Professional Documents
Culture Documents
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Materi Himpunan Berdasarkan Gaya Belajar Di SMP
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam Materi Himpunan Berdasarkan Gaya Belajar Di SMP
Abstract
This research aimed to explore information about student’s learning style, student’s
mathematical communication ability, and factors that influenced mathematical
communication in student’s learning style of seventh grade students in sets subject
matter at junior high school. The method of this research was descriptive in form of
case study. Subject of this research was VII B class at SMP Kemala Bhayangkari 1
Kubu Raya and the object of this research was mathematical communication ability
that was investigated based on student’s learning style in sets subject matter. The
result of this research showed that learning style of VII B class were diverger,
converger, and accommodator. Student’s mathematical communication ability of
diverger learning style showed that only one of four students that achieved the
indicator of 1a. Student’s mathematical communication ability of converger learning
style showed that there only one of four students that achieved the indicator of 2a.
Student’s mathematical communication ability of accommodator learning style
showed that there only two of twelve students achieved the indicator of 1a and only
one student achieved the indicator of 2. It can be concluded that student’s
mathematical communication ability of each learning style are relative to equal,
which is mean as not achieved the indicator of mathematical communication.
1
ajaran 2016/2017 siswa yang tuntas hanya 14 dalam pembelajaran diduga berkaitan dengan
dari 33 siswa dengan persentase ketuntasan cara atau gaya siswa dalam menyerap,
42,4%. Artinya, persentase ketuntasan siswa mengolah dan mengatur informasi yang
masih tergolong rendah. Selain pemahaman diperoleh saat pembelajaran berlangsung.
konsep, masalah yang sering muncul adalah Berdasarkan observasi saat PPL pada waktu
siswa kesulitan dalam mengkomunikasikan guru menyampaikan materi, terdapat siswa
permasalahan matematika secara tulisan. yang hanya mengamati tetapi aktif setelah
Ketika diberikan soal siswa bingung dalam diberi tugas dan terdapat siswa yang kurang
menuangkan ide matematisnya ke dalam memperhatikan tetapi mampu dalam
tulisan serta kesulitan dalam mengubah memahami berbagai sajian informasi serta
permasalah kedalam bentuk kalimat terdapat siswa yang tidak hanya mengamati
matematika. tetapi aktif selama penyampaian materi
Berdasarkan hasil prariset untuk berlangsung. Ini menunjukkan karateristik
mengukur kemampuan komunikasi siswa dalam menerima pembelajaran dikelas
matematis yang dilakukan oleh peneliti pada memiliki perbedaan. Berdasarkan pendapat
tanggal 2 Juni 2016 di SMPN 2 Sungai Raya Bandler dan Grinder (Wulandari, 2014: 3)
kelas VII H yang diikuti tiga siswa hampir semua orang cenderung memiliki
perempuan dan tujuh siswa laki-laki salah satu gaya belajar yang berperan untuk
diperoleh fakta terdapat tujuh dari sepuluh pembelajaran, pemprosesan dan komunikasi.
siswa yang melakukan kesalahan dalam gaya belajar adalah cara yang konsisten yang
mendefinisikan himpunan, delapan dari dilakukan oleh seorang murid dalam
sepuluh siswa melakukan kesalahan dalam menangkap stimulus atau informasi, cara
memberikan alasan suatu kumpulan mengingat, berpikir, dan memecahkan soal
merupakan himpunan atau bukan himpunan (Nasution, 2008: 94).
dan tujuh dari sepuluh siswa melakukan Sehingga tujuan dalam penelitian ini
kesalahan dalam menyelesaikan soal adalah untuk mencari atau menggali
menggunakan konsep himpunan. Siswa informasi secara mendalam dan faktual
terlihat bingung dan belum memahami tentang kemampuan komunikasi matematis
bagaimana cara mengubah permasalahan siswa SMP ditinjau berdasarkan gaya belajar
himpunan dalam bentuk cerita ke dalam dalam materi himpunan di SMP Kemala
bentuk kalimat matematika. Siswa kesulitan Bhayangkari 1 Kubu Raya. Adapun secara
dalam mengungkapkan pemikirannya ke lebih rinci, tujuan penelitian ini adalah: (1)
dalam tulisan dalam penyelesaian soal. Hal mencari informasi tentang tipe gaya belajar
ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VII di SMP Kemala Bhayangkari
komunikasi matematis siswa masih terdapat 1 Kubu Raya; (2) mencari dan menggali
masalah sehingga peneliti berasumsi bahwa informasi secara mendalam dan faktual
rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tentang bagaimana kemampuan komunikasi
satu diantaranya dipengaruhi oleh rendahnya matematis dan factor-faktor yang
kemampuan komunikasi matematis. Hasil mempengaruhi kemampuan komunikasi
belajar menurut Purwanto (Mudrikah, 2015: matematis untuk setiap tipe gaya belajar
32) termasuk komponen pendidikan yang siswa kelas VII dalam materi himpunan di
harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya.
