Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. ANGKASA PURA II KANTOR


CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU

Oleh :
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2)
E-Mail:
ahmad.mustofa.ap2@gmail.com 2) , jaminuddinmarbun@yahoo.co.id 2)

ABSTRACT
Construction projects are a series of types of activities involving company management,
labor, and technical equipment and construction materials. The procurement of
construction materials covering large or small scale can cause sources of accidents and
health problems.In general, the activities of construction work are carried out in open
spaces / fields.Occupational Health and Safety Planning in a construction project is one
of the requirements in carrying out the work of a project and greatly provides great
benefits for national development togetherness, welfare for workers and the community.
This research is an empirical juridical study; an approach by seeing a legal reality in
society. The location of this research is the Office of Contractors of Personnel and
General Affairs (Personnel and General Affairs).K3 (Occupational Health and Safety)
is under the auspices of the Department of Personnel and K3 (Occupational Health and
Safety) protection is given to workers. Contractors must comply with all applicable laws
and regulations in Indonesia regarding Occupational Safety and Health. Then the
contractors must integrate the Contractor's Occupational Safety and Health
Management System with the Occupational Safety and Health Management System of
the employer company, PT. Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu International
Airport Branch Office which is engaged in airport business. A contractor in the Work
Environment of PT. Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu International Airport
Branch Office is one of the companies that have implemented occupational safety and
health (K3), by conducting work safety and health efforts. Even though the company has
provided protective equipment, in reality there are many workers who do not want to
use it.
Keywords: Occupational Safety and Health, Contractor's Obligations.

1 PENDAHULUAN jenis kegiatan yang melibatkan


Dalam proses pelaksanaan manajemen perusahaan, tenaga kerja,
pekerjaan yang sering muncul dan peralatan teknik dan bahan konstruksi.
terjadi adalah kecelakaan kerja, Kegiatan pekerjaan konstruksi pada
gangguan kesehatan sewaktu kerja. umumnya adalah dilakukan, dikerjakan
Masalah ini adalah salah satu yang pada ruang/lapangan terbuka, terkadang
harus diutamakan oleh perusahaan jasa dapat menimbulkan kerugian seperti
konstruksi, tentunya akan menambah halnya pada genangan air/lumpur dan di
biaya pengeluaran anggaran bagi pihak bawah permukaan tanah asli maupun
perusahaan. Pelaksanaan proyek timbunan, dan dalam kondisi cuaca
konstruksi adalah berbagai/rangkaian yang silih berganti. Masalah ini tidak

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 1


dapat dihindari dan dapat menimbulkan proses kerjanya.” Undang undang ini
penyakit dan gangguan kesehatan, sudah mengatur perusahaan untuk
akibat negatifnya akan kehilangan menyediakan alat-alat apa yang perlu
sumber daya tenaga kerja. Untuk disediakan ketika perusahaan akan
mencegah kerugian dari proyek beroperasi dan bagaimana
konstruksi, diperlukan suatu sistem mengupayakan terjaminnya keamanan
manajemen K3 yang mengatur dan penggunaan alat tersebut oleh pekerja.
dapat manjadi acuan bagi konsultan, Tentu alat-alat bergantung tingkat risiko
kontraktor, dan para pekerja konstruksi. daripada jenis pekerja atau buruh.
Penerapan Sistem Manajemen PT. Angkasa Pura II (Persero),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagaimana diketahui, telah mengelola
(SMK3) dalam pelaksanaan proyek 13 (tiga belas) bandara di Indonesia dan
konstruksi dapat memberikan kepastian salah satunya yaitu Bandar
bahwa kinerjanya akan terus memenuhi UdaraInternasional Kualanamu di
persyaratan hukum dan kebijakan yang Sumatera Utara yang bertaraf
berlaku serta untuk membantu internasional. PT. Angkasa Pura
pencapaian Nihil Kecelakaan dan II(Persero) Kantor Cabang Bandar
Kerugian Nihil yang sangat menentukan Udara Internasional Kualanamu sebagai
keberhasilan proyek konstruksi. salah satu Badan Usaha Milik Negara
Keselamatan dan Kesehatan (BUMN) di lingkungan Departemen
Kerja (K3) bertujuan mencegah, Perhubungan dalam perkembangannya.
mengurangi, bahkan menihilkan risiko Pembangunanan infrastruktur di
kecelakaan kerja (zero accident). Dalam Lingkungan PT. Angkasa Pura II
menerapkan konsep ini tidak boleh (Persero) Cabang Bandar Udara
sekedar dianggap sebagai upaya Internasional Kualanamu tidak terlepas
pencegahan kecelakaan kerja dan dari jasa kontruksi.
penyakit akibat kerja yang Selaras dengan Visi PT.
menghabiskan banyak biaya (cost) Angkasa Pura II (Persero)
perusahaan, melainkan harus dianggap melaksanakan salah satu Misinya yaitu
sebagai bentuk investasi jangka panjang “Memastikan Keselamatan dan
yang memberi keuntungan yang Keamanan Sebagai Prioritas Utama”,
berlimpah pada masa yang akan datang. maka Direksi dan Karyawan PT.
Aspek utama hukum K3 ada beberapa Angkasa Pura II (Persero) berkomitmen
yaitu norma keselamatan, kesehatan untuk melaksanakan kebijakan
kerja, dan kerja nyata. Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
mewujudkan keselamatan kerja ada sebagai berikut:
norma yang harus dilihat yang 1. Menjamin Keselamatan dan
merupakan sarana atau alat untuk Kesehatan Kerja bagi seluruh
mencegah terjadinya kecelakaan kerja tenaga kerja dan orang lain di
yang tidak diduga yang disebabkan oleh tempat kerja termasuk
kelalaian kerja serta lingkungan kerja kontraktor, pemasok,
yang tidak kondusif. pengunjung dan tamu.
Dalam Undang Undang Nomor 2. Memenuhi semua peraturan
1 Tahun 1970 pada pasal 3 ditetapkan perundang-undangan
syarat syarat keselamatan kerja. Salah pemerintah yang berlaku dan
satu pernyataan dari pasal ini adalah persyaratan lainnya yang
“Memperoleh keserasian antara tenaga berkaitan dengan penerapan
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

