Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN MAGANG Anggrek Perbaikan (2) - 1
LAPORAN MAGANG Anggrek Perbaikan (2) - 1
LAPORAN MAGANG Anggrek Perbaikan (2) - 1
The field practice was carried out at the Joseph Orchids Company,
Palembang from November 8, 2020th to December 8, 2020th. This field practice
activity was carried out so that students gain work experience in the field of
orchid cultivation and how to market it. There a several types of orchids cultivated
in this company such as The moon orchid, Dendrobium, Vanda, Oncidium, and
Cattleya. The staps of orchids cultivation were bottled orchids, seedling orchids, 6
to 9 months of rejuvenation seeds, 9 to 18 months of rejuvenation seeds, and
flowering orchids. The stages of orchid cultivation were preparation tools and
materials, seedling orchids, transplanting, plant maintenance such as fertilizing
using MILTtm liquid fertilizer and controlling pests and diseases using the
pesticide Decistm, and finally marketing. Marketing was carried out online system
using social media and courier delivery, as well as offline. The company is located
at Jl. MP Mangkunegara, Kenten, Palembang, South Sumatra.
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
PRAKTEK LAPANGAN
Oleh:
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Tujuan............................................................................................. 2
1.3. Manfaat .......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
2.1.................................................................................................................
Tanaman Anggrek ................................................................................ 3
2.2. Media Tanam Anggrek ...................................................................... 4
2.3. Peremajaan Anggrek ......................................................................... 6
2.4.................................................................................................................
Perawatan Anggrek................................................................................ 9
2.5. Morfologi Anggrek............................................................................. 11
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 15
3.1.................................................................................................................
Tempat dan Waktu................................................................................. 15
3.2................................................................................................................. Alat
dan Bahan............................................................................................... 15
3.3. Metode Pengambilan Data.................................................................. 15
3.4. ..............................................................................................................Cara
Kerja....................................................................................................... 16
3.4.1. Persiapan Praktek Lapangan............................................................ 16
3.4.2. Survei Lokasi dan Perkenalan Dengan Pihak Perusahaan............... 16
3.4.3. Pengarahan Kegiatan Praktek Lapang.............................................. 16
3.4.4. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan......................................... 16
3.4.5. Penyusunan Laporan........................................................................ 16
ix
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 18
4.1. Sejarah dan Keadaan Umum Perusahaan.............................................. 18
4.2. Rangkaian Kegiatan.............................................................................. 20
4.2.1. Seedlings............................................................................................ 20
4.2.2. Peremajaan......................................................................................... 20
4.2.2.1. Peremajaan Seelings....................................................................... 23
4.2.2.2. Peremajaan Mid-Size...................................................................... 24
4.2.2.3. Peremajaan Flowering-Size............................................................ 25
4.2.3. Perawatan .......................................................................................... 26
4.2.8.1. Penyiraman...................................................................................... 26
4.2.8.2. Pemupukan...................................................................................... 27
4.2.8.3. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman............................ 28
4.2.4. Pemasaran.......................................................................................... 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 31
5.1. Kesimpulan........................................................................................... 31
5.2. Saran...................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 32
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas sriwijaya
menjadi dasar untuk usaha atau budidaya anggrek salah satunya yaitu, bunga.
Bunga adalah bagian terpenting dari anggrek, dari bunga inilah anggrek dapat
dikenal dan dibedakan dengan tanaman lain yang bukan anggrek. Bunga anggrek
memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota),
stamen (benang sari), pistil (putik), dan ovari (bakal buah). Sepal anggrek
berjumah tiga buah sepal bagian atas diebut sepal dorsal sedangkan dua lainnya
disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal kesatu dan kedua
letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi
labellum (bibir). Satu ciri lain dari anggrek adalah resupinasi atau perpuntiran
(Kartikaningrum et al., 2004).
Usaha budidaya anggrek ini merupakan usaha yang cukup menjanjikan,
karena jenis usaha ini relatif stabil dan dapat bertahan dalam periode yang cukup
lama. Budidaya anggrek dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif.
Perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan cara perkecambahan biji
anggrek, sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan untuk
mendapatkan keturunan yang sama dengan induknya melalui kultur jaringan
(Indarto, 2011).
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukan praktek lapangan ini yaitu agar mahasiswa
mendapatkan pemahaman dan pengalaman kerja dibidang budidaya tanaman
anggrek serta pemasarannya dengan menerapkan teori pembelajaran yang didapat
di kelas dan mempraktekannya dilapangan, sehingga dapat lebih meningkatkan
pemahaman mengenai sistem budidaya tanaman anggrek dan pemasarannya.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapat dari dilakukannya praktek lapangan ini
yaitu diharapkan mahasiswa mendapatkan pemahaman serta pengalaman kerja di
lapangan mengenai teknik budidaya tanaman anggrek dan cara pemasaran yang
tepat.
2
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas sriwijaya
hanya sedikit yang dapat tumbuh, sebagaian besar lainnya akan mati
(Situmorang, 2010).
Melihat tipe pertumbuhan batangnya, anggrek dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu anggrek simpodial yaitu anggrek yang
mempunyai pertumbuhan batang terbatas seperti: Dendrobium, Cattleya,
dan Oncidium; serta anggrek tipe monopodial yaitu anggrek yang
mempunyai pertumbuhan batang yang tidak terbatas seperti: Vanda dan
kerabatnya. Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam dua
golongan yaitu epifit dan terestrial. Anggrek epifit adalah anggrek yang
hidup menumpang pada batang pohon atau sejenisnya, namun tidak
merugikan tanaman yang ditumpanginya dan membutuhkan naungan.
Anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup dan tumbuh diatas
permukaan tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung
(Widyastoety, 2004).
4
media pertumbuhan anggrek (Situmorang, 2010). Media tanam untuk
tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7 – 30 cm tergantung dar jenis
tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25 – 30 cm maka perlu dipasang
tiang di tengah pot. Kemudian pot diisi pecahan genting kemudian batang
anggrek diikat.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistem bak-bak tanam. Membuat bak di
atas untuk menghindari dari kebecekan.
