Professional Documents
Culture Documents
80-Article Text-203-1-10-20190729
80-Article Text-203-1-10-20190729
80-Article Text-203-1-10-20190729
Huzaipah
Pengawas Taman Kanak-kanak Kota Bengkulu
Abstract
An educator/teacher wherever He or She served to educate and teach, in charge of
presenting his or her knowledge to learners, in order to transferring the knowledge it
certainly requires experience, knowledge of who the learners, as well as how to convey that
knowledge well. He needs to explore competency gives stock to him to draw up strategies,
techniques, models and methods to present a topic or theme becomes more attractive,
organized and integrated with competence contained in the material. It is an integral part of
the Teaching Performance a teacher for all levels of education. The purpose of School
Action Research is to determine the extent of the coaching supervisors in improving the
performance of teachers in designing learning systematically through the regulatory
supervision. School Action Research was conducted in three cycles, the results of action
taken proven to improve the competence of teachers to achieve the ideal standard. In the
first cycle of the 10 teachers that existed at the time of this research, the average value
reached 68% increased to 72.5% and in the third cycle increased to 83%. The result of this
action research indicates that coaching through academic supervision supervisors can
improve the performance of teachers in designing learning systematically in kindergarten
Patronage Bengkulu City reached 100% completeness.
43
44 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)
sebagai orang yang sepatutnya dihargai, (4) melakukan penilaian kinerja berarti guru
Guru yang melihat orang–orang dan melalui supervisi akademik harus dapat
perilaku mereka pada dasarnya berkembang menindak lanjuti pembuatan program
dari dalam. dan (5) Guru melihat orang lain supervisi akademik yang dapat
itu dapat memenuhi dan meningkatkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
dirinya bukan menghalangi apalagi Tujuan supervisi akademik adalah: (1)
mengancam. Membantu guru mengembangkan
Supervisi akademik adalah kompetensinya; (2) Mengembangkan
serangkaian kegiatan membantu guru kurikulum; dan (3) Mengembangkan
mengembangkan kemampuan yang kelompok kerja guru, dan membimbing
menyebabkan proses pembelajaran untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Supervisi
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, akademik merupakan salah satu fungsi
Glickman, et al dalam Depdiknas, 2010). mendasar (essential function) dalam seluruh
Supervsisi akademik tidak lepas dari program sekolah (Weingartner, Alfonso
penilaian kinerja guru dalam mengelolah dan Glickman, et al dalam Depdiknas,
pembelajaran. Sergiovanni dalam 2010). Hasil supervisi akademik berfungsi
Depdiknas (2010) menegaskan bahwa sebagai sumber informasi bagi
refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam pengembangan profesionalisme guru.
supervisi akademik adalah melihat kondisi Dimensi-Dimensi Subtansi
nyata kinerja guru untuk menjawab Supervisi Akademik yaitu: (1) Kompetensi
pertanyaan-pertanyaan misalnya apa yang Kepribadian yang mantap, stabil,
sebenarnya terjadi di dalam kelas, apa yang berwibawa, religius, jujur dan diteladani;
sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa (2) Kompetensi Pedagogik, dapat
didalam kelas dan aktivitas-aktivitas mana memahami peserta didik,berpotensi dalam
dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran; (3)
yang bermakna bagi guru dan murid dan Kompetensi Profesional, mampu menguasai
apakah yang telah dilakukan oleh guru bidang studi; dan (4) Kompetensi Sosial
dalam mencapai tujuan akademik, serta apa yang dapat bergaul dengan siswa dengan
kelebihan dan kekurangan guru dan sesama guru dan pada masyarakat.
bagaimana cara mengembangkannya. Desain pembelajaran dalam proses
Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan- belajar seseorang, dimana proses belajar itu
pertanyaan ini akan diperoleh informasi sendiri memiliki tahapan dalam jangka
mengenai kemampuan guru dalam panjang. Mereka percaya proses belajar
mengelolah pembelajaran. Setelah terjadi karena adanya kondisi-kondisi
46 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)
Jenis Penelitian ini adalah tersebut dapat dicapai pada tahap siklus I
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dimana dan II, maka siklus selanjutnya tidak akan
peneliti terlibat langsung dalam penelitian dilaksanakan karena tindakan
untuk memberikan bimbingan dan kepengawasan yang dilakukan sudah dinilai
pembinaan serta mengobservasi guru dalam efektif sesuai dengan harapan dalam
dalam mendesain pembelajaran secara Manajemen Berbasis Sekolah (Duhou,
sistematis sebagai Upaya Peningkatan 1999).