karena hasil belajar diukur untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pendidikan melalui METODE PENELITIAN
proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dalam
Guru dapat memotivasi siswa untuk penelitian ini adalah deskriptif. Sedangkan
mempelajari materi matematika dengan baik, bentuk penelitiannya adalah penelitian studi
jika siswa dapat berkomunikasi dan terjadi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah
proses umpan balik yang baik terhadap siswa kelas VII B sebanyak 20 siswa di SMP
pembelajaran matematika. Komunikasi siswa Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya tahun
2
ajaran 2017/2018 dan Objek penelitiannya memberikan angket gaya belajar Kolb
adalah kemampuan komunikasi matematis kepada subjek penelitian dengan alokasi
yang dikaji berdasarkan gaya belajar siswa waktu pengisian angket 30 menit; (b)
dalam materi himpunan. mengoreksi hasil angket dari jawaban siswa;
Teknik pengumpulan data yang (c) mengklasifikasi siswa berdasarkan gaya
digunakan adalah tehnik tes dan tehnik non belajar yang dimiliki; (d) memberikan soal
tes yaitu angket dan wawancara, sehingga tes kemampuan komunikasi matematis
alat pengumpulan datanya berupa soal tes kepada subjek penelitian dengan alokasi
kemampuan komunikasi matematis, angket waktu pengisian soal 80 menit; (e)
gaya belajar dan pedoman wawancara. menganalisis jawaban siswa pada setiap
Wawancara dilakukan bertujuan untuk nomor soal; (f) mewawancarai 12 siswa
memverifikasi hasil tes dan memperoleh untuk melengkapi informasi yang diperoleh
infomasi lebih lanjut mengenai kemampuan dari hasil tes; (g) menganalisis data yang
komunikasi matematis siswa. Prosedur dalam telah diperoleh.
penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: (1)
tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan Tahap Akhir
(3) tahap akhir. Adapun tahapan yang dilakukan dalam
tahap akhir adalah penyusunan laporan
Tahap Persiapan penelitian.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
tahap persiapan antara lain: (a) menyusun HASIL DAN PEMBAHASAN
desain penelitian; (b) menyusun instrumen Hasil Penelitian
penelitian berupa angket gaya belajar Kolb, Berdasarkan penelitian yang telah
kisi-kisi soal, soal tes kemampuan dilakukan maka diperoleh data hasil angket
komunikasi matematis dalam materi gaya belajar siswa, data hasil tes kemampuan
himpunan, alternatif jawaban dan pedoman komunikasi matematis dan data hasil
wawancara; (c) seminar desain penelitian; (d) wawancara. Adapun hasil deskripsinya
melakukan revisi desain penelitian adalah sebagai berikut.
