Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan Seks Untuk Anak Usiadini
Pendidikan Seks Untuk Anak Usiadini
SOLIHIN, MPD.
ABSTRACT
The Development Of Moral, Social, And Cultivation Of Religious Values Is One Aspect Of Early
Childhood Development Is The Responsibility Of Education. Development Of Sex Education
Programs Have A Positive Contribution To Achieving The Educational Responsibility.
Therefore, This Study Aimed To Describe And Analyze Sex Education In Early Childhood Are
Formulated Through The Following Activities: (1) Planning; (2) Implementation; (3)
Assessment; And (4) Problems And Learning Solutions Sex. To formulate the conceptual
framework and find empirical data as a basis the development of sex education programs in
early childhood, conducted a study using a qualitative approach with case study method which
is located in TK Development Budget AnaprasaKwitangJakarta.Teknik this research data
collection through observation, interviews and studies documentation was analyzed by means
of data reduction, data display, conclusion and verification. Based on the description and
analysis of research data found that; (1) sex lesson planning is not yet fully prepared on the
steps of making planning; (2) the implementation of sex education programs using an
integrated approach that is organized through the themes of learning to develop the cognitive,
affective, and psychomotor in children; (3) sex learning assessment conducted throughout the
process and compiled into a report for parents and documentation for schools; and (4)
problems and solutions found in this study is related to the competence of teachers, the diversity
of the potential of children and cooperation with parents and religious leaders.
Thisresearchwas recommended to: (1) the classteacher, sopay attention tothe steps to createa
comprehensivelearning plansex; (2) parent, which is tocreate a home environmentthat can
helpthe development ofsexualityin childrenasa form of cooperationwith the school; (3) further
research,in order toconductfurther researchwith a focus onone of the activitiesof sex
educationorlooking formethods thatcancombineparenting parentswiththe guidance of
teachersto developteachingsexto childrenorexaminethe effectiveness of theelectronic mediaon
the development ofsexualityearly childhood
Keyword: Sex EducationandEarly Childhood
ABSTRAK
Pengembangan moral, sosial, dan penanaman nilai-nilai agama merupakan salah satu aspek
pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggung jawab pendidikan. pengembangan
program pendidikan seks memiliki kontribusi positif untuk mencapai tanggungjawab
pendidikan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalsis pendidikan seks pada anak usia dini yang dirumuskan melalui kegiatan: (1)
perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) penilaian; serta (4) masalah dan solusi pembelajaran seks.
Untuk merumuskan kerangka konseptual dan menemukan data empiris sebagai landasan
pengembangan program pendidikan seks pada anak usia dini, dilakukan penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus yang berlokasi di TK Bina
Anaprasa Melati Kwitang Jakarta.Teknik pengambilan data penelitian ini melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi dianalisis dengan cara reduksi data, display data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan deskripsi dan analisis data hasil penelitian
ditemukan bahwa; (1) perencanaan pembelajaran seks belum sepenuhnya disusun berdasarkan
langkah-langkah pembuatan perencanaan; (2) pelaksanaan program pendidikan seks
menggunakan pendekatan terpadu yang diorganisasikan melalui tema-tema pembelajaran
57
untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada anak; (3) penilaian
pembelajaran seks dilakukan selama proses berlangsung dan disusun menjadi laporan untuk
orang tua dan dokumentasi untuk sekolah; dan (4) masalah dan solusi yang ditemukan pada
penelitian ini adalah berkaitan dengan kompetensi guru, keragaman potensi anak, dan
kerjasama dengan orang tua serta tokoh agama. Penelitian ini direkomendasikan kepada: (1)
guru kelas, agar memperhatikan langkah-langkah pembuatan perencanaan pembelajaran seks
secara komprehensif; (2) orang tua, yaitu agar menciptakan lingkungan rumah yang dapat
membantu perkembangan seksualitas pada anak sebagai wujud kerjasama dengan pihak
sekolah; (3) peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan fokus pada
salah satu kegiatan pendidikan seks atau mencari metode yang dapat memadukan antara pola
asuh orang tua dengan bimbingan guru untuk pengembangan pembelajaran seks pada anak
atau meneliti efektifitas media elektronik terhadap perkembangan seksualitas anak usia dini.
