Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA STUDI NEGOSIASI WAJAH DALAM

INTERAKSI ETNIK BATAK DAN ETNIK MINANG DI DURI KELURAHAN


GAJAH SAKTI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS

Oleh :
Maduma Yanti Sari
Pembimbing : Dr. Noor Efni Salam, M.Si
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12.5 Simpang Baru-Pekanbaru
TELP (0761) 63277/ 23430

Abstract
Indonesian society is a plural society. This pluralism is made up of diverse
national backgrounds in tribes, religions, races and classes. In addition to this every
culture also has certain characteristics such as differences in language, customs, and
habits, food and norms and values are believed. This makes the two ethnics in the city
Duri ethnic Batak and ethnic Minang require to be able to adapt to different cultures.
In the process of daily interaction the differences between ethnic Batak and ethnic
Minang cause misunderstandings occur in everyday interactions seen from the form
Facework seen from the negotiation of the face of each ethnic. This study aims to
determine the forms of intercultural communication facework between ethnic batak
and ethnic Minang when interacting in their daily life as well as ethnic conflict
management in facial rescue to maintain their respective cultural identity in the city
of Duri Kelurahan Gajah Sakti, Mandau District Bengkalis District.

This research uses qualitative method with Phenomenology approach by


Alfred Schutz. The location of this research is in Duri City of Gajah Sakti Village,
Mandau Sub-district, Bengkalis Regency. Informants in this study amounted to ten
people and determined by purposive technique. Data collection techniques used in
the form of observation, interview and documentation. In achieving the validity of the
data in this study, the authors use extension of participation and triangulation.
The results of this study indicate that the intercultural interactions that.

occur between ethnic Batak and ethnic Minang show accommodative


behavior in the form of Facework through facial negotiation in the form of verbal and
nonverbal when interacting in ethnic batak ethnic and ethnic Minang. Intercultural
communication of ethnic Batak and ethnic Minang also experience obstacles such as
cultural barriers, parangliustik, different perceptions and different nonverbal habits.
These barriers are resolved through conflict manageme

Keywords : Intercultural communication, Interpersonal Communication,


negotation theory

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


PENDAHULUAN cara penting dalam menyampaikan
pesan sosial dalam berinteraksi sehari-
Masyarakat Indonesia hari. Manusia dapat mengalami
merupakan suatu masyarakat ekspresi wajah tertentu secara sengaja,
majemuk. Kemajemukan itu terbentuk, tetapi umunya ekpresi wajah dialami
antara lain karena beragamnya latar secara tidak sengaja akibat perasaan
belakang bangsa dalam suku, agama, dan emosi manusia tersebut. Misalnya
ras dan golongan, selain itu tiap seseorang yang menyembunyikan
budaya juga memiliki ciri khas tertentu perasaan bencinya terhadap seseorang,
seperti perbedaan bahasa, adat, dan pada saat tertentu tanpa sengaja akan
kebiasaan, makanan serta norma dan menujukkan perasaanya tersebut
nilai yang dipercayai. Demikian pula melalui ekpresi wajahnya atau
kabupaten Bengkalis tepatnya facework, walaupun ia berusaha
kecamatan mandau, kelurahan Gajah menunjukkan perasaanya tersebut
sakti mempunyai masyarakat yang diwajahnya, dan berusaha
majemuk yang pada dasarnya menunjukkan ekpresi netral.
merupakan daerah tumpuan para Tersenyum juga dapat mempengaruhi
pendatang untuk bekerja dan situasi normal untuk dapat
sebagainya. menghindari kesalahpahaman.
Keberagaman budaya sangat Menurut Ekman (1982) ekpresi wajah
mempengaruhi cara seseorang utama adalah mereka untuk
berinteraksi. Ketika berinteraksi kebahagian, terkejut, takut, sedih,
dengan berbeda budaya, seseorang marah dan penghinaan. Ekpresi wajah
tentu saja mempunyai gambaran diri merupakan sumber penting dari umpan
dan karakteristik masing-masing. balik dalam proses komunikasi
Kebiasaan yang sudah membudaya antarpribadi yang menunjukkan
dalam proses interaksi, tanpa sengaja bagiamana orang lain bisa merespon
ikut terbawa dalam kehidupan sehari- pesan yang disampaikan dengan
hari, dimana hal ini dapat dilihat dari Wajah mengacu pada gambar diri
pola berbicara dan mimik wajah seseorang di hadapan orang lain.
seseorang terhadap lainnya. Ekspresi Wajah merupakan gambaran yang
wajah atau mimik wajah adalah hasil diinginkan seseorang sebagai jati
dari satu atau lebih gerakan atau posisi dirinya dalam sebuah situasi sosial.
otot pada wajah. Ekpresi wajah Walaupun wajah merupakan konsep
merupakan salah satu bentuk yang universal, terdapat berbagai
komunikasi nonverbal dan dapat perbedaan yang menginterprestasikan
menyampaikan keadaan emosi dari budaya masing-masing. Kebutuhan
seseorang yang mengamatinya. akan wajah ada didalam setiap budaya
Ekpresi wajah merupakan salah satu namun tiap budaya memiliki