2 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan Kerja, Peraturan
Kerja (K3) di tempat kerja. perundang-undangan yang dibuat oleh
3. Melakukan perbaikan Kontraktor (Perjanjian Kerja Bersama),
berkelanjutan terhadap Sistem bahan hukum sekunder berupa buku
Manajemen literatur, hasil karya sarjana untuk
Rumusan Masalah memperluas wawasan penulis mengenai
Adapun yang menjadi bidang penulisan, bahan hukum tersier
permasalahan dalam penelitian ini terdiri dari Kamus hukum, Kamus
adalah : bahasa Indonesia, Kamus Inggris
1. Bagaimana kewajiban kontraktor Indonesia. Metode pengumpulan bahan
terhadapKeselamatan dan dan/atau data yaitu dengan
Kesehatan Kerja di lingkungan menggunakan studi kepustakaan dan
Kerja PT. Angkasa Pura II wawancara sebagai berikut studi
(Persero) Kantor Cabang Bandar kepustakaan, dan Wawancara yang
Udara Internasional Kualanamu sebagai respondennya adalah karyawan
Dikaitkan dengan Undang-Undang Kontraktor, Personalia, P2K3 (Panitia
Nomor 1 Tahun 1970? Pembina Keselamatan dan Kesehatan
2. Bagaimana pelaksanaan kewajiban Kerja) di PT. Angkasa Pura II (Persero)
kontraktor terhadap Keselamatan Bandar Udara Internasional Kualanamu.
dan Kesehatan Kerja di lingkungan TINJAUAN PUSTAKA
Kerja PT. Angkasa Pura II 1. Hubungan Kerja
(Persero) Kantor Cabang Bandar Pada Pasal 1 angka 15 Undang-
Udara Internasional Kualanamu Undang Ketenagakerjaan Nomor 13
Dikaitkan dengan Undang-Undang Tahun 2003 disebutkan bahwa
Nomor 1 Tahun 1970? “Hubungan Kerja adalah hubungan
2 METODE PELAKSANAAN antara pengusaha dengan tenaga kerja
Penelitian ini merupakan berdasarkan perjanjian kerja, yang
penelitian yang bersifat yuridis empiris. mempunyai unsur pekerjaan, upah dan
pendekatan yuridis empiris adalah perintah”.
pendekatan dengan melihat sesuatu 2. Perjanjian
kenyataan hukum di dalam masyarakat. Perjanjian dalam Kitab Undang-
Lokasi yang dipilih sebagai penelitian undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
adalah Kantor Kontraktor Bagian diatur dalam Pasal 1313 yaitu suatu
Personalia dan Umum (Personnel and perjanjian adalah suatu perbuatan
General Affair). K3 (Kesehatan dan dengan mana satu orang atau lebih
Keselamatan Kerja) berada dibawah mengikatkan dirinya terhadap satu
naungan Departemen Personalia dan orang lain atau lebih. Dari semua
perlindungan K3 (Kesehatan dan definisi perjanjian yang diterangkan di
Keselamatan Kerja) tersebut diberikan atas terlihat, bahwa suatu perjanjian
kepada tenaga kerja. merupakan suatu rangkaian perkataan
Sumber data dalam penelitian ini yang mengandung janji atau
yaitu menggunakan data sekunder kesanggupan, baik secara lisan maupun
adalah data dari penelitian kepustakaan secara tertulis.
di mana dalam data sekunder terdiri dari 3. Perjanjian Kerja
KUHPerdata (Burgelijk Wetboek), Dalam Pasal 1 angka 14
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan , Undang- tentang Ketenagakerjaan, perjanjian
undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang kerja adalah perjanjian antara

