Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETUBAN

PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KEPAHIANG TAHUN 2019

Epi Samsibar, Derison Marsinova Bakara, Eva Susanti

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bengkulu


Jurusan D4 Kebidanan Alih Jenjang Curup
Jalan Sapta Marga No.95 Desa Teladan, Curup Selatan,
Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu 39119
Samsibar1511@gmail.com

Abstract : Premature rupture of membranes (KPD) is the condition of rupture of membranes


before the time of delivery or before birth that occurs at the opening <4 cm. KPD allows
infection in utero, prematurity thereby increasing maternal and infant morbidity and
mortality. In Kepahiang Regional Hospital until June 2019, the incidence of KPD reached
178 cases. The purpose of this study was to determine the factors associated with KDP. The
type of research in this research is descriptive analytic with cross sectional approach. The
sampling technique with the Proportion of Proportion is 89 mothers who were admitted to
Kepahiang Regional Hospital in 2019. Statistical tests used Chi Square. The results showed
that most mothers aged 20 - 35 years, multigravida parity, pregnancy spacing> 2 years, no
anemia, no history of KPD, no infection, no trauma and some had KPD. There is a
relationship between the distance of pregnancy and the history of KPD with the incidence of
KPD where p value <0.05 and there is no relationship between age, parity, anemia, infection
and trauma to the incidence of KPD where the value of p value> 0.05 on each variable.
Suggestions for RSUD Kepahiang to be able to increase the knowledge of pregnant women
about KPD by providing counseling or distributing leaflets at the time of ANC mothers in
obstetric polyclinics. And can improve the quality of health workers through training.

Keywords: KPD, age, parity, distance, history of KPD.

Abstrak :Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah keadaan pecahnya ketuban sebelum waktu
melahirkan atau sebelum inpartu yang terjadi pada pembukaan < 4 cm. KPD memungkinkan
infeksi dalam rahim, prematuritas sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi. Di RSUD Kepahiang hingga Juni 2019 angka kejadian KPD mencapai 178 kasus.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan KDP. Jenis
penelitian pada penelitian ini yaitu Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional .
Teknik pengambilan sampel dengan Estimasi Proporsi yaitu ibu bersalin berjumlah 89 yang
dirawat di RSUD Kepahiang tahun 2019. Uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar ibu dengan usia 20 - 35 tahun, paritas multigravida,
jarak kehamilan > 2 tahun, tidak anemia, tidak ada riwayat KPD, tidak mengalami infeksi,
tidak trauma dan sebagian mengalami KPD. Ada hubungan antara jarak kehamilan dan
riwayat KPD dengan kejadian KPD dimana p value < 0,05 dan tidak ada hubungan antara
usia, paritas, anemia, infeksi dan trauma terhadap kejadian KPD dimana nilai p value > 0,05
pada masing-masing variable. Saran untuk RSUD Kepahiang untuk dapat meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang KPD dengan memberikan penyuluhan atau membagikan
leaflet pada saat ibu ANC di poli kebidanan. Serta dapat meningkatkan kualitas tenaga
kesehatan melalui pelatihan-pelatihan.

Kata Kunci : KPD, usia, paritas, jarak, riwayat KPD.


