Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

ITSBAT TALAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERKAWINAN

DI INDONESIA
Zainuddin
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar
email: zainuddin@iainbatusangkar.ac.id

Khairina
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar
email: khairinainong@gmail.com

Sulastri Caniago
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar
email: sulastricaniago@iainbatusangkar.ac.id

Abstract
This study discusses about itsbat talak (legal recognition of divorce) pronounced by husbands out of court
in the perspective of Marriage Law in Indonesia. There are three issues answered in this study. First, how
is the legal problem of out-of-court divorce in the perspective of Marriage Law in Indonesia and Fiqh?
Second, what is the urgency of itsbat talak in the view of fiqh and Marriage Law in Indonesia? Third, what
is the review of the Marriage Law in Indonesia on the itsbat talak out-of-court? To answer this problem, a
library study was conducted. The data was collected through searching of the research results, books, fiqh
books, laws or regulations and electronic as well as digital data through websites. The study found that
there are some legal problems of itsbat talak for out-of-court divorce such as its legality, the probability of
talak for twice, no legal protection, the couple blocked from other marriage, and the lost of post-marriage
rights. Itsbat talak for out of court divorce can be recognized in the Marriage Law in Indonesia.

Studi ini mengkaji tentang itsbat (pengakuan hukum) talak yang telah dijatuhkan suami di luar pengadilan
dalam perspektif hukum perkawinan di Indonesia. Ada tiga persoalan yang akan dijawab dalam studi ini.
Pertama, bagaimana problematika hukum talak di luar pengadilan dalam perspektif Hukum Perkawinan
di Indonesia dan Fikih? Kedua, bagaimana urgensi itsbat talak dalam pandangan Fikih maupun Hukum
Perkawinan di Indonesia ? Ketiga, bagaimana tinjauan Hukum Perkawinan di Indonesia terhadap itsbat
talak perceraian di luar pengadilan ? Untuk menjawab permasalahan ini dilakukan studi kepustakaan. Data
tentang talak di luar pengadilan atau itsbat nikah dikumpul melalui penelusuran hasil-hasil penelitian,
buku-buku atau kitab fikih, undang-undang atau peraturan dan data elektronik melalui website. Data ini
diolah, dianalisis dan dijadikan bahan untuk mengkaji itsbat talak dengan menggunakan metode kajian
hukum normatif. Hasil penelitian menemukan jawaban, pertama; ada lima problem hukum talak di luar
pengadilan, seperti keabsahannya, kemungkinan terjadi talak dua kali, tidak adanya perlindungan hukum,
pasangan talak di luar pengadilan tidak dapat melakukan penikahan resmi dengan yang lain, tidak bisa
mendapatkan hak-hak setelah talak. Itsbat talak dapat diakui dalam hukum perkawinan di Indonesia.

Kata Kunci: Itsbat Talak, Hukum Perkawinan, Indonesia

A. Pendahuluan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan tidak berhenti mendamaikan kedua belah
pasal 39 ayat 1 menyatakan bahwa “perceraian pihak”.1 Bagi umat Islam, pasal ini dipertegas
hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan oleh Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 29


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

115 dengan memperjelas bahwa pengadilan dengan ketentuan undang-undang.


yang dimaksud adalah Pengadilan Agama. Ketentuan itsbat (pengakuan hukum)
Begitu juga dalam pasal 117, talak adalah ikrar nikah terdapat Inpres nomor 1 tahun
suami di hadapan sidang Pengadilan Agama 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam,
yang menjadi salah satu sebab putusnya sebagaimana tercatum dalam Pasal 7 ayat
perkawinan. Dari aturan ini, secara yuridis (2) yang berbunyi: “Dalam hal perkawinan
formal hakim di Pengadilan Agama tidak tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat
mengakui adanya talak di luar pengadilan. diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama”,
Bila telah terjadi talak di luar pengadilan walaupun masih terjadi perdebatan tentang
kemudian suami mengajukan ikrar talak status hukum Kompilasi Hukum Islam yang
ke pengadilan maka talak yang dinyakatan legalitas formalnya berbentuk Instruksi
sah adalah yang diucapkan di depan sidang Presiden (Inpres).5
pengadilan dan talak tersebut dihitung Berbeda dengan itsbat nikah, itsbat
sebagai talak satu, sedangkan talak di luar talak belum ditemukan hukum yang
pengadilan tidak dihitung atau dianggap mengaturnya. Istilah itsbat talak masih
tidak ada. asing dalam teminologi hukum perkawinan
Apabila ketentuan undang-undang di Indonesia dan kasusnya belum pernah
tersebut dihadapkan kepada ketentuan diajukan ke Pengadilan Agama sehingga
fikih muncul dilema. Satu sisi talak di luar belum menjadi yurisprudensi. Apabila itsbat
pengadilan tidak diakui menurut Undang- nikah dimaksudkan untuk mendapatkan
undang, di sisi lain talak di luar pengadilan legalitas hukum nikah, maka itsbat talak pun
sah menurut fikih. Pendapat yang ada dimaksudkan untuk legalitas hukum talak
hanya mengatakan bahwa talak itu terjadi menurut peraturan perundang-undangan.
bila dijatuhkan di depan dua orang saksi. Akan tetapi beranikah hakim memproses
Pendapat ini dikemukakan oleh Syiah pengajuannya, walaupun secara tekstual
Imamiyah2. Dalam pendapat mayoritas ulama tidak didukung oleh peraturan perundangan.
(jumhur) talak tidak memerlukan saksi seperti Sementara itsbat nikah didukung oleh KHI
pernikahan. Apabila talak diucapkan oleh yang ditetapkan melalui inpres nomor 1
suami di manapun berada tetap jatuh atau tahun 1991.
sah. Pendapat ini didasarkan pada hadis Dalam konteks kepastian hukum, aturan
Nabi Saw yang mengatakan bahwa ada tiga tentang itsbat talak menemukan urgensinya.
hal yang apabila dilakukan dengan sungguh- Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan
sungguh akan terjadi dan bila dilakukan pandangan hukum perkawinan terhadap
dengan berseloroh pun akan terjadi, yaitu: itsbat talak yang dijatuhkan di luar pengadilan
nikah, talak dan ruju’. 3 Sejalan dengan dengan fokus kajian pada persoalan tentang
ketentuan fikih ini Majelis Permusyawaratan hukum talak di luar pengadilan dalam
Ulama (MPU/MUI) Aceh dalam fatwa No. 2 perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia
Tahun 2015 Tentang Talak menyatakan talak dan Fikih dan urgensi itsbat talak, baik
yang dilakukan suami di luar pengadilan dalam pandangan Fikih maupun Hukum
dan/atau talak tanpa saksi adalah sah4. Dalam Perkawinan di Indonesia.
hal ini Fatwa MPU Aceh terkesan berlawanan Penelitian seputar talak di luar

2
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan
(Prenada Media, 2009). Hlm 217
3
Abu Daud, Sunan Abu Daud (Maktabah Syamilah), Hadis no.2196..
4
Nurdin Bakri and Antoni Antoni, ‘Talak di Luar Pengadilan Menurut Fatwa Mpu Aceh No 2 Tahun 2015
Tentang Talak’, Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, vol. 1, no. 1 (2017), http://www.jurnal.ar-
raniry.ac.id.
5
Inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam; Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Dalam pasal 7 ayat 1 dijelas jenis dan hirarki Peraturan
Perundang-undangan terdiri atas: a. UU Dasar RI tahun 1945, b. Ketatapan MPR, c. UU/PERPPU, d.
Peraturan Pemerintah, e. Peraturan Presiden, f. PERDA Provinsi, g. PERDA Kabupaten/Kota.

