Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial | Volume 11, No.

2 Desember 2020
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
doi: 10.22212/aspirasi.v11i2.1470
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index

Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata


di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga

Local Economic Development through Tourism Sector


at Serang Village, Karangreja District, Purbalingga Regency

Rojaul Huda
rojaul911@gmail.com
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat 16424

Naskah diterima: 5 November 2019 | Naskah direvisi: 12 Oktober 2020 | Naskah diterbitkan: 31 Desember 2020

Abstract: The poor population in Indonesia is still dominated by people living in


rural areas reaching 15.15 million or 60.26% of the total national poor population in
the first semester of 2019. One of the efforts made to reduce poverty in rural areas
is local economic development (LED). Local economic development is a participatory
process of the community, local government, and the private sector to increase local
competitiveness through available resources with the aim of creating decent jobs and
sustainable economic activities. Serang Village, Karangreja Subdistrict, Purbalingga
Regency conducts the LED through the tourism sector. This research encourages
describing the implementation of the LED through the Serang Village tourism sector.
The research method used is descriptive qualitative. Based on this research, it is found
that there are six aspects of local economic development in Serang Village through the
tourism sector, namely the LED target group through the utilization of local resources,
having accessibility and strategic locations, encouraging the development of innovation
and collaboration with the community, there is a sustainable agenda in driving
economic activity of the local community, village government provides development
facilities and cooperation to the community and local businesses in the development
of tourism in Serang Village, the last aspect is that tourism in the village of Serang is
managed through clear rules and good management.

Keywords: local economic development (LED); rural areas; tourism

Abstrak: Penduduk miskin di Indonesia masih didominasi oleh penduduk yang tinggal
di wilayah perdesaan, mencapai 15,15 juta atau 60,26% dari total jumlah penduduk
miskin nasional per semester I tahun 2019. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi kemiskinan di wilayah perdesaan adalah dengan pengembangan
ekonomi lokal (PEL). PEL merupakan proses partisipatif masyarakat, pemerintah lokal,
dan pihak swasta untuk meningkatkan daya saing lokal melalui sumber daya yang
tersedia dengan tujuan menciptakan pekerjaan yang layak dan kegiatan ekonomi
yang berkelanjutan. Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga
melakukan PEL melalui sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
tentang implementasi PEL melalui sektor pariwisata di Desa Serang. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif jenis deskriptif. Berdasarkan penelitian ini diperoleh
fakta bahwa terdapat enam aspek dalam pengembangan ekonomi lokal di Desa Serang

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 157
melalui sektor pariwisata, yaitu kelompok sasaran PEL melalui pemanfaatan sumber
daya lokal, memiliki aksesibilitas dan lokasi strategis, mendorong pengembangan
inovasi dan kerja sama dengan masyarakat, terdapat agenda berkelanjutan dalam
menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat lokal, pemerintah desa memberikan
fasilitas pengembangan dan kerja sama kepada masyarakat dan pelaku usaha lokal
dalam pengembangan pariwisata di Desa Serang. Aspek terakhir, yakni pariwisata
desa Serang dikelola melalui tata aturan yang jelas dan manajemen yang baik.

Kata Kunci: pariwisata; pengembangan ekonomi lokal (PEL); wilayah perdesaan

Pendahuluan Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015–


Upaya pembangunan Indonesia yang 2019 Pemerintah Indonesia (Bappenas,
terus dilakukan oleh pemerintah untuk 2015).
mencapai cita- Pemerintah juga memperkuat aturan
cita berbangsa dan bernegara, yakni pembangunan perdesaan melalui undang-
terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh undang khusus perdesaan, yaitu UU
masyarakat, masih memiliki banyak Nomor 6 Tahun 2016 tentang Desa (UU
tantangan. Salah satu tantangannya adalah Desa) yang memuat mengenai beberapa
tingkat kemiskinan di wilayah perdesaan kebijakan untuk pembangunan wilayah
yang masih tinggi mencapai 15,15 juta perdesaan. UU Desa merupakan upaya
atau 60,26% dari total jumlah penduduk pemerintah pusat untuk memperkuat
miskin nasional per semester I tahun 2019. peran pemerintah desa dalam melakukan
Kemiskinan adalah tantangan terbesar pembangunan di wilayah perdesaan
dalam pembangunan, kemiskinan kerap dengan memaksimalkan potensi atau
membentuk ketimpangan sosial di tengah sumber daya yang dimiliki. Desa memiliki
masyarakat dan menghambat proses kewenangan penuh untuk melakukan
pembangunan. Ketimpangan ini, menurut pembangunan sesuai dengan potensi yang
Menteri Keuangan, akan menyebabkan dimiliki.
orang kaya semakin kaya dan orang miskin Pembangunan pada dasarnya adalah
semakin miskin (Warsidi, 2017). Di sisi proses yang bertujuan untuk meningkatkan
lain, kesenjangan antara kota dan desa taraf hidup atau kesejahteraan masyarakat
juga meningkat sejalan perbedaan strategi (Soetomo, 2013: 314). Setiap upaya
pembangunan yang lebih mengutamakan pembangunan baik di pusat maupun
modernisasi industri, kecanggihan daerah, seperti perdesaan, memiliki tujuan
teknologi, dan pertumbuhan metropolis utama untuk meningkatkan kesejahteraan
sehingga menciptakan ketimpangan masyarakat. Salah satu pembangunan
geografis dalam penyebaran kesempatan yang gencar dilakukan oleh pemerintah
atau peluang-peluang ekonomi (Pujiati, adalah pembangunan ekonomi dengan
Nihayah, & Bowo, 2015: 47). memanfaatkan sumber daya lokal yang
Salah satu komitmen pemerintah dimiliki setiap desa, seperti potensi
dalam menekan angka kemiskinan di pariwisata.
wilayah perdesaan dilakukan dengan Pariwisata dalam pengembangan
memasukkan pembangunan perdesaan ekonomi masyarakat dapat menjadi
atau wilayah pinggiran menjadi salah satu alternatif yang menarik. Menurut Ife
prioritas pembangunan. Hal ini sejalan dan Tesoriero (2006: 427) pariwisata
dengan kebijakan Nawacita poin ketiga, akan menjadi sumber daya potensial
yaitu membangun Indonesia dari pinggiran yang dapat mendatangkan penghasilan,
dengan memperkuat daerah-daerah dan dan juga sebagai industri ‘bersih’ yang
desa-desa dalam kerangka kesatuan ke tidak menimbulkan polusi serta dapat
dalam Rancangan Pembangunan Jangka mendukung terbukanya tenaga kerja.