A. Pendahuluan
58
tidak terjebak kepada perilaku menyimpang susuan kepada anak, dan peduli terhadap
atau child sexual abuse. Sementara lingkungan yang kondusif untuk
kelompok yang tidak setuju beralasan pendidikan seksualitas anak-anak lebih
pendidikan seksualitas bagi anak tidak teknis, Islam mendidik para orang tua untuk
urgen dan tidak terlalu penting karena selain memisahkan tempat tidur anak perempuan
dianggap "tabu" dan "kurang etis", hal itu dan anak laki-laki semenjak mereka
justru bisa kontra produktif terhadap memasuki usia tamyiz, mengajarkan anak
perkembangan kejiwaan anak yang agar meminta izin ketika memasuki rumah
bersangkutan. Kelompok kedua ini orang lain semenjak kecil, tidak
biasanya lebih banyak datang dari mempertontonkan adegan seksual didepan
kelompok agama. anak-anak yang masih kecil, menseleksi
Pertanyaan selanjutnya, apakah media (bacaan dan tontonan) untuk anak,
benar bahwa ajaran agama sebagai sebuah dan mengontrol teman bermain anak.
sistem kehidupan yang diyakini sangat Fenomena tersebut menjadi suatu
syumul (lengkap) tidak mengatur hal-hal inspirasi bagi penulis untuk mengkaji
yang berkaitan dengan pendidikan pelaksanaan program pendidikan seks.
seksualitas, padahal seks dalam pengertian Salah satu lembaga yang memiliki
yang luas adalah sesuatu yang sangat dekat perhatian dalam pengembangan program
aktivitas keseharian manusia. Benarkah pendidikan seks anak usia dini adalah TK
Islam tidak memiliki konsep bagaimana Bina Anaprasa Melati Kwitang Jakarta
memberi pemahaman kepada anak-anak Pusat. Praktek pembelajaran yang dikaji
tentang seks, padahal Islam sangat meliputi bagaimana perencanaan,
perhatian untuk hal-hal yang kecil. . Madani pelaksanaan, penilaian, masalah dan solusi
Y, seorang profesor pada Ayn Syam yang dihadapi dalam pelaksanaan program
University Mesir mengatakan "Pembahasan pendidikan seks di TK Bina Anaprasa
tentang pendidikan seks adalah sebuah tema Melati Jakarta Pusat.
krusial dan karenanya membahasnya adalah Memberikan pendidikan seks
sebuah tanggung jawab besar, karena Islam kepada anak tidaklah mudah, seperti halnya
adalah sebagai agama yang syumul, justru yang terjadi di TK Binaprasa Melati
sangat perhatian dengan pendidikan seks Kwitang Jakarta Pusat, lokasinya terletak
(sex education) ini. Beberapa teks syari'at dikawasan padat penduduk miskin.
yang menata perilaku seks sangat jelas Dikawasan tersebut ada sebagian anak yang
adanya. Tentu saja pola dan cara pendidikan menjadi korban pelecehan seksual (child
seks dalam Islam berbeda dengan sex sexual abuse). Semula para guru sempat
education yang ada di negara-negara barat, merasa cemas dengan pendidikan
karena pendidikan seks dalam Islam seksualitas ini. Menurut Kepala Sekolah
senantiasa berpijak dari isyarat dan tata cara TK Binaprasa Melati, Rosmiati, ketika guru
yang telah digariskan Allah dan Rasul-Nya ditawari mengajarkannya mereka kontak
dalam al-Qur'an dan kikuk dan bingung. Empat orang guru yang
hadist.”(http://sexeducationforchildren/afri mengajar di TK Melati inipun sampai
antodaud.multiply.com/reviews/item/1/23/ mendapat latihan khusus dari PKBI
2009). (Persatuan Keluarga Berencana Indonesia).
Diantara contoh pendidikan seks Konsep seksualitas untuk anak itu beda
dalam Islam, seperti yang terangkum dalam seperti apa yang kita bayangkan. Ini lebih
sex education for children: Panduan Islam kepada mereka mengenal dirinya, punya
bagi orang tua dalam pendidikan seks untuk konsep diri yang positif. Mereka belum tahu
anak, yang diresensi oleh Afrianto Daud, perbedaan laki-laki dan perempuan. Oleh
S.Pd adalah berkenaan dengan anjuran guru sendiri diperkenalkan bagian tubuh
Islam kepada orang tua untuk menjaga adab yang pribadi, siapa yang boleh menyentuh
berhubungan seks, memperhatikan kualitas dan siapa yang tidak. Secara Islami juga
60
melindungi diri dan terhindar dari bahasa pembuahan, kehamilan sampai kelahiran,
child seksual abuse. tingkah laku seksual, hubungan seksual,
Ketiga, menurut Gunarsa SD dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan
penyampaian materi pendidikan seksual ini kemasyarakatan. Masalah pendidikan
seharusnya diberikan sejak dini ketika anak seksual yang diberikan sepatutnya
sudah mulai bertanya tentang perbedaan berkaitan dengan norma-norma yang
kelamin antara dirinya dan orang lain, berlaku di masyarakat, apa yang dilarang,
berkesinambungan dan bertahap apa yang dilazimkan dan bagaimana
disesuaikan dengan kebutuhan dan umur melakukannya tanpa melanggar aturan-
anak serta daya tangkap anak (dalam aturan yang berlaku di masyarakat (Sarlito,
psikologi praktis, anak, remaja dan 1994).
keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan Menurut Boyke DN dalam Madani
sexsual idealnya diberikan pertama kali Y ( 7 : 2003 ) pendidikan Seks untuk Anak
oleh orang tua di rumah, mengingat yang Usia Dini adalah salah satu upaya
tahu keadaan anak adalah orang tuanya memberikan pemahaman kepada anak
sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak sesuai dengan usianya mengenai fungsi-
semua orang tua mau terbuka terhadap anak fungsi alat seksual dan masalah naluri
di dalam membicarakan masalah seksual. alamiah yang mulai timbul; bimbingan
Selain tingkat sosial ekonomi maupun mengenai pentingnya menjaga dan
tingkat pendidikan yang heterogen di memelihara organ intim mereka, di
Indonesia menyebabkan ada orang tua yang samping itu juga memberikan pemahaman
mau dan mampu memberikan penerangan tentang perilaku pergaulan yang sehat serta
tentang sex tapi memahami peramasalahan resiko-resiko yang dapat terjadi seputar
tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya masalah seksual.
peran dunia pendidikan sangatlah 4. Perkembangan Seksualitas Anak
besar(www.e-psikologi.com/an: 2002). Usia Dini
Keempat, ada empat manfaat yang
bakal diambil dari pendidikan seks menurut Perkembangan seksualitas anak
Didik Hermawan(dalam Latief Awaludin, merupakan bagian dari kehidupan anak
2008:27): (1) anak akan memahami yang perlu memperoleh perhatian orang tua
perubahan-perubahan yang sedang terjadi sejak usia dini. Sikap orang yang komitmen
pada dirinya baik perubahan biologis, akan membuat perkembangan seksual
psikologis dan psikoseksual sebagai akibat tumbuh secara wajar dan sehat. Sebaliknya
dari pertumbuhan dan perkembangan sikap yang salah akan membuat
manusia,( 2) mendapat pengetahuan tentang perkembangan seksual menjadi terganggu.
fungsi organ reproduksi manusia yang Akibatnya muncul berbagai penyimpangan
sekarang ini mulai "bekerja" sehingga anak yang tidak dikehendaki di kemudian hari.
akan lebih berhati-hati dalam merawat dan Selanjutnya, Sigmund Freud pakar
mejaga organ-organ reproduksinya, (3) psikoanalisis dalam Madani Y(99:2003)
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengemukakan bahwa kehidupan
tentang etika dan berbagai perilaku seksual psikoseksual manusia dibagi dalam
yang menyimpang yang harus dihindari, (4) beberapa tahapan perkembangan sebagai
memahami berbagai akibat dari berikut:
penyalahgunaan alat reproduksi yang akan a. Seksualitas infantile (masa anak-
membahayakan kesehatannya baik secara anak)
fisik maupun psikis. b. Seksualitas remaja
Secara umum pendidikan seks c. Seksualitas dewasa
adalah suatu informasi mengenai persoalan d. Seksualitas senile (masa tua)
seksualitas manusia yang jelas dan benar, Secara kualitatif seksualitas
yang meliputi proses terjadinya infantile sangat berbeda dari seksualitas
63
dewasa, dan penyertaan perasaan yang anak usia 4-6 tahun. Program ini penting
diasosiasikan dengan seksualitas infantile dalam rangka memberikan landasan dasar
sama sekali tidak dapat dianalogikan bagi anak untuk mengembangkan sikap
dengan penyertaan perasaan dan impulse positif dan keterampilan hidup diantaranya
seksual seperti halnya kehidupan seksual terkait dengan hubungan sosial, pencegahan
orang dewasa, walaupun kemudian Freud kekerasan seksual, kesehatan reproduksi
pun menekankan bahwa perasaan seksual dan seksualitas serta membangun
pada masa anak-anak memang ada, namun kepercayaan dan komunikasi dengan orang
maknanya sangat berbeda dari makna tua tentang seksualitas sejakdini.
seksualitas pada orang dewasa. Dengan Secara umum program pendidikan
demikian seorang anak akan mengalami seks yang dikembangkan di TK Bina
tahapan berbeda dalam perkembangan Anaprasa Melati bertujuan membantu
seksualnya. Pada fase oral (usia 0-1,5 meletakan dasar kearah pengembangan
tahun); ditandai dengan kepuasan yang sikap, pengetahuan, keterampilan yang
diperoleh melalui daeragh mulut atau oral, diperlukan anak dalm menyesuaikan diri
seperti gerakan mengisap putting susu ibu dengan lingkungannya, diantaranya
saat lapar memberikan kenikmatan pada memahami seksualitas dan kesehatan
bagian-bagian mulut dan bibir. Fase reproduksi untuk pertumbuhan serta
anal/anus (usia 1,5-3 tahun); kepuasan perkembangan selanjutnya.