Cara pembudidayaan anggrek terdiri dari beberapa cara, diantaranya:
a) Cara pembibitan; memilih bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul,
mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat,
daun subur, bunga lebat dan indah. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai
berikut:
1. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji anggrek harus bersih
2. Mensterilkan biji
3. Penyebaran biji anggrek
4. Pembuatan media tumbuh dari biji
Faktor-faktor penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan biji
anggrek antara lain:
a) Karbohidrat; unsur karbohidrat yang dibutuhkan dalam perkecambahan
biasanya adalah gula sederhana golongan Oligosakarida dan yang umum
digunakan dalam medium buatan yaitu: sukrosa dan fruktosa. Gula ini
diperlukan biji untuk berkecambah (tunas keluar dari biji) dan sebagai
cadangan makanan sebelum tunas mampu membentuk makanan sendiri.
b) Nitrogen; senyawa amonia, nitrat dan urea dalam perkecambahan biji
digunakan sebagai bahan utama pembentukan sel-sel tumbuhan.
c) Mineral; unsur-unsur kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan fosfor
(P) adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan digunakan
dalam bentuk senyawa kompleks. Tanpa unsur ini tunas anggrek yang sudah
berkecambah akan mati tetapi jika kadar dalam medium terlalu pekat akan
menyebabkan keracunan bagi tanaman. Kadar unsur-unsur diatas yang
dianjurkan adalah 40 mg/L media.
5
d) Penyinaran; dibutuhkan tanaman anggrek sebagai syarat pokok dalam
proses pembentukan cadangan makanan yang disebut proses fotosintesis.
Intensitas yang dibutuhkan antara 400 - 3000 lux. Sinar yang digunakan
dapat sinar matahari difus, lampu neon dan lampu Cool White. Ukuran
umum yang sering digunakan adalah lampu neon putih 40 watt diletakkan
1,5 hingga 2 meter dari rak-rak tempat botol perkecambahan. Semakin kecil
daya yang digunakan jarak lampu ke tanaman semakin dekat.
e) Suhu; temperature optimal perkecambahan yang digunakan untuk semua
jenis anggrek antara 20o C - 25o C. temperatur yang terlalu tinggi akan
menyebabkan kelayuan karena penguapan terlalu besar, sedangkan
temperature yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman
lambat.
f) pH (keasaman) media; pH media tanam berkisar antara 4,8-5,2 dengan
toleransi kisaran antara 3,6 hingga 7,6. Perlu diketahui selama pertumbuhan
tunas anggrek keasaman media dapat mengalami perubahan.
g) Vitamin dan Hormon; kedua unsur ini digunakan untuk memacu
pertumbuhan tunas. Selain digunakan dalam bentuk senyawa murni, vitamin
dan hormon didapatkan dari penggunaan zat additiv dalam media misalnya
pisang, kentang, buah tomat dan lainnya. Dengan menggunakan media
buatan dalam mengecambahkan biji anggrek dapat menaikkan prosentase
keberhasilan perkecambahan biji anggrek secara alami dari 5% - 8%
perkecambahan menjadi 60% - 80%. Tentunya ini sangat menguntungkan
bila digunakan dalam skala industry (Aditya, 2009).
6
anakan. Setelah pot dipenuhi anakan atau pseudobulb, perlu dilakukan
peremajaan atau perbanyakan. Perbanyakan anggrek secara konvensional
atau yang mudah dilakukan ada empat cara yaitu stek, pemecahan rumpun,
pemotongan keiki, dan pemotongan anakan. perbanyakan ini diperoleh
bibit tanaman yang mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya
(Setiawan, 2005).
Secara umum tanaman anggrek ini dilakukan peremajaan pada umur sebagai
berikut:
a) Tanaman Seedlings (Bibit); Katagori bibit ini adalah tanaman anggrek mulai
keluar dari botol sampai umur 9 bulan. Pada umur ini dibutuhkan pupuk
dengan kandungan N lebih banyak. Hal ini karena unsur N yang tinggi akan
digunakan tanaman untuk membentuk protein yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. Bisa digunakan pupuk yang
mengandung unsur N, P, K dengan perbandingan 60:30:10.
b) Tanaman Mid-size (Ukuran sedang/remaja); yang termasuk dalam katagori
ini adalah tanaman setelah sembilan bulan sampai siap berbunga pertama
yaitu 18 bulan. Pada umur ini dibutuhkan ratio unsur N, P dan K yang sama.
Pertumbuhan sudah tidak secepat periode bibit. Disamping itu tanaman
perlu persiapan kondisi untuk masuk vase generatif/pembungaan. Bisa
digunakan pupuk dengan kandungan unsur N, P, K dengan perbandingan
30:30:30 atau 20:20:20.
c) Tanaman Flowering-size (Ukuran berbunga); setelah 18 bulan tanaman
anggrek masuk fase pembungaan. Sehingga dibutuhkan pupuk dengan
kandungan unsur P yang lebih tinggi. Unsur P selain juga untuk
pertumbuhan, sangat penting untuk merangsang pembungaan. Dengan fokus
pada pembungaan, bisa digunakan pupuk dengan kandungan unsur N, P, K
dengan perbandingan 10:60:10.
Pemupukan anggrek yang terbaik adalah dengan melarutkan pupuk
dalam air, kemudian disepraykan keseluruh bagian tanaman anggrek.
Tanaman anggrek mempunyai keistimewaan yaitu daunnya dapat
menyerap air serta garam-garam yang terlarut didalamnya. Untuk itu
7
waktu pemupukan yang tepat saat stomata daun membuka lebar, pada pagi
jam 08.00 - 10.00 dan sore jam 15.00 - 17.00 (Aditiani, 2006).
Dalam SOP (Standard Oprating Procedure) untuk peremajaan
anggrek terdiri dari beberapa cara, yaitu:
a) Mengeluarkan planlet (bibit yang sudah mempunyai daun dan berkarar) satu
persatu dengan kawat pengait pada bagian akar dan usahakan akar
menghadap ke mulut botol. Letakkan planlet pada wadah yang berisi air
bersih, cuci tanaman satu persatu di bawah kran yang mengalir hingga tidak
ada media tanam yang melekat. Kemudian mengangin-anginkan di atas
koran, kurang lebih 15 menit, bibit siap ditanam (Dirjenhorti, 2008).
b) Planlet di tanam dengan cara di masukkan di tengah media (sabut kelapa,
mosh atau pakis, dan lain-lain). Menurut Andriyani (2005), media yang
digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya di
dalam larutan Dithane M-45 selama 10, media siap dipakai setelah kering.