158 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


Pemerintah Indonesia sendiri memasukkan berkelanjutan, terutama masyarakat
sektor pariwisata sebagai salah satu dari perdesaan yang masih berada di bawah
tiga sektor unggulan dalam lima tahun garis kemiskinan.
terakhir, bersama dengan sektor pertanian Desa Serang, Kecamatan Karangreja,
serta manufaktur dan industri pengolahan Kabupaten Purbalingga merupakan salah
(Petriella, 2019). satu desa yang telah menerapkan konsep
Pengembangan pariwisata di Indonesia PEL untuk pembangunan wilayahnya.
dilaksanakan dengan berpedoman pada Berdasarkan data yang diperoleh penulis
prinsip pariwisata sebagaimana tercantum hingga tahun 2010, Desa Serang masih
dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang masuk pada kategori desa tertinggal
Kepariwisataan, yaitu memberdayakan dengan lebih dari separuh penduduknya
masyarakat setempat di mana masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, sebagian
berhak untuk berperan dalam proses masyarakatnya bahkan harus keluar kota
pembangunan kepariwisataan dan untuk mendapatkan pekerjaan. Selain
berkewajiban menjaga dan melestarikan itu, tidak seperti desa pada umumnya di
daya tarik wisata; serta membantu Kabupaten Purbalingga, Desa Serang juga
terciptanya suasana aman, tertib, tercatat sebagai desa yang tidak memiliki
bersih, berperilaku santun, dan menjaga tanah bengkok (lahan garapan pemerintah
kelestarian lingkungan destinasi pariwisata. desa) sebagai hak pamong, atau tanah
Prinsip ini sering disebut juga dengan istilah kas desa untuk menunjang kegiatan dalam
pariwisata berkelanjutan. Dalam Peraturan menjalankan aktivitas pemerintahan desa.
Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 Hal tersebut berpengaruh pada jalannya
tentang Pariwisata Berkelanjutan terdapat layanan publik di Desa Serang karena tidak
empat kriteria pariwisata berkelanjutan, memiliki sumber dana yang cukup.
yaitu: (1) Pengelolaan destinasi pariwisata Untuk mengatasi kemiskinan
berkelanjutan; (2) Pemanfaatan ekonomi masyarakat, dan mengisi kas desa
untuk masyarakat lokal; (3) Pelestarian sebagai operasional dalam meningkatkan
budaya bagi masyarakat dan pengunjung; layanan publik tersebut, pemerintah desa
dan (4) Pelestarian lingkungan. Pengaturan melakukan dialog informal yang dilakukan
ini mengimplikasikan bahwa pariwisata dengan mengunjungi tokoh-tokoh
harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (door to door) dengan tujuan
hidup masyarakat di sekitarnya. mendengarkan, menghimpun masukan
Konkritnya, pengelolaan pariwisata dan saran untuk kemajuan Desa Serang.
berbasis pengembangan ekonomi lokal Hal ini dilakukan terutama dalam upaya
(PEL) dapat berhasil dalam kontribusinya meningkatkan perekonomian masyarakat,
terhadap penyerapan tenaga kerja dan hingga akhirnya diputuskan untuk
meningkatkan pendapatan suatu wilayah melakukan PEL melalui sektor pariwisata.
(Al Adiyat, Retno, & Harsasto, 2014). PEL dinilai dapat menjadi penggerak roda
Berdasarkan uraian tersebut muncul ekonomi masyarakat dengan unsur-unsur
satu pemikiran bahwa salah satu lokal baik pemerintah desa, pelaku usaha
upaya pembangunan dalam mencapai lokal maupun masyarakat sebagai pelaku
kesejahteraan masyarakat di wilayah utamanya. PEL melalui pariwisata juga
perdesaan dapat dilakukan melalui melihat pada potensi alam, sosial budaya
pengembangan ekonomi lokal (PEL) yang masyarakat, dan keunggulan sektor
sesuai untuk suatu wilayah. Capaian pertanian yang dimiliki Desa Serang.
dari ekonomi lokal nyatanya juga dapat Selain itu, PEL melalui pariwisata di Desa
memberikan peningkatan taraf hidup Serang juga didasarkan pada Penetapan
masyarakat menjadi lebih baik dan Desa Serang sebagai desa wisata oleh

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 159
Pemerintah Kabupaten Purbalingga pada Untuk memperoleh data dan informasi
tahun 2009 yang mendorong Desa Serang yang tepat, teknik pengumpulan data
menjadi salah satu tujuan wisata. dilakukan melalui beberapa cara, yaitu
Kembali pada konsep PEL dalam pertama, observasi lapangan secara
rangka meningkatkan taraf hidup langsung dengan melakukan pendalaman
masyarakat dan menciptakan lapangan pada keadaan secara langsung. Peneliti
kerja dengan mengorganisir sumber melakukan pengamatan pada aktivitas
daya yang dimiliki sebagaimana potensi masyarakat, pemerintah desa, dan
pengembangan pariwisata di Desa Serang, pengelola wisata di Desa Serang.
maka dapat dirumuskan permasalahan Pengamatan juga dilakukan pada sistem
dalam penelitian ini adalah bagaimana kerja sama dan kemitraan dengan
implementasi PEL di Desa Serang, masyarakat dalam mengembangkan
Kecamatan Karangreja, Kabupaten pariwisata di Desa Serang. Kedua,
Purbalingga? Adapun tujuan penelitian wawancara mendalam (in-depth interview)
ini adalah menggambarkan proses yaitu dengan menggali informasi melalui
implementasi dari PEL yang dilakukan percakapan secara langsung dengan
di Desa Serang melalui pengembangan beberapa perwakilan masyarakat,
wisata lokal. Penelitian ini diharapkan perwakilan perangkat desa, masyarakat
dapat mendeskripsikan upaya-upaya yang terlibat secara langsung dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat pengembangan pariwisata di Desa Serang
yang dilakukan melalui PEL di sektor dan pengurus BUMDes Serang Makmur
pariwisata. Sejahtera sebagai pengelola wisata
Penelitian ini menggunakan pendekatan di Desa Serang. Ketiga, dokumentasi
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, yang dilakukan dengan cara menelusuri
yaitu memberikan gambaran tentang dokumen penting yang berkaitan dengan
rincian spesifik dari situasi, lingkungan fokus penelitian. Dokumen dalam
sosial, atau hubungan. Hasil dari penelitian penelitian ini berupa dokumen resmi
deskriptif adalah gambaran rinci tentang Pemerintah Desa Serang dan pengelola
subyek (Neuman, 2013: 22). Adapun wisata di Desa Serang yang terkait
beberapa tujuan dari penelitian deskriptif permasalahan penelitian.
menurut Neuman (2013: 66) adalah
pertama, menghasilkan gambaran yang Pengembangan Ekonomi Lokal
akurat tentang sebuah kelompok; kedua,
Menurut Canzanelli (2001: 9) PEL
menggambarkan mekanisme sebuah
merupakan proses partisipatif yang
proses dan hubungan; ketiga, memberikan
mendorong dan memberikan jalan kepada
gambaran baik yang berbentuk verbal atau
stakeholders lokal untuk meningkatkan
numerical; keempat, menyajikan informasi
daya saing lokal dengan tujuan membuka
dasar; kelima, menciptakan seperangkat
lapangan pekerjaan yang layak dan
kategori atau pengklasifikasian; keenam,
menciptakan aktivitas ekonomi yang
menjelaskan tahapan-tahapan atau suatu
berkelanjutan. International Labour
tatanan; dan ketujuh, menyimpan informasi
Organization (ILO) (2005: 6) mendefinisikan
yang tadinya bersifat kontradiktif mengenai
PEL adalah proses partisipatif yang
subjek penelitian. Selanjutnya tujuan
mendorong kemitraan antara swasta,
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
masyarakat, dan pemangku kepentingan
mencari tahu secara rinci dan lebih tepat
di wilayah tertentu untuk melakukan
terhadap apa fenomena sosial itu dengan
pembangunan bersama dengan
menyajikan laporan berupa data untuk
memanfaatkan sumber daya lokal guna
memberikan gambaran penelitian.