diperoleh anak melalui daerah anusnya. Dari beberapa pengertian diatas
Seperti gerakan menahan dan peneliti menyimpulkan bahwa yang
mengeluarkan faeces (kotoran) dimaksud dengan Pengembangan Program
menimbulkan rasa nikmat. Fase Pendidikan Seks untuk Anak Usia dini
phallic/penis (usia 3,5 tahun) yaitu fase adalahserangkaian aktivitas yang
dimana kesadaran akan perbedaan alat disediakan untuk memfasilitasi
kelamin antara anak laki-laki dan anak perkembangan dan belajar anak ,yang
perempuan memberikan arti yang besar secara umum kegiatan yang dapat
kepada kepribadian mereka. Fase genital dilakukan diantaranya menyediakan
(usia 6-10 tahun); secara bersamaan lingkungan kondusif bagi perkembangan
menghadapi kompleks Elektra dan anak, mengarahkan perilaku positif dan
kompleks oedipus pada anak laki-laki, keterampilan hidup diantaranya terkait
keberhasilan mengatasi kompleks dengan hubungan sosial, pencegahan
Elektra/Oedipus memberikan peluang bagi kekerasan seksual, kesehatan
perkembangan identitas seksual dan reproduksi,serta membantu memecahkan
identitas gender yang sehat, sesuai hakekat berbagai permasalahan yang dihadapi anak
kodrat kelaki-lakian bagi anak laki-laki dan berkenaan dengan seksualitasnya dengan
keperempuanan bagi anak perempuan, bimbingan yang tepat sesuai dengan
sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perkembangannya.
keterikatan abnormal dengan figure A. METODE PENELITIAN
ayah/ibu, dan mampu mendapatkan dan Metode yang digunakandalama
mencari pasangan lain jenis dilingkungan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
pergaulan diluar rumah. dengan metode studi kasus. Pemilihan
5. Program Pendidikan Seks Untuk pendekatan kualitatif dengan metode studi
Anak Usia Dini kasus, karena penelitian ini dilakukan
berawal dari fakta dilapangan kemudian
Sebagaimana dijelaskan dalam buku diambil makna dan memahami fenomena.
pedoman “Aku dan Kamu”(PKBI Fenomena yang akan difahami dalam
Pusat,5:2008) program pendidikan seks penelitian ini adalah fenomena Pelaksanaan
adalah program kecakapan hidup kesehatan Program Pendidikan Seks di TK Bina
reproduksi dan seksualitas dengan sasaran Anaprasa Melati Jakarta. Teknik
64
pencapaian kegiatan (metode dan teknik) pengembangan yang ingin diperoleh dari
serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) kegiatan yang dilakukan.
menjadi jelas dan sistematis; (3) kegiatan Sementara perencanaan
merumuskan tujuan apa yang akan dicapai pembelajaran seks dalam bentuk SKH yang
oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa dibuat secara matrik di TK Bina Anaprasa
yang dipakai untuk menilai tujuan tersebut, Melati seperti dijelaskan di atas terdiri dari
materi bahan apa yang akan disampaikan, komponen tema, alokasi waktu, kegiatan,
bagaimana cara menyampaikannya, serta indikator, alat/sumber belajar,
alat dan media apa yang diperlukan. perkembangan anak, dan catatan anekdot.
Dari penjelasan di atas diketahui Seperti diketahui dalam SKH pembelajaran
bawah dalam suatu perencanaan yang dibuat di TK Bina Anaprasa tidak
pembelajaran harus memiliki beberapa menampakkan pengorganisasian kelas yang
komponen perencanaan pembelajaran. dilakukan baik secara kelompok, klasikal
Komponen perencanaan pembelajaran seks maupun individu, meskipun pada
di atas yang harus dipahamai dan dipenuhi prakteknya memang dibagi menjadi empat
oleh guru dalam merencanakan kegiatan kelompok yaitu;kelompok A=16 murid,
pembelajaran,antara lain: (1) tujuan; (2) kelompok B1=17murid, kelompok B2=17
materi; (3) kegiatan pembelajaran; (4) murid, kelompok B3=16 murid dengan
metode; (5) media; (6) sumber belajar; dan masing-masing satu guru membimbing.Hal
(7) penilaian (Masitoh,63: 2005). ini sebenarnya tidak efektif karena maksmal
Komponen ini juga disampaikan oleh satu guru menangani 10 orang anak,
Nugraha dkk (2005) yang menyebutkan penmeliti maklumi karena memang
bahwa dalam suatu kurikulum terdiri dari terbatasnya sarana ruangan kelas.