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 3


pekerja/buruh dengan pengusaha atau industri ini dapat diartikan : suatu
pemberi kerja yang memuat syarat- kejadian yang tidak diduga semula dan
syarat kerja, hak dan kewajiban para tidak dikehendaki yang mengacaukan
pihak. proses yang telah diatur aktivitasnya.
4. Keselamatan dan Kesehatan Suatu kejadian atau peristiwa tertentu
Kerja adalah sebab musababnya demikian
Pemberian perlindungan bagi pula kecelakaan industri/kecelakaan
pekerja dapat dilakukan, baik kerja ini.
dengan jalan memberikan Selain pembinaan dan
tuntunan, maupun dengan jalan bimbingan mengenai inventaris tempat
meningkatkan pengakuan hak- kerja, juga memberikan pembinaan
hak asasi manusia, perlindungan Inventarisasi data kecelakaan kerja dan
fisik dan teknis serta sosial dan Penyusunan statistik kecelakaan kerja.
ekonomi melalui norma yang Jadi perusahaan tersebut diwajibkan
berlaku dalam lingkungan kerja untuk membuat data yang seakurat
itu. Oleh karena itu maka mungkin mengenai kecelakaan kerja
perlindungan pekerja mencakup yang terjadi di perusahaan. Tujuan dari
norma keselamatan kerja: pembuatan statistik kecelakaan kerja
meliputi keselamatan kerja yang adalah untuk mengetahui jumlah
bertalian dengan mesin, pesawat, kecelakaan kerja yang terjadi dari tahun
alat-alat kerja bahan dan proses ke tahun, sehingga dapat di ketahui
pengerjaannya, keadaan tempat apakah tingkat kecelakaan kerja dari
kerja dan lingkungan serta tahun ke tahun mengalami peningkatan
caracara melakukan pekerjaan, atau penurunan. jadi perusahaan
norma kesehatan kerja dan dituntut untuk selalu transparan apabila
heigiene Kesehatan Perusahaan terjadi kecelakaan kerja.
meliputi: pemeliharaan dan Sistem menajemen K3
mempertinggi derajat kesehatan berdasarkan Permenaker No.5 tahun
pekerja, dilakukan dengan 1996 dimana Sistem Manajemen K3 di
mengatur pemberian obat- lingkungan kerja adalah bagian dari
obatan, perawatan tenaga kerja sistem manajemen secara keseluruhan
yang sakit. yang meliputi struktur organisasi,
3 HASIL DAN PEMBAHASAN perencanaan, tanggung jawab,
A. Kewajiban Kontraktor pelaksanaan, prosedur, proses dan
Terhadap Keselamatan dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi
Kesehatan Kerja pengembangan, penerapan, pencapaian,
Untuk mewujudkan pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
perlindungan dalam hal keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
kerja, maka pemerintah melakukan rangka pengendalian risiko yang
upaya pembinaan norma di bidang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
ketenagakerjaan. Dalampengertian terciptanya tempat kerja yang aman,
pembinaan norma ini sudah mencakup efisien dan produktif.
pengertian pembentukan, penerapan dan Adapun tujuan dan sasaran
pengawasan norma itu sendiri. Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan kerja bertalian dengan keselamtan kerja adalah menciptakan
kecelakaan kerja yaitu kecelakaan yang suatu sistem keselamatan dan kesehatan
terjadi di tempat kerja atau dikenal kerja di tempat kerja dengan melibatkan
dengan kecelakaan industri. Kecelakaan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi

4 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
dan lingkungan kerja yang terintegrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
dalam rangka mencegah dan lingkungan kerja. Berdasarkan PP
mengurangi kecelakaan dan penyakit Republik Indonesia Nomor 50 Tahun
akibat kerja serta terciptanya tempat 2012 tentang Penerapan Sistem
kerja yangaman, efisien, dan produktif. Manajemen Keselamatan dan
PT. Angkasa pura II (Persero) Kesehatan Kerja. Demi mencapai hal
dalam program menuju The Best Smart tersebut PT. Angkasa Pura II (Persero)
Connected Airport In The Region terus Kantor Cabang Bandar Udara
mengembangkan potensi Bandara Internasional Kualanamu membentuk
Internasional Kualanamu. Terkait struktur organisasi dan peran dan
dengan visi dan misi PT Angkasa Pura wewenang Panitian Pembina
II (Persero) tetap mengedepankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tabel 1. PERAN DAN WEWENANG


PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)
Peran Wewenang
Ketua 1. Memimpin semua rapat pleno ataupun menunjuk anggota untuk
memimpin rapat pleno Panitia PK3;
2. Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan
program-program Panitia PK3;
3. Mempertanggung-jawabkan pelaksanaan K3 di Perusahaan ke
Dinas/Instansi terkait melalui Pimpinan Perusahaan;
4. Mempertanggung-jawabkan program-program kerja Panitia PK3 dan
pelaksanaannya kepada Direksi;
5. Mengawasi dan mengevaluasi program-program K3 di Perusahaan.
Wakil Ketua 1. Membantu ketua dalam mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
program-program K3 di Perusahaan;
2. Membantu ketua dalam merumuskan kebijakan-kebijakan demi
tercapainya pelaksanaan Program-program P2K3;
3. Mewakili Ketua saat berhalangan hadir pada kegiatan-kegiatan rapat
P2K3.
Sekretaris
1. Membuat undangan dan notulen rapat P2K3;
2. Mengelola administrasi surat-surat P2K3;
3. Melaksanakan pencatatan rekaman-rekaman K3;
4. Memberikan bantuan/saran yang diperlukan oleh seksi- seksi demi
suksesnya program-program Kesehatan dan keselamatan kerja;
5. Melaporkan hasil ke Dinas/Instansi terkait mengenai hal- hal yang
bersangkutan dengan kondisi dan tindakan bahaya di tempat kerja.
Anggota 1. Melaksanakan program-program kerja yang telah ditetapkan sesuai
dengan seksi masing-masing;
2. Melaporkan kepada Koordinator atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

Panitia Pembina Keselamatan a. Menghimpun & mengolah data


dan Kesehatan Kerja Bandar Udara mengenai Keselamatan dan
Internasional Kualanamu memiliki Kesehatan Kerja (K3) di tempat
fungsi antara lain: kerja.

