Professional Documents
Culture Documents
45-Article Text-301-1-10-20200731
45-Article Text-301-1-10-20200731
Mahpud Sujai
Key words: Stunting; Health problems remain a formidable challenge in all over the world.
Fiscal Policy; Local Currently, millions of young children do not reach their full potential because
Government; Health of inadequate nutrition. Another challenge is the problem of poverty, where
more than 700 million people still live on less than $ 1.90 per day. The
Kata kunci: Stunting, current health condition based on stunting indicator of Indonesia is still
Kebijakan Fiskal, lagging behind compare to those countries similar to Indonesia at the upper
Pemerintah Daerah; middle income country level. This can be seen from the Human Capital Index
Kesehatan (HCI) score issued by the World Bank. Of the 157 countries surveyed,
Indonesia is ranked 87th with a value of 0.53. Related to the issue of stunting,
How to cite: Indonesia's score of 0.664 is still far below the average score of upper middle
Sujai, M. (2020). income countries with a score of 0.867. These conditions need to be analysed
Peranan Kebijakan more depth on the factors that cause the high stunting rate in Indonesia. The
Fiskal dalam problem is Government of Indonesia has took several actions and allocated
Meningkatkan plenty of budget in the health sector including reducing stunting program,
Program but the results still have not been encouraging. However, there are many
Pengurangan cities that have been successfully reduced the stunting rate and Balikpapan
Stunting di City is one of the examples. This study aims to analyse the role of fiscal policy
Indonesia: Studi to promote stunting reduction program in Indonesia, case study Balikpapan
Kasus Kota City. Methodology uses in this study is a qualitative approach with
Balikpapan. Journal descriptive analytical methods. The study was conducted by analysing
of Humanity and secondary data and conducting a literature review. This article will discuss
Social Justice, 2(2), 99- about how the local government can achieve successful indicators of reducing
stunting by promoting effective fiscal policy as well as others supporting
112.
policies.
Abstrak
. Masalah kesehatan tetap menjadi tantangan berat di seluruh dunia. Saat ini,
jutaan anak kecil tidak dapat mencapai potensi penuh mereka karena gizi
yang tidak memadai. Tantangan lain adalah masalah kemiskinan, di mana
lebih dari 700 juta orang masih hidup dengan kurang dari $ 1,90 per hari.
Kondisi kesehatan berdasarkan indikator stunting di Indonesia, saat ini
masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan
menengah ke atas yang setingkat dengan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
skor Indeks Modal Manusia (HCI) yang dikeluarkan oleh Bank Dunia. Dari
157 negara yang disurvei, Indonesia berada di peringkat ke-87 dengan nilai
99
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
0,53. Terkait dengan masalah stunting, skor Indonesia sebesar 0,664 masih
jauh di bawah skor rata-rata negara berpendapatan menengah ke atas dengan
skor 0,867. Kondisi ini perlu dianalisis lebih mendalam pada faktor-faktor
yang menyebabkan tingginya angka stunting di Indonesia. Masalahnya
adalah Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa tindakan dan
mengalokasikan banyak anggaran di sektor kesehatan termasuk program
pengurangan stunting, tetapi hasilnya masih belum menggembirakan.
Namun, ada banyak kota yang telah berhasil mengurangi tingkat stunting
dan Kota Balikpapan adalah salah satu contohnya. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis peran kebijakan fiskal untuk mempromosikan program
pengurangan stunting di Indonesia, studi kasus Kota Balikpapan. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
metode analisis deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data
sekunder dan melakukan tinjauan literatur. Artikel ini akan membahas
tentang bagaimana pemerintah daerah dapat mencapai indikator keberhasilan
pengurangan stunting dengan mempromosikan kebijakan fiskal yang efektif
serta kebijakan pendukung lainnya.
1. PENDAHULUAN
Dalam kondisi perekonomian global yang penuh dengan persaingan,
kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Namun kondisi sumber daya manusia di dunia saat ini masih mengalami
ketimpangan dan ketidak merataan. Terjadi gap yang sangat tinggi antara kualitas
SDM di negara-negara maju dengan negara-negara berkembang dan miskin.