PENDAHULUAN terjadinya ketuban pecah dini diketahui bahwa
terbanyak disebabkan oleh factor riwayat
Sustainable Development Goals KPD sebanyak 50,54% (15) ibu, factor infeksi
(SDGs) merupakan kesepakatan sebanyak 37,84% (14) ibu, factor trauma yang
pembangunan yang berisi 17 tujuan dan dialami ibu sebanyak 13,51% (5) ibu, sisanya
disepakati melalui rapat PBB guna mencapai disebabkan komplikasi beberagai factor
kesejahteraan penduduk dunia Salah satu sebanyak 8,11% (3) ibu.
target yang dimulai dari tahun 2016 hingga
tahun 2030 Menurut International NGO Persalinan menurut Manuaba adalah
Forum On Indonesian Development /INFID proses pengeluaran hasil konsepsi cukup
(2016) adalah untuk menjamin kesehatan dan bulan atau telah siap hidup di luar kandungan
meningkatkan kesejahteraan penduduk semua melalui jalan lahir dengan atau tanpa bantuan.
usia. Pengukuran derajat kesehatan dapat Nugroho (2012) berpendapat bahwa ketuban
dilakukan melalui indicator mortalitas pecah dini merupakan keadaan pecahnya
(kematian). Indikator mortilitas terdiri dari ketuban sebelum waktu melahirkan atau
angka kematian bayi, angka kematian balita, sebelum inpartu yang terjadi pada pembukaan
angka kematian ibu melahirkan, angka < 4 cm (fase laten).
harapan hidup waktu lahir. Selain itu, derajat
Sujiyatini dkk menjabarkan bahwa
kesehatan juga dapat diukur melalui indicator
morbiditas dan indikator status gizi penyebab terjadinya ketuban pecah dini
adalah berkurangnya kekuatan membran dan
(Kementrian Kesehatan RI, 2019).
atau adanya peningkatan intra uterine.Oxorn
berpendapat bahwa ketuban pecah dini tidak
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau
Premature Rupture of the Membranes hanya disebabkan oleh infeksi dan tekanan
intrauterine yang kuat. Penyebab lain
(PROM) adalah keadaan pecahnya ketuban
sebelum waktu melahirkan atau sebelum terjadinya ketuban pecah dini menurut Oxorn
adalah hubungan sexual pada saat kehamilan
inpartum yang terjadi pada pembukaan < 4
cm (faselaten). Kejadian ini dapat terjadi di tua.
akhir kehamilan atau pun jauh dari waktu
melahirkan. Ketuban pecah dini merupakan Hal tersebut karena pengaruh
prostaglandin dalam sperma dapat
bentuk komplikasi kehamilan kurang bulan,
yang berkontribusi besar terhadap angka menimbulkan kontraksi ataupun akibat faktor
trauma saat hubungan sexual.Pada gemelli
kematian perinatal bayi kurang buland alam
Nugroho (2012). ketuban pecah dini disebabkan karena uterus
meregang berlebih akibat besarnya janin, dua
Di RSUD Kepahiang angka pada plasenta, dan air ketuban yang lebih banyak
dijelaskan oleh Oxorn dalam Wiji (2010).
tahun 2017 jumlah ketuban pecah dini
sebanyak 172 kasus. Pada tahun 2018 jumlah Alim dan Safitri (2016) menyebutkan bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan ketuban
tersebut meningkat menjadi 262 kasus
ketuban pecahdini. Hingga akhirnya pecah dini diantaranya yaitu faktor infeksi,
faktor trauma, faktor riwayat ketuban pecah
pertengahan tahun 2019 yaitu hingga bulan
Juli, kasus ketuban pecah dini sebanyak 178 dini sebelumnya, faktor sosial ekonomi, faktor
usia, faktor paritas, dan faktor gemeli serta
kasus. Hasil survey awal terhadap 37
responden di RSUD Kepahiang pada bulan malpresentasi.
Juni 2019, menunjukkan bahwa kejadian ibu
dengan ketuban pecah dini berdasarkan usia Riwayat ketuban pecah dini
sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami
diketahui bahwa 80,02% (30) terjadi pada ibu
berusia antara 20 hingga 35 tahun, sisanya ketuban pecah dini kembali.Patogenesis
terjadinya ketuban pecah dini secara singkat
18,92% (7) terjadi pada ibu berusia lebihd ari
35 tahun. Kejadian ketuban pecah dini dilihat ialah akibat penurunan kandungan kolagen
