Corporate Governance Dan Pengungkapan Enterprise Risk Management (Erm) .

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171

Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819


CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT (ERM): STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN
NON KEUANGAN INDONESIA.

Hudi Kurniawanto
Fakultas Ekonomi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Indonesia
hudi.kurniawanto@gmail.com

Bambang Widarno
Fakultas Ekonomi, Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Indonesia
bwidarno@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of corporate governance on
enterprise risk management disclosure in Indonesia. Corporate governance is defined
as size of the board of commissioners and the proportion of independent commissioners.
This study also uses firm size as a control variable.
The samples are selected using purposive sampling, with 117 annual reports from
non-financial companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2014-2016. The
results of this study prove that size of the board of commissioners has effects on
enterprise risk management disclosure, while the proportion of independent
commissioners does not affect enterprise risk management disclosure. Variable
company size in this study affect enterprise risk management disclosure. This shows that
the greater the number of commissioners, the better the level of supervision and
pressure on management, thus encouraging management to be more transparent in
disclosing enterprise risk management.

Keywords: Enterprise risk management disclosure, Corporate Governance, Non-


financial company listed on the Indonesia Stock Exchange.

PENDAHULUAN governance negara Indonesia 68 point


Penelitian ini bertujuan untuk (59%) lebih rendah dibanding skor
menguji pengaruh corporate corporate governance negara Malaysia
governance dan pengungkapan 88 point (76%). Perbedaan ini
enterprise risk managemen (ERM) pada disebabkan terutama oleh kelemahan
perusahaan non keuangan Indonesia. item pengungkapan dan transparansi
Corporate governance dalam penelitian dimana skor Indonesia 12 point dan
ini direpresentasikan oleh ukuran dewan skor Malaysia 17 point (McGee, 2009).
komisaris, dan proporsi komisaris Berdasarkan ROSC pengungkapan
independen. risiko di Indonesia rendah. Problem
Praktik corporate governance rendahnya pengungkapan risiko penting
Indonesia berdasarkan laporan The untuk diteliti karena para pengguna
Word Bank, dalam Reports on the laporan tahunan membutuhkan
Observance of Standards and Codes informasi lebih lanjut untuk
(ROSC), menyebutkan skor corporate diungkapkan terutama berkaitan dengan
368
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

sistem manajemen risiko. Dobler (2005) keputusan mereka akan diambil


menyatakan bahwa pengungkapan berdasarkan pertimbangan
risiko perusahaan sangat penting untuk pengembalian dan risiko yang
menginformasikan kepada pengguna diharapkan (Cabedo dan Tirado, 2004).
tentang dampak risiko terhadap posisi Pengungkapan risiko akan
keuangan masa depan perusahaan. mendorong pada manajemen risiko
Perubahan dalam lingkungan bisnis yang lebih baik, serta peningkatan
saat ini membuat perusahaan- akuntabilitas pengelolaan, perlindungan
perusahaan lebih mengandalkan pada investor, dan kegunaan pelaporan
instrumen keuangan dan transaksi- keuangan (Institute of Chartered
transaksi internasional yang Accountants in England and Wales
meningkatkan pentingnya ICAEW, 1997). Hal ini akan membantu
pengungkapan risiko perusahaan, pengguna laporan keuangan untuk
terutama pada perusahaan-perusahaan mengidentifikasi potensi masalah (atau
nonkeuangan (Dobler, 2008). peluang) manajerial dan menilai
Perusahaan-perusahaan berusaha untuk efektivitas manajemen dalam
memenuhi kebutuhan pengguna menangani masalah ini (Lajili dan
informasi akuntansi dengan Zéghal, 2005). Di sisi lain, perusahaan
mengungkapkan informasi secara lebih juga mendapat manfaat dari
mengenai risiko-risiko yang berbeda pengungkapan risiko dengan
yang dihadapi dan kelangsungan mengurangi kemungkinan kegagalan
operasionalnya. Informasi tersebut keuangan (Beretta dan Bozzolan, 2004),
membantu pengguna untuk menilai juga dapat membuat penurunan biaya
risiko masa kini dan masa depan, yang keuangan eksternal (Linsley dan
penting untuk mengoptimalkan Shrives, 2006).
pendapatan mereka (Abraham dan Cox, Pengungkapan risiko merupakan
2007). salah satu bentuk dalam penerapan
Solomon, Norton, dan Josef (2000) mekanisme corporate governance.
menunjukkan permintaan yang kuat Corporate governance adalah
terhadap peningkatkan pengungkapan seperangkat hubungan diantara
risiko dari investor institusional untuk manajemen, direksi, dewan komisaris,
meningkatkan keputusan investasi. investor dan stakeholders yang
Pengungkapan risiko membantu mengatur dan mengarahkan kegiatan
investor dalam proses pengambilan perusahaan (Choi dan Meek, 2011).
keputusan investasi dengan Pengungkapan risiko mendorong
mengevaluasi informasi yang terwujudnya good corporate
diungkapkan oleh perusahaan dalam governance yang diperlukan untuk
rangka membangun tingkatan-tingkatan menjaga kelangsungan hidup
risiko yang dihadapinya, maka perusahaan. Good corporate
369
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

