1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 16 Nomor

1, Januari 2020 : 87 – 96

DESKRIPSI PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TANAMAN OBAT KELUARGA


(TOGA) DI DESA PINILIH KECAMATAN DIMEMBE KABUPATEN MINAHASA UTARA

Cristian Hendri Mewengkang


Elsje Pauline Manginsela
Melsje Yellie Memah

Naskah diterima melalui Website Jurnal Ilmiah agrisosioekonomi@unsrat.ac.id : Kamis, 09 Januari 2020
Disetujui diterbitkan : Sabtu, 11 Januari 2020

ABSTRACT
This study aims to describe the knowledge and application of this knowledge about the types
of Family Medicinal Plants (TOGA). Research location in Pinilih Village, Dimembe Sub-district,
North Minahasa Regency. The data used in this study are primary and secondary data. The sample
selection is done intentionally, namely the community members who plant medicinal plants in their
homeyard. Primary data collection conducted by direct interviews with 20 community members with
the help of a list of questions. Secondary data were obtained from the Pinilih Village Office, University
Library, and the Internet. The method of analysis used in this research is descriptive analysis. The
results showed that respondents had knowledge of the types of medicinal plants and knew their benefits.
There were those who know the uses of medicinal plants without using or applying them and there
were also not only knowing but also applying their knowledge. Knowledge about types of medicinal
plants and their benefits and how to use them is applied in family life because it is a legacy from the
family therefore that has been used for a long time and is still used until today. The types of medicinal
plants of this family are not only planted in the yard but also in the garden.*eprm*

Keywords: knowledge, use, application, medicinal plants, family medicinal plants, Pinilih Village

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan dan penerapan pengetahuan tersebut
tentang jenis-jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Lokasi penelitian di Desa Pinilih Kecamatan
Dimembe Kabupaten Minahasa Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder. Pemilihan sampel dilakukan secara sengaja yaitu pada anggota masyarakat yang
menanam tanaman obat di pekarangan rumahnya. Pengumpulan data primer berupa wawancara
langsung pada 20 anggota masyarakat dengan bantuan daftar pertanyaan. Data sekunder diperoleh
dari Kantor Desa Pinilih, perpustakaan, dan Internet. MetodeAnalisis yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
memiliki pengetahuan jenis-jenis tanaman obat dan mengetahui manfaatnya. Ada yang mengetahui
kegunaan tanaman obat saja tanpa menggunakan atau menerapkannya ada juga tidak hanya
mengetahui tetapi juga menerapkan pengetahuannya. Pengetahuan tentang jenis tanaman obat dan
manfaatnya maupun cara penggunaannya diterapkan dalam kehidupan keluarga karena merupakan
warisan dari keluarga yang sudah digunakan sejak lama dan masih digunakan sampai sekarang. Jenis-
jenis tanaman obat keluarga ini sangat tidak hanya di tanam di pekarangan rumah tetapi juga di kebun.
*eprm*

Kata kunci: pengetahuan, kegunaan, penerapan, tanaman obat, tanaman obat keluarga, Desa Pinilih

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 87
Deskripsi Pengetahuan Dan Penerapan Tanaman Obat Keluarga………(Cristian Mewengkang, Elsje Manginsela, Melsje Memah)

