Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 3 Nomor 01 Maret 2012 Artikel Penelitian

PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN


TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA
KELUARGA DENGAN PENYAKIT TBC PARU
THERAPEUTIC EFFECT OF PSYCHOEDUCATION ON KNOWLEDGE AND ANXIETY
LEVELS IN FAMILIES CARING FOR FAMILY MEMBERS WITH PULMONARY
TUBERCULOSIS DISEASE
Sri Maryatun
Program Studi Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

ABSTRACT
Background : TBC disease is a major public health problem in Indonesia . The number of tuberculosis
patients has increased every year. The psychological impact of disease on individuals and families in the
form of anxiety about the disease and economic burden for family.This study was aimed to determine the
effect of therapy for psychoeducation of knowledge and anxiety level of the family in caring for a family
member with pulmonary tuberculosis in the city of Bengkulu in 2011.
Method : Quasi-experimental research design pre-post test with control group on 65 sample. The consist of
samples were 30 peoples for intervention group and 35 peoples for control group.
Result : The results showed that there was a difference knowledge (p value = 0.000) in the care of family
members who had pulmonary tuberculosis after a family psychoeducation treatment between the intervention
and control groups. But there was no difference in anxiety levels with the family (p = 0.952) in the care of
family members who had pulmonary tuberculosis among the intervention group with the control group after
group of a therapeutic intervention psychoeducation . Research recommendation that psychoeducation was a
mental health treatment for families by providing information and education through communication
therapeutic to increased knowledge and decreased anxiety levels.
Keywords : disease, tuberculosis, knowledge, anxiety, psychoeducation

ABSTRAK
Latar Belakang : Penyakit TBC di Indonesia merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah
penderita TBC mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penyakit tersebut memberikan dampak psikologis
pada individu dan keluarga berupa kecemasan terhadap penyakit dan beban ekonomi keluarga.Tujuan
penelitian adalah untuk untuk mengetahui pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap pengetahuan dan
tingkat kecemasan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit TBC paru di Kota Bengkulu
tahun 2011.
Metode : Desain penelitian quasi experimental pre-post test with control group.Penelitian dilakukan
terhadap 65 responden yaitu 30 orang kelompok intervensi dan 35 orang kelompok kontrol di
Bengkulu.Variabel independen yang diteliti adalah pengetahuan dan tingkat kecemasan dengan
intervensinya adalah psikoedukasi.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuankeluarga (nilai p
value = 0,000) dalam merawat anggota keluarga yang mengalami TBC paru setelah mendapatkan terapi
psikoedukasi keluarga antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol . Namun tidak ada perbedaan
tingkat kecemasan keluarga dengan nilai ( p = 0,952) dalam merawat anggota keluarga yang mengalami TBC
paru antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol setelah kelompok intervensi mendapatkan terapi
psikoedukasi. Rekomendasi penelitian psikoedukasi merupakan salah satu bentuk terapi kesehatan jiwa
keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui komunikasi yang teraupetik untuk
meningkatkan pengetahuan dan menurunkan kecemasan.
Kata Kunci : penyakit , TBC, pengetahuan, kecemasan, psikoedukasi

62
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN kesemuanya menjadi beban psikologis bagi


