Gaya Kepemimpinan Militer

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PERAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAlAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(Studi di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat)
Vernal Michael Fina
Institut Pemerintahan Dalam Negeri
E-mail: vernalmichaelfina@gmail.com

AbstrAct
Improve their living and prosper society is one of the tasks of government. Efforts
community can prosper through community empowerment with the ultimate goal of
creating an independent community. In carrying out community development need the
involvement of other parties one of which is the village community institutions.
The method used in this research is descriptive qualitative inductive approach. Data
collection techniques are observation, interviews and documentation. Analysis of the
data used in this research is descriptive qualitative data analysis methods.
Based on the findings, the authors conclude that Normatively supposed relationship
with the Community Institutions Cilayung village government is to be a partnership
as set out in legislation. But what happened in the field from local government is
less active in the formation of social institutions so that the function of civil society
as partners in empowering the village government does not run properly. As for the
relationship between the Community Institutions in Rural Cilayung by decree No. 14
of 2007 is a partnership, consultation, and coordination. But the fact that of the seven
social institutions studied, among others, RT, RW, Youth, PKK, KPM, LPMD, and
Gopoktan, three community organizations of which only established but not running due
to misunderstanding of the function of civil society itself. Then the village government
strategies and institutions Cilayung kemsyarakatan Cilayung village is a need for the
role of companion and extension remain in the village to make an association of villages
Cilayung have steering activities within each work program. The village government
Cilayung also need training and socialization of how to create regulations and technical
skill training for the implementation of the village administration in the village Cilayung.
Keywords: role, community, institutions, empowerment

ABSTRAK
Meningkatkan taraf hidup dan mensejahterahkan masyarakat merupakan salah satu
tugas pemerintah. Upaya mensejahterahkan masyarakat dapat dilakukan melalui
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan akhir terciptanya masyarakat yang mandiri.
Dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat perlu keterlibatan pihak-pihak lain
salah satunya ialah lembaga kemasyarakatan desa.

127
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 3, No. 2, November 2018: 127-136

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan
pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
data deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menarik kesimpulan bahwa Secara normatif
seharusnya Hubungan Lembaga Kemasyarakatan dengan Pemerintah Desa Cilayung
adalah bersifat kemitraan sebagaimana diatur dalam Peraturan perundangan. Namun
yang terjadi dilapangan aparat pemerintah desa kurang aktif dalam pembinaan lembaga
kemasyarakatan sehingga fungsi lembaga kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah
desa dalam pemberdayaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Adapun hubungan
antar sesama Lembaga Kemasyarakatan di Desa Cilayung berdasarkan Peraturan Bupati
Nomor 14 Tahun 2007 adalah kemitraan, konsultasi, dan koordinasi. Namun kenyataan
bahwa dari tujuh lembaga kemasyarakatan yang diteliti antara lain RT, RW, Karang
Taruna, PKK, KPM, LPMD, dan Gopoktan, tiga lembaga kemasyarakatan diantaranya
hanya dibentuk namun tidak berjalan karena ketidakpahaman akan fungsi dari lembaga
kemasyarakatan itu sendiri. Maka strategi pemerintah desa Cilayung dan lembaga
kemsyarakatan desa Cilayung adalah perlunya peran pendamping dan penyuluh tetap di
desa agar lembaga kemasyarakatan di desa Cilayung memiliki pengarah kegiatan dalam
setiap program kerja. Pemerintah Desa Cilayung juga perlu mendapatkan pelatihan dan
sosialisasi cara membuat peraturan desa dan diklat keahlian tekhnis untuk pelaksanaan
pemerintahan desa di Desa Cilayung.
Kata kunci: peran, lembaga kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat

