Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

DALAM MATERI HIMPUNAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DI SMP

Septy Cintya Leni, Edy Yusmin, Dwi Astuti


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Pontianak
Email: septycintyaleni@ymail.com

Abstract
This research aimed to explore information about student’s learning style, student’s
mathematical communication ability, and factors that influenced mathematical
communication in student’s learning style of seventh grade students in sets subject
matter at junior high school. The method of this research was descriptive in form of
case study. Subject of this research was VII B class at SMP Kemala Bhayangkari 1
Kubu Raya and the object of this research was mathematical communication ability
that was investigated based on student’s learning style in sets subject matter. The
result of this research showed that learning style of VII B class were diverger,
converger, and accommodator. Student’s mathematical communication ability of
diverger learning style showed that only one of four students that achieved the
indicator of 1a. Student’s mathematical communication ability of converger learning
style showed that there only one of four students that achieved the indicator of 2a.
Student’s mathematical communication ability of accommodator learning style
showed that there only two of twelve students achieved the indicator of 1a and only
one student achieved the indicator of 2. It can be concluded that student’s
mathematical communication ability of each learning style are relative to equal,
which is mean as not achieved the indicator of mathematical communication.

Keywords: Mathematical Communication Ability, Larning Style, Sets

PENDAHULUAN objek refleksi, perbaikan, diskusi, dan


Tujuan pembelajaran matematika perubahan. Komunikasi matematis
sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor merupakan suatu cara siswa untuk
22 Tahun 2006 adalah mengkomunikasikan mengungkapkan ide-ide matematika baik
gagasan dengan simbol, tabel, diagram,atau secara lisan, tertulis, gambar, diagram,
media lain untuk memperjelas keadaan atau menggunakan benda, menyajikan dalam
masalah. Pentingnya komunikasi juga bentuk aljabar, atau menggunakan simbol
dijelaskan dalam NCTM (2000: 60) yaitu matematika (Agustyaningrum, 2011: 377).
“Communication is an essential part of Berdasarkan hasil wawancara dengan
mathematics and mathematics education. It is seorang guru pendidikan matematika kelas
a way of sharing ideas and clarifying VII SMP Negeri 2 Sungai Raya yang
understanding. Through communication, diperoleh informasi bahwa rata-rata siswa
ideas become objects of reflection, mengalami kesulitan dalam materi himpunan.
refinement, discussion, and amendment”. Hal ini dapat terlihat dari persentase
Pendapat di atas menyatakan bahwa ketuntasan siswa pada materi himpunan dua
komunikasi adalah bagian penting dari tahun terakhir yaitu pada tahun ajaran
matematika dan pendidikan matematika. 2015/2016 siswa yang tuntas pada materi
Sebagai cara untuk berbagi ide dan himpunan hanya 12 dari 32 siswa dengan
memperjelas pemahaman sehingga menjadi persentase ketutasan 37,5% , pada tahun

