Professional Documents
Culture Documents
Djodjo Suwardjo, John Haluan, Indra Jaya Dan Soen'an H. Poernomo
Djodjo Suwardjo, John Haluan, Indra Jaya Dan Soen'an H. Poernomo
ABSTRACT
Safety performance of a fishing vessels fleet is indicated by the Fatality Accident Rate (FAR) of fishing vessels and the
position of risk on F-N Curve, wether the risk position at unacceptable risk, intermediate risk or acceptable risk. The FAR of the
fishing vessles, from fishing based at Tegalsari Coastal Fishing Port, Pekalongan Archipelagic Fishing Port and Cilacap Oceanic
Fishing Port are 115 persons death/missing at sea per 100.000 fishermen per year and if it is compared with the FAR of the world
fishing fleet, is still consider higher. Therefore, a necessary measures to reduce accident risk of fishing vessels accident with prevention and
mitigation are needed. Some of the measures that we suggest to encompass the problem related to the fatal accident are: (1) training of
navigation and safety competences for skippers and crew members;(2) increasing safety awareness for the fishing vessel owners, Fishing
Port harbour master, fishing vessel inpectors, fisheries extension workers, instructors of fisheries education and training, community local
leaders and fishermen families, (3)crews insurance, and (4) providing fishing vessel standard, ship manning standard and works in
fishing standard, education, training and certification standar and standar of works in fishing.
Key words: Safety performance, Fatality Accident Rate (FAR, prevention and mitigation, training of
navigation and safety competences, increasing of safety awareness.
ABSTRAK
Kinerja keselamatan armada kapal-kapal penangkap ikan ditunjukkan dengan tingkat kecelakaan fatal kapal
penangkap ikan dan posisi risiko kecelakaan armada kapal penangkap apakah berada pada posisi yang unacceptable
risk, intermediate risk atau acceptable risk. Tingkat Kecelakaan Fatal armada kapal di PPP Tegalsari, PPN Pekalongan
dan PPS Cilacap menunjukkan angka 115 orang meninggal per 100.000 awak kapal pertahun dan masih lebih tinggi
bila dibanding tingkat kecelakaan fatal kapal penangkap ikan tingkat dunia, yakni 80 orang meninggal/100.000 awak
kapal. Posisi risiko kecelakaan berada pada posisi yang unacceptable risk artinya perlu upaya penurunan risiko
kecelakaan dalam kurun waktu satu tahun. Diperlukan upaya pencegahan dan mitigasi untuk menurunkan risiko
kecelakaan melalui berbagai hal, yaklni: (1) pelatihan kompetensi keselamatan dan pelayaran bagi para nakhoda dan
ABK, (2) peningkatan safety awareness bagi pemilik kapal, Syahbandar pelabuhan perikanan, pengawas kapal
perikanan, penyuluh perikanan tangkap, pengajar pada lembaga pendidikan dan pelatihan perikanan, pemuka
masyarakat nelayan dan keluarga nelayan, penegakan hukum atas keselamatan kapal perikanan, (3) asuransi awak
kapal, (4) membangun standar pendidikan dan pelatihan dan sertifikasi pelaut perikanan, standar kapal penangkap
ikan, standar pengawakan dan membangun sistem ketenagakerjaan pada kapal penangkap ikan.
Kata kunci: Kinerja keselamatan, Tingkat Kecelakaan Fatal, pencegahan dan mitigasi, pelatihan
kompetensi navigasi dan keselamatan, peningkatan safety awareness.
1
Staf Ditjen P2HP, Kementrian Kelautan dan Perikanan
2
Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
3
Kepala Pusat Statistik dan Informasi, Sekjen KKP
Kajian Tingkat Kecelakaan Fatal Serasah ......... (SUWARDJO, HALUAN, JAYA dan POERNOMO) 61
kegiatan penangkapan ikan dan budidaya Memperhatikan ukuran kapal yang
perikanan, 15 juta diantaranya terlibat relatif kecil dan kondisi cuaca yang tidak
dalam penangkapan ikan di laut, 90% menentu dimungkinkan akibat pemanasan
nelayan bekerja pada kapal-kapal global, serta kapal diawaki dengan jumlah
berukuran panjang kurang dari 24 m. orang yang melebihi kapasitas karena
Profesi pelaut kapal penangkap ikan menggunakan teknologi sederhana maka
memiliki karakteristik pekerjaan bersifat kemungkinan terjadi kecelakaan pada kapal
“3d” yaitu: membahayakan (dangerous), penangkap ikan sangat besar.