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 5


b. Membantu menunjukkan dan 9) Mengembangkan
menjelaskan kepada setiap laboratorium sebagai sarana
tenaga kerja mengenai : praktek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, melakukan
1) Ada beberapa faktor bahaya
pemeriksaan laboratorium
di tempat kerja yang dapat
dan melaksanakan
menimbulkan gangguan K3
interpretasi hasil
termasuk bahaya kebakaran
pemeriksaan.
dan peledakan serta cara
10) Menyelenggarakan
menanggulanginya.
administrasi keselamatan
2) Faktor-faktor yang dapat
kerja, higiene perusahaan
mempengaruhi efisiensi dan
dan kesehatan kerja.
produktivitas kerja.
d. Membantu Pimpinan
3) Alat Pelindung Diri (APD)
Perusahaan (Manajemen
bagi tenaga kerja yang
Puncak) dalam menyusun
bersangkutan.
kebijaksanaan manajemen dan
4) Mekanisme/cara dan sikap
pedoman kerja dalam rangka
yang benar dan aman dalam
upaya meningkatkan
melaksanakan pekerjaannya.
keselamatan kerja, higiene
c. Membantu Pengusaha/Pengurus
perusahaan, kesehatan kerja,
dalam :
ergonomi dan gizi kerja.
1) Mengevaluasi cara kerja,
proses dan lingkungan kerja. Kontraktor di Lingkungan PT.
2) Menentukan tindakan Angkasa Pura II Bandar Udara
perbaikan dengan alternatif Kualanamu Internasional sudah
terbaik. memperkejakan paling sedikit 100
3) Mengembangkan sistem orang, dan masuk dalam kategori
kendali terhadap bahaya perusahaan yang mempunyai tingkat
terhadap Keselamatan dan potensi bahaya tinggi. Karena bergerak
Kesehatan Kerja. di bidang kontruksi dan bangunan.
4) Mengevaluasi penyebab Dalam hal ini menerapkan sistem
timbulnya kecelakaan, manajemen keselamatan dan kesehatan
penyakit akibat kerja (PAK) kerja perusahaan wajib melaksanakan:
serta mengambil langkah-
langkah yang diperlukan. a. Penetapan Kebijakan K3
5) Meningkatkan kegiatan b. Perencanaan K3
penyuluhan dan penelitian di c. Pelaksanan rencana K3
bidang keselamatan kerja, d. Pemantauan dan Evaluasi K3
higiene perusahaan, e. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja
kesehatan kerja dan SMK3
ergonomi. Kontraktor di Lingkungan PT.
6) Melaksanakan pemantauan Angkasa Pura II sudah menerapkan
terhadap gizi kerja dan sistem keselamatan dan kesehatan kerja
menyelenggarakan makanan yang dijelaskan dalam PP. No. 50
di perusahaan. Tahun 2012 bahwa, setiap perushaan
7) Memeriksa kelengkapan yang mempunyai tingkat potensi bahaya
peralatan keselamatan kerja. tinggi wajib menerapkan sistem
8) Mengembangkan pelayanan keselamatan dankesehatan kerja
kesehatan tenaga kerja. (SMK3). Dalam hal ini perusahaan

6 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
tersebut ada perlindungan hukum perusahaan dan menerapakan SMK3.
terhadap pekerjaannya karena peraturan
Tabel 2.Target Dan Program-Program K3 PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang
Bandar Udara Internasional Kualanamu

Sasaran Program Wewenang


Diketahui bahwa Merekrut Ahli K3 Umum untuk merencanakan HUMAN
Tidak ada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan CAPITAL
kecelakaan kerja Kerja dan Penerapannnya serta melakukan
yang meniadakan identifikasi bahaya dan rencana pengendalian
waktu kerja tenaga terhadapnya
kerja melebihi 2x24 Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Pimpinan
jam dan atau Kesehatan Kerja (P2K3) sesuai perundang- Perusahaan
terhentinya proses undangan yang berlaku untuk mendukung
melebihi shiftberjalannya penerapan Sistem Manajemen
berikutnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan sesuai HUMAN
identifikasi bahaya dan perencanaan penerapan CAPITAL
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Meningkatkan Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS HUMAN
derajat kesehatan Ketenagakerjaan Pemerintah CAPITAL
kerja tenaga kerja dan Ahli K3
Umum
Melaksanakan kerjasama dengan rumah sakit HUMAN
terdekat sebagai rujukan penanganan kecelakan CAPITAL
kerja ataupun keadan darurat di tempat kerja
Menyediakan kantin tenaga kerja dan bekerja sama HUMAN
dengan jasa katering penyedia makanan sehat CAPITAL
dengan harga yang terjangkau oleh tenaga kerja dan Ahli K3
Umum
Menngembangkan Melaksanakan pendidikan dan pelatihan HUMAN
dan meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan CAPITAL
pengetahuan kebutuhan, keahlian dan kompetensi tenaga kerja dan Ahli K3
terhadap tenaga secara rutin baik dilaksanakan sendiri maupun pihak Umum
kerja mengenai luar
Keselamatan dan Menjalin kerjasama dengan dinas-dinas terkait yang HUMAN
Kesehatan Kerja di memiliki kewenangan khusus untuk memberikan CAPITAL
tempat kerja pelatihan/pendidikan K3 di tempat kerja dan Ahli K3
Umum
Meningkatkan dan Melaksanakan audit internal Sistem Manajemen P2K3
memelihara kinerja Keselamatan Kerja minimal setiap satu tahun sekali
K3 Perusahaan ataupun jika ada kondisi yang memerlukan tindakan
audit Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja baik secata internal maupun
eksternal

B. Pelaksanaan Kewajiban Keselamatan dan Kesehatan


Kontraktor Terhadap Kerja merupakan faktor penting dalam
Kesehatan dan Keselamatan pekerjaan, terutama untuk pekerjaan
Kerja di Lingkungan Kerja yang berpotensi (kecelakaan) tinggi,