30 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H


Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

pengadilan t elah banyak dilakukan, seperti hukumnya ketika kasus ini diajukan.
penelitian Silfia Ulfa6, Fifin Niya Pusyakhois7, Untuk menemukan jawaban hukum
Nurdin Bakri8, Muhammad Dhohri9, Ellna terhadap itsbat talak dilakukan studi
Lailina Hidayah 10 , Hasan Nur Hakim 11 , dokumentasi terhadap bahan-bahan hukum.
Hepi Duri Jayanti.12 Dari penelitian itu ada Berbagai buku, jurnal, laporan penelitian
dapat disimpulkan bahwa secara normatif peraturan perundang-undangan yang
yuridis, talak di luar pengadilan tidak sah berkaitan dengan perkawinan dan perceraian,
dan dianggap tidak ada, dan ada pula yang putusan hakim terdahulu (yurisprudensi)
menyimpulkan sah secara fikih dan tidak dan data-data elektronik melalui website
sah secara undang-undang. Dalam posisi merupakan bahan hukum primer yang
ini penulis mengajukan asumsi awal bahwa dimaksudkan untuk mendapatkan
sejatinya talak di luar pengadilan dapat pengetahuan hukum positif in abstracto.14 Dari
diitsbatkan sebagaimana halnya itsbat nikah. dokumen ini dipelajari berbagai rumusan
Studi ini dilakukan melalui penelitian hukum yang dimungkinkan dapat menjawab
kepustakaan atau library research dengan permasalahan itsbat talak di luar pengadilan.
metode kualitatif dan pendekatan yuridis. Untuk memperkuat argumen dalam studi ini
Dari beberapa metode penelitian hukum khususnya yang berkaitan dengan problem
doktrinal sebagaimana yang dikemukakan hukum talak di luar pengadilan dilakukan
oleh Bambang Sunggono dalam penelitian Fokus Discution Group (FGD) dengan hakim-
ini digunakan teori penemuan hukum hakim Pengadilan Agama Pengadilan
suatu perkara in concreto yang oleh Pollack Agama Bukittinggi dan Pengadilan Agama
dikenal dengan legal research. Pertanyaan Payakumbuh dan Kepala Kantor Urusan
yang mendasar dalam metode penemuan Agama (KUA) beberapa kecamatan di
hukum in concreto ini adalah: bagaimana Kabupaten Tanah Datar.
cara menemukan hukum terhadap peristiwa
yang kongkrit. Tujuan pokok dari metode B. Talak dalam perspektif Undang-
ini adalah untuk menguji postulat normatif undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
tertentu apakah dapat digunakan untuk perkawinan dan Kompilasi Hukum
memecahkan masalah hukum tertentu Islam
dalam peritiwa yang kongkrit.13 Mengenai Menurut UU No. 1 tahun 1974 dalam
“itsbat talak di luar pengadilan” yang diteliti ini pasal 38 perkawinan dapat putus karena
secara normatif belum ditemukan ketentuan kematian, perceraian dan atas putusan
yang mengaturnya, sedangkan peristiwa Pengadilan. Dalam Kompilasi Hukum Islam
hukumnya menghendaki, sehingga hakim (KHI) perceraian merupakan salah satu
di pengadilan dengan tidak ada hukum penyebab putusnya perkawinan. Hal ini sesuai
yang mengatur bisa saja tidak menyelesaikan ketentuan Pasal 113 yang mengatur bahwa
6
Silfia Ulfa, ‘Perceraian Di Luar Pengadilan Menurut Majelis Ulama Indonesia (Studi Fatwa MUI No. 1 Tahun 2012)’,
Skripsi (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2017), http://repository.iainpurwokerto.ac.id.
7
Fifin Niya Pusyakhois, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap Cerai Di Luar Pengadilan Agama Dan Implikasinya Pada
Masyarakat Desa Penaruban Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal’ (Semarang: UIN Walisongo, 2010). https://
library.walisongo.ac.id
8
Bakri and Antoni, ‘Talak di Luar Pengadilan Menurut Fatwa Mpu Aceh No 2 Tahun 2015 Tentang Talak’. (2017)
https://jurnal.ar-raniry.ac.id
9
Muhammad Dhohri, ‘Talak Di Luar Pengadilan Perspektif Ulama Buntet Pesantren Cirebon’, Skripsi (Cirebon:
IAIN Syekh Nurjati, 2015), http://repository.syekhnurjati.ac.id.
10
Ellna Lailina Hidayah, ‘Pendapat ulama’di Desa Boja terhadap pengucapan talak di luar pengadilan’ (Semarang: UIN
Walisongo, 2016), http://eprints.walisongo.ac.id.
11
Hasan Nur Hakim, ‘Penindakan Terhadap Pelaku Penjatuhan Talak Di Luar Pengadilan Melalui Sarana/Pendekatan
Pidana (Penal Approachment)’, Al Fikra, vol. 15, no. 2 (2017), Hlm. 326–40.
12
Hepi Duri Jayanti, ‘Talak Tiga Di Luar Pengadilan Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif Bagi Pegawai Negeri
Sipil (Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Argamakmur Nomor 0207/Pdt. G/2015/PA. AGM)’, QIYAS, vol. 3,
no. 1 (2018), Hlm. 93–104.
13
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), Hlm.94
14
Ibid.

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 31


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

putusnya perkawinan dapat dikarenakan 3 mempunyai kekuatan hukum tetap.


(tiga) alasan yang bunyinya sama dengan
Pasal 38 UU Nomor 1 Tahun 1974. C. Problematika Hukum Talak di Luar
Menurut Pasal 114 KHI putusnya Pengadilan
perkawinan yang disebabkan karena Talak di luar pengadilan yang dalam
perceraian dapat terjadi karena talak oleh istilah umum disebut dengan talak liar sulit
suami atau gugatan perceraian oleh isteri. didata, karena tidak tercatat. Beberapa Kepala
Selanjutnya mengenai tata cara perceraian Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan
dalam Undang-undang Perkawinan dalam di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat
pasal 39 dinyatakan bahwa: mengakui hal tersebut. Biasanya pasangan talak
1. Perceraian hanya dapat dilakukan di liar juga melakukan pernikahan berikutnya
depan sidang pengadilan setelah pengadilan secara liar. Sebagian dari talak liar ini baru
yang bersangkutan berusaha dan tidak dapat diketahui ketika mantan pasangan
berhasil mendamaikan kedu belah pihak tersebut akan menikah kembali, karena di
2. Untuk melakukan perceraian harus saat itu ditanya statusnya apakah lajang/
ada cukup alasan bahwa suami istri itu tidak perawan atau duda/janda. Selain itu talak liar
akan dapat hidup rukun sebagai suami istri. juga bisa diketahui ketika mengajukan itsbat
3. Tata cara perceraian di depan nikah ke Pengadilan Agama. Hakim akan
sidang pengadilan di atur dalam peraturan mengetahui talak liar tersebut dalam proses
perundangan sendiri. persidangan. Dalam sidang keliling biasanya
Klausul pasal 39 dalam Undang- KUA mendata terlebih dahulu pasangan
Undang Perkawinan juga terdapat dalam yang akan mengajukan itsbat nikah tersebut
pasal 65 Undang-undang Nomor 7 tahun sebelum sidang dilaksanakan. Namun jumlah
1989 sebagaimana diubah dengan Undang- pasangan talak liar ini sebagian kecil yang
Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun terdata, sedangkan yang lain tidak bisa didata,
2006 yaitu : “Perceraian hanya dapat dilakukan karena beberapa alasan. Pertama, pencatatan
di depan sidang pengadilan setelah pengadilan nikah liar atau talak liar tidak menjadi tugas
yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil dan fungsi KUA; kedua, tidak ada yang mau
mendamaikan kedua belah pihak”. Sementara melapor karena talak dianggap aib15.
dalam KHI juga terdapat penguatan terhadap Dalam penelitian Sualstri Caniago tahun
kedua Undang-Undang di atas dalam Pasal 2017 pasangan yang mengajukan itsbat nikah
115 KHI menyatakan “bahwa perceraian hanya di Kecamatan Lintau Buo Utara ditemukan
dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan 15 kasus. Dari jumlah tersebut yang dapat
Agama setelah pengadilan tersebut berusaha dan diitsbatkan hanya 2 kasus. Selebihnya tidak
tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak”. dapat diitsbatkan karena tidak memiliki
Seluruh aturan yang mengatur tentang akta cerai dengan pasangan sebelumnya.
tata cara perceraian baik dalam Undang- Seluruh pasangan ini telah memiliki anak
Undang Perkawinan, Undang-Undang dari pernikahan sirrinya. Anak tersebut tidak
Peradilan Agama, dan KHI menyatakan memiliki status hukum, karena kedua orang
perceraian mesti dilakukan di depan sidang tuanya tidak memiliki akta nikah16.
pengadilan. Dengan demikian cerai di luar Kator Urusan Agama (KUA)
pengadilan ditafsirkan tidak sah karena kecamatan lain di Kabupaten Tanah Datar
perceraian itu tidak sesuai dengan peraturan juga ikut bekerjasama dengan Pengadilan
perundang-undangan secara tekstual. Di Agama dalam sidang keliling kasus isbat
samping itu dalam PP Nomor 9 tahun 1975 nikah. Dari beberapa KUA diperoleh infomasi
ditetapkan bahwa talak dianggap terjadi banyaknya kasus yang serupa terjadi. Seperti
dengan segala akibatnya terhitung sejak dalam tabel berikut:
putusan Pengadilan Agama yang telah Tabel 1. Pengajuan Itsbat Nikah

15
Kepala KUA, Focus Discution Group (FGD) (14 Sep 2018).
16
Sulastri Caniago, Fenomena Nikah Sirri dan Cerai di Bawah Tangan di Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten
Tanah Datar; Analisis Terhadap Pelaksanaan Itsbat Nikah (Batusangkar, 2017).

