Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

EDUTECH CONSULTANT BANDUNG

Jurnal AKSARA PUBLIC


Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN DAN PENGETAHUAN SISWA


TENTANG SANITASI MAKANAN JAJANAN DI SD NEGERI 026147
TUNGGORONO BINJAI TIMUR

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Seri Asnawati Munthe, Evawani Silitonga, Ronni Naudur Siregar, Sartana Perdede
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia
(Naskah diterima: 1 Juni 2020, disetujui: 28 Juli 2020)

Abstract
School snacks are an issue that needs attention, especially parents, educators, and school
administrators because school snacks risk a health risk. As a result of consuming unhealthy
foods will cause interference with the digestion of children, diarrhea. The purpose of this study
was to determine hygiene sanitation of snacks and children's knowledge about sanitation of
snacks.This research is quantitative research. The study was conducted at 026147 State
Elementary School Tunggurono, East Binjai District. The study population was 276 people and
samples were 54 people. Data analysis was performed descriptively and presented in a
frequency distribution table.Based on the results of the study showed that the hygiene sanitation
of traders in SD Negeri 026147 Tunggurono, East Binjai District as much as 50.0% met the
hygiene requirements of food and snacks sanitation while those who did not meet the
requirements were 50.0%., East Binjai Subdistrict to provide information about healthy snacks
for teaching and learning, such as physical and health education (Penjaskes), Natural Sciences,
Social Sciences, and others.

Keywords: Hygiene Sanitation Traders, Snack Food, Knowledge

Abstrak
Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian, khususnya
orangtua, pendidik, dan pengelola sekolah karena makanan jajanan sekolah berisiko mengganggu
kesehatan. Akibat dari mengkonsumsi makanan yang tidak sehat akan menimbulkan gangguan
pada pencernaan anak yaitu diare. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hygiene sanitasi
makanan jajanan dan pengetahuan anak tentang sanitasi makanan jajanan.Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan di SD Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai
Timur. Populasi penelitian sebanyak 276 orang dan sampel diperoleh sebanyak 54 orang.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hygiene sanitasi pedagang di SD
Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai Timur sebanyak 50,0% memenuhi syarat
hygiene sanitasi makanan dan jajanan sedangkan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 50,0%.
Pengetahuan siswa tentang makanan jajanan di SD Negeri 026147 Tunggurono mayoritas
berpengetahuan cukup (48,1%), minoritas berpengetahuan baik (13,0%). Responden yang
berpengetahuan kurang (38,9%).Disarankan kepada guru-guru yang ada di SD Negeri 026147

167
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

Tunggurono Kecamatan Binjai Timur untuk memberikan informasi tentang makanan jajanan
sehat pada saat proses belajar mengajar, seperti pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan (Penjaskes), IPA, IPS, dan lain-lain

Kata Kunci: Hygiene Sanitasi Pedagang, Makanan Jajanan, Pengetahuan

I. PENDAHULUAN mengkonsumsi makanan yang tidak sehat

A
nak usia sekolah menghabiskan akan menimbulkan gangguan pada pencernaan
seperempat waktunya di sekolah, anak yaitu diare (Dyna, 2018).
dengan banyaknya aktivitas anak Beberapa penelitian membuktikan bah-
cenderung melupakan waktu makan. Kebiasa- wa dari pengawasan pangan jajanan anak se-
an anak yang tidak sarapan di rumah ditambah kolah tahun 2016 yang dilakukan oleh 18
dengan kebiasaan orang tua memberikan uang BPOM, dengan 861 sampel yang diuji di 19
jajan kepada anak merupakan faktor pencetus provinsi tersebar di Indonesia, sebanyak
munculnya perilaku jajan tidak sehat di 39,96% pangan jajanan anak sekolah tidak
sekolah (Dyna, 2018). memenuhi syarat dikonsumsi karena terdapat
Kebiasaan mengkonsumsi makanan jaja- kasus kontaminasi E. coli dan Salmonella sp.
nan sangat digemari kalangan anak-anak seko- (Murti dan Budayanti, 2017). Penelitian Wiba-
lah. Biasanya makanan jajanan yang disukai wa (2008), berhasil membuktikan sebanyak
adalah makanan dengan warna, penampilan, 37,1% sampel makanan dari 159 SD di Kabu-
tekstur, aroma dan rasa yang menarik. Maka- paten Tangerang terkontaminasi E. coli. Se-
nan jajanan yang ditawarkan belum tentu me- lanjutnya, Mirawati menemukan adanya kon-
nyehatkan, karena kebanyakan dari penjual taminasi dari tiga bakteri yaitu E. coli, Salmo-
makanan jajanan belum sepenuhnya memper- nella sp., dan Vibrio cholerae pada minuman
hatikan kebersihan, keamanan dan kandungan yang dijual di beberapa SD di Jakarta (Mira-
gizi makanan yang dijajakan (Putra, 2014). wati, 2014).
Makanan jajanan sekolah merupakan masalah Hal tersebut menyebabkan angka kejadi-
yang perlu menjadi perhatian, khususnya an penyakit akibat jajanan sekolah di Indone-
orangtua, pendidik, dan pengelola sekolah sia cukup besar. Berdasarkan data penelitian
karena makanan jajanan sekolah berisiko me- Arisanti (2018) pada tahun 2010-2015, jumlah
ngganggu kesehatan (Suci, 2009). Akibat dari keracunan makanan di sekolah mencapai ang-

