ID Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA UNTUK

MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA KLIEN DIABETES MELLITUS


DALAM MENJALANI DIET
Muharina Amelia1, Sofiana Nurchayati2, Veny Elita3
Progam Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email: muharina17@gmail.com

Abstract
The purpose of this research was to determine the factors that influence family for giving support to clients with diabetes
mellitus in diet therapy. Methodology of this research was a descriptive correlative with cross sectional approach. The number
of sample is 106 respondents who have diabetes mellitus at areas of Puskesmas Harapan Raya. The sample were taken
proportionate stratified random sampling technique. The measurement tool of this research is questionnaires which consist of
32 quesionnaire of family support. This research used chi squre test as bivariate analysis and logistic regresision for
multivariate analysis. The results of this research show there were relationship between the level of family knowledge (p value
= 0,000 ), family practice (p value = 0,000), socio economic status (p value = 0,006) and compliance of diet therapy. The
results also shows there are no relationship between the stage of family development (p value = 1,000), family emotion (p
value = 1,000), spiritual (p value =0,302), socio cultural (p value = 0,621) and compliance of diet therapy. The result of test
shows the highest factors to influence family to give support to client with diabetes mellitus in diet therapy is family knowledge
with Exp(B) 65,985. It is suggested to health care providers of Puskesmas to involve family in nursing threatment of client with
diabetes mellitus.

Keywords : Diabetes mellitus, Diet, Family

PENDAHULUAN antara lain: hipertensi, infark miokard,


Penyakit Diabetes Melitus (DM) telah retinopathy diabetika, katarak, dan
menjadi masalah kesehatan dunia. Prevalensi dan Glomerulosklerosis (PERKENI, 2011). Melihat
insiden penyakit ini meningkat secara drastis di banyaknya akibat lanjut yang dapat disebabkan
negara-negara industri baru dan negara sedang oleh DM maka perlu dilakukan penatalaksanaan
berkembang, termasuk Indonesia (Krisnantuti, yang tepat untuk mengatasi DM. Menurut
2008). Pada wilayah Indonesia sendiri menurut Maulana (2009) penatalaksanaan Diabetes
WHO (2007) dalam Lestari (2010), DM Melitus dapat dilakukan dengan 4 pilar utama
merupakan penyakit terbanyak keempat dengan yaitu: penyuluhan, perencanaan makan, latihan
jumlah kasus sebanyak 8,4 juta orang dan jasmani, dan obat hipoglikemik. Perencanaan
diprediksi akan meningkat pada tahun 2030 makan merupakan komponen utama
menjadi 21,3 juta orang. Penderita DM untuk keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
wilayah Pekanbaru pada Triwulan I tahun 2012 Keberhasilan perencanaan makan bergantung
terdapat 2.897 jiwa (Dinas Kesehatan Kota pada perilaku penderita DM dalam menjalani
Pekanbaru, 2013). Selanjutnya berdasarkan data anjuran makan yang diberikan. Anjuran makan
dari Rekam Medik Instalasi Rawat Inap Rumah ini meliputi jumlah energi, jenis makanan, dan
Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad jadwal makan.
Pekanbaru pada bulan Januari sampai Juli 2013 Namun tidak semua klien DM mampu
jumlah klien DM yang dirawat di Ruang Murai I menjalani anjuran makan ini. Ketidakpatuhan
dan II adalah sebanyak 86 orang. klien terhadap prinsip gizi dan perencanaan
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan makan merupakan salah satu kendala pada klien
gejala yang timbul pada seseorang yang diabetes. Menurut Stein, et, al (1999) dalam
disebabkan karena peningkatan kadar glukosa Niven (2002) ada beberapa faktor yang
darah akibat penurunan sekresi insulin yang mempengaruhi kepatuhan klien termasuk
progresif yang dilatar belakangi oleh resistensi kepatuhan dalam melaksanakan diet yaitu
insulin (Soegondo, 2009). Berbagai komplikasi pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi,
dapat terjadi jika penatalaksanaan Diabetes dukungan keluarga, serta keyakinan, sikap dan
Mellitus tidak optimal. Komplikasi-komplikasi kepribadian klien. Dari keempat faktor tersebut,
yang terjadi pada penderita diabetes mellitus dukungan keluarga merupakan salah satu faktor

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 1


yang tidak dapat diabaikan begitu saja karena TUJUAN PENELITIAN
dukungan keluarga merupakan salah satu dari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
faktor yang memiliki kontribusi yang cukup mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
berarti dan sebagai faktor penguat yang keluarga untuk memberikan dukungan kepada
mempengaruhi kepatuhan klien DM menjalani klien DM dalam menjalani diet dan mengetahui
diet. faktor yang paling mempengaruhi keluarga
Dukungan keluarga merupakan segala dalam memberikan dukungan klien DM
bentuk perilaku dan sikap positif yang diberikan menjalani diet.
