelah Sita dilarikan Mengingat jasa Wibisana sangat besar
oleh oleh Rahwana ke Alengka, Rama akhirnya diangkat menjadi raja Alengka.
dan Laksamana begitu tidak melihat Sita Kemudian Rama, Sita, dan Laksamana
di pasraman langsung mencarinya ke diiringi oleh tentara kera kembali ke
tengah hutan. Sampai di perjalanan Ayodya. Setibanya di Ayodyapura
bertemu dengan Burung Jatayu dalam disambut oleh sang Bharata dan langsung
keadaan luka parah pada saat bertempur dinobatkan sebagai raja Ayodya.
untuk merebut dan menolong Sita dari
tangan Rahwana. Akhirnya Jatayu 7. Uttara Kanda. Setibanya di kerajaan
memilih untuk mati, karena kebaikannya dan sudah lama memerintah ada seorang
dia diberi pengentas ke sorga oleh rakyat menyangsikan keberadaan Sita
Ramadewa dengan sebuah panahnya. waktu disekap oleh Rahwana. Akhirnya
Kemudian melanjutkan perjalanannya, Ramadewa menyuruh Laksamana untuk
bertemu Sugriwa untuk meminta bantuan mengantarkan Sita ke hutan dan dipungut
agar dapat mengalahkan Subali dalam oleh Maharesi Walmiki dalam keadaan
memperebutkan Dewi Tara.Ramadewa mengandung. Akhirnya tidak begitu lama
kemudian mebantu Sugriwa untuk Dewi Sita melahirkan dua orang anak
mengalahkan Subali dan dapat laki-laki kembar diberi nama Kusa dan
dikalahkan. Sugriwa setelah aman Lawa. Setelah besar dididik oleh Maharsi
kemudian membantu untuk membalas Walmiki ilmu perang, ilmu pemerintahan,
jasa, Rama dalam mencari Dewi Sita. dan nyanyian Ramayana. Setelah Kusa
dan Lawa dewasa terdengar di Ayodya
5. Sundara Kanda. Dalam pencarian Sita, diselenggarakan upacara ”Aswameda”
Anoman diutus sebagai duta untuk yaitu pelepasan kuda berhias diiringi oleh
menyelidiki Sita ke Alengka, dia berhasil prajurit, setiap yang berani menghalangi