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


perbedaan dalam mengelola kebutuhan dan Levinson (1978) untuk memahami
wajahnya. bagaimana orang-orang dari budaya
yang berbeda mengelola hubungan dan
Etnik Minang sebagai salah perbedaan pendapat. Teori ini
satu subjek penelitian ini yang juga berpendapat "wajah", atau citra diri,
menjadi penghuni mayoritas di kota sebagai fenomena universal yang
meliputi seluruh budaya. Dalam
Duri. Minang perantauan merupakan
konflik, wajah seseorang yang
istilah untuk orang-orang dari etnik terancam, cenderung menyimpan atau
minangkabau yang hidup diluar mengembalikan wajahnya. Setiap
provinsi sumatera barat. Tradisi perilaku komunikatif ini, menurut teori
merantau orang minang terbangun dari ini, yang disebut "facework". Sejak
budaya yang dinamis, egaliter mandiri orang-orang memaknai "wajah" dan
dan berjiwa merdeka. Ada sebuah memberlakukan "facework" berbeda
dari satu budaya ke yang berikutnya,
SHULEDKDVD µ'LPD EXPL GLSLMDN GL
teori ini menimbulkan kerangka
VLQDQ ODQJLN GLMXQMXDQJ´ PHUXSDNDQ budaya yang umum untuk memeriksa
peribahasa yang tepat untuk negosiasi facework.
mendeskripsikan bagaimana etnik
minang mudah menyesuaikan diri Teori Negosiasi Wajah (Face-
Negotiation Theory) dikembangkan
dengan masyarakat dan peraturan
oleh Stella Ting-Toomey pada tahun
setempat. Selain itu etnik minang 1988. Teori ini memberikan sebuah
dikenal dengan kemamupuan bersilat dasar untuk memperkirakan bagaimana
lidah atau berkomunikasi sebagai salah manusia akan menyelesaikan karya
satu ciri khas etnik minang. Mampu wajah dalam sebuah kebudayaan yang
berkomunikasi dan berbaur membuat berbeda. Wajah atau rupa mengacu
pada gambar diri seseorang di hadapan
etnik minang dapat beradaptasi dengan
orang lain. Hal ini melibatkan rasa
etnik batak maupun dengan etnik hormat, kehormatan, status, koneksi,
lainnya. Berbeda dengan etnik Batak, kesetiaan dan nilai-nilai lain yang
Minang memiliki kontur wajah yang serupa. Dengan kata lain rupa
lembut dan lebih suka tersenyum. merupakan gambaran yang anda
inginkan atau jati diri orang lain yang
Keberadaan etnik batak dan berasal dari anda dalam sebuah situasi
etnik minang di Kota duri kelurahan sosial. Karya wajah adalah perilaku
gajah sakti merupakan suatu realitas komunikasi manusia yang digunakan
yang dapat dilihat dan diselidiki untuk membangun dan melindungi
rupa mereka serta untuk melindungi,
melalui bentuk interaksi yang terjadi.
membangun dan mengancam wajah
Kerangka Dasar Teori orang lain.
Teori Negosiasi Wajah Teori ini merupakan teori
Face-negotiation theory adalah gabungan antara penelitian komunikasi
teori pertama diusulkan oleh Brown lintas budaya, konflik, dan kesantunan.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