governance dilakukan melalui (2006) menemukan pengaruh antara


pengelolaan yang didasarkan pada asas kedua variabel.
transparansi, akuntabilitas, Di Indonesia, penelitian yang
responsibilitas, independensi serta membahas mengernai ERM belum
kewajaran dan kesetaraan (Choi dan banyak dilakukan, walaupun
Meek, 2011). perkembangan ERM mulai meningkat.
Beberapa hal yang yang terkait Oleh karena itu, penelitian mengenai
dengan mekanisme corporate ERM sangat menarik untuk dilakukan
governance adalah peran dewan mengingat ERM merupakan isu yang
komisaris (jumlah dewan komisaris masih baru, juga ERM erat
serta independensi dewan komisaris). hubungannya dengan dengan
Dechow et al., (1996) dan Beasley implementasi good corporate
(1996) menemukan pengaruh yang governance, karena aspek pengawasan
signifikan antara peran dewan yang dilakukan dewan komisaris
komisaris dengan pelaporan merupakan kunci penting terlaksananya
keuangan. Mereka menemukan bahwa sistem manajemen risiko yang efektif.
ukuran dan independensi dewan Berdasarkan latar belakang diatas,
komisaris mempengaruhi kemampuan penelitian ini bertujuan untuk menguji
mereka dalam memonitor proses apakah corporate governance dapat
pelaporan keuangan. mempengaruhi pengungkapan
Penelitian terdahulu tentang enterprise risk management. Pertanyaan
pengungkapan risiko dikaitkan dengan utama penelitian ini adalah apakah
corporate covernance seperti ukuran ukuran dewan komisaris, dan proporsi
dewan komisaris dan proporsi komisaris komisaris independen mempengaruhi
independen hasilnya tidak konsisten. pengungkapan enterprise risk
Penelitian Singh et al. (2004) management.
menemukan bahwa jumlah dewan 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN
komisaris berpengaruh positif terhadap PENGEMBANGAN HIPOTESIS
pengungkapan risiko perusahaan, 2.1 Teori Keagenan
sedangkan Meizaroh dan Lucianda Jensen dan Meckling (1976)
(2011) menemukan tidak ada pengaruh menyatakan bahwa pemisahan
antara kedua variabel. Penelitian Ho dan kepemilikan dan pengendalian
Wang (2001), Haniffa dan Cooke perusahaan akan menimbulkan masalah
(2002), Vandemele et al. (2009) keagenan karena adanya perbedaan
menemukan tidak ada pengaruh antara kepentingan antara pemilik perusahaan
proporsi komisaris komisaris sebagai prinsipal dengan pihak
independen dan pengungkapan risiko manajemen sebagai agen. Masalah
perusahaan, sedangkan penelitian keagenan juga merupakan elemen
Forker (1992), Cheng dan Courtenay pokok dari pandangan kontraktual suatu
370
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

perusahaan (Jensen dan Meckling, perusahaan di masa yang akan datang


1976; Fama dan Jensen, 1983). daripada pemilik. Hal tersebut
Menurut Morris (1987) teori menyebabkan terjadinya asimetri
keagenan berfokus pada masalah informasi diantara keduanya,
kepentingan antara prinsipal khususnya yang akan merugikan
(pemasok modal) dan agen pemilik. Pemilik dalam hal ini adalah
(manajemen). Masalah tersebut antara pemegang saham dan kreditur. Oleh
lain, dalam pembagian kepemilikan karena itu, untuk mengurangi masalah
dan pengendalian dalam perusahaan, keagenan tersebut, manajer harus
antara pemasok modal, dan menyajikan informasi yang relevan
pembagian risiko, serta pengambilan untuk membuktikan tindakan-tindakan
keputusan dan fungsi pengendalian mereka demi kepentingan pemegang
dalam perusahaan. saham dan kreditur.
Teori keagenan menunjukkan Teori keagenan dalam praktik
bahwa timbulnya suatu masalah pengungkapan risiko dapat
kepentingan menyebabkan munculnya menjelaskan bagaimana manajer
biaya keagenan (agency cost) yang memberikan informasi mengenai
memerlukan dorongan untuk risiko kepada pemegang saham dan
menguranginya. Menurut Morris kreditur dengan menyediakan
(1987), timbulnya biaya keagenan informasi yang reliabel. Manajer
pertama karena adanya penurunan dalam hal ini merupakan pihak internal
nilai perusahaan pada saat pemegang perusahaan yang memiliki informasi
saham menganggap bahwa manajer mengenai risiko sedangkan pemegang
tidak memperhatikan kepentingannya saham dan kreditur sebagai pihak
karena manajer tidak bertindak efisien eksternal perusahaan yang biasanya
atau tidak memilih proyek yang tidak memiliki informasi mengenai
menguntungkan seperti yang risiko. Ketersediaan informasi yang
diinginkan oleh pemegang saham. reliabel mengenai risiko oleh manajer
Kedua, diperlukannya biaya kepada pemegang saham dan kreditur
pengawasan dan biaya untuk akan mengurangi masalah asimetri
mengikat (monitoring and bonding informasi (Elzahar dan Hussainey,
cost) supaya manajer bertindak sesuai 2012).
kepentingan pemegang saham. Teori keagenan dalam
Perspektif teori keagenan tersebut pengaruhnya dengan praktik
merupakan dasar yang digunakan untuk pengungkapan risiko adalah dapat
memahami praktik pengungkapan menjelaskan bagaimana pemilik yakin
risiko. Manajer sebagai pengelola bahwa manajer mengungkapkan
perusahaan tentu akan mengetahui lebih informasi yang relevan dan reliabel
banyak informasi internal dan prospek mengenai risiko yang dihadapi
371
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

