Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

DAYA HAMBAT EKSTRAK DAUN SENDUDUK (Melastoma

malabathricum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI


Streptococcus mutans

Marsepriani, Mades Fifendy, Yosmed Hidayat

Program Studi Pendidikan Biologi


(STKIP) PGRI Sumatera Barat
Email: animarsepriani92@gmail.com

ABSTRACT

Senduduk plant is one plant that is often used as traditional medicine. This plant as a
medicine for fever, pain relievers, diarrhea, mouth sores and chickenpox. In addition senduduk leaf
decoction is also often used as a gargle for sore tooth. Tooth decay is caused by bacteria one of
which is Streptococcus mutans. S. mutans growth must be inhibited so as not to be pathogenic to
the administration of antibacterial material. Senduduk leaf can use as toothache medicine is
considered more effective but there is no exact data about their ability senduduk leaf extract in
inhibiting the growth of bacteria S. mutans. This research aims to determine the inhibition of
senduduk leaf extract (Melastoma malabathricum L.) on the growth of S. mutans bacteria. This
research was conducted on January 2017 in Padang State University Laboratory. This study was
an experimental metode using a completely randomized design (CRD) consisting of 6 treatments
and 3 replications. The treatment in this research using senduduk leaf extract with several different
concentrations, positive control while using Listerin. The data is processed by the Analysis Of
Variance (ANOVA). The results showed that the extracts senduduk leaf has the ability to inhibit
the growth of bacteria S. mutans with an average diameter at concentrations of 5%, 10%, 15%,
20%, 25% are 8.81 mm, 9.48 mm, 9, 03 mm, 10.26 mm, 9.5 mm and 10.4 mm on listerin as
positive control, the most effective concentration found in 20%. Based on these results we can
conclude senduduk leaf extract is one of the alternative materials that can be used to inhibit the
growth of bacteria S. mutans with the most effective concentration was 20%.