32 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H


Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

liar/sirri banyak yang belum memiliki akta


No Kecamatan Kasus Diterima Ditolak kelahiran, karena mereka tetap menginginkan
1. Lintau Buo 15 2 13 status anak bernasab kepada ayahnya dalam
2. Padang Gantiang 54 14 40 akta.
3 Batipuh Selatan 9 2 7 Kontrovesial fikih dan hukum positif di
4. Batipuh 30 25 5 Indonesia mengenai talak di luar pengadilan
Jumlah 108 43 65
masih terjadi hingga saat ini. Fukaha melihat
talak tersebut sah, sedangkan para ahli atau
Sumber: Diolah dari Hasil FGD penegak hukum positif memandang tidak
dengan Kepala KUA tanggal 14 September sah. Walaupun sudah banyak penelitian
2018 yang menemukan berbagai dampak talak
Dalam tabel di atas jumlah pelaku di luar pengadilan namun ulama tetap saja
nikah sirri dan cerai di luar pengadilan cukup berpandangan sah, baik menurut pandangan
banyak. Dari 108 kasus yang mengajukan pribadi maupun kelembagaan seperti Majelis
itsbat nikah diterima 43 kasus dan ditolak 65. Ulama Indonesia Pusat17, Permusyawaratan
Data ini hanya di Kabupaten Tanah Datar. Ulama Provinsi Aceh 18 , Majelis Ulama
Bila ditarik ke tingkat Sumatera Barat dan Indonesia Sumatera Utara19, Dewan Fatwa
Nasional jumlahnya tentu semakin banyak. Jam’iyatul Washliyah20 dan lain-lain. Malah
Persoalan ini perlu ada solusi terutama terkait hal ini ditegaskan kembali dalam ijtima’
dengan hak-hak anak yang hilang akibat ulama Majelis Ulama Indonesia pada tahun
kedua orang tua tidak memiliki akta nikah. 2012. Sementara itu hakim di Pengadilan
Di samping kendala melaksanakan Agama pada umumnya berpendapat tidak sah
itsbat nikah, kendala lain yang dirasakan karena tidak ada legalitas hukumnya, seperti
oleh pasangan adalah kesulitan mengurus Hakim Pengadilan Agama Yogyakarta 21,
akte kelahiran anak. Kartu Keluarga (KK) dan hakim Pengadilan Agama Pasuruan22, Hakim
Kartu Tanda Penduduk (KTP) bisa didapatkan Pengadilan Agama Tigaraksa 23 , Hakim
tanpa adanya surat nikah, akan tetapi untuk Pengadilan Agama Payakumbuh24 dan Hakim
pengurusan akta kelahiran tetap dibutuhkan Pengadilan Agama Bukittinggi25. Namun pada
akta nikah untuk menjadi pedoman dasar bagi tahun 2015 hakim Pengadilan Agama Serang
catatan sipil dalam menetapkan status anak. mengabulkan lima perkara itsbat nikah dari
Walaupun akta kelahiran dapat dibuat tanpa pasangan yang sebelumnya telah bercerai di
akta nikah, namun menjadi aib bagi seseorang luar pengadilan.26 Keputusan mengabulkan
bila anak berstatus anak dari ibu, karena tidak itsbat nikah ini menunjukkan perkawinannya
ada bukti (surat nikah) sebagai anak dari sah dan perceraian yang dilakukan di luar
ayahnya. Kendala dalam pembuatan akta ini pengadilan juga sah. Andaikan percaraiannya
mengakibatkan anak dari pasangan nikah menurut hakim tidak sah, karena dilakukan
di luar pengadilan, tentu itsbat nikahnya
17
Bakri and Antoni, ‘Talak di Luar Pengadilan Menurut Fatwa Mpu Aceh No 2 Tahun 2015 Tentang Talak’., Samarah:
Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, vol. 1, no. 1 (2017), http://www.jurnal.ar-raniry.ac.id.
18
Ibid.
19
Abdullah Syah, ‘MUI Sumut Haramkan Tato dan Foto Pre-Wedding’, okezone.com (2011), https://news.okezone.
com. diakses 23 Sep 2018
20
Dewan Fatwa, ‘Hasil Keputusan Dewan Fatwa Al Jam’iyatul Washliyah’, personal communication (2011), https://
majelissosialpbalwashliyah.wordpress.com.
21
Chairul Muchlisin, ‘Pandangan Hakim Pengadilan Agama Yogyakarta Tentang Status Talak Yang Dijatuhkan di
Luar Pengadilan’, UIN Sunan Kalijaga (2016). Digilib.uin-suka.ac.id
22
Maulidia Rahmania, ‘Pandangan Hakim Terhadap Status Hukum Pengadilan Agama (Studi di Pengadilan Agama
Pasuruan)’, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (2012). Etheses.uin-malang.ac.id
23
Eko Pratama Putra, ‘Problematika Talak di Luar Pengadilan Bagi Masyarakat di Wilayah Tigaraksa’, Skripsi (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2010), http://repository.uinjkt.ac.id.
24
Pengadilan Agama Payakumbuh, Focus Discution Group (FGD) (2018).
25
Focus Discution Group (FGD) (2018).
26
Muhamad Ridho, Itsbat Nikah Terhadap Pelaku Perceraian di Luar Pengadilan dan Implikasi Hukumnya, vol. 1, no.
2 (2016), Hlm. 81–98.

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 33


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

tidak bisa dikabulkan. Hanya saja di sini status kewarisan. 29 Kesemua dampak ini
hakim tidak menetapkan keputusan itsbat disimpulkan sebagai dampak negatif, karena
talak terlebih dahulu sebelum menetapkan dapat merugikan berbagai pihak yang telah
itsbat nikah. disebutkan. Dengan pandangan seperti ini
Dalam diskusi yang dilaksanakan banyak orang yang mengecam talak di luar
Pengadilan Agama Pelaihari pada tanggal pengadilan.
6 Maret 2014 dengan topik “Pemohon Di samping menimbulkan dampak
Mendalilkan Telah Talak Tiga di Luar Pengadilan, sosial dan ekonomi, perceraian di luar
Bagaimana Sikap Hakim?” terjadi pro-kontra pengadilan juga menimbulkan dampak
dalam perdebatan yang alot tentang hukum terhadap kedua pasangan dan
talak di luar pengadilan. Di samping ada anak-anak mereka. Di antara dampak
yang tetap konsisten dengan pasal 39 UU hukumnya adalah pasangan suami isteri
nomor 1 tahun 1974, bahwa talak itu harus yang telah bercerai sama-sama tidak dapat
di depan pengadilan, beberapa peserta melakukan perkawinan berikutnya secara
(hakim) berpendapat bahwa hakim harus resmi (tercatat), karena tidak memiliki akta
mengakomodir hukum yang hidup di tengah talak. Biasanya orang yang melakukan talak
masyarakat. Dalam hal ini adalah keyakinan di luar pengadilan melakukan perkawinan
masyarakat terhadap jatuhnya talak di luar berikutnya secara tidak tercatat yang dikenal
pengadilan sah menurut fikih. Tanggapan dengan nikah sirri. Setelah nikah sirri terjadi
menarik disampaikan oleh Amir Husin, timbul malasalah hukum baru ketika mereka
Ketua Pengadilan Agama Pelaihari, bahwa telah memiliki anak-anak yang membutuhkan
cerai itu ada dua yaitu cerai menurut lembaga status hukum dan dokumen kependudukan.
peradilan dan cerai menurut pandangan Pe n g u ru s a n d o k u me n -d ok u me n
masyarakat yang didasarkan pada fikih tersebut diperlukan akta nikah dari orang
sebagai pegangan kuat masyarakat Indonesia. tua. Maka dalam hal ini orang tua akan
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa cerai mengajukan permohonan itsbat nikah ke
di luar pengadilan walaupun sah tetapi tidak pengadilan. Sementara pengadilan tidak
memiliki kekuatan hukum. Bila dikatakan bisa mengitsbatkan nikah karena percaraian
tidak sah akan menyinggung perasaan sebelumnya tidak sah menurut undang-
masyarakat27. undang. Bagi laki-laki hal ini tidak masalah,
Terlepas dari persoalan hukum sah karena boleh berpoligami. Tinggal lagi itsbat
atau tidaknya perceraian di luar pengadilan, nikah dengan izin poligami. Akan tetapi
fakta menunjukkan bahwa talak di luar bagi perempuan, ketika dia menikah dengan
pengadilan telah terjadi. Berbagai faktor yang laki-laki lain sedangkan menurut pengadilan
menyebabkan terjadinya talak tersebut, mulai statusnya isteri seseorang tentu terjadi
dari faktor ekonomi, faktor sosial, faktor poliandri yang hukumnya disepakati ulama
geografis maupun faktor pemahaman hukum dilarang.
terhadap fikih28. Di samping faktor penyebab Akan tetapi apakah berbagai
terjadinya talak juga ditemukan dampak yang problematika dan dampak talak di luar
dialami oleh berbagai pihak, baik oleh pihak pengadilan dapat menafikan upaya hukum
pasangan yang bercerai maupun terhadap bagi kedua mantan pasangan tersebut.
masyarakat. Dalam penelitian Eko Pratama Bila upaya hukum dinafikan maka dapat
Putra setidaknya ditemukan lima dampak, memperpanjang permasalah hukum di
yaitu: tidak adanya kepastian hukum, tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu
kesewenangan suami, merugikan anak, tidak persoalan talak di luar pengadilan harus
jelasnya harta bersama dan tidak jelasnya mendapat perhatian serius oleh akademisi

27
Muh. Irfan Husaeni, ‘Pemohon Mendalilkan Telah Talak Tiga di Luar Pengadilan, Bagaimana Sikap Hakim?’, Badilag

Mahkamah Agung (2014), https://badilag.mahkamahagung.go.id, diakses 22 Sep 2018.
28
Nurul Qadar, Perceraian di Luar Pengadilan Pada Masyarakat Muslim Desa Suberharjo Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman (Yoyakarta: UIN Sunan Kalijaga 2010). Repository.uin-suska.ac.id
29
Eko Pratama Putra, ‘Problematika Talak di Luar Pengadilan Bagi Masyarakat di Wilayah Tigaraksa’. Skripsi UIN
Syarif Hidayatullah ,Jakarta, 2010 repository.uinjkt.ac.id