perusahaan. Selain itu, pemasok Berdasarkan definisi-definisi


modal meyakini bahwa manajer tidak tersebut dapat disimpulkan bahwa CG
mengurangi informasi mengenai merupakan sistem yang dilakukan oleh
risiko agar pemasok modal tetap semua pihak yang berkepentingan
menginvestasikan modalnya. Dengan dengan perusahaan untuk menjalankan
kata lain, praktik pengungkapan usahanya secara baik sesuai dengan hak
risiko perusahaan diharapkan dapat dan kewajiban masing- masing dalam
berfungsi untuk menekan atau rangka untuk meningkatkan
menurunkan biaya keagenan. kesejahteraan semua pihak. Sebagai
suatu sistem, mekanisme CG
2.2 Corporate Governance (CG) memerlukan berbagai perangkat, yaitu:
Corporate governance adalah company law, securities law, listing
seperangkat hubungan diantara rules, accounting standards,
manajemen, direksi, dewan komisaris, bankcruptcy and insolvency laws,
investor dan stakeholders yang competition or anti-trust laws,
mengatur dan mengarahkan kegiatan important of court (judicial redress),
perusahaan (Choi dan Meek, 2011). market institutions and practices, codes
Pengungkapan risiko mendorong of good governance (best practices),
terwujudnya good corporate dan mechanisme for addressing
governance yang diperlukan untuk investors/minority shareholder
menjaga kelangsungan hidup expectation (Lukviarman, 2004).
perusahaan. Good corporate
governance dilakukan melalui 2.3 Pengungkapan Enterprise Risk
pengelolaan yang didasarkan pada asas Management (ERM)
transparansi, akuntabilitas, 2.3.1 Risiko dan Manajemen Risiko
responsibilitas, independensi serta Risiko didefinisikan sebagai suatu
kewajaran dan kesetaraan (Choi dan keadaan yang dapat menghambat
Meek, 2011). organisasi dalam mencapai tujuan yang
Monks dan Minnow (1995) telah ditetapkan (Tunggal, 2009).
mendefinisikan CG sebagai hubungan Risiko merupakan perubahan dari
berbagai partisipan dalam menentukan kerugian, kerusakan atau kehilangan
arah dan kinerja korporasi. Definisi lain yang membahayakan (Chorafas, 1990)
diajukan oleh Shleifer dan Vishny Manajemen risiko menurut
(1997) yang menyebutkan bahwa CG Amran et al. (2009) adalah metode
sebagai bagian dari cara atau dan proses yang digunakan oleh
mekanisme untuk meyakinkan para perusahaan untuk mengelola risiko
pemilik modal dalam memperoleh (atau menangkap peluang) yang
imbal hasil yang sesuai dengan investasi berpengaruh dengan pencapaian
yang ditanamkan. tujuan-tujuan perusahaan. Selanjutnya,
372
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

Lajili dan Zeghal (2005) memberikan mengevaluasi alternatif strategi,


suatu kerangka manajemen risiko yang menetapkan tujuan yang
melibatkan proses-proses sebagai berhubungan dengan hal itu, dan
berikut: 1) mengidentifikasi secara mengembangkan mekanisme
hati-hati, mengukur, dan menilai tipe untuk mengelola risiko yang
risiko dan kontinjensi risiko yang berhubungan yang
mungkin dihadapi oleh perusahaan, 2) ditimbulkannya.
memformulasikan model reaksi atau 2) Enhancing risk response
tindakan strategis yang tepat untuk decisions (Meningkatkan
menghadapi risiko tersebut, termasuk keputusan tanggapan risiko).
menentukan kapasitas dalam ERM menyediakan kekuatan
menerima risiko yaitu dengan untuk mendifinisikan dan
mengurangi risiko atau memindahkan menyeleksi antara alternatif
risiko tersebut ke pihak lain. respon dari risiko: menghindari,
Tujuan utama dari Risk mengurangi, membagi, dan
Management adalah untuk memonitor menerima risiko.
kinerja dari tindakan yang merespon 3) Reducing operational surprise
risiko untuk memberikan informasi and losses (Mengurangi kejutan
yang dibutuhkan sebagai tindakan dan kerugian operasional).
intervensi manajemen risiko yang pro Entitas mengambil keuntungan
aktif. Ada lima elemen penting dalam dari meningkatkan kemampuan
konsep tersebut yaitu Corporate untuk mengidentifikasi peristiwa
Governance, Internal Control, yang berpotensi dan respon yang
Implementation, Risk Management ada, mengurangi adanya
Process dan Sources of Risk. kejutan-kejutan dan
menghubungkannya dengan
2.3.2 Definisi Enterprise Risk biaya atau kerugian.
Management (ERM) 4) Identifying and managing
Committee of Sponsoring multiple and cross-enterprise
Organization of The Treadway risk (Mengidentifikasi dan
Commission (COSO) dalam executive mengelola beberapa dan lintas-
summary yang dikeluarkan pada bulan risiko perusahaan). Setiap
September 2004 menyatakan bahwa perusahaan menghadapi
ERM meliputi: berbagai risiko yang
1) Aligning risk appetite and mempengaruhi berbagai bagian
strategy (Menyelaraskan batas organisasi, dan manajemen
risiko dan strategi risiko). risiko perusahaan memfasilitasi
Manajemen mempertimbangkan respon yang efektif kepada
batas risiko dari entitas dalam semua bagian yang terkena
373
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