keluarga kepada salah satu anggota keluarga MANFAAT PENELITIAN
yang sakit yaitu anggota keluarga yang Manfaat dari penelitian ini adalah
mengalami masalah kesehatan. (Friedman, memberikan informasi bagi pengembangan
2010). Namun tidak semua klien DM yang pendidikan keperawatan medikal bedah dan
mendapat dukungan keluarga secara baik. Ada keperawatan keluarga dalam pengembangan
banyak faktor yang mempengaruhi keluarga ilmu pengetahuan dalam memberikan asuhan
dalam memberikan dukungan terhadap klien DM keperawatan terutama kepada klien DM.
menjalani diet. Menurut Setiadi (2008) faktor- METODOLOGI PENELITIAN
faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga Penelitian ini dilaksanakan dengan
ada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor menggunakan desain penelitian kolerasi dengan
internal meliputi tahap perkembangan, pendekatan cross sectional. Sampel pada
pendidikan atau tingkat pengetahuan, faktor penelitian ini adalah 106 responden yang berada
emosi dan spiritual. Sedangkan faktor eksternal dwilayah kerja Puskesmas Harapan Raya
meliputi praktik dikeluarga, sosial ekonomi dan diambil dengan menggunakan teknik
latar belakang budaya. Proportionate stratified random sampling.
Penelitian Senok (2009) mengenai Instrument penelitian terdiri dari 32 kuesioner
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan yang meliputi faktor internal dan faktor
klien DM didapatkan hubungan yang bermakna eksternal. Selain kuesioner untuk keluarga dalam
antara hubungan dukungan keluarga dengan penelitian ini juga digunakan metode Food
kepatuhan klien DM dalam menjalani diet. Recall 1x24 jam untuk mencatat asupan
Namun dalam penelitian ini didapatkan bahwa makanan dan waktu makan responden selama
sebanyak 41% klien DM dengan dukungan 1x24 jam terakhir. Dalam penelitian ini
keluarga yang baik tetap tidak patuh terhadap digunakan analisis univariat, bivariat dan
diet DM sedangkan 12,5% klien DM yang tidak multivariat. Analisis bivariat dengan uji Chi
mendapat dukungan keluarga yang baik tetap Square dan analisis multivariat menggunakan
mampu menjalani diet DM sesuai anjuran. regresi logistik.
Penelitian lainnya oleh Lestari (2010) mengenai HASIL PENELITIAN:
hubungan antara dukungan keluarga dengan Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagai
kepatuhan klien DM dalam melaksanakan berikut:
program diet di RSUD Cimahi didapatkan ada 1. Analisa univariat
hubungan yang bermakna antara dukungan Tabel 1
keluarga dengan kepatuhan klien DM dalam Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
melaksanakan diet dengan p value = 0,0001. Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Pekerjaan (n=106)
yang dilakukan melalui teknik wawancara pada No Karakteristik Frekuensi Persentase
tanggal 20 Desember 2013 di RT. 03 RW 18 responden (%)
1. Umur
Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya
a. 13-20 7 6,6
didapatkan 4 dari 5 penderita diabetes yang b. 21-40 40 37,7
selalu diingatkan anggota keluarganya untuk c. 41-65 45 42,5
menjauhi makanan yang mengandung kalori d. >65 14 13,2
yang tinggi tetap tidak bisa menjalani diet DM 2. Jenis kelamin
dengan baik. Selain itu tidak semua penderita a. Laki-laki 46 43,6
b. Perempuan 60 56,6
diabetes selalu diingatkan oleh keluarganya, dari
3. Pendidikan
hasil wawancara juga didapatkan seorang klien a. SD 8 7,5
yang tidak selalu diingatkan oleh keluarganya b. SMP 15 14,2
namun tetap bisa menjalani diet DM. c. SMA 57 53,8
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 2
d. DIPLOMA 8 7,5
e. SARJANA 18 17
4. Pekerjaan No Karakteristik Frekuensi Persentase
a. PNS 9 8,5 responden (%)
b. Swasta 23 21,7 1. Tahap
c. Wiraswasta 27 25,5 perkembangan
d. Pensiunan 3 2,8 keluarga
e. IRT 33 31,1 a. Lansia 44 41,5
f. Tidak bekerja 2 1,9 b. Paruh baya 23 21,7
g. Pelajar 8 7,5 c. Dewasa 27 25,5
h. Buruh 1 9 d. Remaja 12 11,3
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui 2. Tingkat
bahwa responden terbanyak berusia antara 41- pengetahuan
a. Rendah 26 24,5
65 tahun (42,5%), berjenis kelamin b. Tinggi 80 75,5
perempuan (56,6%), berpendidikan SMA 3. Faktor emosi
(53,8%) dan bekerja sebagai ibu rumah a. Buruk 44 41,5
tangga (31,1%). b. Baik 62 58,5
4. Faktor spiritual
Tabel 2 a. Buruk 33 31,3
b. Baik 73 68,9
Distribusi Frekuensi klien DM berdasarkan
Umur, Jenis kelamin, pekerjaan dan IMT Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa,
(n=106) tahap perkembangan keluarga didominasi oleh
No Karakteristik Frekuensi Persentase keluarga lansia (41,5%) tingkat pengetahuan