Teori negosiasi wajah sendiri memiliki orang lain secara langsung dengan
daya tarik dan penerapan lintas budaya metode tatap muka.
karena Stella Ting-Toomey pencetus
teori ini berfokus pada sejumlah Adapun pentingnya komunikasi
populasi budaya, termasuk Jepang, antar pribadi dikaji dalam penelitian
Korea Selatan, Taiwan, Cina dan ini karena salah satu fungsi dari
Amerika Serikat. Ting-Toomy komunikasi antar pribadi adalah
menjelaskan bahwa budaya memberi sebagai salah satu usaha untuk
bingkai interpretasi yang lebih besar di meningkatkan hubungan antar
mana wajah dan gaya konflik dapat manusia, mengatasi konflik,
diekspresikan dan dipertahankan mengurangi ketidakpastian sesuatu,
secara bermakna. Penulis telah serta berbagai pengetahuan dan
meneliti antar etnik batak dan minang pengalaman kepada orang lain dengan
kerap terjadi konflik diantara dua etnik cara memperhatikan penggunaan
ini dengan ciri khas ekspresi masing- bahasa, perilaku nonverbal untuk
masing tiap etnik, akan timbul konflik menciptakan komunikasi yang efektif
jika tidak dapat mengekspresikan (Cangara, 2005:56).
wajah saat berinteraksi. Dengan demikian, maka dapat
Komunikasi Antarpibadi diasumsikan bawha terdapat hubungan
antara komunikasi antar pribadi
Menurut Mulyana (2002:73), dengan negosiasi wajah dimana teori
komunkasi antarpribadi (Interpersonal ini mengkaji segala bentuk komunikasi
Communication) adalah komunikasi verbal dan no-verbal ketika dua orang
antara dua orang atau lebih secara atau lebih sedang berinteraksi dimana
tatap muka, yang memungkinkan komunikator dapat mengetahui pada
adanya reaski orang lain secara saat itu bagaimana tanggapan
langsung baik secara verbal maupun komunikan terhadap pesan yang
non-verbal. Selain itu menurut Joseph dilontarkan melalui gaya bicara,
A.Devito (dalam effendy), proses ekspresi wajah dan gerak tubuh
pengiriman dan penerimaan pesan (Efendy.2003:62).
antara dua atau diantara kelompok
sekelompok kecil orang-orang, dengan Komunikasi Antarbudaya
beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika. Dalam penelitian ini mengambil
konteks komunikasi antarbudaya yang
Berdasarkan dua pernyataan dialami oleh etnik batak dan etnik
diatas, dapat disimpulkan bahwa minang di lingkungan kelurahan gajah
komunikasi anta pribadi adalah suatu sakti. Edward T.Hall dalam (Lubis,
proses pengiriman pesan berupa 2012:1) mengatakan budaya dan
informasi, pikiran dan sikap tertentu komunikasi tidak dapat dipisahkan.
dari seseorang kepada orang lain atau Oleh karena budaya tidak hanya
beberapa orang, baik secara verbal menentukan siapa bicara dengan siapa,
maupun non-verbal yaitu berupa tentang apa, dan bagaimana orang
pesan-pesan simbol yan ditanggapi menyandi pesan, namun makna yang
dimiliki untuk pesan dan kondisi-