168
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

ka 13,7%. Pada tahun 2016, sekitar 13 murid lingkungan sekolah tersebut terlihat kurang
SD Negeri 9 Kurao Pagang, Kota Padang, bersih dan tingkat higienenya sangat rendah
terpaksa dirawat di rumah sakit karena sakit karena hanya dibungkus dengan kertas koran
usai menyantap jajanan yang dijual di depan dan bersifat terbuka, sehingga mudah terkon-
sekolah (Akbar, 2016). Di tahun yang sama taminasi. Hal tersebut dibuktikan dari uji labo-
ada sebanyak 12 murid SD Negeri 53 Kota ratorium terhadap 4 sampel makanan jajanan
Lubuklinggau mengalami sakit usai mengon- seperti es buah dengan kandungan total coli-
sumsi jajanan jelly yang dibeli dari kantin form 24; total coliform sosis goreng 0,88;
sekolah (Wedya, 2016). Setelah mengkonsum- Rhodamin jelly stik 0, dan Borax pada cimol.
si jajanan tersebut, para murid tiba-tiba sakit Selain hygiene dan sanitasi penjual,
perut dan mual. Ada pula seorang siswi di SD tingkat pengetahuan anak juga menjadi salah
Negeri Kabupaten Cirebon yang meninggal satu penyebab timbulnya penyakit pada anak
dunia setelah mengonsumsi jajanan di sekitar akibat jajanan di sekolah. SD Negeri 026147
sekolah (Romadhon, 2016). Pada tahun 2017, Tunggurono Kecamatan Binjai Timur merupa-
sebanyak 33 siswa SD Negeri 1 Muara kan sekolah dasar dengan jumlah siswa seba-
Kabupaten Cirebon mengalami mual dan sakit nyak 276 siswa (kelas 1 = 30 orang, kelas 2 =
kepala setelah menyantap jajanan crepes di 33 orang, kelas 3 = 38 orang, kelas 4 = 50
depan sekolah. Bahkan 4 diantaranya menga- orang, kelas 5 = 54 orang, kelas 6 = 71 orang).
lami sesak napas sehingga harus dirawat di Jumlah pedagang sebanyak 8 pedagang, yang
rumah sakit (Naully, 2018). terdiri dari pedagang makanan sebanyak 4
Salah satu penyebab terjadinya penyakit pedagang, dan 4 lainnya berjualan non maka-
akibat makanan jajanan pada anak sekolah nan seperti mainan, dan lain-lain. Pedagang
disebabkan kurang higienenya pengolahan tersebut, sebanyak 4 pedagang berjualan di
makanan yang dijual oleh penjual di sekolah. Kantin sekolah, dan 4 lainnya berjualan di luar
Berdasarkan observasi Rosida (2018) terhadap sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah
pedagang makanan jajanan di SD Negeri pedagang jajanan makanan 4 orang di dalam
Lerep 06 Kecamatan Ungaran Barat Kabupa- kantin sekolah dan siswa kelas 5 yang saat ini
ten Semarang, didapatkan hasil bahwa di sudah kelas 6 sebanyak 54 orang.
sekolah tersebut bahwa jajanan yang dijual di