160 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


menciptakan lapangan pekerjaan dan Berdasarkan beberapa uraian
merangsang kegiatan ekonomi. ILO pengertian PEL tersebut, maka dapat
juga menjabarkan terdapat dua prinsip disimpulkan bahwa PEL adalah usaha
dalam PEL, yakni pertama, partisipatif untuk mengoptimalkan sumber daya lokal
untuk mempromosikan kohesi sosial, dengan melibatkan seluruh pemangku
memulai kesadaran lokal, pembangunan kepentingan lokal baik pemerintah,
konsensus, kemitraan kelembagaan, dan swasta, organisasi nonpemerintah, dan
jaringan untuk memastikan pertumbuhan sektor publik dengan tujuan menciptakan
yang berkelanjutan; dan kedua, PEL lapangan kerja, menciptakan aktivitas
harus memanfaatkan sumber daya lokal perekonomian yang berkelanjutan, serta
yang tersedia dengan mengedepankan mampu menggali potensi ekonomi lokal
kepentingan bersama. yang produktif dan berdaya saing.
PEL merupakan langkah konkret yang Terkait dengan PEL, Meyer-Stamer
dilakukan sebagai upaya untuk membuka (2005: 4) menjabarkan terdapat enam
lapangan kerja dan mendorong aktivitas aspek dalam PEL, yaitu: (1) Kelompok
perekonomian pada tingkat lokal dengan sasaran pengembangan ekonomi
tujuan peningkatan taraf hidup masyarakat lokal; (2) Faktor lokasi; (3) Sinergi; (4)
yang lebih baik. Swinburn, Goga, dan Pembangunan berkelanjutan yang
Murphy (2006: 1) mendefinisikan PEL melihat pada aspek ekonomi, ekologis,
sebagai proses di mana masyarakat, dan sosial; (5) Tata pemerintahan terdiri
pemerintah lokal, dan pihak swasta dari kemitraan dengan sektor publik dan
bersama-sama meningkatkan ekonomi swasta, perampingan regulasi di sektor
lokal dan lapangan pekerjaan sebagai publik dan pengembangan organisasi; (6)
upaya mendorong peningkatan taraf hidup Manajemen, pengembangan ekonomi lokal
yang lebih baik. Sementara Gibbs (2002: didasarkan pada proses berulang dengan
27) menyatakan bahwa perkembangan PEL landasan diagnostik dan perencanaan,
terlihat dari terwujudnya inisiatif lokal untuk implementasi, dan monitoring serta
menggerakan kemajuan pembangunan evaluasi. Dari enam aspek tersebut tentu
ekonomi lokal yang berkelanjutan. menjadi ukuran pada pelaksanaan atau
World Bank (2003: 1) mendefinisikan implementasi PEL.
PEL sebagai suatu proses di mana
masyarakat, lembaga usaha, dan Inisiatif Masyarakat dan
organisasi nonpemerintah bekerja sama Perkembangan Wisata
untuk menciptakan kondisi yang lebih baik di Desa Serang
guna mendorong pertumbuhan ekonomi
PEL melalui pariwisata di Desa Serang
dan tersedianya lapangan pekerjaan
merupakan sebuah upaya komprehensif
pada tingkat lokal, dengan tujuan untuk
yang dilakukan untuk meningkatkan
meningkatkan kualitas hidup yang lebih
taraf hidup lebih baik bagi masyarakat.
baik bagi semua. Helmsing dan Guimaraes
Program pengembangan pariwisata juga
(1997: 64) mendefinisikan PEL sebagai
merupakan inisiasi masyarakat (bottom
sebuah proses di mana kemitraan antara
up) sehingga peran aktif dari masyarakat
pemerintah daerah, kelompok berbasis
dalam merencanakan kegiatan dan
masyarakat, dan sektor swasta dibentuk
menjaga keberlangsungan pariwisata
untuk mengelola sumber daya lokal yang
sangat dibutuhkan. PEL tentu berkaitan
ada untuk menciptakan lapangan kerja
juga dengan pengorganisasian usaha
dan merangsang ekonomi lokal. PEL
melalui potensi lokal, penciptaan lapangan
menekankan pada aktivitas lokal dengan
kerja, dan keberlanjutan. Perwujudan hal-
menggunakan sumber daya manusia,
hal tersebut tidak akan mudah atau perlu
kelembagaan, dan aset lokal.
usaha keras untuk mencapainya.