dampaknya dan menggabungkan mengidentifikasi kejadian yang


respon-respon tersebut kepada berpotensi yang dapat berakibat pada
bermacam-macam risiko. entitas, dan mengelola risiko pada
5) Seizing opportunities (peluang tingkat risiko yang dikehendaki untuk
perebutan). Dengan menyediakan penjaminan yang wajar
mempertimbangkan hal terbesar dalam rangka mencapai tujuan dari
dari potensi kejadian, entitas.
manajemen dalam hal ini berada
pada posisi untuk Konsep dasar ERM dapat
mengidentifikasi dan melakukan diterjemahkan sebagai berikut:
tindakan proaktif untuk 1) Sebuah proses yang berjalan dan
menyadari kesempatan yang mengalir melalui entitas
ada. 2) Dipengaruhi oleh manusia di
6) Improving deployment of capital setiap tingkatan organisasi
(Meningkatkan penyebaran 3) Dijalankan pada saat penetapan
modal). Penyediaan informasi strategi
risiko yang baik membuat 4) Berlaku ke seluruh perusahaan,
manajemen dapat menilai secara pada tiap tingkatan dan unit,
efektif keseluruhan modal yang termasuk menetapkan cara
dibutuhkan dan meningkatkan pandang risiko pada sebuah
pengalokasian modal. portopolio pada tingkatan entitas
5) Dirancang untuk
ERM dapat dijelaskan sebagai mengidentifikasi peristiwa yang
suatu proses untuk membuka, berpotensi mempunyai dampak
mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap entitas dan mengelola
risiko-risiko tersebut, baik risiko risiko dalam batas jangkauan
individual maupun konteks yang lebih risiko itu sendiri.
luas atas risiko-risiko berbeda yang 6) Dapat memberikan jaminan
saling berhubungan yang yang masuk akal kepada entitas
mempengaruhi perusahaan (Tunggal, dan dewan perusahaan
2009). Sementara COSO (2004) 7) Mendorong untuk mencapai satu
menyatakan: Enterprise Risk atau lebih tujuan yang berbeda
Management adalah sebuah proses yang tetapi terkait satu sama lain.
melibatkan keseluruhan keseluruhan Dengan kata lain ERM adalah
entitas mulai dari dewan direksi, sebuah proses yang dipengaruhi oleh
manajemen dan pejabat lainnya, yang dewan perusahaan, manajemen, personil
diaplikasikan ke dalam penyusunan lain entitas tersebut, diterapkan dalam
strategi dan melingkupi keseluruhan penetapan strategi dan berlaku di
perusahaan, yang didesain untuk seluruh perusahaan, dirancang untuk
374
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

mengenali peristiwa potensial yang terhadap risiko kepada seluruh


dapat mempengaruhi entitas itu, dan jajaran dalam perusahaan
mengelola risiko agar tetap ada dalam sebagai guidelines
jangkauan risikonya, sehingga dapat 2) Objective Setting
memberikan jaminan yang wajar Perusahaan perlu menetapkan
mengenai, pencapaian tujuan entitas tujuan-tujuan strategis secara
(Tunggal, 2009). luas dan risiko yang dapat
2.3.2 Tujuan dan Komponen diterima. Strategic objectives
Enterprise Risk Management (ERM) mencerminkan pilihan
COSO ERM Framework (2004) manajemen mengenai
membagi tujuan (objectives) bagaimana perusahaan,
manajemen risiko perusahaan ke dalam khususnya bagi pemegang
empat kategori besar: saham. Selanjutnya, perusahaan
1) Strategic – tujuan yang harus menetapkan juga risiko
ditetapkan pada tingkat yang berkaitan dengan
manajemen atas, disatukan dan objectivesnya.
dibuat untuk mendukung misi 3) Event Identification
dari perusahaan. Manajemen harus mempunyai
2) Operations – penggunaan proses yang dilakukan untuk
sumber daya secara efektif dan efisien mengidentifikasi kejadian yang
3) Reporting – pelaporan yang mempunyai pengaruh positif
dapat dipercaya maupun negatif bagi strategi
4) Compliance – patuh pada risiko yang berhubungan.
hukum dan peraturan yang berlaku Berdasarkan risiko yang dapat
ditoleransi, perusahaan dapat
Menurut COSO ERM framework, mempertimbangkan kejadian
terdapat delapan komponen ERM yang internal atau eksternal yang
harus ada dan berjalan agar dapat dapat menjadi risiko baru atau
dikatakan ERM efektif: mengurangi area risiko yang
1) Internal Enviroment ada.
Komponen ini mencerminkan 4) Risk Assessment
selera perusahaan terhadap Pada saat terdapat suatu kejadian
risiko yang dapat memberikan yang merupakan suatu risiko,
gambaran risiko dan manajemen perlu
pengendalian yang harus mempertimbangkan bagaimana
disadari/diketahui oleh seluruh dampak yang dapat ditimbulkan
jajaran dalam perusahaan. dari kejadian tersebut terhadap
Manajemen bertanggung jawab ERM objectives perusahaan,
dalam menetapkan sikap dilihat dari frekuensi dan
375
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