PENDAHUlUAN biaya yang berkaitan dengan


manajemen sumber daya manusia
S umber daya manusia menjadi tumpuan
bagi organisasi untuk tetap dapat
bertahan di era globalisasi. Sumber daya
yang lemah.
Hal ini menunjukkan bahwa sumber
manusia merupakan faktor penentu daya manusia merupakan kunci pokok
keberhasilan pelaksanaan organisasi yang yang harus diperhatikan dengan segala
efektif. Walaupun didukung dengan sarana kebutuhannya. Sebagai kunci pokok,
dan prasarana serta sumber daya yang sumber daya manusia akan menentukan
berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Tuntutan jaman untuk memperoleh,
daya manusia yang handal dan mempunyai
mengembangkan dan mempertahankan
kinerja yang optimum kegiatan organisasi
sumber daya manusia berkualitas semakin
tidak akan terselesaikan dengan baik. mendesak sesuai dengan dinamika
Menurut Griffin (2003:414) bahwa : lingkungan yang selalu berubah seiring
Semakin pentingnya sumber daya dengan perkembangan teknologi dan
manusia berakar dari meningkatnya informasi.
kerumitan hukum, kesadaran bahwa Sumber daya manusia merupakan
sumber daya manusia merupakan penggerak utama dalam suatu organisasi.
alat berharga bagi peningkatan Kunci sukses sebuah perubahan adalah
produktivitas dan kesadaran mengenai pada sumber daya manusia yaitu sebagai

128
Peran Lembaga Kemasyarakatan di Desa ... (Vernal Michael Fina)

inisiator, pemberi tenaga, kreativitas dan Desa Cilayung dalam pelaksaanaan


usaha mereka kepada organisasi untuk kegiatan keseharian lembaga
meningkatkan kemampuan perubahan kemasyarakatan sebagian besar tidak
organisasi secara terus-menerus Handoko berjalan dikarenakan minimnya
(2003:233). Selain itu, sumber daya pengetahuan anggota lembaga
manusia juga disebut dengan salah satu kemasyarakatan dan antusias masyarakat
unsur pengendali yaitu faktor paling yang juga sangat kurang padahal lembaga
penting dan utama di dalam segala telah dibentuk tetapi seakan tiada gaung
bentuk organisasi yang sifatnya sangat sama sekali. Masyarakat desa Cilayung
komplek sehingga perlu mendapatkan mayoritas hanya bertani dan berkebun
perhatian, penanganan dan perlakuan sebagian kecil lagi mengandalkan tenaga
khusus di samping faktor manfaat yang untuk jasa. Aparat pemerintah desa
lain. Menurut Nawawi (2003:40) sumber juga cenderung kurang aktif dalam hal
daya manusia tersebut diartikan sebagai pembinaan dan konsultasi padahal dalam
pengelola dan pelaksana yang dipercaya aturannya hubungan pemerintah desa dan
oleh organisasi dalam melaksanakan tugas lembaga kemayarakatan adalah kemitraan
kegiatan. dan konsultasi.
Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun Permasalahan akuntabilitas Kepala
1999 tentang Pemerintahan Daerah, di Desa menjadi permasalahan klasik di
Desa dibentuk lembaga kemasyarakatan pemerintahan desa. Pertanggungjawaban
desa lainnya sesuai dengan kebutuhan kepala Desa dikemukakan di dalam
Desa. Lembaga dimaksud merupakan penjelasan umum UU No. 32 Tahun 2004
mitra Pemerintah Desa dalam rangka tentang Pemerintahan Daerah sebagai
pemberdayaan masyarakat Desa. Selanjutya berikut:
menurut UU Nomor 32 Tahun 2004
Kepala Desa pada dasarnya
mengganti sistem perwakilan (representasi)
bertanggungjawabkepadarakyatDesayang
dalam bentuk BPD dengan sistem
dalam tata cara dan prosedur pertanggung
permusyawaratan dalam bentuk Badan
jawabannya disampaikan kepada Bupati
Permusyawatan Desa (disingkat BPD).
atau Walikota melalui Camat. Kepada
Pasal 210 undang-undang ini menegaskan:
Badan Permusyawaratan Desa, Kepala
“Anggota Badan Permusyawaratan
Desa wajib memberikan keterangan
Desa adalah wakil dari penduduk Desa
laporan pertanggung jawabannya dan
bersangkutan yang ditetapkan dengan
kepada rakyat menyampaikan informasi
cara musyawarah dan mufakat”. Dalam
pokok-pokok pertanggung jawabannya.
ketentuan penduduk Desa yang memangku
jabatan seperti ketua rukun warga, Pada masa UU Nomor 5 Tahun
pemangku adat, dan tokoh masyarakat 1979 tentang Pemerintahan Desa,
lainnya. Klausul “wakil” dan “musyawarah” sistem pemerintahan bersifat sentralistik
itu harus dicermati secara kritis. Keduanya sehingga mekanisme pertanggungjawaban
menegaskan bahwa BPD mewadahi para vertikal ke atas. Pada Pasal 10 ayat (2) UU
pemuka masyarakat Desa tanpa harus Nomor 5 Tahun 1979 disebutkan bahwa
dipilih melalui sistem keterwakilan, seperti dalam menjalankan hak, wewenang dan
keberadaan LKMD yang lalu. kewajiban pemimpin pemerintahan Desa,

