Professional Documents
Culture Documents
1602 3315 1 SM
1602 3315 1 SM
ABSTRACK
Background: ECT is a medical procedure performed on a patient with bipolar disorder and
unipolar. Permenkes 290 / Menkes / PER / III / 2008, regarding 2, verse 1 describes "all medical
action to be performed on the patient must to be agreement". Professional nurses, can play a role
in giving informed consent as a client advocate. The purpose of this study is describe the role of
nurses as an advocate in giving informed concent of action ECT (Electro convulsive Therapy)
Premedication at RJD Dr. Amino Gondhohutomo Semarang. Methods: This research use method
of qualitative research with phenomenological approach. This is a descriptive study with research
data collection method using interviews at 6 nurses and triangulation at 3 families. Data collection
tool using interview, video and mobile phones. Results: Researchers found four themes, each theme
has one to two sub-themes. The first theme, describe the preparation of action ECT Premedikaksi .
The second theme, explaining the role of the nurse as an advocate in giving informed concent. The
third theme, explaining the difficulties of nurse in giving informed concent. The fourth theme,
depicts the events nurse in the process of giving informed concent ECT Premedication.Conclusion:
Nurses in the provision the role of advocacy in giving informed concent act as a witness, giving
education, intermediaries doctor with family. Some nurse, doing assigment is not accordance with
authority and responsibility.
ABSTRAK
Latar belakang : ECT adalah tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan gangguan bipolar
dan unipolar. PerMenKes No.290/MenKes/PER/III/ 2008 pasal 2 ayat 1 menjelaskan “ semua
tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan”. Perawat
profesional, dapat berperan dalam pemberian informed consent sebagai client advocate. Tujuan
penelitian ini Mendeskripsikan peran perawat sebagai advokat dalam pemberian informed concent
tindakan ECT (Electro Convulsive Therapy) Premedikasi Di RJD Dr. Amino Gondhoutomo
Provinsi Jawa Tengah.Metode : Metode penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pengumpulan data
penelitian menggunakan wawancara pada 6 perawat dan trianggulasi pada 3 keluarga. Alat
pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, video dan handphone.
Hasil : Peneliti menemukan empat tema, dimana setiap tema memiliki satu sampai dua sub tema.
Tema pertama, menggambarkan persiapan tindakan ECT Premedikaksi Tema kedua, menjelaskan
peran perawat sebagai advokasi dalam pemberian informed concent. Tema ketiga, menjelaskan
kesulitan yang dialami perawat dalam pemberian informed concent. Tema keempat,
menggambarkan kejadian yang dialami perawat dalam proses pemberian informed concent
tindakan ECT Premedikasi.Kesimpulan : Perawat dalam melakukan peran advokasi pemberian
informed concent bertindak sebagai saksi, pemberi edukasi dan perantara dokter dengan keluarga.
Beberapa perawat, melakukan tugas belum sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
291
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
PENDAHULUAN
Electro Convulsive Therapy (ECT) Kedua, masalah yang sering timbul berkaitan
merupakan salah satu tindakan terapi medis dengan stigmatisasi intervensi, dan yang
yang paling efektif untuk depresi bipolar dan ketiga adalah gangguan kognitif yang
unipolar dengan efektivitas dinilai lebih dari memungkinkan terjadi setelah tindakan
60%.1 ECT efektif untuk terapi modalitas ECT.6
pengobatan psikiatri. ECT sering Penelitian lain dilakukan oleh Aniandya
direkomendasikan untuk pasien yang resistan Lutvia tentang Analisis Deskriptif dan
terhadap obat antidepresan pada penderita Kelengkapan Informed Concent ECT
depresi berat, seperti ; depresi berat, depresi Premedikasi pada DRM Pasien Gangguan
psikotik, gangguan bipolar, gangguan Jiwa di RSJD Dr. Amino Gondhoutomo
skizofrenia, dan katatonia.2,3 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014. Pada
ECT termasuk tindakan medis yang penelitian tersebut, didapatkan kelengkapan
dilakukan secara tim berdasarkan persetujuan catatan sebagian tidak lengkap, karena tidak
pasien. PerMenKes No.290/MenKes/PER/III/ adanya tanda tangan pada bagian pengesahan