48
perjalanan akan berhadapan dengan nyawa untuk membela Negaranya. (5)
Ramadewa. Tanpa disadari kuda itu Dharma Agama, diperlihatkan oleh
melewati tempat Kusa dan Lawa. Wibisana yang menentang kakaknya
Kemudian melihat kuda berhias demi membela kebenaran.
dipeganglah kuda itu dan ditangkapnya. Rama adalah seorang ksatria yang
Terjadilah pertempuram sengit antara sakti mandraguna, mahir memanah, dan
Ramadewa dengan Kusa dan Lawa, dan berhati welas asih. Kalau sudah memiliki
tidak ada yang menang atau kalah. Hal ini kemauan, tidak mudah menyerah Rama
terlihat lalu dihentikan oleh walmiki. adalah simbolisasi dari kebijaksanaan.
Barulah diceritakan bahwa mereka berdua Sedangkan Laksmana adik Rama yang
adalah anak Rama. Diajaklah ke Ayodya sangat setia kepada kakaknya. Dewi Sita
dan dinobatkan sebagai raja Ayodya. pernah menuduhnya menyukai dirinya.
Setelah beberapa lama Ramadewa Karena itu, Lakshmana bersumpah tidak
kembali ke Wisnuloka dan Sita kembali akan menikah seumur hidupnya.
ke Ibu Pertiwi. Laksamana adalah perlambang
kesetiakawanan
2.3 Kaitan Kepemimpinan Rama dan Dari cerita di atas dapat kita
Laksmana dengan Nitisastra analisis bahwa cerita tersebut erat
Seperti yang kita ketahui bersama kaitannya dengan ajaran kepemimpinan
karakter kepemimpinan Rama dan dalam Agama Hindu atau yang sering
Laksamana dalam cerita terkenal disebut dengan Asta Brata, Asta Brata
Ramayana itu memiliki keterkaitan yang merupakan 8 konsep ajaran
sangat erat dengan ajaran-ajaran kepemimpinan atau leadership Agama
Nitisastra dalam kepemimpinan agama Hindu. Dalam Parisada Hindu Dharma
Hindu. Nilai-nilai ajaran agama Hindu Indonesia, Asta Brata dijelaskan bahwa
yang ada dalam cerita Ramayana, antara asal kata dari Asta Brata terdiri dari dua
lain: (1) Satya mitra dan Satya Wacana, suku kata yaitu : asta berarti 8, sedangkan
Rama yang setia akan kata-katanya brata (atau ejaan yang dipersamakan
kepada ayahnya bahwa ia akan beratha, bratha dan berata) adalah sikap
menyerahkan tahtanya kepada Barata atau laku. Jadi “Asta Brata” merupakan 8
demi janji ayahnya, selain itu terlihat dari (delapan) ajaran, filsafat atau ilmu
kesetiaan Sugriwa terhadap janjinya kepemimpinan yang mulia dari warisan
kepada Rama. (2) Guru Bhakti dan Pitra tanah Nusantara yang dapat dipergunakan
yajna, diperlihatkan dari rasa bhaktinya untuk meningkatkan kualitas sebagai
Rama terhadap Orang tuanya sehingga seorang pemimpin.
bersedia untuk mengasingkan diri ke Kedelapan ilmu kepemimpinan
hutan. (3) Satya Semaya, diperlihatkan tersebut terdiri dari: (1) Surya atau
pada kesetiaan Dasarata dalam menepati mentari. Dia memancarkan sinar terang
janjinya pada Dewi Kekayi sampai harus sebagai sumber kehidupan yang membuat
meninggal dunia. (4) Dharma Negara, semua mahluk tumbuh dan berkembang.
diperlihatkan oleh Rama yang rela Analogi ini mengharapkan seorang
membuang istrinya ke hutan demi pemimpin untuk mampu
kedamaian rakyatnya selain itu juga menumbuhkembangkan daya hidup
terlihat dari Kumbakarna yang dengan rakyatnya untuk membangun bangsa dan
sepenuh hati hingga mengorbankan negara, dengan memberikan bekal lahir