PENDAHULUAN Salah satu cara untuk dapat tetap menjaga


Indonesia banyak memiliki jenis tanaman dan mengontrol kesehatan yaitu dengan
obat yang tersebar di berbagai daerah, sehingga ketersediaan dan mengkonsumsi tanaman obat.
dikenal sebagai gudangnya tanaman obat dan Obat tradisioanal merupakan warisan budaya
mendapatkan julukan life laboratory. Keuntungan bangsa sehingga perlu dilestarikan (Dewoto,
penggunaa obat tradisonal yang dirasakan 2007). Tanaman obat tradisional mempunyai
langsung oleh masyarakat adalah kemudahan peranan penting dalam dunia kesehatan yang
untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat pemakainya sudah lama dikenal dan digunakan
ditanam di pekarangan sendiri, murah dan dapat masyarakat Indonesia. Penggunaan obat
diramu sendiri dirumah (Zein, 2005). tradisional; akhir-akhir ini mengalami
Saat ini terjadi peningkatan kesadaran
peningkatan, hal ini dipengaruhi oleh kenaikan
masyarakat akan pentingnya kesehatan,
harga-harga obat-obat modern di masa krisis
menjadikan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
makin meningkat. Berbagai upaya yang dilakukan
ekonomi (Supriyadi, 2001). Namun belum
oleh Kantor Kementerian Kesehatan dalam hal banyak species tanaman obat yang dimanfaatkan
pemerataan kesehatan, namun masih ada kelompok dan diteliti sebagai obat tradisional. Tanaman
masyarakat yang belum terjangkau terutama obat yang akan dibahas yaitu tanaman obat
masyarakat di pelosok daerah dan masyarakat yang dalam lingkup keluarga, atau yang biasa dikenal
tingkat ekonominya masih rendah. Kondisi dengan sebutan tanaman obat keluarga (TOGA).
keterisolasian dan pendapatan yang masih rendah Pada masyarakat tradisional dikenal
merupakan peyebab utama bagi mereka untuk dengan adanya tenaga kesehatan tradisional yang
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai antara lain disebut dukun atau orang pintar yang
tidak dapat terpenuhi. Sebagai alternatif maka mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam
peranan pengetahuan pengobatan dengan meracik atau meramu tumbuhan sehingga dapat
memanfaatkan tanaman obat sangat penting berkhasiat obat. Namun pengetahuan yang ada
(Rosita, dkk. 1993). pada masyarakat tradisional tentang tumbuhan
Kata kesehatan menggambarkan keadaan obat tersebut jarang dituangkan dalam bentuk
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang tulisan. Kebanyakan hanya dipahami oleh para
menunjukkan setiap orang hidup produktif secara orangtua atau generasi sebelumnya, sehingga
sosial, dan ekonomis (Nurhidayat, 2012), yang generasi masyarakat saat ini jarang peduli,
diarahkan pada kegiatan meningkatkan, mengetahui ataupun menggunakan. Sehingga
mempertahankan, dan memulihkan status pengetahuan dan disertakan dengan penerapan
kesehatan untuk mencegah penyakit (Riyanto, akan manfaat tanaman obat ini perlu terus-
2016). Setiap masalah kesehatan baik penyakit ringan
menerus disosialisasikan agar tidak hilang ditelan
maupun berat mampu diobati dengan ramuan dari
modernisasi budaya.
obat-obatan tumbuhan tertentu yang didapat disekitar
pekarangan rumah atau dikebun dengan hasil yang
Desa Pinilih merupakan salah satu desa
cukup memuaskan. Dan pengobatan menggunakan yang ada di Kecamatan Dimembe. Penduduk
obat tradisional mempunyai keistimewaan atau desa ini terdistribusi di empat (4) jaga (dusun)
kelebihan sendiri dimana tidak ada efek samping dengan jarak ke pusat-pusat pemerintahan di
karena berbahan alami dari alam dibandingkan antaranya: jarak kepusat pemerintahan
dengan obat kimia. kecamatan 15 km, jarak ke pusat pemerintahan
Penggunaaan bahan alam sebagai obat kabupaten sejauh 22 km, jarak ke pusat
tradisional telah dilakukan oleh nenek moyang kita pemerintahan provinsi sejauh 35 km. luas wilayah
sejak berabad-abad yang lalu. Terbukti dari adanya Desa Pinilih sekitar 950 Ha. Penggunaan lahan
naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), untuk wilayah pemukiman sebesar 19 Ha, sawah
Usada (Bali), Lontarak Pabbura (Sulawesi seluas 32 Ha, kolam seluas 4 Ha, hutan seluas
Selatan), dokumen serat primbon Jambi, serat sekitar 500 Ha. Desa Pinilih berbatasan langsung
racikan Boreh Wulang Dalem dan relief candi dengan Hutan Mawiau di sebelah Utara, dengan
Borobudur yang menggambarkan orang yang Desa Klabat dan Gunung Klabat di sebelah
sedang meracik obat (Jamu) dengan tumbuhan Selatan, dengan perkebunan Desa Klabat di
sebagai bahan bakunya (Sukandar, 2006 dalam sebelah Timur, dan dengan Desa Tatelu di sebelah
Sari, 2012). Barat.

88
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 16 Nomor 1, Januari 2020 : 87 – 96