34 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H


Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

dan praktisi melalui kajian-kajian yang tertentu. Apalagi melakukan talak di luar
mendalam. pengadilan secara hukum dikategorikan
Talak di luar pengadilan dapat sebagai pelanggaran bukan suatu kejahatan
menimbulkan dua kali atau tiga kali talak (pidana). Terpidana pun tetap memiliki hak-
ketika pasangan mengajukan ikrar talak ke hak hukum sebagai warga negara. Salah satu
pengadilan secara resmi, karena hakim tetap cara untuk mendapatkan perlakuan hukum
menganggap talak di luar pengadilan tidak bagi pasangan talak di luar pengadilan adalah
ada atau tidak sah. Dalam kasus seorang dengan cara mengajukan itsbat talak.
suami mentalak isteri di luar pengadilan, lalu Undang-undang juga mengamanatkan
mereka rujuk. Kalau peristiwa ini terjadi satu bahwa negara berkewajiban melindungi
kali, maka talak di pengadilan menjadi yang segenap warganya dari berbagai hal yang
kedua. Kalau peristiwa ini yang kedua, maka akan merugikan sesuai dengan peraturan
talak di pengadilan yang ketiga, demikian perundang-undangan. Orang yang telah
seterusnya. Untuk kasus yang terakhir ini dinyatakan bersalah pun wajib dilindungi,
menurut pengadilan talak baru satu kali tidak boleh diperlakukan semena-mena
sedangkan pasangan yang tidak memahami dengan melanggar haknya. Pengadilan
fikih menganggap masih ada peluang rujuk. sabagai institusi negara yang diperankan
Padahal talak tiga tidak boleh dirujuk hingga oleh perangkat-perangkatnya mewakili
masing-masing mantan pasangan menikah negara untuk memberikan hak-hak hukum
dengan yang lain. Kalau memang kedua bagi warga Negara. Ketika kasus talak di
pasangan tersebut rujuk maka hal ini akan luar pengadilan diproses melalui itsbat
berbahaya secara fikih, karena mereka telah talak supaya talaknya diakui secara hukum
melanggar fikih secara jelas. merupakan kehadiran negara dalam
Bagi yang berpendapat talak dua atau melindungi warganya. Pasangan yang telah
tiga harus dihitung secara terpisah maka talak diitsbatkan nikahnya ini dapat menjalani
di luar pengadilan ketika dijatuhkan kembali perbuatan hukum selanjutnya tanpa ada lagi
di pengadilan saat isteri menjalani iddah-nya hambatan, seperti menikah kembali, itsbat
tidak dihitung. Begitu juga kalau iddah sudah nikah dan lain sebagainya.
habis, karena yang ditalak bukan isterinya P e r e m p u a n m e n j a d i fi h a k y a n g
lagi. Tetapi kalau dia sudah pernah rujuk penting untuk diperhatikan. Orang sering
dalam masa iddah, maka talaknya dihitung30. mengasumsikan bahwa talak di luar pengadilan
Berarti talak sudah dua/tiga kali. akan merugikan kaum perempuan. Begitu
juga banyak pihak yang mengkhawatirkan
D. Itsbat Talak untuk Perlindungan bila itsbat talak dilakukan di pengadilan akan
Hukum meluasnya talak di luar pengadilan. Ketika
Setiap warga negara berhak atas itsbat nikah diberi kewenangan Pengadilan
perlindungan hukum sesuai dengan amanat Agama untuk memutuskannya banyak orang
Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai warga mengkawatirkan akan maraknya nikah liar.
Negara pasangan yang talak di luar pengadilan Ternyata nikah liar sudah ada sejak lama
tentu berhak mendapat perlindungan dan dan tidak mengalami peningkatan yang
upaya hukum. Pada satu sisi secara lahiriyah signifikan. Kalau pun ada peningkatan
pasangan ini terlihat melanggar peraturan nikah liar belum tentu disebabkan oleh
perundangan-undangan, namun di sisi lain adanya itsbat nikah. Itsbat nikah malah
sebagai warga negara walaupun sudah banyak menyelamatkan kaum perempuan
bersalah semestinya diberi peluang untuk dan masyarakat sesecara lebih luas. Oleh
memperbaiki dirinya dan melakukan upaya karena itu kekhawatiran terhadap itsbat talak
hukum, baik atas inisiatif atau kesadaran akan menyebabkan meluasnya talak di luar
sendiri maupun karena desakan atau kondisi pengadilan juga didukung oleh alasan yang
kuat. Apalagi kasus itsbat talak ini belum ada
30
Ade Saputra, ‘Proses Penyelesaian Talak Yang Susah Terjadi di Luar Sidang Pengadilan Agama Ditinjau Menurut
Hukum Islam (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas IB Bangkinang).’, Skripsi (Riau: UIN Sultan Syarif Kasim,
2012), http://repository.uin-suska.ac.id.

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 35


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

yang ditangani oleh pengadilan. Tanpa ada dikirimkan kepada pegawai pencatat tempat
itsbat talak, ternyata talak di luar pengadilan perkawinan dilangsungkan. Bagi perkawinan
telah ada sejak lama. yang dilangsungkan di luar negeri maka salinan
Dengan adanya itsbat talak kaum disampaikan kepada pegawai pencatat di Jakarta”.
perempuan yang ditalak oleh suaminya Ketika Pengadilan Agama berada di
secara semena-mena akan mendapatkan bawah Departemen Agama komitmen untuk
perlindungan hukum. Perempuan akan mencatatkan perceraian sangat tinggi. Panitera
memperoleh hak-haknya sesuai dengan secara teratur mengirimkan salinan putusan
keputusan hakim. Perempuan yang telah perceraian ke pegawai pencatat di Kantor
terlanjur menikah liar setelah talak liar Urusan Agama (KUA). Akan tetapi saat ini
tidak terancam keabsahan perkewinanya tidak lagi sekonsisten sebelumnya, sehingga
dan keabsahan anaknya, karena talak yang perceraian tidak lagi terdata dengan lengkap
dijatuhkan oleh suaminya diakui oleh di KUA. Berbeda dengan nikah, hingga
pengadilan sejak diucapkan. Bila talak sudah saat ini sangat konsisten dicatat di KUA.
terjadi di luar pengadilan lalu pasangan Pengadilan Agama bukan institusi pencatat
suami isteri mengajukan ikrar talak di perceraian, tetapi tempat mengikrarkan
Pengadilan Agama, maka ada kemungkinan dan mengeluarkan akta perceraian. Dalam
seorang perempuan akan menjalani iddah Focus Group Discution (FGD) 14 September
talak dua kali. Pertama iddah setelah talak 2018 terungkap bahwa Pengadilan Agama
di luar pengadilan, kedua iddah sesudah dulu pernah mengirimkan salinan putusan
talak diputuskan oleh pengadilan. Akan perceraian ke KUA, tetapi sekarang tidak
tetapi bila ada itsbat talak perempuan akan ada lagi. Walaupun demikian data tentang
menjalani satu kali iddah, yaitu iddah setelah perceraian pasti ada di setiap Pengadilan
talak di luar pengadilan. Hal ini tentu akan Agama.
menguntungkan bagi perempuan, karena Sekalipun terjadi pergeseran tentang
dia tidak terlalu lama menjalani masa iddah. konsistensi penyampaian salinan putusan
Malah bisa langsung menikah sesudah itsbat perceraian ke KUA sebagai upaya pencatatan
talak bila masa iddah talak di luar pengadilan perceraian, namun urgensi pencatatan
sudah habis. perceraian ini tetap diperlukan. Di samping
Selain isu perlindungan hukum bagi dicatat oleh KUA pencatatan perceraian
warga negara, itsbat talak, sebagaimana juga dilakukan oleh Kantor Kependukan
itsbat nikah, bersinggungan erat dengan dan Catatan Sipil (Dukcapil) berdasarkan
administrasi perkawinan. Pencatatan Undang-Undang Republik Indonesia
perceraian merupakan suatu hal yang urgen. Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Menurut pasal 34 ayat 2 PP.No.9 tahun 1975 Kependudukan pasal 8 ayat 2. Dalam pasal
perceraian dicatatkan di kantor pencatatan 9 UU ini dinyatakan “kewajiban KUA untuk
oleh pegawai pencatat31. Bagi yang beragama mencatatkan perceraian”. Akan tetapi belum
Islam terhitung sejak jatuhnya talak atau ada aturan yang menjelaskan hubungan kerja
putusan Pengadilan Agama. Selanjutnya antara Pengadilan Agama dengan Dukcapil,
dalam pasal 35 ayat 1 “panitera berkewajiban atau Dukcapil dengan KUA.
atau pejabat yang ditunjuk harus mengirimkan Apabila itsbat talak diberlakukan maka
salinan keputusan pengadilan kepada pegawai talak di luar pengadilan akan diakui oleh
pencatat di tempat perceraiaian itu terjadi dan hukum perkawinan di Indonesia dan menjadi
pegawai pencatat mendaftarkan putusan tersebut talak yang tercatat. Hal ini sama halnya dengan
dalam daftar yang telah diperuntukkan”. Akan itsbat nikah. Dengan adanya itsbat nikah
tetapi dalam pasal 35 ayat 2 dinyatakan maka nikah liar akan dapat dicatatkan dan
“apabila perceraian dilakukan di wilayah hukum menjadi nikah tercatat. Saat ini banyak talak di
yang berbeda dengan wilayah hukum tempat luar pengadilan yang tidak terdata, dan malah
perkawinan dilangsungkan putusan tersebut sulit untuk mendatanya. Hal ini terbukti