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


kondisinya untuk mengirim, Hambatan Komunikasi
memperhatikan dan menafsirkan Antarbudaya
pesan. Komunikasi dan budaya
diibaratkan seperti dua sisi mata uang, Hambatan komunikasi atau
yang mana budaya dapat dijadikan yang juga dikenal sebagai
bagian dari perilaku komunikasi dan communication barrier adalah segala
pada gilirannya komunikasipun turut sesuatu yang menjadi penghalang
menentukan, memelihara, untuk terjadinya komunikasi yang
mengembangkan atau mewariskan efektif (Chaney dan Martin,2004: 11).
budaya. Menurut Chaney dan Martin hambatan
dalam komunikasi antar budaya
Komunikasi dapat dikatakan dibedakan menjadi dua jenis besar
menyentuh semua aspek kehidupn yaitu hambatan diatas air (above
bermasyarakat, atau sebaliknya semua waterline) dan bawah air (below
aspek kehidupan bermasyarakat waterline). Faktor-faktor hambatan
menyentuh komunikasi. Oleh karena komunikasi antarbudaya yang berada
itu orang melukiskan komunikasi dibawah air (belowwaterline) adalah
sebagai ubiquitos atau serba faktor-faktor yang membentuk
hadir.Artinya komunikasi berada perilaku atau sikap jenis hambatan
dimanapun dan kapan pun juga. yang termasuk dalam below waterline
adalah persepsi (perceptions), norma
Teori Komunikasi digunakan (norms), stereotip (stereotypes),
karena merupakan dasar dari adanya filosofibisnis (business philosophy),
komunikasi antarbudaya.Komunikasi aturan (rules), jaringan (networks),
antarbudaya merupakan salah satu nilai (values), dan grup cabang
kajian dalam ilmu komunikasi. (subculturesgroup).
Komunikasi antarbudaya sebagai objek
formal yang telah dijadikan bidang Metodologi Penelitian
kajian sebagai ilmu memiliki Metode Penelitian
teori.Pembentukan teori-teori dalam Metode yang digunakan dalam
Komunikasi Antarbudaya yang penelitian ini adalah kualitatif dengan
mempunyai daya guna dalam menggunakan pendekatan
membahas masalah-masalah fenomenologi yang bertujuan
kemanusia antarbudaya. Jadi, teori- mendeskripsikan perilaku manusia,
teori komunikasi antarbudaya dari apa yang dikatakan, apa yang
merupakan teori-teori yang secara dilakukan sebagi bentuk produk dari
khusus menggeneralisasi konsep bagimana orang melakukan tafsiran
komunikasi diantara komunikator terhadap sesuatu melalui bentuk
dengan komunikan yang berbeda Negosiasi wajah yang dilakukan
kebudayaan dan yang membahas subjek yaitu etnik batak dan etnik
pengaruh kebudayaan terhadap minang di kota Duri Kelurahan Gajah
kegiatan komunikasi (Liliweri; sakti.
2001:29).

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


Objek Penelitian Hasil Penelitian.
Objek penelitian ini adalah proses Bentuk Facework Etnik Batak dan
komunikasi yang terjadi diantara Etnis Etnik Minang dalam Interkasi
Batak dan Etnis Minang di Kota Duri.
Komunikasi Antarbudaya.
Maka dari itu, penelitian ini berfokus
pada segala bentuk interaksi Budaya menentukan karakter
komunikasi yang mengacu pada individu serta berpengaruh dalam
bentuk-bentuk negosisasi wajah seperti proses interaksinya dengan orang lain.
gaya bahasa, kecepatan bicara, jeda Smith (1996) menerangkan hubungan
bicara, senyuman, tatapan mata, gerak yang tidak terpisahkan antara
tubuh serta hasil dari komunikasi dan komunikasi dan kebudayaan yang
interaksi yang dilakukan. kurang lebih sebagai berikut :
Teknik Pengumpulan Data kebudayaan merupakan suatu kode
atau kumpulan peraturan yang
Teknik penegumpulan data dalam dipelajari dan dimiliki bersama, untuk
penelitian ini menggunakan teknik mempelajari dan memiliki bersama
wawancara, observasi, dokumentasi diperlukan komunikasi, sedangkan
dan studi pustaka. komunikasi memerlukan kode-kode
dan lambang-lambang yang harus
Teknik Analisi Data dipelajari dan dimiliki bersama.
Banyak bentuk kode dan lambang
Pada penelitian ini, penulis dalam keefektifan komunikasi yang
menggunakan teknik analisis data dilakukan. Salah satuya adalah bentuk
interakstif Miles dan Huberman. mimik wajah atau facework yang
Dalam pengumpulan data peneliti ditampilkan seseorang dalam
memulai mencari arti benda-benda, berinteraksi.
pola-pola, penjelasan,konfigurasi- Ketika berinteraksi, setiap kata
konfigurasi yang mungkin, alur sebab yang keluar dari peserta komunikasi
akibat dan proposisi. Melalui teknik yang sedang berbicara mengandung
observasi terhadap objek dan tindakan verbal dan nonverbal yang
wawancara terhadap subjek penelitian berpengaruh terhadap situasi
percakapan. Saat mengungkapkan
sehingga didapatkan keterangan
sesuatu manusia juga
mengenai fenomena yang diteliti. mengikutsertakan tindakan
Penyajian data adalah sekumpulan nonverbalnya seperti gerakan tangan
informasi yang tersusun yang memberi termasuk mimik wajah. Hal ini dapat
kemungkinan adanya penarikan dilihat dengan jelas ketika
kesimpulan dan pengambilan tindakan. berkomunikasi secara tatap muka.
Mimik wajah yang berbeda-beda dapat
muncul dari seorang manusia yang
sedang berinteraksi. Mimik wajah ini
adalah sesuatu yang unik yang hanya
dapat diproduksi oleh seseorang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