seberapa besar pengaruh dikomunikasikan kepada pihak-


kejadian tersebut. pihak yang mempunyai kaitan
5) Risk Response dan tanggung jawab.
Manajemen harus menetapkan Komunikasi yang efektif harus
berbagai pilihan tanggapan mengalir ke seluruh level
(response) terhadap risiko dan perusahaan dan juga ke pihak-
mempertimbangkan pihak eksternal seperti
konsekuensinya pada sering dan pelanggan, pemasok, pemerintah
besarnya pengaruh dari kejadian maupun pemegang saham.
tersebut, berkaitan dengan 8) Monitoring
toleransi risiko perusahaan. Risk monitoring merupakan
Tanggapan terhadap risiko: prosedur yang terus menerus
menghindari, mengurangi, harus dilakukan untuk
membagi, atau menerima. mengawasi program ERM dan
Penelaahan terhadap tanggapan kualitasnya dari waktu ke waktu.
atas risiko dan jaminan 2.4 Pengembangan Hipotesis
keyakinan bahwa beberapa risk Dewan komisaris adalah suatu
responses diambil dan bagian yang penting dalam mekanisme
diimplementasikan merupakan corporate governance dan merupakan
suatu komponen kunci dari suatu pusat internal corporate governance
ERM framework perusahaan. (Lukviarman, 2007). Salah satu fungsi
6) Control Activities dewan komisaris dalam National Code
Kebijakan dan prosedur harus for Good Corporate Governance (2001)
ada untuk meyakinkan bahwa adalah memastikan bahwa perusahaan
tanggapan terhadap risiko yang telah melakukan tanggungjawab sosial
memadai sudah dilakukan. dan mempertimbangkan kepentingan
Control activities ini harus ada berbagai stakeholder perusahaan.
pada setiap level dan fungsi Menurut Dalton et al. (1999)
dalam perusahaan, termasuk ukuran dewan komisaris yang optimum
approval, authorization, lebih efektif daripada ukuran dewan
performance review, safety and komisaris yang kecil. Berdasarkan
security issue, dan segregation penelitian yang dilakukan Abeysekera
of duties yang memadai (2008) jumlah dewan yang dinilai
7) Information and Communication efektif berada pada rentang lebih dari
Informasi atas risiko yang lima orang dan kurang dari empat belas
berkaitan dengan perusahaan orang. Jumlah dewan yang besar
baik yang berasal dari pihak luar dapat mempengaruhi keputusan
ataupun pihak internal harus pengungkapan sukarela dan luas
diidentifikasi, diolah, dan pengungkapan risiko perusahaan
376
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

(Elzahar dan Hussainey, 2012). Jumlah signifikan antara kedua variabel (Ho
Dewan Komisaris berpengaruh positif dan Wong, 2001;. Haniffa dan Cooke,
terhadap pengungkapan risiko 2002, dan Vandemele et al., 2009),
perusahaan (Singh et al., 2004). sementara yang lain menemukan
Berdasarkan uraian diatas hipotesis hubungan positif (Forker, 1992; Cheng
dan Courtenay 2006, Abraham dan Cox,
yang dapat dikembangkan adalah
2007). Berdasarkan uraian di atas, maka
H1: Ukuran Dewan Komisaris
dapat dikembangkan hipotesis:
berpengaruh positif terhadap
H2: Proporsi komisaris independen
pengungkapan Enterprise Risk berpengaruh positif terhadap
Management dalam laporan pengungkapan Enterprise Risk
tahunan. Management dalam laporan
tahunan.
Proporsi komisaris independen
adalah susunan anggota dewan 3. METODE PENELITIAN
komisaris dalam suatu perusahaan yang 3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik
dipilih oleh pihak dari luar dan dalam Pengambilan Sampel
perusahaan. Menurut teori keagenan, Populasi penelitian ini adalah
fungsi pengawasan dewan komisaris perusahaan non keuangan yang terdaftar
adalah untuk meyakinkan manajemen di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-
perusahaan memenuhi kepentingan 2016. Sampel dipilih dengan
pemegang saham. Komisaris menggunakan purposive sampling
independen diharapkan dapat dengan kriteria: 1) Perusahaan non
memberikan saran yang independen keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
kepada anggota komisaris yang Indonesia tahun 2014-2016. 2)
ditunjuk oleh perusahaan. Dewan Perusahaan yang mempublikasikan
komisaris dengan proporsi anggota laporan keuangan dan annual report
komisaris independen yang lebih selama tahun 2014-2016. 3) Perusahaan
besar diharapkan dapat lebih efektif yang memiliki kelengkapan data
dalam melaksanakan fungsi mengenai ukuran dewan komisaris dan
pengawasannya. Hal ini dapat komisaris independen. Berdasarkan
mempengaruhi secara positif terhadap kriteria tersebut, diperoleh jumlah
kualitas pelaporan akuntansi dan sampel sebanyak 117 annual report
bertujuan untuk memberikan sinyal yang memenuhi kriteria.
baik mengenai kompetensi mereka 3.2 Data dan Metode Pengumpulan
kepada potential employers (Fama dan Data.
Jensen 1983). Metode pengumpulan data pada
Penelitian terdahulu tentang penelitian ini menggunakan data
pengaruh antara Proporsi komisaris sekunder yang diambil dari laporan
independen dan pengungkapan tahunan perusahaan non keuangan yang
beragam. Beberapa penelitian terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
menemukan pengaruh yang tidak tahun 2014-2016. Data sekunder yang
377
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

dikumpulkan diperoleh dari situs mengenai hubungan antar masing-


www.idx.co.id, dan dari situs masing- masing variabel dapat dilihat pada
masing perusahaan sampel. Kerangka gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Skema Konseptual Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Ukuran Dewan Komisaris