Masyarakat di desa ini juga memanfatkan Metode Pemilihan Responden


tumbuhan sebagai obat untuk mengobati berbagai Pemilihan responden dilakukan secara sengaja
penyakit. pengetahuan tentang pengobatan (purposive sampling) dengan pertimbangan
diturunkan antar generasi. Namun, pengetahuan responden yang terpilih untuk diwawancara adalah
tentang pengobatan dengan memanfaatkan responden halamannya ditanami tanaman obat
tumbuhan sebagai obat tidak merata dalam keluarga. Jumlah responden 20 orang yang terdiri atas
masyarakat. Untuk itu perlu pengumpulan 10 perempuan dan 10 laki-laki dan semuanya sudah
informasi mengenai pengetahuan tentang tanaman menikah.
obat, selain itu agar pengetahuan dan penerapan
Metode Pengumpulan Data
tradisional ini tetap terus secara turun temurun
Pengumpulan data dilakukan dengan
disebar luaskan atau diteruskan kepatan generasi
wawancara menggunakan kuesioner yang berisi
penerus, sehingga pengetahuan tradisional ini tidak pertanyaan dalam bentuk pertanyaan terbuka.
akan menghilang.
Sehubungan dengan hal tersebut untuk Konsep Pengukuran Variabel
mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat oleh Variabel yang akan digunakan pada penelitian
masyarakat Pinilih maka diperlukan studi ini adalah:
mengenai pengetahuan dan penerapan tumbuhan 1. Karakteristik:
obat keluarga (TOGA) di Desa Pinilih, Kecamatan a) Umur responden, yaitu dilihat dari pengguna
Dimembe. tanaman obat yang dinyatakan dalam tahun.
b) Jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan
Perumusan Masalah (L/P).
Berdasarkan latar belakang yang telah 2. Jenis-jenis tanaman obat keluarga
dikemukakan maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan Metode Analisis Data
masyarakat tentang tanaman obat keluarga serta Teknik analisis data yang digunakan dalam
penerapannya di Desa Pinilih. penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis
deskriptif bertujuan untuk memahami dengan lebih
Tujuan Penelitian baik atau lebih dalam mengenai setiap permasalahan
Tujuan penelitian adalah untuk sosial dan interaksi manusia dan untuk mendapat
mendeskripsikan baik pengetahuan maupun jawaban yang lebih dalam mengenai suatu fenomena
penerapan pengetahuan tersebut tentang tanaman sosial.
obat keluarga pada masyarakat di Desa Pinilih. Analisis deskriptif berusaha mencari pemecahan
masalah dengan menganalisis dari gambaran
hubungan sebab akibat dari faktor-faktor tertentu
Manfaat Penulisan yang berhubungan dengan fenomena dari objek yang
Manfaat dari penulisan ini adalah untuk akan diteliti.
meningkatkan pengetahuan dan penerapan
tanaman obat keluarga. Penulisan ini juga
diharapkan dapat menjadi bahan studi referensi HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk penulis-penulis selanjutnya dan referensi
dalam melaksanakan suatu penelitian yang Deskripsi Wilayah Penelitian
menyangkut pengetahuan dan penerapan dari
Sejarah Desa
tanaman obat keluarga.
Desa Pinilih awal mulanya bernama Patani’in
Winetin yang artinya wilayah baru yang dipilih,
METODE PENELITIAN kemudian berganti nama Girian Atas yang artinya
pusat kegiatan neger pada masa itu berada di hulu
Sungai Girian, kemudian Girian Atas berganti nama
Waktu dan Tempat Penelitian menjadi Pinilih yang artinya “dipilih”. Pada tanggal
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan 14 Juli 2014 dilaksanakan seminar tentang sejarah
yaitu dari bulan Februari sampai dengan bulan berdirinya Desa Pinilih dan diputuskan bahwa Hari
Juni tahun 2018 dan mengambil lokasi di Desa ulang tahun Desa Pinilih ditetapkan pada tanggal 28
Pinilih, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara. Juli 1914.

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 89
Deskripsi Pengetahuan Dan Penerapan Tanaman Obat Keluarga………(Cristian Mewengkang, Elsje Manginsela, Melsje Memah)