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 7


dan merupakan bentuk perlindungan dapat menimbulkan kecelakaan,
pengusaha (majikan) terhadap kebakaran,atau peledakan;
pekerjaannya, setiap pekerja/buruh b. pembuatan, pengolahan,
mempunyai hak untuk memperoleh dipakai, dipergunakan,
perlindungan atas : diperdagangkan, diangkut atau
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja disimpan bahan atau barang
b. Moral dan Kesusilaan yang dapat meledak, mudah
c. Perlakuan yang sesuai harkat dan terbakar, menggigit, beracun,
martabat manusia serta nilai-nilai menimbulkan infeksi, bersuhu
agama. tinggi;
Bahwa setiap tenaga kerja c. Dikerjakan pembangunan,
berhak mendapat perlindungan atas perbaikan, perawatan,
keselamatannya dalam melakukan pembersihan atau
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup pembongkaran rumah, gedung
dan meningkatkan produksi serta atau bangunan lainnya
produktivitas Nasional. Setiap termasuk bangunan perairan,
pekerja/buruh yang berada di tempat saluran atau terowongan
kerja terjamin pula keselamatannya. dibawah tanah dan sebagainya
Sumber-sumber produksi sangat atau dimana di lakukan
perludipergunakan secara aman dan pekerjaan persiapan;
efisien. Sangat perlu diadakan segala d. Dilakukan usaha pertanian,
daya upaya dalam membina norma- perkebunan, pembukaan hutan,
norma perlindungan kerja. Pembinaan pengerjaan hutan, pengolahan
norma-norma perlu diwujudkan dalam kayu atau hasil hutan lainnya,
Undang-Undang yang memuat peternakan, perikanan, dan
ketentuan-ketentuan umum tentang lapangan kesehatan;
keselamatan kerja yang sesuai dengan e. Melakukan usaha
perkembangan masyarakat. pertambangan dan pengolahan
industrialisasi teknik dan teknologi. emas, perak, logam, atau bijih
Dalam Undang-Undang Nomor logam lainnya, batu-batuan,
1 Tahun 1970 Pasal 2 menyatakan gas, minyak atau mineral
bahwa : lainnya baik di permukaan atau
1. Yang diatur oleh Undang - Undang di dalam bumi, maupun di
ini ialah keselamatan kerja dalam dasar perairan;
segala tempat kerja, baik di darat, di f. Dilakukan pengangkutan
dalam tanah, di permukaan air, di barang, binatang atau manusia,
dalam air, maupun di udara, yang baik didaratan, melalui
berada di dalam wilayah hukum terowongan, di permukaan air,
kekuasaan hukum Republik di dalam air maupun di udara;
Indonesia. g. Dikerjakan bongkar-muat
2. Beberapa ketentuan dalam ayat (1) barang muatan di kapal, perahu,
tersebut berlaku dalam tempat kerja dermaga, dok, stasiun atau
dimana: gudang; h. dilakukan
a. pembuatan, pemakaian, atau penyelaman, pengambilan
dipergunakan mesin, pesawat, benda dan pekerjaan lain di
alat perkakas, peralatan atau dalam air;
instalasi yang berbahaya atau

8 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
h. Dilakukan pekerjaan dalam kecelakaan industri/kecelakaan kerja
ketinggian di atas permukaan ini, yaitu :
atau perairan; a. Faktor Manusia
i. Dilakukan pekerjaan di bawah Misalnya, karena kurangnya
tekanan udara atau suhu yang keterampilan atau kurangnya
tinggi atau rendah; pengetahuan, salah penempatanya
j. Dilakukannya pekerjaan yang misalnya pekerja lulusan Sekolah
mengandung bahaya berupa Tinggi Menengah (STM) akan tetapi
tertimbun tanah, kejatuhan, ditempatkan dibagian tata usaha.
terkena pelantikan benda, b. Faktor
terjatuh atau terpelosok, hanyut Materialnya/bahanya/perlatannya
atau terpelanting dilakukan Misalnya, bahan ayang seharusnya
pekerjaan dalam sumur, tangki terbuat dari besi, akan tetapi supaya
atau lubang; lebih murah dibuat dari bahan
k. Terdapatnya atau menyebarnya lainnya sehingga dengan mudah
berupa suhu, kelembaban, dapat menimbulkan kecelakaan.
debu, kotoran, api, asap, gas, c. Faktor Bahaya/Sumber Bahaya, ada
hembusan angin, cuaca, sinar dua sebab :
atau radiasi, suara atau getaran; 1) Perbuatan bahaya. Misalnya
l. Dilakukan pembuangan atau karena metode kerja yang
pemusnahan sampah atau salah, keletihan/kelulusan,
timah; sikap kerja yang tidak
m. Dilakukan pemancaran, sempurna, dan sebagainya.
penyiaran, atau penerimaan 2) Kondisi/keadaan berbahaya.
radio, radar, televisi atau Yaitu keadaan yang tidak
telepon. aman dari mesin/peralatan,
n. Dilakukan pendidikan, lingkungan, proses, sifat
pembinaan, percobaan, pekerjaan.
penyelidikan, atau riset d. Faktor yang dihadapi
(penelitian) yang menggunakan Misalnya, kurangnya
alat teknis pemeliharaan/perawatan mesin-
o. Dibangkitkan, dirubah, mesin atau peralatan sehingga tidak
dikumpulkan, disimpan, dibagi- bisa bekerja dengan sempurna.
bagikan atau disalurkan listrik, Kesehatan kerja juga tidak kalah
gas, minyak atau air; penting dari keselamatan kerja.
p. Diputar film, dipertunjukkan Keduanya saling berkesinabungan.
sandiwara atau diselenggarakan Tujuan Kesehatan Kerja adalah:
rekreasi lainnya yang memakai a. Meningkatkan dan memelihra
peralatan, instalasi listrik atau derajat kesehatan tenaga kerja yang
mekanik setingi-tinginya baik fisik, mental
Berbicara mengenai keselamatan maupun sosial.
kerja, maka yang dimaksudkan disini b. Mencegah dan melindunggi tenaga
adalah yang bertalian dengan kerja dari ganguan kesehatan yang
kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan
terjadi di tempat kerja atau dikenal kerja.
dengan istilah kecelakaan idustri. Ada 4 c. Menyesuaikan tenaga kerja dengan
(empat) faktor penyebab dari pekerjaan atau pekerjaan dengan
tenaga kerja.