Keywords: Leaf senduduk (Melastoma malabathricum L.), Streptococcus mutans

PENDAHULUAN memberikan nilai positif. Hal ini


dikarenakan senduduk mudah didapatkan di
Senduduk (Melastoma malabathricum lingkungan sekitar rumah, proses
L.) merupakan tumbuhan liar yang sering di pengolahan yang tidak terlalu sulit dan efek
jumpai pada tempat yang cukup sinar sampingnya relatif kecil. Sakit gigi terjadi
matahari. Tanaman senduduk merupakan oleh aktivitas bakteri yang menyebabkan
salah satu tumbuhan yang sering rusaknya gigi. Kerusakan pada gigi ini
dimanfaatkan sebagai obat tradisional. disebabkan oleh beberapa bakteri salah
Menurut Hariana (2009) senduduk memiliki satunya yaitu bakteri Streptococcus mutans.
kandungan kimia yang sudah diketahui Efek yang ditimbulkan oleh aktivitas S.
seperti saponin, flavonoid dan tanin. mutans yaitu terbentuknya karang gigi yang
Tanaman ini berkhasiat sebagai obat membuat gigi berlubang dan menimbulkan
penurun panas, penghilang rasa sakit, rasa sakit. Pelczar dan Chan (1988)
mengatasi diare, sariawan dan cacar. Selain mengatakan dari semua mikroorganisme
itu senduduk juga sering digunakan sebagai yang diteliti di mulut, nampaknya tidak ada
obat kumur yang dapat mengatasi sakit gigi. yang memainkan peranan kariogenik yang
Setyowati (2006) mengatakan bahwa lebih baik daripada S. mutans.. Berdasarkan
masyarakat Talang Mamak di bukit hasil tersebut menunjukkan bahwa S. mutans
Tigapuluh, Jambi memanfaatkan tumbuhan dianggap sebagai organisme yang terpenting
kaduduk (senduduk) sebagai obat kumur di dalam mengawali terbentuknya luka-luka
untuk orang sakit gigi, dengan cara daun karies pada permukaan email.
mudanya direbus. Pertumbuhan S. mutans harus dihambat
Penggunaan daun senduduk oleh agar tidak menjadi patogen dengan
masyarakat sebagai obat sakit gigi tentunya pemberian bahan antibakteri. Penggunaan
daun senduduk sebagai obat sakit gigi Tabel 1. Rata-rata daya hambat ekstrak daun
dipandang lebih efektif tapi belum ada data senduduk terhadap bakteri
yang jelas terkait kemampuan ekstrak daun Streptococcus mutans
senduduk dalam menghambat pertumbuhan Perlakuan Rata-rata Zona
bakteri S. mutans. Bening (mm)
Berdasarkan latar belakang diatas, A. K. Listerin 5 10,4
maka telah dilakukan penelitian tentang B. Ekstrak senduduk 5% 8,81
daya hambat ekstrak daun senduduk C. Ekstrak senduduk 10% 9,48
(Melastoma malabathricum L.) terhadap D. Ekstrak senduduk 15% 9,03
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans E. Ekstrak senduduk 20% 10,26
dengan mengamati dan mengukur zona F. Ekstrak senduduk 25% 9,5
bening yang terbentuk di sekeliling kertas
cakram.
Penelitian ini dilakukan untuk Berdasarkan hasil analisis statistik
mengetahui kemampuan daya hambat dan diperoleh Fhitung ≤ Ftabel yaitu 2,18 ini
konsentrasi paling efektif ekstrak daun menunjukkan bahwa ekstrak daun senduduk
senduduk dalam menghambat pertumbuhan tidak signifikan sehingga tidak dilakukan uji
S. mutans. lanjut untuk mengetahui beda nyata antar
perlakuan.
METODE PENELITIAN Hasil uji ekstrak daun senduduk
Penelitian ini merupakan eksperimen terhadap bakteri Streptococcus mutans dapat
dengan metode difusi agar menggunakan dilihat pada gambar berikut:
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian
dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi A
Universitas Negeri Padang pada bulan
Januari 2017. Subjek penelitian yaitu isolat B
Streptococcus mutans yang telah
diremajakan dengan jumlah 6 perlakuan
yaitu ekstrak daun senduduk konsentrasi 5%, C
10%, 15%, 20%, 25%, listerin 5% sebagai
kontrol positif dan 3 ulangan.
Pengamatan dilakukan setelah biakan
diinkubasi hingga 24 jam kemudian dilihat
dan diamati zona bening yang yang
terbentuk disekitar kertas cakram yang berisi Gambar 3. (a) Bakteri Streptococcus
sampel ekstrak daun senduduk (Melastoma mutans, (b) Zona hambat,
malabathricum L.). dan (c) Ekstrak pada kertas
Pengukuran dilakukan terhadap zona cakram.
bening yang terbentuk dengan menggunakan
jangka sorong, ulangan pengukuran Pembahasan
dilakukan tiga kali pengulangan sehingga Berdasarkan hasil penelitian yang telah
didapatkan hasil rata-ratanya untuk dilakukan diketahui bahwa ekstrak daun
mendapatkan diameter zona masing-masing senduduk dapat menghambat pertumbuhan
konsentrasi. bakteri Streptococcus mutans. Kemampuan
Data hasil pengamatan dianalisis menghambat yang dimiliki ekstrak daun
dengan Analisis Sidik Ragam (ANOVA). senduduk dapat dilihat dari zona bening
yang terbentuk dari setiap konsentrasi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan. Data pada Tabel 1 diketahui
bahwa seluruh perlakuan yang digunakan
Hasil menghasilkan zona hambat. Menurut
Hasil pengukuran terhadap zona Faradiba (2016), Zona hambat adalah daerah
hambat yang terbentuk dari ekstrak daun jernih di sekeliling kertas cakram yang
senduduk dengan beberapa perlakuan menunjukkan tidak adanya pertumbuhan
terhadap bakteri Streptococcus mutans dapat bakteri. Semakin besar diameter zona,
dilihat pada Tabel 1. bararti semakin besar daya hambatnya.
Pada umumnya luas zona hambat yang
terbentuk akan meningkat apabila
konsentrasi perlakuan yang digunakan
semakin besar. Namun dari hasil uji yang diabsorbsinya saponin pada permukaan sel
telah dilakukan diperoleh hasil luas zona akan menyebabkan naiknya permeabilitas
hambat yang tidak selalu mengalami sehingga membran sel menjadi bocor
peningkatan. Masing-masing perlakuan (Jawetz et al., 2005). Senyawa antibakteri
memberikan pengaruh yang berbeda-beda. lainnya yang terkandung dalam daun