1
ajaran 2016/2017 siswa yang tuntas hanya 14 dalam pembelajaran diduga berkaitan dengan
dari 33 siswa dengan persentase ketuntasan cara atau gaya siswa dalam menyerap,
42,4%. Artinya, persentase ketuntasan siswa mengolah dan mengatur informasi yang
masih tergolong rendah. Selain pemahaman diperoleh saat pembelajaran berlangsung.
konsep, masalah yang sering muncul adalah Berdasarkan observasi saat PPL pada waktu
siswa kesulitan dalam mengkomunikasikan guru menyampaikan materi, terdapat siswa
permasalahan matematika secara tulisan. yang hanya mengamati tetapi aktif setelah
Ketika diberikan soal siswa bingung dalam diberi tugas dan terdapat siswa yang kurang
menuangkan ide matematisnya ke dalam memperhatikan tetapi mampu dalam
tulisan serta kesulitan dalam mengubah memahami berbagai sajian informasi serta
permasalah kedalam bentuk kalimat terdapat siswa yang tidak hanya mengamati
matematika. tetapi aktif selama penyampaian materi
Berdasarkan hasil prariset untuk berlangsung. Ini menunjukkan karateristik
mengukur kemampuan komunikasi siswa dalam menerima pembelajaran dikelas
matematis yang dilakukan oleh peneliti pada memiliki perbedaan. Berdasarkan pendapat
tanggal 2 Juni 2016 di SMPN 2 Sungai Raya Bandler dan Grinder (Wulandari, 2014: 3)
kelas VII H yang diikuti tiga siswa hampir semua orang cenderung memiliki
perempuan dan tujuh siswa laki-laki salah satu gaya belajar yang berperan untuk
diperoleh fakta terdapat tujuh dari sepuluh pembelajaran, pemprosesan dan komunikasi.
siswa yang melakukan kesalahan dalam gaya belajar adalah cara yang konsisten yang
mendefinisikan himpunan, delapan dari dilakukan oleh seorang murid dalam
sepuluh siswa melakukan kesalahan dalam menangkap stimulus atau informasi, cara
memberikan alasan suatu kumpulan mengingat, berpikir, dan memecahkan soal
merupakan himpunan atau bukan himpunan (Nasution, 2008: 94).
dan tujuh dari sepuluh siswa melakukan Sehingga tujuan dalam penelitian ini
kesalahan dalam menyelesaikan soal adalah untuk mencari atau menggali
menggunakan konsep himpunan. Siswa informasi secara mendalam dan faktual
terlihat bingung dan belum memahami tentang kemampuan komunikasi matematis
bagaimana cara mengubah permasalahan siswa SMP ditinjau berdasarkan gaya belajar
himpunan dalam bentuk cerita ke dalam dalam materi himpunan di SMP Kemala
bentuk kalimat matematika. Siswa kesulitan Bhayangkari 1 Kubu Raya. Adapun secara
dalam mengungkapkan pemikirannya ke lebih rinci, tujuan penelitian ini adalah: (1)
dalam tulisan dalam penyelesaian soal. Hal mencari informasi tentang tipe gaya belajar
ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VII di SMP Kemala Bhayangkari
komunikasi matematis siswa masih terdapat 1 Kubu Raya; (2) mencari dan menggali
masalah sehingga peneliti berasumsi bahwa informasi secara mendalam dan faktual
rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa tentang bagaimana kemampuan komunikasi
satu diantaranya dipengaruhi oleh rendahnya matematis dan factor-faktor yang
kemampuan komunikasi matematis. Hasil mempengaruhi kemampuan komunikasi
belajar menurut Purwanto (Mudrikah, 2015: matematis untuk setiap tipe gaya belajar
32) termasuk komponen pendidikan yang siswa kelas VII dalam materi himpunan di
harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya.
karena hasil belajar diukur untuk mengetahui
ketercapaian tujuan pendidikan melalui METODE PENELITIAN
proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dalam
Guru dapat memotivasi siswa untuk penelitian ini adalah deskriptif. Sedangkan
mempelajari materi matematika dengan baik, bentuk penelitiannya adalah penelitian studi
jika siswa dapat berkomunikasi dan terjadi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah
proses umpan balik yang baik terhadap siswa kelas VII B sebanyak 20 siswa di SMP
pembelajaran matematika. Komunikasi siswa Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya tahun