responden (%) tinggi (75,5%), emosi yang baik (58,5%) dan
1. Umur memiliki faktor spiritual yang baik (68,9%).
a. 21-40 6 5,7
b. 41-65 87 82,1
c. >65 13 12,5 Tabel 4
2. Jenis kelamin Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan
a. Laki-laki 45 42,5 Praktik dikeluarga, Sosial ekonomi, Latar
b. Perempuan 61 57,5 belakang budaya (n=106)
3 Pekerjaan No Karakteristik Frekuensi Persentase
a. PNS 9 8,5 responden (%)
b. Swasta 23 21,7 1. Praktik
c. Wiraswasta 27 25,5 dikeluarga
d. Pensiunan 3 2,8 a. Buruk 25 23,6
e. IRT 33 31,1 b. Baik 81 76,4
f. Tidak bekerja 2 1,9 2. Sosial ekonomi
g. Pelajar 8 7,5 a. Rendah 25 23,6
h. Buruh 1 9 b. Tinggi 81 76,4
4. IMT 3. Latar belakang
a. Kurus 5 4,7 budaya
b. Normal 22 20,8 a. Buruk 38 35,8
c.Berat berlebih 36 34 b. Baik 68 64,2
d. Gemuk 43 40,6 Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa 76,4% memiliki praktik yang baik bagi
bahwa klien DM terbanyak berusia antara 41-65 penderita DM, sosial ekonomi yang tinggi
(82,1%), berjenis kelamin perempuan (57,5%), (76,4%), dan memiliki kebiasaan budaya
mayoritas ibu rumah tangga (44,3%) dan yang baik untuk penderita DM (64,2%).
mengalami kegemukan (40,6%).
Tabel 5
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Gambaran kepatuhan diet
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan klien DM (n=106)
Tahap perkembangan keluarga, Tingkat No Kepatuhan Frekuensi Persentase
pengetahuan, faktor emosi dan faktor spiritual (%)
(n=106) 1. Tidak patuh 21 19,8
2. Patuh 85 80,2
Jumlah 60 100

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 3


Berdasarkan tabel 5 diatas didapatkan Tinggi 50 12 62
80,2% patuh 18,9% tidak patuh terhadap diet. (80,6% (19,4% (100
1,071
) ) %) 1,00
2. Analisa bivariat (0,4-
0
Rendah 35 7 9 44
Tabel 6 2,8)
(79,5% (20,5% (100
Hubungan tahap perkembangan keluarga ) ) %)
dengan kepatuhan klien DM dalam menjalani Jumlah 85(80,2 21 106
diet (n=106) %) (19,8% (100
) %)
Patuh Tidak Total P
patuh value Hasil uji statistik Chi-square
F F menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor
Lansia 31 12 43 0,216 emosi keluarga dengan kepatuhan diet klien DM
(72,1%) (27,9%) (100 (p value = 1,000).
%)
Paruh 21 4 25
(84%) (16%)
Tabel 8
baya (100
%) Hubungan Faktor Spiritual dengan kepatuhan
Dewas 33 5 38 diet klien DM
a (86,8%) (13,2%) (100 Faktor Patuh Tidak Tota OR P
%) spiritual patuh l (95 val
Jumlah 85 21 106 % ve
(100%) (100%) (100 CI)
%) F F
Berdasarkan tabel 6 didapatkan tidak ada Tinggi 61 12 73
(83,6% (16,4% (100
hubungan antara tahap perkembangan keluarga ) ) %)
1,906
0,30
dengan kepatuhan diet klien DM (p value = (0,7-
Rendah 24 9 33 2
0,216). 5,1)
(72,7% (27,3% (100
) ) %)
Tabel 7 Jumlah 85(80,2 21 106
%) (19,8% (100
Hubungan Tingkat pengeahuan keluarga dengan
) %)
kepatuhan diet klien DM
Tingkat Hasil uji statistik Chi-square
Patuh Tidak Tota OR P
pengeta patuh l (95 val menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor
huan % ve spiritual keluarga dengan kepatuhan diet klien
CI) DM (p value =0,302.