keluarga penderita TBC.1 Salah satu dampak
Penyakit TBC di Indonesia merupakan
psikologis yang banyak dialami keluarga
masalah utama kesehatan masyarakat.
dengan penderita TBC terutama adalah cemas.
Berdasarkan prevalensi nasional TBC Badan
Berdasarkan wawancara dengan salah satu
Litbangkes (2004) sekitar 10 tahun terakhir
petugas kesehatan yang memegang program
Indonesia ternyata masih tetap bertahan
penyakit TBC, pendekatan pada keluarga
menempati urutan ke- 3 sedunia dalam hal
belum banyak dilakukan. Sementara hasil
jumlah penderita TBC menurut WHO (1999,
wawancara dengan beberapa anggota keluarga
dalam Depkes 2002). Setiap tahunnya
yang mengalami TBC paru, rata rata keluarga
diperkirakan terjadi 583.000 kasus baru TBC
mengatakan perasaanya cemas saat salah satu
dengan kematian karena TBC sekitar
anggota keluarganya didiagnosa TBC paru.
140.000.1 Secara angka kasar diperkirakan
Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk
setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat
mengurangi kecemasan yang sekaligus juga
130 penderita baru TBC. Berdasarkan data
dapat meningkatkan pengetahuan keluarga
yang didapatkan dari dinas kesehatan propinsi
adalah Psikoedukasi keluarga.6 Psikoedukasi
Bengkulu (2010) dari 70% target populasi
adalah salah satu bentuk terapi kesehatan jiwa
kasus TBC telah terdeteksi 42%, dengan
keluarga dengan cara pemberian informasi
perhitungan bahwa sumatera memiliki rerata
dan edukasi melalui komunikasi yang
160/100.000 penduduk, yang berarti setiap
terapeutik.7 Terapi ini bertujuan untuk
100.000 penduduk terdapat 160 penderita.
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang
Menurut hasil penelitian di RS
penyakit mengajarkan tehnik yang dapat
Persahabatan Jakarta ditemukan bahwa
membantu keluarga untuk mengetahui gejala
sebanyak 12 dari 60 pasien tuberkulosis (20
gejala penyimpangan perilaku, serta
%) menderita gangguan jiwa, dan gangguan
peningkatan dukungan bagi anggota keluarga
jiwa tersebut bervariasi seperti episode
itu sendiri.8
depresi, disritmia, cemas menyeluruh
Penelitian terkait menunjukkan angka
gangguan panik dan agoraphobia.3Banyak
sebelum dilakukan psikoedukasi rata rata 6,47
faktor yang mengakibatkan gangguan jiwa
dan setelah dilakukan psikoedukasi berada
pada klien yang menderita tuberkulosis yaitu
pada rentang 5,25-7,5.yang berarti ada
pemahaman yang bervariasi terhadap
pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap
penyakit, kurangnya pemahaman dan persepsi
ansietas keluarga yang merawat pasien
pasien akan sakitnya, ketakutan akan
stroke.9 Melihat fenomena tersebut diatas,
tanggapan masyarakat dan stigma, reaksi
akhirnya penulis merasa penting untuk
psikologis saat didiagnosa menderita TBC,
melakukan penelitian tentang masalah
dampak dari lingkungan dan keluarga.
psikososial keluarga klien penderita
Berdasarkan hasil penelitian tersebut
tuberkulosis dengan melihat pengaruh terapi
diperlukan support sistem yang adekuat untuk
psikoedukasi terhadap pengetahuan dan
dapat menghadapi penyakit tersebut. Salah
penurunan tingkat kecemasan keluarga dalam
satu support sytem yang dapat diberdayakan
merawat anggota keluarga dengan
adalah keluarga.5
tuberkulosis paru di kota Bengkulu.
Penyakit TBC berdampak pada
individu, dan sekaligus juga dirasakan oleh
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
keluarga yaitu merasa dijauhi dari lingkungan,
merasa ketakutan penyakit dalam keluarga Penelitian ini merupakan jenis
tidak dapat disembuhkan, khawatir terhadap penelitian kuantitatif dengan desain Quasi
beban ekonomi, dan masih banyak hal yang experimental pre post test with control group