Capaian Mutu Pendidikan di Taman Kanak- Dalam analisis data teknik yang
Kanak Binaan Kota Bengkulu Tahun digunakan adalah: (1) Analisis kuantitatif
Pelajaran 2013-2014 yang yang digunakan untuk menghitung
diimplementasikan melalui kegiatan besarnya peningkatan kinerja guru dalam
supervisi akademik pengawas sekolah di mendesain perangkat pembelajaran di
sekolah binaan. Subjek dalam penelitian ini sekolah dengan menggunakan persentase
adalah guru-guru di Taman Kanak-kanak (%); dan (2) Teknik analisis kualitatif yang
binaan Kota Bengkulu tahun pelajaran digunakan untuk memberikan gambaran
2013-2014 yang menjadi binaan pengawas hasil penelitian secara reduksi data, sajian
sebagai peneliti. Dalam PTS ini : (1) deskriptif dan penarikan kesimpulan.
Tindakan dilaksanakan dalam 3 Siklus; (2)
Kegiatan dilaksanakan dalam Semester HASIL PENELITIAN
Ganjil Tahun Pelajaran 2013-2014; dan (3) Berikut hasil pembinaan pengawas
Lama Penelitian 6 pekan efektif mulai melalui supervisi akademik per siklus
tanggal, 04 November s.d 16 Desember sebagai berikut:
2013. Dalam pelaksanaan tindakan,
Pelaksanaan Siklus I
rancangan dilakukan dalam 3 Siklus yang
1. Tahap Perencanaan
meliputi: (1). Perencanaan, (2). Tindakan,
Pada tahap ini peneliti
(3). Pengamatan, (4). Refleksi.
mempersiapkan perangkat pembinaan yang
Penelitian Tindakan Sekolah
terdiri dari rencana supervisi, lembar
dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap
observasi kinerja guru dalam mendesain
sudah berhasil apabila terjadi peningkatan
pembelajaran secara sistematis dalam
kinerja guru dalam mendesain perangkat
supervisi akademik, dan sarana dan
pembelajaran apabila sudah mencapai 85%
perlengkapan lain yang mendukung.
guru telah mencapai ketuntasan dengan
nilai 70 dan pencapaian rata-rata kelompok 2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan
subjek PTS sebesar 75. Jika peningkatan
48 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)
disebabkan karena banyak guru yang belum Pada tahap ini, peneliti
diberikan dan masih belum begitu nampak terdiri dari rencana supervisi, lembar
3. Tahap Refleksi
2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Dalam Pelaksanaan pembinaan
Pelaksanaan Kegiatan pembinaan dengan supervisi akademik diperoleh
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal informasi dari hasil pengamatan berupa: (a)
18 s.d 25 November 2013 di TK Binaan Motivasi guru; (b) Membimbing guru
Kota Bengkulu Tahun pelajaran 2013-2014. dalam menyusun perangkat desain
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pembelajaran secara sistematis; dan (c)
pengawas sesuai dengan tupoksi Pengelolaan waktu yang efektif.