169
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

Survei pendahuluan yang penulis laku- dipersiapkan atau dijual oleh pedagang kaki
kan di SD Negeri 026147 Tunggurono Keca- lima di jalanan dan di tempat-tempat umum
matan Binjai Timur dengan mengobservasi yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
(mengamati) makanan jajanan yang dijual di pengolahan atau persiapan lebih lanjut (WHO,
kantin sekolah atau makanan yang dijual pen- 2006). Makanan mempunyai pengertian seba-
jaja makanan di luar gedung sekolah (di jalan gai segala sesuatu yang dimasukkan melalui
sekitar sekolah) terlihat bahwa beberapa jaja- mulut untuk kebutuhan tubuh, agar tubuh
nan makanan yang dijual warnanya sangat sehat. Makanan merupakan salah satu bagian
mencolok, beberapa makanan yang terasa ken- yang penting untuk kesehatan manusia mengi-
yal, rasanya terlalu manis, yang diduga meng- ngat setiap saat dapat terjadi penyakit-penya-
gunakan bahan pewarna, pemanis dan bahan kit yang diakibatkan oleh makanan. Kasus
pengawet yang berbahaya bagi kesehatan. Se- penyakit bawaan makan (foodborne disease)
dangkan jika dilihat siswa yang jajan makanan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bebe-
tersebut terlihat senang dan bergembira meng- rapa faktor tersebut antara lain kebiasaan me-
konsumsi makanan tersebut karena mereka ngolah makanan secara tradisional, penyimpa-
kurang paham tentang higiene dan sanitasi nan, serta penyajian makanan yang tidak ber-
pengolahan makanan yang dimakannya. Ber- sih dan tidak memenuhi persyaratan sanitasi
dasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah (Mubarak, 2015).
SD Negeri 026147 Tunggurono bahwa pada Bila tidak sempat makan di rumah, bisa
bulan Nopember 2018 pernah ada 3 orang membeli makanan yang dijajakan oleh orang
anak yang mengalami keracunan ditandai de- lain dan ini yang dinamakan makanan jajanan.
ngan mual, muntah, dan kepala pusing setelah Menurut Irianto, (2017) makanan jajanan ada-
mengonsumsi jajanan di sekolah. Dari 10 lah makanan yang banyak ditemukan di ping-
orang siswa yang tahu tentang kebersihan gir jalan yang dijajakan dalam berbagai ben-
jajanan ada 4 orang, sedangkan yang tidak tuk, warna, rasa serta ukuran sehingga mena-
tahu kebersihan jajanan ada 6 orang. rik minat dan perhatian orang untuk membeli-
II. KAJIAN TEORI nya.
Menurut FAO, street food atau makanan Menurut Irianto, (2017) Secara umum
jajanan adalah makanan dan minuman yang ada 3 (tiga) kegunaan makanan bagi tubuh

170
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

(triguna makanan), yakni umber tenaga (kar- sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin
bohidrat, lemak, dan protein), sumber zat keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
pembangun (protein, air) dan sumber zat konsumen dari penyakit, mencegah penjualan
pengatur (vitamin dan mineral. namun disisi makanan yang akan merugikan pembeli,
lain sebaiknya pilihan makanan jajanan yang mengurangi kerusakan/pemborosan makanan.
sehat, yaitu makanan jajanan yang segar, ber- Higiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk
sih dan aman dari pencemaran bahan kimia mengendalikan faktor makanan, tempat dan
dan fisik. perlengkapannya yang dapat atau mungkin
Makanan jajanan mengandung banyak dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
risiko, debu-debu dan lalat yang hinggap pada kesehatan lainnya.
makanan yang tidak ditutupi dapat menyebab- Prinsip hygiene makanan adalah aspek
kan penyakit terutama pada sistem pencernaan pokok dari hygiene makanan yang mempenga-
kita. Belum lagi bila persediaan air terbatas, ruhi terhadap keamanan makanan, yang meli-
maka alat-alat yang digunakan seperti sendok, puti kontaminasi/ pengotoran makanan, kera-
garpu, gelas dan piring tidak dicuci dengan cunan makanan, pembusukan makanan dan
bersih. Hal ini sering membuat orang yang pemalsuan makanan (Fathonah, 2015).
mengkonsumsinya dapat terserang berbagai Apabila penerimaan perilaku baru atau
penyakit seperti disentri,tifus ataupun penyakit adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di
perut lainnya (Irianto, 2017). mana didasari oleh pengetahuan kesadaran
Hygiene makanan adalah suatu usaha dan sikap yang positif maka perilaku tersebut
pencegahan penyakit yang menitik beratkan akan bersifat langgeng (long lasting). Sebalik-
aktivitasnya pada usaha-usaha kebersihan / nya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
kesehatan dan keutuhan makanan itu sendiri pengetahuan dan kesadaran akan tidak ber-
(whole sameness of food) (Fathonah, 2015). langsung lama. Satu contoh dapat dikemuka-
Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencega- kan di sini, ibu-ibu peserta KB yang diperin-
han penyakit yang menitikberatkan kegiatan- tahkan oleh lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu
nya kepada kesehatan lingkungan tempat ma- tersebut mengetahui makna dan tujuan KB,
kanan dan minuman itu berada (food environ- mereka akan segera keluar dari peserta KB
ment) (Fathonah, 2015).Menurut Prabu (2015)