Kondisi umum Desa Pinilih berjumlah 6 orang dengan persentase 0,43%


Desa Pinilih merupakan salah satu desa yang ada merupakan jumlah terendah. Semakin tinggi
di Kecamatan Dimembe. Penduduk desa ini pendidikan maka semakin tinggi pula jumlah
terdistribusi di 4 jaga (dusun) dengan jarak ke pusat- penduduk yang dapat meraihnya.
pusat pemerintahan di antaranya: jarak kepusat
pemerintahan kecamatan 15 km, jarak ke pusat Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Pinilih
pemerintahan kabupaten sejauh 22 km, jarak ke pusat No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. BELUM/TIDAK 176 12,57
pemerintahan provinsi sejauh 35 km. Luas wilayah SEKOLAH
Desa Pinilih sekitar 950 Ha. Penggunaan lahan untuk 2. TK 35 2,50
wilayah pemukiman sebesar 19 Ha, sawah seluas 32 3. SD 531 37,93
4. SLTP 276 19,71
Ha, kolam seluas 4 Ha, hutan seluas sekitar 500 Ha. 5. SLTA 322 23,00
dengan batas wilayah: 6. AKADEMIK 6 0,43
7. PERGURUAN TINGGI 54 3,86
Sebelah Utara : Hutan Mawiau Jumlah 1400 100
Sebelah Timur : Perkebunan Desa Klabat Sumber : Kantor Desa Pinilih, 2016
Sebelah Selatan : Desa Klabat dan Gunung
Klabat Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pinilih
Sebelah Barat : Desa Tatelu Mata pencaharian penduduk Desa Pinilih
sangat beragam, diantaranya sebagai: Petani pemilik,
Luas Wilayah petani penggarap, penggarap, buruh kebun, pekebun
Luas wilayah Desa Pinilih adalah 950 Ha, peternak, pedagang, sopir, PNS, TNI/POLRI,
yang membujur dari arah Timur ke Barat. pensiunan dan lain-lain. Penduduk menurut jenis
mata pencaharian penduduk secara rinci dapat dilihat
Tata Guna Tanah Desa Pinilih pada Tabel 4.
Tanah Pemukiman : 19 Ha
Tanah Pertanian (Sawah) : 32 Ha Tabel 4. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Pinilih
Tanah Ladang : 98 Ha Tahun 2016
Jumlah
Kolam : 4 Ha No Mata Pencaharian penduduk Persentase (%)
Hutan : 500 Ha (Orang)
1. Petani Pemilik 33 2,36
2. Petani Penggarap 33 2,36
Keadaan Sosial 3. Penggarap 107 7,64
4. Buruh kebun 50 3,57
5. Pekebun 301 21,50
Jumlah Penduduk 6. Peternak 6 0,43
Jumlah penduduk di Desa Pinilih yang tersebar 7. Pedagang 29 2,07
8. Sopir 50 3,57
dalam 4 jaga dengan perincian pada Tabel 2. 9. PNS 18 1,29
10 TNI/POLRI 2 0,14
Tabel 2. Jumlah Penduduk 11 Pensiunan 15 1,07
12 Yang tidak/ belum bekerja 756 54,00
No Jenis kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase(%) Jumlah 1400 100
1. Laki-laki 692 52,38 Sumber : Data Statistik Desa Pinilih, 2016
2. Perempuan 629 47,62
Jumlah 1.321 100 Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Sumber: Data Statistik Desa Pinilih, 2016
Desa Pinilih yang telah bekerja yaitu sebanyak 644
orang, dimana jumlah jenis pekerjaan yang
Tabel 2 menunjukkan bahwa penduduk yang mendominasi adalah mata pencaharian sebagai
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada pekebun yang berjumlah 301 orang dengan
penduduk perempuan. Jumlah keseluruhan penduduk persentase 46,74%.
sebanyak 1.321 jiwa, yang terdiri laki_laki 692 jiwa
dengan persentase 52,38%, dan perempuan sebanyak Karakteristik Responden
629 jiwa dengan persentase 47,62%.
Jumlah Responden Menurut Kelompok Umur
Tingkat Pendidikan Umur merupakan salah satu faktor yang dapat
Tabel 3 menunjukkan bahwa kebanyakan mempengaruhi prilaku dalam melakukan atau
penduduk Desa Pinilih, berpendidikan SD dengan mengambil keputusan atau kemampuan bekerja
jumlah 531 orang dengan persentase 37,93% dan secara optimal serta produktif. Seiring dengan
merupakan jumlah pendidikan tertinggi. perkembangan waktu, umur manusia akan
Sedangkan tingkat pendidikan akademik mengalami perubahan dalam hal ini penambahan

90
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 16 Nomor 1, Januari 2020 : 87 – 96

