80-Article Text-203-1-10-20190729

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENDESAIN

PEMBELAJARAN SECARA SISTEMATIS MELALUI SUPERVISI


AKADEMIK PENGAWAS SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
CAPAIAN MUTU PENDIDIKAN DI TAMAN KANAK-KANAK
BINAAN KOTA BENGKULU TAHUN PELAJARAN 2013-2014
(Penelitian Tindakan Sekolah)

Huzaipah
Pengawas Taman Kanak-kanak Kota Bengkulu

Abstract
An educator/teacher wherever He or She served to educate and teach, in charge of
presenting his or her knowledge to learners, in order to transferring the knowledge it
certainly requires experience, knowledge of who the learners, as well as how to convey that
knowledge well. He needs to explore competency gives stock to him to draw up strategies,
techniques, models and methods to present a topic or theme becomes more attractive,
organized and integrated with competence contained in the material. It is an integral part of
the Teaching Performance a teacher for all levels of education. The purpose of School
Action Research is to determine the extent of the coaching supervisors in improving the
performance of teachers in designing learning systematically through the regulatory
supervision. School Action Research was conducted in three cycles, the results of action
taken proven to improve the competence of teachers to achieve the ideal standard. In the
first cycle of the 10 teachers that existed at the time of this research, the average value
reached 68% increased to 72.5% and in the third cycle increased to 83%. The result of this
action research indicates that coaching through academic supervision supervisors can
improve the performance of teachers in designing learning systematically in kindergarten
Patronage Bengkulu City reached 100% completeness.

Kata Kunci: Performance of teachers, Academic Supervision Supervisor, Design


Systematic learning, Quality Improvement School.

PENDAHULUAN strategi, teknik, model dan metode untuk


menyajikan topik atau tema menjadi lebih
Seorang guru ditugaskan untuk
menarik, teratur dan terpadu dengan
mendidik, mengajar dan bertanggung jawab
kompetensi yang terkandung dalam materi.
dalam menyajikan ilmu yang dimiliki
Hal ini merupakan bagian integral dari
kepada peserta didiknya, yakni dengan
Teaching Performance (Kinerja Mengajar)
pengalaman, pengetahuan tentang siapa
seorang guru atau pendidik di semua
peserta didik, serta bagaimana
jenjang pendidikan. Pendidikan memiliki
menyampaikan ilmu tersebut dengan baik.
peran serta upaya pengembangan sumber
Guru perlu mendalami kompetensi yang
daya manusia, dengan mengembangkan
memberi bekal kepadanya untuk menyusun
kemajuan ilmu dalam kebutuhan

43
44 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)

masyarakat yang menghendaki terjadinya pola Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif


sumber daya manusia, memiliki dan Menyenangkan (PAIKEM).
seperangkat kompetensi yang berstandar
nasional dan internasional dengan tujuan isi Dasar-dasar pemikiran dalam
dan proses pendidikan perlu diarahkan pada menggunakan konsep kompetensi guru
pencapaian kompetensi tersebut. adalah sebagai berikut: (1) Kompetensi
Dari hal tersebut , kinerja mengajar berkenaan dengan kemampuan anak
seorang guru hanya ditinjau dari bagaimana melakukan sesuatu dalam berbagai konteks,
pengajar menjelaskan isi pelajaran dan (2) Kompetensi menjelaskan pengalaman
bagaimana menghadapai peserta didik, belajar yang dilakukan anak menjadi
membantu memecahkan masalah, kompeten, (3) Kompetensi merupakan hasil
menyusun penilain belajar, menentukan belajar (learning outcomes) yang
metode atau media, atau bahkan dapat menjelaskan kegiatan yang dilakukan anak
menjawab pertanyaan dengan jelas dan setelah melakukan proses pembelajaran, (4)
bijaksana. Namun keadaan di lapangan Kehandalan kemampuan anak melakukan
belum sesuai dengan harapan yang sesuatu harus jelas dan luas dalam suatu
diinginkan walaupun peningkatan mutu standar yang dapat dicapai melalui kinerja
pendidikan cukup mengembirakan, serta yang dapat diatur. Kompetensi menurut
proses pembelajaran dan pemahaman Abdul Majid dalam Mulyasa (2003) adalah
peserta didik menunjukkan hasil yang seperangkat tindakan intelegen penuh
belum memuaskan. Hal ini terkait dengan tanggung jawab yang harus dimiliki
kebiasaan seorang guru yang tidak seorang sebagai syarat untuk dianggap
menciptakan pembelajaran dalam mampu melaksanakan tugas-tugas dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas bidang pekerjaan tertentu.
sedemikian sehingga peneliti mencoba Menurut Combs dkk dalam
untuk melakukan analisis kesenjangan yang Soemanto Wasty dalam Mulyasa (2002)
direncanakan oleh guru terhadap ciri-ciri guru yang baik adalah : (1) Guru
keberhasilan proses pembelajaran secara yang mempunyai anggapan bahwa orang
kelompok/klasikal. Sebagai bagian dari lain itu mempunyai kemampuan untuk
upaya menyikapi masalah yang terjadi, memecahkan masalah mereka sendiri
maka perlu dilakukan pengembangan dengan baik, (2) Guru yang melihat bahwa
desain perangkat pembelajaran yang orang lain mempunyai sifat ramah,
direncanakan oleh seorang guru melalui bersahabat dan bersifat ingin berkembang,
(3) Guru yang cenderung melihat orang lain
Peningkatan Kinerja Guru dalam Mendesain… (Huzaipah) 45