Media tanam anggrek harus bersifat porus, mudah menyerap air, tidak
mudah lapuk, tidak cepat asam, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri
(Dirjenhorti, 2008).
c) Penggunaan jenis pot menyesuaikan dengan jenis anggrek yang di tanam.
Pada jenis anggrek yang cenderung hidup di daerah panas dan kelembaban
udara rendah menggunakan pot tanah, karena bisa menyerap air dan
menjaga kelembaban lingkungan. Pot plastik di gunakan pada jenis anggrek
yang cenderung hidup di daerah dingin, curah hujan dan kelembaban tinggi,
karena air yang tertangkap lebih cepat menguap (Dirjenhorti, 2008).
d) Setelah bibit anggrek semakin besar, berumuru + 3 bulan di pindahkan ke
pot yang lebih lebar. Bibit anggrek tidak dicabut dai media, namun hanya
memindahkan media beserta bibit tersebut ke pot yang lebih besar. Satu pot
berisi + 30 bibit, inilah yang disebut compot atau community pot.
e) Re-poting harus disesuaikan dengan ukuran tanaman, jumlah bulb atau
batang dan padatnya akar. Bila media tanam sudah lapuk atau hancur dan
sudah terlalu asam, bibit dari kompot berumur + 5 bulan, tinggi sekitar 8 cm
dapat di Re-poting ke pot individu ukuran 8 - 12 cm. Anggrek dari pot 8 -
12 cm, tinggi tanaman 15 - 12 cm, dapat di Re-poting ke pot ukuruan 15 cm.
8
Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi bibi sekitar 35 cm, dapat di Re-
poting ke pot ukuran 18 cm dan tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan
ke pot ukuran 24 cm (Dirjenhorti, 2008).
f) Menurut Sukma (2010), untuk meningkatkan laju pertumbuhan dengan
pemupukan melalui daun. Pupuk daun di semprotkan ke seluruh permukaan
daun, karena anggrek lebih banyak memanfaatkan penyerapan pupuk
melalui daun daripada melalui akar.
2.4 Perawatan Anggrek
Perawatan atau pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang
sangat penting dalam budidaya anggrek. Kegiatan ini dilakukan agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik dan memproduksi bunga dengan
optimal. Kegiatan pemeliharan meliputi penyiraman, pemupukan,
pengepakan dan pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT).
Lokasi penanaman anggrek harus dimanipulasi sedemikian rupa agar
kondisi iklimnya menyerupai habitat asli. Salah satu cara yang efektif
adalah dengan memasang naungan (paranet). Paranet berfungsi mengatur
besarnya intensitas sinar matahari yang masuk, menahan air hujan, dan
melindungi tanaman dari serangan hama.
Paranet memiliki tingkat kerapatan yang berbeda-beda, yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman anggrek berdasarkan jenis anggrek dan usia anggrek.
Agar tanaman anggrek rajin berbunga dan subur, penggunaan paranet juga
disesuaikan dengan jenis anggreknya, yaitu sebagai berikut:
1. Anggrek Phalaenopsis atau anggrek bulan memerlukan paranet 40- 45%.
2. Anggrek Vanda memerlukan paranet 75-100% karena anggrek ini
membutuhkan cahaya matahari langsung untuk fase vegetatif (pertumbuhan)
dan fase generatif (berbunga).
3. Dendrobium memerlukan paranet 55-75%.
Berbeda jenis anggrek memiliki kebutuhan intensitas sinar matahari
yang berbeda, karena itu agar tanaman anggrek rajin berbunga, berikut ini
tingkat kebutuhan sinar matahari berbagai jenis anggrek:
Tabel 1. Kebutuhan sinar matahari pada jenis anggrek
Jenis Anggrek Intensitas cahaya
Vanda 20 – 30 %
9
Cattleya 20 – 30 %
Dendrobium 50 – 95 %
Paphiopedilum 15 – 30 %
Aerides 15 – 30 %
Phalenopsis 15 – 30 %
Sumber (Setiawan, 2005)
Perawatan anggrek juga harus memperperhatikan penyusunan
tanamannya, sebaiknya penyusunan rak-rak anggrek diletakkan datar
dengan ketinggian 1 m dan jangan diletakkan berjenjang karena akan
mengganggu sirkulasi udara;
1. Kelembaban udara; juga akan mempengaruhi tanaman anggrek rajin
berbunga. Agar anggrek rajin berbunga dibutuhkan kelembaban antara 60 –
80 %. Agar kelembaban tetap terjaga dibawah rak bisa dibuat kolam atau
dibuat kabut didalam rumah lindung dengan cara pemasangan sprinkle.
2. Media tanam; Media tanam yang ideal untuk membuat anggrek rajin
berbunga tersusun 2 bagian. 1/3 bagian bawah diisi dengan potongan batu
bata dan 2/3 sisanya memakai pakis.
3. Konstruksi pot; Pot juga sangat mempengaruhi dalam tanaman anggrek agar
rajin berbunga. Yang paling ideal pot yang dipakai adalah pot yang terbuat
dari tanah liat dan banyak lubangnya.
4. Penyiraman; Agar anggrek rajin berbunga sangat perlu diperhatikan
masalah kandungan air dari medianya. Jika cuaca panas diperlukan
penyiraman 2 kali dan jika cuaca hujan tidak perlu melalukan penyiraman.
Yang sangat perlu diperhatikan adalah kadar air media. Waktu penyiraman
yang ideal adalah jam 07 – 09 pagi dan jam 03 – 05 sore.
5. Pemupukan; Pada tanaman bibit diberikan pupuk dengan kandungan N yang
tinggi (45-10-10).Untuk tanaman remaja diberikan pupuk dengan
kandungan N, P, K seimbang (20-20-20).Dan tanaman usia berbunga bisa
diselingi dengan pupuk berkadar P tinggi (10-40-15). pemupukan pada pagi
hari (jam 7-9 pagi), karena sinar matahari pagi membantu penyaluran nutrisi
tersebut. Hindari pemupukan pada siang hari karena dapat membakar daun.