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 161
Pariwisata di Desa Serang merupakan Slamet, maka masyarakat berinisiatif untuk
hasil inisiasi masyarakat yang kemudian membawa hal tersebut ke musyawarah
dibawa ke musyawarah tingkat desa tingkat desa (Musdes) pada akhir tahun
untuk mendapatkan dukungan dalam 2009. Hasil musyawarah kemudian
merealisasikan pariwisata. Masyarakat memutuskan untuk menjadikan pariwisata
Desa Serang yang sebagian besar sebagai usaha baru bagi masyarakat Desa
berprofesi sebagai petani sayuran dan Serang dengan memanfaatkan tanah
buah-buahan telah lama dikenal sebagai milik desa sebagai pusat pengembangan
pusat penghasil sayuran dan buah wahana wisata utama Desa Serang atau
terutama buah stroberi yang belum banyak yang lebih dikenal dengan Lembah Asri
dibudidayakan oleh masyarakat desa lain (Lembah Asri Desa Serang, LADS). Hasil
di Purbalingga dan sekitarnya. Sebagai musyawarah desa juga memutuskan untuk
pusat penghasil stroberi, Desa Serang membentuk lembaga usaha desa atau
banyak dikunjungi oleh warga dari luar badan usaha milik desa (BUMDes) sebagai
desa yang ingin membeli stroberi secara lembaga yang selanjutkan mengelola
langsung. Potensi tersebut kemudian pariwisata Lembah Asri.
dikembangkan oleh beberapa masyarakat Sejak empat tahun terakhir, pariwisata
dengan membuka lahan pertanian Lembah Asri Desa Serang telah mengalami
mereka menjadi arena wisata dengan laju perkembangan yang sangat positif.
tanaman stroberi sebagai tanaman utama. Hal tersebut terlihat dari peningkatan
Masyarakat yang datang tidak hanya dapat pengunjung setiap tahunnya. Data terakhir
membeli buah stroberi tetapi bisa langsung pada tahun 2018, pengunjung wisata
melihat proses penanaman, perawatan, Lembah Asri telah mencapai 643.852
hingga melakukan pemetikan stroberi pengunjung sebagaimana ditunjukkan
secara langsung. dalam Grafik 1.
Dalam perkembangannya, potensi
wisata tanaman stroberi menjadi ikon Desa 800 Jumlah
Serang. Semakin lama, pengunjung yang (ribuan)
700
datang ke lahan-lahan petani juga semakin 643,852
banyak. Namun demikian, lahan tersebut 600
masih dikelola secara mandiri oleh petani 500
sehingga harga masih bervariasi, layanan 400
wisatawan juga sangat sederhana, dan
belum menjangkau lahan petani lain yang 300
212,000
letaknya jauh dari jalan utama di Desa 200 227,341
Serang. 106,428
100 42,570
Potensi lain yang dimiliki Desa Serang 63,853 Tahun
adalah pemanfaatan hutan pinus milik 0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perhutani sebagai lahan parkir dan tempat
peristirahatan (rest area) bagi masyarakat Grafik 1. Data Pengunjung
yang melewati jalan utama Desa Serang. Wisata Lembah Asri, Tahun 2018
Sumber: BUMDes Serang Makmur Sejahtera, 2019
Seiring berjalannya waktu, area parkir
di hutan pinus tersebut semakin ramai, Peningkatan jumlah pengunjung
bahkan terdapat beberapa pengunjung berdampak pada pendapatan BUMDes
yang sengaja datang untuk bersantai di yang mengelola pariwisata dengan
lahan yang dijadikan rest area tersebut. kenaikan pendapatan signifikan. Pada
Melihat potensi wisata yang dimiliki tahun 2013 menjadi awal peningkatan
desa, didukung letak geografis Desa pendapatan dengan nilai pendapatan
Serang yang berada di lereng Gunung kotor Rp57 juta. Pada tahun 2014

162 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


meningkat menjadi Rp105 juta, kemudian pengembangan pariwisata di Desa Serang
tahun 2015 pendapatan kotor lembaga yang banyak melibatkan masyarakat
usaha yang mengelola pariwisata di Desa melalui pola kerja sama penggunaan
Serang mampu mengumpulkan Rp225 lahan masyarakat untuk mengembangkan
juta. Perkembangan pariwisata pada pariwisata selain di Lembah Asri.
tahun 2016 juga mampu mengumpulkan Pengelola Lembah Asri juga memberikan
pendapatan kotor hingga Rp583 juta, pendampingan bagi masyarakat yang akan
disusul pada tahun 2017 dan 2018 mengembangkan spot atau wahana wisata
yang meningkat tajam atau mampu secara mandiri.
mengumpulkan pemasukan kotor hingga Tumbuhnya wahana wisata baru seperti
Rp1,6 miliar dan Rp2,2 miliar. taman bunga, agrowisata, dan beberapa
Selain itu, peningkatan jumlah lokasi wisata lainnya di Desa Serang
pengunjung mendorong tersedianya juga merupakan hasil kerja sama antara
lapangan pekerjaan bagi masyarakat pengelola Lembah Asri dan masyarakat.
karena pengelola wisata terus menambah Kerja sama dilakukan dengan memberikan
jumlah karyawan atau pengelola wahana- hak pengelolaan sepenuhnya kepada
wahana wisata. Masyarakat banyak yang pengelola Lembah Asri dengan sistem
memanfaatkan lahan-lahan di sekitar lokasi bagi hasil. Meskipun demikian, terdapat
wisata untuk berdagang, menawarkan jasa beberapa masyarakat yang memilih untuk
berkeliling di beberapa wahana wisata mengembangkan secara mandiri dan tidak
dengan naik kuda atau mobil wisata yang terikat kerja sama dengan pihak lain.
telah dimodifikasi, dan menyediakan Kerja sama dengan masyarakat
penginapan sementara (homestay) bagi juga dilakukan dalam hal permodalan.
wisatawan yang hendak bermalam. Pengembangan pariwisata tentu
Masyarakat juga membuat aneka oleh- membutuhkan modal yang tidak sedikit.
oleh khas lokal yang diolah dari hasil Oleh karena itu pengelola Lembah Asri
pertanian masyarakat untuk dijual kepada membuka peluang kerja sama dengan
pengunjung wisata. masyarakat untuk berinvestasi membeli
Keberadaan pariwisata di Desa Serang saham Lembah Asri. Masyarakat yang
telah menekan angka pengangguran. memiliki saham di Lembah Asri akan
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan mendapatkan bagi hasil setiap tiga bulan
kepala Desa Serang yang menyatakan sekali. Penjualan saham atau investasi
pengembangan pariwisata telah juga dilakukan dengan sistem bantuan
berkontribusi secara langsung pada bagi mereka yang tidak mampu, yaitu
proses penyerapan tenaga kerja di desa, pemerintah desa memberikan bantuan
terutama bagi anak-anak muda yang baru kepada masyarakat yang tidak mampu
lulus sekolah. Mereka dapat langsung dengan persyaratan tertentu berupa saham
mendaftarkan diri sebagai karyawan di atau investasi di Lembah Asri. Selanjutnya,
Lembah Asri hanya dengan persyaratan mereka akan menerima hasil setiap tiga
tercatat sebagai warga asli dan lolos bulan sekali.
seleksi yang diadakan oleh pengelola. Berdasarkan temuan lapangan, kerja
Pengembangan pariwisata Lembah sama dalam pengembangan pariwisata
Asri Desa Serang dilakukan dengan tersebut mendorong terjadinya proses
semangat kebersamaan antara peningkatan pendapatan bagi masyarakat.
masyarakat, pengelola, dan pemerintah Selain memiliki penghasilan dari bertani
desa. Partisipasi warga tidak terbatas yang menjadi sumber mata pencaharian
pada urusan teknis saja tetapi juga sebagai utama, keberadaan pariwisata telah
mitra dalam mengembangkan pariwisata. membuka peluang bagi masyarakat
Hal tersebut tercermin dari aktivitas memiliki sumber pendapatan lain, baik