31
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

36 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H


Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

dalam FGD dengan delapan orang Kepala atau undang-undang, seperti Kompilasi
KUA di Kabupaten tanggal 14 September Hukum Islam (KHI) di Indonesia. KHI
2018. Walaupun talak di pengadilan bertujuan sering diasumsikan sebagai fikih modern ala
untuk mempersulit terjadinya talak, namun Indonesia, walaupun sebagian besar diadopsi
di sisi lain ia juga bertujuan administratif. dari fikih klasik. Begitu juga Undang-Undang
Artinya dengan dilakukannya talak di Nomor 1 thun 1974 tentang Perkawinan.
pengadilan maka talak akan tercatat. Tujuan Salah seorang ulama kontemporer yang
ini tentu sangat bagus dan perlu didukung berbicara tentang perceraian adalah Wahbah
dengan perangkat yang memadai. Oleh az-Zuhaili. Menurut beliau perceraian
karena itu itsbat talak akan memperkecil dipandang dari segi proses penjatuhannya
jumlah talak yang tidak tercatat walaupun ada dua macam. Pertama perceraian di
tidak akan dapat menghilangkannya sama pengadilan dan kedua, perceraian di luar
sekali. pengadilan. Perceraian yang membutuhkan
pengadilan ada dua, yaitu cerai talak dan
E. Itsbat Talak Menurut Fiqh dan Hukum cerai fasakh. Az-Zuhaili mengutip pendapat
Perkawinan di Indonesia Hanafiyah, perceraian dengan sebab li’an
Dalam terminologi fikih tidak dikenal (menuduh isteri berzina), cacat fisik dan
istilah itsbat talak, begitu juga itsbat nikah. keengganan suami masuk Islam memerlukan
Dalam sistem peradilan (al-qadha) dikenal pengadilan. Undang-undang perkawinan
kata “itsbat” yang berarti pembuktian. Ahmad Mesir dan Syiria menambahkan dengan
Fathi Bahnasi umpamanya menulis buku perceraian yang disebabkan menghilangnya
yang berjudul “Nazariyah al-Itsbat fi al-Fiqh al- suami atau suami di penjara, tidak memberi
Jina’i al-Islami” yang berarti Teori Pembuktian nafkah isteri, pertengkaran suami isteri atau
dalam Hukum Pidana Islam32. Dalam fikih menyakiti isteri.
mawaris untuk penetapan nasab dikenal Cerai talak yang tidak membutuhkan
istilah itsbat an-nasab dan untuk penetapan pengadilan adalah percerai yang dilakukan
perwalian dikenal itsbat al-wala’. Hal ini atas kesepakatan isteri, perceraian dengan
sebenarnya juga bagian dari sistem peradilan sebab ila’ (sumpah suami) menurut Hanafiyah
perdata (al-ahwal asy-sykhshiyah). dan Malikiyah, dan perceraian yang dilakukan
Kenapa fikih tidak mengenal itsbat dengan sebab khulu’ (talak tebus) menurut
nikah ? Penentuan sah atau tidak suatu jumur ulama selain Hanabilah. Perceraian
perkawinan dalam pandangan fikih tidak fasakh yang membutuhkan pengadilan adalah
memerlukan institusi peradilan. Perkawinan perceraian karena tidak kafa’ah (sepadan/
sah apabila telah memenuhi rukun dan selevel), kurangnya mahar dari mahar mitsil
syarat serta terhindar dari hal-hal yang (pasaran), enggannya salah satu suami atau
dilarang. Fikih juga tidak menunjuk institusi- isteri masuk Islam padahal pasangannya
institusi tertentu untuk mengurus masalah sudah masuk Islam, perceraian dengan sebab
perkawinan. Walaupun dalam fikih ada khiyar bulugh (pilihan setelah baligh) bagi
istilah wali hakim, tetapi tidak menunjuk salah satu pasangan menurut Hanafiyah dan
negara secara institusional untuk mengurus perceraian dengan sebab khiyar ifaqah (pilihan
perkawinan. Status wali hakim hanya setelah sembuh dari gila) menurut Hanafiyah
untuk menyatakan legalitas perkawinan bila salah satu pasangan dinikahkan oleh
di saat berbicara tentang wali, karena wali selain bapak, kakek dan anak. Perceraian
merupakan rukun. fasakh yang tidak membutuhkan pengadilan
Ketika sistem hukum positif masuk ke adalah fasakh dengan sebab rusaknya akad
dunia Islam di era modern fikih kontemporer sejak awal, fasakh dengan sebab adanya
mulai mengenal istilah administrasi hubungan mahram, fasakh dengan sebab
perkawinan. Istilah ini muncul sebagai murtad suami menurut Hanafiyah, fasakh
sinergitas antara fikih dengan hukum positif dengan sebab khiyar ‘itq (pilihan karena bebas
dari budak), fasakh disebabkan salah satu

32
Ahmad Fathi Bahnasi, Nazariyah al-Itsbat fi al-Fiqh al-Jina’i al-Islami (Kairo: Dar al-Syuruq, 1983).

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 37


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

pasangan terikat dengan perkawinan lain33. hukum perkawinan di Indonesia melihat saksi
Dari uraian az-Zuhaili di atas juga talak yang paling adil adalah dua orang hakim
tidak ditemukan kajian tentang itsbat pengadilan. Inilah yang diadopsi oleh pasal
talak. Bila sudah terjadi perceraian di luar 39 ayat (1) UU No.1 tahun 1974 dan diperjelas
pengadilan menurut klasifikasi di atas oleh PP No.9 tahun 1975 pasal 16 sebagaimana
hukumnya sah tidak perlu diitsbatkan yang telah dileaskan di atas.
oleh pengadilan. Begitu juga perceraian di Dalam hukum perkawinan di Indonesia
pengadilan, nampaknya az-Zuhaili juga tidak dikenal istilah itsbat nikah. Itsbat nikah
mengaitkan dengan keabsahannya, karena terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam
beliau menggunakan kalimat “membutuhkan (KHI) pasal 7 ayat 2 yang berbunyi: “Dalam
pengadilan”. Artinya proses perceraian itu hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan
perlu dibantu oleh pengadilan, karena terkait Akta Nikah, dapat diajukan itsbat nikahnya ke
dengan pembuktian perkara pihak-pihak. Pengadilan Agama”. Selanjutnya dalam ayat 3
Dalam hal ini pengadilan hanya memperoses dikatakan Itsbat nikah yang diajukan terbatas
secara hukum bukan mensahkan. pada: (a) Adanya perkawinan dalam rangka
Talak sebagai salah satu bentuk penyelesaian perceraian; (b) Hilangnya Akta
putusnya perkawinan merupakan hak Nikah; (c) Adanya keraguan tentang sah atau
suami. Ketika akad perkawinan telah terjadi tidaknya salah satu syarat perkawian; (d)
maka seorang suami memiliki hak tiga talak. Adanya perkawinan yang terjadi sebelum
Tidak satupun dalil dalam Alquran atau berlakunya Undang-undang No.1 Tahun
Sunnah yang membolehkan penggunaan 1974 dan; (e) Perkawinan yang dilakukan
talak secara semena-semena. Dalam Hadis oleh mereka yang tidak mempunyai halangan
memang ditemukan tiga hal yang tidak boleh perkawinan menurut Undang-Undang No.1
dipermainkan, yaitu nikah, talak dan rujuk34. Tahun 1974. Selain dari yang lima macam ini
Akan tetapi hal ini tidak memberi ruang tidak dapat diajukan itsbat nikah. Walaupun
bebas pada laki-laki untuk berbuat seenaknya, KHI ditetapkan dengan Inpres Nomor 1 tahun
hanya menunjukkan kehati-hatian, tidak 1991, namun ia telah menjadi pengangan bagi
boleh mempermainkannya. Buktinya juga para hakim di Pengadilan Agama selain UU
ada dalil lain yang mengatakan bahwa talak No.1 1974. Dapat dikatakan KHI ini sebagai
merupakan sesuatu yang halal tetapi sangat buku rujukan hukum dalam memutus atau
dibenci oleh Allah Swt35. Seorang laki-laki juga menetapkan perkara sebagaimana halnya
tidak serta merta boleh mentalak isteri ketika kitab-kitab fikih klasik. Dari segi ini dasar
terjadi permasalah di rumah tangga. Ada hukum itsbat nikah tidak kuat, lebih-lebih lagi
beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum ketika ada hal yang bertentangan dengan UU,
talak dijatuhkan, seperti menasehati, pisah maka KHI sudah pasti tertolak.
ranjang dan memberikan presur pisik yang Sedangkan itsbat talak belum dikenal
edukatif.36 Apabila sistem ini berjalan dengan dalam hukum perkawinan di Indonesia.
baik tidak diperlukan adanya lembaga Istilah ini masih sangat asing di kalangan
peradilan. Itulah sebabnya tidak ada kajian praktisi hukum seperti hakim Pengadilan
talak di pengadilan dalam kitab-kitab fikih Agama, panitera dan pengacara. Jangankan
klasik. di kalangan praktisi hukum, di mesin pencari
Kalaupun ada kajian talak yang kosa kata google search hanya ditemukan 8
mengharuskan memakai saksi sebagaimana kali kosa kata “itsbat talak”. Dua kali dalam
pedapat Syiah Imamiyah, hal ini tidak juga buku Panduan Lulus Ujian Profesi Advokat37,
terkait dengan lembaga peradilan. Hanya saja satu kali dalam web Pengadilan Agama

33
Wahbah Az-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu (Damaskus: Dar al-Fikr).
34
Abu Dawud Sulaiman, Sunan Abu Dawud Jus 2, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996 hlm. 120
35
Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan‟ani, Subulus Salam. Terj. Syarah Bulughul Maram Jilid 3, Jakarta:
Darus Sunah Press, 2013, hlm. 13
36
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Sygma Creatif Media Corp).
37
Tim Visi Adiwidva, Panduan Lulus Ujian Profesi Advokat (Jakarta: Visimedia Pustaka, 2014).