kotor (dirty) dan sulit (difficult). ILO Permasalahan keselamatan pada setiap
memperkirakan terdapat 24.000 kapal dan setiap pengoperasian masing-
kecelakaan fatal pertahun di seluruh dunia. masing jenis alat tangkap memiliki tingkat
Pelaut kapal penangkap ikan berlayar keselamatan berbeda.
menempuh alur pelayaran yang tidak Menurut Jennifer et al. ( 2002) bahwa
menentu, tidak seperti alur pelayaran keselamatan kapal penangkap ikan
kapal-kapal niaga, namun disesuaikan merupakan interaksi faktor-faktor yang
dengan daerah penangkapan ikan yang kompleks yakni human factor (nakhoda dan
menjadi sasaran penengkapan yang kerap anak buah kapal), machines (kapal dan
berpindah-pindah. Adapun lama pelayaran peralatan keselamatan) dan environmental
kapal-kapal penangkap ikan sangat (cuaca dan skim pengelolaan sumberdaya
bervariasi tergantung ukuran kapal, musim perikanan). Permasalahan keselamatan
penangkapan atau faktor lain seperti cuaca atau kecelakaan akan timbul apabila salah
yang tidak memungkinkan untuk melaut. satu elemen dari human factor, machines
Kapal-kapal berukuran kecil biasanya atau enviromental factor tersebut tidak
berlayar hanya satu hari (one day fishing) berfungsi. Banyak faktor yang dapat
sedangkan kapal besar bisa mencapai meningkatkan risiko kecelakaan adalah:
hingga tiga bulan mengingat perbekalan kondisi jam kerja yang relatif lama sehingga
dan bahan bakar biasanya disuplai kapal menyebabkan kelelahan; kondisi kapal yang
pengangkut ikan. tua dan kurang terawat; ruang kerja yang
Armada kapal penangkap ikan dunia sempit; bahaya yang melekat pada
didominasi kapal-kapal berukuran panjang pekerjaan (seperti kondisi cuaca); kurang
kurang dari 24 m atau 98% berukuran kecil terampil dan kurang pelatihan; kurangnya
(Petursdattir et al., 2001). Di Indonesia, monitoring dan performance keselamatan
pada tahun 2008 armada kapal panangkap kapal; produk yang ditangani
ikan berjumlah 555.190 unit kapal dan membahayakan seperti ikan berbisa;
94% diantaranya berukuran di bawah 60 kurangnya peralatan dan penggunaan
GT dengan jumlah nelayan sebanyak 3,4 peralatan keselamatan.
juta orang (Direktorat Jenderal Perikanan, Pendataan dan investigasi kecelakaan
2009). Diantara kapal-kapal berukuran kapal penangkap ikan masih kurang
kecil tersebut diantaranya kapal cantrang mendapat perhatian. Melalui pendataan
(dogol), kapal purse-seine, kapal longline dan investigasi dapat diketahui faktor-
dan kapal gillnet. faktor penyebab terjadi kecelakaan,
Kapal-kapal berukuran antara 10–30 bagaimana kecelakaan terjadi, tindakan-
GT yang berbasis di PPP Tegalsari tindakan yang dilakukan nakhoda dan
didominasi kapal-kapal cantrang dan gillnet anak buah kapal untuk menghindari dan
banyak dioprasikan disepanjang pantai mengatasi kecelakaan, probabilitas
utara Pulau Jawa, Perairan Madura, kejadian, konsekuensi atau tingkat
Perairan Pulau Masalembo bahkan ada kerusakan terhadap kapal dan lingkungan,
yang berlayar sampai di perairan risiko terhadap awak kapal, kerugian jiwa,
Kalimantan. Kapal-kapal yang berbasis di harta dan lingkungan, tingkat kecelakaan
Pekalongan umunya memiliki ukuran kapal fatal (Fatality Accidents Rate, FAR) serta
20-120 GT didominasi kapal purse-seine kinerja keselamatan suatu armada
beroperasi lebih jauh, yakni ke perairan penangkapan ikan.
