Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

THE INFLUENCE OF SEAT ARRANGEMENT

PERSONAL SPACE AT THE LAMPU MERAH CAFE

PENGARUH PENATAAN TEMPAT DUDUK TERHADAP


PERSONAL SPACE PADA KAFE LAMPU MERAH

Rizki Alamsyah,Prodi Arsitektur,Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe


Email : alamrizki900@gmail.com
________________________________________
Abstract: Cafe is one of the places where someone can get a calm in releasing tired or just get a new
atmosphere in doing something. Suitable seating position becomes an important aspect of getting
comfort in the activities of a café. Seating in a café is a defining aspect of comfort because it is
directly related to the personal room. The personal space itself is a virtual boundary bubble that is a
limitation of privacy that can be entered by others. Basically the pattern of the café seating will affect
the person's personal space both in comfort and freedom of activity because personal space
becomes a privacy space that is always there so that the personal room becomes an important
aspect of comfort Someone. The distance is too close also make personal space someone disturbed
so that the distance of personal space one needs to be noticed so that each individual does not
interfere with the personal space of others. Therefore, the arrangement of a café seating is very
important to pay attention to the distance of personal space to keep the comfort of privacy.
Keywords: Cafe, seating patterns, personal space
Abstrak: Kafe merupakan salah satu tempat dimana seseorang bisa mendapatkan sebuah
ketenangan dalam melepaskan lelah atau sekedar mendapatkan suasana baru dalam melakukan
sesuatu. Posisi tempat duduk yang sesuai menjadi aspek penting dalam mendapatkan kenyamanan
dalam beraktifitas di sebuah kafe.Tempat duduk pada sebuah kafe menjadi aspek penentu
kenyamanan dikarenakan berkaitan langsung dengan ruang personal. Ruang personal sendiri
merupakan suatu gelembung batasan maya yang merupakan batasan privasi yang tida bisa dimasuki
orang lain. Pada dasarnya pola tempat duduk kafe akan mempengaruhi ruang personal seseorang
baik itu dalam kenyamanan maupun kebebasan beraktifitas dikarenakan personal space menjadi
ruang privasi yang selalu ada sehingga ruang personal menjadi aspek penting kenyamanan
seseorang. Jarak yang terlalu dekat juga membuat personal space seseorang terganggu sehingga
jarak personal space seseorang perlu di perhatikan agar setiap individu tidak menganggu ruang
personal orang lain.Untuk itu pola penataan tempat duduk sebuah kafe sangat penting
memperhatikan jarak ruang personal agar kenyamanan privasi tetap terjaga.
Kata Kunci: kafe, pola tempat duduk, personal space
SUMMARY