tersebut. Artinya tidak ada orang yang Berdasarkan kode dan lambang
memiliki ekspresi mimik wajah yang yang muncul saat berinteraksi, Ting-
persis serupa bahkan kembar Toomey mengubah wajah menjadi
sekalipun. objek studi multifaced. Dimana wajah
bermakna berbeda pada orang yang
Seperti yang telah peneliti berbeda, bergantung pada budaya dan
sebutkan di atas, bahwa budaya identitas individu sendiri. Menurut
berpengaruh terhadap perilaku Penelope brown dan Stephen Levinson
komunikasi seseorang dan cara (1978) menyatakan bahwa orang akan
memaknainya. Pernyataan tersebut menggunakan strategi kesantunan
membuktikan bahwa setiap ekspresi berdasarkan persepsi ancaman wajah.
wajah yang muncul dari setiap orang Terdapat dua kebutuhan akan wajah
berbeda karena latar belakang yaitu kebutuhan wajah positif dan
budayanya yang berbeda juga. kebutuhan wajah negatif. Kebutuhan
Sehingga tidak ada yang sama. Dalam wajah positif adalah keinginan dimana
teori negosiasi wajah, istilah mimik seseorang untuk disukai dan dikagumi
wajah disebut dengan istilah facework oleh orang lain, sedangkan kebutuhan
yang memiliki beberapa asumsi. Dasar wajah negatif merujuk kepada
dari asumsi ini adalah bagaimana keinginan untuk memiliki otonomi dan
seseorang mengatur wajahnya dalam tidak dikekang. Wajah positif dan
menghadapi orang lain. Asumsi yang wajah negatif individu sedang
pertama berkaitan dengan identitas diri terancam, cenderung akan mencari
seseorang. Seseorang yang berasal dari bantuan atau cara untuk
budaya tertentu akan menegosiasikan mengembalikan wajah mereka untuk
wajahnya tergantung akan budaya tetap terlihat baik.
yang ia miliki. Sesuatu yang menjadi
kebiasaan seseorang akan terlihat dari Ting-Toomey membagi menjadi
caranya menyikapi sebuah masalah dua strategi facework , yang pertama
atau dalam hal ini sebuah interaksi. Face-restoration yakni strategi
facework yang digunakan untuk dapat
Asumsi kedua berkaitan dengan mempertahankan mimik wajah kita
cara seseorang memanajemen sebuah saat berinteraksi, dan dapat
masalah atau konflik. Hal ini juga menyelamatkan wajah kita dari
dipengaruhi oleh bagaimana seseorang ancaman wajah lain untuk melakukan
mengendalikan ekspresi wajahnya. pembelaan diri.Etnik batak memiliki
Sehingga asumsi satu dan dua kebiasaan kalau berbicara suka
berkaitan sangat erat dan saling mengerutkan dahi, memperlihatkan
ketergantungan sebagai sebab akibat. wajah yang serius serta nada suara
Kemudia asumsi ketiga terkait dengan yang meninggi. Oleh sebab itu sering
dampak yang ditimbulkan oleh dianggap pemarah oleh etnik Minang.
tindakan wajah yang tergambar di Dalam berkomunikasi dan berinteraksi
wajah seseorang. Dampak yang sehari-hari pun etnik Batak terbiasa
dimaksud dalam hal ini adalah reaksi memakai suara dengan volume yang
seseorang menerima facework tinggi dari orang-orang disekitarnya.
didepannya. Sehingga acapkali rumah etnik Batak