Kondisi SDM di berbagai belahan dunia saat ini sangat penuh dengan
tantangan. Permasalahan pendidikan dan kesehatan masih menjadi tantangan yang
berat. Sebagai contoh, saat ini jutaan anak kecil tidak mencapai potensi penuh
mereka karena nutrisi yang tidak memadai, kurangnya stimulasi dan pembelajaran
dini, dan paparan stres. Sekitar 60 persen anak sekolah dasar di negara berkembang
gagal mencapai kemahiran minimum dalam membaca, menulis, dan matematika
dasar. Di Afrika Selatan misalnya, 4 dari 100 anak meninggal sebelum usia lima
tahun, dan rata-rata 32% anak berusia 15 tahun tidak akan bertahan hidup sampai
usia 60 tahun (Bank Dunia, 2018). Tantangan lainnya antara lain adalah
permasalahan wabah penyakit pandemik, tantangan yang muncul seperti penuaan
dan dorongan penyakit kronis menyebabkan krisis kesehatan dan ekonomi.
Tantangan yang tak kalah berat adalah permasalahan kemiskinan, dimana lebih dari
700 juta orang masih hidup dengan kurang dari $ 1,90 per hari (Bank Dunia, 2018).
Berbagai permasalahan global tersebut, membuat berbagai negara dan
lembaga multilateral terutama Bank Dunia mengambil inisiatif dan menyampaikan
komitmen untuk mengatasi berbagai permasalahan sumber daya manusia tersebut.
Komitmen yang diberikan dalam bentuk memberikan investasi yang kuat terhadap
human capital investment yang merupakan prioritas pembangunan dunia saat ini.
Dalam mendukung hal tersebut, Pada IMF-WB Annual Meetings 2018 di
Nusa Dua, Bali. Bank Dunia meluncurkan The Human Capital Index (HCI) untuk
mengukur kontribusi kesehatan dan pendidikan untuk produktivitas generasi
pekerja berikutnya. Negara-negara dapat menggunakannya untuk menilai berapa
banyak pendapatan yang mereka miliki sebelumnya karena kesenjangan modal
100
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
manusia, dan seberapa cepat mereka dapat mengubah kerugian ini menjadi
keuntungan jika mereka bertindak sekarang.
Komitmen terhadap human capital tersebut sejalan dengan visi misi dan
program pemerintah Indonesia saat ini yang lebih menekankan prioritas
pembangunan pada pengembangan sumber daya manusia. Presiden telah
berkomitmen untuk membangun sumber daya manusia yang sehat, inovatif dan
mampu bersaing dalam menghadapi persaingan perekonomian global di era digital.
Dalam rangka mencapai prioritas pengembangan SDM tersebut, investasi dalam
human capital menjadi sangat penting untuk terus di dorong. Hal ini yang
menyebabkan Indonesia turut mengambil inisiatif untuk menjadi negara early
adaptor country terhadap HCI.
The Human Capital Index merupakan suatu metode pengukuran yang
mengukur modal manusia (human capital) yang dapat diperoleh seorang anak yang
lahir hari ini pada usia 18 tahun mendatang, mengingat risiko terhadap kesehatan
yang buruk dan pendidikan yang buruk yang berlaku di negara tempat dia tinggal.
HCI mengikuti riwayat sejak lahir hingga dewasa dari anak yang lahir hari ini. HCI
secara kuantitatif menggambarkan tahapan kunci dalam riwayat ini dan
konsekuensi mereka terhadap produktivitas generasi pekerja berikutnya (World
Bank, 2018).
Terdapat tiga komponen penting yang menjadi dasar pengukuran HCI,
antara lain:
• Komponen 1: Survival. Komponen indeks ini mencerminkan kenyataan
yang tidak menguntungkan bahwa tidak semua anak yang lahir hari ini
akan bertahan hingga usia ketika proses akumulasi modal manusia
melalui pendidikan formal dimulai.
• Komponen 2: School. Komponen indeks ini menggabungkan informasi
pada kuantitas dan kualitas pendidikan.
• Komponen 3: Health. Dua proxy yang digunakan untuk kesehatan adalah
(i) Adult survival rates dan (ii) Healthy growth among children under age
5
Secara keseluruhan, The Human Capital Index merangkum seberapa
produktif anak-anak yang lahir hari ini akan menjadi anggota angkatan kerja masa
depan, mengingat risiko terhadap akses pendidikan dan kesehatan di dalam
komponen. HCI adalah diukur dalam satuan produktivitas relatif terhadap tolok
ukur yang sesuai dengan pendidikan dan kesehatan (Bank Dunia, 2018).
Human Capital Index sangat erat kaitannya dengan modal sumber daya
manusia di suatu negara. Salah satu yang menjadi komponen pembentuk HCI
adalah kondisi kesehatan dan pendidikan. Tingkat dan kualitas pendidikan menjadi
penting karena merupakan indikator keberhasilan modal sumber daya manusia di
suatu negara. Miller et al., (2006) menyatakan bahwa ada hubungan yang erat antara
modal sosial dengan kesehatan di Indonesia terutama dalam kondisi kesehatan
masyarakat. Semakin tinggi modal sosial seseorang, maka akan semakin memiliki
kondisi kesehatan yang baik.