Tujuan, Isi/materi, metode/kegiatan, dan Disamping itu dalam SKH yang dibuat di
evaluasi/penilaian. TK Bina Anaprasa Melati tidak
Sedangkan untuk Satuan Kegiatan menampakkan kegiatan awal, kegiatan inti
Mingguan yang dibuat di TK Bina dan kegiatan penutupan, meskipun ketika
Anaprasa Melati dibuat dalam bentuk dibaca dapat dipahami. Namun sebaiknya
matrik. SKM berisi tentang perencanaan pengorganisasian dan pembagian kegiatan
pembelajaran seks juga yang diintegrasikan pada kegiatan awal, inti dan penutup
dengan kegiatan lain berdasarkan tema dicantumkan untuk memisahkan antara satu
yang dibuat dalam kurikulum program kegiatan dengan kegiatan yang lainnya.
“Aku&Kamu”2007. Dalam pembuatan Sebagaimana dijelaskan oleh Nugraha dkk.
SKM itu sebagian menampakkan (11.31:2005) bahwa dalam satuan kegiatan
kesesusian dengan standar pembuatan harian memiliki komponen-komponen
satuan kegiatan mingguan yang sebagai berikut (1) waktu; (2) kegiatan
disampaikan oleh para ahli hanya saja tidak (meliputi kegiatan pembukaan, inti, dan
menampakkan bidang pengembangan yang istirahan dan penutup); (3) Indikator; dan
ingin dibangun yang ada justru menjelaskan (4) Penilaian.
kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka 2. Pelaksanaan Program Pendidikan
satu minggu, tema kegiatan dan alokasi Seks
waktu dalam jenjang satu minggu. Hal ini Pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan pendapat Nugraha dkk. merupakan inti dari kegiatan dalam
(6.15:2005) bahwa suatu Satuan Kegiatan pendidikan itu sendiri. Seperti diketahui
Mingguan (SKM) memiliki komponen- pada data pelaksanaan pembelajaran seks di
komponen yang terdiri dari kompetensi atas bahwa pelaksanaan pembelajaran
yang ingin dibangun, kelompok jenjang seksbertujuan untuk mengembangkan
usia, alokasi waktu, fokus yang akan kecakapan hidup sosial, moral, dan nilai-
diberikan yaitu tema dan bidang nilai agama. Hal ini menunjukkan bahwa
apa yang dilakukan dalam pembelajaran
66
seks di TK Bina Anaprasa Melati telah Mana Aku Berasal,” seri 4 berjudul
menerapkan beberapa hal yang perlu ,”Pahlawan Kecil”. Materi untuk anak
dipertimbangkan dalam menetapkan mengacu pada pencapaian kemapuan anak
kegiatan pembelajaran taman kanak-kanak sesuai dengan tahap perkembangannnya.
sebagaimana dijelaskan oleh Kostelnik Materi untuk guru berupa Pedoman
(dalam Nugraha A,5.21:200) sebagai Pembelajaran Guru yang berjudul,”
berikut: (1) kegiatan harus berorientasi pada Pedoman Pembelajaran Aku dan Kamu”.
tujuan dan kemampuan anak; (2) kegiatan Sedangkan Materi untuk orang tua berupa
pembelajaran harus berorientasi pada Buku Panduan Orang Tua yang
perkembangan; (3) kegiatan pembelajaran bewrjudul,” Program Aku dan Kamu”.
harus berorientasi pada kegiatan yang Buku materi untuk anak, guru, dan Orang
terintegrasi dan berpusat pada tema; (4) tua semuanya merupakan terbitan dari
kegiatan pembelajaran harus berorientasi Persatuan Keluarga Berencana Indonesia(
bermain; (5) kegiatan pembelajaran PKBI) yang merupakan buku pegangan
menggambarkan pembelajaran yang wajib pendidikan seks di TK Bina Anaprasa
berpusat pada anak karena dalam belajar Melati Jakarta Pusat.
sebenarnya anak membangun Bahan pembelajara yang lain yang
pengetahuannya sendiri melalui interaksi dijadikan buku sumber antara lain;(1)
langsung dengan objek-objek nayata atau Bahan belajar cetak (artikel, majalah,
melalui pengalaman langsung (on hands Leaflet, poster ), (2) bahan kegiatan habis
experience); (6) kegiatan pembelajaran pakai ( kertas, bahan untuk lukis, dan bahan
harus menggambarkan kegiatan yang alam), (3) APE, baik APE sederhana
menyenangkan karena kegiatan belajar bagi maupun APE tradisional, (4) bahan belajar
anak TK adalah belajar menyenangkan; (7) Elektronik ( kaset, tape recorder, VCD dan
menggunakan berbagai metode yang DVD ).