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 163
dari hasil pengembangan wahana wisata dan dukungan pada fasilitas pendidikan
secara mandiri, sistem bagi hasil hak guna masyarakat. Selain itu, juga untuk
tanah oleh Lembah Asri, atau sistem bagi tambahan honor bagi perangkat desa
hasil kepemilikan saham. dan tenaga pendidik informal seperti guru
Secara umum dalam perjalanan agama dan lain sebagainya.
wisata di Desa Serang, masyarakat desa Melalui dana yang didapat dari hasil
menjadi bagian yang sangat penting pariwisata, Desa Serang juga memberikan
dalam perkembangan pariwisata Lembah fasilitas pelatihan keterampilan kepada
Asri dan pengembangan lokasi wisata di ibu-ibu rumah tangga untuk mengolah
tempat lainnya di Desa Serang. Selain berbagai jenis makanan lokal atau
menjadi pengelola, masyarakat secara membuat aksesoris khas Desa Serang
bersama-sama juga ikut mengawasi yang kemudian dipasarkan ke wisatawan.
dan mengevaluasi perkembangan Pelatihan keterampilan juga diberikan
pariwisata Desa Serang melalui forum kepada masyarakat yang mengembangkan
atau musyawarah desa yang diadakan wahana wisata mandiri, dengan harapan
secara rutin setiap tahun sekali. Pengelola dapat mengelola wisata dengan baik.
Lembah Asri dalam forum rutin tahunan Memanfaatkan potensi alam sebagai
menyampaikan perkembangan usaha unggulan dalam pariwisata tentu harus
wisata dan penghasilan dari usaha disertai dengan menjaga kelestarian
tersebut. Forum juga menjadi ajang lingkungan. Selain itu, faktor budaya
penjabaran perencanaan kegiatan yang masyarakat juga menjadi penentu
akan dilakukan untuk tahun berikutnya. kemajuan pariwisata berbasis lokal
Hingga saat ini, fungsi pengawasan tersebut. Oleh karena itu, melestarikan
pariwisata dilakukan oleh masyarakat alam dan budaya menjadi pekerjaan utama
dan lembaga pengawas desa (BPD). yang harus dijaga untuk keberlanjutan
Masyarakat secara terbuka dapat pariwisata.
menyampaikan masukan atas kinerja dan Selanjutnya, pariwisata Lembah Asri
aktivitas yang dilaksanakan oleh pengelola Desa Serang mengembangkan komitmen
pariwisata. Asas gotong-royong benar- yang dilakukan melalui berbagai kegiatan
benar dilaksanakan oleh masyarakat dalam bersama masyarakat untuk menjaga
pengembangan sektor pariwisata di Desa kelestarian lingkungan sekitar. Desa
Serang. Serang memiliki agenda tahunan festival
budaya yang disebut Festival Gunung
Kontribusi pada Peningkatan Slamet (FGS). FGS merupakan agenda
Pelayanan Publik dan Pelestarian pesta budaya lokal yang menampilkan
Lingkungan berbagai tarian tradisional Desa Serang,
hasil pertanian masyarakat, dan ritual
Pendapatan dari pariwisata Lembah
budaya berupa mengambil air dari tujuh
Asri yang terus mengalami peningkatan
mata air di lereng Gunung Slamet oleh
setiap tahunnya. Selain digunakan untuk
masyarakat. Bagi masyarakat Desa Serang,
pengembangan pariwisata dan perawatan
FGS merupakan perayaan wujud syukur
lingkungan, pendapatan tersebut juga
atas segala kebaikan yang telah diberikan
dialokasikan untuk meningkatkan
Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
pelayanan publik melalui kontribusi secara
hasil pertanian, tentramnya lingkungan,
langsung pada pendapatan asli desa atau
dan kebaikan-kebaikan lainnya. FGS
kas desa yang diberikan setiap tahun.
menjadi wujud kekayaan budaya lokal
Adapun yang dimaksud peningkatan
yang terus dijaga kelestariannya hingga
pelayanan publik tersebut antara lain
kini. FGS dalam perkembangannya telah
perbaikan jalan-jalan desa, peningkatan
menjadi event tahunan yang tidak hanya
operasional fasilitas kesehatan desa,

164 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


sebagai upaya pelestarian budaya, tetapi Stamer (2005: 6) kelompok sasaran
juga berdampak bagi peningkatan jumlah merupakan penunjang pengembangan
wisatawan yang datang. ekonomi lokal yang terdiri dari perusahan
Masyarakat Desa Serang menyadari swasta (investor) yang dapat mendirikan
bahwa potensi pariwisatanya sangat perusahaan di lokasi tertentu, pelaku
bergantung kepada kekayaan alam, usaha lokal yang beroperasi cukup lama,
kelestarian lingkungan, dan budaya dan pelaku usaha baru.
lokal sehingga keberpihakan untuk Pengembangan pariwisata di Desa
menjaga alam sangat tinggi. Demikian Serang yang dilakukan oleh pemerintah
juga, kepedulian masyarakat terhadap desa juga telah mendorong keterlibatan
budaya lokal semakin baik sejalan dengan pihak swasta (investor) lokal. Salah
perkembangan pariwisata desa. Event- satunya melalui dukungan langsung dalam
event budaya menjadi kegiatan yang hal promosi, pelatihan kewirausahaan,
dinantikan masyarakat, bahkan masyarakat dan pendampingan kepada masyarakat
secara bersama-sama dan sukarela ikut yang memiliki usaha atau aktivitas yang
terlibat menyukseskan event tersebut. mendukung perkembangan pariwisata
di Desa Serang. Pada aspek kelompok
Implementasi Pengembangan sasaran, pemberian fasilitas kepada pelaku
Ekonomi Lokal melalui Pariwisata usaha lokal menjadi prioritas dalam mitra
di Desa Serang kerja sama pengembangan pariwisata di
Desa Serang baik dalam bentuk pemberian
PEL melalui sektor pariwisata di
fasilitas, bantuan permodalan maupun
Desa Serang dapat dilihat dari enam
pembinaan dan pelatihan yang dilakukan
aspek, yaitu, pertama, kelompok sasaran
oleh pemerintah desa bersama pengelola
PEL. PEL banyak dipahami sebagai
Lembah Asri sebagai wisata utama di Desa
sebuah usaha pada wilayah tertentu
Serang.
untuk mengoptimalkan sumber daya
Kedua, faktor lokasi. Aksesibilitas yang
yang dimiliki melalui pelaksanaan yang
memadai dalam rantai pengembangan
partisipatif oleh seluruh pihak terkait
pariwisata di Desa Serang menjadi faktor
baik swasta, pemerintah, sektor publik
yang sangat diperhatikan. Sebagai contoh,
maupun organisasi swadaya masyarakat.
meskipun secara geografis wilayah Desa
Pengembangan pariwisata di Desa
Serang terletak di lereng gunung dan
Serang dilakukan dengan melibatkan
perbukitan, namun infrastruktur untuk
banyak pihak baik dari unsur masyarakat,
mengakses tempat-tempat wisata di Desa
pemerintah desa, maupun pemangku
Serang telah terbangun dengan baik.
kepentingan lokal seperti pengusaha lokal.
Selain jalan utama yang menghubungkan
Pada upaya pengembangan pariwisata
lokasi pariwisata Desa Serang dengan
di Desa Serang di mana masyarakat,
beberapa daerah di sekitarnya, juga
kelompok masyarakat, atau pengusaha
terdapat jalan-jalan desa yang saling
lokal diberi kesempatan untuk mengambil
terhubung untuk menuju ke lokasi-lokasi
bagian dalam pengembangan pariwisata.
wisata.
Bagi masyarakat yang mengembangkan
Faktor lokasi mempresentasikan
wahana pariwisata diberikan fasilitas modal
sejauh mana tempat pengembangan dapat
dan pelatihan pengelolaan pariwisata oleh
diakses dan juga lokasi untuk mengakses
pemerintah desa.
sumber daya pembangunan itu sendiri
Upaya partisipatif pada pengembangan
dalam rangka pengembangan ekonomi
pariwisata di Desa Serang memberikan
lokal (Meyer-Stamer, 2005: 8). Demikian
elemen penting dalam pengembangan
juga kebutuhan infrastruktur yang baik
ekonomi lokal atau kelompok sasaran.
untuk memudahkan akses pada lokasi
Jika merujuk pada konsep Meyer-