berdasarkan hasil seminar; (e) melakukan uji
validitas instrumen penelitian; (f) melakukan 1. Data Hasil Angket Gaya Belajar
revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil Angket gaya belajar diberikan kepada
validasi; (g) melakukan uji coba soal; (h) 20 siswa kelas VII B. Angket gaya belajar
menganalisis data hasil uji coba untuk terdiri dari 28 pernyataan, masing masing
melihat validitas dan reliabilitas instrumen pernyataan akan diberikan skor oleh
yang akan digunakan; (i) mengurus perizinan responden. Berdasarkan data Tabel 1
untuk melakukan penelitian di SMP Kemala diperoleh fakta bahwa siswa kelas VII B
Bhayangkari 1 Kubu Raya; (j) menentukan SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya
waktu penelitian bersama guru matematika terbagi dalam tiga gaya belajar yaitu diverger
kelas VII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu sebanyak 4 orang (19%), converger sebanyak
Raya. 5 orang (24%) dan accommodator sebanyak
12 orang (57%). Sehingga, tidak ada siswa
Tahap Pelaksanaan yang memiliki gaya belajar assimilator.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
tahap pelaksanaan antara lain: (a)
3
Tabel 1. Klasifikasi Gaya Belajar Siswa Kelas VII B
SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya Tahun Pelajaran 2017/2018
4
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII B
SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya Tahun Pelajaran 2017/2018
Indikator
Kode 1 2 3 4
No Gaya Belajar
siswa Sub indikator Sub indikator
a b c d a b
AI - - - - - - - -
CH - - - - - - - -
1 Diverger
DO √ - - - - - - -
LA - - - - - - - -
AM - - - - - - - -
CL - - - - - - - -
2 Converger - - - -
RA - - - -
RE - - - - √ - - -
A - - - - - - - -
AS - - - - √ √ - -
AUK - - - - - - - -
Accomodator DA - - - - - - - -
3
AH - - - - - - - -
EP - - - - - - - -
FK - - - - - - - -
KAM - - - - - - - -
KA - - - - - - - -
MR √ - - - - - - -
SK - - - - - - - -
TH √ - - - - - - -
Keterangan:-
√ : siswa memenuhi indikator/sub indikator secara keseluruhan
- : siswa tidak memenuhi indikator secara keseluruhan
5
Pembahasan matematika. Siswa tidak pernah di minta
Berdasarkan hasil tes kemampuan sebelum menyelesaikan permasalahan untuk
komunikasi matematis dan wawancara akan mengubahnya terlebih dahulu kedalam
disajikan pembahasan hasil penelitian kalimat atau model matematika. Hal ini
kemampuan komunikasi matematis masing- terlihat dari buku catatan dan latihan siswa,
masing indikator berdasarkan gaya belajar, dalam menyelesaikan soal siswa tidak
yaitu sebagai berikut: mengubah permasalahan ke dalam kalimat
atau model matematika tetapi langsung
1. Gaya Belajar Diverger menuliskan perhitungan menggunakan
Berdasarkan jawaban siswa dapat dilihat konsep aritmatika.
kemampuan komunikasi matematis tiap Pada indikator 4, siswa sudah
indikator berdasarkan gaya belajar diverger menuliskan jawaban. Namun, tidak dapat
yaitu hanya ada 1 dari 4 siswa yang dapat menjawab dengan benar karena jawaban
mencapai indikator 1a dan seluruh siswa siswa salah dalam menuliskan notasi pada
tidak dapat mencapai indikator 2, 3 dan 4. proses penyelesaian dan tidak memberi
Pada indikator 1, kesalahan yang dilakukan alasan atau menyatakan konsep yang
siswa yaitu: (a) Tidak menuliskan tanda digunakan dalam proses penyelesaian. Siswa
kurung kurawal ({}) dan tidak menuliskan tidak memahami cara menyelesaikan
anggota himpunan semua bilangan asli permasalahan menggunakan konsep
dengan benar; (b) Salah mendaftar anggota himpunan, siswa bingung dengan
himpunan yang banyak anggotanya tak penyelesaian menggunakan simbol atau
hingga; (c) Tidak dapat menyatakan notasi himpunan. Dari buku latihan dan
himpunan dengan notasi pembentuk catatan siswa terlihat dalam menyelesaikan
himpunan; (d) Salah menuliskan syarat soal, jawaban yang diberikan siswa tidak
keanggotaan himpunan; (e) Tidak dapat menggunakan argumen dari penyelesaian
menyatakan himpunan dengan menyatakan masalah menggunakan konsep himpunan
sifat keanggotaan, siswa cenderung tetapi siswa menggunakan penyelesaian
menjawab dengan tabulasi; dan (f) Diagram dengan konsep aritmatika.