usia yang dapat mengakibatka turunnya tinggkat Tabel 7 menunjukan tingkat pendidikan
produktifitas seseorang dalam bekerja (Gusmaniar, responden khususnya penduduk produktif. Jumlah
2013). Jumlah respponden menurut umur dapat penduduk yang berhasil menamatkan SD dengan
dilihat pada Tabel 5. persentase 20,00% dengan jumlah responden 4
orang, dan jumlah penduduk yang berhasil
Tabel 5. Jumlah Responden Menurut Umur
menamatkan SMP dengan persentase 35,00%
No Umur Responden Jumlah (orang) Persentase (%)
1. 21-31 5 25,00
dengan jumlah responden 7 orang, jumlah
2. 31-40 6 30,00 penduduk yang berhasil menamatkan SMA/SMK
3. 41-50 3 15,00 dengan persentase 40,00% dengan jumlah
4. >51 6 30,00
Jumlah 20 100 responden 8 orang, yang merupakan persentase
Sumber: Diolah dari data primer (tahun 2019) terbesar. Kemudian diikuti responden yang
berhasil menamatkan pendidikannya diperguruan
Tabel 5 menunjukan bahwa jumlah responden tinggi yaitu sebesar 5,00% dengan jumlah
berada pada interval umur 31-40 tahun yaitu responden sebanyak 1 orang.
sebanyak 6 orang (30,00%) dan juga interval umur
>51 tahun 6 orang (30,00%), dan responden yang
berada pada interval umur 21-30 yaitu sebanyak 5
Pengetahuan dan penggunaan Tanaman
orang (25,00%). Sedangkan umur paling terendah Obat Keluarga
pada interval 41-50 tahun yaitu sebanyak 3 orang Tanaman obat yang ditemukan di Desa
(15,00%). Pinilih pada wilayah Kecamatan Dimembe
sebanyak 30 jenis tanaman, dapat dilihat pada
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel 8.
Jenis kelamin merupakan sesuatu yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan sesuai Tabel 8. Jenis, Manfaat, dan Cara Menggunakan
dengan kedudukannya. Pekerjaan pada sector non Tanaman Obat Keluarga
pertanian yang memiliki jenis-jenis pekerjaan tidak No Jenis Tanaman Manfaat Cara
hanya dikerjakan oleh tenaga kerja laki-laki saja, Menggunakan
melainkan juga dikerjakan oleh tenaga kerja 1. Kunyit Obat kunyit diparut
perempuan. Jumlah responden menurut jenis kelamin (Curcuma-domestica) gatal- ditambah air
gatal, matang, diperas,
dapat dilihat pada Tabel 6.
obat sakit airnya diminum.
Tabel 6. Responden Menurut Jenis Kelamin perut.
Jumlah 2. Temu lawak sariawan, Temulawak
No. Jenis Kelamin Persentase (%)
(orang) (Curcuma- tekanan diparut halus,
1. Laki-laki 10 50,00 Xanthorrhiza darah ditambah air
2. Perempuan 10 50,00 Roxb) tinggi. matang lalu
Jumlah 20 100
diperas, airnya
Sumber: Diolah dari data primer (tahun 2019)
diminum.
Tabel 6 menunjukkan jenis kelamin responden
3. Kencur/Sukung Batuk, Sukung diolah
laki-laki dan perempuan sama dengan persentase (Kaempferia masuk seperti tepung,
50,00%. galanga L) angin, dicampur air dan
dapat ditambah
Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan gula untuk di
Pendidikan diperoleh setiap orang dengan dua minum airnya.
cara yaitu secara formal dan non-formal. Pendidikan
sangat penting dalam usaha peningkatan kualitas 4. Jahe/ Goraka Batuk, Jahe diolah
sumber daya manusia. Jumlah responden menurut (Zingiber- mengatas sebagai tepung
tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7. officinale Rosc) i nyeri dan digunakan
pada secara lansung.
Tabel 7. Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan
tulang.
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 5. Lengkuas/lingkuas Panu dan Lengkuas disedu
1. SD (tamat) 4 20,00 (Languas galang) sakit dengan air panas,
2. SMP (tamat) 7 35,00 lambung. dinginkan airnya
3. SMA/SMK (tamat) 8 40,00
4. S1 1 5,00
di minum.
Jumlah 20 100
Sumber: Diolah dari data primer (tahun 2019).

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 91
Deskripsi Pengetahuan Dan Penerapan Tanaman Obat Keluarga………(Cristian Mewengkang, Elsje Manginsela, Melsje Memah)

Sambungan Tabel 8. Jenis, Manfaat, dan Cara Menggunakan Tanaman Obat Keluarga
6. Salam Diare, kencing Daun salam direbus dengan air 4 gelas hingga tersisa
(Syzigium manis dan asam 3 gelas, diminum 3x sehari (kencing manis). Daun
polyanhum) urat. salam muda dan kulit pohon salam dipotong kecil-
kecil dengan air 4 gelas direbus sehingga tersisa
3gelas, airnya diminum sehari 3x.

7. Pace/mengkudu Penurun Buah pace yang matang diperas dengan air dan
(Morindra hipertensi. disaring. Air perasan ditambah madu/ gula jawa/
citrifolia) sirup untuk diminum 2x sehari sampai hipertensi
menurun.

8. Pynaghong Asam urat, radang Daun direbus dengan air 3 gelas hingga mendidih,
pembekakan pada airnya diminum pagi dan sore hari (asam urat). Daun
kulit. ditumbuk sampai halus dioleskan pada bagian yang
mengalami peradangan.

9. Kumis kucing Untuk Daun kumis kucing disedu dengan air panas yang
(Orthosiphon melancarkan air mendidih, airnya langsung diminum, diminum pagi
aristatus) seni dan kencing dan sore.
batu.
10. Mahkota dewa Melancarkan Buah yang masih hijau diiris tipis, dijemur sampai
(Gymura peredaran darah, kering, kemudian disedu dengan air panas mendidih,
procumbent) antibiotik. dan didinginkan.

11. Balacae Merah Untuk meredakan Bagian yang digunakan adalah batang dan daun
(Jatropha pegal-pegal. muda, ambil beberapa batang dicampur dengan
gossypifolia) pinaraci direbus sama-sama dan diminum.