INTRODUCTION
Cafe is one of the places where someone can get a calm in releasing tired or just get a new
atmosphere in doing something. Suitable seating position becomes an important aspect of getting
comfort in the activities of a café. Seating in the café is a limit of personal space that determines the
level of comfort in the space of a café. This space is what sometimes determines the comfort of a
person in either a café or other environment.According to Sommer (1969) The personal space or
personal space is a limitation surrounding the invisible human body that always surrounds and always
exist between himself and others (Sari, Pramitasari, Jurusan, & Arsitektur, 2019).It can be concluded
that every human being has a personal space that cannot be penetrated or entered by others to
protect someone's privacy. The personal space itself has different restrictions depending on the
nature of the space that someone has in place. If the space occupied by public space will have a
wider limit than the boundaries on the private space such as home and so on. Personal space or
commonly called Personal Space can be assumed as a limit bubble to each individual in determining
the level of privacy in each distance.
METHOD
This research uses the observation methods and descriptions in which data is obtained by watching
and observing and retold so as to display visual data to facilitate the understanding of data. Direct
observation of the data is then performed at the time of the survey. Then the data that can be from
field observations is then visualized with images for easy data delivery. Then study literature to get
opinions from experts who reinforce the observation data that can be from the field.
RESULT
According to Hall's Opinion (1963) it argues in Marcella (2004) that the personal space is a distance
of interaction between individuals (Hidayatullah, n.d.).Then Hall (1963) also argued that the distance
of the interaction there are four types, namely: (1) The distance of intimate/intimate space (0.0 – 0.5
m), this distance usually occurs when individuals are close to their dear people, such as family,
spouse, and also companions; (2) Distance personal/Personal space (0.5 – 1.2 m), is a characteristic
of the ordinary distance used by individuals who are familiar with each other; (3) The Social space
(1.2 – 3.6 m), is the distance that the social contact may be common; (4) The public distance (3.6 –
7.6 m), the distance of this interaction usually occurs in public spaces, this distance is usually not
used when there are only two interacted individuals, but usually there are more than two people
interacting with each other(Hidayatullah, n.d.).Based on the opinion of Hall (1963) It can be concluded
that the red light has a seating pattern that corresponds to the distance of the minimum personal
space on a visitor's table but has a distance that interferes with the comfort of individual personal
space at the distance 35 3.6 1.2 between the But for the left and right table distance is the distance
that corresponds to the individual distance of personal space expressed by the Hall (1963).
CONCLUSION
Based on the results of observation and analysis, it can be concluded that the pattern of the seating
arrangement in the Café red light affects the area of the personal space of other visitors. It makes
visitors ' privacy in a compromised personal space that results in less than a visitor in the café. The
seat in the café of the red light itself has a distance between seats in one table 50 cm is still in
accordance with the standard because the visitor that one table has a relationship so that the distance
of the personal space is smaller. However at a distance between tables which have no relationship
between individuals or can be called general, the Red Light Café lays a table with a distance of 35 cm
with the front and back of the table and about one meter between the table left and right. The
circulation of one meter used on the left and right is functioning as the circulation of visitors and café
waiters in delivering orders. So the distance that has been ridden by Red Light Café is still not ideal to
keep the personal room of visitors to stay privacy. Then based on the analysis of the problem, it can
be that the ideal distance between tables to get the ideal seating pattern is 1.2 meters between
tables. The distance is ideal because every visitor will have ample space to maintain their privacy in
their own personal space. Then the research conclusion this time is the distance or pattern of seating
arrangement in the café red light disrupting the personal space of each visitor. In order to get the ideal
pattern of seating arrangement and provide space for the melting of personal space visitors, the
distance between the tables must correspond to the social distance of 1.2 meters.
1. PENDAHULUAN
Kafe merupakan salah satu tempat dimana Sehingga untuk itu kita perlu
seseorang bisa mendapatkan sebuah memperhatikan tatanan layout tempat duduk
ketenangan dalam melepaskan lelah atau pada suatu kafe karna itu akan mempengaruhi