Pengungkapan ERM

Proporsi Komisaris Independen

Ukuran Perusahaan

Variabel Kontrol

Sumber: Dikembangkan Oleh Peneliti

3.3 Definisi Operasional dan dependen adalah ukuran dewan


Pengukuran Variabel komisaris dan proporsi komisaris
Variabel depende dalam penelitian ini independen serta variabel kontrol adalah
adalah pengungkapan Enterprise Risk ukuran perusahaan
Management. Sedangkan variabel

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Variabel Pengukuran

Variabel Dependen
Pengungkapan Enterprise Diukur dengan menggunakan Indeks Pengungkapan
Risk Management. Enterprise Risk Management (ERM) dengan rumus
sebagai berikut:

Indeks ERM = Jumlah Item yang diungkapkan


Total item pengungkapan

Variabel Independen
Ukuran Dewan Komisaris Jumlah anggota dewan komisaris.
Proporsi Komisaris Persentase jumlah komisaris independen dari jumlah
Independen anggota dewan komisaris.

Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan Logaritma natural dari total aset pada akhir tahun.

378
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

3.4 Metode Analisis


Analisis data dalam penelitian ini valid, tidak bias, konsisten, dan
menggunakan statistik deskriptif dan penaksiran koefisien regresinya efisien
pengujian hipotesis. Pengujian (Gujarati, 2003). Uji asumsi klasik
dilakukan dengan menggunakan meliputi uji normalitas, uji
bantuan program SPSS. Sebagai multikolinieritas, uji autokorelasi, dan
persyaratan pengujian regresi berganda uji heteroskedastisitas. Persamaan
dilakukan uji asumsi klasik untuk regresi berganda untuk pengujian
memastikan bahwa data penelitian hipotesis dalam penelitian ini adalah:
ERM = α0 + β1BOARDSIZE + β2BOARDINDEP + β3FIRMSIZE + ε
dimana:
ERM : Pengungkapan Enterprise Risk Management,
BOARDSIZE : Ukuran Dewan Komisaris,
BOARDINDEP : Proporsi Komisaris Independen,
FIRMSIZE : Ukuran Perusahaan,
α0 : Konstanta,
β1... β3 : koefisien regresi, dan
ε : error term.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Data menjelaskan statistik diskriptif dari
Secara keseluruhan terdapat 117 data variabel penelitian. Informasi mengenai
observasi laporan tahunan perusahaan statistik deskriptif tersebut meliputi:
non keuangan di Indonesia tahun 2014- nilai minimum, maksimum, rerata
2016. Tabel 4.1 di bawah ini (mean) dan standar deviasi.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Standar
Variabel Min Mak Rata rata
Deviasi
Ukuran Dewan Komisaris 3 10 5,7 1,856
Proporsi Komisaris Independen 0,0000 0,8000 0,399278 0,14144115
Ukuran Perusahaan 109,36 55041,52 7548,7458 11995,03613
Pengungkapan ERM 0,7960 0,9810 0,882393 0,0472497
Valid N (listwise)
Sumber: Data Sekunder yang diproses

Tabel 4.1 menunjukkan rerata skore 0,88 (88%) dengan skor


tingkat pengungkapan Enterprise Risk maximum 0,98 (98 %) dan minimum
Management (ERM) pada perusahaan 0,80 (80%). Hasil tersebut
nonkeuangan di Indonesia berada pada mengindikasikan bahwa beberapa
379
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

perusahaan nonkeuangan yang terdaftar memenuhi asumsi normalitas data.


di Bursa Efek Indonesia efektif Hasil uji multikolinearitas menunjukkan
menerapkan Sistem Enterprise Risk nilai tolerance masing-masing variabel
Management. Statistik deskriptif dari independen nilai lebih besar dari 10%
variabel independen penelitian pada (nilai Tolerance > 0,1). Sedangkan,
Tabel 4.1. Rerata jumlah anggota dewan nilai VIF masing-masing variabel
komisaris adalah 5 orang; rerata independen memiliki nilai lebih kecil
proporsi komisaris independen sebesar dari 10 (VIF<10). Jadi, dapat
40,07%; dan rerata ukuran perusahaan( disimpulkan bahwa tidak terjadi
total asset) Rp 7,548 Trilun. multikolinearitas pada masing-masing
variabel. Uji heteroskedastisitas
4.2 Analisis Regresi Berganda dilakukan dengan menggunakan
Hasil uji normalitas berdasarkan analisis grafik scatter plot antara nilai
grafik histogram dan normal probability prediksi variabel dependen ZPRED
plot menunjukkan bahwa data dengan residualnya SRESID. Dari
menyebar sekitar garis diagonal dan grafik scatter plot terlihat bahwa titik-
mengikuti arah garis diagonal. titik menyebar secara acak diatas
Sedangkan, data pada grafik histogram maupun dibawah angka 0 pada sumbu
menunjukkan pola berdistribusi normal. Y, artinya tidak terjadi
Selanjutnya, uji Kolmogorov-Smirnov heteroskedastisitas. Demikian pula
(K-S) menunjukkan bahwa besarnya pengujian autokorelasi yang
nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 741 menghasilkan nilai Durbin Watson
dan signifikan pada 0,642. Jadi, dapat berada pada daerah tidak ada
disimpulkan bahwa model regresi autokorelasi.

Tabel 4.2 Hasil Regresi Berganda

Variabel Koefisien t p-value

(Constant) 0,495 5,557 0,000


Ukuran Dewan Komisaris 0,006 2,279 ** 0,025
Proporsi Komisaris Independen6,330E-5 0,002 0,998
Ukuran Perusahaan 0,012 3,630** 0,000
R-Square 0,344
Adjusted R-Square 0,327
F 19,774
Sig 0,000

Notes: Significance at: *0,10, **0,05, and ***0,01 levels.