memungkinkan guru untuk membantu Media yang dipergunakan dalam
meningkatkan keterampilan anak dalam pembelajaran seks oleh guru-guru TK Bina
belajar, seperti melalui metode eksperimen, Anaprasa Melati sebagai berikut :
eksplorasi, penemuan terbimbing dan lain (1)Boneka ; terdiri dari boneka satu anak
sebagainya. laki-laki dan satu perempuan dan satu
Pembelajaran harus berorientasi boneka Ayah, satu boneka Ibu;(2) Buku-
pada kegiatan yang terintegrasi dan buku Cerita ; terdiri dari cerita berjudul Dari
berpusat pada tema. Sebagaimana dari data mana Aku,, Darimana Aku Berasal,dan
yang ditemukan bahwa pembelajara seks Kenapa Jenis kelamin laki-laki dengan
yang dirumuskan dalam SKM dan SKH perempuan berbeda;(3) Puzzle ; berupa
dibuat secara terintegrasi dengan kegiatan gambar tubuh anak laki-laki dan permpuan
yang lainnya dan berdasarkan pada tema yang dipotong masing-masing empat
yang terdapat dalam pedoman bagian yang kemudian anak menyusunya;
pembelajaran “ Aku dan Kamu “ yang (4) Alat Timbangan Berat Badan ; untuk
dikeluarkan oleh PKBI Pusat Jakarta tahun mengetahui bahwa anak-anak baik laki-laki
2007. maupun perempuan mengalami
Materi kegitan pembelajaran seks pertumbuhan dan perkembangan; (5)Alat
yang dilaksanakan di TK Bina Anaprasa Pengukur Tinggi Badan;berfungsi
melati terdiri dari materi untuk anak, materi mengetahui perbedaan tinggi badan laki-
untuk guru dan materi untuk orang tua. laki dengan perempuan dengan; (6) Gambar
Materi untuk anak berupa buku paket Seri Tumbuh Kembang Tubuhku; Gambar
Program” Aku dan Kamu”. Buku ini terdiri tersebut dipotong-potong oleh anak
dari empat seri, yaitu seri 1 berjudul,” Aku kemudian di susun/diurutkan sesuai dengan
Laki-laki dan Aku Perempuan”,seri 2 tumbuh kembang manusia yaitu dari bayi
berjudul,” Tubuhku,”seri 3 berjudul,” Dari sampai dewasa; (7) Photo – photo ; terdiri
67
anak yang berbentuk narasi yang dilakukan peran guru juga disampaikan oleh
setiap hari melalui ”buku komunikasi”. Konstelnik et al. (1999:7-8) bahwa
Guru melakuan penilaian terhadap indikator profesionalisme guru pada
proses dan hasil pembelajaran yang program pendidikan anak usia dini melipuit
dituliskan dalam kolom evaluasi yang lima hal, diantaranya adanya akses terhadap
terdapat dalam Satuan Kegiatan Harian. informasi, guru mampu mendemonstasikan
Kegiatan penilaian yang dilakukan dengan kompetensi yang dimilikinya, dan guru juga
cara mengamati apa yang dilakukan dan perlu memiliki standar kerja. Salah satu
mendengarkan apa yang anak katakan, upaya yang dilakukan oleh yayasan Bina
kegiatan penilaian ini harus memberikan Anaprasa Melati dengan PKBI dalam
keuntungan kepada anak. Hal lain yang meningkatkan kemampuan kompetensi
perlu diperhatikan diantaranya: (1) pada guru adalah dengan cara mengikutsertakan
saat memberikan laporan tentang kemajuan Guru-guru dalam Seminar, Pendidikan dan
belajar anak hendaknya menggunakan Pelatihan, serta Workshop.
berbagai bukti yang beragam seperti Masalah yang terkait dengan
kumpulan hasil karya anak, catatan pengorgnisasian kelas, kelihatan
anekdot, catatan observasi perkembangan pengelolaanya kurang efektif karena satu
anak; (2) pengamatan guru terhadap orang guru harus melayani anak lebih dari
pencapaian kompetensi seksualitas anak sepuluh orang dan peneliti maklumi karena
hendaknya dicatat dan didokumentasikan terbatasnya ruangan kelas. Sehingga anak
melalui perosedur penilaian yang sesuai. belajar tidak nyaman dan guru sendiri cepat
Misalnya dengan menggunakan format lelah. Solusi yang dilakukan berkenaan
observasi kemampuan anak, daftar chekslist dengan pengorganisasian kelas dengan cara
atau dan catatan lainnya yang dianggap pembagian kelas dua ship,yaitu kelas pagi
efektif untuk menilai perkembangan dan kelas siang. Anak-anak yang lemah
kemampuan anak. dalam menerima pembelajaran seks
4. Masalah dan Solusi Pelaksanaan menuntut layanan ekstra dari seorang
Program Pendidikan Seks pendidik. Seperti yang dilakukan oleh guru
di TK Bina Anaprasa Melati kepada anak
Sebagaimana dijelaskan dalam yang lambat mengikuti pembelajaran seks
deskripsi data di atas bahwa yang dianggap yaitu dengan memberikan pelayanan
masalah dalam pengembangan program kegiatan pembelajaran seks diluar jam
pendidikan seks di TK Bina Anaprasa pembelajaran dengan cara diskusi.
