LAPORAN MAGANG Anggrek Perbaikan (2) - 1

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 55

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

PENGELOLAAN TANAMAN ANGGREK DI PERUSAHAAN


JOSEPH ORCHIDS, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN

ORCHID PLANT MANAGEMENT AT JOSEPH ORCHIDS


COMPANY, PALEMBANG, SOUTH SUMATERA

Kholisa Aulia Kosasih


05071281722044

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
SUMMARY

KHOLISA AULIA KOSASIH. Orchid Plant Management at Joseph Orchids


Company, Palembang, South Sumatera (Supervised by ERIZAL SODIKIN).

The field practice was carried out at the Joseph Orchids Company,
Palembang from November 8, 2020th to December 8, 2020th. This field practice
activity was carried out so that students gain work experience in the field of
orchid cultivation and how to market it. There a several types of orchids cultivated
in this company such as The moon orchid, Dendrobium, Vanda, Oncidium, and
Cattleya. The staps of orchids cultivation were bottled orchids, seedling orchids, 6
to 9 months of rejuvenation seeds, 9 to 18 months of rejuvenation seeds, and
flowering orchids. The stages of orchid cultivation were preparation tools and
materials, seedling orchids, transplanting, plant maintenance such as fertilizing
using MILTtm liquid fertilizer and controlling pests and diseases using the
pesticide Decistm, and finally marketing. Marketing was carried out online system
using social media and courier delivery, as well as offline. The company is located
at Jl. MP Mangkunegara, Kenten, Palembang, South Sumatra.

Key words : Orchids, Cultivation, Dendrobium, Joseph Orchids


RINGKASAN

KHOLISA AULIA KOSASIH. Pengelolaan Tanaman Anggrek di Perusahaan


Joseph Orchids, Palembang, Sumatera Selatan (Dibimbing oleh ERIZAL
SODIKIN).
Praktek lapangan dilaksanakan di perusahaan Joseph Orchids, Palembang
mulai pada tanggal 08 November 2020 hingga 08 Desember 2020. Kegiatan
praktek lapangan ini dilakukan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja
dalam bidang budidaya tanaman anggrek serta cara pemasarannya di perusahaan
ini. Ada beberapa jenis budidaya di perusahaan ini seperti anggrek bulan,
dendrobium, vanda, oncidium, dan cattleya. Tahapan budidaya anggrek yang
dilakukan yaitu anggrek botol, pembibitan anggrek, peremajaan umur 6 sampai 9
bulan, peremajaan umur 9 sampai 18 bulan, dan anggrek berbunga. Tahapan
budidaya anggrek di perusahaan ini meliputi persiapan alat dan bahan, pembibitan
anggrek, pindah tanam, pemeliharaan tanaman seperti pemupukan menggunakan
pupuk cair MILT dan pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida
Decis, serta terakhir pemasaran. Pemasaran yang dilakukan secara online dengan
media sosial dan pengiriman kurir, serta offline. Perusahaan bertempat di Jl. MP
Mangkunegara, Kenten, Palembang, Sumatera Selatan.

Kata Kunci : Anggrek, Budidaya, Dendrobium, Joseph Orchids


LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

PENGELOLAAN TANAMAN ANGGREK DI PERUSAHAAN


JOSEPH ORCHIDS, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Kholisa Aulia Kosasih


05071281722044

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PENGELOLAAN TANAMAN ANGGREK DI PERUSAHAAN


JOSEPH ORCHIDS, PALEMBANG, SUMATERA SELATAN

PRAKTEK LAPANGAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian


pada Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Oleh:

Kholisa Aulia Kosasih


05071281722044

Indralaya, Juni 2021


Pembimbing Praktek Lapangan

Dr. Ir. Erizal Sodikin


NIP 196002111985031002

Mengetahui, Koordinator Program Studi


Ketua Jurusan Budidaya Pertanian Agroekoteknologi

Dr. Ir. Firdaus Sulaiman, M.Si. Dr. Ir. Munandar, M.Agr.


NIP 195908201986021001 NIP 196012071985031005
PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Kholisa Aulia Kosasih


NIM : 05071281722044
Judul : Pengelolaan Tanaman Anggrek di Perusahaan Joseph Orchids,
Palembang, Sumatera Selatan.

Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat didalam


laporan ini merupakan hasil pengamatan dan praktek lapang yang saya jalani di
bawah pembimbing lapang dan dosen pembimbing, kecuali yang disebutkan
dengan jelas sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
mendapat tekanan dari pihak manapun.

Indralaya, Juni 2021

Kholisa Aulia Kosasih


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Kholisa Aulia Kosasih lahir di Cianjur, Jawa


Barat pada tanggal 29 Maret 2000 merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak Ujang Kosasih dan Ibu Yulia
Sa’adah. Penulis bertempat tinggal di Komplek Perumahan PTPN VII, Jl. Kol. H.
Burlian km 9, Alang-alang lebar, Palembang, Sumatera Selatan.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 815
Sule Inti, Penanggiran lulus pada tahun 2011, lalu melanjutkan pendidikan ke
sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Ujanmas dan lulus pada tahun 2014,
dan kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Muara Enim lulus pada
tahun 2017. Ketika duduk dibangku sekolah, penulis aktif di berbagai organisasi
ekstrakulikuler Pramuka dan PMR (Palang Merah Remaja). Kemudian di tahun
2017 pula penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke Universitas Sriwijaya
(UNSRI) dan terdaftar sebagai mahasiswa di program studi Agroekoteknologi
melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Penulis aktif dalam beberapa kegiatan kampus dan aktif berorganisasi
eksternal maupun internal kampus. Pada tahun 2017-2018 penulis terdaftar
sebagai anggota aktif di Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi
(HIMAGROTEK) dan di Departemen Pemuda dan Olahraga (PEMDA) menjadi
Staff Ahli Seni dan Kepala Divisi Seni. Kemudian pada tahun 2018-2019 penulis
menjadi asisten dosen dalam praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah dan Teknologi
Pupuk dan Pemupukan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat
rahmat serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek lapangan
dengan judul “Budidaya Tanaman Anggrek dan Pemasarannya di Joseph Orchid,
Palembang”. Shalawat teriring salam penulis sampaikan pada nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan dari penulisan laporan praktek lapangan ini yaitu sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Serjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Dalam kesempatan ini juga, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak Dr. Ir. Erizal Sodikin yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, dan pemikiran dalam penulisan laporan praktek lapangan ini. Tidak
lupa pula ucapan terima kasih kepada pihak perusahaan Joseph Orchids bapak
Joseph selaku owner dan asisten perusahaan, yang telah memberikan kesempatan,
ilmu, bimbingan, serta arahan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yaitu bapak
Ujang Kosasih dan ibu Yulia Sa’adah yang senantiasa memberikan dukungan
yang selalu memotivasi dan menjadi penyemangat penulis dalam melaksanakan
kegiatan praktek lapangan ini hingga terselesaikannya laporan ini. Serta penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak adminitrasi Program Studi
Agroekoteknologi dan Jurusan Budidaya Pertanian yang telah membantu
menyelesaikan tahapan administrasi hingga terselesaikan laporan praktek
lapangan ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada karyawan yang
selalu membantu, menemani dan menyemangati selama praktek lapangan kurang
lebih 30 hari ini dan mengucapkan terimakasih kepada Dandy Satria yang telah
membantu dan menyemangati dari awal kegiatan hingga akhir penulisan laporan
ini. Tanpa bantuan dari semua pihak laporan ini tidak dapat terselesaikan tepat
waktu. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai
sarana pengembangan ilmu pengetahuan.

Indralaya, Desember 2021


Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL........................................................................................ xii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Tujuan............................................................................................. 2
1.3. Manfaat .......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
2.1.................................................................................................................
Tanaman Anggrek ................................................................................ 3
2.2. Media Tanam Anggrek ...................................................................... 4
2.3. Peremajaan Anggrek ......................................................................... 6
2.4.................................................................................................................
Perawatan Anggrek................................................................................ 9
2.5. Morfologi Anggrek............................................................................. 11
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ........................................................ 15
3.1.................................................................................................................
Tempat dan Waktu................................................................................. 15
3.2................................................................................................................. Alat
dan Bahan............................................................................................... 15
3.3. Metode Pengambilan Data.................................................................. 15
3.4. ..............................................................................................................Cara
Kerja....................................................................................................... 16
3.4.1. Persiapan Praktek Lapangan............................................................ 16
3.4.2. Survei Lokasi dan Perkenalan Dengan Pihak Perusahaan............... 16
3.4.3. Pengarahan Kegiatan Praktek Lapang.............................................. 16
3.4.4. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan......................................... 16
3.4.5. Penyusunan Laporan........................................................................ 16

ix
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 18
4.1. Sejarah dan Keadaan Umum Perusahaan.............................................. 18
4.2. Rangkaian Kegiatan.............................................................................. 20
4.2.1. Seedlings............................................................................................ 20
4.2.2. Peremajaan......................................................................................... 20
4.2.2.1. Peremajaan Seelings....................................................................... 23
4.2.2.2. Peremajaan Mid-Size...................................................................... 24
4.2.2.3. Peremajaan Flowering-Size............................................................ 25
4.2.3. Perawatan .......................................................................................... 26
4.2.8.1. Penyiraman...................................................................................... 26
4.2.8.2. Pemupukan...................................................................................... 27
4.2.8.3. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman............................ 28
4.2.4. Pemasaran.......................................................................................... 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 31
5.1. Kesimpulan........................................................................................... 31
5.2. Saran...................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 32
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Batang Anggrek Simpodial dan Monopodial............................... 12