sebagai orang yang sepatutnya dihargai, (4) melakukan penilaian kinerja berarti guru
Guru yang melihat orang–orang dan melalui supervisi akademik harus dapat
perilaku mereka pada dasarnya berkembang menindak lanjuti pembuatan program
dari dalam. dan (5) Guru melihat orang lain supervisi akademik yang dapat
itu dapat memenuhi dan meningkatkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
dirinya bukan menghalangi apalagi Tujuan supervisi akademik adalah: (1)
mengancam. Membantu guru mengembangkan
Supervisi akademik adalah kompetensinya; (2) Mengembangkan
serangkaian kegiatan membantu guru kurikulum; dan (3) Mengembangkan
mengembangkan kemampuan yang kelompok kerja guru, dan membimbing
menyebabkan proses pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Supervisi
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, akademik merupakan salah satu fungsi
Glickman, et al dalam Depdiknas, 2010). mendasar (essential function) dalam seluruh
Supervsisi akademik tidak lepas dari program sekolah (Weingartner, Alfonso
penilaian kinerja guru dalam mengelolah dan Glickman, et al dalam Depdiknas,
pembelajaran. Sergiovanni dalam 2010). Hasil supervisi akademik berfungsi
Depdiknas (2010) menegaskan bahwa sebagai sumber informasi bagi
refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam pengembangan profesionalisme guru.
supervisi akademik adalah melihat kondisi Dimensi-Dimensi Subtansi
nyata kinerja guru untuk menjawab Supervisi Akademik yaitu: (1) Kompetensi
pertanyaan-pertanyaan misalnya apa yang Kepribadian yang mantap, stabil,
sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang berwibawa, religius, jujur dan diteladani;
sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa (2) Kompetensi Pedagogik, dapat
didalam kelas dan aktivitas-aktivitas mana memahami peserta didik,berpotensi dalam
dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran; (3)
yang bermakna bagi guru dan murid dan Kompetensi Profesional, mampu menguasai
apakah yang telah dilakukan oleh guru bidang studi; dan (4) Kompetensi Sosial
dalam mencapai tujuan akademik, serta apa yang dapat bergaul dengan siswa dengan
kelebihan dan kekurangan guru dan sesama guru dan pada masyarakat.
bagaimana cara mengembangkannya. Desain pembelajaran dalam proses
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan- belajar seseorang, dimana proses belajar itu
pertanyaan ini akan diperoleh informasi sendiri memiliki tahapan dalam jangka
mengenai kemampuan guru dalam panjang. Mereka percaya proses belajar
mengelolah pembelajaran. Setelah terjadi karena adanya kondisi-kondisi
46 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)