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 9


d. Meningkatkan produktivitas kerja. Kerja Bandar Udara Kualamu
Penerapan K3 dalam Internasional, beliau menuturkan:
perusahaan sampai saat ini memang “Pihak perusahaan memamng sudah
belum terlaksana dengan baik secara menyediakan alat pelindung kerja,
menyeluruh. Meskipun program K3 namun banyak dari mereka (pekerja)
tersebut telah memiliki dasar hukum tidak mau memakinya, alasannya tidak
yang kuat dalam undang-undang. biasa. Misalnya ada 10 pekerja yang
Karena kecelakaan kerja merupakan mau memakai alaat pelindung hanya 4
kejadian yang tak terduga sebelumnya atau 5 orang. Padahal kami sudah
dan tidak diketahui kapan terjadi. memperingatkan, tetapi tetap saja
Kontraktor di Lingkungan Kerja mereka tidak mau memakainya.
PT. Angkasa Pura II (Persero) Kantor Dari pemaparan diatas dapat
Cabang Bandar Udara Internasional diketahui bahwa kontraktor di
Kualanamu merupakan salah satu Lingkungan Kerja Bandar Udara
perusahaan yang sudah melaksanakan Kualanamu Internasional sudah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), menyelenggarakan upaya keselamatan
dengan cara menyelanggarakan upaya dan kesehatan kerja, dengan cara
keselamatan dan kesehatan kerja. menyediakan alat pelindung diri untuk
Mengingat perusahaan tersebut para pekerjanya. Meski perusahaan
bergerak di bidang kontruksi dan sudah menyediakan alat-alat pelindung,
bangunan yang memilii potensi namun pada kenyataanya banyak dari
(kecelakaan) tinggi. Endra mereka tidak mau menggunakannya.
Purnawirawan selaku Kontraktor di Pihak perusahaan sudah
Lingkungan Bandar Udara, memperingatkan, namun para pekerja
menyebutkan bahwa: tetap tidak mau menggunakannya,
“Masalah keselamatan dan kesehatan dengan alasan tidak biasa, terlihat
kerja dalam perusahaan ini sudah kami seperti monyet kalau memakai sabuk
upayakan. Untuk keselamatan kerjanya pengaman, dan lain sebagainya. Padahal
kami sudah menyediakan alat-lalt memakai alat-alat perlindungan diri
pelindung, seperti helm, sarung tangan, serta memenuhi dan mentaati semua
sepatu, pelindung mata, masker, dan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
sabuk pengaman apabila mereka kerja merupakan kewajiban pekerja
bekerja diketinggian. Namun, banyak terhadap perusahaan (pasal 12).
dari mereka yang tidak mau memakai Peneliti juga mewawancarai
alat-lat pelindung tersebut, karena tidak seorang pekerja tidak tetap yang
terbiasa. Apalagi kalau disuruh bertugas sebagai tukang bagian
memakai sabuk pengaman, jelas tidak bangunan, dimana pada saat itu beliau
mau katanya seperti monyet. Sedangkan sudah memakai alat keselamatan diri
untuk kesehatan kerjanya, bentuk namun tidak lengkap, berikut penuturan
perlindungan dari kami misalnya ada bapak Dahlan:
yang sakit atau mengalami kecelakaan “Saya jarang memakai alat
akibat kerja kami membawanya ke keselamatan, karena tidak biasa dan
dokter atau ke rumah sakit. Intinya terkadang malah risih. Paling yang
kami bertanggung jawab”. saya gunakan hanya sarung tangan dan
Sama halnya dengan yang masker. Sebenarnya mandor seringkali
dikatakan oleh Slamet Waluyo yang memperingatkan, tapi yamau gimana
bertugas sebagai manager sekaligus lagi. Tidak hanya saya, banyak sekali
mandor Kontraktor di Lingkungan