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 63


dengan intervensi psikoedukasi keluarga pada psikoedukasi keluarga yaitu di puskesmas
kelompok intervensi dan tanpa intervensi Anggut, Hulu, Sukabumi, Hilir ,Sukamaju dan
psikoedukasi di kelompok kontrol yang Sukarame. Jumlah sampel adalah 65 keluarga
masing-masing kelompok terdiri dari keluarga yang anggota keluarganya menderita TBC
dengan anggota keluarga menderita penyakit paru BTA positif dengan 30 responden
Tuberkulosis paru di Wilayah Puskesmas sebagai kelompok intervensi dan 35 sebagai
Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan untuk kelompok kontrol. Kelompok intervensi dan
mengetahui perubahan pengetahuan dan kelompok kontrol dibagi menjadi masing-
kecemasan keluarga yang anggota masing 5 kelompok. Uji statistik yang
keluarganya menderita penyakit Tuberkulosis digunakan univariat dan bivariat dengan
Paru sebelum diberikan perlakuan berupa analisis independent t-Test dan Chi-square.
psikoedukasi keluarga dan membandingkan
pengetahuan dan kecemasan keluarga setelah HASIL
diberikan perlakukan psikoedukasi keluarga. a. Karateristik Usia dan Penghasilan
Tahap pelaksanaan diawali dengan pre test, Tabel 1.
pelaksanaan psikoedukasi dan post test pada Analisis karakteristik keluarga penderita
kelompok intervensi. Psikoedukasi dibagi TBC berdasarkan usia dan penghasilan
menjadi 5 sesi yaitu sesi 1 adalah sesi dimana pada kelompok intervensi dan kelompok
keluarga diminta untuk mengidentifikasi kontrol di Bengkulu Bulan Mei-Juni 2011
masalah terkait dengan merawat anggota
Jenis
Variabel N Mean SD
keluarga yang mengalami TBC paru, sesi 2 Kelompok
yaitu manajemen pengetahuan, sesi 3 yaitu Usia keluarga Intervensi 30 37,07 10,99
manajemen cemas dimana pada sesi ini Kontrol 35 38,86 10,81
Rerata 37,97
keluarga diajarkan cara relaksasi dan napas Penghasilan Intervensi 30 885000 357951,55
dalam untuk mengurangi cemas , sesi 4 yaitu Kontrol 35 790714 305710,70
Rerata 837857
manajemen beban dimana keluarga diminta
untuk mengidentifikasi beban subyektif dan b. Karateristik Suku bangsa, JenisKelamin,
obyektif dan sesi 5 yaitu sesi dimana peneliti Pendidikan dan Pekerjaan
dan keluarga mendiskusikan hambatan
Tabel 2.
pelaksanaan, sumber-sumber dukungan dan
Analisis Karakteristik suku bangsa, Jenis
pemberdayaan internal dan eksternal keluarga. Kelamin, Pendidikan dan pekerjaan pada
Setiap sesi pertemuan tersebut dilakukan kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
dalam 1 kali pertemuan dalam 1 kelompok BengkuluBulan Mei-Juni 2011
intervensi dengan media modul dan buku Kelompok Kelompok
kerja keluarga. Cara pengambilan sampel Karakteristik Intervensi(n=30) Kontrol(n=35)
menggunakan rancangan cluster. peneliti N % N %
menentukan rumpun dengan stratifikasi Suku Bangsa
Jawa 15 50,0 19 54,3
puskesmas dalam kelompok rawat inap, terdiri Sunda 8 26,7 11 31,4
dari 8 Puskesmas. Penentuan responden Lampung 7 23,3 5 14,3
dengan cara random sampling. Kelompok Pendidikan
Dasar 18 60 25 71,4
kontrol adalah kelompok sampel yang Lanjut 12 40 10 28,6
memenuhi kriteria inklusi dan tidak mendapat Jenis Kelamin
intervensi terapi psikoedukasi keluarga, yaitu Laki-laki 13 43,3 15 42,9
di Puskesmas Panjang dan Puskesmas Perempuan 17 56,7 20 57,1
Pekerjaan
Sukamerindu. Kelompok intervensi adalah Buruh 18 60 23 65,7
kelompok sampel yang memenuhi kriteria Pegawai
4 13,3 7 20
inklusi dan mendapat intervensi terapi Swasta