Gambar 2. Bagian-bagian Bunga Anggrek..................................................... 13
Gambar 3. Keadaan Umum Joseph Orchids................................................... 19
Gambar 4. A. Anggrek Botolan...................................................................... 20
B. Anggrek Seedlings dari Botolan.............................................. 20
Gambar 5. Anggrek Bulan Hasil Peremajaan Seedlings Umur 6-9 Bulan.... 24
Gambar 6. Peremajaan Menggunakan Media Arang Kayu............................ 25
Gambar 7. Hasil Peremajaan Flowering-Size................................................. 26
Gambar 8. Penyiraman................................................................................... 27
Gambar 9. A. Pupuk MILT Organik.............................................................. 28
B. Proses Pemupukan................................................................... 28
Gambar 10. A. Memotong Daun Busuk........................................................... 29
B. Penyemprotan Pestisida........................................................... 29
C. Pestisida dan Insektisida.......................................................... 29
Gambar 11. A. Packing Media Agar Tidak Tumpah........................................ 30
B. Packing Bunga Agar Tidak Patah............................................ 30

xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kebutuhan Sinar Matahari Pada Jenis Anggrek............................... 9


Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktek Lapangan di Joseph Orchids.................... 16

xii
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, di Indonesia terdapat
kurang lebih 25.000 spesies dan 800 genera jenis anggrek yang tersebar di hutan-
hutan seluruh Indonesia. Sebanyak 1.327 jenis tumbuh di pulau jawa dan
selebihnya tersebar di pulau Sumatera hingga Papua (Nurmaryam, 2011).
Perkembangan produksi anggrek di Indonesia pada periode 1997 – 2014
cenderung naik, dengan rata-rata pertumbuhan 10,67%. Produksi anggrek di tahun
1997 sebesar 6,50 Juta tangkai hingga di tahun 2014 mencapai 19,74 juta tangkai.
Sentra luas panen angrek di Indonesia terdapat di pulau Jawa yaitu provinsi Jawa
Barat, Jawa Timur dan Banten, dengan luas panen masing-masing sebesar
460.712 m2 ,313.119 m2 dan 274.393 m2. Ketiga provinsi tersebut kontribusi
produksi anggrek di Indonesia masing-masing sebesar 5,06 juta tangkai, 4,81 juta
tangkai dan 2,64 juta tangkai (Suryani, 2015). Untuk produksi anggrek sebagai
bunga potong di Indonesia pada tahun 2014-2015 mengalami peningkatan sebesar
8,99% yaitu menjadi 21,51 juta (Badan Pusat Statistik, 2016).
Anggrek biasanya digunakan untuk berbagai macam acara seperti upacara
keagamaan, hiasan, dekorasi rumah serta sebagai bunga ucapan. Jenis anggrek
yang banyak dibudidayakan untuk tujuan komersil adalah Dendrobium
(Dendrobium sp), Cattleya (Cattleya sp), Vanda (Vanda sp), dan Oncidium
(Oncidium lanceanum). Namun demikian, dikalangan penggemar dibudidayakan
pula anggrek dari jenis anggrek Bulan (Phalaenopsis ambilis), Cimbidium
(Cymbidium sp), dan Paphiopedilum (Phapiopedilum glaucophyllum). Segmen
pasar yang mempunyai selera eksklusif terhadap jenis anggrek tertentu yang
belum mampu dihasilkan di dalam negeri mengakibatkan Indonesia tetap
melakukan impor anggrek baik dalam wujud bibit maupun tanaman. Meskipun
demikian, beberapa lembaga penelitian dan nursery dalam negeri telah mampu
mengembangkan varietas-varietas baru yang berdaya saing kuat dengan varietas
impor. Dengan kondisi tanah dan iklim yang memadai maka usaha anggrek dapat
berkembang dengan baik di Indonesia (Setiawan, 2005). Ada berbagai faktor yang

Universitas sriwijaya
menjadi dasar untuk usaha atau budidaya anggrek salah satunya yaitu, bunga.
Bunga adalah bagian terpenting dari anggrek, dari bunga inilah anggrek dapat
dikenal dan dibedakan dengan tanaman lain yang bukan anggrek. Bunga anggrek
memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota),
stamen (benang sari), pistil (putik), dan ovari (bakal buah). Sepal anggrek
berjumah tiga buah sepal bagian atas diebut sepal dorsal sedangkan dua lainnya
disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal kesatu dan kedua
letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi
labellum (bibir). Satu ciri lain dari anggrek adalah resupinasi atau perpuntiran
(Kartikaningrum et al., 2004).
Usaha budidaya anggrek ini merupakan usaha yang cukup menjanjikan,
karena jenis usaha ini relatif stabil dan dapat bertahan dalam periode yang cukup
lama. Budidaya anggrek dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif.
Perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan cara perkecambahan biji
anggrek, sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif dilakukan untuk
mendapatkan keturunan yang sama dengan induknya melalui kultur jaringan
(Indarto, 2011).

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukan praktek lapangan ini yaitu agar mahasiswa
mendapatkan pemahaman dan pengalaman kerja dibidang budidaya tanaman
anggrek serta pemasarannya dengan menerapkan teori pembelajaran yang didapat
di kelas dan mempraktekannya dilapangan, sehingga dapat lebih meningkatkan
pemahaman mengenai sistem budidaya tanaman anggrek dan pemasarannya.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat yang akan didapat dari dilakukannya praktek lapangan ini
yaitu diharapkan mahasiswa mendapatkan pemahaman serta pengalaman kerja di
lapangan mengenai teknik budidaya tanaman anggrek dan cara pemasaran yang
tepat.

2
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Anggrek


Umumnya, tanaman anggrek monokotil dan tulang daun sejajar
dengan helaian daun dengan bentuk daun bervariasi. Daun dari tipis
sampai tebal berdaging (sekulen), melekat pada batang dengan kedudukan
satu helai tiap buku, dan berhadapan atau berpasangan, artinya setiap buku
terdapat dua helai daun yang berhadapan (Prasetyo, 2014). Batang tunggal,
pangkal batang akhirnya mati, tetapi bagian yang ke ujung (monopodial),
biasanaya dapat di stek asal cukup panjanganya untuk menjadi tanaman
baru. Tunasnya tidak langsung menjadi umbi semu, melainkan menjalar
dan mejadi batang (Situmorang, 2010). Sedangkan akar anggrek menurut
Bartels (2007), menyatakan bahwa akar anggrek menempel pada substrat
(bagian media yang dipakai sebagai tempat tumbuh), tetapi apabila
menempel bentuknya seperti belahan bambu dengan bagian datar melekat
pada permukaan medium.
Bunga berbentuk seperti tandan, tumbuh disis samping batang,
ketiak daun, menembus sarung daun, bunga besar, kadang-kadang agak
kecil dan sedang, resupinat, daun kelopak dan mahkota bebas. Bibir
berspora (terdapat bintik-bintik yang menyerupai spora), biasanya
berbentuk kerucut tertekan menghadap ke belakang, kerapkali sebelah
dalam berambut, bertaju tiga taju samping tidak berarti, taju tengah terdiri
atas dua bagian yang membulat, biasa dengan penebalan membujur.
Gynostemium pendek, kedua sisi pangkal membesar. Pollinum dua,
beralur dalam, punya tangkai dan lempeng rekat (Tuhuteru, 2012).
Sedangkan buah anggrek disebut juga buah kotak. Jika telah masak, buah
akan pecah menjadi enam celah (tiga buah katup kecil dan tiga buah katup
lebar). Bulu-bulu halus berada diantara biji yang satu dengan biji yang
lainnya, kemudian akan lepas apabila sudah masak dengan cara mendesak
agar biji keluar (higroskopis). Dengan peranatara angin, biji akan keluar
dan mengalami penyebaran, jumlah biji sangat banyak dan kecil, tapi

Universitas sriwijaya
hanya sedikit yang dapat tumbuh, sebagaian besar lainnya akan mati
(Situmorang, 2010).
Melihat tipe pertumbuhan batangnya, anggrek dikelompokkan
menjadi dua kelompok yaitu anggrek simpodial yaitu anggrek yang
mempunyai pertumbuhan batang terbatas seperti: Dendrobium, Cattleya,
dan Oncidium; serta anggrek tipe monopodial yaitu anggrek yang
mempunyai pertumbuhan batang yang tidak terbatas seperti: Vanda dan
kerabatnya. Berdasarkan habitatnya tanaman anggrek dibagi dalam dua
golongan yaitu epifit dan terestrial. Anggrek epifit adalah anggrek yang
hidup menumpang pada batang pohon atau sejenisnya, namun tidak
merugikan tanaman yang ditumpanginya dan membutuhkan naungan.
Anggrek terestrial adalah anggrek yang hidup dan tumbuh diatas
permukaan tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung
(Widyastoety, 2004).