171
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

setelah beberapa saat perintah tersebut diteri- es jeruk, mie sop masing-masing sebanyak 1
ma (Notoatmodjo, 2014). orang (25,0%).
III. METODE PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Penelitian menggunakan metode kuanti- Pedagang
tatif dengan desain deskriptif yang meng- Karakteristik f %
Umur :
gambarkan hygiene sanitasi makanan jajanan 1. 36 tahun 1 25,0
2. 41 tahun 2 50,0
Lokasi penelitian ini di SD Negeri 026147 3. 44 tahun 1 25,0
Tunggurono Binjai Timur.Populasi dalam Jumlah 4 100,0
Jenis Kelamin :
penelitian ini terbagi menjadi 2 kelompok 1. Laki-laki 0 0,0
2. Perempuan 4 100,0
yaitu pedagang sebanyak 4 orang dan siswa Jumlah 4 100,0
sebanyak 276 orang. Sampel penelitian yaitu 4 Pendidikan Terakhir :
1. SMP 2 50,0
orang pedagang dan siswa kelas VI sebanyak 2. SMA 2 50,0
Jumlah 4 100,0
54 orang. Jenis makanan yang dijual:
Data yang digunakan adalah data primer 1. Ayam Kentaki 1 25,0
2. Bakso Goreng, Bubur 1 25,0
dan data sekunder. Analisis data dilakukan 3. Es Jagung, Es Jeruk 1 25,0
4. Mie Sop 1 25,0
secara univariat atau deskriptif yang disajikan Jumlah 4 100,0
dalam tabel distribusi frekuensi. Karakteristik Siswa
IV. HASIL PENELITIAN Siswa yang diteliti mayoritas berumur
Karakteristik Pedagang 11 tahun sebanyak 37 orang (68,5%), mino-
Sebagian besar pedagang yang diteliti ritas berumur 10 orang sebanyak 7 orang
berumur 41 orang (50,0%), berumur 36 tahun (13,0%). Mayoritas siswa adalah perempuan
dan 44 tahun masing-masing 1 orang (25, sebanyak 32 orang (59,3%), minoritas laki-
0%). Seluruh responden adalah perempuan laki sebanyak 22 orang (40,7%). Uang jajan
sebanyak orang (100%). Responden berpen- per hari yang diperoleh siswa dari orang tua
didikan SMP sebanyak 2 orang (50,0%), ber- mayoritas adalah Rp. 5.000.- sebanyak 28
pendidikan SMA sebanyak 2 orang (50,0%). orang (51,9%), minoritas mendapatkan uang
Jenis makanan yang dijual adalah ayam ken- jajan sebesar Rp. 8.000.- sebanyak 1 orang
taki, bakso goreng dan bubur, es jagung dan (1,9%).

172
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik pedagang (50,0%) memenuhi syarat hygiene


Siswa sanitasi makanan dan jajanan sedangkan yang
Karakteristik F % tidak memenuhi syarat sebanyak 2 orang
Umur :
1. 10 tahun 7 13,0 (50,0%).
2. 11 tahun 37 68,5
3. 12 tahun 10 18,5
Pedagang makanan jajanan seringkali
Jumlah 54 100,0 memiliki higiene sanitasi yang rendah (tidak
Jenis Kelamin :
1. Laki-laki 22 40,7 memenuhi syarat). Menurut penelitian, terda-
2. Perempuan 32 59,3
Jumlah 54 100,0
pat 47,8% responden yang kebersihan dirinya
Uang Jajan per hari: tidak baik, 65,2% responden memiliki sanitasi
1. Rp. 2.000 5 9,3
2. Rp. 3.000 7 13,0 yang tidak baik dari segi peralatannya, 30,4%
3. Rp. 4.000 2 3,7
4. Rp. 6.000 28 51,9 responden menyajikan makanan jajanan dalam
5. Rp. 7.000 2 3,7
keadaan sanitasi yang tidak baik, dan 47,8%
6. Rp. 8.000 1 1,9
7. Rp. 10.000 9 16,7 responden yang memiliki sarana penjaja yang
Jumlah 54 100,0
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. sanitasinya tidak baik (Agustina, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian Ramadani (2016) di