64 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Wiraswasta 8 26,7 5 14,3 f. Analisa Kecemasan Pre dan Post Test pada
Kelompok Intervensi
c. Analisis Pengetahuan keluarga Pre dan
Post Test pada kelompok intervensi Tabel 6.
Analisis Kecemasan dalam Merawat Anggota
Tabel 3. Keluarga pada Kelompok Intervensi (Pre Test)
Analisis Pengetahuan Keluarga dalam Merawat dan Kelompok Intervensi (Post Test) yang
Anggota Keluarga yang Menderita TBC Paru Mengalami TBC Paru di Bengkulu
Sebelum dan Sesudah Terapi Psikoedukasi Mei-Juni 2011 (n1=30, n2=30)
Keluarga pada Kelompok Intervensi (Pre Test)
dan Kelompok Intervensi (Post Test) Bengkulu Kelompok Cemas P
Mei-Juni 2011 (n1=30) Sedang Berat Total
Pengetahuan P Intervensi N % N % %
Va
Value lue
Variabel Tinggi Rendah Tot Pre Test 16 53,3 14 46,7 100 0,0
N % N % Post Test 23 76,7 7 23,3 100 31
Pre Test 10 33,3 20 66,6 30
Post Test 28 93,3 2 6,7 30 0,540
g. Analisa Kecemasan Pre dan Post Test pada
kelompok Kontrol
d. Analisa Pengetahuan Keluarga Pre dan
Post Test pada Kelompok Kontrol Tabel 7.
Analisis kecemasan keluarga pada kelompok
Tabel 4. kontrol (pre test) dan (post test) dalamm
Analisis Pengetahuan Keluarga dalam Merawat merawat keluarga yang mengalami TBC paru
Anggota Keluarga yang Menderita TBC Paru setelah dilakukan intervensi pada kelompok
Sebelum dan Sesudah Terapi Psikoedukasi intervensi di Bengkulu Mei-Juni 2011 (n=35)
Keluarga pada Kelompok Kontrol (Pre Test)
dan Kelompok Kontrol (Post Test) Bengkulu Kelompok Cemas P
Mei-Juni 2011 (n1=30, n2=35) Sedang Berat Total
Kontrol Value
N % N % %
P Pre Test 12 34,3 23 65,7 100
Pengetahuan
Value Post Test 22 62,86 13 37,14 100 0,139
Variabel
Tinggi Rendah Tot
N % N % h. Analisa Kecemasan Keluarga sesudah
Pre Test 19 54,29 16 45,71 35 0,109 terapi psikoedukasi pada kelompok
Post Test 31 88,7 4 11,4 35 intervensi dan kontrol

e. Analisa Pengetahuan Keluarga sesudah Tabel 8.


Analisis kecemasan keluarga pada kelompok
terapi psikoedukasi pada kelompok
intervensi (post test) dan kelompok kontrol
intervensi dan kontrol (post test) dalam merawat keluarga yang
mengalami TBC paru di Bengkulu setelah
Tabel 5. dilakukan intervensi pada kelompokintervensi
Analisis Pengetahuan Keluarga dalam Merawat Mei-Juni 2011 (n1=30, n2=35)
Anggota Keluarga yang Menderita TBC Paru
Sebelum dan Sesudah Terapi Psikoedukasi Cemas P
Keluarga pada Kelompok Intervensi (Post Test)
Variabel Sedang Berat
dan Kelompok Kontrol (Post Test) diBengkulu
Mei-Juni 2011 (n1=30, n2=35) N % N % % Value
Intervensi 23 66,7 7 33,3 100 0,952
Pengetahuan P Kontrol 22 62,9 13 37,1 100
Value
Variabel Tinggi Rendah
N % N % % PEMBAHASAN
Intervensi 28 93,3 2 6,7 100 0,000 Berdasarkan tabel 1. dan 2. karateristik
Kontrol 31 88,6 4 11,4 100
Total 56 6 responden menunjukkan sebagian besar
berusia dewasa tengah, pendidikan pada