Venn yang digambarkan tidak lengkap, tidak
memberi nama himpunan dengan benar serta 2. Gaya Belajar Converger
salah menuliskan anggota masing-masing Berdasarkan jawaban siswa, dapat
himpunan. dilihat kemampuan komunikasi matematis
Pada indikator 2, siswa telah tiap indikator berdasarkan gaya belajar
memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa converger yaitu seluruh siswa tidak dapat
yang dapat menuliskan pengertian himpunan mencapai indikator 1, hanya ada 1 siswa
dengan benar. Pengertian himpunan dalam yang dapat mencapai indikator 2a dan
buku yang digunakan siswa di sekolah seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator
kurang tepat, karena dalam buku siswa 2b, 3 dan 4. Pada indikator 1, kesalahan yang
dituliskan bahwa yang didefinisikan dengan dilakukan siswa yaitu: (a) Tidak menuliskan
jelas adalah objek bukan syarat keanggotaan tanda kurung kurawal ({}) dan tidak
himpunannya. Salahnya pengertian himpunan menuliskan anggota himpunan semua
yang dituliskan siswa menyebabkan salahnya bilangan asli dengan benar; (b) Salah
siswa dalam menentukan contoh dan bukan mendaftar anggota himpunan yang banyak
contoh himpunan disertai alasannya. anggotanya tak hingga; (c) Tidak dapat
Pada indikator 3, siswa telah menyatakan himpunan dengan notasi
memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa pembentuk himpunan; (d) Salah menuliskan
yang dapat menuliskan masalah sehari-hari tanda pertidaksamaan; (e) Tidak dapat
dalam simbol atau model matematika. Siswa menyatakan himpunan dengan menyatakan
tidak memahami bagaimana menuliskan sifat keanggotaan, siswa cenderung
permasalahan kedalam simbol atau model menjawab dengan tabulasi; dan (f) Diagram
6
Venn yang digambarkan tidak lengkap, tidak tetapi siswa menggunakan penyelesaian
memberi nama himpunan dengan benar serta dengan konsep aritmatika.
salah menuliskan anggota masing-masing
himpunan. 3. Gaya Belajar Accommodator
Pada indikator 2, hanya 1 dari 4 siswa Berdasarkan jawaban siswa, dapat
yang dapat mencapai indikator 2a yaitu RE dilihat kemampuan komunikasi matematis
dan seluruh siswa tidak dapat mencapai tiap indikator berdasarkan gaya belajar
indikator 2b. Kesalahan yang dilakukan accomodator yaitu hanya ada 2 dari 12 siswa
siswa karena pengertian himpunan dalam yang dapat mencapai indikator 1a dan
buku yang digunakan siswa di sekolah seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator
kurang tepat, dalam buku siswa dituliskan 1b, 1c, 1d, hanya ada 1 siswa yang dapat
bahwa yang didefinisikan dengan jelas mencapai indikator 2 serta seluruh siswa
adalah objek bukan syarat keanggotaan tidak dapat mencapai indikator 3 dan 4. Pada
himpunannya. Salahnya pengertian himpunan indikator 1, Kesalahan yang dilakukan siswa
yang dituliskan siswa menyebabkan salahnya yaitu: (a) Salah menuliskan tanda kurung
siswa dalam menentukan contoh dan bukan kurawal ({}) dengan tanda kurung biasa dan
contoh himpunan disertai alasannya. tidak menuliskan anggota himpunan semua
Pada indikator 3, siswa telah bilangan asli dengan benar; (b) Salah
memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa mendaftar anggota himpunan yang banyak
yang dapat menuliskan masalah sehari-hari anggotanya tak hingga; (c) Tidak dapat
dalam simbol atau model matematika. Siswa menyatakan himpunan dengan notasi
tidak memahami bagaimana menuliskan pembentuk himpunan; (d) Salah menuliskan
permasalahan kedalam simbol atau model syarat keanggotaan himpunan (e) Tidak dapat
matematika. Siswa tidak pernah di minta menyatakan himpunan dengan menyatakan
sebelum menyelesaikan permasalahan untuk sifat keanggotaan, siswa cenderung
mengubahnya terlebih dahulu kedalam menjawab dengan tabulasi; (f) Salah
kalimat atau model matematika. Hal ini menuliskan sifat keanggotaan himpunan; dan
terlihat dari buku catatan dan latihan siswa, (g) Diagram Venn yang digambarkan tidak
dalam menyelesaikan soal siswa tidak lengkap, tidak memberi nama himpunan
mengubah permasalahan ke dalam kalimat dengan benar serta salah menuliskan anggota
atau model matematika tetapi langsung masing-masing himpunan.
menuliskan perhitungan menggunakan Pada indikator 2, hanya 1 dari 12 siswa
konsep aritmatika. yang dapat mencapai indikator 2 yaitu AS.