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


akan selalu ramai dan riuh meski isi Kebutuhan akan wajah sangat
rumah tersebut hanya 2-3 orang saja. berpengaruh dalam interaksi sehari-
Hal ini sudah menjadi pengetahuan hari dengan bersifat tidak cuek, dan
umum di masyarakat. senyum saat bertemu sesama dijalan
menunjukkan kepedulian dan
Strategi facework yang kedua bersahabat dengan budaya lainnya. Hal
adalah Face-giving yakni perhatian ini juga menunjukkan kesantunan dan
untuk orang lain yang merupakan saling menjaga kerukunan antara satu
strategi untuk mempertahankan atau dengan lainnya serta agar tidak
mendukung kebutuhan. Face Giving terkesan sombong.
merupakan salah satu strategi facework
yang muncul saat seseorang berusaha Dalam berinteraksi dengan etnik
untuk mempertahankan sebuah Minang yang notabene bersuara pelan,
pendapat atau mempertahankan membuat kesalahpahaman dan
kedudukannya. ketidaknyamanan. Hal ini dirasakan
oleh etnik Minang yang menjadi
Ting-toomey berpendapat bahwa informan dalam penelitian ini. Dheri
wajah dapat diinpretasikan dalam dua seorang etnik Minang yang merupakan
cara yaitu melalui kepedulian akan warga kelurahan Gajah Sakti
wajah dan kebutuhan akan wajah. menganggap etnik Batak memiliki
Kepedulian akan wajah (face concern) jiwa premanisme karena ketika
dimana hal ini berkaitan dengan wajah berbicara etnik Batak kerap
seseorang maupun wajah orang lain, menyertakan kalimat ancaman dan
adanya unsur kepentingan diri sendiri yang mengandung singgungan-
dan kepentingan orang lain. Tampak singgungan, dan Etnik Batak
saat kita bertemu dengan orang yang mengnggapnya sebagai hal yang
berbeda budaya kita berusaha menjaga lumrah dan biasa.
image dan bersikap santun agar tidak
menyinggung perasaan orang lain. Manajemen Konflik komunikasi
antarbudaya Etnik Batak dan Etnik
Kebutuhan akan wajah (Face Minang dalam Interkasi.
need) juga sangat mempengaruhi saat
berkomunikasi. Penampilan wajah Dalam berinteraksi dalam
memiliki pengaruh sehingga dapat berbeda budaya, kesalahpahaman yang
diterima dengan baik dengan lawan berujung konflik terkadang kerap
bicara. Hal ini dibenarkan dengan muncul. Dimana kedua etnik memiliki
pernyataan Bapak Pardede, yang ciri khas tersendiri dalam
menyatakan tidak masalah hidup berkomunikasi. Seperti yang sudah
bertentangga dengan orang yang beda dijelaskan sebelumnya etnik batak
suku, karena baginya bersikap ramah yang pada umumnya dikenal dengan
dengan sesama dan tidak cuek pembawaanya yang kasar dan etnik
merupakan salah satu cara untuk minang yang dikenal dengan
menunjukkan rasa kepedulian dengan pembawaanya yang gampang senyum
sesama karena hidup saling atau ramah. Konflik merupakan salah
membutuhkan satu dengan lainnya. satu yang tidak dapat dihindari oleh

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


setiap orang dalam kehidupan dikenal dengan keramahan nya yang
bermasyarakat. Perbedaan perilaku murah senyum karena pewarakan
komunikasi yang dimiliki setiap etnik wajahnya yang tidak keras seperti
yang berbeda akan menimbulkan etnik batak. Berdasarakan hasil
kesulitan saat berinteraksi. Hal ini observasi langsung peneliti etnik
dikarenakan adanya ekpektasi budaya minang saat berada dalam situasi
masing-masing. konflik, etnik minang berbicara dengan
santai dan tidak tergesa-gesa, mimik
Konflik dapat terjadi dimana saja wajah yang terlihat tenang bibir
dan dalam situasi dan kondisi apapun, melebar menujukkan senyuman, alis
hal ini dapat diselesaikan dengan melebar dan pupil mata yang sedang.
melalui manajemen konflik. Hal ini yang menjadi pembeda
Manajemen konflik sangat bagaimana cara penyelamatan akan
berpengaruh bagi setiap orang untuk wajah antara etnik batak dan etnik
dapat menjada dirinya agar terhindar minang.
dari perkelahian atau pertikan dengan
yang lainnya. Manajemen konflik Berdasarkan hasil penelitian dan
dapat dimediasi melalui face dan pembahasan maka peneliti
budaya. Menurut Ting-toomey (1994), menyimpulkan etnik Batak dan etnik
konflik dapat merusak face sosial Minang di RT.001 kelurahan Gajah
individu dan dapat mengurangi Sakti lebih condong menghindari
kedekatan hubungan antara dua orang. konflik (avoiding) dan memberikan
Dimana konflik dapat mengancam face harapan-harapan melalui perkataan-
kedua etnik individu saat terjadinya perkataan yang baik dan menenangkan
negosiasi yang tidak kompatibel kepada lawan bicaranya (obliging).
tentang bagaimana menyelesaikan
konflik. KESIMPULAN