10 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
pekerja yang tidak mau memakai alat bisa memberikan sanksi kepada
keselamatan”. pekerjanya, seharusnya pihak
perusahaan khusunya yang bertugas
Dari penuturan diatas bahwa sebagai pengurus di lapangan harus
Kontraktor di Lingkungan Bandar lebih kompeten dalam upaya
Udara Kualanmu Internasional masih pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
banyak yang belum memenuhi kerja (K3). Seperti halnya yang
peraturan. Selain itu mereka juga belum disebutkan dalam pasal 14 Undang-
bisa menciptakan tempat bekerja yang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
aman serta jauh dari risiko kecelakaan Keselamatan kerja, yaitu :
kerja. 1. Secara tertulis menempatkan
Banyak alasan dari pekerja, serta dalam tempat kerja yang
tidak adanya sanksi dari pihak dipimpinya, semua syarat
manajemen membuat para pekerja keselamatan kerja yang di
semakin tidak memperhatikan wajibkan, sehelai undang-
keselamatan mereka. Berarti di sini undang ini dan semua peraturan
salah satu faktor yang menyebabkan pelaksanaanya yang berlaku
kecelakanan kerja yaitu kurangnya bagi tempat-temapt yang mudah
kesadaran mereka akan keselamatan dan dilihat dan terbaca dan menurut
kesehatan bekerja di konstruksi petunjuk pegawai pengawas atau
bangunan. Selain itu dari pihak ahli keselamatan kerja.
pengurus lapangan yang mengawasi 2. Memasang dalam tempat kerja
kerja para pekerja dapat mengambil yang dipimpinnya, semua
tindakan kepada mereka, dengan gambar keselamatan kerja yang
memberikan sanksi secara tegas jika diwajibkan dan semua bahan
tidak mau menggunakan alat-alat pembinaan lainnya, pada
keselamatan/pelindung. tempat-tempat yang mudah
Namun, terdapat alasan dilihat dan terbaca menurut
mengapa sampai saat ini perusahaan petunjuk pegawai pengawas atau
belum menerapakn sanksi tegas untuk ahli keselamatan kerja.
para pekerja yang lalai dalam hal 3. Menyediakan secara Cuma-
keselamatan dan kesehatan kerja. Cuma, semua alat perlindungan
Slamet Waluyo selaku Manajemen diri yang diwajibkan pada
Kontraktor di Lingkungan Bandar tenaga kerja yang berada di
Udara Internasional Kualanamu, beliau bawah pimpinanya dan
berpendapat bahwa: meyediakan bagi setiap orang
“Kami hanya mengingatkan dan lain yang memasuki tempat
menegaskan mereka, tidak memberikan kerja tersebut, disertai dengan
sanksi. Kalaupun ada, mau dikasi petunjuk-petunjuk yang
sanksi apa kami juga bingung. Disuruh diperlukan menurut petunjuk
bayar denda kami juga ngk tega, pegawai pengawas atau ahli
kasihan. Ya kalau mereka keselamatan kerja.
diperiangatkan tetap bandal. Namun, Adanya pegawai konraktor di
jika terjadi kecelakaan perusahaan Lingkungan Bandar Udara Kualanmu
tetap beratnggung jawab, mau Internasional yang lalai dalam hal
diapakan mereka tetap pekerja kami”. keselamatan kerja, karena perusahaan
Dari pemaparan diatas dapat belum menerapkan poin “A” dan “b”
diketahui bahwa meski perusahaan tidak yang tercantum dalam psal 14 Undang-

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 11


Undang No. 1 Tahun 1970. Dalam poin bagisemua tenaga kerja yang
tersebut dijelaskan bahwa keharusan berada di bawah pimpinannya,
perusahaan untuk menulis semua syarat dalam pencegahan kecelakaan dan
keselamatan kerja dan semua peraturan pemberantasan kebakaran serta
pelaksanaanya dalam bentuk undang- peningkatan keselamatan dan
undang, serta memasang semua gambar kesehatan kerja, pula dalam
keselamatan kerja pada tempat kerja pemberian pertolongan pertama
yang mudah dilihat dan terbaca oleh pada kecelakaan.
pekerja khususnya. Dengan begitu, 4. Para pengurus diwajibkan
pekerja akan lebih memahami melakukan pemenuhan dan
pentingnya memakai alat pelindung diri mentaati semua syarat-syarat dan
saat bekerja akan lebih memahami akan ketentuan-ketentuan yang berlaku
pentingnya memakai alat pelindung diri bagi usaha dan tempat kerja yang
saat bekerja agar terhindar dari dijalankannya.
kecelakaan kerja. Tujuan lain adalah 4 KESIMPULAN DAN SARAN
membuat mereka takut dan jera apabila A. Kesimpulan
tidak memakai alat pelindung diri, 1. Kontraktor wajib mematuhi segala
karena bahaya kecelakaan kerja yang peraturan dan perundang-undangan
mengancam. yang berlaku di Indonesia mengenai
Selain itu, pengurus wajib Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
melakukan pembinaan terkait K3 Kemudian para kontraktor harus
terhadap para pekerjaannya. Tercantum mengintegrasikan Sistem
dalam pasal 9 Undang-Undang No. 1 Manajemen Keselamatan dan
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Kesehatan Kerja kontraktor itu
yaitu meliputi: sendiri dengan Sistem Manajemen
1. Para pengurus diwajibkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
memperlihatkan dan menjelaskan perusahaan pemberi kerja yaitu PT.
pada tiap tenaga kerja baru tentang: Angkasa Pura II (Persero) Kantor
a. Kondisi-kondisi dan bahaya- Cabang Bandar Udara Internasional
bahaya serta yang timbul dalam Kualanamu yang bergerak dalam
tempat kerjanya. bidang bisnis kebandarudaraan.
b. Semua pengamananan dan lat- 2. Kontraktor di Lingkungan Kerja
alat perlindungan yang PT. Angkasa Pura II (Persero)
diharuskan dalam tempat Kantor Cabang Bandar Udara
kerjanya. Internasional Kualanamu
c. Alat perlindungan diri bagi merupakan salah satu perusahaan
tenaga kerja yang bersangkutan yang sudah melaksanakan
d. Cara/langkah-langkah dan sikap keselamatan dan kesehatan kerja
yang aman dalam melaksanakan (K3), dengan cara
pekerjaannya. menyelenggarakan upaya
2. Pengurus hanya dapat keselamatan dan kesehatan kerja.
memperkejakan tenga kerja yang Meski perusahaan sudah
bersangkutan setelahia yakin bahwa menyediakan alat-alat pelindung,
tenaga kerja tersebut telah namun pada kenyataanya banyak
memahami syarat-syarat tersebut dari para pekerja/buruh yang tidak
diatas. mau menggunakannya.
3. Pengurus diwajibkan
menyelanggarakan pembinaan