bahwa sebanyak 2 pedagang (50,0%) meme- Kantin Sekolah Dasar Di Kecamatan Buke

nuhi syarat hygiene sanitasi makanan dan Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016 men-

jajanan sedangkan yang tidak memenuhi sya- dapatkan hasil bahwa higiene penjamah maka-

rat sebanyak 2 orang (50,0%). nan jajanan di Kantin Sekolah Dasar di Keca-

Tabel 3. Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan matan Buke belum memenuhi Syarat. Sanitasi
Hygiene Sanitasi Makanan peralatan makanan jajanan di Kantin Sekolah
f %
Jajanan
Dasar di Kecamatan Buke belum memenuhi
Memenuhi Syarat 2 50,0
Tidak Memenuhi Syarat 2 50,0 syarat. Sanitasi penyajian makanan jajanan di
Jumlah 4 100,0
PEMBAHASAN Kantin Sekolah Dasar di Kecamatan Buke be-

Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan lum memenuhi syarat. Sanitasi sarana penja-

Berdasarkan hasil penelitian tentang jah makanan jajanan di Kantin Sekolah Dasar

higiene sanitasi makanan jajanan pedagang di di Kecamatan Buke belum memenuhi syarat.

SD Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Makanan jajanan sekolah merupakan

Binjai Timur menunjukkan bahwa sebanyak 2 masalah yang perlu menjadi perhatian, khu-

173
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

susnya orangtua, pendidik, dan pengelola se- mum, lokasi dna bangunan bebas dari kecoa
kolah karena makanan jajanan sekolah berisi- dan tikus, tetapi ada juga yang belum bebas
ko mengganggu kesehatan. Higiene dan sani- dari lalat.
tasi penjual makanan jajanan harus diperhati- Bahan makanan yang digunakan oleh
kan agar tidak memberikan dampak buruk pa- pedagang di SD Negeri 026147 Tunggurono
da siswa yang mengonsumsinya (Suci, 2009). Kecamatan Binjai Timur dalam kondisi segar,
Higiene merupakan upaya kesehatan de- tidak busuk dan tidak rusak. Bahan makanan
ngan cara memelihara dan melindungi keber- yang digunakan tidak mengandung bahaya
sihan individu subyeknya. Higiene merupakan berbahaya beracun seperti pestisida dan logam
gaya hidup yang mengarah kepada praktek di berat, tidak mengandung bahan berbahaya
dalam kehidupan sehari-hari untuk menjamin beracun, seperti formalin, borax.
kebersihan dan kesehatan yang baik. Penja- Demikian juga tindakan pedagang pada
mah makanan merupakan salah satu sumber makanan yang sudah jadi di SD Negeri
kontaminasi terjadinya penyakit karena itu 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai Timur.
higiene penjamah sangat di butuhkan untuk Bahwa makanan tidak mengandung bahan
mencegah terjadinya kontaminasi tersebut dan berbahaya seperti pestisida dan logam berat,
untuk menghasilkan makanan jajanan yang tidak mengandung formalin, borax, dan lain-
sehat dan aman untuk di konsumsi (Fathonah, lain. Tidak berbau yang bukan aroma khasnya
2015). tidak berlendir atau tidak berjamur, selain itu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa juga pedagang tidak menjual makanan yang
lokasi dan bangunan sudah memenuhi syarat kadaluarsa.
di SD Negeri 026147 Tunggurono Kecamatan Penyimpanan bahan makanan oleh peda-
Binjai Timur. Keempat lokasi bangunan tidak gang di SD Negeri 026147 Tunggurono Keca-
berhadapan dengan toilet/WC, terlindung dari matan Binjai Timur tidak dipisahkan penem-
sumber pencemaran, bangunan kuat, lantai patan bahan makanan dengan makanan jadi.
kedap air karena sudah disemen dan ada juga Hanya 2 pedagang yang tersedia kulkas di ru-
yang sudah keramik, dinding kuat, rata, dan mahnya untuk menyimpan bahan makanan
mudah dibersihkan. Atap rumah tidak bocor agar tetap segar.
dan bebas dari sarang laba-laba. Secara u-