belajar internal maupun eksternal. Kondisi Musyawarah Guru Mata Pelajaran


internal adalah kemampuan dan kesiapan (MGMP); (3) Penyempurnaan kurikulum,
dari belajar, sedangkan kondisi eksternal misalnya dengan memberi materi yang
adalah pengaturan lingkungan yang lebih esensial dan mengandung muatan
diciptakan, pencapaian kondisi eksternal lokal, metode yang menantang dan
belajar imilah yang disebut oleh mereka menggairahkan belajar, dan melaksanakan
sebagai desain pembelajaran. Untuk itu, evaluasi yang beracuan Penilaian Acuan
desain pembelajaran harus sistimatik dan Patokan (PAP); (4) Pengembangan
menerapkan konsep pendekatan sistem agar prasarana yang menciptakan lingkungan
berhasil meningkatkan mutu kinerja yang tentram untuk belajar; (5)
seseorang bahwa proses belajar yang terjadi Penyempurnaan sarana belajar seperti buku
secara internal dapat ditumbuhkan, paket, media pembe;ajaran dan peralatan
diperkaya jika faktor internal yaitu laboratorium; (6) Peningkatan administrasi
pembelajaran dapat di desain dengan manajemen khususnya mengenai anggaran;
efektif. dan (7) Kegiatan pengendalian mutu yang
Mutu adalah baik buruknya suatu berupa kegiatan-kegiatan: (a) Laporan
kualitas, taraf atau derajat dari kecerdasan, penyelenggara pendidikan oleh semua
kepandaian seperti dalam kamus Bahasa lembaga pendidikan; (b) Supervisi dan
Indonesia umumnya; dalam kamus Bahasa monitoring pendidikan oleh penilik dan
Inggris Mutu (Echols, 2000) adalah pengawas; (c) Sistem Ujian
Muteara; kualitas, tingkat/taraf; sedangkan Nasional/Negara; dan (d) Akreditasi
bermutu adalah kualitas tinggi; pintar. terhadap lembaga pendidikan untuk
Upaya pemecahan masalah mutu menetapkan status suatu lembaga.
pendidikan dalam garis besarnya meliputi Komponen yang berpengaruh dalam rangka
hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
lunak, persoalan, dan manajemen adalah: antara lain: (1) Siswa; (2) Guru; (3)
(1) Seleksi yang lebih rasional terhadap Kurikulum; (4) Sarana dan Prasarana; (5)
masukan mentah; (2) Pengembangan Pengelola Sekolah; (6) Proses Belajar
kemampuan untuk tenaga kependidikan Mengajar; (7) Pengelolah Dana; (8)
melalui studi lanjut, seperti pelatihan, Supervisi dan monitoring; dan (9)
penataran, seminar, kegiatan-kegiatan Hubungan Sekolah dengan masyarakat.
kelompok studi seperti Kelompok Kerja
METODE PENELITIAN
Guru Taman Kanak-kanak (KKGTK),
Pemantapan Kerja Guru (PKG), dan
Peningkatan Kinerja Guru dalam Mendesain… (Huzaipah) 47

Jenis Penelitian ini adalah tersebut dapat dicapai pada tahap siklus I
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dimana dan II, maka siklus selanjutnya tidak akan
peneliti terlibat langsung dalam penelitian dilaksanakan karena tindakan
untuk memberikan bimbingan dan kepengawasan yang dilakukan sudah dinilai
pembinaan serta mengobservasi guru dalam efektif sesuai dengan harapan dalam
dalam mendesain pembelajaran secara Manajemen Berbasis Sekolah (Duhou,
sistematis sebagai Upaya Peningkatan 1999).
Capaian Mutu Pendidikan di Taman Kanak- Dalam analisis data teknik yang
Kanak Binaan Kota Bengkulu Tahun digunakan adalah: (1) Analisis kuantitatif
Pelajaran 2013-2014 yang yang digunakan untuk menghitung
diimplementasikan melalui kegiatan besarnya peningkatan kinerja guru dalam
supervisi akademik pengawas sekolah di mendesain perangkat pembelajaran di
sekolah binaan. Subjek dalam penelitian ini sekolah dengan menggunakan persentase
adalah guru-guru di Taman Kanak-kanak (%); dan (2) Teknik analisis kualitatif yang
binaan Kota Bengkulu tahun pelajaran digunakan untuk memberikan gambaran
2013-2014 yang menjadi binaan pengawas hasil penelitian secara reduksi data, sajian
sebagai peneliti. Dalam PTS ini : (1) deskriptif dan penarikan kesimpulan.
Tindakan dilaksanakan dalam 3 Siklus; (2)
Kegiatan dilaksanakan dalam Semester HASIL PENELITIAN
Ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014; dan (3) Berikut hasil pembinaan pengawas
Lama Penelitian 6 pekan efektif mulai melalui supervisi akademik per siklus
tanggal, 04 November s.d 16 Desember sebagai berikut:
2013. Dalam pelaksanaan tindakan,
Pelaksanaan Siklus I
rancangan dilakukan dalam 3 Siklus yang
1. Tahap Perencanaan
meliputi: (1). Perencanaan, (2). Tindakan,
Pada tahap ini peneliti
(3). Pengamatan, (4). Refleksi.
mempersiapkan perangkat pembinaan yang
Penelitian Tindakan Sekolah
terdiri dari rencana supervisi, lembar
dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap
observasi kinerja guru dalam mendesain
sudah berhasil apabila terjadi peningkatan
pembelajaran secara sistematis dalam
kinerja guru dalam mendesain perangkat
supervisi akademik, dan sarana dan
pembelajaran apabila sudah mencapai 85%
perlengkapan lain yang mendukung.
guru telah mencapai ketuntasan dengan
nilai 70 dan pencapaian rata-rata kelompok 2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
subjek PTS sebesar 75. Jika peningkatan
48 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)