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 165
wisata merupakan hal yang penting. Hal melalui kebijakan yang dikeluarkan
tersebut sangat disadari oleh seluruh oleh pengelola Lembah Asri maupun
pemangku kepentingan pariwisata di pemerintah desa, yakni pengembangan
Desa Serang sehingga menjadi salah lokasi wisata serupa di enam dusun yang
satu prioritas pembangunan yang telah ada di Desa Serang.
dilakukan. Pengembangan lokasi di setiap
Akses pariwisata Desa Serang mudah dusun yang telah dilakukan merupakan
dijangkau dari pusat perkotaan Kabupaten langkah dalam pengembangan wilayah
Purbalingga dan memiliki akses yang pariwisata agar konsentrasi pariwisata di
terhubung langsung dengan beberapa Desa Serang tidak hanya di satu lokasi,
daerah di sekitarnya seperti Pemalang, yaitu Lembah Asri. Semakin banyak lokasi
Tegal, Banjarnegara, dan Banyumas. wisata yang ada, memungkinkan terjadinya
Akses untuk masyarakat mengembangkan peningkatan ketersediaan lapangan kerja
pariwisata di Desa Serang juga dibangun bagi masyarakat.
dengan memberikan bantuan modal dan Pengembangan wilayah dalam
pendampingan kepada masyarakat yang pembangunan adalah suatu upaya
memiliki minat untuk mengembangkan yang berorientasi pada suatu kesatuan
pariwisata secara mandiri atau perkembangan fisik, sosial, dan ekonomi
berkelompok. Kemudahan akses, baik yang pada dasarnya memberikan
infrastruktur maupun dukungan lain, penekanan pada penggunaan potensi
dalam pengembangan pariwisata sangat dan sumber daya lokal (daerah), baik
mendukung masyarakat dan pengelola sumber daya manusia, sumber daya alam,
wisata Lembah Asri untuk bekerja sama maupun kelembagaan yang ada, guna
mengembangkan usaha wisata di Desa mengantisipasi berbagai permasalahan
Serang. Faktor lokasi dengan demikian dan kebutuhan lokal daerah (Soetomo,
menjadi keuntungan tersendiri dalam 2013: 240). Pengembangan lokasi wisata
pengembangan pariwisata Desa Serang bertujuan sebagai inovasi wisata Desa
karena memiliki kemudahan akses Serang, perluasan wilayah pariwisata
langsung dengan beberapa daerah. Begitu agar daerah yang terdampak dengan
juga dengan kondisi infrastruktur desa keberadaan pariwisata juga semakin luas
yang sudah bagus. serta menciptakan lapangan pekerjaan
Ketiga, sinergitas dan fokus kebijakan. baru. Pengembangan wisata di Lembah
Pariwisata di Desa Serang menjadi Asri juga dilakukan secara mandiri oleh
alternatif dalam mencapai kesejahteraan masyarakat baik secara individu maupun
sebagaimana tercantum pada misi secara berkelompok.
pengembangan pariwisata. Meyer-Stamer Sinergitas lainnya yang dilakukan
(2005: 14) menjabarkan kesinergian dan pada pengembangan pariwisata adalah
fokus kebijakan merupakan kebijakan peningkatan modal untuk mengembangkan
yang fokus pada pengembangan ekonomi wahana wisata di Lembah Asri dengan
lokal seperti di dalamnya pengembangan cara menjual lembaran saham kepada
keahlian, pengembangan jaringan usaha, masyarakat desa yang ingin berinvestasi.
pemberdayaan masyarakat berbasis Masyarakat juga dapat bekerja sama
kemitraan swasta, pengembangan dalam pengembangan pariwisata dengan
komunitas, perluasan wilayah memberikan hak guna lahannya kepada
pengembangan ekonomi lokal, jaringan pengelola Lembah Asri dengan sistem
usaha antarsentra, dan pengurangan sewa ataupun bagi hasil.
kemiskinan. Sinergitas dan fokus kebijakan Keempat, pembangunan berkelanjutan.
pada pengembangan pariwisata Desa Pengembangan pariwisata di Desa Serang
Serang, dalam pelaksanaannya dilakukan bertumpu pada proses jangka panjang