12 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)
B. Saran 5 DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi kontraktor di Lingkungan PT. A. Buku
Angkasa Pura II berkewajiban Agusmidah. 2010. Hukum
menerapakan sistem manajemen Ketenagakerjaan Indonesia
keselamatan dan kesehatan kerja Dinamika dan KajianTeori.
(SMK3). Karena hukumnya wajib Bogor: Ghalia Indonesia.
untuk perusahaan yang mempunyai
tingkat potensi bahaya tinggi. Dan Ali, Zainudin. 2009. Metode Penelitian
juga termaksud bentuk pelaksanan Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
dari peraturan pemerintah. Selain Asikin,Zainal et al. 1993. Dasar-Dasar
itu, pengurus di lapangan harus Hukum Perburuhan. Jakarta:
lebih kompeten dalam upaya Raja Grafindo Persada.
pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja. Asikin, Zainal. 2012. Dasar-dasar
2. Bagi perusahaan kontraktor harus Hukum Perburuhan. Jakarta:
lebih sering mengingatkan Rajawali Pers.
pekerja/buruh agar lebih sadar Budiono, A Rachmat. 1997. Hukum
bahwa memakai alat pelindung Perburuhan di Indonesia.
diri/keselamaan mempunyai Jakarta : PT. Raja Grafindo
manfaat yang besar, salah satunya Persada.
melindunggi diri dari bahaya
kecelakaan kerja. Selain itu , mereka Hakim,Abdul.2003. Pengantar Hukum
bersama dengan perusahaan juga Ketenagakerjaan Indonesia.
harus menciptakan lingkungan Bandung: PT. Citra Aditya
tempat kerja yang aman, nyaman, Bakti.
dan jauh dari kemungkinan terjadi Kansil. 2006. Pengantar Ilmu Hukum.
kecelakaan kerja. Bila ada Jakarta: Sinar Grafika.
pekerja/buruh yang melanggar harus
Khudzaifah, Dimyati & Kelik
segera diberikan teguran yang tegas.
Wardiono. 2004. Metode
3. Kepada perusahaan yang
Penelitian Hukum, Surakarta:
memberikan sub kontraktor
Universitas Muhammadiyah
seharusnya berbadan hukum contoh
Surakarta.
PT, Koperasi dan Yayasan. Apabila
terjadi permasalahan maka yang Lubis, M. Solly.1994. Filsafat Ilmu Dan
bertanggung jawab penuh ialah Penelitian. Bandung : Mandar
kontraktor tersebut bukan pemberi Maju.
kerja, sesuai dengan Undang- Manual Sistem Manajemen
Undang Nomor 13 Tahun 2003 Keselamatan dan Kesehatan
tentang Ketenagakerjaan.Mengingat Kerja (SMK3) PT. Angkasa
perkembangan zaman yang sudah Pura II Persero Kantor Cabang
maju, disarankan agar Bandar Udara Internasional
memperbaharui pasal 15 dalam Kualanamu. 2018.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja. Malik, A . 2010. Pengantar Bisnis Jasa
Pelaksana Konstruksi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Manulang, Sendjun H. 2010. Pokok-
Pokok Hukum Ketenaga Kerjaan

JURNAL RETENTUM Volume 1, Nomor 1, Agustus 2019 ; 1-14 13


di Indonesia. Jakarta : Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
Universitas Indonesia. tentang Kesehatan.
Simanuhuruk, Marudin SM. Undang-Undang No. 24 Tahun 2011
2006.Reformasi Pengawasan tentang BPJS.
Ketenagakerjaan, Jakarta: Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1999
Asosiasi Pengawas tentang Jasa Konstruksi.
Ketenagakerjaan Indonesia.
PP No. 50 Tahun 2012 tentang
Soepomo, Imam. 1999.Pengantar Penerapaan Sistem Manajemen
Hukum Perburuhan. Jakarta: Keselamatan dan Kesehatan
Djambatan. Kerja.
Satjipto, Raharjo.2003. Ilmu Hukum. PP No. 53 Tahun 2012 tentang
Bandung: Citra Aditya Bakti. Perubahan Kedelapan Atas
Wijayanti, Asri. 2009. Hukum Peraturan Pemerintah Nomor 14
ketenagakerjaan Pasca Tahun 1993 Tentang
Reformasi. Jakarta: Sinar Penyelenggaraan Program
Grafika. Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
PP No. 21 Tahun 2010 tentang
B. Undang-Undang Pengawasan Ketenagakerjaan.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 PP No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Tentang Keselamatan Kerja. Kesehatan.
Undang-Undang N0. 3 Tahun 1992 Kepmen Nomor 609 Tahun 2012
tentang Jamsostek. tentang Pedoman Penyelesaian
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Kasus Kecelakaan Kerja dan
tentang Ketenagakerjaan. Penyakit Akibat Kerja.

14 KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PT. ANGKASA PURA II KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL KUALANAMU
Ahmad Mustofa 1) dan Jaminuddin Marbun 2)

You might also like