Natuna, Bangka Belitung, Pulau Risk Index menggambarkan tingkat
Masalembu, Selat Makasar, Perairan risiko kegiatan penangkapan ikan oleh
Matasiri. Adapun kapal-kapal penangkap kapal-kapal dalam suatu unit armada,
ikan di perairan Cilacap berukuran 10–60 memberikan gambaran apakah tingkat
GT berperasi disekitar perairan Cilacap, risiko berada pada tingkat: unacceptable
Perairan selatan Gombong dan perairan risk, intermediate risk, atau acceptable risk.
selatan Pangandaran. Apabila tingkat risiko dan penyebab
Kajian Tingkat Kecelakaan Fatal Serasah ......... (SUWARDJO, HALUAN, JAYA dan POERNOMO) 63
Tabel 2 Frequency Index (FI) (Paulsson dalam Forsman, 2004)
Tabel 4 Latar Belakang Pendidikan Formal Nakhoda Kapal Penangkap Ikan di PPP
Tegalsari, PPN Pekalongan dan PPS Cilacap
Gambar 1 Grafik Kondisi Kelayakan Kapal Penangkap Ikan 10-129 GT yang berbasis
Operasi di PPP Tegalsari, PPN Pekalongan dan PPS Cilacap.
Kajian Tingkat Kecelakaan Fatal Serasah ......... (SUWARDJO, HALUAN, JAYA dan POERNOMO) 67
Hasil penelusuran di lapangan, Di Australia, antara tahun 1982
pendataan kecelakaan kapal di tiga lokasi sampai 1984, tingkat kecelakaan fatal
penelitian yaitu di PPP Tegalsari, PPN sebesar 18 kali lebih tinggi dari rata-rata
Pekalongan dan PPS Cilacap, pendataan tingkat kecelakaan nasional Australia
kecelakaan kapal penangkap ikan (143/100.000 orang dibanding
dilakukan oleh Himpunan Nelayan 8.1/100,000); di Denmark, dari tahun
Seluruh Indonesia (HNSI) cabang 1989 sampai 1996, tingkat kecelakaan
kabupaten/kota dikaitkan dengan pada kapal penangkap ikan 25-30 kali
pengeluaran dana sosial uang duka dari lebih tinggi disbanding tingkat kecelakaan
koperasi nelayan dan Satuan POLAIR. pekerja di daratan. Di negara-negara
Pencatatan data kecelakaan kapal Nordic menunjukkan bahwa kecelakaan
tersebut hanya data kecelakaan dengan fatal antara 90 sampai 150 orang per
korban meninggal atau hilang dan 100.000 pekerja. Upaya-upaya
kecelakaan yang menyebabkan kapal pencegahan kecelakaan, pelatihan survival
tenggelam walaupun awak kapal dapat dan pelayanan SAR di negara tersebut
diselamatkan, namun belum termasuk termasuk salah satu diantara negara-
kecelakaan dengan korban luka-luka berat negara yang terbaik di dunia. Selanjutnya
dan luka ringan. disebutkan dari negara berkembang
Jumlah kecelakaan fatal kapal seperti Sri Lanka untuk perikanan
penangkap ikan yang terjadi dilokasi tangkap laut dalam (offshore fishing) 10
penelitian dari tahun 2006 sampai 2008, kali lebih tinggi dibanding kecelakaan fatal
sebanyak 61 kali kecelakaan fatal dengan di Norwegia. Studi kecelakaan fatal
korban awak kapal meninggal/hilang di penangkapan, dengan perahu kano di
laut sebanyak 68 orang atau rata-rata Guinea tahun 1991-1994 menunjukkan
pertahun korban meninggal/hilang 500 orang per 100.000 pekerja; di
sebanyak 32 orang dari jumlah awak sepanjang pantai Afrika Barat,
kapal aktif sebanyak 19.640 orang. Kapal penangkapan ikan tradisional dengan
dan alat tangkap yang tenggelam/hilang di kano, kecelakaan fatal antara 300–1000
laut sebanyak 22 unit kapal atau rata- orang per 100.000 pekerja. Di Afrika
rata kapal hilang sebanyak 7 unit/tahun. Selatan angka kecelakaan fatal 585 orang
Laju Kecelakaan Fatal (LKF) atau per 100.000 nelayan.