sekedar mendapatkan suasana baru dalam perilaku pengunjung dalam berkatifitas dikafe
melakukan sesuatu. Posisi tempat duduk yang tersebut. Tatanan layout tempat duduk yang
sesuai menjadi aspek penting dalam dekat secara fisik memungkin kan untuk
mendapatkan kenyamanan dalam beraktifitas seseorang memasuki ruang personal orang
di sebuah kafe. Tempat duduk yang ada pada lain. Hal itu dapat menimbulkan
kafe merupakan suatu batasan ruang personal ketidaknyamanan pengunjung pada saat
yang menentukan tingkat kenyaman dalam berada di kafe. Oleh karena itu dalam menata
berkatifitas didalam ruang suatu kafe. Ruang layout tempat duduk perlu diadakan
inilah yang terkadang menentukan pendekatan desain agar hal seperti itu dapat
kenyamanan seseorang dalam berkatifitas ditanggulangi. Untuk itu kita perlu mencari
baik itu di kafe atau di lingkungan lainya. atau menganalisa bagaimana pola tatanan
Menurut Sommer (1969) Ruang tempat duduk pada sebuah kafe dan
personal atau personal space merupakan mempelajari pada pola temopat duduk yang
suatu batasan sekeliling tubuh manusia yang telah ada apakah sesuai dengan jarak ruang
tidak terlihat yang selalu mengelilingi dan personal pengunjung, atau memang
selalu ada di antara dirinya dan orang lain mempengaruhi atau mengganggu terhadap
(Sari et al., 2019)Sehingga bisa disimpulkan ruang personal pengunjung.
bahwa setiap manusia memiliki ruang personal Ruang personal juga dapat mempengaruhi
yang tidak dapat ditembus atau dimasuki setiap individu dalam berperilaku, dikarenakan
orang lain untuk melindungi privasi seseorang. ruang personal ini bersifat privasi sehingga
Ruang personal sendiri memiliki batasan yang tidak boleh dilanggar oleh orang sekitar.
berbeda tergantung pada sifat ruang yang di Kenyamanan seseorang dalam dalam
tempati oleh seseorang. Jika ruang yang bersosialisasi juga dipengaru dari tercapai
ditempati ruang publik maka akan memiliki tidaknya batasan ini saat bersosialisasi,
batasan yang lebih luas dibandingkan batasan terkadang pola lingkungan atau desain ruang
pada ruang privat seperti rumah dan juga mempengaruhi seseorang dalam
sebagainya. Ruang personal atau yang biasa bersosialisasi dikarenakan desain tidak
disebut Personal Space dapat diasumsikan mencapai batasan ruang personal tersebut
sebagai gelembung batasan setiap (Personal, Dalam, & Teori, n.d.)
perorangan dalam menentukan tingkat privasi
dalam setiap jaraknya. Menurut Bell (1966) dan Sommer (1966)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Sama halnya pada saat seseorang duduk dimensi besar kecilnya suatu ruang personal
di suatu kafe maka bidang yang di duduki yaitu (1) faktor situasional, ruang personal
menjadi bagian dari personal Space-nya dapat membesar atau mengecil tergantung
sehingga ukuran ruang dan jarak antar layout situasi seperti keterarikan (attraction),
suatu tempat duduk pada suatu kafe dapat kesamaan (similarity), dan jenis interaksi. (2)
mempengaruhi nyaman atau tidaknya faktor perbedaan individual, interaksi antara
seseorang di kafe tersebut. Suatu tatanan seseorang dengan orang lain dapat saja
layout tempat duduk pada suatu kafe akan berbeda antara satu dengan yang lain,
mempengaruhi setiap personal Space perbedaaan ini disebabkan oleh budaya dan
pengunjung sehingga tatanan ataupun ras, jenis kelamin, dan usia(Akhmad, 2004).
layoutnya harus diperhatikan demi menjaga
privasi antar pengunjung. Sehingga untuk itu Halim (2005) juga mengemukakan
kita perlu memperhatikan tatanan tempat bahwa jarak ruang personal setiap orang
duduk pada sebuah kafe demi menjaga dapat ditentukan berdasarkan hubungan dan
kenyamanan pengunjung saat beraktifitas di aktivitas serta kualitas sensorik
kafe tersebut. Pola penempatan tempat duduk seseorang.(Hantono, 2019)
juga akan mempengaruhi perilaku pengunjung Ruang personal juga termasuk kepada
dalam memilih tempat duduk yang diinginkan salah satu ruang teritori setiap individu.
dikarnakan ruang personal masing-masing Menurut Laurens ( 2004 ) ruang teritori adalah
orang yang berbeda, sehingga untuk salah satu hubungan antar pola tingkah laku
mendapatkan kenyamanan mereka akan dengan hak kepemilikan seseorang atau
memilih tempat duduk yang tidak akan kelompok atas suatu tempat.Teritorial ini
mengganggu ruang personal mereka.
merupakan wilayah yang dianggap sudah new atmosphere in doing something. Suitable
menjadi hak seseorang (Said & Alfiah, 2017). seating position becomes an important aspect
Hal ini menyatakan bahwa ruang personal of getting comfort in the activities of a café.
atau Personal Space merupakan ruang teritori Seating in the café is a limit of personal space
yang dimiliki setiap orang dimana ruang that determines the level of comfort in the
personal tersebut menjadi batasan teritori space of a café. This space is what sometimes
yang menentukan boleh atau tidaknya orang determines the comfort of a person in either a
lain memasuki batasan tersebut. Porteous café or other environment.
(1977) juga berpendapat bahwa teritorialitas
According to Sommer (1969) The
sebagai batas makhluk hidup yang