Sebaiknya siram dahulu seluruh bagian tanaman termasuk daun-daunnya
dengan air biasa sebelum disemprot pupuk. Semprotkan pupuk keseluruh
bagian tanaman (akar, batang, daun) termasuk bagian bawah daun.Unsur
10
hara yang masuk ke daun melalui stomata (mulut daun) akan lebih cepat
diproses dibanding dengan yang masuk melalui akar, karena proses
fotosintesis juga dilakukan di daun
6. Pemberian ZPT atau Hormon; Untuk membuat anggrek rajin berbunga
kadang diperlukan pemberian ZPT atau hormon. Yang bisa digunakan untuk
memacu pembungaan anggrek adalah Giberelin.
7. Pengendalian hama dan penyakit; Seperti tanaman lain anggrek juga takan
luput dari serangan hama dan penyakit. Pengamatan setiap hari adalah cara
paling tepat untuk mencegah serangan hama dan penyakit anggrek. Untuk
membuat anggrek rajin berbunga tanaman anggrek harus dibersihkan dari
kotoran, gulma dan daun-daun busuk. Penggunaan insektisida jika terserang
hama, fungisida jika terserang jamur dan bakterisida jika terserang bakteri
(Setiawan, 2005).
2.5 Morfologi Anggrek
2.5.1 Akar
Pada umumnya akar anggrek epifit berbentuk silindris, berdaging,
lunak, dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin dan sedikit
lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperak-
perakan dan hanya bagian ujung akar saja yang berwarna hijau. Akar
anggrek mempunyai lapisan yang bersifat berongga (Spongy). Dibawah
lapisan tersebut terdapat lapisan lain yang mengandung klorofil. Pada saat
akar tersebut menyentuh batang yang keras, maka akar tersebut mudah
melekat. Akar-akar yang sudah tua akan menjadi coklat dan kering,
kemudian fungsinya digantikan dengan akar-akar baru yang tumbuh
(Situmorang, 2010).
Akar anggrek epifit mempunyai dua jenis akar lekat dan akar
gantung (akar udara). Akar lekat adalah akar yang menempel pada substrat
yang berfungsi untuk memperkuat kedudukan tanaman, sedangkan akar
gantung adalah akar akar yang mengantung di udara yang berfungsi
membantu pernavasan. Akar yang menempel pada batang umumnya
berbentuk agak mendatar mengikuti bentuk permukaan batang, sedangkan
rambut akarnya pendek-pendek. Akar ini mempunyai jaringan pilamen
11
yang yang memudahkan akar menyerap air hujan yang jatuh pada kulit
pohon inang. Pilamen juga berfungsi sebagai alat pernafasan. Pilamen
terdiri dari jaringan bunga karang dengan selubung luar berupa selaput
berwarna putih dan keadaan biasa sel-selnya hanya berisi udara
(Situmorang, 2010).
2.5.2 Batang
Bentuk batang anggrek beranekaragam, ada yang ramping,
berdaging seluruhnya atau menebal dibagian tertentu saja, dengan tanpa
umbi semu. Berdasarkan pola pertumbuhannya, batang anggrek dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial.
Pada umumnya anggrek tipe simpodial dengan pertumbuhan ujung batang
yang terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti bila telah mencapai
ukuran yang maksimal (Situmorang, 2010).
2.5.3 Daun
12
Bentuk daun anggrek epifit seperti tanaman monokotil lainnya,
dimana tulang daunya sejajar, susunannya berseling dengan tepi daun rata
dan berdaging. Daun melekat pada batang dengan kedudukan satu helai
tiap daun dan berhadapan, warna daun nggrek hijau muda hingga hijau
tua, kemungkinan dan ada pula yang bercak-bercak. Anggrek daun
memiliki daun atau tulang daun yang berwarna dan keindahan spesies
anggrek terletak pada daun tersebut.Bentuk daun anggrek bervariasi
(Situmorang, 2010).
Menurut Situmorang (2010), bentuk daun anggrek terdiri atas
bermacam- macam bentuk daging dan kaku, dengan pertumbuhan tepi
tidak bergerigi (rata) dengan ujung daun terbelah. Berdasarkan
pertumbuhannya anggrek digolongkan menjadi dua kelompok yaitu:
1). Evergreen yaitu daun tetap segar/ hijau dan tidak gugur secara serentak.
Misalnya genus Cattleya dan Phalaenopsis.
2). Decidous (tipe gugur) yaitu semua helaian daun gugur dan tanaman
mengalami masa istirahat, misalnya genus Dendrobium.
2.5.4 Bunga
Bunga anggrek memiliki lima bagian utama yaitu daun kelopak
(sepal), daun mahkota (petal), benang sari (stamen), putik (pisti) dan bakal
buah (ovarium). Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas
disebut sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek
memiliki tiga buah petal, petal pertama dan kedua letaknya berseling
dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir).
Warna labellum anggrek umumnya lebih cerah dari pada warna sepal dan
petal. Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan yang mengandung
protein, minyak dan zat pewangi yang berfungsi untuk menarik serangga
hinggap pada bunga untuk mengadakan polinasi (penyerbukan). Bagian-
bagian bunga anggrek dapat dilihat pada gambar dibawah (Situmorang,
2010).
13
Gambar 2. Bagian-bagian bunga Anggrek.
Keterangan : A. Bunga Cattleya, B. Tugu Bunga
1. Kelopak Dorsal, 2. Mahkota (Corolla), 3. Kelopak Lateral, 4. Bibir (Labellum),
5. Tugu, 6. Kepala Sari, 7. Rostellum, 8. Kepala Putik, 9. Bakal Buah
(Situmorang, 2010)
2.5.5 Buah
Buah anggrek merupakan buah capsular yang terbelah enam, biji
didalam buah sangat banyak. Biji-biji anggrek tidak mempunyai
endosperm (cadangan makanan) seperti biji tanaman lain. Cadangan
makanan ini diperlukan dalam perkecambahannya. Selain itu dibutuhkan
gula dan persenyawaan-persenyawaan lain dari luar atau dari lingkungan
sekitarnya (Situmorang, 2010). Menurut Situmorang (2010), buah anggrek
mengandung ribuan sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning
sampai coklat .Pembiakan dengan biji lebih sukar dibandingkan dengan
cara-cara lainnya, karena biji anggrek sangat kecil dan mudah
diterbangkan angin. Maka pembiakan dengan biji yang dilakukan orang
bertujuan untuk untuk mendapatkan spesies baru. Biji diperoleh dari
penyerbukan serbuk sari pada putik. Di hutan penyerbukan dapat
dilakukan dengan mengambil serbuk sari dengan alat dan letakkan pada
kepala putik sehingga terjadi pembuahan.