Etnik batak dikenal dengan nada Bentuk Facework etnik batak


tinggi dan terlihat seperti orang marah dengan etnik minang di Kota Duri
dengan penekanan nada etnik batak Kelurahan Gajah sakti memperlihatkan
gunakan. Hal ini menimbulkan adanya bentuk Negosiasi wajah dalam
persepsi negatif pada etnik minang interaksi dalam keseharian yaitu dilihat
yang beranggapan kalau etnik batak itu dari faceworknya melalui startegi
semua keras-keras. Berdasarkan hasil verbal dan non verbal, yaitu bahasa,
observasi langsung peneliti, etnik kebiasaan dan nilai-nilai sosial etnik
batak memanjemen wajahnya untuk batak dan etnik minang dalam
menghindari konflik dengan kesehariannya berinteraksi dengan
memberikan senyuman dan pupil mata sesamanya dilingkungan Kelurahan
agak sedikit mengecil. Untuk Gajah Sakti. Facework digunakan
memberikan respon positif dengan untuk dapat menjaga dan memelihara,
lawan bicara mereka. mempertahankan atau meningkatkan
citra diri sosial kita terhadap orang
Etnik Batak dikenal dengan nada lain.
tinggi saat berbicara, etnik minang

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


Hambatan komunikasi yang Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
dihadapi etnik batak dan etnik minang Publik, dan
dalam berinteraksi sehari-hari di Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta :
Kelurahan Gajah Sakti bervariatif Kencana, 2008, h. 104.
karena adanya perbedaan budaya yang
cukup siginifikan dari kedua etnik. Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu
Hambatan komunikasi yang ditemuii Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo
etnik batak dan etnik minang yaitu Persada
kesalahpahaman yang kerap berujung
konflik, selalin konflik hambatan Deddy Mulyana.2001.Metodologi
lainnya yaitu parangulistik, perbedan Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru
persepi dan hambatan nonverbal, untuk IlmuKomunikasi danIlmu Sosial
menyelesaikan hal Tersebut Lainnya. Bandung:
dibutuhkan manajemen konflik. Etnik RemajaRosdakarya
batak memanage mimik wajahnya -------- 2005,Ilmu Komunikasi:
dengan memberikan senyuman saat Suatu Pengantar.
berbicara agar terkesan tidak seperti Bandung:Remaja Rosdakarya.
orang marah. Etnik minang juga
facework saat berkomunikasi dengan Deddy Mulyana dan Jalaluddin
tenang tidak tergesa-gesa dalam Rakhmat. Komunikasi
berbicara, ketidak sedang dalam Antarbudaya:Panduan
keadaan genting menujukkan facework Berkomunikasi dengan Orang-
yang tenang dan sambil senyum saat Orang Berbeda Budaya. 2006.
berbicara. Dari hal tersebut kedua Bandung:Remaja
etnik ini berhasil mealuli proses Rosdakarya.hal.25
adaptasi dalam berinteraksi dengan
baik setelah dapat mengusai bahasa Effendy, Onong Uchajana. 2003. Ilmu
dan memahami budaya masing- Komunikasi Teori dan Praktek.
masing. Cetakan
Kesembilanbelas. Bandung : PT
DAFTAR PUSTAKA Remaja Rosdakarya
Alo Liliweri, 2007. Dasar-dasar
KomunikasiAntar Budaya. Yogyakarta. .........................................2007. Ilmu
Pustaka Pelajar. Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung : PT Remaja
Bergerand Arthr Asa. 2000. Tanda- Rosdakarya
tanda dalam kebudayaan
kontemporer. Gudykunst, Wiliiam B & Bella Mody
(edisi terjemahan oleh M.Dwi (eds). 2002. Handbook of International
Mariyanto &Sunarto). Interkultural Communication
Jogyakarta. Tiara 2nd Edition. Sage Publication.
wacanaYogya. Thousands Oaks

