Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 17
PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIDERES J. Raya Cideres - Kadipaten No, 180 Bojong Cideres ‘Kec. Dawuan - Majalengka 45453, ‘Telp. (0233) 661003 - 662082 Fax. (0233) 662082 Email r5_cideres majalengka@yahoo.co id KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIDERES NOMOR : 49.24 TAHUN 2017 TENTANG PANDUAN TRANSFER PASIEN DI RSUD CIDERES DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang Mengingat : a, bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka , maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan transfer pasien; b. bahwa agar pelaksanaan Tranfer pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka dapat terlaksanakan dengan baik, perlu adanya kebijakan RSUD Cideres Kabupaten Majalengka sebagai landasan bagi pelaksanaan transfer pasien c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir satu dan dua maka perlu ditetapkan dengan keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majalengka 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Ri tahun 2004 No. 116, Tambahan lembaran Negara RI No.. 4431); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1955 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159 tahun 1988 tentang Rumah Sakit 6. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 269 / Menkes / Ill / 2008 tentang Rekam Medik 7. Peraturan Menteri........2. Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/Vill/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor ‘856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TENTANG PANDUAN TRANSFER PASIEN DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA Panduan Transfer Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka adalah sebagaimana terlampir pada surat Keputusan ini. Panduan Transfer Pasien sebagaimana dimaksud pada dictum KESATU merupakan acuan dan wajib dilaksanakan oleh seluruh profesional kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka. Keputusan ini beriaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabita terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diadakan__perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Majalengka Tanggal 1 April 2017 lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka. Nomor 49.25 Tahun 2017 Tanggal 1 April 2017 Tentang Tentang Panduan Transfer Pasien Di Rsud Cideres Kabupaten Majalengka Se erereeeee neers PANDUAN TRANSFER PASIEN DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA DAFTAR SINGKATAN ABC : Air Way, Breathing, Circulation ALS : Advanced Life Support BLS : Basic Life Support cT-Scan : Computed Tomography ~ Scan DPJP : Dokter Penanggung Jawab Pasien EKG : Electrokardiogram Heu : High Care Unit Icu : Intensiv Care Unit oK 1 Operation Kabin RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah RR : Recoverry Room Ty : Tempat Tidur SDM : Sumber Daya Manusia BABI. PANDUAN TRANSFER PASIEN DEFINISI 1. Transfer pasien adalah memindahkan pasien dari satu ruangan ke ruang perawatan / ruang tindakan lain didalam rumah sakit ( intra rumah sakit ) atau memindahkan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain ( antar rumah sakit) 2. Rumah Sakit adalah salah satu dari saran kesehatan tempat menyelenggarakan upaya Kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan ( Promotif ), pencegahan penyakit ( Preventif ), penyembuhan penyakit ( kuratif), dan pemulihan kesehatan ( rehabilitati ) yang dilaksanakan secara ‘menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. 3. Instalasi adalah pengelompokan unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan Pelayanan yang sejenis. 