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 65


tingkat dasar, bekerja sebagai buruh dan rata Berdasarkan analisa terjadi perbedaan
rata penghasilan mereka pada batas UMR. proporsi antara kelompok yang diberikan
Hasil penelitian juga menunjukan jenis terapi psikoedukasi dengan kelompok yang
kelamin responden baik pada kelompok tidak diberikan terapi psikoedukasi. Hasil
intervensi maupun kelompok kontrol lebih analisa statistik menunjukkan bahwa p value =
banyak perempuan daripada laki- laki serta 0,000 (P=0,00<0,05) hal ini menunjukan
memiliki latar belakang suku budaya jawa. bahwa ada perbedaan bermakna antara
Berdasarkan hasil analisa proporsi pengetahuan kelompok intervensi dengan
tingkat pengetahuan pada kelompok intervensi kelompok kontrol sesudah penelitian.
sebelum diberi terapi psikoedukasi untuk yang Hasil tersebut dijelaskan bahwa prinsip
berpengetahuan tinggi 33,3% setelah belajar adalah seumur hidup, bahwa manusia
mendapatkan terapi psikoedukasi proporsi itu memiliki kemampuan untuk belajar sejak
responden yang mempunyai tingkat lahir sampai akhir hayat.13 Seharusnya dengan
pengetahuan tinggi naik menjadi 93,3%. Hasil diberikan edukasi ada peningatan pengetahuan
penelitian menunjukkan bahwa proporsi yang signifikan. Kondisi tersebut selaras
pengetahuan meningkat sebesar 60%. dengan strategi dan metode pendidikan
Meskipun secara statistik tidak ada perbedaan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan
yang bermakna ditunjukkan dengan nilai p dipengaruhi berbagai faktor.11 Setiap metode
value = 0,540 yang berarti tidak ada yang digunakan untuk pendidikan kesehatan
perbedaan pengetahuan yang signifikan antara memiliki kelebihan dan kekurangan.
kelompok intervensi sebelum dan sesudah Pengetahuan merupakan sebuah perubahan
dilakukan terapi psikoedukasi. Hasil tersebut yang relatif menetap dalam perilaku yang
sesuai dengan pernyataan bahwa adakalanya dihasilkan dari pengalaman.14
pendidikan kesehatan dianggap kurang Berdasarkan penjelasan diatas peneliti
optimal.11 Jika tujuan dan objek terlalu sulit berpendapat bahwa dengan adanya terapi
dicapai maka individu akan mudah patah generalis berupa pendidikan kesehatan pada
semangat yang akhirnya dapat mengurangi kelompok kontrol sudah dapat meningkatkan
motivasi. Sedangkan hasil tersebut tingkat pengetahuan keluarga meskipun secara
bertentangan dengan pernyataan bahwa angka tetap lebih berhasil bila dibandingkan
pendidikan kesehatan mengupayakan perilaku dengan kelompok intervensi yang telah
individu, kelompok, masyarakat mempunyai mendapatkan terapi psikoedukasi keluarga.
pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan Berdasarkan tabel 6, Hasil penelitian
peningkatan kesehatan.12 Berdasarkan hasil menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada
analisis diatas peneliti berpendapat bahwa kelompok intervensi sebelum terapi
salah satu penyebab tidak adanya perbedaan psikoedukasi adalah tingkat kecemasan
tingkat pengetahuan secara bermakna sedang dengan proporsi (54,3%), dan setelah
dikarenakan tingkat pengetahuan yang sudah dilakukan terapi psikoedukasi adalah dalam
tinggi pada responden sebelum dilakukan kategori kecemasan sedang meningkat dengan
terapi psikoedukasi. proporsi (76,7%). Berarti setelah dilakukan
Berdasarkan tabel 5. hasil penelitian terapi psikoedukasi proporsi kecemasan
menunjukkan bahwa pengetahuan kelompok sedang meningkat sebesar 11,7%, yang berarti
intervensi sesudah terapi psikoedukasi ada penurunan tingkat kecemasan dari berat
keluarga adalah pada tingkat tinggi dengan menjadi kecemasan sedang. Hal tersebut
proporsi 93,3% dan nilai pengetahuan sesuai dengan pendapat yang menyebutkan
kelompok kontrol setelah psikoedukasi bahwa psikoedukasi keluarga merupakan
diberikan pada kelompok intervensi berada salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
tingkat tinggi dengan proporsi 88,6%. tenaga kesehatan di area komunitas dalam