2.2 Media Tanam Anggrek


Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus
memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan
terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi dan
draenase yang baik, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal,
dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, dibutuhkan ph media
5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan relatif murah harganya.
Media tumbuh tanaman anggrek yang umum digunakan adalah arang,
pakis, moss, potongan kayu, potongan bata atau genting, serutan kayu,
kulit pinus dan serabut kelapa (Gunawan, 2007).
Media tanam campuran sphagnum moss dengan arang kayu
memiliki daya pegang air yang paling tinggi, sehingga kelembapan dan
ketersediaan air dapat terjaga dengan baik, namun penggunaan media yang
memiliki daya pegang air tinggi di daerah yang memiliki curah hujan yang
tinggi akan memacu pertumbuhan jamur dan pembusukan pada akar
tanaman. Sphagnum merupakan tanaman yang memiliki nilai jual
ekonomi, karena digunakan sebagai tempat perkecambahan dan sebagai

4
media pertumbuhan anggrek (Situmorang, 2010). Media tanam untuk
tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7 – 30 cm tergantung dar jenis
tanaman). Apabila diameter pot dipilih 25 – 30 cm maka perlu dipasang
tiang di tengah pot. Kemudian pot diisi pecahan genting kemudian batang
anggrek diikat.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistem bak-bak tanam. Membuat bak di
atas untuk menghindari dari kebecekan.
Cara pembudidayaan anggrek terdiri dari beberapa cara, diantaranya:
a) Cara pembibitan; memilih bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul,
mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat,
daun subur, bunga lebat dan indah. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai
berikut:
1. Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji anggrek harus bersih
2. Mensterilkan biji
3. Penyebaran biji anggrek
4. Pembuatan media tumbuh dari biji
Faktor-faktor penting dalam perkecambahan dan pertumbuhan biji
anggrek antara lain:
a) Karbohidrat; unsur karbohidrat yang dibutuhkan dalam perkecambahan
biasanya adalah gula sederhana golongan Oligosakarida dan yang umum
digunakan dalam medium buatan yaitu: sukrosa dan fruktosa. Gula ini
diperlukan biji untuk berkecambah (tunas keluar dari biji) dan sebagai
cadangan makanan sebelum tunas mampu membentuk makanan sendiri.
b) Nitrogen; senyawa amonia, nitrat dan urea dalam perkecambahan biji
digunakan sebagai bahan utama pembentukan sel-sel tumbuhan.
c) Mineral; unsur-unsur kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan fosfor
(P) adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan digunakan
dalam bentuk senyawa kompleks. Tanpa unsur ini tunas anggrek yang sudah
berkecambah akan mati tetapi jika kadar dalam medium terlalu pekat akan
menyebabkan keracunan bagi tanaman. Kadar unsur-unsur diatas yang
dianjurkan adalah 40 mg/L media.

5
d) Penyinaran; dibutuhkan tanaman anggrek sebagai syarat pokok dalam
proses pembentukan cadangan makanan yang disebut proses fotosintesis.
Intensitas yang dibutuhkan antara 400 - 3000 lux. Sinar yang digunakan
dapat sinar matahari difus, lampu neon dan lampu Cool White. Ukuran
umum yang sering digunakan adalah lampu neon putih 40 watt diletakkan
1,5 hingga 2 meter dari rak-rak tempat botol perkecambahan. Semakin kecil
daya yang digunakan jarak lampu ke tanaman semakin dekat.
e) Suhu; temperature optimal perkecambahan yang digunakan untuk semua
jenis anggrek antara 20o C - 25o C. temperatur yang terlalu tinggi akan
menyebabkan kelayuan karena penguapan terlalu besar, sedangkan
temperature yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman
lambat.
f) pH (keasaman) media; pH media tanam berkisar antara 4,8-5,2 dengan
toleransi kisaran antara 3,6 hingga 7,6. Perlu diketahui selama pertumbuhan
tunas anggrek keasaman media dapat mengalami perubahan.
g) Vitamin dan Hormon; kedua unsur ini digunakan untuk memacu
pertumbuhan tunas. Selain digunakan dalam bentuk senyawa murni, vitamin
dan hormon didapatkan dari penggunaan zat additiv dalam media misalnya
pisang, kentang, buah tomat dan lainnya. Dengan menggunakan media
buatan dalam mengecambahkan biji anggrek dapat menaikkan prosentase
keberhasilan perkecambahan biji anggrek secara alami dari 5% - 8%
perkecambahan menjadi 60% - 80%. Tentunya ini sangat menguntungkan
bila digunakan dalam skala industry (Aditya, 2009).

2.3 Peremajaan Anggrek


Pertumbuhan tanaman anggrek berlangsung cepat bila dipeliahara
secara saksama. pemeliharan meliputi penyiraman, pemupukan, serta
pengendalian hama dan penyakit. ketika batang dan akar anggrek
monopodial tidak mampu menopang tanaman maka anggrek tersebut harus
segera diremajakan atau diperbanyak. Lain halnya dengan anggrek
simpodial, pertumbuhannya pseudobulb sudah maksimal, pertumbuhan
tanaman akan tumbuh kesamping sehingga pot penuh dengan tunas

6
anakan. Setelah pot dipenuhi anakan atau pseudobulb, perlu dilakukan
peremajaan atau perbanyakan. Perbanyakan anggrek secara konvensional
atau yang mudah dilakukan ada empat cara yaitu stek, pemecahan rumpun,
pemotongan keiki, dan pemotongan anakan. perbanyakan ini diperoleh
bibit tanaman yang mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya
(Setiawan, 2005).
Secara umum tanaman anggrek ini dilakukan peremajaan pada umur sebagai
berikut:
a) Tanaman Seedlings (Bibit); Katagori bibit ini adalah tanaman anggrek mulai
keluar dari botol sampai umur 9 bulan. Pada umur ini dibutuhkan pupuk
dengan kandungan N lebih banyak. Hal ini karena unsur N yang tinggi akan
digunakan tanaman untuk membentuk protein yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangannya. Bisa digunakan pupuk yang
mengandung unsur N, P, K dengan perbandingan 60:30:10.
b) Tanaman Mid-size (Ukuran sedang/remaja); yang termasuk dalam katagori
ini adalah tanaman setelah sembilan bulan sampai siap berbunga pertama
yaitu 18 bulan. Pada umur ini dibutuhkan ratio unsur N, P dan K yang sama.
Pertumbuhan sudah tidak secepat periode bibit. Disamping itu tanaman
perlu persiapan kondisi untuk masuk vase generatif/pembungaan. Bisa
digunakan pupuk dengan kandungan unsur N, P, K dengan perbandingan
30:30:30 atau 20:20:20.
c) Tanaman Flowering-size (Ukuran berbunga); setelah 18 bulan tanaman
anggrek masuk fase pembungaan. Sehingga dibutuhkan pupuk dengan
kandungan unsur P yang lebih tinggi. Unsur P selain juga untuk
pertumbuhan, sangat penting untuk merangsang pembungaan. Dengan fokus
pada pembungaan, bisa digunakan pupuk dengan kandungan unsur N, P, K
dengan perbandingan 10:60:10.
Pemupukan anggrek yang terbaik adalah dengan melarutkan pupuk
dalam air, kemudian disepraykan keseluruh bagian tanaman anggrek.
Tanaman anggrek mempunyai keistimewaan yaitu daunnya dapat
menyerap air serta garam-garam yang terlarut didalamnya. Untuk itu

7
waktu pemupukan yang tepat saat stomata daun membuka lebar, pada pagi
jam 08.00 - 10.00 dan sore jam 15.00 - 17.00 (Aditiani, 2006).
Dalam SOP (Standard Oprating Procedure) untuk peremajaan
anggrek terdiri dari beberapa cara, yaitu:
a) Mengeluarkan planlet (bibit yang sudah mempunyai daun dan berkarar) satu
persatu dengan kawat pengait pada bagian akar dan usahakan akar
menghadap ke mulut botol. Letakkan planlet pada wadah yang berisi air
bersih, cuci tanaman satu persatu di bawah kran yang mengalir hingga tidak
ada media tanam yang melekat. Kemudian mengangin-anginkan di atas
koran, kurang lebih 15 menit, bibit siap ditanam (Dirjenhorti, 2008).
b) Planlet di tanam dengan cara di masukkan di tengah media (sabut kelapa,
mosh atau pakis, dan lain-lain). Menurut Andriyani (2005), media yang
digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya di
dalam larutan Dithane M-45 selama 10, media siap dipakai setelah kering.
Media tanam anggrek harus bersifat porus, mudah menyerap air, tidak
mudah lapuk, tidak cepat asam, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri
(Dirjenhorti, 2008).
c) Penggunaan jenis pot menyesuaikan dengan jenis anggrek yang di tanam.
Pada jenis anggrek yang cenderung hidup di daerah panas dan kelembaban
udara rendah menggunakan pot tanah, karena bisa menyerap air dan
menjaga kelembaban lingkungan. Pot plastik di gunakan pada jenis anggrek
yang cenderung hidup di daerah dingin, curah hujan dan kelembaban tinggi,
karena air yang tertangkap lebih cepat menguap (Dirjenhorti, 2008).
d) Setelah bibit anggrek semakin besar, berumuru + 3 bulan di pindahkan ke
pot yang lebih lebar. Bibit anggrek tidak dicabut dai media, namun hanya
memindahkan media beserta bibit tersebut ke pot yang lebih besar. Satu pot
berisi + 30 bibit, inilah yang disebut compot atau community pot.
e) Re-poting harus disesuaikan dengan ukuran tanaman, jumlah bulb atau
batang dan padatnya akar. Bila media tanam sudah lapuk atau hancur dan
sudah terlalu asam, bibit dari kompot berumur + 5 bulan, tinggi sekitar 8 cm
dapat di Re-poting ke pot individu ukuran 8 - 12 cm. Anggrek dari pot 8 -
12 cm, tinggi tanaman 15 - 12 cm, dapat di Re-poting ke pot ukuruan 15 cm.