129
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 3, No. 2, November 2018: 127-136

Kepala Desa bertanggungjawab kepada secara lisan dalam berbagai pertemuan


Pejabat berwenang yang mengangkat masyarakat Desa.
melalui Camat dan memberikan keterangan Lembaga-lembaga kemasyarakatan
pertanggungjawaban kepada BPD. menjadi bagian penting dari demokrasi
Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun Desa. Di atas kertas, UU dan PP
2014 tentang Desa dalam melaksanakan memberikan kekuasaan yang besar
tugas, kewenangan, hak, dan kewajiban terhadap apa yang disebut sebagai Lembaga
pada Pasal 27, Kepala Desa wajib: Kemasyarakatan, dan ini sepertinya akan
1. Menyampaikan laporan memberikan ruang bagi masyarakat
penyelenggaraan Pemerintahan Desa sipil di desa untuk berpartisipasi
setiap tahun anggaran kepada Bupati/ dalam pengelolaan pemerintahan dan
Walikota. pembangunan. Namun dalam prosesnya,
2. Memberikan laporan keterangan ada beberapa resiko yang mungkin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa muncul dengan keluarnya peraturan yang
pada akhir masa jabatan kepada menindaklanjuti UU dan PP tersebut.
Bupati/Walikota. Pertama, lembaga ini dapat diartikan
sebagai lembaga baru dan satu-satunya
3. Memberikan laporan keterangan lembaga yang menjadi mitra pemerintah
penyelenggaraan pemerintahan se- desa dalam merumuskan, melaksanakan
cara tertulis kepada Badan Per- dan mengevaluasi pembangunan. Jika
musyawaratan Desa setiap tahun penafsiran seperti itu, maka akan muncul
anggaran. lembaga korporatis (lembaga yang tunduk
4. Memberikan dan/atau menyebarkan pada peraturan yang telah ditetapkan)
informasi penyelenggaraan pemerin- yang dibentuk oleh pemerintahan Desa
tahan secara tertulis kepada dan menjadi perpanjangan tangan Desa.
masyarakat desa setiap akhir tahun Di pedesaan, lembaga semacam ini
anggaran. pernah ada yang disebut dengan LKMD
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 dan menjadi satu-satunya lembaga yang
tentang Pemerintahan Daerah dan PP melibatkan unsur tokoh masyarakat Desa.
Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Namun demikian dengan adanya LKMD
kepala Desa mempunyai kewajiban untuk ini, kelompok-kelompok masyarakat tidak
memberikan Laporan Penyelenggaraan dilibatkan secara formal dalam proses
Pemerintahan Desa (LPPDes) kepada pengelolaan pembangunan Desa.
Bupati/Walikota melalui Camat satu kali UU Nomor 6 Tahun 2014 maupun
dalam satu tahun, Memberikan Laporan PP Nomor 43 Tahun 2015 menegaskan
keterangan Pertanggungjawaban kepada bahwa lembaga kemasyarakatan Desa
BPD (LKPJ) satu kali dalam satu tahun, menjalankan agenda pemberdayaan
dan disampaikan dalam musyawarah masyarakat Desa yang bertujuan
BPD serta Menginformasikan Laporan memampukan desa dalam melakukan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa aksi bersama sebagai suatu kesatuan tata
(LPPDes) kepada masyarakat melalui kelola Pemerintahan Desa, kesatuan tata
selebaran yang ditempelkan pada papan kelola lembaga kemasyarakatan Desa dan
pengumuman atau diinformasikan lembaga adat, serta kesatuan tata ekonomi