Pada indikator 4, siswa sudah Kesalahan yang dilakukan siswa karena
menuliskan jawaban. Namun, tidak dapat pengertian himpunan dalam buku yang
menjawab dengan benar karena jawaban digunakan siswa di sekolah kurang tepat,
siswa salah dalam menuliskan notasi pada dalam buku siswa dituliskan bahwa yang
proses penyelesaian dan tidak memberi didefinisikan dengan jelas adalah objek
alasan atau menyatakan konsep yang bukan syarat keanggotaan himpunannya.
digunakan dalam proses penyelesaian. Siswa Salahnya pengertian himpunan yang
tidak memahami cara menyelesaikan dituliskan siswa menyebabkan salahnya
permasalahan menggunakan konsep siswa dalam menentukan contoh dan bukan
himpunan, siswa bingung dengan contoh himpunan disertai alasannya.
penyelesaian menggunakan simbol atau Pada indikator 3, siswa telah
notasi himpunan. Dari buku latihan dan memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa
catatan siswa terlihat dalam menyelesaikan yang dapat menuliskan masalah sehari-hari
soal, jawaban yang diberikan siswa tidak dalam simbol atau model matematika. Siswa
menggunakan argumen dari penyelesaian tidak memahami bagaimana menuliskan
masalah menggunakan konsep himpunan permasalahan kedalam simbol atau model
matematika. Siswa tidak di minta sebelum
7
menyelesaikan permasalahan untuk diagram Venn; (c) tidak mampu
mengubahnya terlebih dahulu kedalam model mengkomunikasikan ide yang dimiliki.
matematika. Hal ini terlihat dari buku catatan Berdasarkan hasil dari jawaban siswa
dan latihan siswa tidak mengubah untuk soal 2 yang bersesuaian dengan
permasalahan ke dalam model matematika indikator kedua yaitu menjelaskan apa yang
tetapi langsung menuliskan perhitungan dimaksud dengan himpunan serta
menggunakan konsep aritmatika. membedakan suatu kumpulan yang termasuk
Pada indikator 4, siswa sudah himpunan atau bukan himpunan. Dapat
menuliskan jawaban. Namun, tidak dapat dilihat bahwa hanya ada 2 dari 20 siswa
menjawab dengan benar karena jawaban yang dapat mencapai indikator 2a dan 1
siswa salah dalam menuliskan notasi pada siswa yang dapat mencapai indikator 2b.
proses penyelesaian dan tidak memberi Kemudian peneliti melakukan wawancara
alasan atau menyatakan konsep yang terhadap 12 siswa. Peneliti menemukan
digunakan dalam proses penyelesaian. Siswa factor yang mempengaruhi kemampuan
tidak memahami cara menyelesaikan komunikasi matematis siswa, yaitu: (a) Siswa
permasalahan menggunakan konsep salah dalam mendefinisikan himpunan; (b)
himpunan, siswa bingung dengan kebanyakan siswa dapat menentukan
penyelesaian menggunakan simbol atau himpunan atau bukan tetapi sulit
notasi himpunan. Dari buku latihan dan mengutarakan alasannya.
catatan siswa terlihat dalam menyelesaikan Berdasarkan hasil dari jawaban siswa
soal, jawaban yang diberikan siswa tidak untuk soal 3a, yang bersesuaian dengan
menggunakan argumen dari penyelesaian indikator ketiga yaitu menyatakan masalah
masalah menggunakan konsep himpunan sehari-hari dalam simbol atau model
tetapi siswa menggunakan penyelesaian matematika. Dapat dilihat bahwa tidak ada
dengan konsep aritmatika. siswa yang dapat memenuhi indikator.
Kemudian peneliti melakukan wawancara
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi terhadap 12 siswa. Adapun faktor-faktor
Kemampuan Komunikasi Matematis yang menyebabkan siswa kesulitan
Pada Tiap Indikator Komunikasi mengubah masalah himpunan kedalam
Matematis kalimat atau model matematika dalam yaitu:
Berdasarkan analisis jawaban dan hasil (a) siswa tidak terbiasa mengubah
wawancara untuk soal nomor 1 yang pemasalahan kontekstual ke dalam kalimat
berkaitan dengan indikator pertama yaitu matematika atau model matematika; (b)
menyatakan suatu himpunan dengan siswa melakukan kesalahan dalam
mendaftarkan anggotanya, menyebutkan sifat memisalkan apa yang diketahui dari soal; (c)
yang dimiliki anggotanya, menuliskan notasi siswa masih salah dalam memahami konsep
pembentuk himpunan dan diagram Venn. himpunan, sehingga menyebabkan prosedur
Dapat dilihat bahwa hanya ada 3 dari 20 yang dilakukan tidak tepat.