8
Bibit remaja dari pot ukuran 15 cm, tinggi bibi sekitar 35 cm, dapat di Re-
poting ke pot ukuran 18 cm dan tanaman dari pot 18 cm dapat dipindahkan
ke pot ukuran 24 cm (Dirjenhorti, 2008).
f) Menurut Sukma (2010), untuk meningkatkan laju pertumbuhan dengan
pemupukan melalui daun. Pupuk daun di semprotkan ke seluruh permukaan
daun, karena anggrek lebih banyak memanfaatkan penyerapan pupuk
melalui daun daripada melalui akar.
2.4 Perawatan Anggrek
Perawatan atau pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang
sangat penting dalam budidaya anggrek. Kegiatan ini dilakukan agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik dan memproduksi bunga dengan
optimal. Kegiatan pemeliharan meliputi penyiraman, pemupukan,
pengepakan dan pengendalian organisme penggangu tanaman (OPT).
Lokasi penanaman anggrek harus dimanipulasi sedemikian rupa agar
kondisi iklimnya menyerupai habitat asli. Salah satu cara yang efektif
adalah dengan memasang naungan (paranet). Paranet berfungsi mengatur
besarnya intensitas sinar matahari yang masuk, menahan air hujan, dan
melindungi tanaman dari serangan hama.
Paranet memiliki tingkat kerapatan yang berbeda-beda, yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan tanaman anggrek berdasarkan jenis anggrek dan usia anggrek.
Agar tanaman anggrek rajin berbunga dan subur, penggunaan paranet juga
disesuaikan dengan jenis anggreknya, yaitu sebagai berikut:
1. Anggrek Phalaenopsis atau anggrek bulan memerlukan paranet 40- 45%.
2. Anggrek Vanda memerlukan paranet 75-100% karena anggrek ini
membutuhkan cahaya matahari langsung untuk fase vegetatif (pertumbuhan)
dan fase generatif (berbunga).
3. Dendrobium memerlukan paranet 55-75%.
Berbeda jenis anggrek memiliki kebutuhan intensitas sinar matahari
yang berbeda, karena itu agar tanaman anggrek rajin berbunga, berikut ini
tingkat kebutuhan sinar matahari berbagai jenis anggrek:
Tabel 1. Kebutuhan sinar matahari pada jenis anggrek
Jenis Anggrek Intensitas cahaya
Vanda 20 – 30 %

9
Cattleya 20 – 30 %
Dendrobium 50 – 95 %
Paphiopedilum 15 – 30 %
Aerides 15 – 30 %
Phalenopsis 15 – 30 %
Sumber (Setiawan, 2005)
Perawatan anggrek juga harus memperperhatikan penyusunan
tanamannya, sebaiknya penyusunan rak-rak anggrek diletakkan datar
dengan ketinggian 1 m dan jangan diletakkan berjenjang karena akan
mengganggu sirkulasi udara;
1. Kelembaban udara; juga akan mempengaruhi tanaman anggrek rajin
berbunga. Agar anggrek rajin berbunga dibutuhkan kelembaban antara 60 –
80 %. Agar kelembaban tetap terjaga dibawah rak bisa dibuat kolam atau
dibuat kabut didalam rumah lindung dengan cara pemasangan sprinkle.
2. Media tanam; Media tanam yang ideal untuk membuat anggrek rajin
berbunga tersusun 2 bagian. 1/3 bagian bawah diisi dengan potongan batu
bata dan 2/3 sisanya memakai pakis.
3. Konstruksi pot; Pot juga sangat mempengaruhi dalam tanaman anggrek agar
rajin berbunga. Yang paling ideal pot yang dipakai adalah pot yang terbuat
dari tanah liat dan banyak lubangnya.
4. Penyiraman; Agar anggrek rajin berbunga sangat perlu diperhatikan
masalah kandungan air dari medianya. Jika cuaca panas diperlukan
penyiraman 2 kali dan jika cuaca hujan tidak perlu melalukan penyiraman.
Yang sangat perlu diperhatikan adalah kadar air media. Waktu penyiraman
yang ideal adalah jam 07 – 09 pagi dan jam 03 – 05 sore.
5. Pemupukan; Pada tanaman bibit diberikan pupuk dengan kandungan N yang
tinggi (45-10-10).Untuk tanaman remaja diberikan pupuk dengan
kandungan N, P, K seimbang (20-20-20).Dan tanaman usia berbunga bisa
diselingi dengan pupuk berkadar P tinggi (10-40-15). pemupukan pada pagi
hari (jam 7-9 pagi), karena sinar matahari pagi membantu penyaluran nutrisi
tersebut. Hindari pemupukan pada siang hari karena dapat membakar daun.
Sebaiknya siram dahulu seluruh bagian tanaman termasuk daun-daunnya
dengan air biasa sebelum disemprot pupuk. Semprotkan pupuk keseluruh
bagian tanaman (akar, batang, daun) termasuk bagian bawah daun.Unsur

10
hara yang masuk ke daun melalui stomata (mulut daun) akan lebih cepat
diproses dibanding dengan yang masuk melalui akar, karena proses
fotosintesis juga dilakukan di daun
6. Pemberian ZPT atau Hormon; Untuk membuat anggrek rajin berbunga
kadang diperlukan pemberian ZPT atau hormon. Yang bisa digunakan untuk
memacu pembungaan anggrek adalah Giberelin.
7. Pengendalian hama dan penyakit; Seperti tanaman lain anggrek juga takan
luput dari serangan hama dan penyakit. Pengamatan setiap hari adalah cara
paling tepat untuk mencegah serangan hama dan penyakit anggrek. Untuk
membuat anggrek rajin berbunga tanaman anggrek harus dibersihkan dari
kotoran, gulma dan daun-daun busuk. Penggunaan insektisida jika terserang
hama, fungisida jika terserang jamur dan bakterisida jika terserang bakteri
(Setiawan, 2005).
2.5 Morfologi Anggrek
2.5.1 Akar
Pada umumnya akar anggrek epifit berbentuk silindris, berdaging,
lunak, dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin dan sedikit
lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperak-
perakan dan hanya bagian ujung akar saja yang berwarna hijau. Akar
anggrek mempunyai lapisan yang bersifat berongga (Spongy). Dibawah
lapisan tersebut terdapat lapisan lain yang mengandung klorofil. Pada saat
akar tersebut menyentuh batang yang keras, maka akar tersebut mudah
melekat. Akar-akar yang sudah tua akan menjadi coklat dan kering,
kemudian fungsinya digantikan dengan akar-akar baru yang tumbuh
(Situmorang, 2010).
Akar anggrek epifit mempunyai dua jenis akar lekat dan akar
gantung (akar udara). Akar lekat adalah akar yang menempel pada substrat
yang berfungsi untuk memperkuat kedudukan tanaman, sedangkan akar
gantung adalah akar akar yang mengantung di udara yang berfungsi
membantu pernavasan. Akar yang menempel pada batang umumnya
berbentuk agak mendatar mengikuti bentuk permukaan batang, sedangkan
rambut akarnya pendek-pendek. Akar ini mempunyai jaringan pilamen

11
yang yang memudahkan akar menyerap air hujan yang jatuh pada kulit
pohon inang. Pilamen juga berfungsi sebagai alat pernafasan. Pilamen
terdiri dari jaringan bunga karang dengan selubung luar berupa selaput
berwarna putih dan keadaan biasa sel-selnya hanya berisi udara
(Situmorang, 2010).

2.5.2 Batang
Bentuk batang anggrek beranekaragam, ada yang ramping,
berdaging seluruhnya atau menebal dibagian tertentu saja, dengan tanpa
umbi semu. Berdasarkan pola pertumbuhannya, batang anggrek dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial.
Pada umumnya anggrek tipe simpodial dengan pertumbuhan ujung batang
yang terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti bila telah mencapai
ukuran yang maksimal (Situmorang, 2010).

Gambar 1. Batang Anggrek Simpodial dan Monopodial (Latif, 1981 dalam


Situmorang, 2010).

2.5.3 Daun

12
Bentuk daun anggrek epifit seperti tanaman monokotil lainnya,
dimana tulang daunya sejajar, susunannya berseling dengan tepi daun rata
dan berdaging. Daun melekat pada batang dengan kedudukan satu helai
tiap daun dan berhadapan, warna daun nggrek hijau muda hingga hijau
tua, kemungkinan dan ada pula yang bercak-bercak. Anggrek daun
memiliki daun atau tulang daun yang berwarna dan keindahan spesies
anggrek terletak pada daun tersebut.Bentuk daun anggrek bervariasi
(Situmorang, 2010).
Menurut Situmorang (2010), bentuk daun anggrek terdiri atas
bermacam- macam bentuk daging dan kaku, dengan pertumbuhan tepi
tidak bergerigi (rata) dengan ujung daun terbelah. Berdasarkan
pertumbuhannya anggrek digolongkan menjadi dua kelompok yaitu:
1). Evergreen yaitu daun tetap segar/ hijau dan tidak gugur secara serentak.
Misalnya genus Cattleya dan Phalaenopsis.
2). Decidous (tipe gugur) yaitu semua helaian daun gugur dan tanaman
mengalami masa istirahat, misalnya genus Dendrobium.

2.5.4 Bunga
Bunga anggrek memiliki lima bagian utama yaitu daun kelopak
(sepal), daun mahkota (petal), benang sari (stamen), putik (pisti) dan bakal
buah (ovarium). Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas
disebut sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek
memiliki tiga buah petal, petal pertama dan kedua letaknya berseling
dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir).
Warna labellum anggrek umumnya lebih cerah dari pada warna sepal dan
petal. Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan yang mengandung
protein, minyak dan zat pewangi yang berfungsi untuk menarik serangga
hinggap pada bunga untuk mengadakan polinasi (penyerbukan). Bagian-
bagian bunga anggrek dapat dilihat pada gambar dibawah (Situmorang,
2010).