130
Peran Lembaga Kemasyarakatan di Desa ... (Vernal Michael Fina)

dan lingkungan. Selama ini pengertian rakat dalam meningkatkan kemandirian.


pemberdayaan masyarakat telah diartikan Lewat forum lembaga kemasyarakatan,
secara sempit sebagai pemberian bantuan maka pemerintah Desa bisa memberikan
dan pembinaan kepada masyarakat oleh mandat untuk menjalankan kegiatan
pemerintah. Pemberdayaan masyarakat yang langsung ditangani oleh pokja-
merupakan proses pembelajaran oleh pokja yang merepresentasikan kelompok-
dan untuk masyarakat untuk mencapai kelompok dalam masyarakat. Tidak
kemandirian dalam mengelola urusan ketinggalan pengertian pemberdayaan
mereka di komunitas baik urusan ekonomi, harus berdimensi keperpihakan kepada
sosial, dan budaya. kelompok yang lemah, sehingga agenda
Peraturan Pemerintah Nomor pemberdayaan dan alokasi anggaran lebih
43 Tahun 2015 tentang Peraturan dialamatkan kepada mereka daripada
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 secara merata kepada setiap kelompok
Tahun 2014 tentang Desa pasal 96 ayat dalam masyarakat.
2 (dua) menegaskan bahwa alokasi dana
desa (ADD) paling sedikit 10% (sepuluh Tujuan Penelitian
perseratus) dari dana perimbangan yang
Kajian ini bertujuan untuk memahami
diterima Kabupaten/Kota dalam anggaran
peran Lembaga Kemasyarakatan di Desa
pendapatan dan belanja daerah setelah
dalam pemberdayaan masyarakat
dikurangi dana alokasi khusus, dikelola
oleh Pemerintah Desa, dengan ketentuan
METoDE PENElITIAN
30% (tigapuluh perseratus) digunakan
untuk tunjangan tetap kepala Desa Penelitian ini menggunakan metode
dan perangkat Desa, biaya operasional deskriptif kualitatif dengan pendekatan
Pemerintah Desa dan BPD, serta intensif induktif. Penulis ingin menggambarkan,
rukun tetangga dan rukun warga dan 70% mencatat dan menginterprestasikan
(tujuhpuluh perseratus) digunakan untuk tentang bagaimana peran Lembaga
mendanai penyelenggaraan pemerintahan Kemasyarakatan dalam Pemberdayaan
Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, Masyarakat. Menurut Sugiyono, analisis
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan data yang bersifat induktif berdasarkan
pemberdayaan masyarakat Desa. fakta-fakta yang ditemukan di lapangan
Pemberdayaan masyarakat desa dan kemudian di konstruksikan menjadi
memiliki makna bahwa penyelenggaraan hipotesis atau teori.
pemerintahan dan pelaksanaan pem- Metode yang digunakan untuk
bangunan di Desa ditujukan untuk me- menentukan strategi dalam penelitian ini
ningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penulis menggunakan metode scenario
masyarakat melalui penetapan kebijakan, planning. Skenario adalah sebuah
program dan kegiatan yang sesuai gambaran yang konsisten tentang berbagai
dengan esensi masalah dan prioritas kemungkinan yang dapat terjadi di masa
kebutuhan masyarakat. Selain itu agenda yang akan datang berdasarkan situasi
pemberdayaan masyarakat desa sebagai yang telah terjadi. Penulis menggunakan
tugas pemerintahan Desa lebih banyak metode ini dengan alasan penulis telah
menfasilitasi kelompok-kelompok masya- melihat peran pemerintah desa dan

