I
a = q
3
Promosi Kesehatan Rumah Sakit .
21.108/LFT-PKRS/20201. Mitos: donor darah membuat badan lemah, tekanan
darah rendah, dan rentan penyakit
Fakta: Donor darah yang dilakukan secara rutin dan teratur bukan sebagai
pemicu seseorang mengalami badan lemas, tekanan darah turun atau
rentan terhadap penyakit. Justru sebaliknya, dengan mendonorkan darah
secara otomatis seseorang telah menjalani medical check up secara
gratis. Setiap calon donor akan dicek kesehatannya baik melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan laboratorium. Tidak
jarang dijumpai seseorang baru mengetahui dirinya sakit setelah
menjalani seleksi donor.
2. Mitos: sering) donor dapat membuat tubuh kekurangan
zat besi :
Fakta: Benar apabila frekuensi donor berlebihan. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa donor yang dilakukan secara rutin dan teratur tidak
-akan menyebabkan tubuh kekurangan zat besi selama intake dari
\makanan,.seimbang. Frekuensi donor yang dianjurkan adalah maksimal 5
kali dalam setahun dengan jangka waktu setiap 75 hari. Apabila donor
dilakukan lebih dari itu maka kekurangan zat besi bisa terjadi.3. Mitos: Donor dapat membuat awet muda
Fakta: Bisa ya bisa tidak, awet muda ditentukan oleh banyak faktor. Yang
Jelas donor darah dapat membuat sel-sel darah menjadi lebih muda. Pada
proses donor darah, darah akan dikeluarkan dari tubuh sehingga akan
merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel-sel darah
baru guna menggantikan sel-sel darah yang sudah diambil. Jadi jumlah
sel-sel darah yang usianya lebih muda akan meningkat dan biasanya
memiliki fungsi yang lebih baik dibandingkan sel-sel darah yang umurnya
sudah tua.
- =)
be ae
4. Mitos: donor membuat kecanduan
Fakta: Kasus ini cukup banyak dijumpai pada donor yang sudah rutin dan
reguler menyumbangkan darah. Para donor sering merasa lemas, nyeri
kepala dan tidak fit apabila,jadwal donasi harus ditunda. Faktor-faktor
penyebab mengapa seseorang sering ketagihan untuk mendonorkan
darah masih perlu digali_ lebih lanjut melalui berbagai penelitian. Beberapa
hal'yang*mungkin bisa berpengaruh antara lain: faktor psikologis, adanya
perubahan sirkulasi darah atau menurunnya kekentalan darah sehingga
aliran darah menjadi lebih lanear dan terasa lebih fit.ey
e a ae
ee =,
5. Mitos: vegetarian tidak boleh donor karena kurang zat
besi
Fakta: Salah. Pada tahap seleksi donor berbagai pemeriksaan dilakukan,
antara lain pemeriksaan kadar Hb (Hemoglobin) dalam darah. Kadar Hb
dapat digunakan sebagai salah satu indikator status besi dalam tubuh.
Apabila kadar Hb > 12,5 g/dL dan semua persyaratan lain terpenuhi,
seseorang tetap dapat menyumbangkan darah tanpa melihat status
vegetarian atau tidak.
we i \
sis
6. Mitos: Ibu hamil, menyusui, dan menstruasi tidak boleh
donor
Fakta: Benar. Donor pada_ wanita hamil, menyusui dan menstrusasi
memang dihindari. Pada kondisi hamil dan menyusui kebutuhan zat gizi
akan meningkat. Beberapa zat gizi terutama zat besi (Fe) banyak
terkandung dalam sel darah merah. Donor darah (pengeluaran darah dari
dalam tubuh) berpotensi »menambah beban peningkatan kebutuhan
nutrisi. Apabila tidak diimbangi dengan intake yang kuat maka ibu hamil
dan menyusui dapat menjadi anemia jika mendonorkan darah. Pada
wanita yang sedang menstruasi, donor darah dihindari untuk
mencegah pengeluaran darah berlebihan selain dari proses menstruasi itu
sendiri. Intinya mencegah terjadinya anemia.7. Mitos: perokok tidak boleh donor
Fakta: Bukan merupakan kontraindikasi mutlak dalam persyaratan donor.
Perokok ringan yang masih sehat dan memenuhi semua persyaratan
lainnya masih tetap dapat mendonorkan darah. Tetapi seorang perokok
berat yang sudah mengalami keluhan sampai sakit paru-paru tentu
dilarang untuk donor.