Pelaksanaan Kegiatan pembinaan pengamatan: (1) Pengawas masih kurang


untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 04 teliti dalam melakukan supervisi di sekolah;
s.d 11 November 2013 di TK Binaan Kota (2) Pengawas masih kurang baik dalam
Bengkulu dengan jumlah 10 orang guru. memanfaatkan waktu; dan (3) Pengawas
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai masih kurang konsentrasi dalam melakukan
pengawas. Adapun proses pembinaan pembinaan atau supervisi, karena ada tugas
mengacu pada rencana supervisi akademik lain yang harus dilaksanakan.
yang telah dipersiapkan. Pengamatan 4. Revisi Rancangan
observasi dilaksanakan bersamaan dengan Pelaksanaan kegiatan pembinaan
pelaksanaan pembinaan di sekolah. Pada pada siklus I ini masih terdapat kekurangan
akhir supervisi pengawas terhadap guru sehingga perlu adanya revisi untuk
diberikan format observasi desain dilakukan pada siklus berikutnya yaitu: (1)
pembelajaran dengan tujuan mengetahui Pengawas perlu lebih terampil dalam
tingkat kinerja guru sesuai dengan yang memotivasi guru dan lebih jelas dalam
telah dilakukan. Dengan pembinaan yang menyampaikan tujuan pembinaan dimana
dilakukan oleh pengawas sekolah melalui guru diajak untuk terlibat langsung dalam
Supervisi akademik diperoleh nilai rata- setiap kegiatan yaang akan dilakukan; (2)
rata peningkatan kinerja guru pada siklus I Pengawas sekolah perlu mendistribusikan
adalah 68% atau ada 7 orang guru dari 10 waktu secara baik dengan menambahkan
orang guru yang sudah tuntas. Hasil informasi- informasi yang dirasa perlu dan
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus memberi catatan; dan (3) Pengawas harus
pertama secara kelompok guru TK Binaan lebih terampil dan bersemangat dengan
Kota Bengkulu belum dapat meningkatkan memotivasi guru sehingga kinerjanya lebih
kinerjanya secara optimal, karena yang meningkat.
memperoleh nilai ≥ 70 hanyak sebesar 70%
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang Pelaksanaan Siklus II

dikehendaki yaitu 85 %. Hal ini 1. Tahap Perencanaan

disebabkan karena banyak guru yang belum Pada tahap ini, peneliti

memahami maksud pembinaan yang mempersiapkan perangkat pembinaan yang

diberikan dan masih belum begitu nampak terdiri dari rencana supervisi, lembar

antusias. observasi kinerja guru dalam mendesain

3. Tahap Refleksi pembelajaran secara sistematis dalam

Dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik, dan sarana dan

pembinaan diperoleh informasi dari hasil perlengkapan lain yang mendukung.