49
dan bathin untuk dapat berkarya secara karena kesuciannya yang diragukan. (5)
maksimal menurut swadharma atau Bayu atau angin. Selalu ada dimana-
bidang tugasnya masing-masing. Jika di mana, tanpa membedakan tempat serta
kaitkan dengan sifat kepemimpian Rama selalu mengisi semua ruang
yaitu Rama yang selalu menjadi penerang kosong.Seorang pemimpin hendaknya
bagi seluruh rakyatnya hingga ia sangat di dekat dengan rakyat, tanpa membedakan
hormati oleh rakyanya. (2) Candra atau derajat dan martabatnya, bisa mengetahui
rembulan. Memancarkan sinar di keadaan dan keinginan rakyatnya.Mampu
kegelapan malam. Cahaya rembulan yang memahami dan menyerap aspirasi rakyat.
lembut akan mampu menumbuhkan Dikaitkan dengan kepemimpinan Rama
semangat dan harapan di tengan yaitu Rama yang sangat dekat dengan
kegelapan. Seorang pemimpin hendaknya rakyatnya sehingga apapun yang terjadi
mampu memberikan dorongan atau pada rakyatnya ia selalu mengetahui
motivasi untuk membangkitkan semangat keinginan dari rakyatnya. (6) Samodra
rakyatnya, walau dalam kelamnya duka atau lautan. Betapapun luasnya samudra,
karena bencana.Dikaitkan dengan senantiasa mempunyai permukaan yang
kepemimpinan Rama yaitu dapat dilihat rata, bersifat sejuk menyegarkan. Sang
dari sikap Rama yang dengan tegas pemimpin hendaknya mampu
mengambil keputusan demi kesejahteraan menempatkan semua orang pada derajat
rakyatnya tanpa mementingkan dan martabat yang sama, sehingga dapat
kepentingan pribadi. (3) Kartika atau berlaku adil, bijaksana dan penuh kasih
bintang. Memberikan sinar indah sayang terhadap rakyatnya. Dikaitkan
kemilau, jauh di langit, sehingga dapat dengan kepemimpinan Rama yaitu sifat
menjadi petunjuk arah bagi yang Rama yang selalu bersikap adil pada
memerlukan.Seorang pemimpin harus keluarga dan rakyatnya tanpa membeda-
mampu menjadi teladan untuk berbuat bedakan setatus sosial mereka. (7) Agni
kebaikan. Tak pernah ragu menjalankan atau api. Api mempunyai kemampuan
keputusan yang disepakati, serta tidak untuk membakar habis dan menghancur
mudah terpengaruh oleh pihak yang akan leburkan segala sesuatu yang bersentuhan
menyesatkan. Dikaitkan dengan dengannya. Seorang pemimpin
kepemimpinan Rama yaitu Rama yang hendaknya berwibawa dan berani
dijadikan teladan oleh adik-adiknya serta menegakkan kebenaran dan keadilan
rakyatnya akan sifat dharma yang secara tegas, tuntas dan tanpa pandang
dimilikinya. (4) Angkasa atau langit. bulu. (8) Pertiwi atau bumi/tanah. Bumi
Luas tak terbatas, hingga mampu mempunyai sifat kuat sekaligus murah
menampung apa saja yang datang hati.Selalu memberi hasil kepada
padanya. Seorang pemimpin hendaknya siapapun yang mau berusaha mengelola
memiliki keluasan batin dan kemampuan dan memeliharanya dengan
mengendalikan diri yang kuat, hingga tekun.Seorang pemimpin hendaknya
dengan sabar mampu menampung berwatak sentosa, teguh dan murah hati,
aspirasi atau pendapat rakyatnya yang senang beramal dan senantiasa berusaha
beraneka ragam.Dikaitkan dengan untuk tidak mengecewakan kepercayaan
kepemimpinan Rama yaitu Rama yang rakyatnya.
mau menerima pendapat dari rakyatnya Dalam pengembangan ajaran ini,
yang menginginkan sita dibuang kehutan Patih Gajah Mada telah mengembangkan

