Materi Webinar P. Albun

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Sharing Session:

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


DI INDUSTRI MIGAS

Presented by A. Albuntana
Curriculum Vitae
Arum Albuntana Educational Background:
S1 : University of Indonesia, Indonesia
S2 : King Fahd University of Petroleum and Mineral, Saudi Arabia
My specializations are
Environmental, Health and Safety
Management System (ISO 14001, 2010-2018: Indonesian Association of Oceanologists
OHSAS 18001), Environmental
Impact Assessments (EIA's) for
2015-2018: American Association of Petroleum Geologists
coastal and offshore projects, 2015-2018: European Association of Geoscientists and Engineers
Reviewer for drilling fluids 2015-2018: The Society of Petroleum Engineers (SPE)
cuttings waste management for 2015-2018: Society of Indonesian Petroleum Engineers (IATMI)
offshore exploration. I have 2015-2018: Saudi Arabian Section of Air and Waste Management
experienced as HSE Inspector in Association
CNOOC SES Ltd (Oil and Gas
Industry) and Asian Agro Agung
Jaya- APICAL Group (Palm Oil 2012: ISO 14001 2004: Introduction and Internal Audit
Industry), Environmental Scientist
in Center for Environment and
2013: Hazard Identification, Risk Assessment and Determining
Water, King Fahd University of Control (HIRADC)
Petroleum and Minerals, Dhahran, 2013: OHSAS 18001: 2007 Internal Audit Training
Saudi Arabia. Currently at 2014: SKK Migas - Oil Spill Trajectory Model and Software
REKIND & JGC Consortium as 2017: Center for Environment and Water, KFUPM - Drilling Mud
HSE Environmental Coordinator Ecotoxicology Testing
for Jambaran-Tiung Biru (JTB)
Gas Processing Facility Project
PERTAMINA EP Cepu,
Bojonegoro, Jawa Timur,
Indonesia.
1. KUALITAS UDARA AMBIEN

ACUAN : Keputusan Menteri Negara Lingkungan METODE SAMPLING


Hidup No. 45 Tahun 1997 dan Keputusan Kepala Peralatan : Impinger, HVAS, dan CO meter portable
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107
Tahun 1997

METODE PENENTUAN LOKASI SAMPLING PARAMETER:


SNI 19-7119.6-2005: Udara Ambien Bagian 6: PM10, (dengan waktu pengukuran 24 jam)
“Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pemantauan Kualitas Udara Ambien” SO2, CO, H2S dan NO2 (dengan waktu pengukuran 1
jam)

METODE UJI SAMPLING METODE ANALISIS


Pelaksanaan pengujian, baik di lapangan maupun Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
di laboratorium, menggunakan peralatan Lingkungan No. 107 Tahun 1997 tentang Pedoman
instrumentasi dan metode uji berdasarkan Standar Teknik Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi
Nasional Indonesia (SNI) Indeks Standar Pencemaran Udara.
TABEL KRITERIA PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN

KRITERIA PERATURAN BAKU MUTU WAKTU


PENGUKURAN
PM10 Lampiran PP No. 41 Tahun 1999 150 µg/Nm³ 24 jam
PM2.5 65 µg/Nm³
SO2 Lampiran PP No. 41 Tahun 1999 900 µg/Nm³ 1 jam

CO Lampiran PP No. 41 Tahun 1999 30.000 µg/Nm³ 1 jam

NO2 Lampiran PP No. 41 Tahun 1999 400 µg/Nm³ 1 jam

H2S Kepmen LH NO 50 tahun 1996 0,02 ppm 1 jam


2. AIR PERMUKAAN (SUNGAI)
ANALISIS DATA
Berdasarkan SNI dan Perbandingan PP No 82 Tahun 2001 tentang Baku Mutu Air

TAHAPAN PENGAMBILAN SAMPEL


• Menentukan lokasi pengambilan contoh
• Membuat perencanaan pengambilan contoh uji
• Menentukan titik pengambilan contoh
• Melakukan pengambilan contoh
• Melakukan pemeriksaan kualitas air di lapangan
• Melakukan pengolahan pendahuluan dan pengawetan contoh
PARAMETER : pH, kekeruhan, TSS, TDS, • Pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium
DO, BOD, COD
PENGAMATAN : Adanya Erosi, Sedimentasi, timbulnya genangan/ banjir
3. KEBISINGAN
KEBISINGAN WAKTU PENGUKURAN
Polusi tidak hanya terjadi pada udara, Berdasarkan Kep-48/MENLH/11/1996
tanah, maupun air, tetapi juga termasuk
LSM = 24 jam
polusi suara yangberupa kebisingan.
Kebisingan diartikan sebagai suara yang LS = 16 jam (06.00 - 22.00 )
tidak diinginkan atau suara keras yang LM = 8 jam (22.00 - 06.00)
tidakmenyenangkan. Pengukuran tingkat
kebisingan menggunaka alat berupa
Sound Level Meter(SLM) yang dilakukan
selama 10 menit dan waktu pembacaan METODE EVALUASI
setiap 5 detik.
Nilai LSM (Leq Siang Malam) yang
MENGACU PADA dihitung dibandingkan dengan nilai
KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Metode baku tingkat kebisingan yang
Pengukuran, Perhitungan dan Evaluasi ditetapkan dengan toleransi +3 dBA.
tingkat Kebisingan Lingkungan.
BAKU MUTU KEBISINGAN
4. Lalu Lintas dan Aspek Gangguan Keselamatan dan Keamanan

Data lalu lintas dianalisis dengan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) tahun 1997, untuk menentukan derajat kejenuhan jalan serta kriteria tingkat
pelayanan jalan. Derajat kejenuhan jalan (DS) dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :

C = C0 x FCW x FCSP x FCSF (smp/jam)

Keterangan :
C = Kapasitas
C0 = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas
FCSP = Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah
FCSF = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping

DS = V/C

Keterangan :
V = volume lalu lintas (smp/jam)
C = kapasitas jalan (smp/jam)
Tingkat Batas Lingkup
Karakteristik
Pelayanan DS
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi dapat
memilih kecepataan yang diinginkan tanpa hambatan
A 0,00 – 0,20

Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi


lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk
B memilih kecepatan 0,21- 0,44

Arus stabil tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan.