166 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


untuk meningkatkan kesejahteraan wisatawan, dan menjaga eksistensi budaya
masyarakat, kelestarian lingkungan, lokal. Selain itu, ajang pagelaran budaya
dan budaya lokal. Meyer-Stamer (2005: juga dijadikan aktivitas untuk menarik kerja
18) mendefinisikan pembangunan sama dengan pelaku usaha lokal. Upaya
berkelanjutan pada aspek PEL adalah untuk melestarikan budaya lokal juga
pembangunan berkelanjutan yang menjadi salah satu inovasi wisata Desa
bertumpu pada aspek ekonomi seperti Serang yang memungkinkan untuk menarik
pengembangan industri pendukung, wisatawan dan meningkatkan kerja sama
inovasi pada perusahaan, dan business dengan pelaku usaha lokal.
plan pada perusahaan; aspek sosial Menurut Swinburn, Goga, dan Murphy
seperti kontribusi PEL pada kesejahteraan (2006: 13) menjalin kemitraan bertujuan
masyarakat, adat atau kelembagaan lokal; untuk menghubungkan berbagai mitra
serta aspek lingkungan seperti penerapan lokal yang berdampak pada pembangunan
amdal dan kebijakan konservasi alam. ekonomi lokal menjadi agenda yang
Perkembangan pariwisata di Desa bisa mendukung dan mempertahankan
Serang memiliki laju yang sangat baik, pembangunan ekonomi lokal yang sukses
meskipun dikelola oleh masyarakat dan berkelanjutan.
setempat. Demikian juga pengembangan Kelima, tata pemerintahan. Meyer-
wahana wisata dan promosi wisata Stamer (2005: 19) mengemukakan aspek
juga telah berjalan dengan baik. Hal ini tata pemerintahan pada pengembangan
tercermin dari perkembangan bisnis dan PEL sebagai kemitraan antara pemerintah
aset yang terus meningkat jumlahnya. dan dunia usaha, baik kemitraan berupa
Meningkatnya jumlah fasilitas dan spot promosi, perdagangan dan pembiayaan,
wahana wisata juga dibarengi dengan reformasi sektor publik yang menyangkut
upaya untuk meningkatkan industri prosedur pelayanan publik, maupun
rumahan sebagai pendukung dengan pengembangan organisasi seperti status
memberikan pelatihan kepada masyarakat dan peran. Terkait hal tersebut, wisata
untuk dapat mengolah hasil pertanian Lembah Asri sebagai ikon pariwisata
menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Desa Serang dikelola oleh BUMDes
Pariwisata Desa Serang sebagian besar yang dibentuk oleh pemerintah desa
merupakan wisata alam. Selain karena dan masyarakat. Tujuannya agar urusan
memiliki potensi alam yang sangat bagus pengelolaan pariwisata dilakukan secara
untuk dijadikan sebagai destinasi wisata, mandiri oleh lembaga tersebut dan tidak
keseimbangan lingkungan juga menjadi mengganggu aktivitas pelayanan publik.
pertimbangan utama. Hasil penelitian Setelah mengalami perkembangan
menunjukkan bahwa pengembangan dan kemajuan cukup pesat, pengelolaan
wisata, baik yang dikembangkan di wisata Lembah Asri dikembangkan melalui
Lembah Asri maupun di beberapa dusun pembentukan perseroan terbatas dengan
lainnya, mengangkat konsep wisata alam nama PT Lembah Asri Jaya. Pengelolaan
dengan keunggulan alam dan tanaman wisata Lembah Asri yang pada mulanya
masyarakat. Keseimbangan antara alam hanya di bawah naungan lembaga desa
dan kreativitas masyarakat dinilai sebagai bertransformasi menjadi sebuah lembaga
upaya untuk kelestarian lingkungan. usaha perseroan. Pembentukan PT
Untuk mewujudkan aktivitas Lembah Asri Jaya dimaksudkan sebagai
pembangunan berkelanjutan juga terlihat perbaikan tata kelola pariwisata agar lebih
pada kepedulian pelestarian budaya mudah dilakukan kerja sama dengan pihak
lokal. Seiring pengembangan pariwisata, swasta.
budaya lokal juga dijadikan event tahunan Keenam, manajemen. Pengembangan
bagi masyarakat, dengan tujuan menarik sektor pariwisata di Desa Serang dilakukan

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 167
secara gotong-royong melalui keterlibatan 228) sebagai adanya keikutsertaan
seluruh pemangku kepentingan baik atau keterlibatan masyarakat dalam
masyarakat, tokoh masyarakat, dan proses pengidentifikasian masalah,
pemerintah desa. Seluruh pemangku pengidentifikasian potensi yang ada di
kepentingan duduk bersama dan masyarakat, pemilihan dan pengambilan
bermusyawarah untuk mengembangkan keputusan alternatif solusi penanganan
pariwisata. Melalui musyawarah masalah, dan juga keterlibatan masyarakat
tersebut kemudian diputuskan bahwa dalam proses mengevaluasi perubahan
pengembangan sektor pariwisata Desa yang terjadi.
Serang diarahkan untuk mendorong
pergerakan perekonomian desa, menekan Penutup
angka pengangguran, dan mengentaskan Pengembangan ekonomi lokal
kemiskinan. Hal ini sesuai dengan aspek (PEL) melalui pariwisata di Desa Serang
manajemen yang dikemukakan oleh Meyer- telah berjalan dengan baik. Partisipasi
Stamer. Menurut Meyer-Stamer (2005: masyarakat, sosial budaya, dan
20) aspek manajemen pada PEL adalah keindahan alam yang dimiliki Desa Serang
pengelolaan pada diagnosis partisipatif menjadi ujung tombak dari kemajuan
dalam analisis dan pemetaan, seperti pengembangan dan keberlangsungan
potensi ekonomi, kondisi politik lokal, pariwisata lokal di Desa Serang.
identifikasi stakeholders, perencanaan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi partisipatif, serta monitoring pengembangan ekonomi lokal di Desa
dan evaluasi (monev) secara partisipatif. Serang melalui sektor pariwisata telah
Terkait hal tersebut, dalam memenuhi enam aspek yang terdapat
pelaksanaannya, masyarakat dan pada PEL. Pada aspek kelompok sasaran,
pemerintah desa berperan sebagai pengembangan ekonomi lokal melalui
pengawas langsung terhadap aktivitas pariwisata di Desa Serang dijalankan
yang berkenaan dengan pariwisata. melalui proses dan skema kerja sama
Hal ini juga berlaku pada pengelolaan dengan melibatkan seluruh pemangku
pariwisata secara mandiri oleh masyarakat, kepentingan lokal, baik pemerintah desa,
di mana pemerintah desa yang berperan masyarakat, maupun pelaku usaha lokal,
sebagai pengawas. Demikian juga dalam dalam banyak kesempatan peluang
struktur pengelolaan Lembah Asri Desa investasi. Pengembangan pariwisata
Serang, beberapa aparat pemerintah juga diberikan kepada pelaku usaha dan
desa seperti kepala desa masuk dalam masyarakat lokal.
struktur tersebut, meskipun sebagian Aspek berikutnya adalah faktor lokasi.
besar pengelola wisata desa merupakan Adanya pengembangan ekonomi lokal
masyarakat biasa. salah satu aspek penting adalah lokasi
Partisipasi masyarakat juga terlihat pengembangan. Pariwisata sebaiknya
pada proses pengembangan pariwisata. berada pada wilayah strategis yang
Masyarakat secara umum menjadi memiliki aksesibilitas baik. Pengembangan
bagian penting yang didorong turut serta pariwisata di Desa Serang berada
memberikan masukan dan gagasan dalam pada wilayah yang memiliki akses
rangka meningkatkan inovasi produk langsung dengan pusat kota dan pusat
maupun pelayanan bagi pengunjung. perekonomian di beberapa daerah
Beberapa hal tersebut menunjukkan sekitar. Hal tersebut mendorong proses
bahwa manajemen pengembangan pembangunan, pengembangan, dan
pariwisata Lembah Asri Desa Serang promosi pariwisata dapat dilakukan
dilakukan secara partisipatif. Partisipasi dengan baik. Kemudian, infrastruktur
di sini diterjemahkan Adi (2012: lokal yang menghubungkan lokasi wisata