13
Gambar 2. Bagian-bagian bunga Anggrek.
Keterangan : A. Bunga Cattleya, B. Tugu Bunga
1. Kelopak Dorsal, 2. Mahkota (Corolla), 3. Kelopak Lateral, 4. Bibir (Labellum),
5. Tugu, 6. Kepala Sari, 7. Rostellum, 8. Kepala Putik, 9. Bakal Buah
(Situmorang, 2010)

2.5.5 Buah
Buah anggrek merupakan buah capsular yang terbelah enam, biji
didalam buah sangat banyak. Biji-biji anggrek tidak mempunyai
endosperm (cadangan makanan) seperti biji tanaman lain. Cadangan
makanan ini diperlukan dalam perkecambahannya. Selain itu dibutuhkan
gula dan persenyawaan-persenyawaan lain dari luar atau dari lingkungan
sekitarnya (Situmorang, 2010). Menurut Situmorang (2010), buah anggrek
mengandung ribuan sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning
sampai coklat .Pembiakan dengan biji lebih sukar dibandingkan dengan
cara-cara lainnya, karena biji anggrek sangat kecil dan mudah
diterbangkan angin. Maka pembiakan dengan biji yang dilakukan orang
bertujuan untuk untuk mendapatkan spesies baru. Biji diperoleh dari
penyerbukan serbuk sari pada putik. Di hutan penyerbukan dapat
dilakukan dengan mengambil serbuk sari dengan alat dan letakkan pada
kepala putik sehingga terjadi pembuahan.

14
15
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu


Pelaksanaan praktek lapangan ini dilaksanakan di Joseph Orchids berlokasi
di Komplek Musi Palem Indah, Jl. MP Mangkunegara, Kenten, Palembang,
Sumatera Selatan. Waktu pelaksanaan praktek lapangan dilaksanakan pada
tanggal 08 September 2020 sampai dengan 08 Desember 2020.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktek lapangan ini diantaranya : 1) Baki , 2)
Gunting, 3) Handsprayer 4) Kardus, 5) Kawat penyangga, 6) Kawat pengait, 7)
Label, 8) Pipet tetes, 9) Pot gerabah, 10) Pot plastik kecil, 11) Pot plastik sedang,
12) Tang, 13) Try Pot.
Bahan yang digunakan dalam praktek lapangan ini diantaranya : 1) Air, 2)
Arang kayu, 3) Bibit anggrek botol , 3) Bibit seedlings usia 6 bulan, 4) Bibit
remaja usia 9 bulan, 5) Bibit remaja usia 18 bulan, 6) Fungisida antracol, 7) Moss,
8) Pakis cacah, 9) Pestisida, 10) Pupuk MILT.

3.3. Metode Pengambilan Data


Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu observasif dan
partisipatif. Observatif dilakukan dengan melihat langsung tahapan yang
dilakukan dalam budidaya tanaman anggrek dan melakukan wawancara
dengan pihak yang ada di lapangan serta melakukan pengamatan terhadap
tanaman anggrek mulai dari seedling, remaja dan dewasa, sedangkan
partisipatif dilakukan dengan melibatkan diri dalam melakukan kegiatan
budidaya tanaman anggrek dan ikut membantu pelaksaan pemasarannya.

Universitas sriwijaya
3.4. Cara Kerja
3.4.1. Persiapan Praktek Lapangan
Persiapan dilakukan dengan mencari informasi mengenai
perusahaan, proses perizinan kepada pihak perusahaan, administrasi ke
pihak kampus dan perusahaan serta melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing praktek lapangan.
3.4.2. Survei Lokasi dan Perkenalan dengan Pihak Perusahaan
Setelah administrasi selesai, mahasiswa kemudian melakukan
survei atau Observasi lebih lanjut terhadap lingkungan perusahaan
mengenai apa saja yang dapat dilakukan di perusahaan tersebut dan
sekaligus melakukan perkenalan terhadap pengurus atau pengelola di
perusahaan tersebut.
3.4.3. Pengarahan Kegiatan Praktek Lapangan
Selanjutnya pada kegiatan pengarahan ini pihak perusahaan
kemudian memberikan pengarahan mengenai kegiatan apa saja yang akan
diikuti dalam praktek lapangan oleh mahasiswa serta mahasiswa diberikan
tugas untuk menyusun materi apa yang perlu dipelajari lebih lanjut..
3.4.4. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Lapangan
Praktek lapangan dimulai sesuai dengan rangkai kegiatan budidaya
tanaman anggrek yaitu: persiapan alat dan bahan, persiapan bibit tanaman
anggrek, pindah tanam, pemeliharaan yang meliputi penyiraman,
pemupukan, pemberian pestisida, panen, hingga pemasaran. Selain itu,
mahasiswa juga membantu dalam serangkai kegiatan sehari-hari dengan
melaksanakan pemeliharaan pada tanaman hias lainnya.
3.4.5. Penyusunan Laporan
Pembuatan laporan akan dilaksanakan setelah selesai dilakukannya
kegiatan praktek lapangan serta akan dilakukan evaluasi oleh pihak
perusahaan dan dosen pembimbing praktek lapangan.

Tabel 2. Jadwal kegiatan praktek lapangan di Joseph Orchids


Hari/Tanggal Kegiatan
Minggu, 08 November 2020 Pengenalan Lingkungan dan tempat kegiatan

16
Senin, 09 November 2020 Pengenalan berbagai macam tanaman
Selasa, 10 November 2020 Pengenalan berbagai tanaman anggrek
Rabu, 11 November 2020 Ikut kegiatan perawatan tanaman
Kamis, 12 November 2020 Pemeliharaan tanaman anggrek (pemupukan)
Jum’at, 13 November 2020 Kegiatan perawatan tanaman
Sabtu, 14 November 2020 Materi budidaya anggrek
Minggu, 15 November 2020 Pengenalan berbagai macam media tanam anggrek
Senin, 16 November 2020 Belajar Memasarkan
Selasa, 17 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Rabu, 18 November 2020 Kegiatan Perawatan dan Pemasaran
Kamis, 19 November 2020 Memindahkan tanaman remaja anggrek ke pot
tanah liat
Jum’at, 20 November 2020 Memindahkan tanaman remaja anggrek ke pot
tanah liat
Sabtu, 21 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Minggu, 22 November 2020 Kegiatan packing tanaman untuk dikirim
Senin, 23 November 2020 Perawatan tanaman pengendalian organisme
pengganggu tanaman
Selasa, 24 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Rabu, 25 November 2020 Kegiatan pemeliharaan anggrek (pemupukan)
Kamis, 26 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Jum’at, 27 November 2020 Pemindahan seedling ke tempat pembibitan
Sabtu, 28 November 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Minggu, 29 November 2020 Pemindahan seedling ke soft pot ukuran sedang
Senin, 30 November 2020 Pemeliharaan tanaman peremajaan seedling
Selasa, 01 Desember 2020 Penanaman tanaman anggrek dari botolan
Rabu, 02 Desember 2020 Pemeliharaan tanaman peremajaan anggrek mid-s
Size
Kamis, 03 Desember 2020 Pemeliharaan tanaman peremajaan anggrek
flowering-sze
Jum’at, 04 Desember 2020 Kegiatan perawatan dan pemasaran
Sabtu, 05 Desember 2020 Penataan kebun dan tempat anggrek diletakkan
Minggu, 06 Desember 2020 Kegiatan peratawan dan pemasaran
Senin, 07 Desember 2020 Penanaman anggrek dari botolan
Selasa, 08 Desember 2020 Penanaman anggrek dari botolan

17
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah dan Keadaan Umum Perusahaan


Joseph orchids merupakan sebuah home industry yang bergerak dibidang
buddiaya tanaman hias, dengan tanaman hias anggrek yang mendominasinya.
Awal mula terbentuknya Joseph Orchids ini yaitu dengan adanya hobby menanam
oleh pemiliknya yang bernama pak Joseph. Hobby menanam tersebut mulai
dilakukan sejak tahun 1979, kemudian pada tahun 1995 mulai dilakukannya
perbanyakan tanaman hias di kebun pribadi dan sekitar halaman rumah yang
berlokasi di Perumahan Tirta Lestari, Palembang. Kemudian seiring berjalannya
waktu, pemilik Joseph Orchids berpindah lokasi rumah yang berlokasi di Jl. MP.
Mangkunegara, Komplek Perumahan Musi Palm Indah, Palembang pada tahun
2002. Di tahun 2002, mulai adanya transaksi jual beli tanaman hias secara kecil-
kecilan dan kemudian berlanjut hingga 2005. Di tahun 2005, mulai terbentuknya
Joseph Orchids dan memilik kebun yang cukup luas, sehingga dengan adanya
tempat yang memadai semakin banyak pula tanaman hias yang dapat
dibudidayakan. Terkhusus tanaman anggrek yang menjadi tanaman utamanya,
terdapat berbagai macam jenis aggrek mulai dari tanaman seedlings, remaja, dan
berbunga. Tak hanya tanaman anggrek berbagai macam tanaman lainnya juga di
jual di Joseph Orchids seperti krisan,vinka, jemani, dan masih banyak tanaman
lainnya. Di Joseph Ochids juga menyediakan berbagai macam media tanam,
pupuk dan pestisida, pot bunga dan berbagai jenis kebutuhan tanaman hias
lainnya.
Untuk struktur organisasi/kepengurusan tidak terdapat di Joseph Orchids,
semua karyawan diwajibkan mengikuti semua kegiatan yang ada, dan semua
karyawan wajib memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan tanaman hias
terutama tanaman anggrek. Untuk pengelola keuangan, dikelola oleh pemilik
Joseph Orchids secara langsung, dan untuk pemasarannya Joseph Orchids telah
memiliki akun sosial media, maka dapat melakukan transaksi secara online.
Joseph Orchids memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap.
Fasilitas yang terdapat di dalamnya dapat digunakan secara baik dan maksimal
sesuai kebutuhan yang diperlukan. Adapun fasilitas yang tersedia di perusahaan
ini yaitu mulai dari tempat pembibitan, kantor pemasaran, dan alat bahan yang
dibutuhkan untuk tanaman hias lainnya sudah tersedia di Joseph Orchids.
Joseph Orchids yang berlokasi di Palembang dibangun di lahan yang berada
dekat rumah pemiliknya yang terdiri dari lahan seluas 1500 m2, dan tempat
pembibitan seluas 200m2. Semua kegiatan berada di Joseph Orchids, sehingga
konsumen dapat melihat langsung tata cara penanaman dan pemasaran serta
packing pemasarannya secara langsung. Tanaman hias yang dipasarkan sangat
berkualitas dan terjamin keindahannya.