Melati adalah masalah kompetensi guru Tindakan guru ini dibenarkan oleh Catron
terhadap kemampuan mendesain atau (1997) bahwa guru terbaik dilembaga
merancang program pembelajaran baik pendidikan anak usia dini adalah guru-guru
perencanaan tahunan, pengembangan yang memiliki karakteristik sebagai
Silabus, program Semester, kegiatan berikut: hangat kepada anak, sensitive,
Mingguan.dan kegiatan Harian. Lemahnya fleksibel, jujur, memiliki integritas, alami,
kompetensi guru dalam penguasaan materi humoris, dapat menerima perbedaan
pembelajaran seks tentu saja akan individual anak, memiliki kemampuan
menghambat pada pencapaian tujuan dalam membantu perkembangan anak
pengembangan program seks, karena peran tetapi tidak bersikap protektif, kuat secara
guru dalam pembelajaran memegang fungsi fisik, memiliki vitalitas yang baik, sayang,
yang urgen. Seperti yang dijelaskan oleh dapat menerima dirinya sendiri, memiliki
Supriadi (2005:5) bahwa professional pada emosi yang stabil, percaya diri, tidak mudah
pendidikan anak usia dini hendaknya menyerah, dan memiliki kemampuan untuk
memiliki tiga unsur utama yaitu pendidikan belajar dari pengalaman.
yang mewadahi, keahlian dalam bidangnya, Permasalahan yang terkait dengan
dan komitmen pada tugas. Pentingnya orang tua ,tokoh agama, dan tokoh
69
agama, dan tokoh masyarakat dengan sesuai dengan kurikulum TK 2007 yang
cara Diskusi seputar seks dan Kesehatan meliputi tema/sub tema, waktu, aspek
Reproduksi; (2) guru menambah jam pengembangan, dan indikator
pelayanan pembelajaran Seks diluar jam pengembangan. Oleh karena itu hendaknya
kegiatan formal seperti waktu menunggu guru dalam membuat perencanaan
dijemput orang tua ketika pulang; (3) mingguan dilengkapi dengan komponen
guru dan pihak lembaga dengan orang tersebut.Dalam perencanaan harian juga
tua yang selalu melakukan kontrol hendaknya memuat komponen-komponen
perkembangan anak melalui buku yang disarankan oleh Nugraha (1.12:2005)
komunikasi orang tua, guru dan pihak yaitu tujuan, kegiatan, indikator,
lembaga mengadakan pertemuan dengan pengorganisasian kelas, alat/sumber
orang tua. belajar, dan penilaian. Oleh karena itu guru,
2. Rekomendasi dalam membuat perencanaan harian
Setelah melakukan analisis terhadap hendaknya melengkapi dengan komponen
temuan-temuan penelitian terkait dengan pengorganisasian kelas meskipun secara
pengembangan program pendidikan praktis sudah dilakukan karena
seksyang dilakukan di TK Bina Anaprasa pengorganisasian kelas yang direncanakan
Melati Jakarta terdapat beberapa bisa mempengaruhi metode digunakan,
rekomendasi yang ditujukan kepada; (1) media yang disediakan, dan alokasi waktu
guru dalam pengembangan yang dibutuhkan; (2)orang tua sebagai
programpendidikan seks sebaiknya lingkungan terdekat dengan anak
membuat perencanaan, pelaksanaan, dan hendaknya menciptakan lingkungan rumah
penilaian yang dilakukan secara simultan yang membantu dan menumbuhkan
dan linear. Guru sebagai perencana kesiapan anak untuk menguasai berbagai
hendaknya menyusun perencanaan secara keterampilan dalam pembelajaran seks
komprehensif seperti yang disarankan oleh dengan cara menjalankan prosedur
Kostelnik et al. (Riyantin,90:2008) bahwa kerjasama dengan pihak guru, seperti
perencanaan mencakup perencanaan melakukan kontrol yang berkelanjutan
tema/sub tema, perencanaan tahunan, setelah kegiatan pembelajaran di sekolah
perencanaan semester, perencanaan dan memperhatikan saran-saran yang
mingguan, dan perencanaan harian. Adapun diberikan oleh guru di sekolah. Untuk tokoh
komponen perencanaan yang harus ada agama dan tokoh masyarakat hendaknnya
dalam setiap bentuk perencanaan dijelaskan banyak memberikan dukungan bimbingan
dalam Kurikulum TK/RA 2007. Dalam terhadap pelaksanaan pendidikan seks.