F F
Tinggi 77 3 80 57,7 0,0 Tabel 9
(96,3% (3,8%) (100 5 00 Hubungan praktik dikeluarga dengan kepatuhan
) %) (13,
8 18 9-
diet klien DM
Rendah 26
(30,8% (69,2% 239, Faktor Patuh Tidak Tota OR P
(100
) ) %) 5) spiritual patuh l (95 val
% ue
Jumlah 85(80,2 21 106 CI)
%) (19,8% (100
) %) F F
Tinggi 73 81
Hasil uji statistik Chi-square (09,1%
8
(100
menunjukkan ada hubungan antara tingkat (9,9%) 9,855
) %) 0,00
(3,3-
pengetahuan keluarga dengan kepatuhan diet Rendah 25 0
12 13 28,8)
klien DM (p value = 0,000). (100
(48%) (52%)
%)
Jumlah 85(80,2 21 106
Tabel 15 %) (19,8% (100
Hubungan Faktor emosi dengan kepatuhan diet ) %)
klien DM Hasil uji statistik Chi-square
Faktor Patuh Tidak Tota OR P menunjukkan ada hubungan antara praktik
emosi patuh l (95 val
% ve dikeluarga dengan kepatuhan diet klien DM (p
CI) value = 0,000).
F F

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 4


Tabel 10 menjalani diet adalah faktor tingkat pengetahuan
Hubungan Tingkat sosial ekonomi keluarga keluarga.
dengan kepatuhan diet klien DM
Faktor Patu Tidak Tota OR P
emosi h patuh l (95% val PEMBAHASAN
CI) ve
1. Analisa univariat
F F
Tinggi 70 11 81 a. Karakteristik responden
(86,4 (13,6% (100 Hasil penelitian menunjukan bahwa
4,242
%) ) %)
(1,5-
0,00 responden rata-rata berusia 41-65 tahun dan
Rendah 15 25 6 berjenis kelamin perempuan (56,6%)
10 11,7)
(60% (100 berpendidikan SMA (53,8%) dan bekerja
(40%)
) %)
Jumlah 85(80 21 106
sebagai ibu rumah tangga (31,1%). Hal ini
,2%) (19,8% (100 didukung dengan kondisi yang ditemukan oleh
) %) peneliti dilapangan, ketika melakukan
Hasil uji statistik Chi-square kunjungan rumah kebanyakan responden yang
menunjukkan ada hubungan antara tingkat sosial berada dirumah adalah ibu-ibu yang
ekonomi keluarga dengan kepatuhan diet klien merupakan ibu rumah tangga.
DM (p value = 0,006). b. Karakteristik klien DM
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari
Tabel 11 106 orang klien DM yang diteliti, rata-rata
Hubungan latar belakang budaya dengan berusia 41-65 tahun. Hasil ini sejalan dengan
kepatuhan diet klien DM penelitian Rusimah (2010) dimana sebagian
Faktor Patuh Tidak Tota OR P besar penderita DM berusia diatas 40 tahun.
emosi patuh l (95 val Menurut Sudoyo (2009) seseorang yang berusia
% ve lebih dari 50 tahun memiliki resiko terkena DM
CI)
dibandingkan yang berusia kurang dari 40
F F
56 12 68 1,448 0,62
tahun.
Tinggi
(82,4%) (17,6% (100 (0,54- 1 Hasil penelitian menunjukan
) %) 3,83) perempuan lebih banyak menderita DM
Rendah 29 9 38 (57,5%). Hasil ini sejalan dengan penelitian
(76,3% (23,7% (100 Cintyani (2013) yang menunjukkan sebagian
) ) %)
besar penderita DM adalah perempuan.
Jumlah 85(80,2 21 106
%) (19,8% (100
Menurut Nirvana (2012) wanita yang telah
) %) mengalami menopause, kadar gula dalam darah
Hasil uji statistik Chi-square lebih tidak terkontrol dikarenakan terjadi
menunjukkan tidak ada hubungan antara latar penurunan produksi hormon esterogen dan
belakang budaya keluarga dengan kepatuhan diet progesteron.
klien DM (p value =0,621). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ibu rumah tangga lebih banyak mederita DM
3. Analisis multivariat (44,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian
Tabel 12 Lestari (2010) yang menyatakan bahwa 70%
Distribusi Hasil Regresi Logistik penderita DM adalah ibu rumah tangga.
No. Variabel independen Nilai Exp (B) Kebiasaan yang dilakukan oleh perempuan
1. Tingkat pengetahuan 65,985 khususnya ibu rumah tangga adalah kebiasaan
keluarga mencicipi makanan. Kebiasaan mencicipi
2. Praktik dikeluarga 12,082 makanan akan mempengaruhi kepatuhan
3. Tingkat sosial ekonomi 0,856 terhadap program diet pasien dilihat dari
Berdasarkan tabel 12 diatas didapatkan jumlah kalorinya sudah tidak patuh, ataupun
bahwa tingkat pengetahuan keluarga memiliki jadwal makannya dan apabila kebiasaannya
nilai Exp(B) yang paling besar yaitu 65,985. tidak dapat dikontrol hal ini dapat
Oleh karena itu faktor yang paling mempengaruhi kadar glukosa darah pasien.