personal space or personal space is a
menentukan kepemilikan terhadap teritori yang
boundary around the human body that is
didalamnya terdapat suatu kontrol oleh
invisible that always surrounds and always
individu ataupun kelompok untuk
exist between himself and others (Sari et al.,
mempertahankan dari kemungkinan intervensi
2019) so that it can be concluded that every
atau agresi pihak lain. Hal ini diperkuat oleh
People have a personal space that cannot be
pendapat Hall (1969) bahwa teritorialitas
penetrated or entered by others to protect
berhubungan dengan kepemilikan dan tingkat
someone's privacy. The personal space itself
kontrol bahwa penghuni memiliki kuasa atas
has different restrictions depending on the
penggunaan suatu tempat. Teritorialitas
nature of the space that someone has in place.
berhubungan dengan personalisasi.
If the space occupied by public space will have
Personalisasi menurut pendapat Altman
a wider limit than the boundaries on the private
(1975) adalah suatu pernyataan kepemilikan
space such as home and so on. Personal
individu atau kelompok terhadap suatu tempat
space or commonly called Personal Space can
melalui tanda-tanda inisial diri baik secara
be assumed as a limit bubble to each
konkrit (fisik) ataupun simbolik (non
individual in determining the level of privacy in
fisik).(Ratna Dewi Nur’aini, 2019)
each distance.
Hall (1963) berpendapat dalam Marcella
Similarly, when a person sits in a café then
(2004) bahwa ruang personal merupakan
the field that is occupied to be part of his
suatu jarak interaksi antar
personal Space so that the size of space and
individu(Hidayatullah, n.d.). Hall (1963)
the distance between the layout of a seat in a
kemudian membagi jarak interaksi tersebut
café can affect the comfort or absence of
menjadi empat jenis, yaitu: (1) Jarak intim /
someone in the café. A seating layout in a café
intimate space (0,0 – 0,5 m), jarak ini biasanya
will affect every personal Space visitors so that
terjadi ketika individu berada dekat dengan
the order or layout should be considered in
orang yang mereka sayang, seperti keluarga,
order to keep the privacy between visitors. So
pasangan, dan juga sahabat; (2) Jarak
for that we need to pay attention to the seating
personal / personal space (0,5 – 1,2 m),
order in a café to keep the visitor's comfort
merupakan karakteristik jarak yang biasa
while doing activities in the café. The seating
dipakai individu yang sudah saling akrab satu
pattern will also affect the visitor's behavior in
sama lain; (3) Jarak sosial / social space (1,2 –
selecting the desired seat to be carnated in the
3,6 m), merupakan jarak yang memungkinkan
personal space of each individual person, so
terjadinya kontak sosial yang bersifat umum;
as to get comfort they will choose a seat that is
(4) Jarak publik (3,6 – 7,6 m), jarak interaksi ini
not will interfere with their personal space.
biasanya terjadi pada ruang publik, jarak ini
biasanya tidak digunakan ketika hanya
terdapat dua individu yang saling berinteraksi,
So for that we need to pay attention to the
akan tetapi biasanya terdapat lebih dari dua
layout of the seating in a café because it will
orang yang saling berinteraksi (Hidayatullah,
n.d.). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat affect the behavior of visitors in the berkatiality
disimpulkan bahwa ada jarak tertentu agar kita of the Dikafe. A physically close seating layout
makes it possible for someone to enter
dapat menyesuaikan dengan ruang personal
another person's personal space. It can cause
setiap individu sehingga pada setiap penataan
inconvenience to visitors while in the café.
tempat duduk di kafe tidak menyinggung jarak
Therefore, in arranging the seating layout need
minimal dari ruang personal atau teritori orang
lain, sehingga hal tersebut tidak akan to be held a design approach so that such
mengganggu privasi dan kenyamanan orang things can be solved. For that we need to find
or analyze how the pattern of the seating order
lain dalam beraktifitas di kafe.
in a café and to learn the pattern of sitting
Cafe is one of the places where someone temopat that already exists whether
can get a calm in releasing tired or just get a appropriate to the distance of the personal
space of the visitor, or indeed affect or (1963) then divides the distance of the
interfere with Visitor's personal room. interaction into four types, namely: (1) The
distance of intimate/intimate space (0.0 – 0.5
The personal space can also affect every
m), this distance usually occurs when
individual in behavior, as this personal space is
individuals are close to their dear people, such
privacy so it shouldn't be violated by people
as family, spouse, and also companions; (2)
around. The convenience of a person in
Distance personal/Personal space (0.5 – 1.2
socializing is also influenced by the presence
m), is a characteristic of the ordinary distance
of these limits when socializing, sometimes
used by individuals who are familiar with each
environmental patterns or space design also
other; (3) The Social space (1.2 – 3.6 m), is