2
ajaran 2017/2018 dan Objek penelitiannya memberikan angket gaya belajar Kolb
adalah kemampuan komunikasi matematis kepada subjek penelitian dengan alokasi
yang dikaji berdasarkan gaya belajar siswa waktu pengisian angket 30 menit; (b)
dalam materi himpunan. mengoreksi hasil angket dari jawaban siswa;
Teknik pengumpulan data yang (c) mengklasifikasi siswa berdasarkan gaya
digunakan adalah tehnik tes dan tehnik non belajar yang dimiliki; (d) memberikan soal
tes yaitu angket dan wawancara, sehingga tes kemampuan komunikasi matematis
alat pengumpulan datanya berupa soal tes kepada subjek penelitian dengan alokasi
kemampuan komunikasi matematis, angket waktu pengisian soal 80 menit; (e)
gaya belajar dan pedoman wawancara. menganalisis jawaban siswa pada setiap
Wawancara dilakukan bertujuan untuk nomor soal; (f) mewawancarai 12 siswa
memverifikasi hasil tes dan memperoleh untuk melengkapi informasi yang diperoleh
infomasi lebih lanjut mengenai kemampuan dari hasil tes; (g) menganalisis data yang
komunikasi matematis siswa. Prosedur dalam telah diperoleh.
penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: (1)
tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan Tahap Akhir
(3) tahap akhir. Adapun tahapan yang dilakukan dalam
tahap akhir adalah penyusunan laporan
Tahap Persiapan penelitian.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
tahap persiapan antara lain: (a) menyusun HASIL DAN PEMBAHASAN
desain penelitian; (b) menyusun instrumen Hasil Penelitian
penelitian berupa angket gaya belajar Kolb, Berdasarkan penelitian yang telah
kisi-kisi soal, soal tes kemampuan dilakukan maka diperoleh data hasil angket
komunikasi matematis dalam materi gaya belajar siswa, data hasil tes kemampuan
himpunan, alternatif jawaban dan pedoman komunikasi matematis dan data hasil
wawancara; (c) seminar desain penelitian; (d) wawancara. Adapun hasil deskripsinya
melakukan revisi desain penelitian adalah sebagai berikut.
berdasarkan hasil seminar; (e) melakukan uji
validitas instrumen penelitian; (f) melakukan 1. Data Hasil Angket Gaya Belajar
revisi instrumen penelitian berdasarkan hasil Angket gaya belajar diberikan kepada
validasi; (g) melakukan uji coba soal; (h) 20 siswa kelas VII B. Angket gaya belajar
menganalisis data hasil uji coba untuk terdiri dari 28 pernyataan, masing masing
melihat validitas dan reliabilitas instrumen pernyataan akan diberikan skor oleh
yang akan digunakan; (i) mengurus perizinan responden. Berdasarkan data Tabel 1
untuk melakukan penelitian di SMP Kemala diperoleh fakta bahwa siswa kelas VII B
Bhayangkari 1 Kubu Raya; (j) menentukan SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya
waktu penelitian bersama guru matematika terbagi dalam tiga gaya belajar yaitu diverger
kelas VII SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu sebanyak 4 orang (19%), converger sebanyak
Raya. 5 orang (24%) dan accommodator sebanyak
12 orang (57%). Sehingga, tidak ada siswa
Tahap Pelaksanaan yang memiliki gaya belajar assimilator.
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
tahap pelaksanaan antara lain: (a)

3
Tabel 1. Klasifikasi Gaya Belajar Siswa Kelas VII B
SMP Kemala Bhayangkari Kubu Raya Tahun Pelajaran 2017/2018

No Kode CE RO AC AE Kriteria skor Kuadran Tipe gaya


Siswa belajar
AC-CE AE-RO
1 AI 16 16 17 20 1 4 I Diverger
2 CH 15 17 23 21 8 4 I Diverger
3 DO 15 17 21 22 6 5 I Diverger
4 LA 15 17 22 19 7 2 I Diverger
5 AM 26 24 21 21 -5 -3 III Converger
6 CL 22 26 20 24 -2 -2 III Converger
7 RA 19 23 18 17 -1 -6 III Converger
8 RE 15 21 12 17 -3 -4 III Converger
9 A 17 23 24 17 7 -6 IV Accomodator
10 AS 18 23 25 16 7 -7 IV Accomodator
11 AUK 19 23 21 16 2 -7 IV Accomodator
12 DA 20 27 28 23 8 -4 IV Accomodator
13 AH 20 27 28 20 8 -7 IV Accomodator
14 EP 19 23 23 19 4 -4 IV Accomodator
15 FK 17 23 20 19 3 -4 IV Accomodator
16 KAM 22 26 25 25 3 -1 IV Accomodator
17 KA 20 27 27 24 7 -3 IV Accomodator
18 MR 19 23 22 19 3 -4 IV Accomodator
19 SK 20 27 24 24 4 -3 IV Accomodator
20 TH 17 21 24 17 7 -4 IV Accomodator