mempengaruhi keluarga untuk memberikan Selain itu juga 40,6% penderita DM
dukungan kepada klien diabetes mellitus dalam mengalami obesitas. Hasil ini sejalan dengan
hasil penelitian Soetiarto (2007) mengenai
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 5
hubungan DM dengan obesitas berdasarkan penyakit (Friedman, 2010). Hal ini didukung
indeks massa tubuh dimana obesitas berperan dengan hasil penelitain Kurniasari (2011) yang
sebagai faktor resiko terjadinya DM 2,26 kali menunjukkan adanya hubungan antara
dari yang tidak obesitas. kecerdasan spiritual dengan kualitas hidup
c. Gambaran faktor internal penderita DM tipe II semakin tinggi kecerdasan
1) Tahap perkembangan keluarga spiritual yang dimiliki pasien maka semakin
Hasil penelitian dari 106 responden tinggi pula kualitas hidupnya.
menunjukan tahap perkembangan keluarga
yang mendominasi adalah lansia (41,5%). Hal d. Gambaran faktor eksternal
ini juga berkaitan dengan hasil penelitian yang 1) Praktik dikeluarga
didapatkan bahwa sebagian besar penderita DM Hasil penelitian menunjukan sebanyak
berusia antara 41-65 tahun. Menurut Stanley 81 keluarga (76,4%) memiliki praktik yang
(2005) masa lansia adalah periode dimana baik bagi penderita DM. Cara bagaimana
terjadi berbagai macam kemunduran fungsi keluarga memberikan dukungan biasanya
organ sehingga meningkatkan resiko untuk mempengaruhi penderita dalam melaksanakan
terkena berbagai macam penyakit. Hal inilah kesehatannya (Friedman, 2010). Hal ini sejalan
menyebabkan penyakit diabetes melitus dengan penelitian Lestari (2010) dimana
mayoritas terjadi pada masa lansia. penderita DM yang mendapatkan dukungan
keluarga positif lebih patuh terhadap diet DM
2) Tingkat pengetahuan keluarga dari pada penderita yang mendapatkan
Hasil penelitian menunjukan sebanyak dukungan keluarga negative. Dukungan
75,5% responden memiliki tingkat pengetahuan keluarga adalah sikap, tindakan dan
yang tinggi. Hal ini juga didukung dengan hasil penerimaan keluarga terhadap penderita yang
penelitian yang didapatkan dimana 53,8% sakit (Friedman, 2010).
responden berpendidikan SMA. Menurut
Notoatmodjo (2005) semakin tinggi tingkat 2) Tingkat sosial ekonomi
pendidikan seseorang maka semakin tinggi Penelitian mengenai tingkat sosial
pula tingkat pengetahuannya. Tingkat ekonomi menunjukkan sebanyak 68 keluarga
pendidikan keluarga akan mempengaruhi (64,2%) memiliki tingkat ekonomi yang tinggi.
perilaku keluarga dalam meningkatkan dan Hal ini sejalan dengan penelitian Ellis (2010)
memelihara kesehatan keluarga (Potter dan dimana orang yang pendapatannya tinggi, lebih
Perry, 2011). mudah untuk membeli makanan sesuai diet
diabetes. Perubahan pola penyakit di negara-
3) Faktor emosi negara berkembang khususnya di Indonesia
Hasil penelitian menunjukan bahwa dianggap ada hubungannya dengan cara hidup
sebagian besar responden memiliki faktor yang berubah sesuai dengan bertambahnya
emosi yang baik (58,5%). Faktor emosional kemakmuran yang bercermin dalam
juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya pendapatan perkapita Indonesia (Syaifoellah,
dukungan dan cara melaksanakannya. Menurut 1996). Menurut Notoatmodjo (2005) semakin
Brown (2004) sosial ekonomi yang rendah tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka
berdasarkan pendapatan pribadi atau rumah semakin tinggi status sosial, ekonomi,
tangga, pendidikan, pekerjaan dan area tempat budaya dan kondisi kesehatannya.
tinggal berhubungan dengan rendahnya tingkat
kesehatan baik fisik maupun emosi hal ini 3) Latar belakang budaya
dapat menyebabkan meningkatnya risiko Hasil penelitian menunjukan 64,2%
penyakit kardiovaskular dan kontrol glikemik responden memiliki kebiasaan budaya yang
yang buruk. baik untuk penderita DM. Winkelman (2009)
menjelaskan latar belakang budaya keluarga
4) Faktor spiritual berpengaruh terhadap perilaku kesehatan,
Hasil penelitian menunjukan sebanyak keyakinan, dan nilai kesehatan dalam keluarga.
68,9% keluarga memiliki spiritual yang baik.