Perlakuan C konsentrasi senduduk 10% senduduk yang memiliki daya antibakteri
memiliki diameter zona hambat 9,48 mm adalah flavonoid. Menurut Umar dalam
sedangkan perlakuan D konsentrasi Faradiba (2016) Flavonoid mengandung
senduduk 15% mengalami penurunan senyawa fenol yang mempunyai kemampuan
dengan luas zona hambat 9,03 mm. Pada untuk mendenaturasi protein dan merusak
perlakuan E konsentrasi 20% mengalami membran sel, fenol berikatan dengan protein
peningkatan luas zona hambat yaitu 10,26 melalui ikatan hidrogen sehingga
dan pada perlakuan F konsentrasi 25% mengakibatkan struktur protein menjadi
kembali mengalami penurunan yaitu 9,5 rusak.
mm. Ini mungkin disebabkan oleh Berdasarkan diameter zona hambat
pengeringan kertas cakram yang tidak sama yang terbentuk pada ekstrak daun senduduk
pada saat penanaman kertas cakram pada dapat dikategorikan antimikroba yang
medium agar. Menurut Elifah dalam Dewi memiliki aktivitas penghambat sedang
(2010) mengatakan bahwa dimana diameter terdapat pada konsentrasi 5%, 10%, 15%,
zona hambat tidak selalu naik sebanding dan 25% yang memiliki zona hambat 8-9
dengan naiknya konsentrasi antibakteri, mm. Sedangkan pada konsentrasi 20%
kemungkinan ini terjadi karena perbedaan memiliki penghambat yang kuat juga
kecepatan difusi senyawa antibakteri pada merupakan konsentrasi yang paling efektif
media agar serta jenis dan konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan bakteri
senyawa antibakteri yang berbeda juga dengan diameter 10,26 mm. Ini sesuai
memberikan diameter zona hambat yang dengan pernyataan Davis dan Stout dalam
berbeda pada lama waktu tertentu. Purwanto (2015) penentuan kriteria diukur
Menurut Panagan dan Nirman (2009) dengan diameter zona hambat
Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan dikelompokkan menjadi: diameter zona
ketidakteraturan besar diameter zona hambat hambat < 5 mm dikategorikan lemah,
pertumbuhan bakteri uji adalah pada waktu diameter zona hambat 5-10 mm
pengeringan kertas cakram yang tidak sama. dikategorikan sedang, diameter zona hambat
Kertas cakram yang waktu pengeringannya 10-20 mm dikategorikan kuat, dan diameter
cukup lama, saat diletakkan di atas media zona hambat > 20 mm dikategorikan sangat
pembenihan bakteri maka luas daerah zona kuat. Konsentrasi efektif suatu zat aktif yang
hambatnya kecil, zona ini terbentuk dari nantinya akan menjadi patokan dalam
ekstrak yang terdifusi dari kertas cakram ke mengambil nilai minimum untuk uji bakteri
media agar. yang waktu pengeringannya bila diameter zona hambatnya > 10 mm.
hanya sebentar, saat diletakkan di atas media
pembenihan bakteri, ekstrak yang masih KESIMPULAN DAN SARAN
menempel langsung menyebar di sekeliling
cakram dan cepat berdifusi ke media agar Kesimpulan
sehingga membentuk zona hambat yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
lebih besar. disimpulkan bahwa:
Adanya zona hambat yang terbentuk 1. Daun senduduk merupakan salah satu
pada perlakuan ekstrak daun senduduk bahan alternatif yang bisa digunakan
disebabkan karena adanya senyawa kimia dalam menghambat bakteri S. mutans.
yang terkandung dalam daun senduduk yang 2. Konsentrasi yang paling efektif untuk
mempunyai efek sebagai antibakteri. menghambat pertumbuhan S. mutans
Kusumowati (2014) mengatakan bahwa dari pada perlakuan E konsentrasi 20%.
hasil skrining fitokimia ekstrak etanol daun
senduduk menunjukkan adanya kandungan Saran
polifenol, tanin, saponin, dan flavonoid. Diharapkan dapat dilakukan penelitian
Menurut Harbone dalam Hikma (2015) lebih lanjut mengenai daya hambat ekstrak
Tanin adalah senyawa polifenol yang dapat daun senduduk terhadap bakteri gram positif
menghambat dan membunuh pertumbuhan lainnya maupun bakteri gram negatif yang
bakteri dengan cara bereaksi dengan dapat menimbulkan masalah kesehatan
membran sel. Sedangkan saponin lainnya.
DAFTAR PUSTAKA Daun Senggani (Melastoma affine Ne
D. Don). Jurnal Biomedika. Vol 6. (2),
Dewi, F. K. 2010. Aktivitas Antibakteri Hal 22-25.
Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Setyowati, F. M. 2006. Pengetahuan
(Morinda citrifolia L.) Terhadap Masyarakat Talang Mamak Tentang
Bakteri Pembusuk Daging. Skripsi. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Di
Jurusan Biologi. FMIPA, Surakarta: Taman Nasional Bukit Tigapuluh,
Universitas sebelas Maret. Jambi. Jurnal Bahan Alam Indonesia.
Faradiba, Anggi. 2016. Daya Antibakteri Vol. 5.(1), Hal 321-325.
Infusa Daun Asam Jawa (Tamarindus Panagan, A. T., Nirwan, S. 2009. Uji Daya
indica Linn) terhadap Streptococcus Hambat Asap Cair Hasil Pirolisis Kayu
mutans. E-Jurnal Pustaka Kesehatan. Pelawan (Tristania abavata) Terhadap
Vol 4. (1), Hal 55-60. Bakteri Esterichia coli. Jurnal
Hariana, Arief. 2009. Tumbuhan obat dan Penelitian Sains. Edisi Khusus (C).
khasiatnya seri 3. Jakarta: Penebar Vol. 9. No. 12-06
Swadaya. Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. 1988.
Hikma, Nurul. 2015. Pengaruh Perasan Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Daun Sirsak (Annona muricata L.) Universitas Indonesia Press.
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Purwanto, Sigit. 2015. Uji Aktivitas
Escherichia coli. Skripsi. Universitas Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Daun
Negeri Gorontalo. Senggani (Melastoma malabathricul
Jawetz, Melnick , dan Adelbergs. 2005. L.) Terhadap Esterichia coli. Jurnal
Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Keperawatan Sriwijaya. Vol. 2. (2),
Salemba Medika. Hal 84-92.
Kusumowati, I. T. D., Rosita M., Angga P.
2014. Daya Antibakteri Ekstrak Etanol

You might also like