affects the person in socializing because the
the distance that the social contact may be
design does not reach the limit of personal
common; (4) The public distance (3.6 – 7.6 m),
space (Personal, in, & Theory, n.d.)
the distance of this interaction usually occurs
According to Bell (1966) and Sommer in public spaces, this distance is usually not
(1966) There are several factors that influence used when there are only two interacted
the big dimensions of a personal space that is individuals, but usually there are more than
(1) situational factor, personal space can two people interacting with each other
enlarge or shrink depending on situations such (Hidayatullah, n.d.). Based on this, it can be
as the (attraction), similarity (similarity), and concluded that there is a certain distance so
type of interaction. (2) Individual differentiation that we can adapt to the personal space of
factors, the interaction between one and each individual so that at every place in the
another can be different from each other, the café seating does not offend the minimum
difference is caused by culture and race, distance from the personal space or territory of
gender, and age (Akhmad, 2004). others, so it will not interfere with the privacy
and comfort of others in the activities in the
Halim (2005) also suggests that
café
everyone's personal space distance can be
determined based on one's relationship and 2. METODE PENELITIAN
activity and sensory qualities. (Hantono, 2019)
The personal space also includes one of the Penelitian ini menggunakan metode
individual territorial spaces. According to observasi dan deskripsi dimana data
Laurens (2004) The territorial space is one of didapatkan dengan menyaksikan dan
the relationships between the behavior mengamati dan diceritakan kembali sehingga
patterns with the ownership rights of a person menampilkan data-data visual untuk
or group over a place. This territory is an area memudahkan dalam memahami data.
that is deemed to have been a person's right Observasi langsung di lakukan kemudian
(Said & Alfiah, 2017). This is to say that the dilakukan pemetaan data pada saat survei
personal space or Personal Space is a space langsung. Kemudian data yang di dapat dari
that is owned by everyone where the personal observasi lapangan kemudian divisualisasikan
space is the boundary of the territory that dengan gambar untuk memudahkan
determines whether or not the other person penyampaian data. Kemudian dilakukan kajian
enters the limit. Porteous (1977) also argues literatur untuk mendapatkan pendapat dari ahli
that territorial boundaries are the boundary of yang memperkuat data observasi yang di
living creatures that determine ownership of dapat dari lapangan.
territories in which there is a control by
individuals or groups to defend against the 2.1 Lokasi Penelitian
possibility of other parties ' intervention or
aggression. This is reinforced by Hall's opinion
(1969) that the Territory relates to the
possession and control level that the
occupants have power over the use of a place.
Barities relate to personalization.
Personalization in the opinion of Altman (1975)
is an individual or group ownership statement
against a place through the signs of self-initials
either in a concrete or symbolic (non-physical)
basis. (Ratna Dewi Nur'aini, 2019)
Hall (1963) argues in Marcella (2004) that
the personal space is a distance of interaction Sumber : Dokumentasi Pribadi
between individuals (Hidayatullah, n.d.). Hall
Penelitian dilakukan pada Kafe agar sesuai dengan jarak minimum personal
Lampoe Merah Kota Lhokseumawe. Kafe space yang telah ditentukan. Sehingga pada
Lampu Merah merupakan salah satu kafe kafe Lampu Merah memiliki pola penataan
yang terletak di Kota tempat duduk yang ideal dan tidak
Lhokseumawe,Aceh. Kafe ini berjumlah menngganggu personal space setiap individu.
dua lantai dengan jumlah bukaan yang
banyak. Kafe Lampu merah juga banyak This research uses the observation methods
diminati karna suasanya yang hangat and descriptions in which data is obtained by
serta sejuk dikarenakan bukaanya dan watching and observing and retold so as to
juga memiliki view kejalanan ramai display visual data to facilitate the
sehingga bisa menikmati suasana kota di understanding of data. Direct observation of
kafe tersebut. Kafe ini berlokasi di Jl. the data is then performed at the time of the
Merdeka No.1, Simpang Empat, Banda survey. Then the data that can be from field
Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh. observations is then visualized with images for
easy data delivery. Then study literature to get
2.2 Waktu Penelitian opinions from experts who reinforce the
observation data that can be from the field.
Observasi ke lapangan dilakukan
pada lima hari berturut-turut dengan 2.1 Research Locations
empat waktu berbeda. Observasi
dilakukan dari hari Jum’at pada tanggal
18 Oktober 2019 hingga Selasa pada
tanggal 22 Oktober 2019 pada jam 15.00
WIB, 17.00 WIB, 21.00 WIB, 23.00 WIB.
Adapun Observasi dilakukan berdasarkan
waktu intesitas tinggi di kafe tersebut.