2. Data Hasil Tes Kemampuan menuliskan himpunan dengan notasi


Komunikasi Matematis pembentuk himpunan, menyebutkan sifat
Kemampuan komunikasi matematis keanggotaannya dan menggambar diagram
dalam penelitian ini diukur menggunakan Venn. Pada indikator 2, hanya ada 2 dari 20
soal tes kemampuan komunikasi matematis siswa yang dapat menyebutkan pengertian
yang terdiri dari 4 soal berbentuk uraian. himpunan dengan benar dan 1 dari 20 siswa
Kemudian hasil tes kemampuan komunikasi yang dapat menentukan 4 kumpulan yang
matematis dianalisis untuk melihat merupakan contoh dan bukan contoh
kemampuan komunikasi matematis siswa himpunan disertai alasan benar. Pada
berdasarkan gaya belajar konverger, diverger indikator 3, seluruh siswa tidak dapat
dan akkomodator. menyatakan peristiwa (masalah) sehari-hari
Berdasarkan Tabel 2,pada indikator 1, dalam simbol matematika yang berhubungan
hanya ada 3 dari 20 siswa yang dapat dengan materi himpunan. Pada indikator 4,
menyatakan himpunan dengan mendaftar seluruh siswa tidak dapat menyusun argumen
anggotanya dan seluruh siswa tidak dapat penyelesaian masalah yang diberikan.

4
Tabel 2. Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII B
SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya Tahun Pelajaran 2017/2018

Indikator
Kode 1 2 3 4
No Gaya Belajar
siswa Sub indikator Sub indikator
a b c d a b
AI - - - - - - - -
CH - - - - - - - -
1 Diverger
DO √ - - - - - - -
LA - - - - - - - -
AM - - - - - - - -
CL - - - - - - - -
2 Converger - - - -
RA - - - -
RE - - - - √ - - -
A - - - - - - - -
AS - - - - √ √ - -
AUK - - - - - - - -
Accomodator DA - - - - - - - -
3
AH - - - - - - - -
EP - - - - - - - -
FK - - - - - - - -
KAM - - - - - - - -
KA - - - - - - - -
MR √ - - - - - - -
SK - - - - - - - -
TH √ - - - - - - -
Keterangan:-
√ : siswa memenuhi indikator/sub indikator secara keseluruhan
- : siswa tidak memenuhi indikator secara keseluruhan

3. Hasil Wawancara tersebut. Hasil wawancara dijadikan sebagai


Wawancara dilakukan untuk data pendukung untuk mengetahui
mengetahui secara mendalam mengenai kemampuan komunikasi matematis
kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan informasi yang diberikan.
dalam masalah terkait himpunan berdasarkan Subjek wawancara dipilih berdasarkan
gaya belajar. Dikarenakan wawancara yang pada pola jawaban siswa yang salah, untuk
dilakukan dengan tujuan untuk menggali setiap pola jawaban dipilih 1 siswa secara
sejauh mana kemampuan komunikasi random, jika ada siswa yang memiliki
matematis siswa, maka pertanyaan- jawaban salah lebih dari 1 nomor soal maka
pertanyaan yang diajukan kepada siswa siswa tersebut otomatis menjadi sampel
mengenai seputar soal-soal tes yang wawancara untuk soal yang lain juga,
diberikan beserta permasalahan- sehingga dari 20 pola jawaban terpilih subjek
permasalahan yang dialami siswa dalam wawancara sebanyak 12 orang.
mengerjakan tes komunikasi matematis