Ada hubungan jelas antara kesejahteraan e. Gambaran tingkat kepatuhan diet klien
spiritual dan peningkatan kemampuan individu DM
atau keluarga untuk mengatasi stress dan
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 6
Hasil penelitian penelitian didapatkan Ouyang (2006) menyatakan bahwa
sebanyak 85 orang (80,2%) patuh terhadap orang dengan pengetahuan tinggi lebih mudah
diet DM dan 21 orang (18,9%) tidak patuh memahami perilaku diet dibandingkan dengan
terhadap diet DM. Hal ini sejalan dengan orang yang tingkat pengetahuannya rendah.
penelitian Lestari (2010) yang Pengetahuan yang dimiliki responden
menyatakan73,3% penderita DM patuh mengenai diabetes dan penatalaksanaanya akan
terhadap dietnya. Penatalaksanaan diet DM menimbulkan kesadaran bagi mereka dan
meliputi tiga hal utama yang harus akhirnya akan menyebabkan mereka
dilaksanakan oleh penderita DM yaitu jumlah berperilaku sesuai dengan apa yang mereka
makan, jenis makanan, dan jadwal makan ketahui (Notoatmodjo, 2010).
(PERKENI, 2011).
3) Hubungan faktor emosi dengan kepatuhan
3. Analisa bivariat diet klien DM
a. Faktor internal Hasil uji statistik menunjukkan tidak
1) Hubungan tahap perkembangan keluarga ada hubungan antara faktor emosi keluarga
dengan kepatuhan diet klien DM dengan kepatuhan diet klien DM (p value =
Hasil uji statistik menunjukkan tidak 1,000). Setiap individu mempunyai presepsi
ada hubungan antara tahap perkembangan dan respon yang berbeda terhadap suatu
keluarga dengan kepatuhan diet klien DM (p rangsangan atau stressor. Stress tanpa
value = 0,216). Hal ini tidak sesuai dengan penanganan koping yang positif mengakibatkan
teori tahap perkembangan keluarga Friedman, distress yang dapat membahayakan diri sendiri.
karena menurut Friedman pada tahap Dalam hal ini penderita berprilaku salah seperti
perkembangan keluarga dewasa pusat perhatian tidak menjaga pola makan dan tidak bisa
kesehatannya adalah kedaruratan masalah mengendalikan emosi (Juwita, 2008).
kesehatan kronik, perencanaan bagi anak usia Hal ini menyebabkan meskipun
muda, perhatian pada menopause, efek yang keluarga DM memiliki emosi yang baik namun
berkaitan dengan meminum alkohol, merokok, tidak dapat mempengaruhi klien DM untuk
dan praktik diet yang buruk yang telah mematuhi diet, karena pada dasarnya kesadaran
berlangsung dalam jangka panjang. dari klien DM itu sendirilah yang menjadi
Menurut Santrock (2009) dalam Sovia kunci terhadap kepatuhan diet DM. Hal ini juga
(2013), karakteristik fisik pada usia dewasa sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan
menengah adalah mulai terjadinya perubahan sebanyak 79,5% klien DM tetap patuh terhadap
fisik yang mengarah pada proses menua diet DM meskipun tidak mendapat dukungan
(aging). Proses menua yang dialami emosi yang baik.
menyebabkan berbagai penurunan fungsi.
Perubahan fisiologis tersebut, dipengaruhi oleh 4) Hubungan faktor spiritual dengan
faktor genetik, serta gaya hidup menyebabkan kepatuhan diet klien DM.
usia dewasa menengah berisiko mengalami Hasil uji statistik Chi-square
penyakit kronis. Bisa jadi karena faktor inilah menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor
kebanyakan keluarga DM berada pada tahap spiritual keluarga dengan kepatuhan diet klien
perkembangan keluarga dewasa mengingat DM (p value =0,302). Hal ini tidak sejalan
pola makan dan gaya hidup yang berkembang dengan hasil penelitain Kurniasari (2011) yang
saat ini sudah mulai tidak sehat. menunjukkan adanya hubungan antara
kecerdasan spiritual dengan kualitas hidup
2) Hubungan tingkat pengetahuan keluarga penderita DM tipe II. Menurut Friedman (2010)
dengan kepatuhan diet klien DM penelitian mengenai koping keluarga dan
Hasil uji statistik menunjukkan ada individu secara konsisten menunjukan bahwa
hubungan antara tingkat pengetahuan keluarga dukungan spiritual adalah penting dalam
dengan kepatuhan diet klien DM (pvalue= mendukung kepercayaan keluarga sehingga
0,000). Hal ini sesuai dengan penelitian yang mereka dapat mengatasi penderitaan.
dilakukan Hadi (2009), Maemunah (2011) dan
Suci (2012) yang menyatakan ada hubungan b. Faktor eksternal
antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan 1) Hubungan parktik dikeluarga dengan
menjalankan terapi diet diabetes mellitus. kepatuhan diet klien DM.
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 7
Hasil statistik menunjukkan ada menyebabkan mereka berperilaku sesuai
hubungan antara praktik dikeluarga dengan dengan apa yang mereka ketahui.
kepatuhan diet klien DM (p value = 0,000).