siswa yang dapat mencapai indikator 1a dan Berdasarkan hasil dari jawaban siswa
seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator untuk soal 3b, yang bersesuaian dengan
1b, 1c dan 1d. Kemudian peneliti melakukan indikator keempat yaitu mampu menyusun
wawancara kepada 12 siswa. Peneliti argumen dari penyelesaian masalah yang
menemukan beberapa faktor yang diberikan. Dapat dilihat bahwa tidak ada
mempengaruhi kemampuan komunikasi siswa yang dapat memenuhi indikator. Ketika
matematis siswa yaitu: (a) ketidakpercayaan dilakukan wawancara, peneliti menemukan
diri siswa terhadap jawaban yang diberikan beberapa faktor yang menyebabkan siswa
dengan menjawab ragu-ragu; (b) kurangnya tidak dapat menyusun argumen. Adapun
pengetahuan siswa mengenai konsep faktor-faktor yang ditemukan yaitu: (a)
himpunan, khususnya dalam menyajikan siswa kurang memahami konsep himpunan;
himpunan ke bentuk sajian lain maupun
8
(b) siswa tidak mampu menyusun argumen teman; (2) Hindari sifat subjektif dalam
penyelesaian masalah dengan konsep melakukan penilaian hasil tes siswa agar
himpunan, siswa menyusun argumen dengan memenuhi prinsip penilaian; (3) Bagi
konsep aritmatika tetapi tidak memberi peneliti yang ingin melanjutkan
alasan dalam setiap langkah penyelesaian penelitian ini diharapkan dapat
masalah. menemukan model atau metode yang
sesuai agar dapat meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN
kemampuan komunikasi matematis
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, siswa; dan (4) Disarankan agar para guru
wawancara serta pembahasan, secara umum dalam mengajar khususnya pelajaran
dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika, dapat memilih bahan ajar
komunikasi matematis siswa kelas VII B yang tepat untuk digunakan dalam
SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya pembelajaran dan dapat memfasilitasi
berdasarkan gaya belajar relative sama, yaitu siswa meningkatkan kemampuan
tidak dapat mencapai indikator kemampuan komunikasi matematisnya.
komunikasi matematis. Secara lebih rinci
berdasarkan sub-sub masalah yang DAFTAR PUSTAKA
dirumuskan, maka didapat kesimpulan Agustyaningrum, Nina. (2011).
sebagai berikut: (1) gaya belajar yang Implementasi Model Pembelajaran
dimiliki siswa kelas VII B SMP Kemala Learning Cycle 5E untuk
Bhayangkari 1 Kubu Raya yaitu gaya belajar Meningkatkan Kemampuan
diverger, converger dan akkomodator; (2) Komunikasi Matematis Siswa kelas
kemampuan komunikasi matematis siswa IX B SMP Negeri 2 Sleman.
dengan gaya belajar diverger yaitu hanya ada Yogyakarta: Prosiding Semnas UNY.
1 dari 4 siswa yang dapat mencapai indikator Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22
1a dan seluruh siswa tidak dapat mencapai Tahun 2006 Tentang Standard Isi.
indikator 2, 3 dan 4. Kemampuan komunikasi Jakarta: Depdiknas
matematis siswa dengan gaya belajar Mudrikah, S. (2015). Pengaruh
converger yaitu seluruh siswa tidak dapat Kemampuan Komunikasi Matematis
mencapai indikator 1, hanya ada 1 siswa Terhadap hasil belajar Matematika
yang dapat mencapai indikator 2a dan Siswa kelas VIII Madrasah
seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator Tsanawiyah negeri Pucanglaban.
2b, 3 dan 4. Kemampuan komunikasi Tulungagung: Skripsi IAIN
matematis siswa dengan gaya belajar Tulungagung.
accomodator yaitu hanya ada 2 dari 12 siswa Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan
yang dapat mencapai indikator 1a dan dalam Proses Belajar Mengajar.
seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator Bandung: Bumi Aksara
1b, 1c, 1d, hanya ada 1 siswa yang dapat NCTM. (2000). Principles and Standards
mencapai indikator 2 serta seluruh siswa for School Mathematics. USA: The
tidak dapat mencapai indikator 3 dan 4. National Council of Teacher
Matematics, Inc.
Saran Wulandari, Stevanie. (2014). Kemampuan
Berdasarkan analisis data yang Komunikasi Matematis Siswa
diperoleh dan kelemahan dalam penelitian Ditinjau dari Gaya Belajar pada
ini, peneliti memberikan saran yaitu: (1) SMA Negeri 10 Pontianak. Pontianak:
Sebelum melakukan wawancara kepada Skripsi Universitas Tanjungpura.
subjek penelitian, sebaiknya peneliti latihan
terlebih dahulu dengan meminta bantuan