66 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

melakukan penyelesaian masalah masalah sesudah pemberian terapi. Hasil analisis


psikologis yang berkaitan dengan masalah menunjukan bahwa hanya dengan terapi
fisik keluarga.7 generalis kecemasankeluarga sudah dapat
Hasil analisis pada kelompok intervensi ditangani, meskipun tetap tidak lebih efektif
menunjukan bahwa ada penurunan secara bila dibandingkan dengan terapi psikoedukasi.
statistik dengan nilai p value= 0,031 (p Hal ini sesuai dengan beberapa
value<0,05). Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang ingin membedakan
terdapat perbedaan yang signifikan tingkat keefektifan terapi psikoedukasi dengan terapi
kecemasan pada kelompok intervensi sebelum suportif dalam menurunkan kecemasan pada
dan sesudah pemberian terapi psikoedukasi pasien kanker. Terapi psikoedukasi lebih
keluarga. Perbedaan tingkat kecemasan pada efektif dibandingkan terapi suportif.15 Selain
kelompok intervensi sesudah diberikan terapi itu disebutkan bahwa efektifitas dari
psikoedukasi keluarga mengindikasikan psikoedukasi keluaga dalam perkembangan
adanya pengaruh positif pemberian terapi kesehatan psikososial dan kinerja keluarga di
psikoedukasi keluarga.Pemberian terapi cina yang menderita skizofrenia.16
psikoedukasi keluarga mampu meningkatkan Berdasarkan uraian diatas peneliti
kemampuan dalam mengatasi kecemasan. berpendapat bahwa psikoedukasi lebih efektif
Penelitian tentang terapi psikoedukasi dalam penatalaksanan terhadap kecemasan
keluarga dalam mengurangi kecemasan dibandingkan dengan terapi generalis.
menyebutkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara fisiologis KESIMPULAN DAN SARAN
kecemasan dapat menurun. Terapi 1. Karakteristik keluarga dalam penelitian ini
psikoedukasi keluarga sangat dibutuhkan menunjukkan bahwa keluarga pada
untuk menyelesaikan masalah psikososial kelompok intervensi dan kontrol rata-rata
akibat penyakit fisik sehingga terapi spesialis berusia dewasa tengah. Rata-rata
psikoedukasi keluarga menjadi salah satu penghasilan keluarga pada kelompok
pilihan untuk menyelesaikan masalah intervensi diatas UMR dan rata-rata
psikososial termasuk kecemasan keluarga penghasilan keluarga kelompok kontrol
yang anggota keluarganya mengalami sakit dibawah UMR.Keluarga penderita TBC
fisik.9 paru berjenis kelamin perempuan, dan
Berdasarkan tabel 8. hasil penelitian pendidikan terakhir adalah pendidikan
menunjukkan bahwa proporsi terbanyak dasar, suku bangsa jawa, pekerjaan
kecemasan kelompok intervensi yang keluarga adalah buruh pada kelompok
dilakukan terapi psikoedukasi keluarga adalah intervensi dan kontrol.
pada kecemasan sedang dengan proporsi 2. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan
66,7%, dan tingkat kecemasan pada kelompok keluarga pada kelompok intervensi
kontrol yang tidak diberikan terapi sebelum dan setelah pelaksanaan terapi
psikoedukasi pada kecemasan dengan psikoedukasi keluarga.
proporsi 62,9%, Berdasarkan analisa terjadi 3. Terdapat perbedaan pengetahuan keluarga
perbedaan proporsi antara kelompok yang dalam merawat anggota keluarga yang
diberikan terapi psikoedukasi dengan mengalami TBC paru setelah mendapatkan
kelompok yang tidak diberikan terapi terapi psikoedukasi keluarga antara
psikoedukasi. Meskipun secara statistik tidak kelompok intervensi dan kelompok
bermakna. Hasil analisis statistik dihasilkan kontrol.
bahwa nilai p value > 0,05, artinya tidak ada 4. Terdapat perbedaan signifikan tingkat
perbedaan bermakna tingkat kecemasan antara kecemasan keluarga pada kelompok
kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 67