14
15
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Universitas sriwijaya
3.4. Cara Kerja
3.4.1. Persiapan Praktek Lapangan
Persiapan dilakukan dengan mencari informasi mengenai
perusahaan, proses perizinan kepada pihak perusahaan, administrasi ke
pihak kampus dan perusahaan serta melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing praktek lapangan.
3.4.2. Survei Lokasi dan Perkenalan dengan Pihak Perusahaan
Setelah administrasi selesai, mahasiswa kemudian melakukan
survei atau Observasi lebih lanjut terhadap lingkungan perusahaan
mengenai apa saja yang dapat dilakukan di perusahaan tersebut dan
sekaligus melakukan perkenalan terhadap pengurus atau pengelola di
perusahaan tersebut.
3.4.3. Pengarahan Kegiatan Praktek Lapangan
Selanjutnya pada kegiatan pengarahan ini pihak perusahaan
kemudian memberikan pengarahan mengenai kegiatan apa saja yang akan
diikuti dalam praktek lapangan oleh mahasiswa serta mahasiswa diberikan
tugas untuk menyusun materi apa yang perlu dipelajari lebih lanjut..
3.4.4. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan
Praktek lapangan dimulai sesuai dengan rangkai kegiatan budidaya
tanaman anggrek yaitu: persiapan alat dan bahan, persiapan bibit tanaman
anggrek, pindah tanam, pemeliharaan yang meliputi penyiraman,
pemupukan, pemberian pestisida, panen, hingga pemasaran. Selain itu,
mahasiswa juga membantu dalam serangkai kegiatan sehari-hari dengan
melaksanakan pemeliharaan pada tanaman hias lainnya.
3.4.5. Penyusunan Laporan
Pembuatan laporan akan dilaksanakan setelah selesai dilakukannya
kegiatan praktek lapangan serta akan dilakukan evaluasi oleh pihak
perusahaan dan dosen pembimbing praktek lapangan.
16
Senin, 09 November 2020 Pengenalan berbagai macam tanaman
Selasa, 10 November 2020 Pengenalan berbagai tanaman anggrek
Rabu, 11 November 2020 Ikut kegiatan perawatan tanaman
Kamis, 12 November 2020 Pemeliharaan tanaman anggrek (pemupukan)
Jum’at, 13 November 2020 Kegiatan perawatan tanaman
Sabtu, 14 November 2020 Materi budidaya anggrek
Minggu, 15 November 2020 Pengenalan berbagai macam media tanam anggrek
Senin, 16 November 2020 Belajar Memasarkan
Selasa, 17 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Rabu, 18 November 2020 Kegiatan Perawatan dan Pemasaran
Kamis, 19 November 2020 Memindahkan tanaman remaja anggrek ke pot
tanah liat
Jum’at, 20 November 2020 Memindahkan tanaman remaja anggrek ke pot
tanah liat
Sabtu, 21 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Minggu, 22 November 2020 Kegiatan packing tanaman untuk dikirim
Senin, 23 November 2020 Perawatan tanaman pengendalian organisme
pengganggu tanaman
Selasa, 24 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Rabu, 25 November 2020 Kegiatan pemeliharaan anggrek (pemupukan)
Kamis, 26 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Jum’at, 27 November 2020 Pemindahan seedling ke tempat pembibitan
Sabtu, 28 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Minggu, 29 November 2020 Pemindahan seedling ke soft pot ukuran sedang
Senin, 30 November 2020 Pemeliharaan tanaman peremajaan seedling
Selasa, 01 Desember 2020 Penanaman tanaman anggrek dari botolan
Rabu, 02 Desember 2020 Pemeliharaan tanaman peremajaan anggrek mid-s
Size
Kamis, 03 Desember 2020 Pemeliharaan tanaman peremajaan anggrek
flowering-sze
Jum’at, 04 Desember 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Sabtu, 05 Desember 2020 Penataan kebun dan tempat anggrek diletakkan
Minggu, 06 Desember 2020 Kegiatan peratawan dan pemasaran
Senin, 07 Desember 2020 Penanaman anggrek dari botolan
Selasa, 08 Desember 2020 Penanaman anggrek dari botolan
17
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
19 Universitas Sriwijaya
4.2. Rangkaian Kegiatan
4.2.1. Seedlings
Bibit tanaman anggrek yang digunakan di Joseph Orchids datang dalam masa
seedlings dan di dalam botol kaca. Bibit pada masa seedling dalam kondisi
menyatu satu sama lain dengan media agar-agar, dengan kriteria jumlah bibit
sekitar 20-30 dalam satu botol serta telah memiliki akar dan daun sebanyak 2 – 5
helai. Bibit seedlings dari botol dipindahkan ke media moss (spaghnum) di dalam
pot plastik berukuran kecil. Berikut ini adalah cara penanaman bibit seedlings dari
botol :
1. Air diisikan ke dalam botol yang berisi bibit
2. Bibit diambil dengan menggunakan kawat untuk mencacah media agar-agar
terlebih dahulu hingga bibit terlepas dari media tanam.
3. Bibit diangkat menggunakan kawat, kemudian bibit dimasukkan ke dalam air
bersih
4. Setelah dibersihkan bibit di rendam dengan fungisida antracol selama 5
menit, agar bibit terhindar dari jamur dan penyakit
5. Kemudian menyiapkan media moss (spaghnum) yang telah dikeringanginkan
6. Bibit di tanam dengan menanam bagian akar dan posisi bibit tegak di bagian
tengah moss (spaghnum) yang telah di siapkan ditelapak tangan
7. Media moss (spaghnum) tidak boleh terlalu padat, tetapi harus menutupi
bagian akar bibit dan memenuhi pot
8. Masukkan bibit dengan media moss (spaghnum) ke dalam pot plastic
berukuran kecil.