380
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

Berdasarkan hasil regresi berganda Abeysekera (2008), Elzahar dan


pada Tabel 4.2 diperoleh persamaan Hussainey (2012).
regresi: Y = 0,495 + 0,006 Pengaruh Proporsi Komisaris
BOARDSIZE - 6,330E-5 Independen terhadap Pengungkapan
BOARDINDEP + 0,012 FIRMSIZE+ e. ERM.
Berdasarkan persamaan di atas dapat Proporsi komisaris independen (ρ-
ketahui bahwa variabel yang value 0,998 > 0,050) menunjukkan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat bahwa proporsi komisaris independen
pengungkapan risiko perusahaan adalah tidak berpengaruh signifikan terhadap
Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran pengungkapan Enterprise Risk
Perusahaan pada tingkat signifikansi Management berarti hipotesis 2 ditolak.
0,05 dan 0,01 sedangkan untuk variabel Hal ini mengindikasikan bahwa
Proporsi Komisaris Independen tidak komisaris belum
berpengaruh terhadap pengungkapan memahami/melaksanakan tugasnya
ERM. selaku pihak independen dalam
Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris mengawasi, mengarahkan dan
terhadap Pengungkapan ERM. mengevaluasi pelaksanaan corporate
Ukuran Dewan Komisaris (ρ-value governance dan kebijakan strategis
0,025 < 0,050 dan koefisien positif perusahaan sehingga peran komisaris
0,006) menunjukkan bahwa ukuran independen pada perusahaan
dewan komisaris berpengaruh nonkeuangan di Indonesia belum
signifikan positif terhadap berfungsi sebagaimana mestinya. Hasil
pengungkapan Enterprise Risk penelitian ini sesuai dengan hasil
Management. Koefisien positif yang penelitian Ho dan wong (2001); Haniffa
dimiliki ukuran dewan komisaris dan Cooke: dan Vandemele et al.
menunjukkan pengaruh positif ukuran (2009).
dewan komisaris terhadap Pengaruh Variabel Kontrol.
pengungkapan Enterprise Risk Dalam penelitian ini terdapat
Management. Berarti hipotesis 1 variabel kontrol yaitu ukuran
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan. Ukuran perusahaan (p-
semakin banyak jumlah komisaris, value 0,000 > 0,050 dan koefisien
maka tingkat pengawasan dan tekanan positif 0,012) mencerminkan bahwa
terhadap manajemen semakin baik ukuran perusahaan berpengaruh
sehingga mendorong manajemen lebih signifikan terhadap pengungkapan
transparan dalam mengungkapkan Enterprise Risk Management (ERM)
Enterprise Risk Management. Hasil dan koefisien positif menunjukkan
penelitian ini sesuai dengan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
penelitian Sing et. al (2004), signifikan positif terhadap
pengungkapan Enterprise Risk
381
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

Management. Hasil ini bahwa perusahaan yang besar memiliki


mengindikasikan bahwa perusahaan kemampuan yang lebih besar untuk
yang besar memiliki kemampuan yang menerapkan pengungkapan risiko
lebih besar untuk menerapkan perusahaan karena sumber dayanya
Enterprise Risk Management karena yang besar.
sumber dayanya yang besar. Keterbatasan dalam penelitian ini
5. KESIMPULAN, adalah pada saat melakukan tabulasi
KETERBATASAN, DAN SARAN data dari hasil pengamatan laporan
Dari hasil penelitian yang tahunan pada perusahaan yang terdaftar
diperoleh, maka dapat diambil di Bursa Efek Indonesia, banyak
kesimpulan bahwa ukuran dewan perusahaan yang menyajikan
komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan enterprise risk
pengungkapan enterprise risk management secara tidak lengkap.
management. Hasil ini menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa semakin banyak jumlah
Abeysekera, I. 2008. The role of
komisaris, maka tingkat pengawasan
corporate governance in intellectual
dan tekanan terhadap manajemen capital disclosure of kenyan listed
semakin baik sehingga mendorong firms. http://ssrn.com.
manajemen lebih transparan dalam Abraham, S. and P. Cox. 2007.
Analysing the determinants of
mengungkapkan Enterprise Risk
narrative risk information in UK
Management. FTSE 100 annual reports, The British
Proporsi komisaris independen Accounting Review. 39 (3): 227-248.
tidak berpengaruh terhadap Amran, A., A.M.R. Bin, and B.C.H.M.
Hassan. 2009. An exploratory study
pengungkapan Enterprise Risk
on risk disclosure in Malaysian
Management. Hal tersebut annual reports. Managerial Auditing
mengindikasikan bahwa komisaris Journal 24 (1): 39-57.
belum memahami/melaksanakan Beasley, M. 1996. An empirical
analysis of the relation between
tugasnya selaku pihak independen
the board of director composition
dalam mengawasi, mengarahkan dan and financial statement fraud, The
mengevaluasi pelaksanaan corporate Accounting Review. 71: 443-465.
governance dan kebijakan strategis Beretta, S., and S. Bozzolan. 2004. A
framework for the analysis of firm
perusahaan sehingga peran komisaris
risk communication, The
independen pada perusahaan International Journal of Accounting.
nonkeuangan di Indonesia belum 39 (3): 265-288.
berfungsi sebagaimana mestinya Cabedo, J. and J. Tirado. 2004. The
disclosure of risk in financial
Variabel kontrol ukuran
statements, Accounting Forum. 28
perusahaan berpengaruh terhadap (2): 181-200.
pengungkapan risiko perusahaan di Cheng, E. C. M., dan S. M. Courtenay.
Indonesia. Hasil ini mengindikasikan 2006. Boards composition,
382
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