2.3 Variabel Penelitian

Adapun Variabel pada penelitian ini


yaitu jumlah tempat duduk dan lokasi
serta posisinya pada ruang sehingga kita
dapat memetakan jarak minimum Source: Personal Documentation
personal space antar individu.
Research is done at Cafe Lampoe
2.4 Metode Analisis Data Red City of Lhokseumawe. Red Light
Cafe is one of the cafes located in
Lhokseumawe City, Aceh. This café
Setelah dilakukan observasi consists of two floors with many
lapangan maka data yang telah dipetakan openings. Red Light Cafe is also a lot of
kemudian divisualisasikan menjadi interest because of its warm and cool
gambar atau sketsa kemudian penjelasan atmosphere due to its bukaanya and also
akan di lakukan berdasarkan gambar has a crowded view of the streets so that
sehingga dapat menentukan jarak atau you can enjoy the ambience of the city in
pola tempat duduk yang digunakan dari the café. This café is located at Jl.
visualisasi data. Kemudian berdasarkan Merdeka No. 1, Simpang Empat, Banda
visualisasi data yang telah dilakukan Sakti, Lhokseumawe City, Aceh.
kemudian dilakukan analisa antar tempat
duduk apakah sesuai dengan jarak
minimum personal space atau malah 2.2 Research Time
mempengaruhi personal space setiap
pengunjung. Observations to the field were
conducted on five consecutive days with
2.5 Metode Sintesis Data four different times. Observation is done
from Friday on 18 October 2019 until
Setelah mengetahui tatanan tempat duduk Tuesday on 22 October 2019 at 15.00
dan permasalahanya melalui analisis data WIB, 17.00 WIB, 21.00 WIB, 23.00 WIB.
kemudian dilakukan analisa kembali untuk The observation is based on the time of
mencari tahu tatanan ideal pola tempat duduk high intesity in the café.
2.3 Research Variables

The variables in this research are the


number of seats and the location and its
position on the space so that we can map
the minimum distance of personal space
between individuals.

3.4 Data Analysis Methods

After the field observation, the data Sumber : Dokumentasi Pribadi


that has been mapped then visualized
into an image or sketch then explanation
will be done based on the image so it can Namun pada lantai dua pola tempat duduk
determine the distance or pattern of cenderung tidak teratur pola tempat duduk
seating used from Data visualization. justru lebih dipadatkan kearah tepi jendela
Then based on the visualization of data atau bukaan disana, dimana terkesan kosong
that has been done then done inter-seat ditengah, dikarenakan pengelola lebih
analysis whether appropriate with the menginginkan tempat duduk agar
minimum distance personal space or mendapatkan pemandangan kota dari lantai
instead affects the personal space of atas serta mendapatkan udara sejuk yang
each visitor. mengalir melalui sirkulasi bukaan pada lantai
dua.
3.5 Data Synthesis Methods
After learning the seating order and
problems through data analysis then re-
analysis to find out the ideal setting of
seating patterns to fit the minimum
distance of personal space that has been
determined. So in the café red light has
an ideal seating pattern and does not
interfere with individual personal space.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN / RESULT
AND DISCUSSION
4.1 Pola Tempat Duduk Kafe Lampu Merah Sumber : Dokumentasi Pribadi
Kafe Lampu merah memiliki pola tempat
duduk yang rata-rata linier dimana jarak
antara satu meja dan meja lainya hampir
tidak ada namun memiliki jarak sekitar
satu meter untuk kelompok tempat duduk
linier dengan linier lainya pada lantai sa
tu yang digunakan sebagai jalur sirkulasi
pengunjung dan pelayan kafe dalam
mengantar pesanan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Berdasarkan pemetaan yang di dapat dari