Kelurga memiliki fungsi untuk perawatan
kesehatan seperti: pengadaan, perawatan dan
penyedia kebutuhan-kebutuhan fisik hingga 4. Analisa multivariat
kebutuhan akan perawatan kesehatan bagi Faktor yang paling mempengaruhi
anggota keluarga. Keluarga juga berfungsi keluarga untuk memberikan dukungan kepada
sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan klien diabetes mellitus dalam menjalani diet
anggota keluarga memandang bahwa orang adalah faktor tingkat pengetahuan keluarga
yang bersifat mendukung, selalu siap (Exp (B) = 65,985). Hal ini sesuai dengan
memberikan pertolongan dengan bantuan jika penelitian yang dilakukan Hadi (2011) dan
diperlukan (Friedman, 2010). Hal ini sejalan Maemunah (2010) yang menyatakan ada
dengan penelitian Lestari (2010) dimana hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
penderita DM yang mendapatkan dukungan kepatuhan menjalankan terapi diet diabetes
keluarga positif lebih patuh terhadap diet DM mellitus. Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat
dari pada penderita yang mendapatkan pengetahuan seseorang akan mempengaruhi
dukungan keluarga negative. perubahan perilaku pada diri seseorang.
Perubahan perilaku seseorang menjadi perilaku
2) Hubungan tingkat sosial ekonomi yang sesuai dengan aspek kesehatan
keluarga dengan kepatuhan diet klien dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
DM diantaranya pendidikan, pengalaman, tradisi,
Hasil uji statistik menunjukkan ada dan kebiasaan.
hubungan antara tingkat sosial ekonomi
keluarga dengan kepatuhan diet klien DM (p PENUTUP
value = 0,006). Berdasarkan penelitian Ettner Kesimpulan
(2009) menunjukan adanya hubungan Dari beberapa beberapa faktor yang
pendapatan dengan kepatuhan menjalani diet mempengaruhi keluarga didapatkan tiga faktor
DM. Menurut Notoatmodjo (2005) semakin yang mempengaruhi keluarga dalam
tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka memberikan dukungan kepada klien diabetes
semakin tinggi status sosial, ekonomi, mellitus dalam menjalani diet yaitu faktor
budaya dan kondisi kesehatannya. Hal ini juga tingkat pengetahuan keluarga (p value= 0,000),
didukung dari hasil penelitian dimana sebagian praktik dikeluarga (p value = 0,000), dan faktor
responden berpendapatan lebih dari UMR tingkat sosial ekonomi keluarga (p value=
sehingga memiliki anggaran yang cukup untuk 0,006). Faktor yang paling mempengaruhi
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. keluarga untuk memberikan dukungan kepada
klien diabetes mellitus dalam menjalani diet
3) Hubungan faktor latar belakang budaya adalah faktor tingkat pengetahuan keluarga
dengan kepatuhan diet klien DM. dengan nilai Exp(B) 65,985 yang merupakan
nilai OR terbesar dari semua variabel yang
Hasil uji statistik menunjukkan tidak memiliki hubungan dengan tingkat kepatuhan
ada hubungan antara latar belakang budaya diet klien DM.
keluarga dengan kepatuhan diet klien DM (p SARAN
value =0,621). Menurut Setiadi (2008) salah Bagi institusi kesehatan diharapkan dapat
satu hambatan pada keluarga adalah meningkatkan kualitas keterlibatan keluarga
kepercayaan budaya yang tidak menunjang dengan memberikan penyuluhan dan cara
kesehatan. Winkelman (2009) menjelaskan perawatan sederhana kepada keluarga penderita
latar belakang budaya keluarga berpengaruh DM diwilayahnya. Serta untuk \keluarga yang
terhadap perilaku kesehatan, keyakinan, dan memiliki anggota keluarga DM diharapkan
nilai kesehatan dalam keluarga. Namun dapat aktif mencari informasi mengenai cara
menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan perawatan DM dirumah dan menerapakannya
yang dimiliki responden mengenai diabetes dan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
penatalaksanaanya akan menimbulkan menunjang kesehatan anggota keluarga yang
kesadaran bagi mereka dan akhirnya akan mengalami DM.
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 8
Krisnatuti, D. (2008). Diet sehat untuk penderita
1 diabetes mellitus. Jakarta: Penebar
Muharina Amelia: Mahasiswa Program Studi
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Swadaya.