perencanaan tahunan dibuat dengan Sehingga dengan kerja sama yang dibangun
memuat komponen tema/sub tema, waktu antara guru dengan orang tua, tokoh agama,
dan penentuan hari efektif pada setiap dan tokoh masyarakat dapat memberikan
bulannya, oleh karena itu hendaknya guru motivasi
membuat perencanaan tahunan berdasarkan Kepada anak dan pencapaian tujuan
komponen di atas. Perencanaan semester pengembangan program pendidikan seks
mencakup komponen tema/sub tema, waktu dapat terwujud dengan optimal;(3) bagi
dalam mingguan. Perencanaan semester peneliti yang hendak mengadakan
yang sudah dibuat di TK Bina Anaprasa penelitian lanjutan terkait dengan
Melati ini sangat perlu dilengkapi dengan pengambangan program pendidikan seks
komponen tersebut dan dibuat secara pada anak usia dini, hendaknya dapat
holistik tidak hanya target pencapaian melakukan kajian dengan fokus mencari
kompetensi Kognitif saja tetapi melibatkan metode yang dapat memadukan antara pola
kemampuan afektif dan psikomotor. asuh orang tua dengan bimbingan guru
Perencanaan mingguan memuat komponen- untuk implementasi pembelajaran seks
komponen perencanaan pembelajaran anak atau meneliti efektivitas media
71
Daftar Pustaka
van leer B, (2008). Aku Laki-laki dan Aku Nasih , U A. (2009). Pendidikan Seks
Perempuan Seri I. Jakarta: PKBI Untuk Anak Ala Nabi. Solo:
Pusat-WPF Indonesia. PustakaIltizam
Semiawan.C R. (2003). Pengembangan
van leer B. (2008). Tubuhku Seri II. Rambu-rambu Belajar sambil
Jakarta: PKBI Pusat-WPF Bermain Jurnal Ilmiah Anak Usia
Indonesia. Dini. Direktorat PAUD. Jakarta
van leer B. (2008). Darimana Aku Berasal ISSN 1693-1947.
Seri III. Jakarta: PKBI Pusat-WPF
Indonesia Djamarah, SB. (2002). Psikologi
Van leer B. (2008). Pahlawan Kecil Seri IV. Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Jakarta; PKBI Pusat-WPF Dockett, Sue & Fleer, Marilyn.(1999).Play
Indonesia. And Pedagogy In Early Chilhood,
van leer. (2007). Pedoman Pembelajaran Australia: Harcourt, Sidney.
Seksualitas dan Kesehatan tersediahttp://bocahkecil.info/dim
Reproduksi auntuk Aanak Usia 4-6 ensi-perkembangan-anak-usia-5-
Tahun. Jakarta; PKBI Pusat-WPF tahun.html
Indonesia.
.Good, Thomas L. & Jere E. Brophy.
Van leer B. (2007). Pedoman (1990). Educational Psychology.
Pembelajaran “Aku & New York: Longman.
Kamu”,Pedoman Kecakapan Hidup Hartati, Sofia.(2005). Perkembangan
social untuk Anak Usia 4-6 Tahun. Belajar pada Anak Usia Dini.
Jakarta; PKBI Pusat-WPF Jakarta: Dirjen Dikti.
Indonesia. Hamijaya. A. Rukmana, K. Nunung.
(2008). Belajar Al-Qur’an Sambil
Van leer B.(2007). Program “Aku & Bermain. Bandung: Penerbit
Kamu”, Program Untuk Membantu Marja.
Perkembangan Kecakapan Hidup
Sosial Pada Anak. Jakarta; PKBI Hurlock, EB. 1997. Perkembangan Anak.
Pusat-WPF Indonesia. Jilid I (Terjemahan) Edisi
keenam. Jakarta : Penerbit
Madani, Y. (2003). Pendidikan Seks Untuk Airlangga.
Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Zahra. Isjoni.(2004). Apa dan Mengapa PAUD
Al-Quradhawy, Y. (2006). Anakku Mari (makalah),tersedia:Khatami.com-
Belajar Tentang Seks. Jakarta; Majelis Kajian Tasawuf
Mirqat Media Grafika. http://nurulkhatami.com Powered
by Joomla! Generated: 14 May,
Handayani, A & Amirudin, A.(2008). Anak 2009, 07:14.
Anda Bertamya Seks?. Bandung:
Khazanah Intelektual ______ (2006). Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam UU (Riau Pos)tersedia
Awaludin, L. (2008). Cerdas Seksual”Sex http://female-
education for teenagers”. Bandung: readers.com/True%20Parenting_
Shofie Media. VOL2_IV.htm.
73