Gambar 3. Keadaan beberapa tanaman anggrek di Joseph Orchids

19 Universitas Sriwijaya
4.2. Rangkaian Kegiatan

4.2.1. Seedlings
Bibit tanaman anggrek yang digunakan di Joseph Orchids datang dalam masa
seedlings dan di dalam botol kaca. Bibit pada masa seedling dalam kondisi
menyatu satu sama lain dengan media agar-agar, dengan kriteria jumlah bibit
sekitar 20-30 dalam satu botol serta telah memiliki akar dan daun sebanyak 2 – 5
helai. Bibit seedlings dari botol dipindahkan ke media moss (spaghnum) di dalam
pot plastik berukuran kecil. Berikut ini adalah cara penanaman bibit seedlings dari
botol :
1. Air diisikan ke dalam botol yang berisi bibit
2. Bibit diambil dengan menggunakan kawat untuk mencacah media agar-agar
terlebih dahulu hingga bibit terlepas dari media tanam.
3. Bibit diangkat menggunakan kawat, kemudian bibit dimasukkan ke dalam air
bersih
4. Setelah dibersihkan bibit di rendam dengan fungisida antracol selama 5
menit, agar bibit terhindar dari jamur dan penyakit
5. Kemudian menyiapkan media moss (spaghnum) yang telah dikeringanginkan
6. Bibit di tanam dengan menanam bagian akar dan posisi bibit tegak di bagian
tengah moss (spaghnum) yang telah di siapkan ditelapak tangan
7. Media moss (spaghnum) tidak boleh terlalu padat, tetapi harus menutupi
bagian akar bibit dan memenuhi pot
8. Masukkan bibit dengan media moss (spaghnum) ke dalam pot plastic
berukuran kecil.
(A) (B)

20 Universitas Sriwijaya
Gambar 4. Bibit anggrek seedling dalam botol (A) dan Bibit seedling dari botol
yang telah ditanam (B)

4.2.2. Peremajaan
Peremajaan atau perbanyakan dilakukan ketika batang dan akar anggrek
monopodial tidak mampu menopang tanaman maka anggrek tersebut harus segera
diremajakan atau diperbanyak. Lain halnya dengan anggrek simpodial,
pertumbuhannya pseudobulb sudah maksimal, pertumbuhan tanaman akan
tumbuh kesamping sehingga pot penuh dengan tunas anakan. Setelah pot dipenuhi
anakan atau pseudobulb, perlu dilakukan peremajaan atau perbanyakan.
Peremajaan anggrek dilakukan mulai dari bibit anggrek yang telah dikeluarkan
dari botol, karena sudah mulai tumbuhnya tunas baru dan perakaran yang banyak
sehingga peremajaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Perbanyakan anggrek secara konvensional atau yang mudah dilakukan ada empat
cara yaitu stek, pemecahan rumpun, pemotongan keiki, dan pemotongan anakan.
perbanyakan ini diperoleh bibit tanaman yang mempunyai sifat genetik yang sama
dengan induknya (Setiawan, 2005).
Secara umum tanaman anggrek ini dilakukan peremajaan pada umur
sebagai berikut:
a) Tanaman Seedlings (Bibit); Katagori bibit ini adalah tanaman anggrek
mulai keluar dari botol sampai umur sembilan bulan. Pada umur ini
dibutuhkan pupuk dengan kandungan N lebih banyak. Hal ini karena unsur
N yang tinggi akan digunakan tanaman untuk membentuk protein yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Bisa digunakan
pupuk yang mengandung unsur N, P, K dengan perbandingan 60:30:10.
Tanaman seedlings ini di remajakan dengan cara di pindahkan ke pot
plastik berukuran kecil, peremajaan dilakukan kembali dari tanaman
seedlings yang berumur 2 sampai 3 bulan setelah dari pot plastik
berukuran kecil dipindahkan ke pot plastik berukuran sedang sampai
berumur 6 bulan. Biasanya media tanam pada pot sudah asam, Kemudian
pada anggrek yang sudah tidak bisa menopang tanaman, serta anggrek
yang mulai ada tunas anakan.

21 Universitas Sriwijaya
b) Tanaman Mid-size (ukuran sedang/remaja); yang termasuk dalam katagori
ini adalah tanaman setelah sembilan bulan sampai siap berbunga pertama
yaitu 18 bulan. Pada umur ini dibutuhkan ratio unsur N, P dan K yang
sama. Pertumbuhan sudah tidak secepat periode bibit. Disamping itu
tanaman perlu persiapan kondisi untuk masuk vase generatif/pembungaan.
Bisa digunakan pupuk dengan kandungan unsur N, P, K dengan
perbandingan 30:30:30 atau 20:20:20. Peremajaan tanaman mid-size
(ukuran sedang atau remaja) dengan umur lebih dari 9 sampai 18 bulan
menggunakan pot tanah liat kecil, dengan media yang digunakan yaitu
media arang kayu dan pakis cacah.
c) Tanaman Flowering-size (Ukuran berbunga); setelah 18 bulan tanaman
anggrek masuk fase pembungaan. Sehingga dibutuhkan pupuk dengan
kandungan unsur P yang lebih tinggi. Unsur P selain juga untuk
pertumbuhan, sangat penting untuk merangsang pembungaan. Dengan
fokus pada pembungaan, bisa digunakan pupuk dengan kandungan unsur
N, P, K dengan perbandingan 10:60:10. Peremajaan tanaman flowering-
size (ukuran berbunga) dengan umur lebih dri 18, bulan tanaman anggrek
masuk fase pembungaan. Peremajaan yang di lakukan menggunakan pot
tanah liat dengan ukuran besar, dengan menggunakan media tanam berupa
arang kayu. Kemudian di samping pot di berikan kawat yang berfungsi
untuk menyangga anggrek agar pertumbuhannya tidak mudah miring.
Peremajaan ini harus dilakukan karena apabila tidak dilakukan maka
media tanam akan terdekomposisi, akibatnya aerasi disekitar perakaran kurang
baik. Drainase juga terhambat, sehingga media pertumbuhannya menjadi lembek.
akibatnya tanaman perlahan mati dan akar membusuk. Anggrek dapat tumbuh
baik pada wadah atau kontainer yang mempunyai lubang drainase di bagian
bawah, karena ventilasi di bagian bawah penting agar tanaman tumbuh dengan
baik. Air seharusnya tak tersiasa dalam pot (Suci, 2012).
Media tanam anggrek juga harus menyesuaiakan dengan ukuran anggrek
dan jenis anggrek. Tanaman anggrek seedlings menggunakan moss (spaghnum)
dan sabut kelapa, anggrek mid-size menggunakan perpaduan antara moss
(spaghnum), arang kayu dan pakis dan anggrek flowering-size menggunakan

22 Universitas Sriwijaya
arang kayu. Media tanam anggrek harus bersifat porus, mudah menyerap air, tidak
mudah lapuk, tidak cepat asam, tidak mudah ditumbuhi fungi dan bakteri
(Dirjenhorti, 2008). Media tanam yang tidak sesuai akan menyebabkan air
tergenang aerasi udara rendah. Gejala yang tampak daun dan batang menjadi layu.
Akar yang sehat biasanya nampak berwarna putih dan memiliki rambur-rambut
akar yang halus. Jika aerasi rendah, akar yang putih berubah warna menjadi coklat
dan menjadi hitam. Jumlah rambut-rambut akar berkurang, bahkan menjadi tidak
ada. Selain itu, media yang padat juga biasanya banyak mengandung bakteri
penyebab busuk pada tanaman.
Media moss (spaghnum) mempunyai daya pengikat air yang sangat baik.
Sebagai media tanam moss (spaghnum) juga mempunyai aerasi dan draenase yang
cukup baik. Moss mengandung unsur N (Nitrogen) 2 – 3%. Pakis sebagai media
tanam cukup baik, mempunyai daya ikat air, aerasi dan drainase yang baik. Daya
lapuk pakis secara berlahan- lahan. Pakis juga mengandung unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman anggrek (Shidiqy et al,. 2018). Arang kayu merupakan
media tanam yang steril, tidak mudah ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Arang
kayu juga tidak mudah lapuk, dan mudah didapatkan. Namun arang kayu sukar
mengikat air dan minim zat hara. Arang kayu bisa digunakan untuk media tanam
semua jenis tanaman anggrek (Heriyadi, 2014). Menurut Andriyani (2005), media
yang digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya di
dalam larutan Dithane M-45 selama 10, media siap dipakai setelah kering.