131
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 3, No. 2, November 2018: 127-136

lembaga kemasyarakatan di Desa Cilayung Sebagai sebuah alat perencanaan


cenderung pasif dan penulis tidak memiliki strategis yang efektif untuk
wewenang untuk mengambil kebijakan. perencanaan jangka menengah dan
jangka panjang yang berbeda di bawah
HASIl DAN PEMBAHASAN kondisi ketidakpastian. Scenario
planning dapat membantu untuk
mempertajam strategi, menyusun
Strategi Pemerintah Desa dan lembaga
rencana untuk sesuatu yang tidak
Kemasyarakatan dalam Pemberdayaan
diharapkan dan menjaga kehati-
Masyarakat di Desa cilayung hatian pada arah yang bener dan pada
Strategi pemerintah Desa Cilayung permasalahan yang tepat.
dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Lindgren dan Hans (2003:47)
Cilayung sejauh ini belum ada. Bahkan memberikan langkah untuk menyusun
dari beberapa banyak Lembaga skenario, yang terjadi dari tracking,
Kemasyarakatan tersebut tidak semua analysing, imaging, deciding, dan acting:
berjalan sebagai mana mestinya. Terkesan 1. Tracking, menelusuri dan
seperti ada pembiaran dari pemerintah mendeskripsikan perubahan dan
desa Cilayung. Dengan demikian, peneliti tanda-tanda dari ancaman dan dan
dalam hal ini melakukan penelitian untuk keuntungan
melihat perencanaan strategis melalui
konsep scenario planning. 2. Analysing, menganalisis perubahan
dan membuat skenario. Menganalisis
Metode scenario planning ini adalah konsekuensi yang dapat muncul akibat
merupakan gambaran kemungkinan keberadaan tantangan dan peluang.
yang dapat terjadi di masa yang akan Pada tahap ini pula logika skenario
datang. Scenario Planning berdasarkan mulai dikembangkan.
Schwartz (1996) adalah “ scenario is a
tool (for) ordering one’s perception about 3. Imaging,mengidentifikasi kemung-
alternative future environmentsin which kinan dan membuat visi dari apa yang
one’s decision might be played out right. ingin dicapai.
Skenario adalah sebuah gambaran yang 4. Deciding, menimbang-menimbang
konsisten tentang berbagai kemungkinan informasi dan mengidentifikasi area
yang dapat terjadi di masa yang akan pengembangan dan strategi untuk
datang. menemukan ancaman dan pencapaian
visi serta tujuan. Tahap deciding
Pendapat yang sejalan juga Schwartz,
berhubungan dengan pengambilan
Maani dan Cavana (2000) menjelaskan
keputusan mengenai skenario apa yang
bahwa “scenario planning bukanlah suatu
akan didasar dan dengan strategi apa.
prediksi yang menjelaskan keadaan masa
depan tertentu tetapi dimaksudkan untuk 5. Acting,mengambil tindakan dan
menunjukan kemungkinan-kemungkinan menindaklanjuti. Proses ini merupakan
yang akan terjadi di masa depan”. Lebih tahap implementasi strategi yang telah
lanjut Lindgren dan Hans (2003:24) diintegrasikan skenario sekaligus
memberikan pengertian terhadap scenario tahap pembelajaran organisasi untuk
planning yaitu: terus menyesuaikan diri.