38 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H


Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

Siduarjo38, satu kali dalam digital library IAIN bahwa itsbat talak sudah mulai mengemuka
Palangkaraya39, dua kali dalam penelitian Miftahul di beberapa kalangan. Sebagai suatu fenomena
Jannah40, dan satu kali di koran Harian Waspada41. hukum yang berkembang di masyarakat
Sedangkan dengan kata “isbat talak” google search sayogyanya itsbat talak mendapat perhatian
mencatat sebanyak 8 kali. Dengan demikian kedua yang serius. Apabila peraturan perundang-
kata tersebut ditemukan oleh google sebanyak undangan belum mendukung, para hakim
16 kali. Hal ini menunjukan bahwa itsbat talak sebenarnya mempunyai otoritas untuk
memang belum populer di masyarakat Indonesia. berijtihad dan mengakomodir bila perkara
Pertanyaannya adalah apakah sesuatu ini masuk ke pengadilan.
yang belum dikenal atau belum populer
dianggap belum ada oleh hukum dan F. Sinergi Undang-Undang Perkawinan
perundang-undangan, atau sesungguhnya dan Fikih
ia ada tetapi belum ditemukan landasan Ditinjau dari UU Nomor 1 tahun 1974
hukumnya. Pertanyaan ini tentu memerlukan apakah benar talak di luar pengadilan itu tidak
kajian yang komprehensif. sah? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu
Dalam diskusi Pengadilan Agama dilihat teks UU tersebut, sebagaimana tertulis
Pelaihari pernah terungkap istilah itsbat dalam pasal 39 ayat (1): “Perceraian hanya dapat
talak, tetapi tidak mengemuka sebagai topik dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah
pembicaraan dalam diskusi tersebut. Istilah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak
itsbat talak hanya disebut sebagai sesuatu berhenti mendamaikan kedua belah pihak”.47 Pasal
yang pernah ada di Indonesia dan sekarang ini tidak menyebutkan keabsahan talak di
sudah tidak dikenal lagi 42. Ketua Majelis pengadilan, karena tidak ada kata “sah” dalam
Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara teks UU ini. Nampaknya yang dipahami untuk
juga pernah mengusulkan adanya itsbat menyatakan keabsahan tersebut oleh para
talak sebagaimana halnya itsbat nikah43 dan hakim adalah kata “hanya dapat dilakukan”.
termasuk salah yang terdapat dalam daftar Pasal ini lebih tepat dipahami untuk
Fatwa MUI Sumatera Utara44. Begitu juga mempersulit atau mepersempit terjadinya
Dewan Fatwa Al-Jam’iyatul Washaliyah talak di luar pengadilan, karena dalam teks
pernah merekomendasikan kepada UU tersebut tertulis kata “berusaha dan tidak
Mahkamah Agung Republik Indonesia agar berhentimendamaikankeduabelahpihak”.Begitu
mengeluarkan peraturan mengenai itsbat juga pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 9
talak45. Pengadilan Agama Siduarjo dalam Tahun 1975 menyatakan bahwa “suami yang
web-nya juga menyebut itsbat talak dan telahmelangsungkanperkawinanmenurutagama
mengkategorikannya sebagai perkara biasa Islam, yang akan menceraikan isterinya, harus
seperti penetapan waris, anak angkat, wali mengajukan surat kepada Pengadilan di tempat
adhal (enggan), perwalian dan lain-lain46. tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa
Dari beberapa data di atas terlihat dia bermaksud menceraikan isterinya disertai
38
Pengadilan Agama Sidoarjo, ‘Birokrasi Lelet Itu Dibongkar SIKAPP’, Pengadilan Agama Sidoarjo (Sidoarjo, Sep

2015), http://pa-sidoarjo.go.id, diakses 22 Sep 2018.
39
IAIN Palangkaraya, ‘digilib.iain-palangkaraya.ac.id’, digilib.iain-palangkaraya.ac.id, http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id, diakses 22 Sep 2018.
40
Miftahul Jannah, ‘Cerai Tanpa Putusan Pengadilan Agama Dalam Islam dan Hukum Positif’ (2015), https://
anzdoc.com diakses 22 Sep 2018.
41
Dewan Fatwa, ‘Putusan Dewan Fatwa Al Washliyah’, Harian Waspada (Medan, 2011), https://issuu.com, diakses
22 Sep 2018.
42
Husaeni, ‘Pemohon Mendalilkan Telah Talak Tiga di Luar Pengadilan, Bagaimana Sikap Hakim?’ https://www.pa-
natuna.go.id/ diakses 23 Sep 2018
43
Abdullah Syah, ‘MUI Sumut Haramkan Tato dan Foto Pre-Wedding’. https://news.okezone.com, diakses 23
Sep 2018
44
MUI, ‘Fatwa MUI Sumatera Utara’, MUI Sumatera Utara (2017), http://komisifatwamuisu.blogspot.com,
diakses 23 Sep 2018.
45
Fatwa, ‘Hasil Keputusan Dewan Fatwa Al Jam’iyatul Washliyah’, personal communication (2011).
46
Siduarjo, ‘Birokrasi Lelet Itu Dibongkar SIKAPP’.
47
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 39


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

dengan alasan-alasannya serta meminta kepada diakui sah talak di luar pengadilan yang
Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan dilakukan sesuai dengan ketentuan fikih,
itu”. 48 Pasal ini juga tidak menyebutkan maka akan terjadi sinergitas antara fikih
keabsahan talak di pengadilan tetapi dengan undang-undang perkawinan yang
hanya menggambarkan prosedural dalam berlaku di Indonesia. Oleh karena itu bila
mengajukan perceraian. Oleh karena itu terjadi talak di luar pengadilan, maka hakim
penulis berpendapat perceraian di pengadilan hanya akan mengitsbatkan talak tersebut
bertujuan mempersulit terjadinya talak dan di pengadilan, bukan menolaknya dengan
administrasi hukum agar perkara-perkara alasan bertentangan dengan undang-undang.
hukum tercatat. Pembuat hukum pada Kecuali talak di luar pengdilan itu tidak sesuai
waktu itu tentu sangat paham dengan fikih dengan ketentuan fikih, barulah hakim boleh
yang tidak memperbincangkan keabsahan memutuskan itsbat talaknya ditolak.
talak di pengadilan. Fikih pernah membahas
kesaksian dalam talak sebagaimana pendapat G. Istbat Talak Melalui Teori Penemuan
Syiah Imamiyah. Artinya, keabsahan talak di Hukum
pengadilan bukan masalah khilafiyah. Itulah Sebagaimana telah dijelaskan di atas
sebabnya di Indonesia sampai saat ini talak Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009
di luar pengadilan masih dianggap sah oleh tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 10
para ulama. ayat (1) dan pasal 5 ayat (1) merupakan
Dengan dipahaminya pasal 39 di atas dasar pemberlakuan teori penemuan hukum
sebagai pasal yang bukan menentukan (rechtsvinding) di Indonesia. Teori penemuan
keabsahan talak, maka fikih dan undang- hukum dilakukan dengan metode interpretasi
undang sejalan dan tidak mengabaikan dan metode konstruksi. Abdul Manan
aspek-aspek kemanusiaan (maslahat) dan mengutip Achmad Ali menjelaskan metode
keadilan dalam talak, seperti menelantarkan interpretasi adalah penafsiran terhadap teks
kaum perempuan. Persoalan ketelantaran undang-undang, masih tetap berpegang pada
sebenarnya bisa saja terjadi walaupun bunyi teks itu. Sedangkan metode konstruksi,
UU telah mengaturnya. Apalagi UU ini hakim mempergunakan penalaran logisnya
menyangkut masalah perdata, tidak memiliki untuk mengembangkan lebih lanjut suatu teks
sanksi hukum. Di samping itu talak di undang-undang. Hakim tidak lagi terikat dan
pengadilan juga tidak menafikan talak di luar berpegang pada bunyi teks itu dengan syarat
pengadilan. Malah banyak kasus pengajuan hakim tidak mengabaikan hukum sebagai
talak ke pengadilan telah didahului oleh talak suatu sistem49. Dalam perkara itsbat talak
di luar pengadilan. Seharusnya di sinilah sulit untuk menerapkan metode interpretasi,
terjadinya peluang itsbat talak sebagai bukti karena tidak ada pasal undang-undang
bahwa talak dicatatkan, karena fungsi hakim yang dapat menjangkaunya. Oleh karena
di pengadilan hanya sebagai saksi dalam itu metode konstruksi lebih mungkin untuk
ikrar talak. Kalau diberikan kesempatan itsbat digunakan.
talak, tentu akan semakin banyak perceraian Dalam penemuan hukum di persidangan
itu yang terdaftar. Hal ini akan meminimalisir Abdul Manan mengemukakan bahwa Majelis
cerai liar dan akan mengantisipasi talak dua, Hakim dapat mencarinya dalam: 1. Kitab-kitab
di luar pengadilan dan di pengadilan. perundang-undangan sebagai hukum yang
D engan demik ian talak d i lu a r tertulis, 2. kepala Adat dan penasihat agama,
pengadilan menurut Undang-Undang adalah 3. sumber yurisprudensi, namun hakim tidak
sah. Ini berarti UU mengakui hukum fikih mesti terikat dengannya, 4. tulisan-tulisan
sebagai hukum yang hidup di masyarakat ilmiah pakar hukum, dan buku-buku ilmu
dan diyakini oleh masyarakat. Dengan pengetahuan lain yang terkait dengan perkara

48
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
49
Abdul Manan, ‘Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Praktek Hukum Acara di Pengadilan Agama’, Jurnal
Hukum dan Peradilan, vol. 2, no. 2 (2013), Hlm. 189–202.