174
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

Dapur/ruang tempat pengolahan maka- ada pedagang yang merokok pada saat mela-
nan sebanyak 2 orang memenuhi syarat se- kukan pengolahan makanan.
dangkan 2 pedagang lainnya tidak memenuhi Anak-anak dari negara-negara berkem-
syarat. Pedagang yang dapurnya tidak meme- bang lebih memilih makanan yang tidak sehat,
nuhi syarat terlihat dari dapur yang kurang hal tersebut disebabkan karena pengetahuan
bersih, dapur langsung berhubungan dengan dan persepsi yang salah terhadap makanan
jamban dan peturasan, tidak tersedia sarana yang sehat. Adanya pengetahuan yang dimili-
atau alat yang berfungsi sebagai jalan keluar ki anak maka akan mempengaruhi perilaku
asap, tidak tersedia tempat sampah yang kuat, mereka (Muliawati, 2018). Kurangnya penge-
kedap air dan tertutup. tahuan siswa menyebabkan siswa memilih
Berkaitan dengan fasilitas sanitasi bah- makanan sesuai apa yang dilihatnya. Biasanya
wa sebagian pedagang di SD Negeri 026147 makanan jajanan yang disukai adalah maka-
Tunggurono Kecamatan Binjai Timur tersedia nan dengan warna, penampilan, tekstur, aroma
air bersih dalam jumlah yang cukup, air bersih dan rasa yang menarik. Makanan jajanan yang
memenuhi kualitas, tetapi ada 2 orang peda- ditawarkan belum tentu menyehatkan, karena
gang yang saluran limbahnya tidak terbuat da- kebanyakan dari penjual makanan jajanan
ri bahan kedap air, tidak tertutup dan tersum- belum sepenuhnya memperhatikan kebersi-
bat. Air limbah dari dapur tidak dilengkapi de- han, keamanan dan kandungan gizi makanan
ngan perangkap lemak. Sebanyak 3 pedagang yang dijajakan (Putra, 2014).
tersedia tempat sampah tetapi tidak kedap air, Penelitian Bintaria (2011) menunjukkan
tidak tertutup dan sulit dibersihkan, sampah adanya peningkatan pengetahuan siswa sete-
dicampur antara sampah basah dan sampah lah diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, di-
kering. perlukan peningkatan pengetahuan siswa de-
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ngan memberikan penyuluhan mengenai higi-
seluruh pedagang di SD Negeri 026147 Tung- ene yang dilakukan oleh petugas kesehatan
gurono Kecamatan Binjai Timur tidak mende- yang kompeten.
rita penyakit yang menular dan penyakit kulit, Siswa yang diteliti sudah memahami
dalam arti seluruh pedagang dalam kategori bahwa makanan yang baik adalah makanan
sehat. Pada saat dilakukan penelitian, tidak yang bergizi, enak dan bersih. Terbukti dari

175
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

hasil jawaban responden pernyataan yang Berita Kedokteran Masyarakat, vol. 34,
no. 3, h. 99-106.
paling banyak dijawab “benar” adalah pernya-
taan tentang makanan jajanan yang dikatakan Bintaria, D. Pengaruh Penyuluhan dengan
Metode Ceramah dan Poster Terhadap
baik adalah makanan dan minuman yang ber-
Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan
gizi, enak, dan bersih (94,4%). Siswa kurang Murid di SD Kelurahan Pincuran
Kerambil Kecamatan Sibolga Sambas
paham tentang warna makanan yang menco-
Kota Sibolga. Fakultas Kesehatan
lok dapat membahayakan kesehatan, terbukti Masyarakat Universitas Sumatera Utara;
2011
dari hasil jawaban responden bahwa pernyata-
an yang paling banyak dijawab “salah” adalah Dyna, F. 2018. Hubungan Perilaku Konsumsi
Jajanan Pada Pedagang Kaki Lima
pernyataan tentang jajanan yang berwarna
Dengan Kejadian Diare. Jurnal
merah atau kuning menyolok tidak baik di- Endurance. 3(3) Oktober 2018 : 524-
530.
konsumsi karena berbahaya bagi kesehatan
(70,4%). Fathonah, S. 2015. Higiene dan Sanitasi
Makanan. UNNES Press. Semarang
V. KESIMPULAN
Hygiene sanitasi pedagang di SD Nege- Hariyadi, Purwiyatno. 2015. Pangan dan Gizi:
Ilmu, Teknologi, dan Perdagangan.
ri 026147 Tunggurono Kecamatan Binjai Ti-
Jakarta: Sagung Seto dan Institut
mur sebanyak 50,0% memenuhi syarat hygie- Pertanian Bogor.
ne sanitasi makanan dan jajanan sedangkan
Irianto, K. 2017. Panduan Gizi Lengkap:
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 50,0%. Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Andi Offset