132
Peran Lembaga Kemasyarakatan di Desa ... (Vernal Michael Fina)

Skenario perencanaan strategis untuk mendapatkan suatu skenario


lembaga kemasyarakatan di desa cilayung dengan alternatif-alternatifnya secar
peneliti menggunakan teori Schwartz logis.
(1991:241) dalam buku Art of The Long 6. Fleshing out the scenario. Tahap ini
View melalui Identify Focal Issue ( Focal merupakan tahap penguatan scenario.
Concern ) or Decison: Pada tahap ini perumus scenario dapat
1. Identify Focal Issue (Focal Concern) menambahkan berbagai data sekunder
or Decision, dimana kita harus dan trennya untuk memperkuat
mengidentifikasi isu utama atau berbagai pendapat dari narasumber
masalah utama yang akan menjadi dan para ahli yang sudah di dapat dan
fokus untuk dijawab atau untuk ditulis pada tahap sebelumnya.
diambil keputusannya.
Tabel 1
2. Identify Key Forces didalam langkah Alternatif Skenario Penerapan Strategi
kedua ini, kita harus mengidentifikasi Pemerintah Desa dan Lembaga
faktor-faktor kunci yang diperkirakan Kemasyarakatan dalam Pemberdayaan
akan mempengaruhi Focal Issue Masyarakat di Desa Cilayung
dimasa yang akan datang. Pemerintah Optimis Pesimis
3. Identify Driving Forces (Change Desa
Driver) didalam langkah ini, kita harus
mampu mengidetifikasi kekuatan-
kekuatan yang dapatt mendorong Lembaga
perubahan-perubahan yang berkaitan Kemasyaratan
dengan Forces di atas. Secara umum,
Optimis Skenario 1 Skenario 2
didalam konteks ilmu sosial dan
ilmu politik, driving forces yang Pesimis Skenario 3 Skenario 4
sering sekali teridentifikasi adalah Sumber: diolah penulis
faktor sosial, faktor politik dan faktor
ekonomi. Skenario pertama, skenario ini
menjelaskan jika kondisi pemerintah
4. Identifikasi ketidakpastian (identify
desa dan lembaga kemasyarakatan
uncertainly). Diadalam langkah ini saling Optimis. Pertumbuhan ekonomi
kita harus mencoba mengidentifikasi masyarakat dan stabilitas masyarakat
ketidakpastian dari berbagai hal yang terjaga maka desa madani. Dengan
erat kaitannya dengan ketiga driving hubungan Optimis tersebut antara lembaga
forces di atas (sosial, politik, dan kemasyarakatan dan pemerintah desa
ekonomi). tentu pranata sosial di desa Cilayung akan
5. Selecting the scenario logic. Di dalam tumbuh optimal mengikuti kesejahteraan
langkah ini kita harus menyusun dan ketentraman masyarakat desa. Dengan
logika skenario melalui suatu hubungan Optimis ini maka semua potensi
penelitian kualitatif terutama melalui masyarakat desa dapat di kembangkan
wawancara mendalam atau dengan semaksimal mungkin baik potensi
melakukan focus group discussion perorangan maupun kelompok.

133
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 3, No. 2, November 2018: 127-136