40 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H


Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

yang diperiksa. 50 Hampir sama dengan kajian fikih hakim juga seorang mujtahid.
Abdul Manan, Amran Suadi mengemukakan Hakim harus berijtihad untuk menegakkan
sumber-sumber dalam penemuan hukum: 1. keadilan dan kemaslahatan masyarakat
Peraturan Perundang-Undangan, 2. Hukum walaupun fukaha sebelumnya belum
Kebiasaan, 3. Yurisprudensi, 4. Traktat memperbincangkan. Bila hakim berijtihad
atau Perjanjian Internasional, 5. Doktrin, 6. dan ijtihadnya benar maka dia mendapat
Sumber hukum lainnya, seperti Fatwa Dewan dua pahala. Akan tetapi bila salah dia akan
Syariah Nasional, kitab-kitab fikih yang mendapat satu pahala52. Artinya hakim
mu’tabarah (populer) di kalangan umat Islam memiliki otoritas yang istimewa sesuai
di Indonesia51. dengan kapasitas dan jabatannya.
Itsbat talak merupakan perkara yang Dalam proses perkara itsbat talak hakim
tidak diatur dalam peraturan perundang- sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenangnya
undangan perkawinan di Indonesia. Dengan tentu akan megumpulkan data untuk proses
arti kata itsbat talak tidak dikenal dalam pembuktian. Data tersebut dianalisis sampai
terminologi hukum perkawinan seperti yang menemukan fakta sesungguhnya. Dengan kata
telah dikemukakan di atas. Apabila kasus ini lain hakim membuktikan fakta dari perbuatan
masuk ke Pengadilan Agama, maka sesuai hukum. Selanjutnya hakim akan menentukan
dengan undang-undang nomor 48 tahun hukum atau peraturan yang dijadikan
2009 pengadilan dilarang menolak untuk dasar untuk memutuskan perkaranya. Oleh
memeriksa, mengadili dan memutuskan karena itsbat talak tidak ada peraturan atau
dengan alasan tidak ada hukum yang undang-undang yang mengaturnya, maka
mengaturnya. Sejauh ini belum ada masuk hakim akan melakukan kajian dengan teori
perkara itsbat talak ke Pengadilan Agama. penemuan hukum. Dalam teori penemuan
Namun dalam perkara-perkara perceraian hukum melalui metode konstruksi seperti
pengadilan berpeluang memberikan putusan yang telah dijelaskan di atas, hakim dalam
itsbat talak. Hal ini dapat terjadi pada kasus perkara itsbat talak dapat menggunakan
ikrar talak atau cerai gugat yang telah argumen analogi (qiyas). Perkara itsbat talak
didahului oleh talak di luar pengadilan. dianalogikan kepada itsbat nikah. Itsbat nikah
Dapat juga terjadi pada kasus itsbat nikah telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam
yang sebelumnya masing-masing atau salah (KHI) pasal 7 dan hakim telah melakukannya
satu pasangan telah melakukan talak di luar di seluruh Pengadilan Agama di Indonesia.
pengadilan. Dalam kedua kasus ini hakim Pada mulanya itsbat talak hanya berlaku bagi
dapat memutuskan itsbat talak apabila talak pasangan yang menikah sebelum lahirnya UU
yang dilakukan di luar pengadilan telah Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
memenuhi ketentuan hukum Islam atau Akan tetapi seiringan dengan perkembangan
dinyatakan sah menurut fikih. dan kebutuhan hukum bagi masayarakat
Selama ini hakim tidak mengakui itsbat nikah meluas sampai pada pernikahan
talak di luar pengadilan dan dianggap tidak yang tidak tercatat walaupun setelah UU
ada. Hakim hanya mengakui ikrar talak di Nomor 1 Tahun 1974 sepanjang nikah yang
pengadilan dan terhitung semenjak putusan dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
hakim. Sikap hakim menganggap tidak ada Islam.
sama sekali talak di luar pengadilan berarti Analogi perkara itsbat talak kepada
mengabaikan fikih sebagai hukum yang itsbat nikah terletak pada upaya mencari
berkembang di masyarakat. Hakim harus legalitas hukum dan administrasi hukum.
mengakomodir hukum yang berkembang Nikah yang telah diitsbatkan mendapat
di masayarakat, karena hakim tidak hanya legalitas hukum dan terdaftar secara hukum
menjadi corong undang-undang. Dalam di Kantor Urusan Agama (KUA) dan terdaftar
50
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama. Hlm 283
51
Amran Suadi, Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah: Penemuan dan Kaidah Hukum (Jakarta: Prenada Media
Group, 2018). Hlm 61—64
52
Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Al Bukhari, Shahih al-Bukhari, ed. by Mushtafa Diib Al-Bugha (Beirut:
Dar Ibn Katsir, 1987).

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 41


Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

pula di Kantor Catatan Sipil. Pertama, itsbat talak ditinjau dari berbagai
Mungkin ada yang melihat analogi sisi peraturan perundangan sangat layak
itsbat talak kepada itsbat nikah tidak untuk diterima, karena terkait dengan hak-
bisa dilakukan karena perbedaan. Nikah hak hukum warga negara untuk diproses oleh
membuat hubungan hukum sedangkan talak penegak hukum. Memutuskan itsbat talak
melepaskan hubungan hukum. Perbedaan tidak akan menemukan benturan dengan
ini tidak mengahalangi analogi, karena aturan hukum. Kedua, memutuskan itsbat
dampak hukum keduanya berhubungan talak tidak akan menemukan pertentangan
dengan hukum berikutnya. Kalau itsbat nikah logis dalam hukum perkawinan di Indonesia.
menimbulkan hak dan kewajiban, sedangkan Ketiga, memutuskan itsbat talak mewujudkan
itsbat talak memberikan kepastian hukum harmonisasi atau kemaslahatan dalam
bagi mantan pasangan suami isteri untuk masyarakat, terlindungi hak-hak hukum
bisa menikah kembali dan memastikan perempuan dan anak dalam keluarga.
pembagian harta bersama. Itsbat nikah
mengakibatkan kehalalan yang dilarang (laki- H. Penutup
laki dan perempuan) dan mengakui nasab Setelah melakukan penelitian dan
anak. Itsbat talak memastikan kehalalan atau mendiskusikannya dalam pembahasan,
keabsahan nikah perempuan yang ditalak maka ditemukan berbagai problem hukum
di luar pengadilan dengan suaminya yang talak di luar pengadilan. Setidaknya ada lima
baru. Walaupun itsbat nikah pada mulanya problem hukum talak di luar pengadilan:
tidak didasari oleh peraturan perundangan- a). perdebatan tentang keabsahannya, b).
undangan yang berlaku di Indonesia, namun kemungkinan terjadi talak dua kali, c).
ketika ia telah menjadi keputusan hakim maka tidak adanya perlindungan hukum, d).
ia menjadi sebuah produk hukum tersendiri. pasangan talak di luar pengadilan tidak dapat
Selanjutnya dalam memproses perkara melakukan penikahan resmi dengan yang
itsbat talak hakim harus mempertimbangkan lain, e). tidak bisa mendapatkan hak-hak
hukum yang berlaku di masyarakat setelah talak.
sebagaimana pasal 5 ayat (1) UU nomor 48 Selain problem tersebut di atas,
tahun 2009. Masyarakat Indonesia sebagai dalam konteks perlindungan dan kepastian
masyarakat religius mayoritas muslim masih hukum di Indonesia, itsbat talak memiliki
kuat mengakui hukum Islam yang terdapat peranan yang sangat penting. Itsbat talak
dalam fikih sebagai landasan dalam bertindak dapat menjadi salah satu perangkat untuk
hukum. Talak di luar pengadilan masih diakui memberikan perlindungan hukum bagi
oleh mayoritas muslim di Indonesia dan malah warga Negara dalam bidang hukum keluarga,
didukung oleh fatwa Majelis Ulama dan fatwa terutama perlindungan hukum terhadap hak-
beberapa organisasi kemasyarakatan Islam, hak perempuan pasca perceraian. Lebih dari
seperti Majelis Permusyawaratan Ulama itu, dalam kaitannya dengan administrasi
(MPU) Aceh dan Jam’iyyatul Washliyah hukum, itsbat talak dapat menjadi media bagi
sebagaimana yang telah dikemukakan di atas. pencatatan perceraian. Oleh karena itu, itsbat
Ada tiga syarat utama yang harus talak dapat diakui dalam hukum perkawinan
diketahui dalam membuat kontruksi di Indonesia. Hakim di pengadilan dapat
hukum yaitu: (1) konstruksi harus mampu menetapkan permohonan itsbat talak bagi
meliput semua bidang hukum positif pasangan yang telah melakukan talak di luar
yang bersangkutan, (2) dalam pembuatan pengadilan setelah memeriksa dan terbukti
konstruksi tidak boleh ada pertentangan bahwa talak tersebut sesuai dengan ketentuan
logis di dalamnya, (3) konstruksi kiranya fikih. Dalam hal ini hakim menggunakan
mengandung faktor keindahan53. Apabila metode konstruksi dengan menganalogikan
hakim memutuskan itsbat talak di Pengadilan kepada itsbat nikah serta mempertimbangkan
maka terpenuhi ketiga syarat utama ini. kemaslahatan. Di samping itu dalam Undang-

53
Abdul Manan, ‘Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Praktek Hukum Acara di Pengadilan
Agama’, Jurnal Hukum dan Peradilan, vol 2 no 2, 2013, Hlm 189-202.
42 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H
Zainuddin, Khairina & Sulastri Caniago