5
Pembahasan matematika. Siswa tidak pernah di minta
Berdasarkan hasil tes kemampuan sebelum menyelesaikan permasalahan untuk
komunikasi matematis dan wawancara akan mengubahnya terlebih dahulu kedalam
disajikan pembahasan hasil penelitian kalimat atau model matematika. Hal ini
kemampuan komunikasi matematis masing- terlihat dari buku catatan dan latihan siswa,
masing indikator berdasarkan gaya belajar, dalam menyelesaikan soal siswa tidak
yaitu sebagai berikut: mengubah permasalahan ke dalam kalimat
atau model matematika tetapi langsung
1. Gaya Belajar Diverger menuliskan perhitungan menggunakan
Berdasarkan jawaban siswa dapat dilihat konsep aritmatika.
kemampuan komunikasi matematis tiap Pada indikator 4, siswa sudah
indikator berdasarkan gaya belajar diverger menuliskan jawaban. Namun, tidak dapat
yaitu hanya ada 1 dari 4 siswa yang dapat menjawab dengan benar karena jawaban
mencapai indikator 1a dan seluruh siswa siswa salah dalam menuliskan notasi pada
tidak dapat mencapai indikator 2, 3 dan 4. proses penyelesaian dan tidak memberi
Pada indikator 1, kesalahan yang dilakukan alasan atau menyatakan konsep yang
siswa yaitu: (a) Tidak menuliskan tanda digunakan dalam proses penyelesaian. Siswa
kurung kurawal ({}) dan tidak menuliskan tidak memahami cara menyelesaikan
anggota himpunan semua bilangan asli permasalahan menggunakan konsep
dengan benar; (b) Salah mendaftar anggota himpunan, siswa bingung dengan
himpunan yang banyak anggotanya tak penyelesaian menggunakan simbol atau
hingga; (c) Tidak dapat menyatakan notasi himpunan. Dari buku latihan dan
himpunan dengan notasi pembentuk catatan siswa terlihat dalam menyelesaikan
himpunan; (d) Salah menuliskan syarat soal, jawaban yang diberikan siswa tidak
keanggotaan himpunan; (e) Tidak dapat menggunakan argumen dari penyelesaian
menyatakan himpunan dengan menyatakan masalah menggunakan konsep himpunan
sifat keanggotaan, siswa cenderung tetapi siswa menggunakan penyelesaian
menjawab dengan tabulasi; dan (f) Diagram dengan konsep aritmatika.
Venn yang digambarkan tidak lengkap, tidak
memberi nama himpunan dengan benar serta 2. Gaya Belajar Converger
salah menuliskan anggota masing-masing Berdasarkan jawaban siswa, dapat
himpunan. dilihat kemampuan komunikasi matematis
Pada indikator 2, siswa telah tiap indikator berdasarkan gaya belajar
memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa converger yaitu seluruh siswa tidak dapat
yang dapat menuliskan pengertian himpunan mencapai indikator 1, hanya ada 1 siswa
dengan benar. Pengertian himpunan dalam yang dapat mencapai indikator 2a dan
buku yang digunakan siswa di sekolah seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator
kurang tepat, karena dalam buku siswa 2b, 3 dan 4. Pada indikator 1, kesalahan yang
dituliskan bahwa yang didefinisikan dengan dilakukan siswa yaitu: (a) Tidak menuliskan
jelas adalah objek bukan syarat keanggotaan tanda kurung kurawal ({}) dan tidak
himpunannya. Salahnya pengertian himpunan menuliskan anggota himpunan semua
yang dituliskan siswa menyebabkan salahnya bilangan asli dengan benar; (b) Salah
siswa dalam menentukan contoh dan bukan mendaftar anggota himpunan yang banyak
contoh himpunan disertai alasannya. anggotanya tak hingga; (c) Tidak dapat
Pada indikator 3, siswa telah menyatakan himpunan dengan notasi
memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa pembentuk himpunan; (d) Salah menuliskan
yang dapat menuliskan masalah sehari-hari tanda pertidaksamaan; (e) Tidak dapat
dalam simbol atau model matematika. Siswa menyatakan himpunan dengan menyatakan
tidak memahami bagaimana menuliskan sifat keanggotaan, siswa cenderung
permasalahan kedalam simbol atau model menjawab dengan tabulasi; dan (f) Diagram