Skenario kedua, skenario ini kemasyarakatan sendiri terbentuk


menjelaskan jika kondisi pemerintah desa karena memang sudah ada sebelumnya
Pesimis dan lembaga kemasyarakatan jadi seolah lembaga tersebut terbentuk
Optimis. Hal ini mengakibatkan kegagalan dengan sendirinya. Dasar yang dipakai
sistem karena seperti roda mobil jika dalam program kerja dan kepengurusan
hanya salah satu roda yang berjalan harian lembaga kemasyarakatan masih
maka keadaan mobil tersebut tidak akan menggunakan acuan peraturan Bupati.
bergerak dan timpang. Ditambah lagi Dengan demikian perlunya peran
desa mendapat bantuan dari pemerintah pendamping dan penyuluh tetap di setiap
jika tidak dikelola dengan baik maka desa agar masyarakat di desa Cilayung
pendanaan tersebut bisa dikatakan sia- memiliki pengarah kegiatan dalam setiap
sia. Di sisi lain lembaga kemasyarakatan program kerja lembaga kemasyarakatan.
berinovatif dengan ide yang dimiliki tapi Pemerintah Desa Cilayung juga perlu
dukungan dana hanya didapat dari swadaya mendapatkan pelatihan dan sosialisasi
masyarakat yang menyebabkan ada cara membuat peraturan desa dan diklat
sinisme masyarakat terhadap pemerintah keahlian teknis untuk pelaksanaan
desa. Dengan pandangan tersebut akan pemerintahan desa di Desa Cilayung.
timbul stigma dimasyarakat pemerintah
tidak dapat dipercaya.
Skenario ketiga, skenario ini SIMPUlAN
menjelaskan pemerintah desa Optimis Secara normatif seharusnya Hubungan
namun lembaga kemasyarakatan Pesimis. Lembaga Kemasyarakatan dengan
Perumpaan hal ini akan sama seperti Pemerintah Desa Cilayung adalah bersifat
skeario dua yang akan menimbulkan kemitraan sebagaimana diatur dalam
ketimpangan. Berdasarkan sudut pandang Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun 2007
ini pemerintah desa telah berusaha tentang Pedoman Pembentukan Lembaga
mengeluarkan peraturan dan ketentuan Kemasyarakatan Di Desa. Namun yang
untuk proses pemberdayaan masyarakat terjadi dilapangan aparat pemerintah desa
melalui lembaga kemasyarakatan namun kurang Optimis dalam pembinaan lembaga
lembaga kemasyarakatan tidak mampu kemasyarakatan sehingga fungsi lembaga
memproses. Hal ini menyebabkan kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah
masyarakat seperti kehilangan media untuk desa dalam pemberdayaan tidak berjalan
mengembangkan potensi diri mereka baik sebagaimana mestinya.
secara individu maupun kelompok.
Hubungan antar sesama Lembaga
Skenario Keempat, skenario ini Kemasyarakatan di Desa Cilayung
menjelaskan bahwa pemerintah desa dan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 14
lembaga kemasyarakatan sama-sama Tahun 2007 adalah kemitraan, konsultasi,
Pesimis. Hal ini lah yang terjadi di Desa dan koordinasi. Namun kenyataan bahwa
Cilayung. Dari sisi Pemerintah Desa dari tujuh lembaga kemasyarakatan yang
yang Pesimis karena kurangnya kualitas diteliti antara lain RT, RW, Karang Taruna,
sdm aparat desa dalam membangun PKK, KPM, LPMD, dan Gopoktan, tiga
desa. Hal ini dilihat karena tidak adanya lembaga kemasyarakatan diantaranya
perdes yang terbentuk dan untuk lembaga hanya dibentuk namun tidak berjalan