Indonesia. Lestari, l. (2010). Hubungan antara dukungan
2 sosial keluarga dengan kepatuhpasien
Sofiana Nurchayati: Dosen Bidang Keilmuan
Keperawatan Medikal Bedah Program Studi diabetes mellitus dalam melaksanakan
Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. program diet di poli penyakit dalam
3 RSUD Cibabat Cimahi. Edisi khusus hari
Veny Elita: Dosen Bidang Keilmuan
Keperawatan Jiwa-Komunitas Program Studi kesehatan nasional November 2010
Ilmu Keperawatan Universitas Riau, Indonesia. Maemunah, S. (2010). Hubungan tingkat
DAFTAR PUSTAKA pengetahuan dengan kepatuhan
Cintyani, M. P. (2010). Pengaruh senam kaki menjalankan terapi diet pada penderita
diabetik terhadap intensitas nyeri diabetes mellitus di Puskesmas
neuropati diabetik pada penderita Mranggen I Kabupaten Demak.
diabetes mellitus tipe 2. Semarang: http://digilib.unimus.ac.id
STIKES Telogorejo Semarang. Maulana, M. (2009). Mengenal diabetes
Depkes RI. (2012). Profil kesehata Indonesia mellitus: Panduan praktis menangani
tahun 2010. Jakarta: Departemen penyakit kencing manis. Jogjakarta:
Kesehatan RI. Katahati.
Dinas Kesehatan Kota. (2013). Data penyakit Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan. Jakarta:
diabetes mellitus. Pekanbaru: DinKes Penerbit EGC.
Kota Pekanbaru. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan
Ellis, G. (2010). Faktor-faktor yang masyarakat prinsip-prinsip dasar.
mempengaruhi sikap perawatan mandiri Jakarta: Rineka Cipta.
pasien diabetes. Diakses pada 22 juli Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan teori
2012 dari ProQues Informational dan dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Learning Company. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku
Ettner. (2009). Investing time in health: Health kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
economic. Diakses pada 22 juli dari 2014 Ouyang. (2006). Probiotics and inflammatory
ProQues Informational dan Learning bowel diseases. Postgrad Med J
Company Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia).
Friedman, M. M. (2010). Keperawatan (2011). Konsesus pengelolaan dan
keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: pencegahan diabetes mellitus di
EGC. Indonesia tahun 2011. Diakses pada 23
Hadi, N. (2011). Hubungan pengetahuan Oktober 2013 dari
tentang diet diabetes mellitus dengan http://www.perkeni.net.
kepatuhan pelaksanaan diet pada Potter, Perry, Stockert, & Hall. (2011). Basic
penderita diabetes mellitus. nursing. Seventh edition. St. Louis :
http://www.dianhusada.ac.id/jurnalimg/ju Mosby Elsevier
rper1-1-nas.pdf Rusimah. (2010). Hubungan tingkat pendidikan
Juwita. (2008). Faktor-faktor yang dan pengetahuan gizi dengan kepatuhan
mempengaruhi tingkat stress kerja diet pada penderita diabetes mellitus
perawat psikiatri di Rumah Sakit Jiwa (diabetisi) di ruang rawat inap RSUD
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
http://jurnal.pdii.lipi.go.id Borneo Banjarbaru: STIKES Husada
Kurniasari. (2011). Hubungan antara Senok, A. (2009). Hubungan pengetahuan dan
kecerdasan spiritual dengan kualitas dukungan keluarga dengan kepatuhan
hidup pada penderita diabetes mellitus menjalani diet diabetes mellitus di
tipe II di RSUD Djojonegoro Kabupaten Poliklinik RSUD Kota Tidore Kepulauan
Temanggung. Universitas Negeri Provinsi Maluku Utara. Ejournal
Semarang. keperawatan volume 1. Nomor 1.
Agustus 2013.
Setiadi. (2008). Konsep & keperawatan
keluarga. Yogyakarta: Graha ilmu.
JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 9
Soegondo, S. (2009). Buku panduan Stanley. (2005). Buku ajar keperawatan
penatalaksanaan diabetes mellitus di gerontik. Jakarta: EGC.
layanan kesehatan primer di Indonesia. Suci, L. T. (2012). Hubungan psikososial dan
departemen ilmu kedokteran komunitas. penyuluhan gizi dengan kepatuhan diet
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat
Indonesia. jalan di RSUP Fatmawati Tahun 2012.
Soetiarto, F. (2010). Hubungan diabetes mellitus http://lontar.ui.ac.id
dengan obesitas berdasarkan indeks Sudoyo, A. (2009). Buku ajar ilmu penyakit
massa tubuh dan lingkat pinggang data dalam. Edisi IV, Jilid I. Jakarta:
riskesdas 2007. Jakarta: Pusat Penelitian Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
dan Pengembangan Biomedis dan Syaifoellah. (1996). Buku ajar ilmu penyakit
Farmasi Jakarta. dalam. Jakarta : FKUI
Sovia. (2013). Hubungan karakteristik keluarga Winkelman, M. (2009). Culture and health:
dan perilaku perawtan kesehatan Applying medical anthropology. San
keluarga dengan kejadian pradiabetes Fransisco: Jhon Wiley and Sons.
pada usia dewasa menengah di www.books.google.co.id.
Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan
Cimanggis Kota Depok. http://lib.ui.ac.id

JOM PSIK VOL.1 NO.2 OKTOBER 2014 10

You might also like