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Gudykunst, Wiliiam B. 2000. ³


Intercultural Communication

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10


Theories´ GDODP
Wiliam B. Gudykunst Wiliiam Liliweri Alo. 2002. Makna Budaya
B & Bella Mody (eds). 2002. dalam Komunikasi Antarbudaya.
Handbook of International Yogyakarta : Lkis.
Interkultural Communication 2nd
Edition. Sage Publication. Moloeng, Lexy J.2005. Metode
Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi,
Gudykunst, Wiliiam B. & Carmen Bandung Remaja Rosdakarya.
M.Lee. 2002. ³ &URVV-Cultural
Communication Jalaludin Rakhmat.1994.Psikologi
TheoULHV´ dalam Wiliam B. Komunikasi. Bandung:Remaja
Gudykunst Wiliiam B & Bella Rosdakarya.
Mody (eds). 2002. Handbook of Koencoroningrat. 1981.Metode-Metode
International Interkultural Penelitian Masyarakat.
Communication 2nd Edition. Jakarta: gramedia
Sage Publication. Pustakautama.1981
Rahkmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi
Gunawan Witjaksana.2005,Pokok- Komunikasi. Bandung : Remaja
Pokok Pikiran dalam Metodologi Rosdakarya.
Penelitian ...................................2001. Psikologi
Komunikasi Kualitatif. Buku Komunikasi. Bandung : Remaja
ajar Ilmu Komunikasi. USM Rosdakarya.
Griffin, Em.2012, A First Look At ................................... 2004. Psikologi
Communication Theory,8th ed. Mc Komunikasi. Bandung : Remaja
Grow Hill Rosdakarya.
Samovar, Larry A.1998.
Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Communication Between Cultures.
Intra personal dan Komunikasi USA : Wadsworth.
Onterpersonal. Yogyakarta : Samovar, Larry A and Richard
Kanusius E.Potter. 1998. Intercultural
Commnucation A Reader.
Heimstra. N.W and Mc. Farling, USA : Wadsworth
LH.1982. Environmental Psychology.
California: Sugiyono, Memahami Penelitian
brooks Cole Kualitatif, Bandung : Penerbit
PublishingCompany. Alfabeta, 2010, h. 89.
Suranto.2010. Komunikasi Sosial
Kuswarno, Engkus. 2013. Metodologi Budaya. Yogyakarta : Graha Ilmu
Penelitian Komunikasi
West, R dan Lynn H.Turner. 2009.
fenomenalogi :
Pengantar Teori Komunikasi : Analisis
Konsepsi, Pedoman, dan
dan
Contoh Penelitian Fenomena
Aplikasi. Jakarta : Salemba
Pengemis kota Bandung.
Humanika.
Bandung : Widya Padjajaran.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 11


Sumber Lain :
Skripsi
Destien.2014. Pola Komunikasi pada 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu
proses Mangulosi dalam Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan
Pernikahan budaya Ilmu
Batak toba. Medan. Politik,Universitas
Universitas Sumatera Mulawarman. Email:
Utara. yayatdayat501@yahoo.co.ideJour
nal Ilmu Komunikasi, Volume
Reny Yulianti.2015. Perilaku 2, Nomor 1, 2014: 305-320 306
Peyelamatan muka pada
Media sosial. Jakarta. Http://sangit26.blogspot.com/2011/07/a
Universitas Indonesia. nalisis-data-penelitian-kualitatif.html, di
unduh pada tanggal 18
Anjar Mukti Yuni Pamungkas.2015. November 2012
Manajemen Konflik dan
negosiasi wajah dalam http://yasir.staff.unri.ac.id/2012/03/21/
budaya kolektivistik. teori-negosiasi-muka/.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 12

You might also like