intervensi sebelum dan setelah untuk mengatasi masalah psikososial
mendapatkan terapi psikoedukasi keluarga. (kecemasan) pada anggota keluarga.
5. Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan Puskesmas dihimbau untuk mengadakan
keluarga dalam merawat anggota keluarga program psikoedukasi 1 bulan sekali dalam
yang mengalami TBC paru antara bentuk kunjungan rumah terhadap keluarga
kelompok intervensi dengan kelompok yang mempunyai masalah psikososial akibat
kontrol setelah kelompok intervensi TBC. Bagi penelitian lain untuk
mendapatkan terapi psikoedukasi keluarga. mengembangkan tehnik psikoedukasi untuk
SARAN mengatasi permasalahan psikososial akibat
Keluarga diharapkan mampu penyakit TBC.
menggunakan tehnik dalam psikoedukasi

DAFTAR PUSTAKA 10. Gonzales,C et al. Effects of Family


1. Depkes RI. Pedoman Nasional Psychoeducation on expressed Emotion
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. and burden of Care in First-Episode
2002. psychosis: A prospective Observasional
2. Depkes RI. Riset kesehatan dasar 2007. Study.The Spanish Journl of Psychologi.
Jakarta. Badan Penelitian dan 2010. vol 13.
Pengembangan Kesehatan Republik www.proquest.com.pqdauto. [25 Januari
Indonesia. 2010. 2011].
3. Ginting, dkk Faktor- factor yang 11. Nurhidayah,R.E. Ilmu Perilaku dan
berpengaruh terhadap timbulnya Pendidikan Kesehatan Perawat.Medan:
gangguan Jiwa pada Penderita USU Press. 2010.
Tuberkulosis paru dewasa di RS 12. Notoatmojo,S. Pendidikan dan perilaku
Persahabatan (kualitataif), Jakarta. 2007. kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. 2003.
4. WHO. Tuberkulosis Handbook. 2001. 13. Juliani. Pengaruh motivasi intrinsic
5. Friedman. Keperawatan keluarga teori terhadap kinerja perawt pelaksana di
dan praktek. Edisi 5. EGC. Jakarta. 2010. instalasi rawat inap RSU D P Medan.
6. Steins, D.J & Hollander E. Teks Book Of 2007.
Anxiety Disorders. The American 14. Baron,R.A& Greenber,J. Behaviour in
Psyichiatric Publising. 2008 organizations.(7th ed).New Jersey :
7. Stuart, G.W., and Laraia, M.T. Principles Prentice Hall. 2000.
and practice of psyhiatric nursing. 15. Edelman, Craig, dan Kidman. Group
(8thed.). St. Louis : Mosby Year B. 2005. interventions with cancer patients :
8. Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. Efficacy of psychoeducational versus
Principles and practice of psyhiatric supportive groups. Journal of
nursing. (5thed.). St. Louis : Mosby Year psychosocial Oncology, 2000. Vol. 18
B. 2005. (3) by The Haworth Press,Inc.67 – 85.
9. Nurbani. Pengaruh Psikoedukasi 16. 16. Chien, W.T. & Wong, K.F. A Family
keluarga terhadap masalah psikososial : psychoeducation group program for
ansietas dan beban keluarga ( caregiver chinesepeople with schizophrenia in
) dalam merawat pasien stroke di RS Hong Kong. Psychiatric Services.
Jakarta pusat Dr.Cipto Mangunkusumo. Arlington. [on line]. Dari :
Tesis. 2009. tidak dipublikasikan. www.proquest.com.pqdauto. 2007. [25
Januari 2011].

68 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 69


70 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 71


.

72 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 73


74 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 75


76 ● Maryatun, Pengaruh Terapi Psikoedukasi Terhadap Pengetahuan Dan Tingkat Kecemasan Keluarga
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 3, Nomor 01 Maret 2012 ● 77

You might also like