168 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020


di beberapa dusun di Desa Serang juga yang tertata dengan bertumpu pada aturan
sudah cukup baik dan terawat. dan ketentuan bersama yang mengikat.
Sinergitas dan kebijakan menjadi aspek Selain hal tersebut, terdapat partisipasi
selanjutnya yang juga terdapat dalam PEL masyarakat dalam setiap tahapan proses
di Desa Serang, melalui pengembangan pengembangan dan evaluasi kegiatan
lokasi dan inovasi wisata lokal yang terkait wisata.
dilakukan di seluruh dusun. Kemudian, Berdasarkan uraian di atas, penulis
Pemerintah Desa Serang dan pengelola merekomendasikan beberapa hal terkait
Lembah Asri juga melakukan upaya pengembangan ekonomi lokal melalui
pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi pariwisata di Desa Serang. Pertama,
wisata baru dengan memberikan pelatihan kerja sama dengan badan usaha swasta
dan pendampingan pada masyarakat di atau investor dari luar Desa Serang
sekitar lokasi wisata dan masyarakat yang perlu ditingkatkan. Keberadaan badan
mengembangkan wisata secara mandiri. usaha swasta dan investor dari luar akan
Pada aspek pembangunan mempercepat pembangunan pariwisata
berkelanjutan, pengembangan ekonomi di Desa Serang. Kedua, dukungan
lokal dilakukan dengan menjadikan dari pemerintah desa dan pengelola
keberadaan pariwisata sebagai penggerak Lembah Asri sebagai garda terdepan
perekonomian masyarakat lokal, menekan pengembangan pariwisata di Desa Serang
angka pengangguran, dan meningkatkan kepada masyarakat perlu ditingkatkan
taraf hidup masyarakat yang lebih baik. melalui perencanaan yang lebih baik
Pariwisata di Desa Serang merupakan sehingga keberadaan pariwisata di Desa
wisata berbasis alam sehingga upaya Serang dapat dirasakan manfaatnya oleh
untuk menyeimbangkan peningkatan seluruh masyarakat desa, termasuk yang
ekonomi, pelestarian lingkungan dan di dalamnya memiliki lokasi yang jauh dari
budaya dilakukan baik oleh masyarakat, lokasi wisata.
pemerintah daerah, maupun pengelola
wisata.
Pada aspek selanjutnya, yaitu tata Daftar Pustaka
pemerintahan, pengembangan ekonomi
lokal melalui pariwisata di Desa Serang Adi, I. R. (2012). Intervensi Komunitas dan
dipisahkan pengelolaannya dari pemerintah Pengembangan Masyarakat. Jakarta: PT
desa. Pariwisata dikelola secara mandiri Raja Grafindo Persada.
oleh satu badan usaha desa yang Al Adiyat, S., Retno, N., & Harsasto, P.
didirikan atas prakarsa masyarakat dan (2014). Evaluasi Program Pengembangan
pemerintah desa. Pengelolaan pariwisata Ekonomi Lokal di Yogyakarta (Studi Kasus
secara mandiri tersebut dilakukan supaya Pengembangan Desa Wisata Kebonagung
urusan pariwisata dapat dikelola secara Kabupaten Bantul. Journal of Politic
profesional dan tidak mengganggu and Government Studies, 3(3), 156–170.
aktivitas layanan publik. Pariwisata di Diakses dari https://ejournal3.undip.ac.id/
index.php/jpgs/article/view/5598.
Desa Serang dalam perkembangannya
dikelola melalui badan usaha sendiri yakni Canzanelli, G. (2001). Overview and Learned
PT Lembah Asri Jaya dengan tujuan untuk Lesson on Local Economic Development,
memudahkan dalam menjalankan kerja Human Development, and Decent Work.
Working Papers. Geneva: ILO. Diakses
sama dengan badan usaha swasta lainya.
dari https://www.ilsleda.org/en/papers/
Terakhir, yakni aspek manajemen. paper/overview-and-learned-lessons-on-
Meski berawal dan tumbuh dari inisiasi local-economic-development-human-
masyarakat desa, sektor pariwisata di Desa development-and-decent-work.html.
Serang dikembangkan melalui pengelolaan

Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 169
Gibbs, D. (2002). Local Economic Development Undang-Undang tentang Desa (2014).
and The Environment. London: Routledge.
World Bank. (2003). Local Economic
Helmsing, A. H. J. & Guimaraes, J. (Eds.). Development; LED Quick Reference.
(1997). Locality, State, and Development: Washington, DC: Urban Development Unit,
Essays in Honour of Jos G.M. Hilhorst. The The World Bank.
Hague: Institute of Social Studies.
Warsidi, A. (2017, Januari 5). Sri Mulyani:
Ife, J. & Tesoriero, F. (2006). Community Kemiskinan Tantangan Besar dalam
Development: Community-Based Pembangunan. Tempo.co. Diakses dari
Alternatives in an Age of Globalisation. https://nasional.tempo.co/read/833119/
Edisi Ketiga. Pearson Education Australia. sri-mulyani-kemiskinan-tantangan-besar-
Terjemahan Sastrawan M., Y. Nurul, dan dalam-pembangunan.
Nusyahid. 2008. Community Development:
Yanita, P. (2019, Februari 11). Perkuat
Alternatif Pengembangan Masyarakat
Ekonomi, Pariwisata Jadi Sektor Prioritas
di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka
Tanah Air. Bisnis.com. Diakses dari https://
Pelajar.
www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/
Gasser, M., Salzano, C., Di Meglio, R., amp/read/20190211/12/887482/perkuat-
Laxarte-Hoyle, A. (2005). Pembangunan ekonomi-pariwisata-jadi-sektor-prioritas-
Ekonomi Lokal dalam Situasi Pasca Krisis: tanah-air.
Panduan Operasional. Jakarta: ILO Kantor
Perburuhan Internasional. Diakses dari
www.ilo.org/publns.
Meyer-Stamer, J. (2005). The Hexagon of Local
Economic Development. Mesopartner
Working Paper (No. 03). Duisburg. Diakses
dari https://www.mesopartner.com/
fileadmin/media_center/Working_papers/
mp-wp03_01.pdf.
Neuman, W. L. (2013). Metodologi Penelitian
Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Terjemahan Edina T. Jakarta:
PT Indeks.
Pujiati, A., Nihayah, D. M., & Bowo, P. A.
(2015). Kausalitas Antara Konsentrasi
Perkotaan dan Kualitas Lingkungan, Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 16(1), 46–60.
Diakses dari http://journals.ums.ac.id/
index.php/JEP/article/download/937/642.
Soetomo. (2013). Strategi-Strategi
Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Swinburn, G., Goge, S., & Murphy, F. (2006).
Local Economic Development: A Primer
Developing and Implementing Local
Economic Development Strategies and
Action Plans. Washington, DC: World
Bank. Diakses dari www.worldbank.org/
urban/led.
Undang-Undang tentang Kepariwisataan
(2009).

170 Aspirasi Vol 11 No 2, Desember 2020

You might also like