8. Mitos: orang yg suka minum alkohol tidak boleh donor
Fakta: Hampir sama dengan perokok. Jika seorang mengkonsumsi
alcohol dalam jumlah berlebihan bahkan sampai mengganggu orang
tubuhnya tentu tidak diperbolehkan menjadi donor.9. Mitos: donor secara teratur dapat sebabkan obesitas
Fakta: Obesitas atau gemuk dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya
jumlah kalori yang masuk dan keluar. Konsumsi makanan berlebihan dan
tidak diimbangi dengan aktivitas akan memicu penambahan berat badan.
Sebagian besar donor tidak mengalami perubahan berat badan yang
bermakna selama melakukan donor darah. Memang ada beberapa donor
mengeluh berat badannya meningkat tapi hal tersebut perlu ditelusuri lebih
lanjut apakah ada faktor lain yang juga berperanan tentunya harus melalui
bukti-bukti ilmiah.
10. Mitos: benarkah usia pendonor 17-65
Fakta: Benar. Idealnya seorang donor berusia 17-60 tahun. Pada donor
yang telah melakukan donor secara rutin dan teratur tidak ada batasan
usia sepanjang semua persyaratan donor lainnya terpenuhi.
mee11. Mitos: berat badan kurang dari 45kg tidak boleh donor
Fakta: Benar. Hal tersebut berkaitan dengan jumlah volume darah yang
akan didonorkan. Volume darah ditentukan oleh berat badan. Idealnya
seseorang memiliki volume darah 75 mL/ KgBB. Apabila Berat badan
45Kg maka volume darahnya adalah 3375 mL (45 x 75 mL). Jumlah
maksimal darah yang boleh keluar dari tubuh adalah 10,5 % dari total
volume darah. Jadi pada orang dengan berat badan 45 Kg maksimal bisa
mendonorkan darah 354 mL dalam satu periode donor. Volume kantong
darah yang digunakan pada koleksi darah donor bervariasi ada 350
mL, 450 mL dan 500 mL.
12. Mitos: Punya penyakit diabetes, kolesterol, darah
tinggi, tidak boleh donor
Fakta: Hal tersebut memang merupakan salah satu persyaratan untuk
menjadi donor terutama untuk calon donor yang menderita diabetes,
hipertensi yang sudah mengalami komplikasi. Apabila tekanan darah naik
tapi masih dalam batas toleransi serta persyaratan lain terpenuhi, tentu
donor masih diperbolehkan. Satu prinsip yang perlu dipegang dalam
pelayanan. transfusi. darah adalah tidak semata-mata untuk
menyelamatkan pasien. Keselamatan donor juga tidak kalah penting. Kita
harus tetap mejaga agar para:donor,tidak sakit atau tidak bertambah sakit
setelah mendonorkan darah. Setiap, calon donor dengan keluhan sakit
atau sudah mengalami penyakit seperti diatas tidak diperbolehkan donor
untuk mencegah agar tidak tejadi perburukkan kondisi.13. Mitos: orang gemuk lebih sehat dan memiliki banyak
darah untuk didonasikan
Fakta: Gemuk belum tentu sehat. Volume darah orang gemuk bisa saja
lebih besar dibandingkan orang kurus atau dengan berat badan ideal jika
dilihat_berdasarkan perhitungan berat badan dan total volume darah.
Apabila seseorang telah memenuhi persyaratan donor maka orang
dengan berat badan atau total volume darah lebih dapat mendonorkan
darah dalam jumlah yang lebih juga sesuai dengan perhitungan berat
badan dan total volume darah yang bisa diambil. Namun periode donasi
tetap sama untuk semua donor yaitu minimal setiap 75 hari dan maksimal
5 kali dalam setahun.
14. Mitos: golong darah O boleh diberikan (ditransfusikan)
ke golongan darah apa saja
Fakta: Dalam kondisi tertentu terutama dalam keadaan emergency dan
stok darah sangat terbatas, golongan darah O dapat berfungsi sebagai
universal donor dan golongan darah AB sebagai universal resipient.
Golongan darah O sebagai universal donor dapat diberikan pada semua
golongan baik golongan darah A, B, AB dan O. Golongan darah AB
sebagai universal resipient dapat menerima darah dari semua golongan
baik golongan darah A, B, AB dan O. Pada kondisi pemberian darah
dengan golongan yang tidak sama seperti diatas sebaiknya dalam bentuk
komponen PRC (Pack Red cells) atau sel darah merah pekat atau
komponen sel darah darah dengan kandungan plasma minimal. Untuk
mengurangi berbagai risiko terutama munculnya proses alloimunisasi,
pemberian transfusi darah diusahakan semaksimal mungkin
menggunakan golongan darah yang sama.
‘ Kal)