dalam membran sehingga memicu terjadinya
dari factor paritas diketahui bahwa terbanyak
terjadi pada ibu berstatus multipara sebanyak ketuban pecah dini dan ketuban pecah
preterm. Wanita yang pernah mengalami
54,04% (20) ibu, sisanya terjadi pada ibu
dengan status primipara sebanyak 45,95% ketuban pecah dini pada kehamilan atau
menjelang persalinan maka pada kehamilan
(17) ibu. Berdasarkan factor penyebab
berikutnya akan lebih beresiko daripada n : 89
wanita yang tidak pernah mengalami ketuban
Variabel Frekuensi Persentase (%)
pecah dini sebelumnya karena komposisi Usia
membran yang menjadi rapuh dan kandungan Beresiko (<20 25 28,1
kolagen yang semakin menurun pada atau 64 71,9
kehamilan berikutnya (Helen, 2008). >35tahun) 89 100
Tidak
beresiko (20-
BAHAN DAN CARA KERJA 35 tahun)
Total
Rancangan penelitian ini menggunakan Paritas
metode deskriptif dengan menggunakan Beresiko 61 68,5
Tidak 28 31,5
desain penelitian berupa pendekatan Cross beresiko 89 100
Sectional yaitu studi epidemiologi yang Total
memplejari prevalensi distribusi maupun Jarak
hubungan penyakit dan paparan dengan kehamilan 35 39,3
mengamati status paparan, penyakit secara Beresiko 54 60,7
Tidak 89 100
serentak. Penelitian ini untuk mengetahui beresiko
faktor-faktor yang berhubungan dnegan KPD. Total
Metode ini bertujuan mempelajari kolerasi Kejadian
antara faktor-faktor resiko dengan efek Anemia 7 7,9
melalui pendekatan observasi atau Anemia 82 92,1
Tidak 89 100
pengumpulan keseluruhan data pada suatu anemia
waktu (point time approach), Total
(Notoatmojo,2013). Populasi yang digunakan Riwayat
dalam penelitian ini yaitu seluruh ibu yang KPD 22 24,7
Ada riwayat 67 75,3
melahirkan di RSUD Kepahiang yang dalam
Tidak ada 89 100
register pada tahun 2019 berjumlah 817 riwayat
orang. jumlah sampel dalam penelitian ini Total
yaitu 89 orang. Kejadian
Infeksi 9 10,1
Infeksi 80 89,9
Instrumen dalam penelitian merupakan Tidak infeksi 89 100
data sekunder. Data sekunder merupakan jenis Total
data yang telah dikumpulkan oleh pihak Kejadian
terkait disebutkan oleh Kuncoro (2013). Data Trauma 4 4,5
sekunder dalam penelitian ini, diambil dari Trauma 85 95,5
Tidak ada 89 100
Data Register yang telah dikumpulkan oleh trauma
pihak RSUD Kepahiang. Total
Kejadian
HASIL KPD 48 53,9
KPD 41 46,1
Tidak KPD 89 100
Analisis ini dilakukan untuk Total
mendapatkan gambaran distribusi frekuensi
faktor yang berhubungan dengan kejadian Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa
KPD yaitu usia, paritas, jarak kehamilan, sebagian besar 64 (71,9%) ibu dengan usia
anemia, gemeli, riwayat KPD, infeksi, trauma tidak beresiko (20-35 tahun), sebagian besar 61
dan kejadian KPD. Setelah dilakukan (68,5%) ibu dengan paritas tidak beresiko
penelitian didapatkan hasil sebagai berikut : (multigravida), sebagian besar 54 (60,7%) ibu
dengan jarak kehamilan> 2 tahun, sebagian
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia, Paritas, besar 82 (92,1%) ibu dengan tidak mengalami
Jarak kehamilan, Anemia, anemia, sebagian besar 67 (75,3%) ibu tidak
Gemeli, Riwayat KPD, Infeksi, ada riwayat KPD, sebagian besar 80 (89,9%)
Trauma dan kejadian KPD. ibu tidak mengalami infeksi, sebagian besar 85
(95,5%) ibu tidak ada trauma, sebagian besar 48
(53,9%) ibu mengalami KPD.
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan usia, paritas, jarak kehamilan, anemia,
riwayat KPD, infeksi dan trauma terhadap kejadian KPD. Setelah penelitian dilaksanakan maka
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KPD
Variabel KPD Tidak KPD Total P value OR
n % N % n %
Usia
Beresiko 13 14,6 12 13,5 25 28,1 0,819 0,898
Tidak 35 39,3 29 32,6 64 71,9
beresiko 48 53,9 41 46,1 89 100
Total