Fatality Rate (FR) dihitung jumlah korban Menurut Petursdottir (2001), di
meninggal/hilang per 100.000 nelayan. Amerika Serikat tahun 1996 tingkat
LKF di masing-masing lokasi penelitian kematian dalam perikanan diperkirakan
sebagai berikut: di PPP Tegalsari 123 delapan kali lebih tinggi dibanding orang
orang meninggal/100.000 orang awak yang mengoperasikan kendaraan dan 16
kapal, PPN Pekalongan 46 orang kali lebih tinggi dibanding petugas
meninggal/100.000 orang awak kapal, pemadam kebakaran dan polisi, serta 40
dan PPS Cilacap 235 orang kali dari rata-rata kecelakaan fatal
meninggal/100.000 awak kapal. Rata-rata nasional. Laju kecelakaan fatal lainnya
LKF di tiga lokasi penelitian tersebut (dimana x merupakan rata-rata laju
adalah 115 orang meninggal/100.000 kecelakaan fatal nasional negara tersebut);
nelayan. Republik Korea (15 x); Estonia (11 x); Italy
Bila dibandingkan dengan rata-rata (21 x); Lithuania (11 x); Polandia (9 x);
tingkat kecelakaan fatal kapal penangkap Spanyol (6 x) dan Canada (3,5 x). Di
ikan dunia pekerjaan nelayan atau awak Australia, kecelakaan yang terjadi antara
kapal penangkap ikan mencapai 1982 sampai 1984, laju kecelakaan fatal
80/100.000 awak kapal pertahun (ILO, (fatality rate) nelayan adalah 18 kali lebih
FAO (2000) dalam Jennifer et al., (2002) tinggi rata-rata kecelakaan fatal secara
memperkirakan 7% dari seluruh nasional (143/100.000 orang-tahun
kecelakaan kerja fatal di dunia terjadi dibanding 8,1/100.000).
pada industri perikanan tangkap. Pada Perbandingan tingkat kecelakaan
industri perikanan tangkap di seluruh fatal kapal penangkap ikan yang berbasis
dunia berdasarkan pengalaman, terdapat operasi di Pantai Utara Jawa dan Selatan
24.000 kecelakaan fatal. Jawa ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 7 Jenis kecelakaan fatal di atas kapal penangkap ikan kapal-kapal yang berbasis
operasi di PPP Tegalsari, PPN Pekalongan, PPS Cilacap
FREKUENSI
Kecelakaan >10 SANGAT Mitigasi UN-ACCEPT-
% dari armada TINGGI ABLE RISK
kapal/tahun
Kecelakaan TINGGI
1- <10% dari
armada kapal/
tahun
1 kapal per MEDIUM INTER-
tahun MEDIATE
KONSEKUENSI
Kerusaka Luka-luka Beberapa 2-10 >10 awak
n ringan, ringan terluka orang kapal
keterlam- berat, dan meningga meninggal
batan 1 orang l/ hilang dan kapal
meningga tenggelam
l/hilang
Gambar 2 Kurva F- N Posisi Risiko Kecelakaan Kapal Penangkap Ikan di PPP Tegalsari,
PPN Pekalongan dan PPS Cilacap.
Kajian Tingkat Kecelakaan Fatal Serasah........................ (SUWARDJO, HALUAN, JAYA dan POERNOMO) 71
Sertifikasi Kelaiklautan Kapal International Maritime Organization, 2007.
Penangkap Ikan. Jakarta. Any Othre Business. Outcome of SLF
50.STW 39/11/1. Sub Committee on
FAO, 2000. The State of World Fisheries
Standard of Training and
and Aquaculture. Part 2 Selected
Watchkeeping. 39th Session. London.
Issues Facing Fishers and
Aquaculturists. Rome. Italy. International Maritime Organization, 1995.
1993 Torremolinos Protocol and
Forsman, Bjӧrn (2004). Application of Risk
Torremolinos International Convention
Assessment Tools in the Maritime
for the Safety of Fishing Vessels,
Safety Management Process. MSM-
Consolidated Edition, 1995. London.
2004.SIDA. Sweden.
International Maritime Organization, 1996.
Gurdun Petursdottir, Olafur Hannibalson
International Convention on Standars
dan Jeremy MM. Turner (2001).
of Training, Certification and
Safety At Sea as an Integral Part of
Watchkeeping for Fishing Vessel
Fisheries Management. Food and
Personnel, 1995. London.
Agriculture Organization of the United
Nation. Rome. Jennifer M. Lincoln, Diana S. Hudson,
George A. Conway and Rachel
International Maritime Organization, 2005.
Pescatore, 2002. Proceeding of the
IMO Model Course 1.33. Safety of
International Fishing Industry Safety
Fishing Operations (Support Level).
and Health Conference. US
2005 Edition. Course + Compedium.
Department of Health and Human
London.
Services.