4. Unit Pelayanan adalah tempat diselenggarakan pelayanan rumah sakit. . Pasien adalah orang yang menerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit . Ambulance adalah kendaran transportasi untuk melakukan transfer pasien. Ambulance digunakan untuk membawa pasien ke luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut Brankar atau Kereta Dorong adalah suatu sarana transfer bagi pasien yang tidak bisa duduk atau berdiri Kursi Roda adalah suatu sarana transfer bagi pasien yang tidak bisa berjalan. BABII. RUANG LINGKUP Kriteria Transfer Pasien Kondisi pasien yang menjalani prosedur transfer berbeda — beda tergantung dari keadaan umum pasien itu sendiri, hal tersebut dapat dijabarkan dengan kriteria di bawah ini Pasien dengan kondisi derajat 0 Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat inap biasa dengan hemodinamik stabil . Pasien dengan kondisi derajat 1 Pasien dengan resiko perburukan kondisi, atau pasien yang menjalani perawatan dan HCU yang sudah memungkinkan untuk perawatan di ruang perawatan biasa dengan sasaran ruang perawatan. . Pasien dengan kondisi derajat 2 Pasien yang membutuhkan observasi atau intervensi lebih ketat, termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca operasi besar. Pasien dengan kondisi derajat 3 Pasien yang membutuhkan bantuan pemafasan lanjut (advanced respiratory support) atau bantuan pemafasan dasar ( basic respiratory support ) dengan dukungan atau bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien — pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan multi organ. 5. Pasien adalah orang yang menerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit. 6. Ambulance adalah kendaran transportasi untuk melakukan transfer pasien. Ambulance digunakan untuk membawa pasien ke luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit lain untuk perawatan lebih lanjut. 7. Brankar atau Kereta Dorong adalah suatu sarana transfer bagi pasien yang tidak bisa duduk atau berdir 8. Kursi Roda adalah suatu sarana transfer bagi pasien yang tidak bisa berjalan. BABII. RUANG LINGKUP Kriteria Transfer Pasien Kondisi pasien yang menjalani prosedur transfer berbeda — beda tergantung dari keadaan umum pasien itu sendiri, hal tersebut dapat dijabarkan dengan krteria di bawah ini 4. Pasien dengan kondisi derajat 0 Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat inap biasa dengan hemodinamik stabil. 2. Pasien dengan kondisi derajat 1 Pasien dengan resiko perburukan kondisi, atau pasien yang menjalani perawatan dan HCU yang sudah memungkinkan untuk perawatan di ruang perawatan biasa dengan sasaran ruang perawatan. 3. Pasien dengan kondisi derajat 2 Pasien yang membutuhkan observasi atau intervensi lebih ketat, termasuk penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan pasca operasi besar. 4, Pasien dengan kondisi derajat 3 Pasien yang membutuhkan bantuan pemafasan lanjut (advanced respiratory Support) atau bantuan pernafasan dasar ( basic respiratory support ) dengan dukungan atau bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien — pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan muti organ. B. —_Jenis Transfer Pasien 1. Transfer Intra Rumah Sakit Transfer pasien didalam rumah sakit adalah transfer antara unit / instalasi yang ada di lingkungan RSUD Cidres Kabupaten Majalengka terdiri dari a) Transfer pasien dari Instalasi Gawat Darurat ke Instalasi Rawat Inap , ICU, Kamar Operasi b) Transfer pasien dari Unit PONEK ke Instalasi Rawat Inap , ICU Kamar Operasi, ©) Transfer pasien dari Instalasi Rawat Jalan ke Instalasi Gawat Darurat, Unit PONEK, Instalasi Rawat Inap , Kamar