12. Pepaya Untuk Buah yang masak dimakan secara langsung atau
(Carica papaya) melancarkan dibuat jus. Daun papaya muda ditumbuk halus
buang air besar, ditambah air 1 gelas kemudian disaring, diminum
malaria dan airnya pada pagi hari setelah makan (malaria).
menurunkan panas
tubuh.
13. Cocor bebek Menurunkan Daun cocor bebek dengan air jeruk nipis ditumbuk,
(Calanchu panas, penyakit digunakan sebagai kompres bagian ketiak. Daunnya
pinnata) kulit dan luka direbus dengan air 3 gelas hingga tersisa 1 gelas,
bakar. airnya diminum (menurunkan panas). Daun
ditumbuk halus kemudian langsung dioleskan pada
bagian terluka,

14. Jambu biji Meningkatkan Buah dijus, dapat ditambahkan madu atau gula
(Psidium guajava) trombosit dalam merah, langsung dikomsumsi. Daun mudanya direbus
darah, dengan air 3 gelas hingga tersisa 1 gelas ditambahkan
menghentikan madu, digunakan sebagai minuman (menambah
sakit trombasit). Daun jambu muda ditambah garam
diare/mencret. sedikit lalu ditumbuk halus dan diberi air, saring dan
hasil saringan diperas untuk diminum (diare).

92
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 16 Nomor 1, Januari 2020 : 87 – 96

Sambungan Tabel 8. Jenis, Manfaat, dan Cara Menggunakan Tanaman Obat Keluarga
15. Belimbing buah menurunkan buah yang matang, dikomsumsi secara langsung atau
(Averhoa hipertensi dibuat jus dengan menambahkan madu sedikit.
carambola)

16. Sirih (Piper betle) Mimisan, Daun sirih, cengkeh, direbus dengan 4 gelas air
keputihan, jantung hingga tersisa 1 gelas, diminum pagi dan sore hari.
berdebar.

17. Pare Untuk penyakit Daun pare direbus dan airnya diminum atau digiling
(Momordica cacingan, kencing dicampur air. Buah pare diparut disedu dengan air
charantia) manis, susah panas, airnya diminum (obat kencing manis).
BAB.

18. Saga Obat batuk, sakit Daun saga dilayukan, selanjutnya dikeringkan
(Abrus kuning. dibawah panas matahari ditambah daun sirih dan
presatorius) kencur, direbus dengan air 3 gelas sampai mendidih,
airnya diminum (sariawan dan obat batuk).

19. Kokuru merah Mengobati panas Daun diambil lalu ditumbuk dan diperas airnya.
(Ocimum sp) dan batuk.

20. Tali pahit Obat malaria. Ambil getahnya dan batangnya, rebus kemudian
(Tinospora diminum.
crispa)
21. Jeruk nipis Mencairkan dahak Jeruk nipis diperas diambil airnya, ditambahkan
(Citrus aurantum) pada batuk. sedikit kapur sirih, garam, dan minyak kayu putih,
airnya digosokkan dibagian dada. Air jeruk ditambah
garam dan madu/ gula merah selanjutnya diminum
(pencair dahak)

22. Kembang sepatu Mengobati patah Bunga diambil dan daun mudanya dicincang halus
( Hibiscus tulang. dan ditempelkan pada bagian yang sakit.
rosasinensis L)

23. Kemukus (Piper Radang selaput Kemukus dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan air
cubeba) lender, saluran 2 gelas menjadi 1gelas, didinginkan selanjutnya
kemih dan asma. diminum pagi dan sore hari.
24. Katuk Melancarkan asi Daun direbus sebagai lalapan atau sayuran.
(Sauropus ibu, menurunkan
androggynus) tekanan darah
tinggi, mengatur
denyut jantung.
25. Lidah buaya Ambeien,rambut Helaian lidah buaya dimasak dengan air 3 gelas
(Aloe sp) rontok, sesak hingga tersisa 1 gelas, air rebusan ditambah
nafas. madu/gula merah. Daun lidah buaya dioleskan pada
kulit kepala hingga keluar bagian lendirnya, biarkan
rambut kering kemudian rambut dicuci sampai
bersih.

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 93
Deskripsi Pengetahuan Dan Penerapan Tanaman Obat Keluarga………(Cristian Mewengkang, Elsje Manginsela, Melsje Memah)

Sambungan Tabel 8. Jenis, Manfaat, dan Cara Menggunakan Tanaman Obat Keluarga
26. Alang-alang Peradangan ginjal, akar alang-alang dengan daun kumis kucing, kunyit
(Imperata infeksi saluran dan daun kaki kuda. Semua bahan direbus dengan 4
cylindrica) kemih, mimisan, gelas air hingga tinggal 2 gelas, dapat ditambahkan
hipertensi, madu selanjutnya diminum.
hepatitis, air
kemih berdarah.