DAFTAR PUSTAKA Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor
Anas, S. 2011. Pengantar statistik Pendidikan.
942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang
Agustina. F. dkk, 2009. Higiene Sanitasi
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
pada pedagang Makanan Jajanan
Makanan Jajanan.
Tradisional di Lingkungan Sekolah
Dasar di Kelurahan Demang lebar
Mirawati, M, Lestari, E, & Djajaningrat, H
Daun Palembang Tahun 2009.
2014, Identifikasi Salmonella Pada
Jajanan Yang Dijual Di Kantin Dan
Arisanti, RR, Indriani, C, & Wilopo, SA.
Luar Kantin Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu
2018, Kontribusi agen dan faktor
dan Teknologi Kesehatan. Vol. 1 No. 2 :
penyebab kejadian luar biasa keracunan
141-147.
pangan di Indonesia: kajian sistematis,

176
EDUTECH CONSULTANT BANDUNG
Jurnal AKSARA PUBLIC
Volume 4 Nomor 3 Edisi Agustus 2020 (167-177)

Mubarak, W.I. 2015. Ilmu Keperawatan Putra, EE. 2014. Gambaran Kebiasaan Jajan
Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta Siswa Di Sekolah Studi di Sekolah
: Salemba Medika. Dasar Hj. Isriati Semarang.Semarang:
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Muliawati, R.R. 2018. Hubungan Pengeta- Kedokteran Universitas Diponegoro.
huan Memilih Makanan Jajanan Dan
Jumlah Uang Saku Dengan Status Gizi Ramadani, E.R. 2016. Higiene dan Sanitasi
Siswa SD Negeri Kleco II Surakarta. Makanan Jajanan Di Kantin Sekolah
Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Dasar Di Kecamatan Buke Kabupaten
Universitas Muhammadiyah Konawe Selatan Tahun 2016.
Jimkesmas. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Murti, NIK & Budayanti, NNS. 2017. Kesehatan Masyarakat. Vol. 2(6), MEI
Prevalensi Salmonella sp. pada cilok di 2017.
sekolah dasar di Denpasar. E-Jurnal
Medika. vol. 6, no. 5, hal. 36-41. Rosida. N. 2018.Hygiene Dan Sanitasi
Pedagang Jajanan Di Lingkungan
Naully, P.G. 2018. Pencegahan Penyakit SD/MI. Journal of Health Education 2
Akibat Jajanan Sekolah Dengan Edukasi (1) (2017).
Kesehatan Dan Undang-Undang
Perlindungan Konsumen. Gemassika: Saputro, D.N.H. 2016. Hubungan Tingkat
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Pengetahuan Siswa Tentang Jajanan
Vol. 2 No. 2 Nopember 2018. Sehat Dengan Sikap Memilih Jajanan.
Jurnal Kesehatan. Vol. 3(2) : 1-7.
Notoatmodjo, S. 2014. Kesehatan
Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta: Wawan, A dan Dewi, M. 2015. Teori dan
Rineka Cipta. Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Notoatmodjo, S. 2015. Promosi Kesehatan Medika.
dan Perilaku Kesehatan. Cetakan
Pertama, Jakarta: Rineka Cipta. Wibawa, A. 2008. Faktor penentu
kontaminasi bakteriologik pada
Purnamasari, Dyah Umiyarni. 2015. Memilih makanan jajanan di sekolah dasar.
Makanan Jajanan Yang Bergizi. Bogor: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional,
Institut Pertanian Bogor. 3(1):3-8.

177

You might also like