Operasi d) Transfer pasien dari Instalasi Rawat Inap ke ICU, Kamar Operasi e) Transfer pasien dari Kamar Operasi ke Instalasi Rawat Inap, ICU f) Transfer pasien dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap ke Ruang Radiologi Selama transfer berlangsung semua peralatan yang berhubungan dengan pasien letaknya harus berada sejajar atau di bawah pasien. Hal — hal yang harus diperhatikan dalam Transfer Intra Rumah Sakit adalah sebagai berikut a) Standar : pemantauan minimal, pelatihan dan petugas yang berpengalaman diaplikasikan pada transfer intra dan antar rumah sakit b) Sebelum transfer, lakukan analisis mengenai risiko dan keuntungannya ¢) Sediaan yang cukup untuk mengantisipasi kejadian emergensi. Fasilitas cadangan oksigen dan daya baterai d) Peralatan listrik harus terpasang ke sumber daya ( stop kontak ) dan oksigen _sentral digunakan selama perawatan nit tujuan, e) Petugas yang mentrasfer pasien ke ruang pemeriksaan radiologi harus paham akan bahaya potensial yang ada f) Semua peralatan yang digunakan pada pasien tidak boleh melebihi level pasien. 2. Transfer Antar Rumah Sakit Transfer pasien antar rumah sakit terdiri dari a) Transfer pasien dari RSUD Cideres Kabupaten Majalengka ke Rumah Sakit yang lain atau sebaliknya b) Tranfer pasien dari PUSKESMAS / KLINIK ke RSUD Cideres Kabupaten Majalengka atau sebaliknya. ©) Transfer pasien dari RSUD Kabupaten Majalengka rumah pasien atau sebaliknya. d) Transfer pasien dari kejadian kecelakaan Jalu lintas, musibah masal / bencana dan sebagainya. BAB Ill, TATA LAKSANA TRANSFER PASIEN A. Maksud dan Tujuan Transfer ‘Ada dua (2 ) alasan untuk mentransfer 4. Transfer Untuk Perawatan KI is Prosedur transfer dimana pasien membutuhkan pengobatan / tindakan medis ‘spesialistik yang tidak dapat disediakan di instalasi / unit / rumah sakit asal pasien berobat, 2. Transfer Untuk Non Klinis. Diperlukan karena beberapa alasan seperti a) Kurangnya SDM b) Tidak tersedianya tempat tidur perawatan dimana permintaan tempat tidur rawat inap penuh. Sehingga RSUD Cideres Kabupaten Majalengka perlu membuat keputusan untuk mentransfer pasien ke rumah sakit lain yang masih mempunyai kapasitas tempat tidur yang kosong ©) Kurangnya pasilitas pemeriksaan penunjang lain Prosedur transfer dimana pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang lain yang di butuhkan yang tidak di miliki RSUD Cideres.. B. — Standarisasi SDM 1 RSUD Cideres Kabupaten Majalengka melalui bidang diklat memfasilitasi pelatihan untuk transfer pasien mulai dari merencanakan, menyediakan, memfasilitasi dan membiayai pelatihan tersebut. Dokter / perawat di semua instalasi / unit pelayanan di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka harus mampu menstabikkan dan melakukan resusitasi pada pasien krtis pada saat transfer berlangsung, C. — Standarisasi Transfer Pasien Mentransfer pasien baik intra rumah sakit maupun antar rumah sakit terutama yang sakit kritis membutuhkan koordinasi dengan banyak pihak. Hal tersebut menyangkut kerjasama antar rumah sakit / instalasi / unit pelayanan, ketersesdiaan SDM yang berkompeten / terfatin, ketersediaan peralatan utama sampai pada alat transportasi seperti brankar / kursi roda atau ambulance ( untuk transfer antar rumah sakit ) yang memadai dan sesuai standar dan perundang — undangan yang berlaku. Koordinasi ini ‘semua bertujuan untuk menyediakan proses transfer pasien dengan standar terbaik seperti yang ditampilkan pada tabel ini TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT Table 1. Transfer intra Rumah Sakit [No | Pasien Petugas Keterampilan | Peralatan Utama Pendamping Yang | Minim: | Dibutuhkan | | Derajat 0 - Pasien yang dapat| - POS - BHD - Brankar | terpenuhi | 1 | kebutuhannya dengan ~ Kursi Roda twang rawat biasa | dengan hemodinamik | stabil | Derajat 1 a - Pasien dengan resiko | - Perawat - BHD.PPGD | - Oksigen perburukan —_ kondisi | atau pasien yang} - POS - BHD - Suction | menjalani_perawatan = Tang infus | 2 | di HCU yang sudah portable | memungkinkan untuk perawatan di ruang ~ Infus pump perawatan basa | dengan dengan sarana ruang | | baterai perawatan | | | ~ Pulse | oksimetri Derajat 2 | | | Pasien yang) - Perawat yang) - BHD,PPGD | - Semua | membutuhkan berkompetensi peralatan observasi atau} — penanganan Mengikutl diatas, 3. | intervensi lebih ketat,| —_ pasien kritis Pelatihan ditambah termasuk penanganan untuk transfer | monitor EKG | kegagalan satu| ~ POS Pasien dengan | dan tekanan | system organ atau sakit berat /| garan dan | | perawatan —_pasca kritis defibrilator, | operasi | ambubag | Derajat 3 = | | Pasien yang| - Dokter dan | Dokter : minimal| - Semua membutuhkan perawat yang | 6 bulan | peralatan 4 | bantuan pemafasan | berkompetensi | pengalaman | diatas lanjut (advanced penanganan | bekerja di ICU) — ditambah respiratory support)|pasienkriis | atau telah atau bantuan mengikuti ~ Jackson Rees ‘No | Pasien T Petugas: Pendamping Minimal | pamafasan — dasar | | | (basic respiratory support) dengan | dukungan atau bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk asin — pasien yang membutuhkan pananganan kegagalan mutt | | organ. - POS E. TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT Table 2. Tranfer Antar Rumah Sakit 7 7 Petugas Keterampilan _ | Pendamping Yang Dibutuhkan | No Pasien |. waniaal Peralatan Utama Pasien dengan| - ,Perawat | BHD.PPGD - Kendaran HDS 2 | fesiko — perburukan kondisi atau pasien| - Petugas = |- BHD yang menjalani| Ambulance Perawatan di HCU | yang sudah | Peralatan Utama - Keterampilan - Keterampilan - Keterampilan : Yang Dibutuhkan No Pasion Minimal Peralatan Utama | memungkinkan - ~ |: Tiang infu untuk perawatan di portable | ruang —_perawatan | biasa dengan sarana = Infus pump ruang perawatan | dengan baterai - Pulse oksimetri ~ Ambubag |- Obat emergency Pasien yang |- Perawat yang, - BHD, PPGD - Kendaraan membutuhkan berkompetensi | HDS ! observasi atau) penanganan | ~ Mengikut! Ambulance |intervensi lebih | _pasien rts pelatihan untuk eat, termasuk | transfer_pasien |- Semua 3 | penanganan | a . sakit | beste fegagaian satu erat/krtis | diatas, site pee | ditambah system organ atau | ambulance - BHD | perawatan _pasca | |. Montor eke operasi - tekanan darah | = defibrilator | Derajat 3 - 7 i= Pasien yang |- Perawat yang | Dokter : minimal 6 |- Semua | membutuhkan berkompetensi | bulan pengalaman | peralatan diatas bantuan pernafasan | penanganan bekerja. di ICU| ditambah ‘lanjut (advanced | pasien kritis dan | atau telah respiratory support )| dapat | mengikuti - Ventilator | atau bantuan | mengoprasional | Portable | pamafasan dasar (| kan alat monitor | ~ Keterampilan basic respiratory | portable BED dane 4 | Support) dengan - Keteramplan | dukungan tau menangani | Let Pada permasalahan minimal 2 sistem | jalan nates dan organ,termasuk pemafasan | pasien - pasien yang membutuhkan = Telah mengikuti pananganan pelatihan untuk kegagalan multi | transfer pasien organ | dengan sakit | berat / kritis 10 i Petugas Keterampilan : Pendamping | Yang Dibutuhkan No Pasien Minimal Peralatan Utama yt | 2 = Perawat : - | | + Keterampilan | | ALS | | | = Telah mengikuti | | pelatinan untuk | transfer pasien | dengan sakit | ~ Petugas erat /Kritis | | Ibul: | | ambulance) ay | F. _ Tingkat Penanganan