50
konsep dasar kepemimpinan ini menjadi membangun suatu negara baik dari
18 yang disebut dengan Asta Dasa Berata segi tata negaranya, tata pemerintahan
Pramiteng Prabhu yaitu terdiri dari: (1) dan tata kemasyarakatannya. Dalam
Wijaya; bersikap tenang dan bijaksana. membangun negara, pemerintah dan
(2) Matri Wira; berani membela yang masyarakat Nitisastra meletakkan
benar. (3) Natanggwan; mendapat nilai-nilai moral agama Hindu sebagai
kepercayaan rakyat. (4) Satya bhakti a landasannya. Dalam pengertian ini
prabhu; taat kepada Nitisastra bukan ilmu pemerintahan
pemimpin/pemerintah. (5) Wagmi wak; suatu negara Hindu tertentu, karena
pandai berbicara dan meyakinkan itu Nitisastra yang berlaku secara
pendengar. (6) Wicak saneng naya; cerdik umum dan teoretis namun juga
menggunakan pikiran. (7) Sarja mengandung nilai-nilai praktis.
wopasana; selalu bersikap rendah hati. (8) 2. Karakter kedua tokoh dalam cerita
Dirotsaha; rajin dan tekun bekerja. (9) Ramayana yakni Rama dan Laksmana
Tan satresna; jangan terikat/mengikatkan adalah Rama yang tampan, lemah
diri pada satu golongan atau persoalan. lembut, gagah, baik hati, berjiwa
(10) Masihi semesta Buwana; bersikap satria, arif dan bijaksana memiliki
kasih sayang kepada semuanya. (11) Sih istri yang bernama Dewi Shinta yang
Semesta buwana; dikasihi oleh semuanya. berparas cantik, setia, baik hati, welas
(12) Negara Ginang Pratidnya; selalu asih, dan Laksmana yang tampan,
mengabdi dan mendahulukan kepentingan gagah, baik hati, berjiwa satria, arif
Negara. (13) Dibya cita; toleran terhadap dan bijaksana.
pendirian orang lain. (14) Sumantri; tegas 3. Susastra Hindu Ramayana dapat kita
dan jujur. (15) Anayaken musuh; selalu analisis bahwa cerita tersebut erat
dapat memperdaya musuh. (16) Waspada kaitannya dengan ajaran
Pubha wisesa; waspada kepemimpinan dalam Agama Hindu
selalu/introspeksi. (17) Ambeg atau yang sering disebut dengan Asta
Paramartha; pandai mendahulukan hal- Brata, Asta Brata merupakan 8
hal yang lebih penting. (18) Prasaja; konsep ajaran kepemimpinan atau
hidup sederhana. leadership Agama Hindu yang di
dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual
III. PENUTUP seperti: kebenaran, kejujuran,
3.1 Simpulan kesederhanaan, kepedulian, kerja
1. Kepemimpinan dalam agama Hindu sama, kebebasan, kedamaian, cinta
terdapat dalam Nitisastra. Nitisastra kasih, pengertian, amal baik, berdana
berasal dari kata Niti dan Sastra. Kata punya, tanggung jawab, tengang rasa,
Niti berarti kebijaksanaan duniawi, integritas, kebersihan hati, kerendahan
etika sosial politik, tuntunan dan juga hati, kesetiaan, kecermatan,
berarti ilmu pengetahuan tentang keberanian, kemuliaan, rasa syukur,
negara atau ilmu bangunan politik ketekunan, kesabaran, keadilan,
berdasarkan ajaran agarna keikhlasan, dan keteguhan hati.
Hindu.Berdasarkan pengertian Kecerdasan spiritual dapat
etimologi di atas, maka pengertian membimbing manusia untuk meraih
Nitisastra dapat diperluas lagi yaitu kebahagiaan hidup baik jasmani
ilmu yang beriujuan, untuk maupun secara rohani untuk mencapai

51
“moksartam jagadhitaya ca iti Zoetmulder, P.J. 1983. Kalangwan Sastra
dharma”. Jawa Kuno Selayang Pandang.
Jakarta: Penerbit Djambatan.
3.2 Saran
1. Kepada pemimpin Hindu, bahwa
sangat diperlukan sekali jiwa
kepemimpinan yang sesuai dengan
ajaran agama Hindu pada setiap
pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan
itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan, paling tidak untuk
memimpin diri sendiri dan orang-
orang di sekitar kita.
2. Kepada pemerintah, disarankan jika
saja Indonesia memiliki pemimpin
yang sangat tangguh, tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh
bangun bangsa kita tergantung pada
para pemimpin. Jika pemimpin sudah
tidak bisa memimpin dengan baik,
cirinya adalah pengikut tidak mau lagi
mengikuti. Oleh karena itu kualitas
bangsa kita tergantung pada kualitas
pemimpin kita.

DAFTAR PUSTAKA
Darna, Drs. I Wayan dan I Made Agus
Wiadnyana. 2013. Nitisastra
Penuntun Memahami Etika,
Kepemimpinan dan
Kemasyarakatan Menurut
Hindu. Denpasar Bali: Vidia.
Prof. Dr. R. M. Ng. Poerbatjaraka. 2010.
Ramayana Djawa Kuna Sarga
XIII – XXVI. Jakarta: Perpusnas
RI.
Suhardana, Drs. Komang. Nitisastra:
Ilmu Kepemimpinan dan
Management Berdasarkan
Agama Hindu. Surabaya:
Paramita

52

You might also like