Paritas
Beresiko 36 40,4 25 28,1 61 68,5 0,156 1,920
Tidak 12 13,5 16 18 28 31,5
beresiko 48 53,9 41 46,1 89 100
Total

Jarak
kehamilan
Beresiko 30 33,7 5 5,6 35 39,3 0,000 12,00
Tidak 18 20,2 36 40,5 54 60,7
beresiko 48 53,9 41 46,1 89 100
Total

Kejadian
Anemia 3 3,4 4 4,5 7 7,9 0.411 0,617
Anemia 45 50,6 37 41,5 82 92,1
Tidak 48 54 41 46 89 100
anemia
Total

Riwayat
KPD 21 23,6 1 1,1 22 24,7 0,000 31,111
Riwayat 27 30,4 40 44,9 67 75,3
KPD 48 54 41 46 89 100
Tidak
KPD
Total

Kejadian
Infeksi 7 7,8 2 2,3 9 10,1 0,122 3,329
Infeksi 41 46,1 39 43,8 80 89,9
Tidak 48 53,9 41 46,1 89 100
infeksi
Total

Kejadian
Trauma 2 2,2 2 2,3 4 4,4 0,630 0,848
Trauma 46 51,7 39 43,8 85 95,5
Tidak 48 53,9 41 46,1 89 100
trauma
Total

Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil antara anemia dengan kejadian KPD dimana
tidak ada hubungan antara usia dengan p value 0,411 (p > 0,05) dan OR 0,617, ada
kejadian KPD dimana p value 0,819 (p > hubungan antara riwayat KPD dengan
0,05) dan OR 0,898, tidak ada hubungan kejadian KPD dimana pvalue 0,000 (p <
antara paritas dengan kejadian KPD dimana 0,05) dan OR 31,111, tidak ada hubungan
p value 0,156 (p > 0,05) dan OR 1,920, ada antara infeksi dengan kejadian KPD dimana
hubungan antara jarak kehamilan dengan p value 0,122(p > 0,05) dan OR 3,329, tidak
kejadian KPD dimana p value 0,000 (p < ada hubungan antara trauma dengan kejadian
0,05) dan OR 12,00, tidak ada hubungan
KPD dimana p value 0,630 (p > 0,05) dan KESIMPULAN
OR 0,848.
Sebagian besar ibu dengan usia 20 35
PEMBAHSAN tahun, paritas multigravida, jarak kehamilan >
2 tahun, tidak anemia, tidak ada riwayat KPD,
Hasil penelitian yang telah tidak mengalami infeksi, tidak trauma dan
dilaksanakan di RSUD Kepahiang sebagian besar mengalami KPD. Ada
didapatkan bahwa sebagian besar 64 (71,9%) hubungan antara jarak kehamilan dan riwayat
ibu dengan usia tidak beresiko (20-35 tahun), KPD dengan kejadian KPD. Tidak ada
sebagian besar 61 (68,5%) ibu dengan paritas hubungan antara usia, paritas, anemia, infeksi
tidak beresiko (multigravida), sebagian besar dan trauma terhadap kejadian KPD.
54 (60,7%) ibu dengan jarak kehamilan > 2
tahun, sebagian besar 82 (92,1%) ibu dengan Saran dari penulis diharapkan agar
tidak mengalami anemia, sebagian besar 67 pihak RSUD Kepahiang dapat meningkatkan
(75,3%) ibu tidak ada riwayat KPD, sebagian pengetahuan ibu hamil dan keluarganya
besar 80 (89,9%) ibu tidak mengalami dengan memberikan penyuluhan atau
infeksi, sebagian besar 85 (95,5%) ibu tidak membagi leaflet tentang KPD pada saat ibu
ada trauma, sebagian besar 48 (53,9%) ibu ANC di poli kebidanan.
mengalami KPD.
DAFTAR RUJUKAN