Pasien Table 3. Tingkat Penanganan Pasie’ Tingkat Perawatan n Derajat Kondisi Pasien | Unit Pelayanan’ 1 Intensive Care | 3 ICU,OK _ Sees eae ees | nenee eee eee) t | Ruang perawatan yang | | 2 | Pelayanan level 1 dan 2 1-2 | memiliki fasilitas ruang | | Observasi | - | = Semuaruang rawat| | | | ; imp : | = Semua pelayanan rawat | Pelayanan lain selain 1 dan | | 3 ° | jalan | 2diatas | | | - semua pelayanan yang | | | tidak termasuk intensive | care dan high care | l 1 _ J G. Tata Cara Transfer 4. Kategori 1 Kategori | adalah arah pemindal kondisi derajat yang lebih rendah than pasien dari derajat kondisi yang lebih tinggi ke Intensive Care (derajat 1-3) Pelayanan lain selain 1 dan2 1 Pasien yang sudan memenuhi kriteria keluar dari ruang HCU , dimana Kondisi pasien mulai stabil, sudah tidak memerlukan bantuan pemapasan, dimana pasien dapat dirawat di ruangan Berikut Algoritmenya : © Dari ICU ke Ruang Rawat Inap PASIEN 4] Sudah tidk memerlukan perawatan intensive | DPJP INTENSIVE CARE Memutuskan pasien memenuhi Kriteria keluar intensive care Tidak J PERAWAT INTENSIVE CARE Menghubungi Ranap Mengenai kesiapan TT Tersedia + DOKTER & PERAWAT RANAP Mendatangi pasien di Intensive Untuk persiapan transfer v TRANSPORTER & PERAWAT HCU / RANAP Mempersiapkan brankar, obat — obatan & peralatan sesuai kondisi pasien ’ TRANSPORTER & PERAWAT & DOKTER HCU/ RANAP. Mentrasfer pasien menuju RANAP 2 2. Kategori 2 Kategori 2 adalah arah pemindahan pasien dari derajat kondisi yang lebih rendah ke kondisi derajat yang lebih Tinggi Intensive Care 1-3 (derajat 1-3) Pelayanan lain selain 1 dan 2 (Derajat 0) Kategori 2 adalah arah pemindahan pasien dari derajat kondisi yang lebih rendah ke kondisi derajat yang lebih tinggi, misalnya dari Rawat Inap ke High Care atau dari High ‘Care ke ICU atau bisa dari Rawat Inap langsung ke ICU. Perpindahan perawatan dari kondisi derajat yang lebih rendah ke perawatan yang lebih tinggi diperlukan karena mengingat kondisi pasien dengan Airway , Breathing, Circulation ( ABC ) yang tidak ‘stabil sangat membutuhkan observasi ketat dan intervensi yang mendalam. Berikut Algoritmanya Dari Rawat Inap ke HCU >> MULAL ¥ DOKTER JAGA RAWAT INAP ‘Menghubungi Dokter Jaga ICU Tidak ¥ DOKTER JAGA ICU Datang ke Rawat Inap Memenksa Kondisi Pasien J Indikasi Masuk ICU 13 | PERAWAT ICU Telpon Unit ICU / HCU Untuk Persiapan Perawatan J TRANSPORTER & PERAWAT ICU Mempersiapkan brankar, obat - obatan & peralatan sesuai kondisi pasien J TRANSPORTER & PERAWAT & DOKTER INTENSIVE CARE Mentrasfer Pasien Menuju Ruang Perawatan Intensive Care / HCU Selesai Pasien yang masuk ke ICU, juga ‘isa berasal dari kamar operasi, mengingat kondisi pasien yang tidak stabil, maka transporter dan pertugas pendamping berasal dari ICU. Terkadang pada kondisi tertentu, pasien yang sedang dirawat di ICU memertukan pemeriksaan penunjang seperti CT - SCAN, MRI atau pemeriksaan enunjang lainya. Pada kondisi tersebut maka transporter dan petugas pendamping berasal dari ICU. Kategori 3 Kategori 3 adalah arah pemindahan pasien dengan kondisi derajat yang sama Derajat 1 << Derajat 1 Derajat 2 —_ Derajat 2 Petugas pendamping pasien pada prosedur transfer dengan kondisi derajat yang sama dapat dilakukan oleh petugas yang berasal dari ruang asal pasien dirawat atau dapat dijemput oleh petugas yang berasal dari ruang perawatan yang akan di tuju. Mengingat perpindahan pasien terjadi antara unit yang sederajat, maka darimanapun petugas pendamping / transporter berasal tidak akan membahayakan kondisi pasien tersebut sepanjang petugas pendamping memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pada situasi ini yang diperlukan adalah komunikasi 2 arah antara unit pengirim dan unit penerima. 