(A) (B)
20 Universitas Sriwijaya
Gambar 4. Bibit anggrek seedling dalam botol (A) dan Bibit seedling dari botol
yang telah ditanam (B)
4.2.2. Peremajaan
Peremajaan atau perbanyakan dilakukan ketika batang dan akar anggrek
monopodial tidak mampu menopang tanaman maka anggrek tersebut harus segera
diremajakan atau diperbanyak. Lain halnya dengan anggrek simpodial,
pertumbuhannya pseudobulb sudah maksimal, pertumbuhan tanaman akan
tumbuh kesamping sehingga pot penuh dengan tunas anakan. Setelah pot dipenuhi
anakan atau pseudobulb, perlu dilakukan peremajaan atau perbanyakan.
Peremajaan anggrek dilakukan mulai dari bibit anggrek yang telah dikeluarkan
dari botol, karena sudah mulai tumbuhnya tunas baru dan perakaran yang banyak
sehingga peremajaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Perbanyakan anggrek secara konvensional atau yang mudah dilakukan ada empat
cara yaitu stek, pemecahan rumpun, pemotongan keiki, dan pemotongan anakan.
perbanyakan ini diperoleh bibit tanaman yang mempunyai sifat genetik yang sama
dengan induknya (Setiawan, 2005).
Secara umum tanaman anggrek ini dilakukan peremajaan pada umur
sebagai berikut:
a) Tanaman Seedlings (Bibit); Katagori bibit ini adalah tanaman anggrek
mulai keluar dari botol sampai umur sembilan bulan. Pada umur ini
dibutuhkan pupuk dengan kandungan N lebih banyak. Hal ini karena unsur
N yang tinggi akan digunakan tanaman untuk membentuk protein yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Bisa digunakan
pupuk yang mengandung unsur N, P, K dengan perbandingan 60:30:10.
Tanaman seedlings ini di remajakan dengan cara di pindahkan ke pot
plastik berukuran kecil, peremajaan dilakukan kembali dari tanaman
seedlings yang berumur 2 sampai 3 bulan setelah dari pot plastik
berukuran kecil dipindahkan ke pot plastik berukuran sedang sampai
berumur 6 bulan. Biasanya media tanam pada pot sudah asam, Kemudian
pada anggrek yang sudah tidak bisa menopang tanaman, serta anggrek
yang mulai ada tunas anakan.
21 Universitas Sriwijaya
b) Tanaman Mid-size (ukuran sedang/remaja); yang termasuk dalam katagori
ini adalah tanaman setelah sembilan bulan sampai siap berbunga pertama
yaitu 18 bulan. Pada umur ini dibutuhkan ratio unsur N, P dan K yang
sama. Pertumbuhan sudah tidak secepat periode bibit. Disamping itu
tanaman perlu persiapan kondisi untuk masuk vase generatif/pembungaan.
Bisa digunakan pupuk dengan kandungan unsur N, P, K dengan
perbandingan 30:30:30 atau 20:20:20. Peremajaan tanaman mid-size
(ukuran sedang atau remaja) dengan umur lebih dari 9 sampai 18 bulan
menggunakan pot tanah liat kecil, dengan media yang digunakan yaitu
media arang kayu dan pakis cacah.
c) Tanaman Flowering-size (Ukuran berbunga); setelah 18 bulan tanaman
anggrek masuk fase pembungaan. Sehingga dibutuhkan pupuk dengan
kandungan unsur P yang lebih tinggi. Unsur P selain juga untuk
pertumbuhan, sangat penting untuk merangsang pembungaan. Dengan
fokus pada pembungaan, bisa digunakan pupuk dengan kandungan unsur
N, P, K dengan perbandingan 10:60:10. Peremajaan tanaman flowering-
size (ukuran berbunga) dengan umur lebih dri 18, bulan tanaman anggrek
masuk fase pembungaan. Peremajaan yang di lakukan menggunakan pot
tanah liat dengan ukuran besar, dengan menggunakan media tanam berupa
arang kayu. Kemudian di samping pot di berikan kawat yang berfungsi
untuk menyangga anggrek agar pertumbuhannya tidak mudah miring.
Peremajaan ini harus dilakukan karena apabila tidak dilakukan maka
media tanam akan terdekomposisi, akibatnya aerasi disekitar perakaran kurang
baik. Drainase juga terhambat, sehingga media pertumbuhannya menjadi lembek.
akibatnya tanaman perlahan mati dan akar membusuk. Anggrek dapat tumbuh
baik pada wadah atau kontainer yang mempunyai lubang drainase di bagian
bawah, karena ventilasi di bagian bawah penting agar tanaman tumbuh dengan
baik. Air seharusnya tak tersiasa dalam pot (Suci, 2012).
Media tanam anggrek juga harus menyesuaiakan dengan ukuran anggrek
dan jenis anggrek. Tanaman anggrek seedlings menggunakan moss (spaghnum)
dan sabut kelapa, anggrek mid-size menggunakan perpaduan antara moss
(spaghnum), arang kayu dan pakis dan anggrek flowering-size menggunakan
22 Universitas Sriwijaya
arang kayu. Media tanam anggrek harus bersifat porus, mudah menyerap air, tidak
mudah lapuk, tidak cepat asam, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri
(Dirjenhorti, 2008). Media tanam yang tidak sesuai akan menyebabkan air
tergenang aerasi udara rendah. Gejala yang tampak daun dan batang menjadi layu.
Akar yang sehat biasanya nampak berwarna putih dan memiliki rambur-rambut
akar yang halus. Jika aerasi rendah, akar yang putih berubah warna menjadi coklat
dan menjadi hitam. Jumlah rambut-rambut akar berkurang, bahkan menjadi tidak
ada. Selain itu, media yang padat juga biasanya banyak mengandung bakteri
penyebab busuk pada tanaman.
Media moss (spaghnum) mempunyai daya pengikat air yang sangat baik.
Sebagai media tanam moss (spaghnum) juga mempunyai aerasi dan draenase yang
cukup baik. Moss mengandung unsur N (Nitrogen) 2 – 3%. Pakis sebagai media
tanam cukup baik, mempunyai daya ikat air, aerasi dan drainase yang baik. Daya
lapuk pakis secara berlahan- lahan. Pakis juga mengandung unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman anggrek (Shidiqy et al,. 2018). Arang kayu merupakan
media tanam yang steril, tidak mudah ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Arang
kayu juga tidak mudah lapuk, dan mudah didapatkan. Namun arang kayu sukar
mengikat air dan minim zat hara. Arang kayu bisa digunakan untuk media tanam
semua jenis tanaman anggrek (Heriyadi, 2014). Menurut Andriyani (2005), media
yang digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya di
dalam larutan Dithane M-45 selama 10, media siap dipakai setelah kering.