27. Belimbing wuluh Sariawan, obat Daun belimbing wuluh, cengkeh, merica dan beras
(Averhoa bilimbi) batuk. merah direndam semalam, bahan lain ditumbuk
halus, semua distukan dan digosokkan pada bagian
yang sakit. Buah direbus ditambah madu selanjutnya
diminum.

28. Kayu manis Anti rematik, Kulit kayu manis docampur dengan 3air gelas,
(Cinnamomum sariawan, direbus sampai mendidih dan tersisa 1 gelas,
burmani) lambung (sakit dinginkan dan dapat ditambah madu airnya diminum.
perut)

29. Ubi jalar Meningkatkan Daun ubi 10 lembar direbus dengan air 4 gelas hingga
(Ipomoea batatas) trombosit pada mendidih, dinginkan dan airnya diminum. Rimpang
penyakit demam ubi dimasak dengan air sampai mendidih dan air
berdarah rebusan diminum, rimpang yang direbus dimakan.
menghilangkan
gas dalam perut.

30. Beluntas (Plucea Keputihan pada Daun beluntas ditambah kunyit yang dipotong-
indica) wanita dan bau potong, diberi air 4 gelas kemudian direbus sampai
badan/ keringat. mendidih, tambahkan gula sesuai selera dan air
rebusan diminum.
Sumber: Diolah dari data primer (tahun 2019).

Pembahasan Pengetahuan seseorang terhadap tanaman


Pengetahuan Tentang Tanaman Obat obat dapat diketahui dengan lamanya
Berdasarkan penelitian yang diperoleh dari pengetahuan yang diperoleh orang tersebut.
wawancara dengan kelompok masyarakat (laki- Pengetahuan responden tentang tanaman obat
laki dan perempuan) menyangkut pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 9.
tentang tanaman obat, maka diketahui bahwa
masyarakat di Desa Pinilih ada yang memiliki Tabel 9. Pengetahuan Tentang Tanaman Obat
pengetahuan tentang manfaat tanaman obat namun Tahun Jumlah (Responden) Persentase (%)
ada beberapa masyarakat yang kurang mengetahui ≤ 20 9 45
21 – 40 6 30
tentang manfaat tanaman obat tertentu. Misalnya > 40 5 25
wanita atau pria yang di wawancara ada yang Jumlah 20 100
mengetahui bahwa satu tanaman mampu Sumber: Diolah dari data primer (Tahun 2019)

mengobati berbagai atau lebih dari satu penyakit.


Seperti tanaman obat jahe tidak hanya mengobati Tabel 9 menunjukkan bahwa, 9 responden
penyakit batuk namun juga mengobati nyeri pada dengan persentase 45% memiliki pengetahuan
tulang, begitu juga tanaman daun gedi selain bisa tentang tanaman obat ≤ 20 tahun, 6 responden
mempermudah persalinan bisa juga untuk dengan persentase 30% memiliki pengetahuan
menambah produksi air susu ibu (ASI), namun ada tanaman obat berkisar antara 21 – 40 tahun,
masyarakat yang mengetahui satu tanaman hanya sedangkan 5 responden dengan persentase 25%
untuk mengobati satu penyakit saja. memiliki pengetahuan tanaman obat > 40 tahun.

94
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 16 Nomor 1, Januari 2020 : 87 – 96