4.2.2.1. Peremajaan seedlings


Peremajaan pada anggrek dilakukan jika tanaman sudah tumbuh melebihi
kapasitas pot. Peremajaan dilakukan ketika batang dan akar anggrek monopodial
tidak mampu menopang tanaman, dan anggrek simpodial yang tumbuh hingga
kesamping dan pot penuh dengan tunas anakan maka anggrek tersebut harus
segera di remajakan. Peremajaan dilakukan pada tanaman anggrek yang telah
berumur 6 bulan. Tanaman seedlings ini di remajakan dengan cara di pindahkan
ke soft pot/pot plastik berukuran besar, dengan menggunakan media tanam berupa
moss (spaghnum) dan pakis cacah. Setelah dilakukan peremajaan kemudian di
berikan pelabelan.

23 Universitas Sriwijaya
Berikut ini adalah cara untuk meremajakan tanaman seedlings:
1. Bibit seedlings anggrek yang dipilih telah berumur > 6 bulan
2. Media tanam berupa moss (spaghnum) yang telah direndam kemudian
dikeringanginkan dan menyiapkan media pakis cacah
3. Akar anggrek beserta media tanamnya dimasukkan ke dalam pot dalam posisi
tegak ditengah
4. Memberi media pakis cacah di bagian atas media moss (spaghnum)
5. Memberikan label kode anggrek di pot
Berikut ini adalah gambar untuk meremajakan tanaman seedlings umur 6-9 bulan:

Gambar 5. Tanaman anggrek bulan hasil peremajaan seedling umur 6-9 bulan
Peremajaan dilakukan selama 3 bulan setelah dari soft pot plastik
berukuran kecil. Peremajaan yang telah mencapai usia 3 bulan biasanya terlihat
dari media tanam yang sudah di tutupi lumut. Kemudian pada anggrek yang sudah
tidak bisa menopang tanaman, serta anggrek yang mulai ada tunas anakan. Setelah
3 bulan peremajaan dalam soft pot berukuran sedang, bibit telah berumur 9 bulan
akan dipindahkan ke media dan kontruksi pot yang berbeda.

4.2.2.2. Peremajaan Mid-size


Peremajaan tanaman mid-size (ukuran sedang atau remaja) dengan umur
dari 9 sampai 18 bulan Joseph orchids sudah menggunakan pot tanah liat kecil,
media tanam yang digunakan menggunakan arang kayu, dan anggrek yang di
taman juga masih terdapat moss. Komposisi media tanam arang kayu lebih
banyak dari pada moss (spaghnum). Peletakan media tanam, moss (spaghnum)
berada di tengah dengan di sampingnya di isi dengan arang kayu. Setelah
dilakukan peremajaan kemudian di berikan pelabelan.

24 Universitas Sriwijaya
Berikut ini adalah cara untuk meremajakan tanaman mid-size (ukuran
sedang atau remaja):
1. Anggrek yang dipilih berumur 9 bulan sampai 18 bulan
2. Tanaman anggrek dan medianya dipindahkan kedalam pot tanah liat dengan
posisi anggrek berada tegak ditengah pot
3. Arang kayu diletakkan di bagian pinggir tanaman anggrek dan terakhir
diberikan label.
Di bawah ini adalah gambar peremajaan taman mid-size (ukuran sedang atau
remaja):

Gambar 6. Peremajaan dengan menggunakan media tanam berupa arang kayu.

4.2.2.3. Peremajaan Flowering-size


Peremajaan tanaman flowering-size (ukuran berbunga) dengan umur lebih
dari 18 bulan tanaman anggrek masuk fase pembungaan. Peremajaan yang di
lakukan di Joseph orchids menggunakan pot tanah liat dengan ukuran besar,
dengan menggunakan media tanam berupa arang kayu. Kemudian disamping pot
di berikan kawat yang berfungsi untuk menyangga anggrek agar pertumbuhannya
tidak mudah miring.
Berikut ini adalah cara untuk meremajakan tanaman flowering-size (ukuran
berbunga):
1. Tanaman anggrek yang di pilih berumur lebih dari 18 bulan
2. Tanaman anggrek dipindahkan beserta media tanam sebelumnya ke kontruksi
pot yang lebih besar

25 Universitas Sriwijaya
3. Setelah dimasukkan/dipindahkan ke dalam pot kemudian beri arang kayu
pada pinggiran tanaman hingga memenuhi pot dan padat agar tanaman tegak
dan kokoh
4. Penyangga berupa kawat diberikan agar tanaman tidak tergoyang dan tetap
tegak
5. Memberikan label
Berikut ini adalah gambar hasil peremajaan tanaman flowering-size (ukuran
berubunga):

Gambar 7. Hasil peremajaan flowering-size (ukuran berbunga).

4.2.3. Perawatan
Perawatan tanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam
kegiatan budidaya tanaman anggrek. Kegiatan ini dilakukan agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik dan memproduksi bunga dengan optimal. Kegiatan
perawatan di Joseph Orchids meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT).

4.2.3.1. Penyiraman
Proses penyiraman di Joseph Orchids dilakukan setiap hari pada jam 07.00
dan 16.00. Penyiraman menggunakan selang, butiran air yang keluar diatur
manual agar tidak merusak tanaman dan media tanam. Penyiraman yang baik
langsung disemprotkan pada akar supaya langsung terserap. Menurut Kencana
(2007) frekuensi dan banyaknya air yang diberikan pada tanaman anggrek
bergantung pada jenis dan besar kecilnya ukuran tanaman serta keadaan

26 Universitas Sriwijaya
lingkungan. Kelebihan air pada tanaman akan menyebabkan tanaman cepat busuk
akibat jamur dan bakteri.
Posisi penyiraman yang baik dan benar yaitu berada diantara dua titik
ekstrim (titik kekurangan air dan titik kelebihan air). Titik kekurangan air ditandai
dengan daun lemas (terjadi dehidrasi). Titik kelebihan air ditandai dengan media
yang basah dan adanya serangan cendawan/bakteri dan akar tanaman akan
mengalami kebusukan. Penyiraman pada anggrek yang baik adalah pagi hari jam
07.00 atau sore pada jam 15.00-17.00 dengan intensitas penyiraman 1 kali sehari
(Andriyani, 2005). Berikut ini adalah gambar penyiraman tanaman anggrek.
Gambar 8. Penyiraman

4.2.3.2. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan
tanaman. Pemupukan dilakukan dengan intensitas 2-3 kali dalam seminggu
dengan cara disemprot. Dalam satu kali pemupukan di butuhkan 10 ml pupuk
organik cair per 200 liter air, dengan komposisi untuk tanaman seedlings 5ml
perangsang akar, dan 5 ml perangsang batang dan daun, dengan tambahan 10 tetes
hormon. Sedangkan untuk tanaman dewasa dan berbunga menggunakan 5ml
perangsang batang dan daun, dan 5ml perangsang bunga. Ada dua cara untuk
menyuplai hara ke dalam tanaman yaitu pemupukan melalui akar dan daun (Sucy,
2012). Menurut Kencana (2007), fase pertumbuhan vegetatif, tanaman anggrek
yang baru dikeluarkan dari botol membutuhkan pupuk dengan kandungan N
tinggi dan tanaman individual pot sampai remaja membutuhkan pupuk dengan
kadar NPK seimbang. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif yaitu untuk
merangsang pembungaan, cocok diberikan pupuk dengan kadar P tinggi.

27 Universitas Sriwijaya
Pemupukan dengan komposisi berimbang antara unsur makro dan mikro
merupakan suatu alternatif dalam proses pemupuka anggrek. Komponen yang
termasuk ke dalam unsur makro adalah N, P, dan K. Sementara komponen yang
termasuk ke dalam unsur mikro adalah Mn, B, Cu dan Zn. Kegunaan unsur N
yang terkandung dalam pupuk NPK bagi tanaman adalah untuk menyuburkan
tanaman sebab unsur N dapat membentuk protein, lemak dan berbagai
persenyawaan lain. Unsur P dibutuhkan tanaman untuk membuat karbohidrat
maka unsur P dibutuhkan besar besaran pada waktu pertumbuhan benih,
sedangkan unsur K berfungsi memperkuat tubuh tanaman, unsur ini digunakan
untuk memperkuat akar, sehingga daun, buah dan bunga tidak mudah gugur
(Kencana, 2007).
Berikut ini adalah contoh pupuk yang digunakan untuk perawatan anggrek
di Joseph Orchids :

(A) (B)
Gambar 9. Pupuk MILT organik (A) Proses pemupukan (B)

4.2.3.3. Pengendalian organisme pengganggu tanaman


Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman merupakan kegiatan yang
harus rutin dilakukan. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan
secara kimia, mekanik dan biologi. Pengendalian secara kimia dilakukan dengan
cara penyemprotan pestisida pada tanaman secara bertahap. Pengendalian hama
dan penyakit secara mekanik dilakukan dengan cara membersihkan bagian
tanaman yang diserang atau dengan menangkap langsung hama yang terdapat

28 Universitas Sriwijaya
pada tanaman. Sedangkan pengendalian sacara biologi dngan melepaskan musuh
alami dari hama yang menyerang tanaman (Widyastoety, 2004).
Di joseph orchids tetap dilakukan pengendalian hama dan penyakit
tanaman seperti memotong daun yang telah membusuk, mencabut gulma.
Perawatan lainnya yaitu dengan menyemprotkan pestisida dan insektisida dalam
jangka 1 bulan 2 kali penyemprotan, tujuannya agar tanaman tetap terjaga dari
hama yang ada meskipun tidak ditemukannya hama pada tanaman anggrek.
Kehadiran organisme pengganggu tanaman dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, menurunkan kualitas dan produktivitas tanaman sehingga
berpengaruh terhadap pendapatan yang akan di peroleh. Oleh karena itu, usaha
pengendalian organisme pengganggu tanaman sangat penting dilakukan pada
kegiatan perawatan tanaman. Apabila tidak dilakukan pengendalian terhadap
organisme pengganggu tanaman maka akan terjadi kerusakan pada akar, batang,
daun dan bunga. Berikut ini adalah gambar pengendalian organisme penggangu
tanaman:

(A) (B) (C)


Gambar 10. Memotong daun busuk (A), Menyemprot pestisida (B), dan Produk
pestisida dan insektisida yang digunakan (C).