134
Peran Lembaga Kemasyarakatan di Desa ... (Vernal Michael Fina)

karena ketidakpahaman akan fungsi dari Yogyakarta: Gadjahmada University


lembaga kemasyarakatan itu sendiri. Press.
Strategi pemerintah desa Cilayung Hadari, H. Nawawi. 2007. Instrumen Penelitian
dan lembaga kemsyarakatan desa Bidang Sosial. Yogyakarta:Ghalia
Cilayung adalah perlunya peran Indonesia.
pendamping dan penyuluh tetap di setiap Handoko, T. Hani. 2003, Manajemen.
desa agar masyarakat di desa Cilayung Yogyakarta: BPFEY.
memiliki pengarah kegiatan dalam setiap Hartono, Audiantoro. 1992. Segi Hukum
program kerja lembaga kemasyarakatan. Penyelesaian Perselisihan Per-
Pemerintah Desa Cilayung juga perlu buruhan. Jakarta : Rajawali Pers.
mendapatkan pelatihan dan sosialisasi
Hasan, M. Iqbal. 2002. Materi Metodologi
cara membuat peraturan desa dan diklat
Penelitian dan Aplikasinya. Bogor :
keahlian tekhnis untuk pelaksanaan
Ghalia Indonesia.
pemerintahan desa di Desa Cilayung.
Hikmat, Harry. 2004. Strategi Pemberdayaan
Masyarakat. Bandung: Humaniora.
DAFTAR PUSTAKA
Lindgren, Mats dan Hans Bandhold. 2003.
Buku-buku Scenario Planning The Link Between
Adimiharja, Kusnaka dan Harry Hikmat. 2004. Future and Strategy. New York :
Participatory Research Appraisal Palgrave Machmillan.
dalam Pengabdian dan Pemberdayaan Maani, Kambiz E. And Robert Y. Cavana.
Masyarakat. Bandung : Humaniora. 2000. System Thingking and
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Modeling : Understanding Change
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. and Complexity. New Zeland : Person
Jakarta: Rineka Cipta. Education New Zeland Ltd.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Bagong, Suyanto dan Narwoko Dwi. 2010. Remaja Rosdakarya.
Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Mitchell, Ailenn. 1998. Empowering People.
Jakarta : Kencana. Yogyakarta: Banyu Media.
Alvin L. Bertrand, (terjemahan), 1980, Basic Ndraha, Talidzhiduhu. 2008. Kybernologi
Sociologi: An Introduction to Theory Kepamongan. Sirao Banten: Credentia
and Method, diterjemahkan dalam Center.
Bahasa Indonesia oleh Sanapiah S. Raharjo, 2006, Membangun Desa Partisipatif.
Faisal, PT. Bina Ilmu, surabaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Elly M. Setiadi. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Rasyid, M. Ryas. 1997. Kajian Awal Birokrasi.
Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Jakarta: Yarsifwantampone.
Media Group. Roesmidi dan Riza Risyanti. 2006.
Griffin, Ricky W. 2003. Manajemen. Jakarta: Pemberdayaan Masyarakat. Jati-
Erlangga. nangor: Alqaprint.
Hadari, H. Nawawi. 2003. Perencanaan SDM Sedarmayanti. 1999. Restrukturisasi dan
untuk Organisasi yang Kompetitif. Pemberdayaan Organisasi Untuk

135
J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan) Vol. 3, No. 2, November 2018: 127-136

Menghadapi Dinamika Perubahan Peraturan Perundangan


Lingkungan. Bandung: Mandar Maju.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Soetomo. 2006. Strategi-strategi Pem- 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan
bangunan Masyarakat. Yogyakarta: Desa.
Pustaka Pelajar.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis tentang Desa.
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
dan R&D). Bandung: Alfabeta. 32 Tahun 2004. tentang Pemerintahan
Suharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Daerah.
Memberdayaakan Rakyat. Bandung: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Rafika Aditama. Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Sulistiyo dan Basuki. 2006. Metode Penelitian. Pembagian Urusan Pemerintahan
Jakarta : Wedyatama Widya Sastra dan Antara Pemerintah, Pemerintah
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Universitas Indonesia. Daerah Kabupaten/ Kota.
Sumanto, Kamanto. 2004. Pengantar Naskah Akademik Rancangan Undang-
Sosiologi. Jakarta : Penerbit Fakultas Undang tentang Desa.
Ekonomi UI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Perencanaan Tahun 2014 tentang Desa.
Pembangunan Daerah otonom dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: tentang Pemerintahan Daerah.
Citra Utama. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang
Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan Nomor 14 tahun 2007 tentang
Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Pedoman Pembentukan Lembaga
Jakarta: Bina Rena Pariwara. Kemasyarakatan Desa.
Wahyuni, Sri Niniek dann Yusniati. 2004. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5
Manusia dan Masyarakat. Jakarta tahun 2007 tentang Pedoman Penataan
Lembaga Kemasyarakatan.
Ganeca Exact.
Wasistiono, Sadu. 2001. Kapita Selekta Internet
Penyelengaraan Pemerintah Daerah.
Bandung: Alqaprint. http://id.wikipedia.org/wiki/lembagasosial.
Yansen. 2014. Revolusi Dari Desa. Jakarta: com
PT Gramedia.

136

You might also like