observasi maka dapat di gambarkan bahwa
pola tempat duduk pada kafe lampu merah
menggunakan sistem linier dimana ada jarak
sekitar 35 cm antara tempat duduk depan dan
belakang, dan memiliki jarak sekitar satu
meter untuk sirkulasi pengunjung dan pelayan
Sumber : Dokumentasi Pribadi kafe pada bagian kiri dan kanan tempat
duduk.. Pada lantai dua juga dapat dilihat 4.2 Pengaruh Terhadap Personal Space
bahwa pola penataan tempat duduk tidak Berdasarkan pendapat Hall
teratur atau hanya dipadatkan ke arah tepi (1963) berpendapat dalam Marcella (2004)
sehingga memiliki ruang yang luas pada bahwa ruang personal merupakan suatu jarak
tengah bangunan sehingga antar tempat interaksi antar individu (Hidayatullah, n.d.).
duduk memiliki jarak yang lumayan jauh. Kemudian Hall (1963) juga berpendapat
Berdasarkan pemetaan hasil Observasi bahwa jarak interaksi tersebut ada empat
lapangan juga didapatkan bahwa satu meja jenis, yaitu: (1) Jarak intim / intimate space
memiliki empat buah kursi dengan jarak antar (0,0 – 0,5 m), jarak ini biasanya terjadi ketika
kusi sekitar 50 cm. Pada beberapa sudut individu berada dekat dengan orang yang
ruang juga terdapat satu meja tempat duduk mereka sayang, seperti keluarga, pasangan,
yang berdiri sendiri. Hal itu dikarnakan adanya dan juga sahabat; (2) Jarak personal /
space yang terbuang sehingga pihak personal space (0,5 – 1,2 m), merupakan
pengelola mencoba memanfaatkan dengan karakteristik jarak yang biasa dipakai individu
meletakkan satu meja untuk pengunjung yang sudah saling akrab satu sama lain; (3)
disana. Dikarnakan pola yang tidak teratur Jarak sosial / social space (1,2 – 3,6 m),
pada lantai dua membuat jalur sirkulasi pada merupakan jarak yang memungkinkan
lantai dua sulit untuk dipetakan dikarnakan terjadinya kontak sosial yang bersifat umum;
tata letaknya yang terkesan acak. Pola tempat (4) Jarak publik (3,6 – 7,6 m), jarak interaksi ini
duduk pada Lampoe Merah ini juga terkadang biasanya terjadi pada ruang publik, jarak ini
berupah karna perilaku pengunjungnya yang biasanya tidak digunakan ketika hanya
terkadang bergerombol sehingga meja yang terdapat dua individu yang saling berinteraksi,
disediakan tidak mampu menampung pada akan tetapi biasanya terdapat lebih dari dua
meja yang disediakan, sehingga terkadang orang yang saling berinteraksi (Hidayatullah,
pengunjung menyatukan dua tempat duduk n.d.).
untuk mencukupi kuota pengunjung.
Berdasarkan pendapat Hall
(1963) maka dapat disimpulkan bahwa pada
lampu merah memiliki pola tempat duduk yang
sesuai dengan jarak minimal personal space
pada satu meja pengunjung namun memiliki
jarak yang mengganggu kenyamanan
personal space individu pada jarak antar meja
dikarenakan untuk umum memerlukan jarak
sosial 1,2 – 3.6 namun pada cafe lampu
merah hanya memiliki jarak sekitar 35 cm
antar meja depan dan belakang. Namun untuk
jarak meja kiri dan kanan merupakan jarak
Denah Pola Tempat Duduk Lantai 1 yang sesuai dengan jarak minimal ruang
personal individu yang dikemukakan oleh Hall
Sumber : Dokumentasi Pribadi ( 1963 ).

Denah Pola Tempat Duduk Jarak antar tempat duduk


Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pola tatanan tempat duduk ideal
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Jarak antar tempat duduk lantai 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Maka berdasarkan data maka pola tempat


duduk pada lantai satu memiliki kenyamanan
pada ruang personal pada meja pengunjung
namun pada jarak antar meja memasuki ruang
personal orang lain sehingga pengunjung tidak
nyaman duduk dengan pola penataan tempat
duduk yang telah ada. Sebagaimana menurut
Robert Sommer (1969) mengatakan personal
space dapat dinyatakan sebagai batas-batas
ruang pribadi yang memiliki nilai privasi tinggi,
di mana semakin dekat ruang itu dengan Pola tatanan tempat duduk ideal
dirinya semakin besar nilai privasinya (Fitria, Sumber : Dokumentasi Pribadi
2018).