Menurut hasil wawancara dengan Tabel 10. Tempat Budidaya Tanaman Obat
Jumlah
responden diketahui bahwa, pengetahuan No Tempat Tumbuh Responden Persentase (%)
penggunaan tanaman obat ada yang diwariskan 1 Pekarangan 15 75
2 Kebun 5 25
oleh orang tua, bisa dikatakan bahwa Jumlah 20 100
penggunaan ini dilakukan turun temurun. Sumber: Diolah dari data primer (Tahun 2019).
Dikarenakan disaat masih kecil atau masih
remaja, tanaman sudah digunakan dan Tabel 10 menunjukkan bahwa masyarakat
diperkenalkan. (responden) kebanyakan memanfaatkan
pekarangan rumah sebagai wadah untuk
Penerapan Tanaman Obat dalam Keluarga budidaya tanaman obat yaitu sebanyak 15 orang
Tanaman obat yang telah diketahui dengan persentase 75 persen dan sedangkan
manfaatnya oleh masyarakat di Desa Pinilih, untuk budidaya tanaman obat di kebun hanya 5
digunakan untuk bahan racikan pengobatan. orang dengan persentase 25 persen. Sementara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang itu tumbuhan liar yang dianggap memiliki fungsi
tanaman obat, 26 jenis tanaman obat telah sebagai obat dibiarkan tumbuh di kebun
diterapakan baik digunakan sendiri ataupun sehingga sebagian besar tumbuhan obat dapat
dalam keluarga, dan 4 jenis tanaman obat belum diperoleh dari lokasi ini.
diterapakan. Tanaman – tanaman obat yang Selain itu, penggunaan tanaman obat di
diterapkan antara lain : temu lawak, kencur, jahe, Desa Pinilih digunakan hampir semua kalangan
lengkuas, salam, Pynahong, kumis kucing, umur mulai dari yang balita atau anak-anak,
mahkota dewa, balacae merah, cocor bebek, jambu orang dewasa ibu melahirkan, dan lansia. Obat
biji, sirih, pare, saga, kokuru merah, tali pahit, tradisional atau tanaman obat yang sudah sering
jeruk nipis, kemukus, katuk, lidah buaya, alang –
digunakan sebagian besar ada yang diwariskan
alang, belimbing wuluh, kayu manis, beluntas.
pengetahuannya dari orangtua terdahulu, dimulai
Sedangkan 4 jenis tanaman obat yang hanya
deketahui manfaat nya namun belum diterakan dari kegunaan tanaman obat sampai cara
antara lain: pace, kembang sepatu, papaya, ubi penerapannya.
jalar. Penggunaan tanaman obat di mulai dari cara
meracik dan menggunakanya, seperti yang
dikatakan oleh responden misalnya, Temulawak KESIMPULAN DAN SARAN
untuk menurunkan tekanan darah dan melancarkan
pencernaan, cara menerapkanya diparut atau Kesimpulan
ditumbuk halus kemudian ditambah air matang lalu Berdasarkan hasil penelitian dan
diperas dan airnya diminum. Namun masih ada pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan
juga masyarakat di Desa Pinilih, yang memilih sebagai berikut :
untuk menggunakan obat Generik sebagai cara 1. Dari penelitian yang dilakukan di Desa
mudah untuk pengobatan didasarkan karena proses Pinilih, diketahui bahwa setiap responden
dalam pembuatan atau meracik tanaman obat mengetahui manfaat jenis-jenis tanaman
memakan waktu. obat yang telah digunakan atau diterapkan,
maupun jenis tanaman obat yang hanya
Tempat Budidaya Tanaman Obat diketahui kegunaannya. Ada 30 jenis
Desa Pinilih merupakan desa dengan tanaman obat baik yang diketahui maupun
tumbuhan obat paling banyak didapatkan dengan diterapkan oleh responden Di desa Pinilih.
ditanam dan dipelihara di pekarangan ataupun 2. Pengetahuan dan Penerapan tentang tanaman
kebun. Menurut responden di desa Pinilih, obat inipun sudah diketahui dan digunakan
mereka sengaja menanami berbagai jenis macam sudah sejak lama, dimana responden
tanaman obat di pekarangan dan kebun untuk menjawab pengetahuan dan penerapan ini
menjaga kesehatan dan mendapatkan diwariskan oleh orang tua sebelumnya,
kesembuhan dari untuk berbagai penyakit. sehingga penggunaan tanaman obat ini
Tempat tumbuh setiap tanaman obat dapat dilihat masih dilakukan sampai sekarang.
pad Tabel 10.
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 95
Deskripsi Pengetahuan Dan Penerapan Tanaman Obat Keluarga………(Cristian Mewengkang, Elsje Manginsela, Melsje Memah)

3. Untuk mendapatkan tanaman obat juga DAFTAR PUSTAKA


tidak terlalu sulit, karena tanaman obat
ditanam atau dibudidayakan ada yang di Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan obat tradisional
pekaranagan, ada juga yang tumbuh dan Indonesia menjadi fitofarmaka. Majalah
kedokteran Indonesia, 57 (7), 205-211.
ditanam di kebun. Nurhidayat, O. 2012. Perbandingan Media Power
Point Dengan Flip Chart Dalam
Saran Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi
1. Perlu upaya untuk melestarikan Dan Mulut. Unnes Journal Of Public Health,
pengetahuan tentang tanaman obat ini 1(1).
pada generasi muda sebagai budaya Riyanto, A. 2016. Pendidikan Kesehatan Dengan
pengobatan leluhur, serta sebagai upaya Metode Ceramah Untuk Meningkatkan
Pengetahuan Keluarga Dengan Gastritis
kemandirian masyarakat dalam (Doctoral dissertation, Universitas
pengembangan pengetahuan penggunaan Muhammadiyah Surakarta).
tanaman obat dalam menjaga kesehatan. Sari, L. O. R. K. 2012. Pemanfaatan obat tradisional
2. Perlu dilakukan penyuluhan berkelanjutan dengan pertimbangan manfaat dan
tentang manfaat, cara penerapan tanaman keamanannya. Pharmaceutical Sciences and
obat sebagai obat tradisional di Desa Research (PSR), 3(1).
Pinilih Kecamatan Dimembe. Zein, U. 2005. Pemanfaatan tumbuhan obat dalam
upaya pemeliharaan kesehatan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

96

You might also like