6
Venn yang digambarkan tidak lengkap, tidak tetapi siswa menggunakan penyelesaian
memberi nama himpunan dengan benar serta dengan konsep aritmatika.
salah menuliskan anggota masing-masing
himpunan. 3. Gaya Belajar Accommodator
Pada indikator 2, hanya 1 dari 4 siswa Berdasarkan jawaban siswa, dapat
yang dapat mencapai indikator 2a yaitu RE dilihat kemampuan komunikasi matematis
dan seluruh siswa tidak dapat mencapai tiap indikator berdasarkan gaya belajar
indikator 2b. Kesalahan yang dilakukan accomodator yaitu hanya ada 2 dari 12 siswa
siswa karena pengertian himpunan dalam yang dapat mencapai indikator 1a dan
buku yang digunakan siswa di sekolah seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator
kurang tepat, dalam buku siswa dituliskan 1b, 1c, 1d, hanya ada 1 siswa yang dapat
bahwa yang didefinisikan dengan jelas mencapai indikator 2 serta seluruh siswa
adalah objek bukan syarat keanggotaan tidak dapat mencapai indikator 3 dan 4. Pada
himpunannya. Salahnya pengertian himpunan indikator 1, Kesalahan yang dilakukan siswa
yang dituliskan siswa menyebabkan salahnya yaitu: (a) Salah menuliskan tanda kurung
siswa dalam menentukan contoh dan bukan kurawal ({}) dengan tanda kurung biasa dan
contoh himpunan disertai alasannya. tidak menuliskan anggota himpunan semua
Pada indikator 3, siswa telah bilangan asli dengan benar; (b) Salah
memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa mendaftar anggota himpunan yang banyak
yang dapat menuliskan masalah sehari-hari anggotanya tak hingga; (c) Tidak dapat
dalam simbol atau model matematika. Siswa menyatakan himpunan dengan notasi
tidak memahami bagaimana menuliskan pembentuk himpunan; (d) Salah menuliskan
permasalahan kedalam simbol atau model syarat keanggotaan himpunan (e) Tidak dapat
matematika. Siswa tidak pernah di minta menyatakan himpunan dengan menyatakan
sebelum menyelesaikan permasalahan untuk sifat keanggotaan, siswa cenderung
mengubahnya terlebih dahulu kedalam menjawab dengan tabulasi; (f) Salah
kalimat atau model matematika. Hal ini menuliskan sifat keanggotaan himpunan; dan
terlihat dari buku catatan dan latihan siswa, (g) Diagram Venn yang digambarkan tidak
dalam menyelesaikan soal siswa tidak lengkap, tidak memberi nama himpunan
mengubah permasalahan ke dalam kalimat dengan benar serta salah menuliskan anggota
atau model matematika tetapi langsung masing-masing himpunan.
menuliskan perhitungan menggunakan Pada indikator 2, hanya 1 dari 12 siswa
konsep aritmatika. yang dapat mencapai indikator 2 yaitu AS.
Pada indikator 4, siswa sudah Kesalahan yang dilakukan siswa karena
menuliskan jawaban. Namun, tidak dapat pengertian himpunan dalam buku yang
menjawab dengan benar karena jawaban digunakan siswa di sekolah kurang tepat,
siswa salah dalam menuliskan notasi pada dalam buku siswa dituliskan bahwa yang
proses penyelesaian dan tidak memberi didefinisikan dengan jelas adalah objek
alasan atau menyatakan konsep yang bukan syarat keanggotaan himpunannya.
digunakan dalam proses penyelesaian. Siswa Salahnya pengertian himpunan yang
tidak memahami cara menyelesaikan dituliskan siswa menyebabkan salahnya
permasalahan menggunakan konsep siswa dalam menentukan contoh dan bukan
himpunan, siswa bingung dengan contoh himpunan disertai alasannya.
penyelesaian menggunakan simbol atau Pada indikator 3, siswa telah
notasi himpunan. Dari buku latihan dan memberikan jawaban tetapi tidak ada siswa
catatan siswa terlihat dalam menyelesaikan yang dapat menuliskan masalah sehari-hari
soal, jawaban yang diberikan siswa tidak dalam simbol atau model matematika. Siswa
menggunakan argumen dari penyelesaian tidak memahami bagaimana menuliskan
masalah menggunakan konsep himpunan permasalahan kedalam simbol atau model
matematika. Siswa tidak di minta sebelum