101
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
102
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
3. HASIL ANALISIS
Berdasarkan temuan dari kondisi di Kota Balikpapan yang memiliki angka
stunting yang sangat rendah dapat diketahui berbagai kebijakan unggulan kota
Balikpapan telah berhasil mengurangi level stunting ke tingkat yang lebih rendah.
Temuan tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan kedalam beberapa faktor
utama. Faktor-faktor utama yang terbukti sangat berpengaruh signifikan terhadap
keberhasilan berbagai program HCI di daerah, antara lain faktor kepemimpinan di
103
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
104
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
105
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
106
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
107
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
108
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
Balikpapan Tahun 2019. Pada saat ini terdapat 115 anak stunting di
Balikpapan yang merupakan anak asuh dari Dokter. Tugas dari dokter
sebagai orang tua asuh adalah melakukan donasi pemberian PMT. Dari
puskesmas akan memantau tumbuh kembang dan penyembuhan
infeksinya.
Dalam memantau jumlah anak stunting yang ada di Kota Balikpapan,
pemerintah menggunakan aplikasi berbasis online yang bernama e-PPGBM atau
Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat secara elektronik. Melalui
aplikasi tersebut dapat dilihat data anak-anak yang mengalami stunting per
wilayah. Data pada aplikasi tersebut di input oleh puskesmas berdasarkan data
yang diperoleh dari posyandu setiap bulannya. Apabila anak sudah di atas 5 tahun
atau sudah tidak mengalami stunting, secara otomatis akan keluar dari daftar
lonceng stunting tersebut. Data anak stunting akan lebih valid apabla menggunakan
data bulan Februari dan Bulan Agustus. Hal tersebut dikarenakan pada kedua bulan
dimaksud dilaksanakan program pemberian vitamin A di posyandu. Sehingga lebih
banyak bayi/baduta/balita yang hadir di posyandu yang berimplikasi kepada
ketersediaaan data yang lebih lengkap.
Hal lain yang dilakukan pemerintah Balikpapan dalam rangka menurunkan
angka stunting antara lain adalah:
• Selain melalui beberapa program yang telah disampaikan di atas,
Pemerintah Kota Balikpapan juga melakukan promosi melalui beberapa
media seperti tali name tag, banner, poster, media cetak lokal, dan radio.
• Penyediaan konseling dengan psikolog untuk para Ibu.
• Kerja sama dengan dokter spesialis kandungan dalam membuat voucher
periksa kandungan gratis bagi para ibu hamli untuk memeriksakan
kandungan di tempat-tempat praktek dokter kandungan dimaksud.
• Mewajibkan setiap rumah sakit untuk melakukan atau menyediakan
program inisiasi menyusu setelah proses persalinan yang dijadikan
sebagai syarat dalam pemberian akreditasi kepada Rumah Sakit.
Dalam pelaksanaan kerja sama dengan beberapa mitra dalam bentuk CSR,
Bappeda berperan sebagai sekretariat yang membantu mengelola pelaksanaan
program CSR di kota Balikpapan. Bappeda menyediakan data base mengenai
program di Balikpapan yang bisa terbiayai oleh APBD dan yg belum ada
pembiayaannya. Yang belum terbiayai APBD, oleh Bappeda disampaikan kepada
perusahaan yang ingin membantu lewat CSR dan mereka akan memilih program
pada sektor mana yang akan dibantu.
Di Balikpapan walaupun terdapat beragam suku (terdapat 110 paguyuban),
namun hal tersebut tidak menjadi hambatan. Pemerintah juga melakukan
pendekatan secara budaya. Salah satu contohnya seperti melakukan program mitra
dukun pada saat proses persalinan. Karena di Balikpapan telah ditemui beberapa
kasus bahwa ada para ibu hamil yang telah melakukan kontrol kandungan di
Rumah Sakit, namun pada saat proses bersalin, mereka masih memilih untuk
melahirkan di dukun beranak. Maka dari itu dilakukan pendekatan mitra dukun
109
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
dimana dukun beranak dapat masuk ke dalam ruang bersalin namun hanya sebatas
mendampingi.