2008 pasal 2 ayat 1 menjelaskan “ semua antara dokter dan keluarga pasien.7
tindakan medik yang akan dilakukan Fenomena yang ditemui saat wawancara
terhadap pasien harus mendapat dengan perawat rawat inap diperoleh hasil ;
4
persetujuan”. Penjelasan lebih lanjut, diatur pasien gangguan jiwa yang dirawat di RSJD
dalam Undang - Undang No. 29 tahun 2004 Dr Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
tentang Praktik Kedokteran Pasal 45 Ayat (3) Tengah 90% tidak ditunggu oleh
menyatakan; keluarganya, 45% pasien rawat inap jarang
“tindakan medis yang diberikan pada dijenguk oleh anggota keluarga, 96%
pasien dapat diberikan setelah pasien keluarga tidak dapat menunggu pasien
menyetujui dan menerima penjelasan selama ECT, 75% keluarga harus ditelepon
informed concent yang diberikan oleh petugas untuk datang ke RSJ untuk
sekurang-kurangnya mencakup diagnosis dilakukan pemberian informed consent
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan ECT. Peran perawat sangat
tindakan medis yang dilakukan, alternatif dibutuhkan bagi pasien. Perawat harus
tindakan lain dan risikonya, komplikasi mempersiapkan informed concent tindakan
terhadap tindakan serta prognosis ECT. Apabila keluarga tidak ada, peran
terhadap tindakan yang dilakukan”.5 perawat sebagai advokat yang menjadi jalan
bagi pasien untuk mendapatkan perlindungan
Mohammad Haghighi tahun 2013 telah dalam pelayanan kesehatan oleh tenaga
melakukan penelitian tentang pelaksanaan medis. Tujuan Umum adalah
informed concent tindakan ECT pada pasien mendeskripsikan peran perawat sebagai
gangguan jiwa. Dalam penelitianya advokat dalam pemberian informed concent
disebutkan; tindakan ECT (Electro Convulsive Therapy)
“There are three main factors precluding Di RJD Dr. Amino Gondhohutomo Provinsi
a broader application of ECT. First, it Jawa Tengah. Tujuan khusus adalah
can be difficult to obtain written informed menjelaskan peran perawat kepala ruangan
consent from an agitated and irritable sebagai advokat dalam pemberian informed
patient; second, concerns often arise with concent tindakan ECT, menjelaskan peran
regard to stigmatization of the perawat ketua tim sebagai advokat pasien
intervention, and third, transient cognitive dalam pemberian informed concent tindakan
impairments are possible. As a result, ECT, menjelaskan peran perawat pelaksana
ECT is considered as the third line the sebagai advokat klien dalam pemberiain
treatment of BPD”. informed concent tindakan ECT di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
Pernyataan tersebut menjelaskan tiga
faktor utama yang menghalangi aplikasi
pelaksanaan ECT. Pertama, sulitnya
memperoleh informed consent dari pasien.
292
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
METODE PENELITIAN
secara lengkap kata demi kata dengan
Metode penelitian adalah metode menggunakan komputer.
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi8. 2. Hasil ketikan kemudian dilihat
Tempat penelitian di RSJD Dr. Amino keseluruhan secara utuh menurut
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Waktu pengalaman Informan.
penelitian pada bulan Juli 2015. Jumlah 3. Peneliti mengkode dengan kartu-kartu
sampel 4 perawat informen utama dan 2 yang berisi kata-kata kunci
keluarga pasien informen triangulasi. Teknik 4. Membuat kategori dari kata-kata kunci
pengambilan sampel purposife sampling. yang mengarah pada satu pengertian.
Analisis data hasil penelitian menggunakan 5. Kemudian dibuat skema dengan
analisis kualitatif. Teknik pengolahan data menghubungkan beberapa kategori
menggunakan 4 proses kognitif, yaitu : yang menghasilkan tema-tema.
Comprehending, Synthesizing, Theorizing 6. Bila ada kartu yang tidak sesuai
dan Recontextualizing. Dalam penelitian ini dengan kategori maka kartu tersebut
menggunakan analisis kategori yang dibuang (diharapkan tidak lebih dari
dilakukan secara manual dengan langkah- 10%).
langkah sebagai berikut9,10,11 :
7. Membuat kesimpulan dengan
1. Hasil rekaman baik berupa catatan, menginterpretasikan data yang
maupun dari alat perekam diketik diperoleh bila semua data terkumpul.
294
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
295
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
296