23 Universitas Sriwijaya
Berikut ini adalah cara untuk meremajakan tanaman seedlings:
1. Bibit seedlings anggrek yang dipilih telah berumur > 6 bulan
2. Media tanam berupa moss (spaghnum) yang telah direndam kemudian
dikeringanginkan dan menyiapkan media pakis cacah
3. Akar anggrek beserta media tanamnya dimasukkan ke dalam pot dalam posisi
tegak ditengah
4. Memberi media pakis cacah di bagian atas media moss (spaghnum)
5. Memberikan label kode anggrek di pot
Berikut ini adalah gambar untuk meremajakan tanaman seedlings umur 6-9 bulan:
Gambar 5. Tanaman anggrek bulan hasil peremajaan seedling umur 6-9 bulan
Peremajaan dilakukan selama 3 bulan setelah dari soft pot plastik
berukuran kecil. Peremajaan yang telah mencapai usia 3 bulan biasanya terlihat
dari media tanam yang sudah di tutupi lumut. Kemudian pada anggrek yang sudah
tidak bisa menopang tanaman, serta anggrek yang mulai ada tunas anakan. Setelah
3 bulan peremajaan dalam soft pot berukuran sedang, bibit telah berumur 9 bulan
akan dipindahkan ke media dan kontruksi pot yang berbeda.
24 Universitas Sriwijaya
Berikut ini adalah cara untuk meremajakan tanaman mid-size (ukuran
sedang atau remaja):
1. Anggrek yang dipilih berumur 9 bulan sampai 18 bulan
2. Tanaman anggrek dan medianya dipindahkan kedalam pot tanah liat dengan
posisi anggrek berada tegak ditengah pot
3. Arang kayu diletakkan di bagian pinggir tanaman anggrek dan terakhir
diberikan label.
Di bawah ini adalah gambar peremajaan taman mid-size (ukuran sedang atau
remaja):
25 Universitas Sriwijaya
3. Setelah dimasukkan/dipindahkan ke dalam pot kemudian beri arang kayu
pada pinggiran tanaman hingga memenuhi pot dan padat agar tanaman tegak
dan kokoh
4. Penyangga berupa kawat diberikan agar tanaman tidak tergoyang dan tetap
tegak
5. Memberikan label
Berikut ini adalah gambar hasil peremajaan tanaman flowering-size (ukuran
berubunga):
4.2.3. Perawatan
Perawatan tanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
kegiatan budidaya tanaman anggrek. Kegiatan ini dilakukan agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik dan memproduksi bunga dengan optimal. Kegiatan
perawatan di Joseph Orchids meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT).
4.2.3.1. Penyiraman
Proses penyiraman di Joseph Orchids dilakukan setiap hari pada jam 07.00
dan 16.00. Penyiraman menggunakan selang, butiran air yang keluar diatur
manual agar tidak merusak tanaman dan media tanam. Penyiraman yang baik
langsung disemprotkan pada akar supaya langsung terserap. Menurut Kencana
(2007) frekuensi dan banyaknya air yang diberikan pada tanaman anggrek
bergantung pada jenis dan besar kecilnya ukuran tanaman serta keadaan
26 Universitas Sriwijaya
lingkungan. Kelebihan air pada tanaman akan menyebabkan tanaman cepat busuk
akibat jamur dan bakteri.
Posisi penyiraman yang baik dan benar yaitu berada diantara dua titik
ekstrim (titik kekurangan air dan titik kelebihan air). Titik kekurangan air ditandai
dengan daun lemas (terjadi dehidrasi). Titik kelebihan air ditandai dengan media
yang basah dan adanya serangan cendawan/bakteri dan akar tanaman akan
mengalami kebusukan. Penyiraman pada anggrek yang baik adalah pagi hari jam
07.00 atau sore pada jam 15.00-17.00 dengan intensitas penyiraman 1 kali sehari
(Andriyani, 2005). Berikut ini adalah gambar penyiraman tanaman anggrek.
Gambar 8. Penyiraman
4.2.3.2. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan
tanaman. Pemupukan dilakukan dengan intensitas 2-3 kali dalam seminggu
dengan cara disemprot. Dalam satu kali pemupukan di butuhkan 10 ml pupuk
organik cair per 200 liter air, dengan komposisi untuk tanaman seedlings 5ml
perangsang akar, dan 5 ml perangsang batang dan daun, dengan tambahan 10 tetes
hormon. Sedangkan untuk tanaman dewasa dan berbunga menggunakan 5ml
perangsang batang dan daun, dan 5ml perangsang bunga. Ada dua cara untuk
menyuplai hara ke dalam tanaman yaitu pemupukan melalui akar dan daun (Sucy,
2012). Menurut Kencana (2007), fase pertumbuhan vegetatif, tanaman anggrek
yang baru dikeluarkan dari botol membutuhkan pupuk dengan kandungan N
tinggi dan tanaman individual pot sampai remaja membutuhkan pupuk dengan
kadar NPK seimbang. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk
merangsang pembungaan, cocok diberikan pupuk dengan kadar P tinggi.
27 Universitas Sriwijaya
Pemupukan dengan komposisi berimbang antara unsur makro dan mikro
merupakan suatu alternatif dalam proses pemupuka anggrek. Komponen yang
termasuk ke dalam unsur makro adalah N, P, dan K. Sementara komponen yang
termasuk ke dalam unsur mikro adalah Mn, B, Cu dan Zn. Kegunaan unsur N
yang terkandung dalam pupuk NPK bagi tanaman adalah untuk menyuburkan
tanaman sebab unsur N dapat membentuk protein, lemak dan berbagai
persenyawaan lain. Unsur P dibutuhkan tanaman untuk membuat karbohidrat
maka unsur P dibutuhkan besar besaran pada waktu pertumbuhan benih,
sedangkan unsur K berfungsi memperkuat tubuh tanaman, unsur ini digunakan
untuk memperkuat akar, sehingga daun, buah dan bunga tidak mudah gugur
(Kencana, 2007).
Berikut ini adalah contoh pupuk yang digunakan untuk perawatan anggrek
di Joseph Orchids :
(A) (B)
Gambar 9. Pupuk MILT organik (A) Proses pemupukan (B)
28 Universitas Sriwijaya
pada tanaman. Sedangkan pengendalian sacara biologi dngan melepaskan musuh
alami dari hama yang menyerang tanaman (Widyastoety, 2004).