4.2.4. Pemasaran
Pemasaran di Joseph orchids terdiri dari dua cara, yaitu online dan offline.
Untuk online, joseph orchids memiliki akun di berbagai sosial media sebagai
tempat untuk mempromosikan produknya. Mulai dari Facebook, Instagram, dan
Situs web untuk membelinya. Sosial media Joseph orchid sangat aktif, sehingga
banyak foto-foto yang di upload di sosial media, sehingga menarik perhatian para

29 Universitas Sriwijaya
konsumen. Pemasaran secara online juga dapat dilakukan dengan menggunakan
jasa go-send, namun biaya pengiriman tetap ditanggung oleh pihak konsumen.
Pemasaran secara online ini juga sudah sangat tersebar luas, bahkan konsumen
yang berasal dari luar kota juga membeli produk di Joseph orchids ini. Sedangkan
untuk secara offline, joseph orchids memiliki tempat tersendiri, yaitu di jl. Mp.
Mangkunegara, komplek musi palem indah, kenten, Palembang dan di PTC
(Palembang Trade Center) Mall. Pemasarannya juga seringkali menarik karena
terddapatnya promo untuk pembelian produk tanaman tertentu.
Pemasaran secara online dengan menggunakan media sosial dilakukan
oleh admin pemegang akun media sosial. Setiap karyawan tentunya harus
mengetahui semua jenis tanaman yang ada dan mengetahui konsep budidaya,
sehingga baik admin, sales, maupun karyawan kebun wajib memahami konsep
budidaya dan semua jenis tanaman yang ada. Untuk pemasaran secara offline,
para konsumen yang datang akan di arahkan oleh karyawan bagian sales.
Biasanya sales akan menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan seputar
tanaman yang dicari dan akan dibeli konsumen. Maka, karyawan yang bekerja di
Joseph Orchids perlunya memiliki pengetahuan tentang tanaman-tanaman yang
ada di Joseph Orchids.
Untuk packing pengiriman, tanaman akan dikemas serapi mungkin dan
untuk pengiriman jarak jauh maka tanaman akan dilepaskan dari potnya kemudian
di bungkus plastik dan tanaman serta pot akan di kemas dalam kardus dan
menggunakan koran atau kertas untuk pengaman agar tidak terjadinya kerusakan.
Sedangkan untuk pengiriman jarak dekat, pot akan dibungkus dan dibalut kertas
atau plastik agar media tidak tumpah dan tidak lepas dari pot, sehingga tanaman
tetap aman dan tidak lepas dari pot dan media, kemudian untuk tanaman akan
dibalut dengan kertas. Sedangkan untuk packing konsumen yang datang langsung,
akan di susun di kardus dan di masukkan ke dalam plastik berukuran besar.
(A) (B)

30 Universitas Sriwijaya
Gambar 11. Packing media agar tidak tumpah (A), dan Packing bunga agar tidak
patah (B).

31 Universitas Sriwijaya
32

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang di dapat dari praktek lapangan yang dilakukan di
Joseph Orchids, di dapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Di Joseph Orchids membudidayakan beberapa jenis tanaman anggrek seperti
anggrek bulan, dendrobium, vanda, oncidium, dan cathlyea.
2. Beberapa aktivitas budidaya yang dilakukan di Joseph Orchids dimulai dari
fase bibit anggrek dalam botol, anggrek seedling, bibit peremajaan umur 6
sampai 9 bulan, peremajaan umur 9 sampai 18 bulan, dan anggrek berbunga.
3. Aktivitas budidaya beberapa tanaman anggrek yang dilakukan di Joseph
Orchids meliputi persiapan alat dan bahan, penyemaian bibit anggrek,
penanaman bibit anggrek, pindah tanam, pemeliharaan tanaman seperti
pemupukan menggunakan pupuk cair dan pengendalian hama penyakit
dengan menggunakan pestisida dan insektisida.
4. Pemasaran di Joseph Orchids dilakukan dengan cara offline yaitu datang
langsung ke tempat penjualan dan secara online yaitu dengan menggunakan
media sosial.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilakukannya kegiatan magang
ini yaitu Joseph Orchids diharapkan dapat lebih mengembangkan tahapan
budidaya tanaman hias lainnya selain anggrek dan diharapkan tetap
mempertahankan kualitas dari produk maupun pelayanan terhadap konsumen.
DAFTAR PUSTAKA

Aditiani. 2006. Penggunaan Pupuk Majemuk dan Bahan Organik Kompleks


sebagai Media Pertumbuhan Anggrek Dendrobium (Dendrobium sp)
secara in vitro dan Aklimatisasinya. Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Aditya. 2009. Budidaya Tanaman Anggrek : Pengelolaan Pembibitan Anggrek


Phalaenopsis di PT Ekakarya Graha Flora. Skripsi. Bogor. Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Andriyani, L. Y. 2005. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi penyemprotan pupuk


daun terhadap pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium (Dendrobium
jade Gold) pada tahap aklimatisasi. Jurnal Agronomi. 10 (1). 51-54

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Tanaman Hias Indonesia. Badan Pusat
Statistik Indonesia.

Bartels, Mocha. 2007. Budidaya Tanaman Anggrek. Klaten: Sahabat.

Direktorat Jendral Holtikultura, 2008. Standar Operasional Prosedur Anggrek


Dendrobium. Departemen Pertanian.

Gunawan, Livy Winata. 2007. Budidaya Anggrek. Edisi Revisi. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Heriyadi, 2014. Respon Pertumbuhan Planlet Anggrek Tebu (Grammatophyllum


Speciosum) Terhadap Kombinasi Bap Dan Naa Dalam Media Vw (Vacin
And Went). Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.

Indarto, N. 2011. Pesona Anggrek Petunjuk praktis Budidaya & Bisnis Anggrek.
Yogyakarta: Cahya Alam.

Kartikaningrum, S., Widiastoety, D., dan Effendie, K. 2004. Panduan


Karakterisasi Tanaman Hias : Anggrek dan Anthurium. Sekretariat
Komisi Nasional Plasma Mutfah, Bogor.

Kencana. 2007. Menanam Anggrek Botol. Jakarta: Penerbit Erlangga

Nurmaryam, S. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi


Kasus : Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai Jakarta Timur ).

Universitas Sriwijaya
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Prasetyo, Eko, N. S. W. 2014. Studi Keanekaragaman Morfologi Polinia dan


Polen Beberapa Spesies Pada Genus Dendrobium di DD’ Orchids
Nursery. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga.

Setiawan, H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.

Shidiqy, Hasby Ash., Baiq, F.W., Nur, Hayati. 2018. Karakterisasi Morfologi
Anggrek (Orchidaceae) di Hutan Kecamatan Ngaliyan Semarang.
Journal of Biology anf Applied Biology. Vol. 1(2) : 94-98.

Situmorang, P. 2010. Keragaman Jenis Anggrek di Kawasan Hutan Taman Eden


100 Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Suci, 2012. Orchilogy. Fakultas Matematika dan Mipa. Universitas Riau.

Sukma, D. 2010. Pengaruh Waktu dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun Terhadap
Pertumbuhan Anggrek Dendrobium “Tong Chai Gold”. Jurnal Hort
Indonesia. 1 (2). 97-104.

Suryani, R. 2015. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Hortikultura Anggrek.


Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian (PUSLITHORTI).

Tuhuteru, S.; Hehanussa, L.; Raharjo,S. 2012. Pertumbuhan dan Perkembangan


Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In Vitro dengan
Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia, Vol. 1(1): 1-12

Widiastoetuy, D. 2004. Permasalahan Anggrek dan solusinya. Jakarta: PT


Penebar Swadaya.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lokasi keadaan umum tempat praktek lapangan

Tempat pembibitan anggrek Tempat penjualan anggrek

Tempat penjualan alat Tempat pembibitan


dan bahan kebutuhan dan penanaman
tanaman anggrek

Lampiran 2. Rangkaian Kegiatan

Membersihkan bibit anggrek Proses peletakan anggrek ke


dari media agar-agar media moss
Proses perendaman media Proses pengeluaran bibit
moss anggrek botolan

Proses perendaman bibit Proses pengeringan bibit


anggrek botolan dengan anggrek yang telah direndam
fungisida antracol fungisida

Proses pengeringan moss yang Proses penanaman bibit


telah direndam seedlings anggrek ke soft pot
kecil
Proses pengeluaran bibit Proses penanaman bibit
anggrek untuk pindah media anggrek di media arang
kayu

Proses pemberian kawat Pengemasan anggrek


pada anggrek agar tegak dengan kardus
kuat

Lampiran 3. Dokumentasi gambar anggrek di Joseph Orchids

Tanaman anggrek vanda Tanaman anggrek vanda


umur 6-9 bulan umur 3 bulan
Tanaman anggrek bulan super Tanaman anggrek bulan
premium bunga putih super premium bunga ungu

Seedlings anggrek dendrobium Seedlings anggrek bulan

Tanaman anggrek dendrobium Tanaman anggrek catthlya


dewasa silangan papua

Tanaman anggrek yang di tanam


di batang pohon

You might also like