Undang Nomor 1 tahun 1974 tidak ada satu Dahlan, Abd Rahman, Ushul Fiqh, Jakarta:
ayat pun yang menyatakan talak di luar Bumi Aksara, 2014.
pengadilan tidak sah dan Majelis Ulama Daud, Abu, Sunan Abu Daud, Maktabah
Indonesia pun mengakui keabsahan talak di Syamilah.
luar pengadilan. Dhohri, Muhammad, ‘Talak Di Luar
Pengadilan Perspektif Ulama Buntet
DAFTAR PUSTAKA Pesantren Cirebon’, Skripsi, Cirebon: IAIN
Syekh Nurjati, 2015, http://repository.
Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah dalam syekhnurjati.ac.id/121/, accessed 9 Mar
Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, 2017.
Jakarta: Kencana, 2012. Fatwa, Dewan, ‘Hasil Keputusan Dewan
Adiwidva, Tim Visi, Panduan Lulus Ujian Fatwa Al Jam’iyatul Washliyah’,
Profesi Advokat, Jakarta: Visimedia Pustaka, personal communication, 2011, https://
2014. majelissosialpbalwashliyah.wordpress.
Agama, Departemen, Al-Qur’an dan com/2011/10/16/putusan-dewan-fatwa-
Terjemahnya, Jakarta: Sygma Creatif Media al-washliyah-mengenai-ahmadiyah-
Corp. teroris-dan-pencurian-pulsa/.
Ali, Achmad, Menguak Tabir Hukum, Jakarta: ----, ‘Putusan Dewan Fatwa Al Washliyah’,
Chandra Pratama, 2015. Harian Waspada, Medan, 2011, https://
Amiruddin, Pengantar Metodologi Hukum, issuu.com/waspada/docs/waspada__
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. kamis_20_oktober_2011/9, accessed 22
Ardhiwisastra, Y.B., Penafsiran dan Konstruksi Sep 2018.
Hukum, Jakarta: Alumni, 2000. Focus Discution Group (FGD), 2018.
Az-Zuhaili, Wahbah, Ushûl al-Fiqh al-Islamiy, Hakim, Hasan Nur, ‘Penindakan Terhadap
Damaskus: Dar al-Fikr, 1996. Pelaku Penjatuhan Talak Di Luar
----, Al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, Damaskus: Pengadilan Melalui Sarana/Pendekatan
Dar al-Fikr. Pidana (Penal Approachment)’, Al Fikra,
Bahnasi, Ahmad Fathi, Nazariyah al-Itsbat vol. 15, no. 2, 2017, pp. 326–40.
fi al-Fiqh al-Jina’i al-Islami, Kairo: Dar al- Hasballah, Ali, Ushûl al-Tasyrî‘ al-Islâmiy,
Syuruq, 1983. Mishr: Dar al-Ma’arif, 1971.
Bakri, Nurdin and Antoni Antoni, ‘Talak di Hidayah, Ellna Lailina, ‘Pendapat ulama’di
Luar Pengadilan Menurut Fatwa Mpu Desa Boja terhadap pengucapan talak
Aceh No 2 Tahun 2015 Tentang Talak’, di luar pengadilan’, Semarang: UIN
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Walisongo, 2016, http://eprints.walisongo.
Hukum Islam, vol. 1, no. 1, 2017, http:// ac.id/6744/.
www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/ Husaeni, Muh. Irfan, ‘Pemohon Mendalilkan
samarah/article/view/1570. Telah Talak Tiga di Luar Pengadilan,
Bukhari, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah Bagaimana Sikap Hakim?’, Badilag
Al, Shahih al-Bukhari, ed. by Mushtafa Diib Mahkamah Agung, 2014, https://badilag.
Al-Bugha, Beirut: Dar Ibn Katsir, 1987. mahkamahagung.go.id/seputar-
Caniago, Sulastri, Fenomena Nikah Sirri peradilan-agama/berita-daerah/diskusi-
dan Cerai di Bawah Tangan di Kecamatan paperless-pa-pelaihari-menuai-tanggapan-
Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar; netizen-badilagnet-84, accessed 22 Sep
Analisis Terhadap Pelaksanaan Itsbat Nikah, 2018.
Batusangkar, 2017. Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Mishr: Wizarat
Choiriah, Muchlisa, ‘Indonesia Darurat al-Awqaf al-Mishriyyah.
Perceraian’, Koran, Selasa, 20 September Inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi
2016 edition, Banyuangi, 2016, https:// Hukum Islam.
www.merdeka.com/khas/indonesia- Jannah, Miftahul, ‘Cerai Tanpa Putusan
darurat-perceraian-tren-perceraian- Pengadilan Agama Dalam Islam dan
meningkat-1.html, accessed 10 Jun 2018. Hukum Positif’, 2015, https://anzdoc.
com/cerai-tanpa-putusan-pengadilan-
Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 43
Itsbat Talak dalam Perspektif Hukum Perkawinan di Indonesia

agama-dalam-islam-dan-hukum-p.html. Kabupaten Kendal’, Skripsi, Semarang:


Jayanti, Hepi Duri, ‘Talak Tiga Di Luar UIN Walisongo, 2010.
Pengadilan Perspektif Hukum Islam Dan Putra, Eko Pratama, ‘Problematika Talak
Hukum Positif Bagi Pegawai Negeri Sipil di Luar Pengadilan Bagi Masyarakat
(Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama di Wilayah Tigaraksa’, Skripsi, Jakarta:
ArgamakmurNomor 0207/Pdt. G/2015/ UIN Syarif Hidayatullah, 2010, http://
PA. AGM)’, QIYAS, vol. 3, no. 1, 2018, pp. repository.uinjkt.ac.id/dspace/
93–104. handle/123456789/4293.
Kepala KUA, Focus Discution Group (FGD), Qadar, Nurul, Perceraian di Luar Pengadilan
14 Sep 2018. Pada Masyarakat Muslim Desa Suberharjo
Manan, Abdul, ‘Penemuan Hukum Oleh Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman,
Hakim Dalam Praktek Hukum Acara di Yoyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010.
Pengadilan Agama’, Jurnal Hukum dan Ridho, Muhamad, Itsbat Nikah Terhadap Pelaku
Peradilan, vol. 2, no. 2, 2013, pp. 189–202. Perceraian di Luar Pengadilan dan Implikasi
Maulidia Rahmania, ‘Pandangan Hakim Hukumnya, vol. 1, no. 2, 2016, pp. 81–98.
Terhadap Status Hukum Pengadilan Saputra, Ade, ‘Proses Penyelesaian Talak Yang
Agama (Studi di Pengadilan Agama Susah Terjadi di Luar Sidang Pengadilan
Pasuruan)’, UNIVERSITAS ISLAM Agama Ditinjau Menurut Hukum Islam
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas
MALANG, 2012. IB Bangkinang’, Skripsi, Riau: UIN Sultan
Mertokusumo, Sudikno, Penemuan Hukum Syarif Kasim, 2012, http://repository.uin-
Sebuah Pengantar, Jakarta: Intermasa, 1999. suska.ac.id/9589/.
----, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Siduarjo, Pengadilan Agama, ‘Birokrasi Lelet
Yogyakarta: Liberty, 2007. Itu Dibongkar SIKAPP’, Pengadilan Agama
Muhammad bin Ismail al-Amir ash-Shan‟ani, Siduarjo, Siduarjo, Sep 2015, http://pa-
Subulus Salam. Terj. Syarah Bulughul sidoarjo.go.id/berita/berita-terkini/87-
Maram Jilid 3, Jakarta: Darus Sunah birokrasi-lelet-itu-dibongkar-sikapp,
Press, 2013 accessed 22 Sep 2018.
Muchlisin, Chairul, ‘Pandangan Hakim Suadi, Amran, Penyelesaian Sengketa Ekonomi
Pengadilan Agama Yogyakarta Tentang Syariah: Penemuan dan Kaidah Hukum,
Status Talak Yang Dijatuhkan di Luar Jakarta: Prenada Media Group, 2018.
Pengadilan’, UIN Sunan Kalijaga, 2016. ----, Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah:
MUI, ‘Fatwa MUI Sumatera Utara’, Penemuan dan Kaidah Hukum, Jakarta:
MUI Sumatera Utara, 2017, http:// Prenada Media Group, 2018.
komisifatwamuisu.blogspot. Sunggono, Bambang, Metode Penelitian
com/2017/09/fatwa-mui-sumatera-utara. Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
html, accessed 23 Sep 2018. 2001.
Palangkaraya, IAIN, ‘digilib.iain- Suroso, Raden Pandji, Pengantar Ilmu Hukum,
palangkaraya.ac.id’, digilib.iain- Jakarta: Sinar Grafika, 2002.
palangkaraya.ac.id, http://digilib.iain- Syah, Abdullah, ‘MUI Sumut Haramkan
palangkaraya.ac.id/402/6/BAB IV Tato dan Foto Pre-Wedding’, okezon.
%28HQ%29.pdf, accessed 22 Sep 2018. com, 2011, https://news.okezone.com/
Pengadilan Agama Payakumbuh, Focus read/2011/02/06/340/421890/mui-
Discution Group (FGD), 2018. sumut-haramkan-tato-dan-foto-pre-
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor wedding.
9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang- Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh, Jakarta: PT.
Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Logos Wacana Ilmu, 2001.
Perkawinan. ----, Hukum Perkawinan di Indonesia Antara Fiqh
Pusyakhois, Fifin Niya, ‘Tinjauan Hukum Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan,
Islam Terhadap Cerai Di Luar Pengadilan Prenada Media, 2009.
Agama Dan Implikasinya Pada Masyarakat Ulfa, Silfia, ‘Perceraian Di Luar Pengadilan
Desa Penaruban Kecamatan Weleri Menurut Majelis Ulama Indonesia (Studi
44 Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H
Fatwa MUI No. 1 Tahun 2012)’, Skripsi,
Purwokerto: IAIN, 2017, http://repository.
iainpurwokerto.ac.id/id/eprint/2213.
Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum dalam
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2002.

Al-Aḥwāl, Vol. 12, No. 1, Tahun 2019 M/1439 H 45

You might also like