Di joseph orchids tetap dilakukan pengendalian hama dan penyakit
tanaman seperti memotong daun yang telah membusuk, mencabut gulma.
Perawatan lainnya yaitu dengan menyemprotkan pestisida dan insektisida dalam
jangka 1 bulan 2 kali penyemprotan, tujuannya agar tanaman tetap terjaga dari
hama yang ada meskipun tidak ditemukannya hama pada tanaman anggrek.
Kehadiran organisme pengganggu tanaman dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, menurunkan kualitas dan produktivitas tanaman sehingga
berpengaruh terhadap pendapatan yang akan di peroleh. Oleh karena itu, usaha
pengendalian organisme pengganggu tanaman sangat penting dilakukan pada
kegiatan perawatan tanaman. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap
organisme pengganggu tanaman maka akan terjadi kerusakan pada akar, batang,
daun dan bunga. Berikut ini adalah gambar pengendalian organisme penggangu
tanaman:
4.2.4. Pemasaran
Pemasaran di Joseph orchids terdiri dari dua cara, yaitu online dan offline.
Untuk online, joseph orchids memiliki akun di berbagai sosial media sebagai
tempat untuk mempromosikan produknya. Mulai dari Facebook, Instagram, dan
Situs web untuk membelinya. Sosial media Joseph orchid sangat aktif, sehingga
banyak foto-foto yang di upload di sosial media, sehingga menarik perhatian para
29 Universitas Sriwijaya
konsumen. Pemasaran secara online juga dapat dilakukan dengan menggunakan
jasa go-send, namun biaya pengiriman tetap ditanggung oleh pihak konsumen.
Pemasaran secara online ini juga sudah sangat tersebar luas, bahkan konsumen
yang berasal dari luar kota juga membeli produk di Joseph orchids ini. Sedangkan
untuk secara offline, joseph orchids memiliki tempat tersendiri, yaitu di jl. Mp.
Mangkunegara, komplek musi palem indah, kenten, Palembang dan di PTC
(Palembang Trade Center) Mall. Pemasarannya juga seringkali menarik karena
terddapatnya promo untuk pembelian produk tanaman tertentu.
Pemasaran secara online dengan menggunakan media sosial dilakukan
oleh admin pemegang akun media sosial. Setiap karyawan tentunya harus
mengetahui semua jenis tanaman yang ada dan mengetahui konsep budidaya,
sehingga baik admin, sales, maupun karyawan kebun wajib memahami konsep
budidaya dan semua jenis tanaman yang ada. Untuk pemasaran secara offline,
para konsumen yang datang akan di arahkan oleh karyawan bagian sales.
Biasanya sales akan menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan seputar
tanaman yang dicari dan akan dibeli konsumen. Maka, karyawan yang bekerja di
Joseph Orchids perlunya memiliki pengetahuan tentang tanaman-tanaman yang
ada di Joseph Orchids.
Untuk packing pengiriman, tanaman akan dikemas serapi mungkin dan
untuk pengiriman jarak jauh maka tanaman akan dilepaskan dari potnya kemudian
di bungkus plastik dan tanaman serta pot akan di kemas dalam kardus dan
menggunakan koran atau kertas untuk pengaman agar tidak terjadinya kerusakan.
Sedangkan untuk pengiriman jarak dekat, pot akan dibungkus dan dibalut kertas
atau plastik agar media tidak tumpah dan tidak lepas dari pot, sehingga tanaman
tetap aman dan tidak lepas dari pot dan media, kemudian untuk tanaman akan
dibalut dengan kertas. Sedangkan untuk packing konsumen yang datang langsung,
akan di susun di kardus dan di masukkan ke dalam plastik berukuran besar.
(A) (B)
30 Universitas Sriwijaya
Gambar 11. Packing media agar tidak tumpah (A), dan Packing bunga agar tidak
patah (B).
31 Universitas Sriwijaya
32
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang di dapat dari praktek lapangan yang dilakukan di
Joseph Orchids, di dapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Di Joseph Orchids membudidayakan beberapa jenis tanaman anggrek seperti
anggrek bulan, dendrobium, vanda, oncidium, dan cathlyea.
2. Beberapa aktivitas budidaya yang dilakukan di Joseph Orchids dimulai dari
fase bibit anggrek dalam botol, anggrek seedling, bibit peremajaan umur 6
sampai 9 bulan, peremajaan umur 9 sampai 18 bulan, dan anggrek berbunga.
3. Aktivitas budidaya beberapa tanaman anggrek yang dilakukan di Joseph
Orchids meliputi persiapan alat dan bahan, penyemaian bibit anggrek,
penanaman bibit anggrek, pindah tanam, pemeliharaan tanaman seperti
pemupukan menggunakan pupuk cair dan pengendalian hama penyakit
dengan menggunakan pestisida dan insektisida.
4. Pemasaran di Joseph Orchids dilakukan dengan cara offline yaitu datang
langsung ke tempat penjualan dan secara online yaitu dengan menggunakan
media sosial.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilakukannya kegiatan magang
ini yaitu Joseph Orchids diharapkan dapat lebih mengembangkan tahapan
budidaya tanaman hias lainnya selain anggrek dan diharapkan tetap
mempertahankan kualitas dari produk maupun pelayanan terhadap konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Tanaman Hias Indonesia. Badan Pusat
Statistik Indonesia.
Gunawan, Livy Winata. 2007. Budidaya Anggrek. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Indarto, N. 2011. Pesona Anggrek Petunjuk praktis Budidaya & Bisnis Anggrek.
Yogyakarta: Cahya Alam.
Universitas Sriwijaya
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Shidiqy, Hasby Ash., Baiq, F.W., Nur, Hayati. 2018. Karakterisasi Morfologi
Anggrek (Orchidaceae) di Hutan Kecamatan Ngaliyan Semarang.
Journal of Biology anf Applied Biology. Vol. 1(2) : 94-98.
Sukma, D. 2010. Pengaruh Waktu dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan Anggrek Dendrobium “Tong Chai Gold”. Jurnal Hort
Indonesia. 1 (2). 97-104.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi keadaan umum tempat praktek lapangan