7
menyelesaikan permasalahan untuk diagram Venn; (c) tidak mampu
mengubahnya terlebih dahulu kedalam model mengkomunikasikan ide yang dimiliki.
matematika. Hal ini terlihat dari buku catatan Berdasarkan hasil dari jawaban siswa
dan latihan siswa tidak mengubah untuk soal 2 yang bersesuaian dengan
permasalahan ke dalam model matematika indikator kedua yaitu menjelaskan apa yang
tetapi langsung menuliskan perhitungan dimaksud dengan himpunan serta
menggunakan konsep aritmatika. membedakan suatu kumpulan yang termasuk
Pada indikator 4, siswa sudah himpunan atau bukan himpunan. Dapat
menuliskan jawaban. Namun, tidak dapat dilihat bahwa hanya ada 2 dari 20 siswa
menjawab dengan benar karena jawaban yang dapat mencapai indikator 2a dan 1
siswa salah dalam menuliskan notasi pada siswa yang dapat mencapai indikator 2b.
proses penyelesaian dan tidak memberi Kemudian peneliti melakukan wawancara
alasan atau menyatakan konsep yang terhadap 12 siswa. Peneliti menemukan
digunakan dalam proses penyelesaian. Siswa factor yang mempengaruhi kemampuan
tidak memahami cara menyelesaikan komunikasi matematis siswa, yaitu: (a) Siswa
permasalahan menggunakan konsep salah dalam mendefinisikan himpunan; (b)
himpunan, siswa bingung dengan kebanyakan siswa dapat menentukan
penyelesaian menggunakan simbol atau himpunan atau bukan tetapi sulit
notasi himpunan. Dari buku latihan dan mengutarakan alasannya.
catatan siswa terlihat dalam menyelesaikan Berdasarkan hasil dari jawaban siswa
soal, jawaban yang diberikan siswa tidak untuk soal 3a, yang bersesuaian dengan
menggunakan argumen dari penyelesaian indikator ketiga yaitu menyatakan masalah
masalah menggunakan konsep himpunan sehari-hari dalam simbol atau model
tetapi siswa menggunakan penyelesaian matematika. Dapat dilihat bahwa tidak ada
dengan konsep aritmatika. siswa yang dapat memenuhi indikator.
Kemudian peneliti melakukan wawancara
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi terhadap 12 siswa. Adapun faktor-faktor
Kemampuan Komunikasi Matematis yang menyebabkan siswa kesulitan
Pada Tiap Indikator Komunikasi mengubah masalah himpunan kedalam
Matematis kalimat atau model matematika dalam yaitu:
Berdasarkan analisis jawaban dan hasil (a) siswa tidak terbiasa mengubah
wawancara untuk soal nomor 1 yang pemasalahan kontekstual ke dalam kalimat
berkaitan dengan indikator pertama yaitu matematika atau model matematika; (b)
menyatakan suatu himpunan dengan siswa melakukan kesalahan dalam
mendaftarkan anggotanya, menyebutkan sifat memisalkan apa yang diketahui dari soal; (c)
yang dimiliki anggotanya, menuliskan notasi siswa masih salah dalam memahami konsep
pembentuk himpunan dan diagram Venn. himpunan, sehingga menyebabkan prosedur
Dapat dilihat bahwa hanya ada 3 dari 20 yang dilakukan tidak tepat.
siswa yang dapat mencapai indikator 1a dan Berdasarkan hasil dari jawaban siswa
seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator untuk soal 3b, yang bersesuaian dengan
1b, 1c dan 1d. Kemudian peneliti melakukan indikator keempat yaitu mampu menyusun
wawancara kepada 12 siswa. Peneliti argumen dari penyelesaian masalah yang
menemukan beberapa faktor yang diberikan. Dapat dilihat bahwa tidak ada
mempengaruhi kemampuan komunikasi siswa yang dapat memenuhi indikator. Ketika
matematis siswa yaitu: (a) ketidakpercayaan dilakukan wawancara, peneliti menemukan
diri siswa terhadap jawaban yang diberikan beberapa faktor yang menyebabkan siswa
dengan menjawab ragu-ragu; (b) kurangnya tidak dapat menyusun argumen. Adapun
pengetahuan siswa mengenai konsep faktor-faktor yang ditemukan yaitu: (a)
himpunan, khususnya dalam menyajikan siswa kurang memahami konsep himpunan;
himpunan ke bentuk sajian lain maupun