keseharian. Adapun proses pembinaan 4. Revisi Rancangan
mengacu pada rencana pembinaan dengan Pelaksanan pembinaan siklus II ini
memperhatikan revisi siklus I, sehingga masih terdapat kekurangan–kekurangan,
kesalahan atau kekurangan pada siklus I maka perlu ada revisi waktu melaksanakan
tidak terulang lagi pada siklus II. Pada siklus III antara lain: (1) Pengawas dalam
siklus II diperoleh nilai rata–rata memberikan pembinaan kepada guru
peningkatan kinerja guru adalah 72.5 dan hendaknya dapat membuat guru termotivasi
peningkatan kinerja ketuntasan secara dalam membuat desain pembelajaran; (2)
kelompok mencapai 80% atau 8 orang dari Pengawas lebih dekat dengan guru sehingga
10 orang guru yang sudah tuntas dalam tidak ada perasaan segan dalam diri guru
meningkatkan kinerjanya. Hasil ini terutama dalam bertanya tentang masalah
menunjukkan bahwa pada siklus II ini yang dihadapi oleh guru; (3) Pengawas
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. lebih sabar dalam melakukan pembinaan
Adanya peningkatan kinerja guru ini karena kepada guru terutama dalam merumuskan
pengawas sekolah telah menginformasikan kesimpulan/ menemukan konsep baru
bahwa setiap akhir supervisi akan diadakan dalam membuat desain pembelajaran secara
observasi kinerja sehingga pada pertemuan sistematis; (4) Pengawas harus
berikutnya guru lebih termotivasi untuk mendistribusikan waktu secara baik
meningkatkan kinerja. Selain itu guru juga sehingga kegiatan supervisi dapat berjalan
sudah mulai mengerti apa yang efektif sesuai dengan yang diharapkan; dan
dimaksudkan dan diinginkan oleh (5) Pengawas sebaiknya menambah lebih
pengawas sekolah tentang mendesain banyak contoh – contoh perangkat desain
pembelajaran secara sistematis setelah pembelajaran secara sistematis dengan
pembinaan melalui sipervisi akademik. format-format yang sudah distandarisasi
atau dimodifikasi.
50 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)
perlu diperhatikan untuk tindakan nilai yang diperoleh melalui PTS dengan
selanjutnya adalah memaksimalkan dan tiga siklus dapat diuraikan bahwa: (1)
mempertahankan apa yang telah ada dengan Pertemuan pertama kegiatan pembinaan
tujuan agar pelaksanaan pembinaan belum berhasil karena dalam pembinaan
selanjutnya baik melalui supervisi pengawas sekolah masih terlihat guru
akademik maupun supervisi kelas dapat belum begitu antusias karena masih
meningkatkan kinerja guru sehingga tujuan menganggap pembinaan pengawas sekolah
pembinaan sebagai upaya meningkatkan tersebut merupakan tugas yang biasa
mutu sekolah dapat diwujudkan. diembannya; (2) Pembinaan yang dilakukan
Setelah dilakukan tindakan pada melalui supervisi akademik oleh pengawas
siklus I, Siklus II dan siklus III melalui sekolah dalam hal kinerja guru masih belun
hasil analisis data deskriptif kuantitatif: (1) tampak namun telah ada gejala
terjadi peningkatan kinerja guru melalui peningkatannya pada siklus I dan II
supervisi akademik yaitu peningkatan sehingga hasil yang dicapai dikategorikan
kinerja 68% pada siklus I menjadi 72.5% belum tuntas; dan (3) Oleh karena proses
pada siklus II ada kenaikan sebesar 4.5 % pembinaan yang menggunakan supervisi
dan pada siklus III menjadi 83%, artinya akademik yang biasa dilaksanakan sehingga
pada siklus III ini terjadi peningkatan guru belum secara sungguh-sungguh dalam
kinerja guru sebesar 10.5% dari siklus II; pelaksanaan pembinaan, akan tetapi setelah
dan (2) dari pembinaan pada siklus I dijelaskan, mereka bisa mengerti dan
melalui pembinaan melalui supervisi buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga
akademik nilai ketuntasan kelompok subjek proses pembinaan pengawas sekolah
PTS sebesar 70% menjadi 80% pada siklus berjalan baik, semua guru aktif dan lebih–
II berarti ada peningkatan prestasi sebanyak lebih setelah ada rubrik penilaian proses,
80 % - 70% = 10 % dan pada siklus III semua guru antusias untuk mengikuti
menjadi 100% berarti terjadi peningkatan pembinaan dalam mendesain pembelajaran
20% dari siklus II, dengan rincian 100% - secara sistematis.
80% = 20%.
PEMBAHASAN
Refleksi Melalui hasil penelitian ini
Berdasarkan pelaksanaan menunjukan bahwa pembinaan melalui
pembinaan yang telah dilakukan pengawas supervisi akademik memiliki dampak
sekolah kepada guru melalui pembinaan positif dalam meningkatkan kinerja guru di
supervisi akademik maka hasil observasi TK binaan, hal ini dapat dilihat dari
52 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 14 NO.1 JANUARI 2016 (43-54)