regulatory regime and voluntary Gujarati, D. N., 2006. Basic


th
disclosure. The International Journal Econometrics (4 edition).
of Accounting 41: 262–289. Singapore: McGraHill.
Choi Frederick DS dan G. K. Meek. Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke. 2002.
2011. International Accounting. Culture, corporate governance and
Ed.VII, New Jersey: Prentice Hall disclosure in Malaysian corporation.
Chorafas, D.N. 1990. Risk Management ABACUS 38 (3): 317-349.
in Financial Institution, London: Ho, S.S.M., dan K.S. Wong. 2001. A
Butterworths. Study of relationship between
Committee of Sponsoring Organizations corporate governance structure and
of the Treadway Commission extent of voluntary disclosure.
(COSO). 2004. Enterprise Risk Journal of International Accounting
Management – Integrated Auditing and Taxation 10: 139-156.
Framework, (September). New York. Institute of Chartered Accountants in
Dalton, D.R., C.M. Daily, J.I. Johnson, England and Wales. 1997.
dan A.E. Ellstrand. 1999. Number of Financial Reporting of Risk:
directors and financial performance: Proposals for a Statement of
A meta-analysis. Academy of Business Risk. London: ICAEW.
Management Journal. 42( 6): 974- Jensen M. and W. Meckling. 1976.
686. Theory of the firm: managerial
Dechow, R; G. Sloan dan A.P. behaviour, agency costs and
Sweeney. 1995. Detecting Earnings ownership structure, Journal of
Management, The Accounting Financial Economics. 3: 305-360.
Review. 70 (2): 193-225. Lajili, K. and D. Zéghal. 2005. A
Dobler, M. 2005. National and content analysis of risk
international developments in risk management disclosures in
reporting - May the German Canadian annual reports, Canadian
Accounting Standard 5 lead the way Journal of Administrative Sciences.
internationally?. German Law 11 (2): 125-142.
Journal 6 (8): 1191-1200. Linsley, P. and P. Shrives. 2005.
Dobler, M. 2008. Incentives for risk Examining risk reporting in UK
reporting: a discretionary public companies, Journal of Risk
disclosure and cheap talk approach, Finance. 6 (4): 292-305.
The International Journal of Linsley, P. and P. Shrives. 2006. Risk
Accounting. 43 (1): 184-206. reporting: a study of risk disclosures
Elzahar, H., and K. Hussainey. 2012. in the annual reports of UK
Determinants of narrative risk companies, The British Accounting
disclosures in UK interim reports, Review. 38 (1): 387-404.
Journal of Risk Finance. 13 (2): 13- Lukviarman, N. 2004a. Etika bisnis tak
147. berjalan di Indonesia: Ada apa dalam
Fama, E. and M. Jensen. 1983. corporate governance. Jurnal Siasat
Separation of ownership and Bisnis 9 (2): 139-156.
control, Journal of Law & Lukviarman, N. 2007. Board
Economics. 26 (4): 9-15. governance menuju penguatan
Forker, J.J. 1992. Corporate governance corporate governance di Indonesia.
and disclosure quality. Accounting Pidato pengukuhan sebagai guru
and Business Research 22 (86): 111- besar tetap dalam bidang corporate
124. governance, pada Fakultas Ekonomi
383
Research Fair Unisri 2019 P- ISSN: 2550-0171
Vol 4, Number 1, Januari 2020 E- ISSN: 2580-5819

Universitas Andalas, padang 7 Juni strategies: evidence from large US


2007. firms, Financial Review. 39: 489-
McGee, R. W. 2009. Corporate 526.
Governance in Developing Solomon, J; A. Solomon, S. Norton, and
Economic. Florida International N. Josef. 2000. A conceptual
University 3000 NE., 151st Street framework for corporate risk
North Miami FL 33181 USA; disclosure emerging from the
Springer Science Business Media, agenda for corporate governance
LLC reforms, British Accounting Review.
Meizaroh dan Lucyanda. 2011. 32 (4): 447-478.
Pengaruh corporate governance dan Shleifer, A., and R. Vishny. 1997. A
konsentrasi kepemilkan pada survey of corporate governance.
pengungkapan enterprise risk Journal of Finance 52 (4): 737–775.
management. Simposium Nasional Tunggal, A.W. 2009. Pokok-Pokok
Akuntansi XIV Aceh: Universitas Manajemen Risiko. Jakarta:
Bakrie Jakarta, Page 1-30. Harvarindo.
Monks, A. G. dan N. Monow. 1995. Vandemele, S., P. Vergauwen, and A.
Corporate Governance. Balkwell Michiels. 2009. Management risk
Business, Cambridge, Mass. 8- 32. reporting practices and their
Morris, R. 1987. Signaling, agency determinants: A study of Belgian
theory and accounting policy choice, listed firm. Available
Accounting and Business Research. at:https://uhdspace.uhasselt.be/dspac
18 (69): 47-56. e/bitstream/1942/9392/2/Corporateris
Singh, M; I. Mathur, and K. Gleason. kB.pdf
2004. Governance and performance
implications of diversification

384

You might also like