Pengemudi mulai dibatasi dalam memilih kecepatan
C 0,45 – 0,74

Arus mendekati titik tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan,


D V/C masih ditolerir 0,75 – 0,84

Volume lalu lintas mendekati pada kapasitas arus tidak stabil,


E kecepatan kadang terhenti 0,85 – 1,00

Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah,


volume di bawah kapasitas, antrian panjang dan terjadi
F hambatan-hambatan yang besar. >1,00
Derajat Kejenuhan Jalan
5. SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, DAN KESEHATAN MASYARAKAT

METODE PENGAMBILAN DATA PENGUMPULAN DATA


Perhitungan jumlah responden 1. Wawancara dengan kuisioner
menggunakan rumus statistik slovin 2. Pengamatan dan dokumentasi Lapangan
dengan tingkat eror 10% pada daerah 3. Pemeriksaan laporan kegiatan perusahaan
terlayani. (Akan lebih baik apabila
Pengisian kueasioner menggunakan ANALISIS DATA
sofware android sehingga paperless). 1. Tabulasi silang dan prosentasi
Pemilihan responden dilakukan melalui 2. Analisis kecenderungan (trend analisis)
prioritas area terkena dampak dan 3. Deskripsi Kualitatif
purposive sampling

PETA &
PENGAMATAN
PEMETAAN DIAGRAM
LANGSUNG
LOKASI STUDI

ANALISIS KONDISI
WAWANCARA SOSEKBUD SOSEKBUD
& KESMAS KESMAS
KUESIONER
INFORMASI
IDENTIFIKASI
SOSEKBUD
PARTISIPAN
KESMAS

FOCUS
GROUP
DISCUSSION Diagram alir kajian sosial ekonomi budaya dan
kesehatan masyarakat
SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, DAN KESEHATAN MASYARAKAT

Tahap Penerimaan Tenaga Kerja


01 Parameter :
• Timbul dan Hilangnya Kesempatan Kerja
• Interaksi Sosial
• Perubahan Pola Penyakit

Tahap Konstruksi
02 Parameter :
Peluang Usaha

Tahap Mobilisasi Peralatan dan Material


03 Parameter :
Safety and security
Penyimpanan Sementara Limbah B3
PP No. 101 tahun 2014:
Kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan/atau
pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah
B3 dengan maksud menyimpan sementara.

Penyimpanan bersifat sementara, Menyimpan limbah B3 maksimal 90 hari (penyimpanan > 90 hari bila
limbah B3 yang dihasilkan < 50 kg/hari dan adanya persetujuan dr instansi terkait)
Lokasi (bebas banjir, tdk rawan bencana, diluar kawasan lindung, jarak minimum antar lokasi dengan
fasilitas umum 50 m)
Penyimpanan Sementara Limbah B3
❑ Memiliki catatan Limbah B3 (jumlah dan jenis)
❑ Kemasan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- kondisi baik
- simbol & label (Kepka Bapedal No. 05/1995)
❑ Rancang bangun tempat penyimpanan
- sesuai dengan karakteristik limbah
- lantai kedap & landai ke arah pit pengumpul
- minimisasi potensi leachate (atap)
- ventilasi memadai
- pit pengumpul

❑ Disesuaikan dengan jumlah & karakteristik limbah B3


❑ Kondisi (tidak ada ceceran, lantai bersih dll)
❑ Memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP)
❑ Memiliki Emergency Response System (ERS)
❑ Memiliki Izin penyimpanan sementara (dari BLH Kab./Kota)
❑ Melaporkan kegiatan penyimpanan limbah B3
Perizinan TPS B3
(Dokumen yang perlu disiapkan untuk pendaftaran di
Dinas Perizinan dan PTSP, Kab Bojonegoro)
1. Surat permohonan
2. Foto kopi KTP pemilik atau penanggung jawab
3. foto kopi NPWP (lokasi Bojonegoro) yang telah di validasi
4. Fotokopi Akte pendirian perusahaan jika berbentuk badan hukum
5. Surat kuasa (apabila tidak diurus sendiri)
6. Bukti has atas tanah yang dilengkapi bukti pelunasan PSBB
7. Denah ruang serta daftar fasilitas sarana dan peralatan
8. Fotokopi Izin Gangguan (HO) / persetujuan tetangga
9. Fotokopi IMB
10. Layout / gambar lokasi (nama tempat, letak, luas, titik koordinat)
11. Gambar desain konstruksi instalasi pengelolaan air limbah serta saluran pembuangan limbah
12. Jenis, jumlah dan karakteristik limbah yang akan dikelola
13. Spesifikasi dan desain konstruksi penyimpanan
14. Fotokopi dokumen AMDAL atau dokumen UKL UPL atau Surat Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) atau
dokumen lingkungan hidup lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
15. SOP penanganan dan tanggap darurat TPS limbah B3
16. Rekomendai teknis dari instansi terkait
17. Surat pernyataan kesanggupan memasang flow meter pada saluran outlet pembuangan limbah cair
18. Surat pernyataan kesanggupan mengoperasikan Instalasi Pengelolaan AIr Limbah (IPAL)
19. Pernyataan pemohon izin tentang kesanggupan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
Thank You For Your
Active Participation and
Inputs

You might also like