Peningkatan Kinerja Guru dalam Mendesain… (Huzaipah) 49

3. Tahap Refleksi
2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Dalam Pelaksanaan pembinaan
Pelaksanaan Kegiatan pembinaan dengan supervisi akademik diperoleh
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal informasi dari hasil pengamatan berupa: (a)
18 s.d 25 November 2013 di TK Binaan Motivasi guru; (b) Membimbing guru
Kota Bengkulu Tahun pelajaran 2013-2014. dalam menyusun perangkat desain
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pembelajaran secara sistematis; dan (c)
pengawas sesuai dengan tupoksi Pengelolaan waktu yang efektif.
keseharian. Adapun proses pembinaan 4. Revisi Rancangan
mengacu pada rencana pembinaan dengan Pelaksanan pembinaan siklus II ini
memperhatikan revisi siklus I, sehingga masih terdapat kekurangan–kekurangan,
kesalahan atau kekurangan pada siklus I maka perlu ada revisi waktu melaksanakan
tidak terulang lagi pada siklus II. Pada siklus III antara lain: (1) Pengawas dalam
siklus II diperoleh nilai rata–rata memberikan pembinaan kepada guru
peningkatan kinerja guru adalah 72.5 dan hendaknya dapat membuat guru termotivasi
peningkatan kinerja ketuntasan secara dalam membuat desain pembelajaran; (2)
kelompok mencapai 80% atau 8 orang dari Pengawas lebih dekat dengan guru sehingga
10 orang guru yang sudah tuntas dalam tidak ada perasaan segan dalam diri guru
meningkatkan kinerjanya. Hasil ini terutama dalam bertanya tentang masalah
menunjukkan bahwa pada siklus II ini yang dihadapi oleh guru; (3) Pengawas
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. lebih sabar dalam melakukan pembinaan
Adanya peningkatan kinerja guru ini karena kepada guru terutama dalam merumuskan
pengawas sekolah telah menginformasikan kesimpulan/ menemukan konsep baru
bahwa setiap akhir supervisi akan diadakan dalam membuat desain pembelajaran secara
observasi kinerja sehingga pada pertemuan sistematis; (4) Pengawas harus
berikutnya guru lebih termotivasi untuk mendistribusikan waktu secara baik
meningkatkan kinerja. Selain itu guru juga sehingga kegiatan supervisi dapat berjalan
sudah mulai mengerti apa yang efektif sesuai dengan yang diharapkan; dan
dimaksudkan dan diinginkan oleh (5) Pengawas sebaiknya menambah lebih
pengawas sekolah tentang mendesain banyak contoh – contoh perangkat desain
pembelajaran secara sistematis setelah pembelajaran secara sistematis dengan
pembinaan melalui sipervisi akademik. format-format yang sudah distandarisasi
atau dimodifikasi.
50 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)

Pelaksanaan Siklus III menjadi lebih memahami cara mendesain


1. Tahap Perencanaan pembelajaran secara sistematis. Disamping
Pada tahap ini peneliti itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh
mempersiapkan perangkat pembinaan yang kerjasama dari guru dengan pengawas
terdiri dari rencana supervisi, lembar ketiga sekolah dalam merencanakan program
observasi kinerja guru dalam mendesain masing–masing secara profesional.
pembelajaran secara sistematis dalam 3. Tahap Refleksi
supervisi akademik, dan sarana dan Pada tahap ini akan dikaji apa yang
perlengkapan lain yang mendukung. telah dilaksanakan dengan baik maupun
2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan yang masih kurang baik dalam proses
Pelaksanaan pembinaan untuk pembinaan melalui supervisi akademik.
siklus III dilaksanakan tanggal 03 s.d 10 Dari data-data yang telah diperoleh dapat
Desember 2013 di TK Binaan Kota diuraikan bahwa: (1) Selama proses
Bengkulu Tahun pelajaran 2013-2014 pembinaan pengawas sekolah telah
dengan jumlah guru 10 orang. Dalam hal melaksanakan semua pembinaan dengan
ini peneliti bertindak sebagai pengawas baik meskipun persentase pelaksanaannya
sekolah seperti tupoksi sebenarnya. Adapun untuk masing-masing aspek cukup besar;
proses pembinaan mengacu pada siklus II, (2) Berdasarkaan data hasil pengamatan
sehingga kesalahan atau kekurangan pada diketahui bahwa guru aktif selama proses
siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. pembinaan berlangsung; (3) Kekurangan
Pada siklus III diperoleh nilai rata –rata pada siklus–siklus sebelumnya sudah
hasil observasi terhadap kinerja guru dalam mengalami perbaikan dan peningkatan
mendesain pembelajaran secara sistematis sehingga menjadi lebih baik; dan (4) Hasil
sebesar 83 dengan ketuntasan kelompok pembinaan guru oleh pengawas sekolah
guru dalam subjek PTS adalah 100% atau dalam mendesain pembelajaran secara
10 orang guru telah mencapai indikator sistematis melalui supervisi akademik pada
PTS. Secara keseluruhan setiap guru TK siklus III mencapai ketuntasan.
binaan sudah mencapai ketuntasan dalam 4. Revisi Rancangan
meningkatkan kinerjanya. Hasil pada siklus Pada siklus III pengawas telah
III ini mengalami peningkatan lebih baik melaksanakan pembinaan dengan baik dan
dari siklus II. Adanya peningkatan dilihat dari peningkatan kinerja guru
kemampuan pengawas sekolah dalam pelaksanaan pembinaan sudah berjalan
menerapkan pembinaan pengawasan dengan baik. Dengan demikian, tidak
melalui supervisi akademik sehingga guru diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
Peningkatan Kinerja Guru dalam Mendesain… (Huzaipah) 51