8
(b) siswa tidak mampu menyusun argumen teman; (2) Hindari sifat subjektif dalam
penyelesaian masalah dengan konsep melakukan penilaian hasil tes siswa agar
himpunan, siswa menyusun argumen dengan memenuhi prinsip penilaian; (3) Bagi
konsep aritmatika tetapi tidak memberi peneliti yang ingin melanjutkan
alasan dalam setiap langkah penyelesaian penelitian ini diharapkan dapat
masalah. menemukan model atau metode yang
sesuai agar dapat meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN
kemampuan komunikasi matematis
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, siswa; dan (4) Disarankan agar para guru
wawancara serta pembahasan, secara umum dalam mengajar khususnya pelajaran
dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika, dapat memilih bahan ajar
komunikasi matematis siswa kelas VII B yang tepat untuk digunakan dalam
SMP Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya pembelajaran dan dapat memfasilitasi
berdasarkan gaya belajar relative sama, yaitu siswa meningkatkan kemampuan
tidak dapat mencapai indikator kemampuan komunikasi matematisnya.
komunikasi matematis. Secara lebih rinci
berdasarkan sub-sub masalah yang DAFTAR PUSTAKA
dirumuskan, maka didapat kesimpulan Agustyaningrum, Nina. (2011).
sebagai berikut: (1) gaya belajar yang Implementasi Model Pembelajaran
dimiliki siswa kelas VII B SMP Kemala Learning Cycle 5E untuk
Bhayangkari 1 Kubu Raya yaitu gaya belajar Meningkatkan Kemampuan
diverger, converger dan akkomodator; (2) Komunikasi Matematis Siswa kelas
kemampuan komunikasi matematis siswa IX B SMP Negeri 2 Sleman.
dengan gaya belajar diverger yaitu hanya ada Yogyakarta: Prosiding Semnas UNY.
1 dari 4 siswa yang dapat mencapai indikator Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22
1a dan seluruh siswa tidak dapat mencapai Tahun 2006 Tentang Standard Isi.
indikator 2, 3 dan 4. Kemampuan komunikasi Jakarta: Depdiknas
matematis siswa dengan gaya belajar Mudrikah, S. (2015). Pengaruh
converger yaitu seluruh siswa tidak dapat Kemampuan Komunikasi Matematis
mencapai indikator 1, hanya ada 1 siswa Terhadap hasil belajar Matematika
yang dapat mencapai indikator 2a dan Siswa kelas VIII Madrasah
seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator Tsanawiyah negeri Pucanglaban.
2b, 3 dan 4. Kemampuan komunikasi Tulungagung: Skripsi IAIN
matematis siswa dengan gaya belajar Tulungagung.
accomodator yaitu hanya ada 2 dari 12 siswa Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan
yang dapat mencapai indikator 1a dan dalam Proses Belajar Mengajar.
seluruh siswa tidak dapat mencapai indikator Bandung: Bumi Aksara
1b, 1c, 1d, hanya ada 1 siswa yang dapat NCTM. (2000). Principles and Standards
mencapai indikator 2 serta seluruh siswa for School Mathematics. USA: The
tidak dapat mencapai indikator 3 dan 4. National Council of Teacher
Matematics, Inc.
Saran Wulandari, Stevanie. (2014). Kemampuan
Berdasarkan analisis data yang Komunikasi Matematis Siswa
diperoleh dan kelemahan dalam penelitian Ditinjau dari Gaya Belajar pada
ini, peneliti memberikan saran yaitu: (1) SMA Negeri 10 Pontianak. Pontianak:
Sebelum melakukan wawancara kepada Skripsi Universitas Tanjungpura.
subjek penelitian, sebaiknya peneliti latihan
terlebih dahulu dengan meminta bantuan

You might also like