Akses internet dipandang dapat memberikan kemudahan akses kepada
pendidikan, namun di sisi lain akses internet juga dapat membawa pengaruh negatif
bagi anak apabila tidak ada pembatasan konten (dua sisi mata pisau). Fakta
lapangan yang terjadi di Balikpapan, banyak terjadi kasus Berat Bayi Baru Lahir
Rendah (BBLR) yang disebabkan oleh kelahiran bayi dari orang tua usia muda yang
merupakan salah satu akibat dari kebebasan mengakses konten diinternet (yang
sifatnya negatif). Terkait dengan hal tersebut, perwakilan dari dinas pendidikan
menyampaikan bahawa telah dilakukan pembatasan konten-konten dan waktu
akses internet di sekolah. Yang menjadi tantangan adalah pemantauan pada saat
anak mengakses internet di rumah. Harus diberikan edukasi kepada org tua untuk
dapat memantau dan juga dilakukan penyuluhan-penyuluhan kepada remaja putri.
Pemerintah Kota Balikpapan telah memberikan sekolah gratis untuk para
siswa di tingkat sekolah dasar. Selain menerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dari pemerintah pusat, para siswa juga menerima BOS dari pemerintah kota. BOS
pemerintah kota diberikan untuk seluruh siswa di jenjang SD sampai dengan SMP
baik sekolah negeri maupun swasta. Apabila melihat tren preferensi sekolah dari
para siswa, tahun 2020 terlihat bahwa kecenderungan para siswa akan lebih banyak
memilih untuk bersekolah di sekolah negeri, karena ada kekhawatiran apabila
sekolah di sekolah swata akan ada biaya tambahan yang mereka keluarkan (biaya
gedung). Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, Di tahun 2020, berapapun jumlah
siswa yang diterima di sekolah swasta, pemerintah kota akan memberikan subsidi
sarana dan prasarana sehinga subsidi tersebut akan menutupi kebutuhan untuk
uang gedung.
Tantangan yang dihadapi pemerintah kota terkait dengan pemberian bantuan
atau beasiswa untuk siswa sekolah adalah tidak adanya database siswa yang
memperoleh bantuan pemerintah melalui porgram Kartu Indonesia Pintar (KIP),
sehingga khawatir dapat terjadi duplikasi. Pemerintah Kota sudah menyurati
Kemendikbud, namun sampai saat ini data tersebut belum juga dierima. Pesan yang
disampaikan oleh Pemerintah Kota adalah agar Pemerintah pusat dapat
menembuskan data penerima program banuan kepada level daerah agar kebijakan
yang dilakukan daerah dapat tepat sasaran dan tidak menduplikasi program
pemerintah pusat.
110
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
REFERENSI
111
Journal of Humanity and Social Justice – Policy and Practice.
Volume 2 Issue 2, 2020, (99-112). Mahpud Sujai: Peranan Kebijakan Fiskal …
Hariyani, Faridah, Nino Adib Chifdillah, Ridha Wahyuni, Nurhayati Nurhayati, Siti
Nuryanti, Sonya Yulia, Frana Andrianur et al. 2019. "Prosiding Seminar
Nasional & Call For Papers Politeknik Kesehatan Kemenkes Kaltim “Cegah
Stunting, Mempersiapkan Generasi Berkualitas”." “Cegah Stunting,
Mempersiapkan Generasi Berkualitas”.
Kementerian Keuangan Republika Indonesia, 2019. Nota Keuangan dan RAPBN
Republik Indonesia Tahun 2019.
Kompas Online, 2018. https://sains.kompas.com/read/2019/10/18/180700523/6-
tahun-terakhir-angka-stunting-di-indonesia-turun-10-persen
Langi, Louisa A., dan Regina, Agape C. Toding, 2020. "Hubungan Pemberian Asi
Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Usia 2-5 Tahun Di Puskesmas
Manggar Baru, Balikpapan Periode Juli-Agustus 2019." Pro-Life 7, no. 1: 71-86.
Miller, Douglas L., et al. 2006. "Social capital and health in Indonesia." World
Development 34.6: 1084-1098.
Nofiarsyah, Nofiarsyah. 2019. "Pemetaan Sumberdaya Aparatur Desa Di Provinsi
Kalimantan Timur." Jurnal Riset Pembangunan 2, no. 1: 47-66.
Rustiadi, Ernan, and Ahmadriswan Nasution, 2017. "Can Social Capital Investment
Reduce Poverty in Rural Indonesia?." International Journal of Economics and
Financial Issues 7.2: 109-117.
Trihono, Trihono, Atmarita Atmarita, Dwi Hapsari Tjandrarini, Anies Irawati, Iin
Nurlinawati, Nur Handayani Utami, and Teti Tejayanti, 2015. "Pendek
(stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya." Badan Litbang Kementerian
Kesehatan, Jakarta.
112