perlu diperhatikan untuk tindakan nilai yang diperoleh melalui PTS dengan
selanjutnya adalah memaksimalkan dan tiga siklus dapat diuraikan bahwa: (1)
mempertahankan apa yang telah ada dengan Pertemuan pertama kegiatan pembinaan
tujuan agar pelaksanaan pembinaan belum berhasil karena dalam pembinaan
selanjutnya baik melalui supervisi pengawas sekolah masih terlihat guru
akademik maupun supervisi kelas dapat belum begitu antusias karena masih
meningkatkan kinerja guru sehingga tujuan menganggap pembinaan pengawas sekolah
pembinaan sebagai upaya meningkatkan tersebut merupakan tugas yang biasa
mutu sekolah dapat diwujudkan. diembannya; (2) Pembinaan yang dilakukan
Setelah dilakukan tindakan pada melalui supervisi akademik oleh pengawas
siklus I, Siklus II dan siklus III melalui sekolah dalam hal kinerja guru masih belun
hasil analisis data deskriptif kuantitatif: (1) tampak namun telah ada gejala
terjadi peningkatan kinerja guru melalui peningkatannya pada siklus I dan II
supervisi akademik yaitu peningkatan sehingga hasil yang dicapai dikategorikan
kinerja 68% pada siklus I menjadi 72.5% belum tuntas; dan (3) Oleh karena proses
pada siklus II ada kenaikan sebesar 4.5 % pembinaan yang menggunakan supervisi
dan pada siklus III menjadi 83%, artinya akademik yang biasa dilaksanakan sehingga
pada siklus III ini terjadi peningkatan guru belum secara sungguh-sungguh dalam
kinerja guru sebesar 10.5% dari siklus II; pelaksanaan pembinaan, akan tetapi setelah
dan (2) dari pembinaan pada siklus I dijelaskan, mereka bisa mengerti dan
melalui pembinaan melalui supervisi buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga
akademik nilai ketuntasan kelompok subjek proses pembinaan pengawas sekolah
PTS sebesar 70% menjadi 80% pada siklus berjalan baik, semua guru aktif dan lebih–
II berarti ada peningkatan prestasi sebanyak lebih setelah ada rubrik penilaian proses,
80 % - 70% = 10 % dan pada siklus III semua guru antusias untuk mengikuti
menjadi 100% berarti terjadi peningkatan pembinaan dalam mendesain pembelajaran
20% dari siklus II, dengan rincian 100% - secara sistematis.
80% = 20%.
PEMBAHASAN
Refleksi Melalui hasil penelitian ini
Berdasarkan pelaksanaan menunjukan bahwa pembinaan melalui
pembinaan yang telah dilakukan pengawas supervisi akademik memiliki dampak
sekolah kepada guru melalui pembinaan positif dalam meningkatkan kinerja guru di
supervisi akademik maka hasil observasi TK binaan, hal ini dapat dilihat dari
52 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)