4 Berikut Algoritme nya : PASIEN Diputuskan untuk ditransfer ke Unit/instalasi lain karena ‘Tempat Tidur penuh DPJP TEMPAT PASIEN DI RAWAT Menilai derajat kesehatan pasien sebelum dilakukan transfer PERAWAT TEMPAT PASIEN DI RAWAT Menghubungi ruang perawatan yang dituju PERAWAT TEMPAT PASIEN TT /sarana lain DIRAWAT f— Tidak =) tersedia v Ya PERAWAT | Melakukan komunikasi dengan petugas diruang perawatan _ tujuan mengenai kesepakatan prosedur transfer Tidak Li ee Terjadi kesepakatan T Ya | TRANSPORTER | PETUGAS PENDAMPING Mentransfer pasien menuju ruang perawatan yang dituju H. —_ Etika dan Keputusan Transfer Pasien Berbagai pertimbangan perlu diambil sebelum transfer dilakukan, yaitu 1. Apabila keputusan transfer telah diambil, lakukan komunikasi dengan instalasi / unit penerima. Bila transfer antar rumah sakit maka perlu terlebih dahulu kontak dengan rumah sakit penerima Berikan informasi yang sejelas — jelasnya kepada pasien dan keluarga mengenai alasan _dilakukannya transfer. 1 J. 15 3. Tidak menganggap remeh resiko yang akan dialami pasien selama proses transfer berlangsung, Pastikan tim transfer telah siap dan semua peralatan medis dan obat — _ obatan tersedia lengkap dan tidak kadaluarsa. 4, Keputusan mentransfer pasien harus didokumentasikan dalam rekam medis pasien _ berikut kriteria kondisi umum pasien Kendaraan Transfortasi Antar Rumah Sakit ‘Ambulance adalah kendaraan transportasi gawat darurat medis khusus orang sakit atau cedera, dari satu tempat ke tempat lain guna perawatan medis. Istilah Ambulance digunakan menerangkan kendaraan yang digunakan untuk membawa Peralatan medis kepada pasien di luar rumah sakit atau memindahkan pasien ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Ambulance harus di service secara berkala dan begitu pula dengan semua peralatan minimal yang diperlukan dalam proses transfer pasien harus terpelihara denga baik dan dikalibrasi secara berkala. Penanganan Selama Transfer Berlangsung 1. Posisi pasien harus stabil selama perjalanan 2. Semua peralatan harus aman disimpan di posisi bawah dari tempat tidur pasien. 3. Pasien harus dipantau terus — menerus sepanjang transfre dan dicatat pada formulir transfer. 4. Monitor, Ventilator, Infus Pump dan tabung oksigen harus terlihat dan mudah dijangkau. 5. Jika kebutuhan Klinis timbul di mana pasien memerlukan intervensi, maka kendaraan harus berhenti ditempat yang aman, karena petugas mungkin memerlukan tempat untuk — bergerak di luar kendaraan, Serah Terima Pasien di Tempat Tujuan Setibanya di rumah sakit / instansi / unit tujuan, harus ada serah terima resmi antara tim transfer dengan dokter / perawat jaga yang berada di rumah sakit /instalasi / unit penerima yang selanjutnya akan bertanggung jawab atas perawatan pasien tersebut satu salinan formulir transfer pasien yang berisi catatan medis pasien seperti Tanda Tanda Vital, hasil laboratorium, hasil X - Ray / Scan, serta kondisi pasien selama transfer berlangsung ( jika terjadi insiden dimana pasien tiba — tiba mengalami kondisi kritis selama transfer berlangsung) diserahkan kepada rumah sakit / instalasi / unit penerima, dan satu salinan akan disimpan oleh rumah sakit / instalasi / unit perujuk dan dimasukkan ke dalam rekam medis. 16 BABIV. DOKUMENTASI Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cideres Kabupaten Majalengka Nomor 49.19 tentang Kebijakan Akses Pasien Dan Kontinuitas Pelayanan mengenai transfer pasien. ‘SPO Transfer Pasien Di Dalam Rumah Sakit SPO Transfer Pasien Ke Luar Rumah Sakit DIREKTUR RSUD CIDERES,

You might also like