Alim, Zainal dan Safitri, Yeni Agus. 2016. Faktor


Penelitian didapatkan hasil tidak ada Yang Mempengaruhi Kejadian Ketuban
hubungan antara usia ibu dengan kejadian Pecah Dini Pada Ibu Hamil Trimester Iii
KPD. Prawirohardjo dalam (Puspitasari, Di Rumah Sakit Bantuan Lawang.
2019) menjelaskan bahwa usia rentan Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang.
mengalami ketuban pecah dini berada pada
kisaran usia kurang dari 20 tahun dan lebih Hoelman, Mickael B,dkk. 2016. Sustainable
dari 35 tahun. Ibu berusia ≤20 tahun Development Goals-SDGs Panduan
memiliki keadaan uterus kurang matur untuk Untuk Pemerintah Daerah (Kota dan
melahirkan, sehingga rentan mengalami Kabupaten) dan Pemangku Kepentingan
ketuban pecah dini. Sedangkan ibu berusia Daerah. Jakarta : Infid
≥35 tahun merupakan kelompok usia terlalu
tua untuk melahirkan khususnya pada ibu Kementrian Kesehatan. 2018. Profil Kesehatan
primi (tua) dan beresiko tinggi mengalami Republik Indonesia 2017.
ketuban pecah dini.
Ada hubungan antara jarak kehamilan ibu Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan.
dengan kejadian KPD dimana p value 0,000 Yogyakarta: Nuha Medika.
( <0,05) dan OR 12,00 yang berarti ibu
Isnaini, Nurul. 2015. Karakteristik Penyebab
dengan jarak kehamilan < 2 tahun mempunyai
Terjadinya Ketuban Pecah Dini Di Rsud
peluang 12 kali berpeluang mengalami KPD.
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Dan didapatkan hasil tidak ada hubungan
Lampung. Universitas Malahayati
antara anemia ibu dengan kejadian KPD. Hal
Bandar Lampung
ini tidak sejalan dengan Manuaba (2018)
dalam Rifiana dan Hasanah menjelaskan Sari, Eka Puspita dan Rimandini, Kurnia Dwi.
bahwa dampak anemia pada ibu saat 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan
kehamilan dapat mengakibatkan abortus, (Intranatal Care). Jakarta: Trans Info
persalinan prematuritas, ancaman Media
dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini.
Berdasarkan Rachmaniar dkk (2013), kadar Sulistyawati, Ari dan Nugraheny, Esti. 2012.
hemoglobin dikategorikan menjadi anemia Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersallin.
yaitu pada kadar kurang dari (<10 g/dl), Jakarta: Salemba Empat
sedangkan kategori tidak anemia yaitu pada
kadar lebih dari (>10 g/dl). WHO. 2015. Maternal Mortality. Geneva.World
Health Organization.
Wiji, Etik. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Wulandari, Ellen. 2016. Analisis Faktor Risiko
Pada Ny. T G1 P0 A0 Umur 23 Tahun Terhadap Kejadian Ketuban Pecah Dini
Hamil 35 Minggu Dengan Ketuban Pada Ibu Melahirkan Di RSUD Tugurejo
Pecah Dini Di BPS Titi S Wonosobo. Semarang. Skripsi. Universitas
Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Muhammadiyah Purwokerto

You might also like