semakin mantapnya pemahaman guru perubahan yang diinginkan mencapai 85%


terhadap pembinaan yang disampaikan ketercapaiannya, maka kinerja guru tersebut
pengawas TK dan terjadi peningkatan dikatakan efektif. Dengan demikian maka
kinerja guru dari siklus I, II, dan III yaitu Kinerja guru dalam mendesain
masing-masing 68%; 72.5%; dan 83% dan pembelajaran secara sistematis dapat
pada siklus III kinerja guru secara secara ditingkatkan melalui supervisi akademik
kelompok subjek PTS dikatakan tuntas sebagai upaya peningkatan capaian mutu
hingga pencapaian maksimal 100%. Selain pendidikan di Taman Kanak-kanak binaan
itu, berdasarkan hasil penelitian di atas, Kota Bengkulu tahun pelajaran 2013-2014
peningkatan kinerja guru melalui serta supervisi akademik pengawas efektif
pembinaan supervisi akademik berhasil meningkatkan kinerja guru dalam
sangat baik. Hal ini tampak pada siklus mendesain pembelajaran secara sistematis
pertama dari 10 orang guru yang ada pada sebagai upaya peningkatan capaian mutu
saat penelitian ini dilakukan nilai rata-rata pendidikan di Taman Kanak-kanak binaan
mencapai 68% meningkat menjadi 72.5 % Kota Bengkulu tahun pelajaran 2013-2014.
dan pada siklus ketiga meningkat menjadi
83 %. PENUTUP
Dari analisis data di atas bahwa Berdasarkan analisis hasil
pembinaan kinerja pengawas sekolah penelitian dapat disimpulkan bahwa:
melalui supervisi akademik efektif 1) Pembinaan Pengawas dalam upaya
diterapkan dalam upaya peningkatan meningkatkan kinerja guru TK binaan
kinerja guru, yang berarti proses pembinaan dalam mendesain pembelajaran secara
pengawas sekolah lebih berhasil dan dapat sistematis melalui supervisi akademik
meningkatkan kinerja guru khususnya guru menunjukkan peningkatan pada tiap-
TK di Wilayah Kota Bengkulu, oleh karena tiap siklusnya;
itu diharapkan kepada pengawas dapat 2) Aktivitas dalam kegiatan pembinaan
melaksanakan pembinaan melalui supervisi menunjukan bahwa seluruh guru TK
akademik secara berkelanjutan. binaan dapat meningkatkan kinerjanya
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dengan baik dalam setiap aspek
Nasional (Permendiknas) Nomor 13 tahun amatan; dan
2007 tentang kompetensi pengawas 3) Peningkatan kinerja guru oleh
sekolah, dan dapat membuat rencana kerja Pengawas melalui supervisi akademik
kepengawasan, serta dapat ini menunjukan peningkatan pada tiap-
mengorganisasikan sekolah ke arah tiap siklusnya.
Peningkatan Kinerja Guru dalam Mendesain… (Huzaipah) 53

Berdasarkan temuan penelitian Sekolah/Madrasah. Jakarta:


maka disarankan: Depdiknas.
1) Penelitian perlu dilanjutkan dengan
__________. 2010. Supervisi Akademik.
serangkaian penelitian yang
Jakarta: Depdiknas.
mengembangkan alat ukur keberhasilan
yang lebih reliabel; Dahar, RW. 2004. Teori-Teori Belajar.
2) Pembiaan Pengawas melalui supervisi Jakarta: Direktorat Dikti,
akademik dalam upaya meningkatkan Proyek Pengembangan
kinerja guru dalam mendesain Lembaga Tenaga
pembelajaran secara sistematis Kependidikan.
diperlukan perhatian penuh dan disiplin
Duhou, Abu Ibtisan. 1999. School-Based
yang tinggi pada setiap langkah
Management. Paris: Unesco
pembinaan,dan perencanaan yang
International Institue for
matang; dan
Educational Planning.
3) Kepada guru diharapkan selalu
mengikuti perkembangan ipteks Echols.MJ, Shadily. H. 2000. Kamus
sehingga tidak ketinggalan dengan Inggris Indonesia. Jakarta: PT.
bangsa lain dalam meningkatkan mutu Gramedia PustakaUtama.
pendidikan.
Fathurrahman, Sutikno. 2007. Strategi
Belajar Mengajar. Bandung
DAFTAR PUSTAKA PT. Refika Aditama.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No 20 Mudjiono, Dimyati. 2002. Belajar dan


Tahun 2003 Tentang Sistem Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Pendidikan Nasional. Cipta
Bandung: Citra Umbara.
Mulyasa. E. 2002. Manajemen Berbasis
__________. 2007. Peraturan Menteri No Sekolah. Konsep, Stragtegi,
13 Tentang Kompetensi dan Implementasi. Bandung:
Pengawas Sekolah. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.
Depdiknas.
__________. 2003. Menjadi Kepala
__________. 2007. Peraturan Menteri No Sekolah Profesional dalam
19 Tentang Standar Konteks Menyukseskan MBS
Pengelolaan
54 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)

dan MBK. Bandung : PT.


Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan


dan Pengembangan Bahasa,
1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

You might also like