4.3 Pola Penataan Tempat Duduk Ideal Berdasarkan analisa hasil observasi
Berdasaran analisa data maka kafe dan analisa penyelesaian masalah terhadap
lampu merah di simpulkan pola penataan permasalahan mengenai jarak antar meja
tempat duduknya menyinggung personal yang tidak sesuai sehingga mengganggu
space orang lain sehingga mengganggu personal space orang lain. Personal space
kenyamanan pengunjung beraktifitas di kafe. yang terganggu pada saat beraktifitas di kafe
Setelah mengetahui permasalahan dan membuat kita tidak nyaman untuk beraktifitas
menganalisa maka dapat di simpulkan tatanan di kafe tersebut. Berdasarkan jarak ideal untuk
pola tempat duduk yang sesuai dengan mendapatkan tatanan pola tempat duduk pada
personal space pengunjung. Untuk tidak kafe lampu merah yang tidak menyinggung
menyinggung personal space setiap individu personal space maka di dapat pola tatanan
maka jarak antar meja minimal 1,2 – 3,6 meter dan layout seperti diatas dengan jarak antar
agar sesuai dengan jarak sosial. Jarak meja yaitu 1,2 meter. Sehingga dengan jarak
tersebut sesuai dengan jarak antar individu 1,2 meter antar meja membuat masing-masing
yang tidak memiliki hubungan atau umum. individu memiliki jara personal space yang
Sehingga dengan jarak antar meja yang lebih luas dan nyaman dalam beraktifitas di
sesuai dengan jarak sosial maka ruang kafe lampu merah.
personal setiap individu antar meja tidak
bersinggungan sehingga pengunjung memiliki
ruang privasi yang penuh.
mendapat pola penataan tempat duduk
yang ideal dan menyediakan ruang untuk
leluasanya ruang personal pengunjung
maka jarak antar meja harus sesuai
dengan jarak sosial yakni 1,2 meter.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, S. K. (2004). Konfigurasi
Dimensi Ruang Personal pada
Kualitas Hidup Lansia di Panti
Werdha Satria Kamal Akhmad. 1–17.
Fitria, T. A. (2018). Pengaruh Seting
Jarak antar meja Ruang Terhadap Perilaku Pengguna
Sumber : Dokumentasi Pribadi Dengan Pendekatan Behavioral
Mapping. Jurnal Arsitektur Dan
1. KESIMPULAN Perencanaan (JUARA), 1(2), 183–
206.
Berdasarkan hasil Observasi dan
https://doi.org/10.31101/juara.v1i2.77
analisa maka dapat disimpulkan bahwa
pola penataan tempat duduk di kafe lampu
5
merah mempengaruhi wilayah ruang Hantono, D. (2019). Kajian Perilaku Pada
personal pengunjung lain. Hal tersebut Ruang Terbuka Publik. Nalars, 18(1),
membuat privasi pengunjung pada ruang 45–56.
personal terganggu yang berakibat pada
https://doi.org/10.24853/nalars.18.1.4
kurang nyamanya pengunjung dalam
5-56
berkatifitas di kafe. Tempat duduk di kafe
lampu merah sendiri memiliki jarak antar Hidayatullah, I. (n.d.). Ruang Personal
kursi di satu meja 50 cm masih sesuai Pemustaka di Ruang Baca
dengan standar dikarenakan pengunjung Perpustakaan Umum Kota Malang.
yang satu meja memiliki hubungan
sehingga jarak ruang personalnya lebih Personal, P., Dalam, S., & Teori, K. (n.d.).
kecil. Namun pada jarak antar meja yang Flat mahasiswa di manado.
mana tidak memiliki hubungan antar
individu atau bisa disebut umum, kafe Ratna Dewi Nur’aini, I. (2019).
lampu merah meletakkan meja dengan Teritorialitas Dalam Tinjauan Ilmu
jarak 35 cm dengan depan dan belakang Arsitektur. TERITORIALITAS DALAM
meja dan sekitar satu meter antar meja kiri TINJAUAN ILMU ARSITEKTUR,
dan kanan. Sirkulasi satu meter yang 15(1), 12–22.
digunakan pada kiri dan kanan difungsikan https://doi.org/10.21831/inersia.v15i1.
sebagai sirkulasi pengunjung dan pelayan 24860
kafe dalam mengantar pesanan. Maka
jarak yang telah ditentuan kafe lampu Said, R., & Alfiah. (2017). Teritorialitas
merah masih belum ideal untuk menjaga Pada Ruang Publik Dan Semi Publik
ruang personal pengunjung agar tetap Di Rumah Susun. Nature, 4(2), 128–
privasi. Maka berdasarkan analisa 137.
permasalahan maka di dapat bahwa jarak https://doi.org/10.24252/nature.v4i2a
ideal antar meja agar mendapat pola 5
penataan tempat duduk yang ideal adalah
1.2 meter antar meja. Jarak tersebut telah Sari, D. P., Pramitasari, D., Jurusan, P., &
ideal dikarenakan setiap pengunjung akan Arsitektur, T. (2019). PERILAKU
memiliki ruang yang luas untuk menjaga PEMILIHAN TEMPAT DUDUK PADA
privasi mereka dalam ruang personal PERPUSTAKAAN JURUSAN
masing-masing. Maka kesimpulan TEKNIK ARSITEKTUR
penelitian kali ini adalah jarak atau pola UNIVERSITAS GADJAH MADA.
penataan tempat duduk pada kafe lampu 1(1), 20–29.
merah mengganggu ruang personal
masing-masing pengunjung. Agar

You might also like